Anda di halaman 1dari 9

Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi

Universitas Balikpapan

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA ANGKOLA MANDAILING


DI TUTURAN BAHASA INDONESIA MASYARAKAT PADANG
SIDEMPUAN
Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2
Universitas Sumatera Utara1,2
pos-el: sugihana@usu.ac.id2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) bentuk interferensi leksikal berbasis
kelas kata Angkola Mandailing dalam bahasa Indonesia di Desa Tano Bato Kota Padang
Sidempuan, (2) faktor-faktor yang mendorong terjadinya interferensi leksikal Angkola
Mandailing dengan bahasa Indonesia. bahasa kausal Di Desa Tano Bato Kota Padang
Sidempuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan
bahan penelitian terdiri dari teknik observasi, kebebasan berbicara, pencatatan dan pencatatan.
Metode analisis data dalam penelitian ini diawali dengan mendeskripsikan semua bentuk
percakapan yang ditemukan penulis dalam gangguan leksikal bahasa Angkola-Mandailing. Saat
proses ini berlangsung, terdapat bahasa Indonesia di kalangan penduduk desa Tano Bato di kota
Padang Sidempuan. Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan semua data sesuai dengan
kriteria bentuk gangguan leksikal, dan langkah terakhir adalah mereduksi data yang diperoleh
dari hasil penelitian ini sebagai berikut: Bahasa Angkola Mandailing ditemukan sebagai bahasa
Indonesia di Kelurahan Tano Bato Kota Padang Sidempuan, berupa kelas kata benda (nomina)
yang terdiri dari 24 unsur, kelas kata kerja (verba) yang terdiri dari 30 unsur, kelas kata sifat
yang terdiri dari dari 26 unsur pengganggu leksikal, kelas angka (Numeral) yang terdiri dari 7
tanggal, kelas adverbial yang terdiri dari 7 tanggal dan kelas kata ganti (Pronoun) yang terdiri
dari 6 tanggal. Faktor penyebab terjadinya interferensi leksikal angkola mandailing ke bahasa
Indonesia di desa tano bato kota padang sidempuan adalah bilingualisme peserta bahasa dan
pengalihan adat ke bahasa ibu.
Kata Kunci: Interferensi Leksikal, Sosiolinguistik, Bahasa Angkola Mandailing.

ABSTRACT

The purpose of this study was to describe (1) the form of lexical interference based on Angkola
Mandailing's word class in Indonesian in Tano Bato Village, Padang Sidempuan City, (2) the
factors that encourage Angkola Mandailing's lexical interference with Indonesian. causal
language in Tano Bato Village, Padang Sidempuan City. This type of research is a qualitative
descriptive research. Methods of collecting research materials consist of observation
techniques, freedom of speech, recording and recording. The method of data analysis in this
study begins by describing all forms of conversation that the author found in lexical disorders
of the Angkola-Mandailing language. While this process was taking place, there was
Indonesian among the villagers of Tano Bato in the town of Padang Sidempuan. The next step
is to group all the data according to the criteria for the form of lexical disorder, and the final
step is to reduce the data obtained from the results of this study as follows: Angkola Mandailing
language is found as Indonesian in Tano Bato Village, Padang Sidempuan City, in the form of
noun classes (nouns) which consists of 24 elements, the verb class (verb) which consists of 30
elements, the adjective class which consists of 26 lexical disturbing elements, the numeral class
which consists of 7 dates, the adverbial class which consists of 7 dates and the class pronoun
(pronoun) which consists of 6 dates. The causes of lexical interference from Angkola
Mandailing to Indonesian in the village of Tano Bato, Padang Sidempuan City, are the
bilingualism of the language participants and the transfer of adat to their mother tongue.
Keywords: Lexical Interference, Sociolinguistics, Angkola Mandailing Language.
Vol. 15, No. 2, Desember 2022 241
Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

1. PENDAHULUAN Angkola Mandailing adalah bahasa


Bahasa memegang peranan penting ibu dari anggota masyarakat desa Tano
dalam kehidupan seseorang, sehingga Bato di kota Padang Sidempuan dan
tidak ada alasan untuk meragukannya. sering digunakan untuk acara
Bahasa tidak hanya digunakan dalam kehidupan. Sebagai bahasa kedua,
kehidupan sehari-hari, tetapi bahasa bahasa Indonesia memiliki pengaruh
juga dituntut untuk melakukan segala yang signifikan terhadap bahasa yang
aktivitas kehidupan manusia sebagai dikuasai Angkola Mandailing. Efek
alat komunikasi yang digunakan untuk tersebut dapat bermacam-macam
berinteraksi dengan orang lain. Bahasa berupa efek bentuk kata, efek makna
bukan satu-satunya alat komunikasi kata dan juga efek struktur kalimat.
manusia, karena bahasa juga dikenal Bahasa memiliki dua struktur kalimat di
sebagai alat komunikasi tanda-tanda, mana kontak bahasa dengan bahasa lain
berbagai simbol, kode, dan bunyi, yang menyebabkan gangguan. Chaer dan
semuanya bermakna jika diterjemahkan Agustina (2004: 120) menyatakan
ke dalam bahasa manusia. Bahasa bahwa penyebab penyakit tergantung
memegang peranan penting sebagai pada kemampuan penutur
sarana komunikasi antara penutur dan menggunakan bahasa tertentu dengan
pendengar atau antara penulis dan cara yang dipengaruhi oleh bahasa lain.
pembaca. Berdasarkan pengamatan peneliti, di
Gangguan terjadi pada masyarakat Desa Tano Bato Kota Padang
bahasa dengan dua bahasa atau lebih Sidempuan terdapat berbagai macam
yang disebut masyarakat bilingual. suku dan etnis, antara lain suku Batak
Gangguan adalah perubahan sistem Toba, Batak Karo, Jawa, Minangkabau,
bahasa yang berkaitan dengan kontak Nias dan Tionghoa namun penduduk
bahasa antara masyarakat bahasa asli menempati Desa Tano Bato Kota
bilingual dengan unsur-unsur bahasa Padang Sidempuan. adalah bahasa etnis
lain. Masyarakat berbahasa Indonesia Mandailing Angkola. Masing-masing
umumnya memiliki keterampilan suku bangsa ini memiliki budaya dan
menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa bahasa daerah yang berbeda, sehingga
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
bahasa daerah sebagai bahasa ibu. nasional digunakan dalam komunikasi
Bilingualisme dalam istilah sehari-hari. Bahasa Indonesia
sosiolinguistik diartikan sebagai digunakan di kantor, pasar, sekolah,
penggunaan dua bahasa oleh satu tempat umum dan seringkali di
penutur secara bergantian dengan lingkungan rumah atau keluarga,
penutur lainnya. Kemampuan penutur sedangkan bahasa daerah digunakan
menggunakan dua bahasa menyebabkan untuk berkomunikasi dengan orang-
sulitnya menghindari terjadinya orang dari suku yang sama. Bahasa
interferensi bahasa, baik penggunaan daerah yang paling banyak digunakan
bahasa Indonesia maupun bahasa di sub wilayah ini adalah bahasa
daerah, yang mengakibatkan terjadinya Angkola Mandailing. Selain berasal
gangguan bicara. Selengkapnya Alwi dari suku Angkola Mandailing, suku
(2014:8) mengatakan bahwa Angkola Mandailing juga mendominasi
interferensi adalah penyimpangan yang kampung Tano Bato di kota Padang
terwujud sebagai penyimpangan unsur- Sidempuan. Terhentinya Angkola
unsur dari bahasa lain ke dalam bahasa Mandailing dalam cara berbahasa
lain. Gangguan dianggap tuna wicara Indonesia sebagai bahasa daerah
karena dapat mempengaruhi efektivitas disebabkan karena terabaikannya
penyampaian informasi. kaidah kedua bahasa tersebut, apalagi

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 241


Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

dengan dua bahasa yang sepintas adalah percakapan sehari-hari


tampak mirip, dan kebiasaan interferensi leksikal Angkola
penuturnya, sehingga menjadikannya Mandailing dengan bahasa Indonesia
Jadi. sulit membedakan antara Angkola antar orang. Dari Desa Tano Bato Kota
Mandailing dan Indonesia. Padang Sidempuan. Fenomena
Berikut ini adalah kelainan bentuk interferensi leksikal di atas merupakan
leksikal yang terjadi di desa Tano Bato fenomena yang menarik dan penting
kota Padang Sidempuan, yaitu leksikal untuk dikaji. Kajian interferensi ini
Angkola Mandailing yang digunakan dilakukan untuk mengetahui bentuk-
misalnya dalam bahasa Indonesia bentuk interferensi leksikal apa saja
dalam percakapan sehari-hari: yang mempengaruhi bahasa Indonesia
Bu Zahra : Kalo berserakan gula dan faktor apa saja yang
itu mama libas kau ya. menyebabkannya. Hal ini penting
Beni : Gaknya aku itu ma karena meskipun jumlah penutur dan
adeknya. penggunaan bahasa Indonesia semakin
Pada data (1) kalimat mengalami meningkat di Kelurahan Tano Bato
interferensi leksikal, jika ditaburi gula, Kota Padang Sidempuan, namun
ibu meledek, yaitu kosakata bahasa pengetahuan bahasa Indonesia yang
Indonesia yang mengalami interferensi baik dan benar belum dimiliki secara
leksikal menjadi liba, yang maknanya merata oleh warga Tano Bato.
sama dengan Angkola Mandailing, Kabupaten, Kota Padang Sidempuan,
yaitu memukul. Salah satu bentuk sehingga interferensi bahasa daerah
interferensi leksikal adalah kelas verba, dengan bahasa Indonesia tidak dapat
yaitu verba. dihindari
Penelitian tentang interferensi Gatot Suryanto (2005) dalam
leksikal merupakan penelitian yang disertasinya “Interferensi Bahasa
dilakukan oleh Lintang Fitriasari (2011) Inggris ke Bahasa Indonesia dalam
dalam disertasinya “Interferensi Novel “Odah” Karya Muhammad
Leksikal Bahasa Jawa dalam Diponegoro”. Penelitian ini berfokus
Penggunaan Ragam Lisan Bahasa pada gangguan leksikal dalam novel
Indonesia oleh Siswa TK ABA Odah karya Muhammad Diponegoro.
Perumnas Condong Catur”. Fokus Penelitian ini akan membantu peneliti
penelitian TK ABA Perumnas Condong dengan teknik pengumpulan data dan
Catur adalah tentang gangguan leksikal. metode analisis data. Kesamaan antara
Kesamaan antara penelitian ini dengan penelitian ini dan penelitian ini adalah
penelitian saat ini adalah keduanya bahwa keduanya mengkaji interferensi
melihat gangguan leksikal melalui studi leksikal melalui studi sosiolinguistik.
sosiolinguistik. Kemiripan penelitian Perbedaan penelitian ini dengan
ini dengan penelitian sekarang terletak penelitian ini adalah sumber datanya,
pada subjek penelitian yang keduanya yaitu sumber data penelitian adalah
hanya meneliti bentuk-bentuk gangguan bahasa tokoh fiksi, sedangkan sumber
leksikal. data penelitian ini adalah bahasa
Perbedaan penelitian ini dengan masyarakat umum di Desa Tano Bato
penelitian sebelumnya terletak pada Padang. kota Sidempu.
sumber datanya. Sumber data penelitian Pujiono (2006) dalam disertasinya
di atas adalah percakapan lisan siswa “Interferensi gramatikal dan leksikal
TK ABA Perumnas Condong Catur bahasa Indonesia dengan bahasa
menggunakan bahasa Indonesia dengan Jepang”. Penelitian ini berfokus pada
interferensi leksikal bahasa Jawa, gangguan tata bahasa dan leksikal
sedangkan sumber data penelitian bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 242


Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

Penelitian ini hanya berkontribusi pada Kota Padang Sidempuan.


pengungkapan analisis interferensi Yuka Wirasa Putri (2014) dalam
leksikal. Kemiripan penelitian ini disertasinya “Interferensi Leksikal
dengan makalah penelitian sama-sama Bahasa Indonesia Dalam Bahasa Jawa
mengkaji interferensi leksikal melalui Pada Susunan Narasi Siswa Kelas VII
kajian sosiolinguistik. Perbedaan SMP Negeri I Bukateja Kabupaten
penelitian ini dengan penelitian ini Purbalingga”. Penelitian ini akan
terletak pada sumber datanya, yaitu membantu peneliti dengan teknik
sumber datanya adalah tuturan pengumpulan data dan metode analisis
mahasiswa semester enam program D3 data. Kesamaan antara penelitian ini
bahasa Jepang, sedangkan pada dan penelitian ini adalah bahwa
penelitian ini sumber datanya adalah keduanya mengkaji interferensi leksikal
bahasa umum. masyarakat di Kelurahan melalui studi sosiolinguistik. Perbedaan
Tano Bato di kota Padang Sidempuan. penelitian ini dengan penelitian ini
Perbedaan penelitian ini dengan terletak pada sumber datanya, yaitu
penelitian ini adalah penelitian ini sumber datanya adalah karangan narasi
merupakan penelitian kepustakaan siswa kelas VII SMP Negeri I Bukateja,
dimana data primernya adalah data sedangkan sumber data penelitian ini
tertulis. Hal ini berbeda dengan adalah tuturan sehari-hari masyarakat.
penelitian ini yang merupakan dari Tano. Kelurahan Bato, kota Padang
penelitian lapangan dengan Sidempuan.
menggunakan data lisan. Raja Rachmawati (2018) dalam
Lintang Fitriasari (2011) dalam esainya “Interferensi Leksikal Bahasa
disertasinya “Interferensi Leksikal Jawa Inggris dalam Bahasa Indonesia pada
dalam Penggunaan Ragam Lisan Surat Kabar di Pekanbaru”. Hasil
Bahasa Indonesia oleh Siswa TK ABA penelitian ini menyimpulkan bahwa
Perumnas Condong Catur” beberapa faktor dapat berkontribusi
menempatkan fokus penelitian siswa terhadap munculnya gangguan tersebut,
Condong Catur TK Perumnas seperti kebiasaan berbahasa yang selalu
Perumnas pada interferensi leksikal. menggunakan istilah bahasa Inggris
Kesamaan antara penelitian ini dengan dalam percakapan sehari-hari. Faktor
penelitian saat ini adalah keduanya lain yang membingungkan adalah
melihat gangguan leksikal melalui studi perlunya sinonim, karena tidak ada
sosiolinguistik. Kemudian persamaan padanan yang tepat dalam bahasa
penelitian ini dengan penelitian Indonesia. Fokus penelitian surat kabar
sekarang terletak pada pokok di Pekanbaru.
bahasannya, yang keduanya hanya Kemiripan penelitian ini dengan
mengkaji bentuk interferensi leksikal. makalah penelitian sama-sama
Perbedaan penelitian ini dengan mengkaji interferensi leksikal melalui
penelitian sebelumnya terletak pada kajian sosiolinguistik. Perbedaan
sumber datanya. Sumber data penelitian penelitian ini dengan penelitian ini
di atas adalah tuturan lisan dengan terletak pada sumber datanya yaitu
interferensi leksikal bahasa Jawa dalam sumber data penelitian adalah surat
penggunaan bahasa Indonesia oleh kabar yang ada di Pekanbaru,
siswa TK ABA Perumnas Condong sedangkan pada penelitian ini sumber
Catur sedangkan sumber data penelitian datanya adalah tuturan sehari-hari
adalah percakapan sehari-hari dengan masyarakat yang tinggal di Desa Tano
interferensi leksikal Angkola Bato Kota Padang Sidempuan.
Mandailing dalam bahasa Indonesia
antar manusia. Dari Desa Tano Bato

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 243


Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode penelitian ini adalah A. Bentuk-Bentuk Interferensi
pendekatan kualitatif. Bogdan dan Leksikal Bahasa Angkola
Taylor (dalam Moleong, 2006) Mandailing Terhadap Tuturan
mendefinisikan penelitian kualitatif Bahasa Indonesia di Kalangan
sebagai teknik penelitian yang Masyarakat Kelurahan Tano Bato
menghasilkan data deskriptif berupa Kota Padang Sidempuan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- Hasil penelitian bentuk-bentuk
orang dan melalui fenomena yang interferensi leksikal bahasa Angkola
diamati. Sedangkan menurut Whitney Mandailing terhadap tuturan bahasa
(Kaelan, 2005:58) mengatakan bahwa Indonesia yang digunakan oleh
metode deskriptif adalah pencarian masyarakat Kelurahan Tano Bato Kota
fakta dengan interpretasi yang tepat Padang Sidempuan yang meliputi
dan sistematis. Hasil penelitian ini bentuk-bentuk interferensi leksikal
adalah interferensi leksikal berbasis berdasarkan kelas kata yaitu kelas kata
kelas kata menggunakan percakapan nomina, verba, adjektiva, numeralia,
sehari-hari warga desa Tano Bato kota adverbia, dan pronomina.
Padang Sidempuan tentang faktor a. Interferensi Leksikal dalam
penyebab interferensi leksikal bahasa Kelas Kata Nomina
Angkola Mandailing dengan bahasa No. Bahasa Bahasa
Indonesia, menggunakan wawancara Angkola Indonesia
dengan tiga informan sesuai dengan Mandailing
kriteria yang telah ditentukan. 1. Karosi Kursi
Untuk menentukan faktor 2. Pinggan Piring
interferensi leksikal dilakukan 3. Pat Kaki
wawancara terhadap tiga informan. 4. Cet Cat
Informan diwawancara untuk 5. Abit Kain
menentukan faktor terjadinya 6. Pahoppu Cucu
interferensi leksikal sekaligus menguji 7. Galas Gelas
data yang peneliti temukan di 8. Sarop Sampah
lapangan. Tiga orang informan 9. Lopo Warung
tersebut ditetapkan memiliki kriteria 10. Carito Cerita
sebagai berikut:
11. Bulung Daun
1. Berjenis kelamin wanita dan
12. Gonjong Kalung
pria.
13. Hepeng Uang
2. Berusia antara 17-55 tahun.
14. Hodok Keringat
3. Lahir, tinggal, dan dibesarkan
di Kelurahan Tano Bato Kota 15. Sikola Sekolah
Padang Sidempuan serta 16. Gule Lauk
jarang atau tidak pernah 17. Gandak Pacar
meninggalkan Kelurahan 18. Kobun Kebun
Tano Bato Kota Padang 19. Horja Pesta
Sidempuan. 20. Butuha Perut
4. Menguasai dua bahasa yaitu 21. Karejo Kerja
bahasa Angkola Mandailing 22. Silua Oleh-oleh
dan bahasa Indonesia. 23. Amak Tikar
Sehat, jasmani, dan rohani 24. Dasun Bawang Putih
(Mahsun, 2011:141).

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 244


Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

b. Interferensi Leksikal dalam 63. Gogo Kuat


Kelas Kata Verba 64. Marsak Resah
No. Bahasa Bahasa 65. Deret Tinggal
Angkola Indonesia 66. Dayuk Lembut
Mandailing 67. Donok Dekat
25. Etong Hitung 68. Gabar Longgar
26. Juguk Duduk 69. Jeges Cantik
27. Balanjo Belanja 70. Burju Baik
28. Durus Siram 71. Joko Jelek
29. Ligi Lihat 72. Mabiar Takut
30. Kubak Kupas 73. Borgo Dingin
31. Mangan Makan 74. Ias Bersih
32. Malum Sembuh 75. Bekbek Cerewet
33. Dohot Ikut 76. Jogal Nakal
34. Modom Tidur 77. Ringgas Rajin
35. Bahang Azan 78. Pistar Pintar
36. Jalaki Cari 79. Lungun Sepi
37. Dege Pijak 80. Menjeng Manja
38. Marlojong Berlari
39. Bege Dengar d. Interferensi Leksikal dalam
40. Male Lapar Kelas Kata Numeralia
41. Mago Hilang No. Bahasa Bahasa
42. Habang Terbang Angkola Indonesia
43. Margabus Berbohong Mandailing
44. Daek Angkat 81. Pitu Tujuh
45. Marende Bernyanyi 82. Sada Satu
46. Boto Tahu 83. Onom Enam
47. Ambit Gendong 84. Tolu Tiga
48. Basu Cuci 85. Lapan Delapan
49. Marsuo Bertemu 86. Sapuluh Sepuluh
50. Gara Nyala 87. Sabolas Sebelas
51. Logo Reda
52. Jago Jaga e. Interferensi Leksikal dalam
53. Kobet Ikat Kelas Kata Adverbia
54. Lompa Masak No. Bahasa Bahasa
Angkola Indonesia
c. Interferensi Leksikal dalam Mandailing
Kelas Kata Adjektiva 88. Nakkin Tadi
No. Bahasa Bahasa 89. Naron Nanti
Angkola Indonesia 90. Natuari Kemarin
Mandailing 91. Accogot Besok
55. Butong Kenyang 92. Naborngini Tadi Malam
56. Malo Pandai 93. I Bagas Di Rumah
57. Huskus Harum 94. Naronborngin Nanti Malam
58. Godang Besar
59. Losok Malas
60. Langan Pucat
61. Holas Marah
62. Gaor Ribut
Vol. 15, No. 2, Desember 2022 245
Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

f. Interferensi Leksikal dalam yang dwibahasa dan masyarakat disana


Kelas Kata Pronomina cenderung melakukan kontak bahasa
No. Bahasa Bahasa karena kedwibahasaan timbul seiring
Angkola Indonesia dengan adanya kontak bahasa.
Mandailing Kedwibahasaan peserta tutur
95. Ho Kamu merupakan pangkal terjadinya
96. Halahi Mereka interferensi leksikal dan berbagai
97. Hamu Kamu pengaruh lain dari bahasa sumber, baik
98. Hita Kita dari daerah maupun bahasa asing. Hal
99. Au Saya itu disebabkan terjadinya kontak bahasa
100. Hami Kami dalam diri penutur yang dwibahasawan,
yang pada akhirnya dapat menimbulkan
B. Faktor-faktor Penyebab interferensi leksikal. Kedwibahasaan
Interferensi Leksikal Bahasa dapat terjadi pada penutur bahasa
Angkola Mandailing Angkola Mandailing terlebih jika
Berdasarkan hasil penelitian di penutur itu sering bahkan terbiasa
lapangan dengan mewawancarai berinteraksi dengan banyak orang yang
informan yang memenuhi kriteria, menggunakan berbagai bahasa.
dapat diketahui faktor-faktor yang Berbagai bahasa yang dikuasainya
menyebabkan interferensi leksikal mempengaruhi gaya berbicara
bahasa Angkola Mandailing terhadap seseorang dalam kehidupan sehari-hari
tuturan bahasa Indonesia sebagai ataupun dalam tulisannya. Ketika
berikut : berbicara dan menulis karyanya
a. Kedwibahasaan Para Peserta cenderung menyisipkan kata-kata asing
Tutur yang dikuasai. Hal ini terjadi karena
Kedwibahasaan diartikan sebagai keseringan menggunakan bahasa
penggunaan dua bahasa oleh seorang sumber dalam berinteraksi dengan
penutur dalam pergaulannya dengan orang lain. Peristiwa seperti itu lebih
orang lain secara bergantian. Dalam sering terjadi pada penutur yang
kehidupan sehari-hari masyarakat lingkungan masyarakatnya terbiasa
Kelurahan Tano Bato Kota Padang menggunakan lebih dari satu bahasa
Sidempuan menguasai dua bahasa yaitu yaitu Kelurahan Tano Bato Kota
bahasa Angkola Mandailing dan bahasa Padang Sidempuan. Seperti pada kata
Indonesia. Kedwibahasaan timbul karosi, pinggan, pat, cet, abit, pahoppu,
akibat adanya kontak bahasa. Weinrich galas, sarop, lopo, carito, bulung,
(dalam Suwito, 1983:39) menyatakan gonjong, hepeng, hodok, sikola, gule,
bahwa kontak bahasa terjadi apabila gandak, kobun, horja, butuha, karejo,
dua bahasa atau lebih itu dipakai secara silua, amak, dasun, etong, juguk,
bergantian mengakibatkan peminjaman balanjo, durus, ligi, kubak, mangan,
atau pemindahan unsur dari bahasa malum, dohot, modom, bahang, jalaki,
yang satu ke bahasa yang lainnya dege, marlojong, bege, male, mago,
sehingga menimbulkan kedwibahasaan. habang, margabus, daek, marende,
Kedwibahasaan berkaitan erat dengan boto, ambit, basu, marsuo, gara, logo,
kontak bahasa karena kedwibahasaan jago, kobet, lompa, butong, malo,
merupakan pemakaian dua bahasa atau huskus, godang, losok, langan, holas,
lebih yang dilakukan oleh penutur goar, gogo, marsak, deret, dayuk,
secara bergantian dalam melakukan donok, gabar, jeges, burju, joko,
kontak sosial. Jadi, masyarakat mabiar, borgo, ias, bekbek, jogal,
Kelurahan Tano Bato Kota Padang ringgas, pistar, lungun, menjeng, pitu,
Sidempuan merupakan masyarakat sada, onom, tolu, lapan, sapuluh,

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 246


Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

sabolas, nakkin, naron, natuari, ligi, kubak, mangan, malum, dohot,


accogot, naborngini, i bagas, modom, bahang, jalaki, dege,
naronborngin, ho, halahi, hamu, hita, marlojong, bege, male, mago, habang,
au, dan hami. Penggunaan kata-kata di margabus, daek, marende, boto, ambit,
atas karena kecenderungan masyarakat basu, marsuo, gara, logo, jago, kobet,
sengaja maupun tidak sengaja dalam lompa, butong, malo, huskus, godang,
menggunakan kata-kata tersebut dan losok, langan, holas, goar, gogo,
menyebabkan terjadinya interferensi marsak, deret, dayuk, donok, gabar,
leksikal di kalangan masyarakat jeges, burju, joko, mabiar, borgo, ias,
Kelurahan Tano Bato Kota Padang bekbek, jogal, ringgas, pistar, lungun,
Sidempuan. menjeng, pitu, sada, onom, tolu, lapan,
b. Terbawanya Kebiasaan Dalam sapuluh, sabolas, nakkin, naron,
Bahasa Ibu natuari, accogot, naborngini, i bagas,
Kebiasaan bahasa ibu juga dapat naronborngin, ho, halahi, hamu, hita,
mengakibatkan terjadinya interferensi, au, dan hami.
hal ini terjadi pada saat seseorang
tengah menggunakan bahasa keduanya. 4. KESIMPULAN
Bahasa ibu yang dimaksudkan adalah Setelah dilakukan pembahasan
bahasa yang pertama kali diperkenalkan terhadap hasil penelitian interferensi
dan dikuasai oleh anak. Misalnya sejak leksikal bahasa Angkola Mandailing
anak mulai bisa berbicara sudah terhadap tuturan bahasa Indonesia di
dibiasakan mengenal bahasa Angkola kalangan masyarakat Kelurahan Tano
Mandailing dapat dikatakan bahwa Bato Kota Padang Sidempuan, di dapat
bahasa Angkola Mandailing merupakan simpulan mengenai bentuk-bentuk
bahasa pertama. Keterlibatan kebiasaan interferensi leksikal berdasarkan kelas
dalam menggunakan bahasa Angkola kata dan faktor penyebab terjadinya
Mandailing pada bahasa lain dapat interferensi leksikal tersebut. Simpulan
menyebabkan pencampuran kosa kata tersebut sebagai berikut: a. Bentuk-
maupun pola. Contohnya pada saat bentuk interferensi leksikal bahasa
seseorang berbicara menggunakan Angkola Mandailing terhadap tuturan
bahasa Indonesia ketika seseorang yang bahasa Indonesia yang digunakan antar
berdwibahasa terkadang dalam masyarakat ada enam macam
pemikiran sudah membalikkan pada berdasarkan kelas kata yaitu kelas kata
bahasa Indonesia yang tengah benda (nomina) terdiri dari 24 data,
digunakan. Akan tetapi, yang muncul kelas kata kerja (verba) terdiri dari 30
seketika bukan kosa kata bahasa data, kelas kata sifat (adjektiva) terdiri
Indonesia melainkan kosa kata atau dari 26 data, kelas kata bilangan
bentuk pola yang berasal dari bahasa (numeralia) terdiri dari 7 data, kelas
Angkola Mandailing yang dikuasainya. kata keterangan (adverbia) terdiri dari 7
Keadaan seperti itu dapat terjadi karena data dan kelas kata ganti (pronomina)
ketidakseimbangan dalam penggunaan terdiri dari 6 data., dan b. Faktor-faktor
bahasa hal inilah yang menyebabkan penyebab interferensi leksikal bahasa
pemakaian bahasa pertama mengalami Angkola Mandailing terhadap tuturan
kesulitan dalam menggunakan bahasa bahasa Indonesia di kalangan
kedua. Seperti kata karosi, pinggan, masyarakat Kelurahan TanoBato Kota
pat, cet, abit, pahoppu, galas, sarop, Padangsidimpuan adalah 1)
lopo, carito, bulung, gonjong, hepeng, Kedwibahasaan para peserta tutur dan
hodok, sikola, gule, gandak, kobun, 2) Terbawanya kebiasaan dalam bahasa
horja, butuha, karejo, silua, amak, ibu.
dasun, etong, juguk, balanjo, durus,

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 247


Atikah Rahmah Nasution1, Sugihana Sembiring2 Kompetensi
Universitas Balikpapan

5. DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2014. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.
Bogdan dan Taylor. 2006. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Remadja Karya
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina.
2004. Sosiolinguistik Perkenalan
Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fitriasari, Lintang. 2011. Interferensi
Leksikal Bahasa Jawan Dalam
Penggunaan Bahasa Indonesia
Ragam Lisan Oleh Siswa Tk Aba
Perumnas Condongcatur. Skripsi.
(Tidak diterbitkan). Universitas
Negeri Yogyakarta : Yogyakarta.
Pujiono.2006. “Interferensi Gramatikal
dan Leksikal Bahasa Indonesia
terhadap Bahasa Jepang”. Tesis.
Universitas Sumatera Utara :
Medan.
Putri, Yuka Wirasa. 2014. “Interferensi
Leksikal Bahasa Indonesia dalam
Bahasa Jawa pada Karangan
Narasi Siswa Kelas VII SMP
Negeri I Bukateja di Kabupaten
Purbalingga”. Sripsi. (Tidak
diterbitkan). Universitas Negeri
Yogyakarta : Yogyakarta.
R. Rachmawati. 2018. “Interferensi
Leksikal Bahasa Inggris Dalam
Bahasa Indonesia Pada Surat
Kabar Di Pekanbaru”. Jurnal.
Universitas Riau.
Suryanto, Gatot. 2005. Interferensi
Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa
Indonesia Pada Novel Odah Karya
Muhammad Diponegoro. Skripsi.
(Tidak Diterbitkan). Universitas
Muhammadiyah Surakarta :
Surakarta.

Vol. 15, No. 2, Desember 2022 248

Anda mungkin juga menyukai