ABSTRAK
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang mengoptimalkan
konten agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi
(Kemendikbudristek, 2022). Melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila peserta didik akan
belajar menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas setiap tahunnya baik dalam pembelajaran
formal atau diluar pembelajaran tersebut. Terdapat 6 (enam) dimensi yang menjadi pertimbangan agar
terciptanya pelajar dengan nilai-nilai Pancasila. Satu diantaranya adalah dimensi bernalar kritis.
Bernalar kritis merupakan kemampuan memecahkan masalah dan mengolah informasi, dengan
melatih keterampilan bernalar kritis, peserta didik dapat membentuk kepribadian mereka agar tidak
mudah terpengaruh oleh situasi tertentu dan melakukan analisis terlebih dahulu saat menerima
informasi atau saat mengambil sebuah keputusan. bernalar kritis mendorong individu menghasilkan
ide-ide baru dan pemikiran yang inovatif terkait dengan suatu masalah.
The independent curriculum is a curriculum with intracurricular learning that optimizes content so that
students have enough time to explore concepts and strengthen competencies (Kemendikbudristek, 2022).
Through the Pancasila Student Profile strengthening project, students will learn to study certain themes
that are priorities every year, both in formal learning and outside the learning. There are 6 (six)
dimensions that are taken into consideration in order to create students with Pancasila values. One of
them is the dimension of critical reasoning. Critical reasoning is the ability to solve problems and
process information, by practicing critical reasoning skills, students can shape their personalities so that
they are not easily affected by certain situations and analyze first when receiving information or when
making a decision. Critical reasoning encourages individuals to generate new ideas and innovative
thinking related to a problem.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kualitatif deskriptif yang hasilnya
berupa deskripsi mengenai hasil penelitian. Dengan menggunakan desain tersebut, penelitian ini
akan menghasilkan deskripsi atau memberikan gambaran mengenai hasil analisis bernalar kritis.
Penulis melakukan studi literatur yang baik dan relevan dengan menggunakan sumber yang baik
dan relevan seperti jurnal, buku, dan artikel.
KESIMPULAN
Bernalar kritis merupakan kemampuan memecahkan masalah dan mengolah informasi dengan
baik, dengan melatih keterampilan bernalar kritis, peserta didik dapat membentuk kepribadian
mereka agar tidak mudah terpengaruh oleh situasi tertentu dan melakukan analisis terlebih
dahulu saat menerima informasi atau saat mengambil sebuah keputusan. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan
mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
Dengan demikian, perserta didik dapat memproses sekaligus mencerna informasi, baik yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif, secara objektif. Dengan diterapkannya bernalar kritis pada
para pelajar Indonesia, mereka akan menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya.
Contohnya dalam kasus penyebaran hoaks yang kerap kali meresahkan karena informasi yang
diberikannya tidak akurat dan faktual. Rata-rata pelajar Indonesia masih menerima berita atau
informasi tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini membuat mereka mudah untuk
dimanipulasi dan diadu domba oleh pihak-pihak tertentu. Dengan penerapan bernalar kritis, hal
tersebut dapat dihindari. Jika para pelajar Indonesia menggunakan kemampuan bernalar kritis,
mereka akan menyaring informasi yang mereka terima dan memastikan kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
KISKA, Nurul Delima, et al. Peran profil pelajar pancasila untuk membentuk karakter peserta
didik sekolah dasar. Journal on Education, 2023, 5.2: 4179-4188.
LIA, Anastasia, et al. Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis Melalui Karya Tulis
Ilmiah. DIDAXEI, 2023, 4.1: 551-564.
UKTOLSEJA, Novita Freshka, et al. Penanaman nilai-nilai profil pelajar pancasila melalui
pembelajaran tematik berbasis project based learning di sekolah dasar. In: Prosiding
Seminar Nasional PGSD UST. 2022. p. 151-158.
IRAWATI, Dini, et al. Profil pelajar Pancasila sebagai upaya mewujudkan karakter bangsa.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 2022, 6.1: 1224-1238.
ERNAWATI, Yurike; RAHMAWATI, Fitri Puji. Analisis profil pelajar pancasila elemen bernalar
kritis dalam modul belajar siswa literasi dan numerasi jenjang sekolah dasar. Jurnal
Basicedu, 2022, 6.4: 6132-6144.
LAPORAN OBSERVASI KURIKULUM MERDEKA
A. Pelaksanaan Observasi
Tempat Observasi : SDN Sukapura 1 Kota Cirebon. Jawa Barat
Waktu Observasi : Kamis, 21 September 2023
Alamat Observasi : Jl. Pilang Raya No. 27 Sukapura. Kec. Kejaksan. Kota Cirebon
Narasumber : Terdiri dari beberapa narasumber, diantaranya yaitu :
1. Guru Kelas : Tri Haruyati S.Pd.SD
2. Waka Kurikulum : Ana Hasanah S.Pd.SD
B. Metode Observasi
Metode yang dugunakan pada observasi kali ini menggunakan metode kualitatif yang berupa
wawancara. Penggunanan metode ini bertujuan agar dapat menghasilkan hasil deskriptif yang
akan dibahas mengenai Kurikulum. Observasi kali ini bertempat di SDN Sukapura 1.
D. KESIMPULAN
Kurikulum Merdeka adalah konsep pendidikan di Indonesia yang menekankan pada
pembelajaran yang lebih mandiri, kreatif, dan inovatif. Tujuannya adalah memberikan
kebebasan lebih kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
pembelajaran yang relevan, responsif, dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Dibandingkan dengan kurikulum 13 dan kurikulum merdeka ini juga terdapat perbedaan
yakni dalam proses pembelajarannya pun tentu berbeda seperti pada proses belajar
mengajar pada keterlibatan siswa yakni pada kurikulum merdeka Memungkinkan
pendekatan yang lebih berbasis pada minat dan pengalaman siswa, meningkatkan
keterlibatan mereka dalam proses belajar. Sedangkan kurikulum 13 lebih pada
mengintegrasikan elemen-elemen kontekstual untuk meningkatkan motivasi siswa,
meskipun mungkin tidak sefleksibel Kurikulum Merdeka. Sebelum mengambil langkah
untuk menerapkan kurikulum merdeka ini, guru harus memahami konsep dan tujuan dari
kurikulum merdeka itu sendiri seperti apa dan bagaimana termasuk pada pendekatan,
metode yang akan diterapkan, lalu menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
LAMPIRAN DOKUMENTASI OBSERVASI