Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi


STIE PUTRA BANGSA Homepage: http://journal.stieputrabangsa.ac.id/index.php/jimmba/index
KEBUMEN

Analisis Pengaruh Nilai Kurs Dolar, Harga Emas Dunia, Dow Jones,
Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

Haryanto1, Susi Astuti2


1,2Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Bangsa

Email: haryharry8@gmail.com1

ARTICLE INFO ABSTRACT


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai
Article History: kurs dolar, harga emas dunia, dow jones, dan suku bunga terhadap
Received: April 3rd 2021 indeks harga saham gabungan (IHSG) periode 2015-2019. Penelitian
Accepted: April 7th 2021 ini menggunakan metode nonprobability sampling, yaitu teknik
Published: April 14th 2021 sample jenuh. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu 60 sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi
Keywords: linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa nilai kurs
Nilai Kurs Dolar, Harga dolar berpengaruh negatif dan dow jones berpengaruh positif
Emas Dunia, Tingjat Suku signifikan terhadap indeks harga saham gabungan periode 2015-
Bunga, Indeks Harga Saham 2019. Sedangkan, Harga emas dunia dan suku bunga tidak
Gabungan berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan periode 2015-
2019.

Pendahuluan
Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok bermula setelah Presiden Amerika
mengenakan bea masuk untuk barang-barang dari Tiongkok. Presiden Amerika
beranggapan bahwa adanya praktek perdagangan secara tidak adil dan pencurian kekayaan
intelektual. Pemerintahan Tiongkok merespon dengan menerapkan bea masuk terhadap 128
produk AS termasuk kedelai, ekspor utama Amerika Serikat ke Tingkok.

Ketegangan perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia
menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara di dunia tentang masa depan
perekonomian. Memburuknya iklim global dan dampak dari perang dagang akan mengarah
pada pelambatan pertumbuhan ekonomi. Risiko penurunan yang signifikan bisa
menyebabkan krisis ekonomi global.

Dampak pelambatan ekonomi global ini menyebabkan harga dan permintaan komoditas
yang menjadi andalan ekspor Indonesia akan semakin terpuruk. Harga komoditas mencatat
mengalami penurunan. Mulai dari penurunan harga minyak mentah dan logam dasar, serta
bahan mentah lainnya yang dipicu oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dan
ketidakpastian perang dagang antara Amerika dengan China. Penurunan harga minyak
dunia menjadi acuan harga komoditas lainnya.

113 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Perang dagang antara Amerika dan China menyebabkan perekonomian Indonesia


mengalami perlambatan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 yang tertera pada
gambar berikut ini :

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Triwulan IV-2019
Produk Domestik Bruto

5,17

5,01 5,03 5,07 5,02

4,88

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Olahan data Badan Pusat Statistik 2019

Grafik 1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto


Dilihat pada gambar I.1 pertumbuhan PDB di Indonesia tumbuh flat di angka 5,05 persen
pada kuartal II/2019. BPS juga merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke
II/2019 hanya bertumbuh 5,05 persen secara year-on-year dari sebelumnya 5,07 persen.
Komponen ekspor barang dan jasa pun mengalami kontraksi sebesar 0,79 persen pada
kuartal II pada tahun 2019. Pada triwulan ke IV tahun 2019 PDB hanya tumbuh sebesar
5,02% atau mengalami penurunan sebesar 0,15 persen dari tahun 2018. Sementara itu,
kontribusi terbesar terhadap PDB masih berasal dari komponen pengeluaran konsumsi
pemerintah yang tumbuh 36,28 persen.
Pada tahun 2018 Indonesia mengalami defisit sebesar USD 8,6 miliar. Defisit ini disebabkan
oleh defisit migas sebesar USD 12,4 miliar. Utamanya didorong oleh defisit minyak mentah
dan hasil minyak, masing-masing sebesar USD 4,04 miliar dan USD 15,95 miliar. Selama
Januari-Desember 2018, BPS merinci sebesar 58, 51% nilai ekspor disumbang oleh 10
golongan barang utama, Penurunan terbesar berasal dari lemak dan minyak hewani/ nabati
sebesar 11,39%.
Neraca perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat (AS) selalu mencetak surplus.
Meskipun ekspor Indonesia turun, tetapi penurunan impornya lebih besar. BPS mencatat
pada tahun 2019, nilai ekspor Indonesia dan Amerika Serikat turun 3,8% menjadi USD 17,7
miliar. Sementar impor menurun hingga 8,8% menjadi 9,3 miliar. Sehingga, nilai neraca
perdagangan dengan Amerika Serikat meningkat 2,4% dari USD 8,3 miliar pada tahun 2018
menjadi USD 8,5 miliar.

Kajian Teori dan Telaah Literatur


Contagion Effect Theory (Teori Efek Penularan)

Teori Contagion effect yang dikemukakan oleh Barry, Rose dan Wyplosz pada tahun (1996)
Contaigion effect theory memiliki dua penafsiran yang pertama yaitu adanya ketergantungan
antara ekonomi pasar seperti kesamaan makro ekonomi, hubungan dagang dan pinjaman
dari bank. Kedua menekankan kepada perilaku investor.

114 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Signalling Theory

Menurut Brigham dan Houston (2011:186), Signalling theory atau teori sinyal adalah teori
yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada investor sebagai petunjuk mengenai
prospek perusahaan. Informasi ini mengenai penyajian keterangan, catatatn atau gambaran
untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup
perusahaan dan bagaimana efeknya bagi perusahaan oleh manajemen untuk mewujudkan
keinginan pemilik.

Indeks Harga Saham Gabungan


Menurut Tandelilin (2011:86) Indeks harga pasar yaitu informasi mengenai kinerja pasar
saham yang diringkas dalam suatu indeks. Indeks saham pasar merupakan indikator yang
mencerminkan kinerja saham–saham di pasar. Indeks ini berfungsi sebagai indikator trend
pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah
keadaan pasar sedang aktif atau sedang lesu.
Nilai Kurs Dolar

Menurut Miskhin (2011:136) nilai tukar atau kurs adalah harga dari mata uang suatu negara
dalam harga mata uang dengan negara lainnya. Kurs valas mempengaruhi harga barang
yang diproduksi di dalam negeri yang dijual di luar negeri dan biaya dari barang-barang
yang di beli luar negeri dari negara domestik.

Harga Emas Dunia

Menurut Sholeh Dipraja (2011:21) emas merupakan media investasi yang kemungkinan
besar tidak akan terkena dampak inflasi karena emas termasuk bentuk investasi yang
cenderung bebas resiko. Emas adalah benda logam yang padat, lembut, tidak berkarat dan
pudar. Sifat ilmiah ini yang menyababkan nilai atau harag emas manjadi bernilai.

Dow Jones

Indeks Dow Jones Industrial Average atau sering disebut dengan Indeks Dow Jones merupakan
salah satu indeks pasar saham yang didirikan pada tahun 1982 oleh editor The Wall Street
Journal dan pendirinya yaitu Dow Jone & Company, Charles Dow. Dow membuat indeks
sebagai suatu cara untuk mengukur performa komponen industri pada saham Amerika.
Indeks Dow Jones digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan-perusahaan terbesar
yang ada di Amerika. Indeks Dow Jones merupakan representasi dari rata-rata 12 saham dari
berbagai industri terpenting di Amerika.

BI Rate

Menurut Bank Indonesia (2018), BI Rate adalah suku bunga yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan
Gubernur (RDG) bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan
Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga pasar uang antara Bank Overnight. Pergerakan terjadi pada suku
bunga deposito, dan suku bunga kredit perbankan.

115 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Kurs Dolar

Harga Emas Dunia


Indeks Harga Saham
Gabungan
Indeks Dow Jones

Suku Bunga

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis

H1 : Kurs Dolar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.


H2 : Harga Emas Dunia berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
H3 : Indeks Dow Jones berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.
H4 : Suku Bunga (BI Rate) berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Model Penelitian

Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sumber
data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder tersebut berupa laporan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), Kurs Dolar, Harga Emas, Dow Jones, Suku Bunga BI Rate
bulanan periode 2015-2019.

Data dalam penelitian ini yaitu nilai kurs dolar, harga emas dunia, dow jones, suku bunga.
Data tersebut diperoleh dari beberapa situs Suku Bunga berasal dari situs www.bps.co.id,
Kurs Dolar dan Harga emas dunia diperoleh dari situs www.investasi.com. Sedangkan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indeks Dow Jones diperoleh dari situs resmi
finance.yahoo.com.

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data closing price Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), Kurs Dolar, Harga Emas Dunia, Dow Jones, Suku Bunga BI Rate setiap
bulannya. Periode penelitian yang digunakan yaitu tahun 2015 sampai dengan 2019.
Teknik pengambilan sampel dalam yang digunakan adalah sampel jenuh. Menurut
Sugiyono (2010:115) sampel adalah bagian dari jumlah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut,
maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 sampel yang terhitung dari data
bulanan selama tahun 2015-2019.

Definisi Operasional Variabel


Menurut Sugiyono (2010:59), Variabel Independen atau variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi variabel sebab perubahannya variabel dependen
(variabel terikat). Variabel Dependen atau Variabel Terikat adalah variabel yang

116 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Indeks harga saham gabungan merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja
saham yang tercatat di bursa efek. IHSG dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini:

Menurut Sholeh Dipraja (2011:21) emas merupakan media investasi yang kemungkinan
besar tidak akan terkena dampak inflasi karena emas termasuk bentuk investasi yang
cenderung bebas resiko.
Indeks Dow Jones merupakan salah satu indeks pasar saham yang didirikan pada tahun 1982
oleh editor The Wall Street Journal dan pendirinya yaitu Dow Jone & Company, Charles Dow.
indeks Dow Jones dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Menurut Bank Indonesia (2018), BI Rate adalah suku bunga yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan
Gubernur (RDG) bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan
Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran
operasional kebijakan moneter.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik yang terdirri dari uji
normalitas, uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Uji hipotesis yang
terdiri dari linear berganda, Uji t dan koefisien determinan.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Deskriptif
Tabel 1. Output Statistik Deskriptif
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation

Kurs Dolar 60 12665.00 15200.00 137.095.167 52.688.215


Harga Emas Dunia 60 1121.00 1560.40 13.374.450 9.700.976
Dow Jones 60 16284.70 28538.44 218.010.071 379.354.829
Suku Bunga 60 4.25 7.75 57.625 116.483
IHSG 60 4223.91 6605.63 56.286.927 64.161.711
Valid N (Listwise 60
Sumber: Olah data SPSS25, 2021

117 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Berdasarkan table 1 manunjukkan bahwa dari 60 sempel penelitian diperoleh nilai minimum
yaitu variabel suku bunga sebesar 4,25. Nilai maksimum yaitu variabel dow jones sebesar
28538,44. Nilai rata-rata terendah yaitu variabel suku bunga sebesar 5,7625 dan nilai rata-rata
tertinggi yaitu dow jones sebesar 21801,0071. Standar deviasi terendah yaitu variabel suku
bunga sebesar 1,16483 dan nilai tertinggi standar deviasi yaitu variabel dow jones dengan
nilai sebesar 3793,54829
Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas
Tabel 2. Output Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
21.052.609.672
Deviation
Absolute .102
Most Extreme Differences Positive .096
Negative -.102
Test Statistic .102
Asymp. Sig. (2-tailed) .194c
Sumber: olah data SPSS 25, 2021

Berdasarkan tabel 2, uji normalitas dengan menggunakan tabel Kolmogorov-Smirnov dapat


diketahui bahwa nilai probabilitas lebih dari 0,05 dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,194 lebih besar dari 0,05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut
berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas
Tabel 3. Output . Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
(Constant)
Kurs Dolar .318 3.144
1 Harga Emas Dunia .314 3.182
Dow Jones .151 6.624
Suku Bunga .532 1.879
Sumber: Olah data SPSS 25, 2021.

Berdasarkan tabel IV-3, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan yang menunjukan tidak
ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari
0,1 sehingga tidak terjadi multikolinieritas atas variabel independen (bebas).

118 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Olah data SPSS 25, 2021


Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar dari Scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara
acak diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
maka, model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan
masukan variabel.

Uji Autokorelasi
Tabel 4. Output Uji Autokorelasi

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Squre the Estimate Watson
1 .945a .892 .885 21.804.724 1.915
Sumber: Olah data SPSS 25, 2021

Berdasarkan tabel IV-4 hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi
5% dengan 60 data sempel menghasilkan nilai dl sebesar 1,4443, dU sebesar 1.7274 dan 4-du
sebesar 2.2726. Nilai Durbin Watson sebesar 1.915 sehingga diperoleh 1.724 < 1.915 < 2.2726.
Sehingga dapat disimpulkan tidak ada autokolerasi pada data tersebut.
Uji Linear Berganda
Tabel 5. Output Uji Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 7.155.109 1.438.910
Kurs Dolar -.388 .096 -.318
Harga Emas Dunia -.056 .522 -.008
1
Dow Jones .183 .019 1.082

Suku Bunga -22.305 33.407 -.040

Sumber: Olah data SPSS 25, 2021.

119 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Uji Parsial (Uji t)


Tabel 6. Output Uji Pesial (Uji t)
Standardized Collinearity
Model Coefficients Statistics
Beta Tolerance VIF
(Constant)
Kurs Dolar -.318 .318 3.144
1 Harga Emas Dunia -.008 .314 3.182
Dow Jones 1.082 .151 6.624
Suku Bunga -.040 .532 1.879
Sumber: Olah data SPSS 25, 2021

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 6 dapat disimpulkan bahwa:


1. Variabel nilai kurs dolar secara statistik menunjukkan hasil berpengaruh negatif dan
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari t hitung sebesar – 4,056 lebih kecil dari t tabel 2,004
dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (5%). Sehingga hipotesis 1 (H1)
yang menyatakan nilai kurs dolar berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan
diterima.
2. Variabel harga emas dunia secara statistik menunjukan hasil tidak signifikan. Hal
tersebut dapat dilihat dari t hitung sebesar – 0,108 dimana t hitung berada di area – 2,004
sampai 2,004 pada t tabel dengan signifikansi sebesar 0,915 lebih besar dari 0,05.
Sehingga, hipotesis dua (H2) yang menyatakan bahwa harga emas dunia berpengaruh
terhadap indeks harga saham gabungan ditolak.
3. Variabel Dow Jones secara statistik menunjukkan hasil berpengaruh dan signifikan. Hal
tersebut dapat dilihat dari t hitung sebesar 9,504 lebih besar dari t tabel sebesar 2,004
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (5). Sehingga, hipotesis ketiga
(H3) yang menyatakan bahwa Dow Jones berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan diterima.
4. Variabel tingkat suku bunga secara statistik menunjukkan hasil tidak signifikan. Hal ini
dapat dilihat dari t hitung sebesar – 0,668 dimana t hitung berada diarea – 2,004 sampai
2,004 pada t tabel dengan signifikansi sebesar 0,507 lebih besar dari 0,05. Sehingga,
hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa Suku bunga berpengaruh terhadap
indeks harga saham gabungan ditolak.

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)


Tabel 7. Output Uji Koefisien Determinasi

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Squre the Estimate Watson
1 .945a .892 .885 21.804.724 1.915
Sumber: Olah data SPSS 25, 2021

Berdasarkan tabel 7 hasil pengujian diatas, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted sebesar
0,885 atau sebesar 88,5%. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebesar 88,5% indeks harga
saham gabungan pada bursa efek Indonesia tahun 2015-2019 disebabkan oleh ke empat
variabel independen dalam penelitian ini yaitu nilai kurs dolar, harga emas dunia, dow jones,

120 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

dan tingkat suku bunga, sedangkan 11,5% disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Pengaruh Nilai Kurs Dolar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Nilai kurs dolar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham
gabungan, artinya bahwa semakin besar nilai kurs dolar maka semakin kecil nilai dari
indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks harga saham gabungan (IHSG) akan
melemah saat nilai tukar rupiah terdepresiasi bagi investor sendiri, pelemahan nilai kurs
rupiah menunukan situasi fundamental perekonomian Indonesia dalam keadaan buruk atau
lemah. Saat prospek perekonomian buruk, maka investor cenderung menjual saham-saham
yang dimilikinya untuk menghidari resiko. Hal tersebut tentunya akan mendorong
pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Penelitian ini selaras dengan Signalling Theory yang menyatakan nilai kurs dolar
berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Hasil penelitian tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi Noor, dkk (2018) dan Gumilang, dkk
(2014) yang menyatakan nilai kurs dolar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks
harga saham gabungan. Penelitian yang dilakukan oleh Anggriana (2020) juga menyatakan
nilai kurs dolar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indek harga saham gabungan.
Pengaruh Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Nilai harga emas dunia tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, artinya
jika terjadi penurunan ataupun peningkatan harga emas dunia tidak mempengaruhi indeks
harga saham gabungan. Hal tersebut, terjadi karena merupakan alternative investasi.
Sebagai opsi investasi emas masih dinilai tidak memberikan return yang lebih besar
dibandingkan dengan saham.
Implikasi teori ini tidak sejalan dengan contagion effect theory yang menyatakan bahwa harga
emas dunia berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Habib, dkk (2017) yang menyatakan bahwa
harga emas dunia tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham
gabungan (IHSG). Namun, tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Reshita, dkk
(2014) yang menyatakan bahwa harga emas berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
Pengaruh Indeks Dow Jones terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Dow Jone berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan,
artinya bahwa semakin besar indeks Dow Jones maka semakin besar pula nilai dari indeks
harga saham gabungan (IHSG). Hal ini dikarenakan Amerika Serikat merupakan negara
tujuan ekspor Indonesia. Sehingga perubahan perekonomian Amerika Serikat yang akan
tercermin di Indeks Dow Jones akan memberikan pengaruh terhadap perekonomian
Indonesia melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Implikasi teori ini sejalan dengan contagion effect theory yang menyatakan bahwa terdapat
faktor eksternal yang mempengaruhi indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rosdita dkk (2020) yang menyatakan bahwa Indeks Dow Jones ber pengaruh positif dan
signnifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

121 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

Pengaruh Suku bunga (BI Rate) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Suku bunga (BI Rate) tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan, artinya
jika terjadi penurunan ataupun peningkatan pada suku bunga (BI Rate) tidak mempengaruhi
indeks harga saham gabungan (IHSG). Saat suku bunga tinggi, hal ini tidak menjadikan
investor mengalihkan investasinya dari bursa efek ke pasar uang. Pada sisi lain, perusahaan-
perusahaan emiten yang memberikan dividen cukup menjanjikan untuk berinvestasi dalam
bentuk saham dibandingkan bentuk surat berharga dipasar uang.
Implikasi teoritis ini tidak selaras dengan signalling theory yang menyatakan bahwa BI Rate
berpengaruh terhadap indek harga saham gabungan (IHSG). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Zabidin (2018), Anggriana (2020) dan Prahesti (2020)
yang menyatakan bahwa suku bunga (BI Rate) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Penutup
Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada pembahasan bab sebelumnya mengenai
Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indoneisa tahun 2015-2019, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kurs dolar berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks harga saham gabungan. Artinya semakin besar nilai kurs dolar maka
semakin kecil nilai dari indeks harga saham gabungan.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa harga emas dunia tidak berpengaruh terhadap
indeks harga saham gabungan. Artinya setiap terjadi peningkatan atau penurunan Harga
emas dunia tidak dapat mempengaruhi indeks harga saham gabungan.
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa indeks dow jones berpengaruh positif dan signifikan
terhadap indeks harga saham gabungan. Artinya semakin besar indeks dow jones maka
semakin besar pula nilai dari indeks harga saham gabungan (IHSG).
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga (BI Rate) tidak berpengaruh terhadap
indeks harga saham gabungan. Artinya setiap terjadi peningkatan atau penurunan Suku
Bunga (BI Rate) tidak dapat mempengaruhi indeks harga saham gabungan (IHSG).
5. Hasil penelitian uji koefisien determinasi (Adjusted R2 ), dapat diketahui nilai sebesar
0,885 atau sebesar 88,5%. Maka, dapat dikatakan bahwa sebesar 88,5% indeks harga
saham gabungan pada bursa efek Indonesia tahun 2015-2019 disebabkan oleh ke empat
variabel independen dalam penelitian ini yaitu nilai kurs dolar, harga emas dunia, dow
jones, dan tingkat suku bunga, sedangkan 11,5% disebabkan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka terdapat beberapa saran antara lain:


1. Bagi investor Penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi investor sebelum
melakukan investasi pada pasar modal. Para investor diharapkan melakukan pengamatan
sebelum melakukan investasi dengan melihat nilai kurs dolar, indeks dow jones yang
mempengaruhi indeks harga saham gabungan dan variabel-variabel tersebut diharapkan
dapat menjadi acuan bagi investor saat melakukan investasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain, seperti harga minyak
dunia, indeks Nikkei 225, dan variabel-variabel makro lainnya. Penelitian ini juga

122 | H a r y a n t o & A s t u t i
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 3(1) Februari 2021

menyarankan untuk melakukan perluasan sampel penelitian terkait dengan indek harga
saham gabungan.

Referensi

Anggriana, R. S., & Paramita, R. S. (2020). Analisis Pengaruh BI Rate, Kurs, Inflasi, Harga
Minyak, dan Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Periode
2016-2019. Jurnal Ilmu Manajemen, 8(3), 1085-1098.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 10.
Jakarta: Salemba Empat

Dipraja, S. (2011). Golden Planner: Pasti Kaya dengan Investasi Emas. Jakarta: Tangga Pustaka.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multuvariate Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8).
Cetakan Ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan PROGRAMIBM SPSS 25. Semarang:
Universitas Diponegoro.7

Ghozali. I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariasi dengan Program SPSS, Edisi 4. BP-UNDIP.
Semarang.

Husnul, H. M., Hidayat, R. R., & Sulasmiyati, S. (2017). Analisis pengaruh inflasi, kurs
(IDR/USD), produk domestik bruto dan harga emas dunia terhadap indeks harga
saham gabungan (studi pada Indonesia periode 2008-2016). Jurnal Administrasi
Bisnis, 53(1), 66-74.

Mishkin, F. S. (2011). Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan Buku 1.Edisi Delapan.
Jakarta: Salemba Empat.

Prahesti, S. D., & Paramita, R. S. (2020). Pengaruh Indeks SSEC, N225, STI, Dan Faktor
Makroekonomi Terhadap IHSG. Jurnal Ilmu Manajemen, 8(3), 878-893.

Subiantoro, A. N., Topowijono, T., & Sulasmiyati, S. (2018). Pengaruh Inflasi, BI Rate, Kurs
USD/IDR, Indeks Shcomp, Dan Indeks Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)(Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017). Jurnal
Administrasi Bisnis, 61(3), 198-206.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Cetakan
ke-15. Bandung: Alfabeta.

Tandelilin, E. (2011). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisisus.

Yuniawati, R. I., & Lestari, P. (2020). Pengaruh Global Investment Climate Change dan
Inflasi terhadap Nilai IHSG Indonesia 2016-2019. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 27(2), 153-
162.

Zabidi, I. I., & HARYONO, N. A. (2018). Pengaruh Inflasi, Kurs, Suku Bunga Sbi, Dow Jones,
Dan Nikkei 225 Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2016. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 6(4).

123 | H a r y a n t o & A s t u t i

Anda mungkin juga menyukai