Anda di halaman 1dari 16

PERBEDAAN SAHAM PERBANKAN, PERTAMBANGAN

DAN MANUFAKTUR PADA ERA PRESIDEN SUSILO


BAMBANG YUDHOYONO (SBY) PADA PERIODE I

Makalah Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Bisnis

Dosen Pengampu: Rudy Badrudin, Dr,M.Si.

Disusun Oleh:
1. Rr. Niken Purwasari NIM. 2116-28955
2. Komang Nova Triyani NIM. 2116-28963

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YKPN YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dimana dalam

proses perkembangannya pasti akan membutuhkan modal atau dana dalam jumlah

yang besar sebanding dengan pertumbuhan yang ditargetkan. Dalam hal ini pasar

modal mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian Indonesia, pasar

modal merupakan salah satu pilar ekonomi Indonesia yang dapat menjadi

penggerak ekonomi nasional melalui peranannya sebagai sumber pembiayaan

bagi perusahaan dan alternatif bagi para pemodal.

Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung

risiko. Besar kecilnya risiko di pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan

negara khususnya di bidang ekonomi, politik dan sosial. Keadaan di dalam

perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunnya harga saham.

Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang

lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan

masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan

semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut

dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan

dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal.


Pada tahun 2008, yang merupakan awal dimulainya krisis moneter yang

melanda Amerika Serikat yang kemudian menyebabkan efek domino terhadap

Negara-negara di seluruh dunia yang memiliki hubungan ekonomi dengan

Amerika Serikat. Walaupun bervariasi, krisis moneter di Amerika Serikat ini tetap

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian negara-negara

lainnya. Salah satu Negara yang terkena dampak yang cukup signifikan adalah

Indonesia. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tujuan ekspor Indonesia

dilakukan di pasar Amerika. Contoh yang terkena pengaruh signifikan dari

kejadian ini adalah nilai tukar yang semakin terdepresiasi terhadap dollar

Amerika, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semakin merosot, dan

kegiatan ekspor Indonesia yang terhambat akibat dari berkurangnya permintaan

dari pasar Amerika itu sendiri. (Sudarsono, 2005)

Di Indonesia, imbas krisis mulai terasa terutama menjelang akhir 2008.

Setelah mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% sampai dengan triwulan III-

2008, perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV-

2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan terutama

karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia

mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan

signifikan. Di pasar keuangan, selisih risiko (risk spread) dari surat-surat berharga

Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang mendorong arus

modal keluar dari investasi asing di bursa saham, Surat Utang Negara (SUN), dan

Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Secara relatif, posisi Indonesia sendiri secara

umum bukanlah yang terburuk di antara negara-negara lain. Perekonomian

Indonesia masih dapat tumbuh sebesar 6,1% pada 2008. Sementara kondisi
fundamental dari sektor eksternal, fiskal dan industri perbankan juga cukup kuat

untuk menahan terpaan krisis global. (Laporan Perekonomian Indonesia Tahun

2008)

Semakin terintegrasinya perekonomian global dan semakin dalamnya

krisis menyebabkan perekonomian di seluruh negara akan mengalami

perlambatan pada tahun 2009. Indonesia tak terkecuali. Bank Indonesia

memperkirakan perekonomian Indonesia di tahun 2009 akan tumbuh melemah

menjadi sekitar 4,0%, dengan risiko ke bawah terutama apabila pelemahan

ekonomi global lebih besar dari yang diperkirakan. Penurunan pertumbuhan

ekonomi Indonesia tersebut bukan sesuatu yang buruk apabila dibandingkan

dengan banyak negara-negara lain yang diperkirakan tumbuh negatif.

Di dalam negeri, melemahnya perekonomian Indonesia selain dipengaruhi

oleh faktor eksternal yaitu krisis global juga dipengaruhi oleh faktor kebijakan

pemerintah menaikan BBM. Dimana Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY)

pada tahun 2008, tepatnya 24 Mei 2008 menaikkan harga BBM. Kenaikan ini

didasar pada peraturan Menteri ESDM Nomor 16 tahun 2008. Peraturan ini

menetapkan harga minyak tanah 2500 rupiah per liter. Minyak solar 5500 per liter

dan bensin premium per menjadi 6.000 rupiah per liter dari 4.500 rupiah per liter.

(republika.co.id)

Kebijakan menaikan BBM tersebut berdampak pada makin terpuruknya

perekonomian bangsa Indonesia, bahkan Bank Indonesia memperkirakan inflasi

tahun 2008 mencapai 12,5 persen akibat adanya kenaikan BBM dan kenaikan

harga pangan. BI memperkirakan inflasi berada di kisaran 11,5-12,5 persen,

sedangkan pemerintah di kisaran 10,9-11,2 persen. Namun pemerintah tidak


menutupi kemungkinan terburuk yakni inflasi bisa mencapai 12,5 persen sampai

akhir tahun. (finance.detik.com)

Adanya kebijakan menaikan BBM yang dilakukan oleh Pemerintahan

SBY tersebut bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya

tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Bertambahnya beban masyarakat

kecil dikarenakan adanya kenaikan biaya pokok produksi yang berakibat pada

kenaikan harga jual produk. Kenaikan harga BBMberakibat pada menurunnya

daya beli masyarakat yang mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi

sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya

akan menurunkan laba perusahaan.Terjadinya hubungan timbal balik antara

naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli masyarakat berarti memperlemah

perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. Kondisi ini dapat

mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek naiknya harga BBM tersebut

disikapi secara negatif oleh pelaku pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai

pusat perputaran dan indikator investasi.

Menjelang pengumuman harga bahan bakar minyak (BBM), Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 23 Mei 2008 sore

hari ditutup turun 37,997 poin atau 1,52 persen ke posisi 2.465,955. Demikian

juga indeks Kompas100 turun 9,063 poin (1,49 persen) menjadi 616,496.

Kemudian indeks LQ45 berkurang 9,195 poin (1,71 persen) ke 527,115. Serta

Jakarta Islamic Index (JII) melemah 6,737 poin (1,48 persen) pada 449,547.

Pelemahan indeks dipimpin saham-saham pertambangan dan perkebunan. Saham-


saham yang turun antara lain, Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp 1.450

ke Rp 29.500. Timah (TINS) turun Rp 400 ke 35.850. Kemudian Bumi Resources

(BUMI) turun Rp 300 menjadi Rp 8000. Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 300

ke Rp 26.400. Astra Internasional (ASII) turun Rp 550 ke Rp 20.600, Indosat

(ISAT) turun Rp 350 ke Rp 5.950. Serta Telkom (TLKM) turun Rp 50 ke Rp

8.600. (Kompas, 23 Mei 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Perbedaan Saham Perbankan, Pertambangan Dan

Manufaktur Pada Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Pada Periode

I”.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat membuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan saham perbankan, pertambangan dan manufaktur

pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Periode I?

I.3. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, penulis dapat membuat tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji perbedaan saham perbankan, pertambangan dan manufaktur

pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Periode I.


I.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi para investor dan calon investor yang ingin berinvestasi di pasar modal

Indonesia khususnya pada Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek

Indonesia, agar mempertimbangkan variabel makroekonomi Indonesia.

2. Sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengetahui

pengaruh ekonomi makro suatu negara terhadap indeks harga saham tertentu

di sebuah negara.

I.5. Batasan Penelitian

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan

tercapai. Obyek penelitian adalah tiga kelompok sekuritas yaitu saham perbankan,

saham pertambangan dan saham manufakturpada era pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono Periode I (2004-2009).


BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu

negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi

dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

Pasar modal juga merupakan representasi penilaian dalam dunia usaha seperti

kondisi perusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri di suatu negara

terwakili oleh pasar modal.

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian dalam suatu negara,

karena pasar modal dapat menjadi sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

sarana perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat atau investor. Dana

yang didapat dari pasar modal dapat digunakan untuk kegiatan perusahaan seperti

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja, dan lain-lain. Sumber

pendanaan usaha tersebut menjadi sarana masyarakat untuk melakukan investasi

dalam hal keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan

demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan

karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing dalam hal keuangan.

Manfaat pasar modal tidak hanya terbatas pada dunia usaha, pasar modal

juga memiliki peran penting bagi masyarakat sebagai sarana untuk berinvestasi.

Harga saham di bursa tidak selamanya tetap, adakalanya meningkat dan bisa pula
menurun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Terjadinya

kenaikan dan penurunan harga saham dipengaruhi faktor fundamental, psikologis,

maupun eksternal. Beberapa faktor makro juga mempengaruhi aktifitas

investasisaham di Bursa Efek Indonesia (BEI), di antaranya adalah tingkat inflasi,

suku bunga, nilai tukar/kurs, indeks pasar saham Amerika dan lainnya. Kenaikan

inflasi akan menurunkan kepercayaan investor terhadap kondisi pasar modal. Hal

tersebut mengakibatkan para investor menarik dana mereka sehingga nilai saham

menurun. Sementara kenaikan suku bunga akan membuat kecenderungan pemilik

modal mengalihkan modalnya ke pasar modal, yang tentunya akan berakibat

positif terhadap pasar modal yang ditandai dengan kenaikan indeks harga saham

(Susilo, 2009).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal adalah ketentuan umum mengenai undang-undang Pasar Modal. Berisi

tentang definisi, pengertian, serta aturan dan ketentuan mengenai aktivitas di pasar

modal.

2.2 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Terdapat perbedaan harga saham perbankan, pertambangan, dan manufaktur

pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Periode I.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dapat diartikan sebagai rencana tentang bagaimana

cara mengumpulkan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data

tersebut secara efisien dan efektif. Rancangan penelitian meliputi tahapan

penentuan alat (instrumen), pengambilan data yang digunakan, cara pengumpulan,

pengaturan dan analisis data yang akan digunakan serta pemberian kesempatan

atas hasil analisis yang dilakukan. Tipe penelitian ini adalah observasiyaitu teknik

pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek

(partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan

aktivitasnya. Pemanfaatan teknologi informasi menjadi ujung tombak kegiatan

observasi yang dilaksanakan.

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

Ide dasar pengambilan sampel adalah dengan menyeleksi bagian dari

elemen-elemen populasi, simpulan tentang karakteristik populasi yang dapat

diperoleh. Kemudian dijelaskan bahwa sebuah elemen adalah subyek di mana

pengukuran tersebut dilakukan yang disebut dengan unit penelitian. Keunggulan

ekonomis pengambilan sampel adalah lebih mudah meneliti dan lebih fokus

dalam melakukan penelitian. Obyek penelitian adalah bank-bank di Indonesia

yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) dengan mengkaitkan
fluktuasi harga saham yang tahunan atau IHSG. Dipilihnya tahun 2004-2009

sebagai periode dimana krisis moneter.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan

penelitian. Jenis data yang dipilih adalah jenis data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari sumber tidak langsung. Sumber data berasal dari perbankan,

pertambangan dan manufaktur yang sudah go public di Bursa Efek Indonesia,

seperti saham-saham PT Adro Energy Tbk (ADRO), PT Atlas Resources Tbk

(ARII),Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Holcim

Indonesia Tbk (SMCB), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

3.4 Variabel dan Pengukurannya

Indikasi variabel didasarkan atas kajian teoritis dan empiris sebagai acuan
kerangka berfikir yang terdiri atas:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)merupakanindeks saham yang terdiri


dari gabungan saham-saham unggulan dari berbagai sektor.
2. Harga saham perbankan rata-rata adalah harga saham perbankan,
pertambangan dan manufaktur per bulan yang dirata-ratakan.
3.5 Alat Analisis dan Model Penelitian

5 tahap melakukan analisis:


1. Proses identifikasi dan merumuskan masalah
2. Penyusunan kerangka berpikir
3. Merumuskan hipotesis
4. Pembahasan masalah
5. Membuat kesimpulan dan saran
Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis varians (anova) karena masalah
yang diteliti adalah perbedaan.Analisis Variansi (ANOVA) adalah teknik analisis
statistik yang dikembangkan dan diperkenalkan pertama kali oleh Sir Ronald A.
Fisher (Kennedy & Bush , 1985).Anova dapat juga dipahami sebagai perluasan
dari uji-t sehingga penggunaannya tidak terbatas kepada pengujian perbedaan dua
buah rata-rata populasi, namun dapat juga untuk menguji perbedaan tiga buah
rata-rata populasi atau lebih sekaligus. ANOVA adalah tergolong analisis
komparatif lebih dari dua variabel atau lebih dari dua rata-rata. Secara lebih
formal, hubungan antara distribusi F dengan distribusi F dengan distribusi normal
t dapat ditulis sebagai berikut :
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

Deskripsi data dalam penelitian ini adalah mengenai harga saham perbankan,
pertambangan dan manufaktur di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) Periode 1. Dipilihnya tahun 2004-2009 sebagai periode penelitian karena
untuk mengetahui bagaimana perbedaan harga saham terutama harga saham pada
sektor perbankan, pertambangan,dan manufaktur pada masa kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono periode 1.

4.2 Deskripsi Variabel

Penelitian ini menganalisis tiga variabel, yaitu variabel harga saham sektor
perbankan, harga saham sektor pertambangan, dan harga saham sektor
manufaktur. Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham
yang bersangkutan di pasar modal.

4.3 Statistik Deskriptif

Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial
yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan
saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pendanaan
jangka panjang untuk menjual kepentingan dalam bisnis - saham (efek ekuitas) -
dengan imbalan uang tunai. Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal
bisnis selain menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary
market) atau pasar sekunder (secondary market). Masyarakat dapat membeli
saham biasa di bursa efek via broker. Di Indonesia, pembelian saham harus
dilakukan atas kelipatan 100 lembar atau disebut juga dengan 1 lot. Salah satu
tujuan masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan
dengan cara meningkatnya nilai kapital (capital gain) dan mendapatkan dividen.
Penawaran Saham Perusahaan kepada masyarakat pertama kali sebelum listing di
bursa dinamakan Initial Public Offering (IPO), sedangkan jika sudah terdaftar
(listing) dan perusahaan ingin menambah saham beredar dengan memberikan hak
terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk membelinya dinamakan Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau dikenal juga dengan sebutan
Right Issue. Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring dengan situasi dan
kondisi yang ada. Berikut disajikan Tabel 1 tentang harga saham sektor perbankan
dari tahun 2004 sampai dengan 2009.

Tabel 1
Rata-Rata Harga Saham Perbankan, Pertambangan, dan Manufaktur
Tahun 2004-2009

HARGA SAHAM PERBANKAN


TAHUN
BBCA BBNI BBRI BDMN BNLI

2004 1094 1242 908 3223 938

2005 1673 1565 1408 4582 696

2006 2160 1471 2160 5033 754

2007 3023 2072 3073 7362 911

2008 3782 1174 2771 5216 797

2009 3782 1504 3126 3866 645

Mean 2586 1505 2241 4880 790

HARGA SAHAM PERTAMBANGAN


TAHUN
ARTI ATPK BUMI CITA CKRA
2004 679 273 612 703 80

2005 1069 296 822 539 70

2006 776 105 823 384 49

2007 469 1146 2613 569 135

2008 703 608 5146 646 197

2009 500 195 1921 658 103

Mean 699 437 1990 583 106

TAHUN HARGA SAHAM MANUFAKTUR


GGRM MRAT INDF UNVR KAEF
2004 13613 425 743 3546 181

2005 13104 356 959 4004 173

2006 10203 309 1071 4586 151

2007 10260 313 1903 6413 253

2008 6641 220 2111 7024 159

2009 11297 317 2017 9414 128

Mean 10853 323 1467 5831 174

Sumber: www.seputarforex.com

Berdasarkan tabel 1, terjadi beberapa kenaikan dan penurunan harga


saham dari tahun 2004 sampai dengan 2009. Sejumlah emiten perbankan seperti
BBCA, BBNI, dan BBRI mengalami kenaikan harga saham per tahunnya
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Susilo, 2009,Pasar Modal : Mekanisme Perdagangan Saham, Analisis


Sekuritas, dan Strategi Investasi di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-948913/inflasi-2008-bisa-capai-
125
https://republika.co.id/berita/ekonomi/makro/14/08/31/nb5z2g-10-tahun-
menjabat-sby-naikan-bbm-empat-kali
Laporan Keuangan Indonesia Tahun 2008, Direktorat Riset Ekonomi dan
Kebijakan Moneter, Bank Indonesia.
Suad Husnan,2015,Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 5,
Yogyakarta: UPPN STIM YKPN.
Suryo Luhur, Reaksi Pasar Modal Indonesia Seputar Pemilihan Umum Tahun
2009 Pada Saham LQ 45, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No.2
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modal

https://id.wikipedia.org/wiki/Saham

https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/undang-undang/Default.aspx

https://slideplayer.info/slide/11701583/

https://www.academia.edu/29181951/TAHAP-
TAHAPAN_PENELITIAN_KUALITATIF_MATA_KULIAH_ANALISIS_DAT
A_KUALITATIF

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/metode-penelitian.html

Mei 2010.
https://www.idx.co.id/peraturan/undang-undang-pasar-modal/
http://www.statistikaonline.com/2017/03/analisis-varians.html

https://www.statistikian.com/bantuan-olah-data

Anda mungkin juga menyukai