Anda di halaman 1dari 1

Latar Belakang

Education for Sustainable Development (ESD) atau pendidikan untuk pembangunan


berkelanjutan lahir dari kebutuhan akan pendidikan untuk mengatasi tantangan
keberlanjutan yang semkin meningkat. ESD menerapkan pedagogi inovatif yang
berorientasi pada tindakan untuk memungkinkan peserta didik mengembangkan
pengetahuan dan kesadaran serta mengambil tindakan untuk mengubah
masyarakat menjadi masyarakat yang lebih berkelanjutan. Menurut Hernandez et al.
(2018) ESD didefinisikan dalam pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
guna bekerja dan hidup dengan cara menjaga lingkungan, kesejahteraan sosial dan
ekonomi, baik dimasa sekarang maupun untuk generasi mendatang. Beroikir kritis
adalah salah satu kompetensi utama dalam mewujudkan ESD (Taimur & Sattar,
2019). Pentingnya untuk mendidikan peserta didik dengan tambahan mengenai ESD
karena hal ini akan mempersiapkan mereka untuk menjadi lebih kritis dan akan
membuat pilihan yang baik serta berdampak baik pada lingkungan (Jumrodah et al.
2021). Peserta didik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir kritis akan
menunjukkan kecakapan untuk mengevaluasi argumen, mengemukakan suatu
permasalahan, dan menghasilkan penalaran yang logis (Wahyudi, 2020). Kesulitan
dalam memahami konsep sangat berkolerasi dengan kemampuan berpikir kritis
siswa.
Beberapa penelitian mengemukakan bahwa siswa masih kesulitan dalam
memahami materi statika fluida (Susilawati, 2019; Yusrizal, 2016; Abidin, 2015).
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir, baik berbentuk cairan atau gas
(Giancoli, 2014). Cairan dapat mengalami perubahan berkelanjutan karena
pengaruh gaya gesek yang terjadi saat melintasi mediumnya. Hal ini juga erat
hubungannya dengan sifat fisik dan efek viskositas dalam cairan.

Anda mungkin juga menyukai