Anda di halaman 1dari 17

MASALAH GLOBAL DAN KAITANNYA DENGAN

MASALAH DI SEKOLAH DASAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perspektif Global


Dosen Pengampu : Laily Nurmalia, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 6

1. Aura Syifa Anissa 20200810200032


2. Nakwah Salsabila Rantika 20210810200007
3. Jihan Fauziyah 20210810200023
4. Khalfa Riski Putri 20210810200025
5. Khoirud Darojatul Wafa 20210810200026
6. Lintang Ariningtyas 20210810200027
7. Mufiidah 20210810200028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah kami guna memenuhi tugas untuk
mata kuliah Perspektif Global dengan judul “Masalah Global Dan Kaitannya
Dengan Masalah Pendidikan Di Sekolah Dasar” dapat kami selesaikan dengan
baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Sempurna, maka dari itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya
dari pembaca agar bias membuat karya ilmiah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Jakarta, 28 Februari 2023

Kelompok 6
MASALAH GLOBAL DAN KAITANNYA DENGAN
MASALAH DI SEKOLAH DASAR

Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu
objek. Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap
suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi
kepentingan dunia atau internasional. Dengan kata lain, perspektif global adalah
suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini adalah
kepentingan global yang lebih luas (Drs. Suyahman, 2020: 01).
Kita tidak bisa memungkiri kemajuan yang di capai Indonesia juga berkat hasil
interaksi dengan negara lain. Gelombang globalisasi dapat dimanfaatkan untuk
mendorong proses pembangunan nasional terutama pada bidang pendidikan.
Bidang pendidikan khususnya pada tingkat Sekolah Dasar adalah salah satu dari
bidang terpenting pada setiap negara karena tahap mencari wawasan ataupun
pengetahuan penerus bangsa di masa depan dimulai pada bidang ini. Demi
mencapai pendidikan sesuai harapan, para guru harus pintar dalam memilah hal-
hal yang sekiranya penting bagi pendidikan. Tentu hal itu sangat sulit terutama
pada era globalisasi yang tidak semua hal bersifat positif dan tentu pula terdapat
hal yang negatif. Guru juga harus mengetahui apa saja masalah global yang
berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan dalam sudut pandang perspektif global
menuntut kebijakan pendidikan mengacu pada adaptif kondisi saat ini baik secara
kurikulum maupun kondisi yang menuntut penyesuaian dalam pembelajaran.
Pendidikan global merupakan upaya untuk menanamkan suatu pandangan
tentang dunia kepada para siswa dengan menekankan pada saling keterkaitan
antar budaya, manusia dan kondisi bumi. Pada umumnya, tujuan Pendidikan
setiap mata pelajaran untuk kondisi ini menekankan pada kemampuan siswa
dalam berfikir kritis (critical thinking skills), namun ada hal unik dari Pendidikan
global yakni fokus substasinya yang berasal dari hal-hal mendunia semakin
bercirikan pluralisme, independensi dan perubahan. Pendidikan global memiliki
tujuan yakni untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia yang sumber daya alamnya
semakin saling ketergantungan (Drs. Suyahman, 2020: 40).
Menurut The American Association of Collages for Teacher Education
(AACTE, 1994) mengemukakan bahwa ‘globalization is said to necessitate
changes in teaching, such as more attention to diverse and universal human
values, global sistem, global issues, involment of different kinds of actors, and
global history.’ Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa era globalisasi
mengharuskan adanya perubahan dalam mengajar, antara lain dengan lebih
memperhatikan keragaman dan nilai-nilai manusia universal, sistem dan isu-isu
global serta keterkaitan dengan masyarakat dunia dan sejarah global (Drs.
Suyahman, 2020: 41).
Dikemukan oleh Laurence Peters (2011) bahwa Pendidikan Persepktif Global
Berwawasan ke SDan mefokuskan pada hubungan internasional yang
dihubungkan dengan interaksi sosial, hubungan sosial, studi perdamaian yang
menghubungkan ide-ide dari resolusi konflik sosial, berpikir global tentang
geografis, sejarah, kewarganegaraan maupun berpikir tentang kesadaran global
(Oktiana Handini, 2022).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu
social seperti sosiologi, ekonomi, sejarah, dan geografi. Mata pelajaran ini
merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan
sikap peduli serta tanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Pembelajaran IPS bisa menjadi salah satu senjata untuk menangkal pengaruh
negatif dari globalisasi. Tetapi itu semua harus ada konektivitas antara guru,
peserta didik, orang tua dan masyarakat. Lingkungan masyarakat dengan berbagai
problematikanya menjadi kajian IPS yang membantu peserta didik untuk
memahami segala persoalan kehidupan di masyarakat (Adi Fitriansyah. R, 2018).
Pembelajaran IPS mempunyai peran yang besar dalam membentuk karakter
peserta didik. Pendidikan karakter sangat penting dalam mengembangan
karakteristik anak dalam menjalankan kehidupannya didunia pendidikan dan
masyarakat. Namun seorang guru tetap tidak boleh lepas tangan dalam
membimbing anak untuk tetap mengenal karekteristik anak tersebut. Sebagaimana
pentingnya karakter itu dalam dunia yang akan datang. Kearifan lokal sangat
diperlukan dalam pendidikan, karena mengandung nilai-nilai kebaikan yang abadi
dalam hubungannya dengan relasi keluarga, tetangga dan masyarakat lain. Peran
kearifan lokal secara kritis mengubah dan membentuk budaya lokal menjadi
bermakna dan sesuai dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat
(Ghufronudin, dkk, 2017: 31).
Menurut Trianto (Dalam Suhardi, 2019:446) Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik hukum dan budaya.
Menurut Djahiri (Dalam Suhardi, 2019:446) IPS adalah harapan untuk mampu
membina masyarakat yang baik dimana para anggotanya benarbenar berkembang
sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh
karenanya diciptakan nilai-nilai.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat kita simpulkan bawah, pengertian Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai
makhluk sosial, mempelajari tentang perilaku manusia dalam individual maupun
kelompok, dan bertanggung jawab.
Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora,
sains bahkan berbagai isu dan masalah social kehidupan. Materi IPS untuk jenjang
Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan
adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir
peserta didik yang bersifat holistik. (Sapriya, dkk, dalam Etty Ratnawati, 2013).
Pembelajaran IPS diharapkan untuk dapat menciptakan peserta didik menjadi
generasi muda Indonesia yang mampu bersaing dengan semua masyarakat dari
Negara lain. Masalah daya saing dalam era globalisasi yang semakin terbuka
merupakan tantangan yang tidak ringan.
Dalam konteks Pendidikan IPS, manusia dengan lingkungan tidak dapat
dipisahkan, saling membutuhkan, dan saling ketergantungan. Manusia
mempengaruhi lingkungan hidupnya, sebaliknya manusia juga dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Menurut Sumaatmadja (1999:4-5), hubungan antara
manusia dengan lingkungan dapat di kelompokkan menjadi empat tahapan (Edi
Susrianto Indra Putra, 2021: 20), yaitu;
1) Kala peradaban manusia masih sederhana kehidupan manusia dipengaruhi
oleh lingkungan;
2) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyebabkan manusia
mengeksplorasi lingkungan (manusia mempengaruhi lingkungan);
3) Perkembangan berikutnya manusia dan lingkungan saling mempengaruhi
dengan perantaraan kebudayaan; dan
4) Hubungan antara manusia dengan lingkungan semakin komplek seiring
dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Secara mendasar tujuan Pendidikan IPS harus menyentuh aspek-aspek
perilaku, sikap, keterampilan dan pengetahuan tentang kehidupan masyarakat.
Sejalan dengan kecendrungan berbagai peningkatan masalah sosial di masyarakat,
Pendidikan IPS harus bisa berperan aktif dalam mempersiapkan peserta didik
untuk mampu memecahkan berbagi masalah sosial. Dengan pendekatan reflective
inquiry, para siswa diharapkan mampu mengembangkan analisis yang lebih luas
dan mendalam terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat. Pendidikan IPS perlu dikembangkan secara
berkelanjutan, dinamis, dan epistemologis. Menurut Wiriaatmadja (2002: 23),
pendidikan dan pengajaran ilmu sosial mampu mengidentifikasi pola-pola yang
menghubungkan manusia dengan peristiwa, dengan tempat, dengan masa lampau
dan masa depan secara terpadu yang dialami manusia dalam duniannya. Atas
dasar itu, Pendidikan IPS perlu dikembangkan secara berkelanjutan, dinamis, dan
epistemologis (Edi Susrianto Indra Putra, 2021: 21).
Metode pembelajaran di sekolah juga harus dikondisikan sedemikian rupa agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri, kreatif dan dengan berbagai cara.
Dengan demikian, peserta didik dibiasakan dan dipersiapkan sejak dini dengan
nalar dan sikap yang tidak hanya dinamis dan demokratis di tingkat lokal dan
nasional, tetapi juga siap memasuki lingkungan global yang kompetitif dan
kooperatif secara sehat dan modern serta menghadapinya. Dengan cara itulah
sejak dini peserta didik diharapkan mampu memiliki cara untuk melangkah dan
menghadapinya.
Dalam permasalahan global yang mana berkaitan dengan Sekolah Dasar
terdapat beberapa masalah yang ada didalam pembelajaran IPS SD, mulai dari
masalah teknologi, kependudukan, pembangunan, Hak Asasi Manusia (HAM),
migrasi, lingkungan hidup, Sumber Daya Manusia (SDM), serta kelaparan dan
bahan pangan.
1. Teknologi
Perkembangan dalam bidang teknologi, komunikasi, dan informasi
tidak akan pernah bisa dihindari oleh manusia. setiap individu dari
manusia tentu akan mengalami gagap dalam teknologi dikarenakan dari
waktu ke waktu perkembangan ini semakin terus meningkat. Hal ini
sejalan dengan arus perkembangan globalisasi. Perkembangan globalisasi
membawa pengaruh yang sangat dominan dalam berbagai aspek terutama
dalam bidang pendidikan, hal ini ditunjukkan dengan adanya tuntutan
untuk harus memiliki kreatifitas bagi seorang pendidik atau guru untuk
menguasai berbagai hal kemajuan dalam globalisasi ini. Selain itu, seorang
pendidik perlu memiliki beberapa hal untuk dikuasai seperti keterampilan
dan pengetahuan yang luas agar bisa mengemas berbagai materi
pembelajaran secara menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik
dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran
yang menarik dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Membekali
peserta didik dengan kemampuan pengetahuan dan keilmuan yang harus
dikembangkan dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu, dan
teknologi (Sapriya & Nurdin, 2006; Subiyakto & ABBAS, 2020;
Sukmadinata, 2010, Dalam Raina Hapipah, 2022).
Globalisasi di era sekarang ini semakin terus berkembang yang
beriringan pula dengan berkembangnya segala aspek ilmu pengetahuan
dan teknologi disegala aspek semua bidang. Adanya hal itu semua
mengharuskan guru sebagai pendidik harus menyesuaikan segala aspek
pembelajaran yang tetap relevan dan tidak ketinggalan zaman. Hal ini
yang menjadikan teknologi dalam pendidikan menjadi permasalahan
dalam hal kekurangfahaman peserta didik dengan teknologi dikarenakan
jika guru sebagai pendidik tidak dapat memahami pembelajaran yang
seiring dengan perkembangan teknologi, maka akan menimbulkan dampak
dalam hal terebut (Mutiani, Disman, dkk., 2022; Mutiani dkk., 2020;
Mutiani, Jumriani, dkk., 2022, Dalam Raina Hapipah, 2022).
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebuah tanda dari
perkembangan zaman yang semakin pesat. Ilmu pengetahuan adalah
penyampaian ide, gagasan, dan materi pelajaran dari satu pihak ke pihak
lain atau dari pendidik ke peserta didik. Dari ilmu pengetahuan yang
diberikan pendidik kepada peserta didik dilakukan agar terjadi interaksi
yang saling mempengaruhi diantara keduanya. Kata teknologi secara
harfiah berasal dari bahasa latin texere yang berarti menyusun atau
membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya tidak terbatas pada
penggunaan mesin. Namun dalam arti yang sempit dapat diartikan sebagai
alat yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Teknologi adalah suatu
rancangan atau alat yang di desai untuk alat bantu dala melakukan
tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat.
Pada pencapaian suatu hasil yang di inginkan (Jumriani, Syaharuddin,
dkk., 2021; Jumriani dkk., 2022; Maulana dkk., 2022, Dalam Raina
Hapipah, 2022).
Permasalahan pendidikan yang dialami di era globalisasi ini adalah
kurangnya kualitas guru untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain itu, kurangnya pemerataan pembagian teknologi untuk
pembelajaran masih kurang. Keterbatasan dari sumber daya yang
mendukung untuk menunjang pendidikan merupakan sebuah
permasalahan yang harus dilakukan inovasi atas pendidikan. Kepentingan
adanya pemahaman peserta didik terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan hal yang sedemikian pentingnya untuk manusia.
Hal tersebut akan berpengaruh dengan industri dan komersial dimasa
depan negara. Sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan, pendidik dan
peserta didik harus bisa memanfaatkan peralatan teknologi yang
disediakan. Kemudian guru sebagai pendidik harus memberikan
pendidikan yang sesuai dengan era globalisasi sekarang ini. Selanjutnya
pembelajaran disekolah harus beriringan dengan kurikulum yang disajikan
oleh pemerintah. Keberadaan sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat
menjadi solusi untuk menanamkan pendidikan karakter. Sekolah bukan
hanya tempat transfer ilmu (Handy dkk., 2020, 2021, 2022; Hidayat Putra
& Abbas, 2022, Dalam Raina Hapipah, 2022).
Adanya permasalahan dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti kurangnya kualitas guru dan kurang pemerataan fasilitas
teknologi untuk pembelajaran. Hal tersebut menuntut adanya inovasi
dalam pendidikan. Inovasi dalam pendidikan adalah suatu gagasan,
produk, atau pekerjaan baru yang dapat digunakan sebagai pembaharu
yang digunakan oleh tiap-tiap sekolah untuk mencapai tujuan dari
pendidikan. Selain itu, inovasi pendidikan digunakan untuk memecahkan
masalah dalam dunia pendidikan. Dengan adanya inovasi dari pendidikan,
diharapkan agar dapat meningkatkan dan menyasar kualitas pendidikan
(Abbas, 2020; Dwina dkk., 2022, Dalam Raina Hapipah, 2022).

2. Kependudukan
penduduk merupakan komponen paling pokok dari setiap negara.
Penduduk merupakan potensi sumber daya bagi negara. Jadi jumlah
penduduk yang besar menjadi pendukung pelaksanaan pembangunan dan
pertahanan negara. Apabila jumlah penduduk yang besar itu tidak
diimbangi dengan kemampuan negara untuk menguasainya. Bahkan,
jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang harus ditanggung
negara. Indonesia juga mengalami hal tersebut. Berdasarkan hasil
perhitungan penduduk pada tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia 219
juta jiwa. Jumlah penduduk yang besar berakibat pemerintah dihadapkan
berbagai masalah sosial diantaranya :
A. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Untuk Asia Tenggara, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan
pertama. Untuk dunia menempati urutan keempat. Jumlah penduduk
Indonesia yang besar terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya
anggapan banyak anak banyak rezeki. Selain itu, adanya kepercayaan
harus memiliki anak laki-laki sebagai penerus keturunan. Masalah-
masalah sosial akan muncul apabila besarnya jumlah penduduk tidak
diimbangi dengan kemampuan mengatur sarana dan prasarana.
Contohnya kekurangan pangan, minimnya pendidikan, kurangnya
lapangan kerja, dan kepadatan serta persebaran yang tidak merata.
Sebenarnya jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan sumber
tenaga kerja yang melimpah. Namun, ternyata jumlah lapangan kerja
belum mencukupi sehingga jumlah pengangguran semakin besar. Hal
ini juga semakin memperbanyak munculnya kriminalitas dalam
masyarakat, sehingga angka kejahatan juga semakin tinggi.
Laju pertumbuhan penduduk yang pesat dapat diatasi dengan cara
sebagai berikut :
a) Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB).
b) Memberi pengarahan tentang pentingnya membangun Norma
Keluarga Kecil dan Bahagia Sejahtera (NKKBS).
c) Menambah jumlah lapangan kerja untuk mengurangi
pengangguran
d) Menunda usia perkawinan.
B. Persebaran penduduk yang tidak merata
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan wilayah yang cukup
luas ternyata persebarannya tidak merata. Akibatnya ada daerah yang
padat, sangat padat, dan ada daerah yang jarang penduduknya.
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk
dengan luas daerah yang didiami. Hal ini berarti bahwa kepadatan
penduduk berbeda-beda di tiap wilayah, tergantung jumlah penduduk
yang mendiami dan luas wilayahnya. Salah satu faktor yang
menentukan tidak meratanya persebaran penduduk adalah faktor
ekonomi. Sebagian besar penduduk Indonesia menghuni Pulau Jawa.
Mereka menganggap Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan,
ekonomi, dan pendidikan. Jumlah penduduk yang padat membawa
dampak bagi wilayah bersangkutan. Wilayah yang padat penduduknya
menghadapi masalah seperti perumahan kumuh, lingkungan tempat
tinggal yang kurang sehat, kurangnya lapangan kerja, atau persediaan
pangan yang tidak mencukupi. Adapun wilayah yang jarang
penduduknya menghadapi masalah. Di antaranya banyak lahan dan
sumber daya yang terbengkalai karena tenaga kerja kurang dan
pengembangan industri yang minim. Selain itu, sulitnya penjagaan
wilayah karena kurangnya orang yang menjaga Pemerataan persebaran
penduduk dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk.
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
a) Pelaksanaan program transmigrasi.
b) Penyebaran pembangunan di segala bidang seperti pusat kegiatan
ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian,
diharapkan penduduk tidak akan berpusat di satu wilayah.
C. Kualitas penduduk yang rendah
Kualitas penduduk sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
negara. Semakin tinggi kualitas penduduk, maka semakin maju
negaranya. Begitu juga sebaliknya, rendahnya kualitas penduduk
berakibat terhambatnya proses pembangunan. Kualitas penduduk
merupakan alat pemantau tingkat kehidupan penduduk di negara
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari cara memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan.
Kualitas penduduk rendah :
a) Kekurangan pangan dan sandang.
b) Perumahan kumuh dan kurang sehat.
c) Sebagian besar penduduk tidak bersekolah/pendidikan rendah.
d) Tingkat kesehatan rendah.
e) Kebutuhan tersier tidak terpenuhi.
Kualitas penduduk tinggi :
a) Kebutuhan pangan dan sandang yang terpenuhi.
b) Perumahan baik, bersih, dan teratur.
c) Tingkat pendidikan penduduk sudah lumayan.
d) Alat-alat rumah tangga yang baik dan lengkap.
e) Kebutuhan tersier terpenuhi.

Kualitas penduduk yang rendah dapat diupayakan melalui


peningkatan pelayanan kesehatan dan mutu pendidikan. Di bidang
kesehatan, pemerintah berupaya meningkatkan pemerataan
pelayanan kesehatan dengan membangun puskesmas di tempat
yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Sementara itu, program
pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain
sebagai berikut :
a) Melaksanakan program wajib belajar 9 tahun.
b) Merencanakan gerakan orang tua asuh, sehingga anak-anak usia
sekolah yang kekurangan biaya dapat melanjutkan sekolah.
c) Penyelenggaraan kelompok belajar paket.
d) Pemberian beasiswa pada anak-anak berprestasi.
e) Meluncurkan program BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
untuk meningkatkan pelayanan pendidikan.

D. Arus urbanisasi yang tinggi


Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota
dalam satu wilayah negara. Sekarang, banyak penduduk desa yang
pindah ke kota. Ada yang pindah untuk sementara, ada pula yang
menetap. Setiap tahun arus urbanisasi semakin besar.
Berikut adalah penyebab terjadinya urbanisasi :
1. Faktor pendorong urbanisasi
a) Sedikitnya lapangan kerja di daerah asal.
b) Adanya kekacauan politik, kerusuhan, atau terjadi perang.
c) Mencari penghasilan yang lebih baik.
d) Terjadi bencana alam (banjir, gunung meletus, dan gempa).
e) Terjadi wabah penyakit.
f) Kurangnya sarana kehidupan di desa, seperti sarana
pendidikan, kesehatan, dan hiburan.
g) Pindah tugas atau pekerjaan.
2. Faktor penarik urbanisasi
a) Kesempatan mendapatkan pekerjaan di kota lebih banyak.
b) Penghasilan di kota yang lebih tinggi.
c) Lengkapnya fasilitas di kota berupa pendidikan, kesehatan,
hiburan, perhubungan, dan pusat perbelanjaan.
d) Keamanan yang lebihterjamin.

Urbanisasi membawa dampak bagi daerah yang ditinggalkan dan


bagi yang dituju.

1. Dampak bagi daerah yang ditinggalkan (desa)


a) Jumlah tenaga kerja menjadi sedikit.
b) Jumlah penduduk makin berkurang.
c) Sumber daya alam menjadi terbengkalai (tidak
dimanfaatkan).
2. Dampak bagi daerah yang dituju (kota)
a) Jumlah tenaga kerja bertambah.
b) Jumlah pengangguran meningkat
c) Jumlah penduduk bertambah.
d) Kepadatan penduduk meningkat.
e) Kegiatan ekonomi masyarakat semakin berkembang.

Arus urbanisasi yang tinggi dapat diatasi dengan cara berikut.


a) Pemerataan pembangunan di segala bidang sehingga penduduk
tidak perlu pindah ke kota karena sarana dan prasarana di desa
sudah lengkap dan memadai.
b) Memperbaiki sarana dan prasarana kehidupan, seperti
puskesmas, sekolah, dan jalan raya.
3. Migrasi

Migrasi sebagai suatu gerak suatu gerak penduduk yang menjadi masalah
global, yaitu emigrasi (perpindahan penduduk menuju Negara lain yang akan
menetap di Negara baru tersebut), imigrasi (perpindahan penduduk dari suatu
Negara ke dalam negeri tertentu yang diperkirakan akan menetap di negeri
terakhir), dan pengungsian (perpindahan sekelompok penduduk dari suatu
kawasan atau Negara ke kawasan atau Negara lain, karena faktor-faktor tertentu
yang mendesak). Bahwa orang atau orang-orang yang berpindah itu membawa
masalah, masalah ekonomi (lapangan kerja, kekurangan bahan pangan), masalah
politik (perang saudara, perbedaan ideology) masalah atau bencana alam (banjir,
kekeringan, wabah). Bagi kawasan atau Negara yang didatangi, menjadi masalah
karena berkaitan dengan pemenuhan segala kebutuhan para pendatang, mulai dari
tempat tinggal, pekerjaan, bahan pangan, kriminalitas, dan kemungkinan wahab
penyakit yang mereka bawa.

Orang-orang yang berpindah akan membawa masalah ekonomi (lapangan


kerja, kekurangan bahan pangan), masalah politik (perang saudara, perbedaan
ideologi. Bagi kawasan atau negara yang didatangi akan menjadi masalah karena
berkaitan dengan pemenuhan segala kebutuhan para pendatang, mulai dari tempat
tinggal, pekerjaan, bahan pangan dan sebagainya. Belum lagi dari keyakinan
politik yang dianut, kriminalitas, dan kemungkinan wabah penyakit yang mereka
bawa. Masalah tersebut berdampak luas dalam berbagai aspek kehidupan diantara
dua belah pihak.

4. Hak Asasi Manusia

HAM merupakan hal yang melekat pada setiap diri manusia, baik sebagai
individu, anggota masyarakat, maupun sebagi warga negara-negara dan warga
dunia. Persoalannya terletak pada pelanggaran yang terjadi dan dialami oleh
orang-orang tertentu baik sebagai individu maupun sebagai kelompok oleh pihak-
pihak tertentu yang memiliki kekuasaan atau yang berkuasa. Pelanggran ini telah
terjadi secara lokal di kawasan-kawasan tertentu, di negara-negara tertentu,
bahkan juga tingkat dunia. Cobalah anda amat, dengarkan dan perhatikan
disekeliling kita semua, bahkan mungkin dialami oleh kita sendiri. Oleh karena
itu, kita masing-masing harus menyadari hak dan kewajiban, dan memahami serta
menghormati hak dan kewajiban orang lain. Lebih jauh lagi kita harus berupaya
memberikan pengertian dan kesadaran kepada peserta didik atas hak dan
kewajiabannya. Proses yang demikian itu juga ditunjukkan kepada masyarakat
awam yang biasanya menyadari kewajibannya, seshingga mereka menjadi sasaran
pihak-pihak yang berupaya memanfaatkan. Upaya penegakkan HAM ini harus
dilakukan oleh tiap warga untuk menjegah dan memecahkan masalah atas
pelanggarannya.

5. Pembangunan

Pembangunan adalah sebagai proses yang berupaya memperbaiki kondisi


hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material termasuk
kebutuhan-kebutuhan fisik, telah – sedang – dan akan dilakukan oleh semua
bangsa di dunia ini. Namun demikian, karena pada pelaksanaannya melibatkan
segala sumber daya, baik alam maupun manusia termasuk kemampuan
IPTEKnya, maka pembagunan masih banyak menghadapi masalah. Oleh karena
itu, pembangunan sebagai upaya pemecehan masalah kesejahteraan masyarakat,
pada sisi lain masih menjadi masalah (Bartemulus, 1986 : 8).

Sebagai suatu konsep, pembanguanan itu merupakan upaya berencana


meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya untuk
kebanyakan negara-negara yang miskin didunia, menjadi masalah. Masyarakat
dan negara-negara yang miskin yang seharusnya melakukan pembangunan untuk
mengetaskan diri dari kemiskinan, justru tidak mampu melaksanakannya.
Pembangunan sebagai rangkaian kegiatan perencanaan- pengkajian – uji
kelayakan – pengelolaa – pelaksanaan – evaluasi, memerlukan SDM yang handal,
dana yang mendukung, dan suasana yang kondusif. Untuk memenuhi tuntutan
perangkat yang demikaian, bagi kebanyakan negara-negara didunia, menjadi
masalah, apalagi untuk “pembangunannya sendiri”. Apabila tidak ada upaya
tingkat global melalui lembaga-lembaga dunia, bagi negara-bangsa miskin dan
terbelakang, masalah pembangunan ini menjadi “lingkaran setan” yang tidak akan
berhenti. Dengan demikian pembangunan yang seharusnya menjadi upaya
pemecahan masalah, untuk negara-negara terbelakang dan miskin, justru menjadi
masalah. Dan hal ini, SDM dengan kualitas kemampuannya, menjadi kunci
utama.
DAFTAR PUSTAKA

Sumaatmadja, Nursid, dkk. 2012. Perspektif Global. Jakarta:Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai