Anda di halaman 1dari 6

Nama :Regina Syawaly

NIM :2107101010112
Kelas : 49
Fakultas :Fakultas Kedokteran
Dosen : Dr. Drs. Razali, M. Pd
Univeritas :Universitas Syiah Kuala

I. Konstruksi yang terdaftar berikut ini merupakan konstruksi kalimat salah. Kemukakan alasan
secara teoretis tentang kesalahan tersebut, dan tulis kembali alternatif pembetulannya!

1) Menyukai bahan bacaan, membiasakan membaca, berminat baca, pintar, dan berkarya tulis
adalah merupakan tahapan proses literasi yang ideal.
Kesalahan : Terdapat pemborosan kata yang bermakna sama, yaitu “adalah” dan “merupakan”
serta terdapat kesalahan penyusunan kalimat, yaitu dari apa yang dirincikan barulah perincian.
Seharusnya perincian dahulu barulah apa yang dirincikan
Perbaikan : Tahapan proses literasi yang ideal, yaitu menyukai bahan bacaan, membiasakan
membaca, berminat membaca, dan berkarya tulis.

2) Saya menyarankan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) wajib menjadi salah satu
syarat memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi di Indonesia.
Kesalahan : Terdapat pemborosan kata yang bermakna sama secara tersirat, yaitu “wajib” dan
“syarat”
Perbaikan : Saya menyarankan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) menjadi salah satu
syarat memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi di Indonesia.

3) Saya sudah katakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah.
Kesalahan : Terdapat ketidakjelasan subjek pada kalimat sehingga kalimat menjadi rancu dan
seharusnya verba dalam bentuk aktif dengan awalan meng- bukan pasif dengan awalan ber-
Perbaikan : Sudah saya mengatakan bahwa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak
mudah

4) Banyak buku kami telah baca, tetapi kami tidak temukan petunjuk pengunaan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Kesalahan : Terdapat ketidakjelasan subjek pada kalimat sehingga kalimat menjadi rancu dan
verba seharusnya dalam bentuk aktif dengan awalan me-
Perbaikan : Kami telah membaca banyak buku, tetapi kami tidak menemukan petunjuk
penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

5) Dalam seminar sehari itu membicarakan masalah HAM.


Kesalahan : Terdapat penggunaan kata yang kurang tepat, yaitu “sehari” seharusnya diganti hari
karena tidak dimaksudkan untuk memberitahukan durasi dan terdapat pemborosan kata sehingga
kalimat menjadi tidak efektif yaitu kata “dalam”
Perbaikan : seminar hari itu membicarakan masalah HAM.

6) Dari hasil penelitian laboratorium membuktikan bahwa serum ini tidak berbahaya.
Kesalahan : Terdapat pemborosan kata diawal kalimat, yaitu kata “dari”
Perbaikan : Hasil penellitian laboratorium membuktikan bahwa serum ini tidak berbahaya.

7) Menurut Keraf (1993:41) mengatakan bahwa syarat pembentukan paragraf adalah kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan.
Kesalahan : Terdapat kesalahan adanya dua predikat, yaitu menurut dan mengatakan. Sedangkan
hanya terdapat satu subjek
Perbaikan : Menurut Keraf (1993:41) bahwa syarat pembentukan paragraf adalah kesatuan,
kepaduan, dan pembenaran.

8) Bila terlalu banyak berkata-kata maka dikhawatirkan banyak pula terselip dusta.
Kesalahan : Terdapat pemilihan kata yang kurang tepat sehingga kalimat mempunyai dua anak
kalimat
Perbaikan : Jika terlalu banyak berbicara, dikhawatirkan banyak pula terselip dusta.

9) Sudah saya katakan berulang-ulang kepada mereka bahwa kalimat yang benar itu sekurang-
kurangnya harus memiliki subjek dan predikat. Tetapi, mereka tetap tidak menyadarinya.
Kesalahan : Terdapat kesalahan peletakan tanda baca, yaitu tanda baca titik dan koma
Perbaikan : Sudah saya katakan berulang kali kepada mereka bahwa kalimat yang benar itu
sekurangkurangnya harus memiliki subjek dan predikat, tetapi mereka tetap tidak menyadarinya.

10) Para pedagang masih terus mendirikan kios-kios liar di lahan-lahan pingir jalan milik negara.
Padahal pemerintah kota sudah berulang kali melarangnya.
Kesalahan : Terdapat kesalahan peletakan tanda baca, yaitu tanda baca titik dan koma dan
terdapat kata yang memiliki makna yang sama, yaitu “terus” dan “masih”
Perbaikan : Para pedagang terus mendirikan kios liar di lahan pinggir jalan milik negara, padahal
pemerintah kota sudah berulang kali melarangnya.

11)Jika terlalu kaku dalam menggunakan bahasa tulis, maka kita akan ditinggalkan pembaca.
Kesalahan : Terdapat kesalahan adanya dua konjungsi dalam satu kalimat (bukan konjungsi
korelatif)
Perbaikan : Jika terlalu kaku dalam menggunakan Bahasa tulis, kita akan ditinggalkan pembaca

12) Generasi muda adalah merupakan generasi penerus perjuangan bangsa.


Kesalahan : Terdapat pemborosan kata yang bermakna sama, yaitu “adalah” dan “merupakan”
Perbaikan : Generasi muda adalah generasi penerus perjuangan bangsa

13) Mulai sekarang marilah kita tingkatkan mutu sumber daya manusia kita demi untuk masa
depan bangsa kita.
Kesalahan : Terdapat pemborosan kata yang bermakna sama, yaitu “untuk” dan “demi”
Perbaikan : Mulai sekarang marilah kita tingkatkan mutu sumber daya manusia kita demi masa
depan bangsa kita.

14)Jenis-jenis logam, misalnya, emas, perak, tembaga, dan sebagainya dapat dijadikan perhiasan.
Kesalahan : Terdapat kesalahan peletakan tanda baca, yaitu tanda baca koma
Perbaikan : Jenis-jenis logam misalnya emas, perak, tembaga dan sebagainya dapat dijadikan
perhiasan.

15) Dia termasuk korban terparah dalam musibah itu.


Kesalahan : Terdapat kesalahan pemborosan kata yang merujut ke subjek yang sama
Perbaikan : Dia korban terparah dalam musibah itu.

16) Syarat utama untuk memperoleh ilmu yaitu patuh dan sabar atas segala instruksi guru.
Kesalahan : Terdapat kesalahan karena tidak adanya tanda baca, yaitu tanda baca koma
Perbaikan : Syarat utama untuk memperoleh ilmu, yaitu patuh dan sabar atas segala instruksi
guru.

17) Tulisan yang berkwalitas, antara lain, didasari atas ide yang brillian, topik yang faktuil, data
yang kuat, dan rujukan yang bernas.
Kesalahan : Terdapat kesalahan penulisan kata, menjadi kata yang tidak baku
Perbaikan : Tulisan yang berkualitas, antara lain, didasari atas ide yang brilian, topik yang
faktual, data yang kuat, dan rujukan yang benar.

18) Selain itu, pengungkapannya mesti menggunakan bahasa yang baik dan benar, yaitu bahasa
yang sesuai konteks dan kaedah.
Kesalahan : Terdapat kesalahan penulisan kata, menjadi kata yang tidak baku
Perbaikan : Selain itu, pengungkapannya mesti menggunakan Bahasa yang baik dan benar, yaitu
bahasa yang sesuai konteks dan kaidah.

19) Allah memberikan penghargaan yang luar biasa bagi orang-orang yang gemar berliterasi Al-
Quran, seperti belajar membacanya (tafakkur), membaca-bacanya (tadarrus/mudarrasah)
mengkajinya (tadabbur), dan mengamalkannya.
Kesalahan : Terdapat pemilihan kata yang kurang tepat
Perbaikan : Allah memberikan pahala yang luar biasa bagi orang-orang yang gemar berliterasi
Al-Quran, seperti belajar membacanya (tafakur), membaca-bacanya (tadarus/mudarasah)
mengkajinya (tadabur), dan mengamalkannya.

20) Walaupun perjanjian gencatan senjata sudah ditandatangani, saling tembakmenembak antara
kedua belah pihak sulit dihindari.
Kesalahan : Terdapat kesalahan pemborosan kata yang memiliki makna yang sama, yaitu
“tembak menembak” dan “saling menembak”
Perbaikan : Walaupun perjanjian gencatan senjata sudah ditandatangani, saling tembak antara
kedua belah pihak sulit dihindari.

II. Buatlah sebuah karagan singkat (minimal 5 paragraf, tiap paragraf minimal 5 kalimat) dengan
memilih salah satu dari topik berikut.
a. Kendala belajar secara daring.
b. Menyikapi Wabah Covic 19.
c. Dampak dari Label Halal Indonesia bagi ummat Islam Indonesia.
d. Manfaat Bantuan Sosial bagi Kaum Duafa,
e. Harapan Mahasiswa pada Pengambil Kebijakan di Perguruan Tinggi.

Kendala Pembelajaran Secara Daring

Seiring dengan meningkatnya popularitas internet oleh modernisasi disertai dengan


pandemic Covid-19, potensi dilakukannya pembelajaran daring pun meningkat. Pembelajaran
daring ini seharusnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan apabila system
pembelajaran dirancang dengan baik dan efisien. Namun, pada kenyataannya masih terdapat
beberapa kendala dalam pembelajaran daring yang dapat kita rasakan. Pemebalajran daring
merupakan tantangan baik bagi pelajar maupun pengajar. Pada teks ini akan dibahas empat
kendala yang dapat dirasakan saat melakukan pembelajaran secara daring.

Pertama, Pengalaman belajar mengajar yang terbatas. Beberapa pelajar daring yang
belum memiliki banyak pengalaman dengan teknologi mungkin akan ragu untuk terjun langsung
ke pembelajaran online atau E-learning. Terutama dengan adanya stigma bahwa E-learning
hanya untuk individu yang memiliki teknologi yang canggih dan paham teknologi. Selain itu,
dengan pembelajaran daring mengakibatkan pelajar kurang leluasa untuk bertanya pada bagian
yang mereka kurang pahami, terutama apabila menggunakan media seperti video. Namun,
kendala ini sudah dapat diatasi dengan adanya tersedianya banyak video tutorial yang sudah
dilengkapi dengan fitur kolom pertanyaan ataupun kolom komentar.

Kedua, Kurangnya motivasi. Transisi menuju pembelajaran daring telah menjadi masa
yang sulit bagi pelajar maupun pengajar di seluruh dunia. Bagi beberapa orang, format “kelas”
baru mereka yang membuat kurangnya motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja akademik
mereka sepanjang semester. Rumah yang biasanya merupakan tempat untuk beristirahat,
bermain, maupun bersantai sekarang menjadi “kelas” baru bagi pelajar. Belum lagi adanya
gangguan maupun ditraksi yang terjadi pada rumah tangga pada umumnya yang disebabkan oleh
minimnya ruang personal untuk belajar.

Ketiga, Kurangnya support. Pada pembelajaran tatap muka, pembelajaran dilakukan di


ruang kelas dengan berbagai macam pelajar yang membuat atmosfir ruang kelas menjai ramai.
Pada masa pandemic Covid-19, diadakannya pembelajaran secara daring berkaitan dengan
isolasi untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Banyak orang yang mengaitkan Isolasi
ini dengan perasaan kesepian. Mereka ingin belajar serta memperluas pengetahuan mereka,
tetapi ingin disupport dan enggan melakukannya sendiri.

Keempat, materi pembelajaran yang terlalu menantang. Bagi pengajar, menciptakan


pengalaman pembelajaran daring yang efektif adalah dengan menemukan keseimbangan materi
pembelajaran. Jika terlalu mudah, pelajar bisa menjadi bosan dan kurang tertarik. Pengajar
dituntut untuk memberikan tantangan pembelajaran kepada pelajar agar terpancingnya motivasi
pelajar untuk belajar. Namun, seringkali materi dan tugas-tugas yang diberikan terlampau sulit
dan banyak yang justru menurunkan semangat pelajar.

Anda mungkin juga menyukai