Anda di halaman 1dari 46

STATUTA

STMIK DCI

PERATURAN YAYASAN DIGITALOKA


NOMOR: 1 Tahun 2022
PERATURAN YAYASAN DIGITALOKA
NOMOR: 1 Tahun 2022

TENTANG

STATUTA STMIK DCI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PENGURUS YAYASAN DIGITALOKA

Menimbang : a.bahwa fungsi Statuta di Perguruan Tinggi adalah sebagai dasar dalam
penyelenggaraan Pendidikan Tinggi maupun Pengelolaan Perguruan
Tinggi;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 60 ayat (5) dan Pasal 66 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
Perguruan Tinggi wajib memiliki Statuta yang ditetapkan oleh Badan
Penyelenggara;
c. bahwa Statuta STMIK DCI Tahun 2021 tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, maupun tuntunan dinamika Pendidikan tinggi
dan perkembangan masyarakat, sehingga perlu diganti;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Yayasan Digitaloka
tentang Statuta STMIK DCI.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi;
4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 16
Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi
Swasta;
5. Surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor:
116/D/O/1999 tanggal 13 Juli 1999 tentang Ijin Pendirian Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer DCI;
12. Anggaran Dasar Yayasan Digitaloka sebagaimana diatur dalam Akta
Pendirian Nomor 137 tanggal 27 Juli 1987 dan terakhir diubah dengan
Akta Notaris Heri Hendriyana, S.H., M.H., Nomor 4 tanggal 01
Agustus 2022 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi
Manusia dengan Surat Keputusan Nomor: AHU-
0001350.AH.O1.05.Tahun 2022
Menetapkan :
MEMUTUSKAN
PERATURAN YAYASAN DIGITALOKA TENTANG STATUTA STMIK DCI

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam statuta ini yang dimaksud dengan:
1. Statuta STMIK DCI, selanjutnya disebut statuta, adalah peraturan dasar yang digunakan
sebagai dasar dalam penyelenggaraan STMIK DCI.
2. Rencana Induk Pengembangan, selanjutnya disebut RIP adalah rumusan arah
pengembangan STMIK DCI dalam bidang akademik dan non akademik untuk jangka
waktu 20 tahun.
3. Rencana Strategis selanjutnya disebut Renstra, adalah rumusan strategi pencapaian RIP
untuk jangka waktu 4 (empat) tahun.
4. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan, selanjutnya disebut RKAT adalah rumusan
rencana kerja yang merupakan Renstra untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan rincian
penghasilan dan pengeluaran keuangan untuk memewujudkan rencana kerja tersebut.
5. Yayasan Digitaloka, selanjutnya disebut yayasan, adalah badan hukum penyelenggara
STMIK DCI, sebagaimana disahkan dengan Surat Keputusan Menkumham Nomor:
0001350.AH.O1.05 Tanggal 02 Agustus 2022.
6. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer DCI yang disingkat STMIK DCI,
adalah satuan pendidikan tinggi yang menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
7. Senat Akademik STMIK DCI, selanjutnya disebut senat akademik adalah organ normatif
tertinggi yang bertugas memberikan pertimbangan dalam bidang akademik kepada Ketua
STMIK DCI.
8. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, selanjutnya disebut LPPM
adalah pelaksana akademik dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
STMIK DCI.
9. Lembaga Penjaminan Mutu Internal, selanjutnya disebut BPMI adalah pelaksana sistem
penjaminan mutu akademik internal STMIK DCI.
10. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,
pendidikan profesi dan/atau pendidikan vokasi.
11. Dosen adalah pelaksana akademik di program studi.
12. Ketua Program Studi adalah pemimpin tertinggi di program studi.
13. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tinggi.

BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
Pasal 2
Visi STMIK DCI:
Menjadi perguruan tinggi informatika yang unggul di tingkat regional dan nasional pada
tahun 2045

Pasal 3
Misi STMIK DCI:
(1) Melaksanakan tridarma perguruan tinggi dengan standar jaminan kualitas.
(2) Mengembangkan wahana kepeloporan, kepemimpinan, keagamaan, dan keterbukaan
dalam mengelola perguruan tinggi, mengacu peningkatan dan pencapaian isu strategis
leadership, relevance, atmosfir academic, internal management, sustainable, dan efektif-
efisien.
(3) Melaksanakan kerja sama dalam dan luar negeri dalam kerangka menciptakan link and
match antara STMIK DCI dengan pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Pasal 4
Tujuan STMIK DCI:
(1) Meningkatnya kualitas tata kelola dan penjaminan mutu untuk meningkatkan posisi
sebagai perguruan tinggi yang unggul berdasarkan manajemen berbasis perencanaan dan
penjaminan mutu dengan sasaran mempertahankan dan meningkatkan mutu, daya saing
lulusan dan perluasan akses.
(2) Menciptakan layanan Tridharma yang nyaman, berkualitas, dan berkarakter.
(3) Menciptakan atmosfer akademik yang kondusif sehingga mendorong semangat belajar
bagi sivitas akademika.
(4) Membentuk kampus yang merdeka dan terbuka serta bermanfaat bagi masyarakat dalam
memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam bidang teknologi
informatika.
(5) Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan yang memuskan stakeholder sesuai dengan
standar nasional.
(6) Membentuk lulusan yang cakap dan berdaya saing tinggi dengan memiliki keahlian di
bidang teknik informatika.
(7) Melahirkan lulusan yang jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, beretika yang
menguasai bidang informatika, serta mampu menerapkannya untuk kemasalahatan
masyarakat.

BAB III
IDENTITAS
Pasal 5
(1) Nama perguruan tinggi adalah Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
DCI, disingkat STMIK DCI.
(2) Tempat kedudukan STMIK DCI adalah di jalan Sutisna Senjaya No. 158 A Kota
Tasikmalaya.

Pasal 6
(1) STMIK DCI didirikan oleh Yayasan Digitaloka berdasarkan Surat keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor: 116/D/O/1999 tanggal 13 Juli 1999.
(2) Tanggal pendirian sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan sebagai Dies Natalis
STMIK DCI.

Pasal 7
STMIK DCI berdasarkan pancasila dengan landasan konstitusional UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku di bidang pendidikan.

Pasal 8
STMIK DCI didirikan dengan fungsi:
(1) Penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi.
(2) Pengembangan pendidikan dan pengajaran dalam bidang ilmu dan teknologi
keinformatikaan.
(3) Pengembangan penelitian di bidang ilmu dan teknologi keinformatikaan.
(4) Pengembangan pengabdian di bidang ilmu dan teknologi keinformatikaan kepada
masyarakat.
(5) Layanan dan pemanfaatan, dan penyebaran ilmu dan teknologi keinformatikaan.

Pasal 9
(1) Lambang STMIK DCI adalah berbentuk logo dengan makna sebagai berikut:
a. Bokor sayap lima;
b. Bokor tiga kaki;
c. Bokor dinamis melengkung berwarna biru.
(2) Lambang dan stempel STMIK DCI sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sebagai
berikut:

(3) Lambang STMIK DCI sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) memiliki makna sebagai
berikut:
a. Batas logo berbentuk segi lima berwarna hitam berarti bahwa STMIK DCI
berpedoman teguh (warna biru) pada Dasar Negara Republik Indonesia yaitu
pancasila (segi lima).
b. Latar belakang putih berarti bahwa landasan niat dan cita-cita segenap aktivitas
STMIK DCI adalah kesucian dan ketulusan.
c. Tulisan SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER DCI
melingkar berwarna biru tua berarti lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
berbentuk Sekolah Tinggi dengan nama DCI yang orientasinya melakukan pendidikan
di bidang teknik dan komputer dengan warna biru tua.
d. Bokor sayap lima berpasangan dengan warna kuning emas didasarkan atas Lambang
Negara Republik Indonesia Garuda Pancasila dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika
yang murni dengan warna kuning emas.
e. Bokor tiga kaki dengan warna kuning emas yang menyanggah ke atas didasarkan atas
tri dharma perguruan tinggi yang dilaksanakan secara murni dengan warna kuning
emas.
f. Bokor dinamis melengkung bewarna merah berarti penyelenggaraan pendidikan yang
senantiasa bersifat dinamis dan dilakukan dengan penuh gairah, semangat, serta rasa
optimis dengan warna merah.
g. Lingkaran biru bergaris putih didasarkan atas fokus penyelenggaraan pendidikan di
bidang industri berbasis teknologi informatika dan komputer (warna biru) berorientasi
pada asas manfaat kehidupan (bergaris putih) yang senantiasa memberikan solusi
dan penerangan (lingkaran) terhadap masalah-masalah di kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
(4) Hal-hal terkait penggunaan lambang dan stempel serta penempatannya diatur dalam
Peraturan Ketua.

Pasal 10

Bendera STMIK DCI adalah lambang STMIK DCI yang tertuang di dalam kain dasar putih.
(1) Ukuran bendera STMIK DCI adalah panjang: lebar (3:2).
(2) Warna dasar putih sebagai simbol yang melambangkan kesucian dan ketulusan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan bendera diatur dalam bentuk
Peraturan Ketua.

Pasal 11
(1) STMIK DCI memiliki hymne dan mars yang isinya menggambarkan kebesaran dan
kecintaan kepada almamater dan dinyanyikan pada acara-acara resmi di lingkungan
STMIK DCI.
(2) Lirik dan nada pada hymne dan mars diatur dalam Peraturan Ketua.

Pasal 12
(1) STMIK DCI memiliki busana akademik dan pakaian dinas bagi dosen, tenaga
kependidikan, dan pegawai unsur penunjang lainnya.
(2) Pakaian seragam jaket alamamater mahasiswa berwarna biru muda dengan menggunakan
lambang STMIK DCI di dada kiri.
(3) Tata cara pengaturan busana akademik, pakaian dinas bagi dosen, tenaga kependidikan,
dan pegawai unsur penunjang lainnya serta jaket almamater diatur dalam Peraturan
Ketua.

Pasal 13
Pola ilmiah pokok STMIK DCI adalah pengembangan ilmu informatik dan bisnis dalam
upaya mendukung program pemerintah baik pusat maupun daerah.

Pasal 14
Nilai-Nilai yang membentuk Budaya Organisasi dan Lembaga STMIK DCI adalah:
1. Religius dan jujur
2. Disisiplin dan kerja keras
3. Menghargai prestasi
4. Kreatif dan inovatif
5. Mandiri dan bertanggung jawab
6. Cinta tanah air dan cinta damai
7. Peduli terhadap sosial dan lingkungan
8. Berjiwa entrepreneur
9. Taat azas dan taat mutu
10. Manajemen kearifan lokal
11. Relevansi teknologi
12. Profesional dalam bidangnya

Pasal 15
STMIK DCI mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan disiplin ilmu, serta bidang
keahlian yang dibinanya;
2. Menyelenggarakan penelitian dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan berbasis
teknologi informatika dan bisnis dalam mendukung program pemerintah;
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan konsep
ilmu amaliah berbasis teknologi informatika dan bisnis baik regional maupun nasional;
4. Menyelenggarakan kegiatan lain yang relevan dengan penyelenggaraan tridharma
perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan seluruh sivitas akademika;
dan
5. Melaksanakan pengelolaan pelayanan administrasi secara umum dalam rangka
mewujudkan tridharma dengan segala kegiatan penunjangnya.

BAB IV
PENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
Pasal 16
(1) STMIK DCI menyelenggarakan tridharma perguruan tinggi yang meliputi:
a. Pendidikan dan pengajaran;
b. Penelitian; dan
c. Pengabdian kepada masyarakat.
(2) Jenis pendidikan tinggi yang diselenggarakan STMIK DCI dalam setiap bidang ilmu,
teknologi, atau seni terdiri atas:
a. Pendidikan akademik, yang merupakan pendidikan tinggi program sarjana yang
diarahkan pada penguasaan dan pengembangan cabang ilmu pengetahuan dan
teknologi;
b. Pendidikan vokasi, yang merupakan pendidikan tinggi program diploma yang
menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai
program sarjana terapan, atau dapat dikembangkan sampai program magister terapan
atau program doktor terapan.
(3) Program pendidikan tinggi sesuai dengan jenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diselenggarakan oleh STMIK DCI terdiri atas:
a. Program sarjana, yang merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi
lulusan pendidikan menengah atau yang sederajat sehingga mampu mengamalkan
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penalaran ilmiah. program sarjana ini
bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang
berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi profesional. Dosen yang membina program sarjana ini
memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister atau yang
sederajat. Lulusan dari program sarjana ini berhak menggunakan gelar sarjana sesuai
dengan nomenklatur yang berlaku;
b. Program diploma, yang merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi
lulusan pendidikan menengah atau yang sederajat untuk mengembangkan
keterampilan dan penalaran dalam penerapan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi.
Program diploma ini bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi yang
terampil untuk mamasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Jenjang
pendidikan diploma yang diselenggarakan oleh STMIK DCI yaitu diploma tiga.
Dosen yang membina program diploma ini memiliki kualifikasi akademik minimum
lulusan program magister atau yang sederajat. lulusan dari program diploma ini
berhak menggunakan gelar ahli madya sesuai dengan nomenklatur yang berlaku;
(4) Pengelola program studi dapat membina dan mengembangkan berbagai ilmu, teknologi,
atau seni dalam satu Jenis Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
satu atau lebih program pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembukaan, perubahan, dan penutupan program studi
diatur dalam bentuk Peraturan Yayasan atas usul Ketua setelah mendapat pertimbangan
senat akademik.

Pasal 17
(1) Kalender akademik merupakan acuan waktu dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan
STMIK DCI.
(2) Kalender akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dalam bentuk
Peraturan Ketua setelah mendapat persetujuan senat akademik.
Pasal 18
(1) Pendidikan tinggi yang diselenggarakan dalam suatu program studi didasarkan pada
kurikulum yang disusun berdasarkan: visi, misi, maksud, dan tujuan program studi,
perkembangan ilmu dan teknologi, kebutuhan masyarakat, dan tantangan masa depan.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada kurikulum berbasis
kompetensi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kurikulum program studi yang disusun dan diusulkan
oleh Ketua Program Studi ditetapkan dalam bentuk Peraturan Ketua.

Pasal 19
(1) Perkuliahan diselenggarakan dalam bentuk tatap muka (off line), kuliah dalam jaringan
(on line), kuliah gabungan on line dan off line (hybrid), diskusi, seminar, kuliah kerja
lapangan, praktek, dan praktikum.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara penyelenggaraan perkuliahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), diatur dalam bentuk Peraturan Ketua.

Pasal 20
(1) Kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa dievaluasi secara berkala yang dapat
diselenggarakan dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan/atau pengamatan oleh dosen.
(2) Evaluasi dapat diselenggarakan melalui kuis, ujian prakter, ujian tengah semester, ujian
akhir semester, dan ujian penyelesaian studi yang terdiri atas ujian komprehensif, dan
ujian skripsi.
(3) Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dengan cara yang sesuai dengan karakteristik program pendidikan
yang bersangkutan.
(4) Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan
sistem penghargaan bagi mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi.
(5) Ujian penyelesaian studi pada program diploma tiga dilakukan dalam bentuk sidang karya
tulis ilmiah atau sejenisnya untuk memperoleh gelar ahli madya.
(6) Ujian penyelesaian studi program sarjana dilakukan dalam bentuk ujian komprehensif
dan/atau ujian skripsi untuk memperoleh gelar sarjana.

Pasal 21
(1) Syarat kelulusan, jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh, dan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) minimum diatur dalam bentuk Peraturan Ketua.
(2) Ketua menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dengan berpedoman pada kisaran beban studi bagi masing-masing program studi.

Pasal 22
(1) Predikat, kelulusan terdiri atas tiga tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan
cum laude (dengan pujian), yang dinyatakan pada transkip nilai akademik.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian hasil belajar ditetapkan dalam bentuk
Peraturan Ketua.
Pasal 23
(1) Pengelolaan administrasi akademik di STMIK DCI secara teknis dilakukan oleh Bagian
Tata Usaha.
(2) Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi akademik disusun dalam bentuk pedoman
administrasi akademik sebagai suatu sistem pendidikan yang menjadi acuan bagi seluruh
sivitas akademika STMIK DCI dalam menyelenggarakan kegiatan akademik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai administrasi akademik diatur dalam bentuk Peraturan
Ketua.

Pasal 24
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar resmi yang digunakan dalam kegiatan
penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi dan administrasi, selain itu bahasa daerah dan
bahasa asing juga dapat digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa penunjang.

Pasal 25
(1) Standar proses pembelajaran sebagai kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran
pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan, mencakup isi
sebagai berikut:
a. Karakteristik proses pembelajaran;
b. Perencanaan proses pembelajaran;
c. Pelaksanaan proses pembelajaran; dan
d. Beban belajar mahasiswa.
(2) Karakteristik proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas: sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif,
dan berpusat pada mahasiswa.
(3) Perencanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, disusun
untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam bentuk Rencana Pembelajaran Semester
(RPS) atau Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang ditetapkan dan dikembangkan oleh
dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi. RPS atau SAP ini wajib ditinjau
dan disesuaikan secara berkala dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
RPS atau SAP paling sedikit harus memuat:
- Nama program studi, nama dan kode mata kuliah, semester, SKS, nama dosen
pengampu;
- Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata kuliah;
- Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan;
- Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan dicapai;
- Metode pembelajaran;
- Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tahap pembelajaran;
- Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang harus
dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester;
- Kriteria, indikator, dan bobot penilaian; dan
- Daftar referensi yang digunakan.
(4) Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa dan sumber belajar dalam
lingkungan belajar tertentu. Proses pembelajaran disetiap mata kuliah dilaksanakan sesuai
RPS atau SAP dengan karakteristik sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Untuk proses
pembelajaran yang terkait dengan penelitian mahasiswa wajib mengacu pada standar
nasional penelitian. Sementara itu untuk proses pembelajaran yang terkait dengan
pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa wajib mengacu pada standar nasional
pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya untuk proses pembelajaran melalui kegiatan
kurikuler wajib dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai mata kuliah
dan dengan beban belajar yang terukur. Disamping itu, proses pembelajaran melalui
kegiatan kurikuler wajib menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik mata kuliah dan yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian
pembelajaran lulusan yang meliputi beberapa metode pembelajaran sebagai berikut:
- Diskusi kelompok;
- Simulasi;
- Studi kasus;
- Pembelajaran kolaboratif;
- Pembelajaran kooperatif;
- Pembelajaran berbasis proyek;
- Pembelajaran berbasis masalah; atau
- Metode pembelajaran lain.
Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode
pembelajaran dimaksud dan diwadahi dalam suatu bentuk pembelajaran yang dapat
berupa:
- Kuliah;
- Responsi dan tutorial;
- Seminar;
- Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, atau praktik lapangan;
- Penelitian, perancangan, atau pengembangan, yang mana ketiga bentuk pembelajaran
ini merupakan kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka
pengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, pengalaman otentik, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa; dan
- Pengabdian kepada masyarakat, yang mana bentuk pembelajaran ini merupakan
kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangka memanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
(5) Beban belajar mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dinyatakan dalam
besaran SKS, adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan yang menunjukan besaran
beban studi mahasiswa dan beban kerja dosen dalam penyelenggaraan proses
pembelajaran, sebagai bentuk besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha menyelesaikan
kegiatan akademik selama satu semester. Semester adalah satuan waktu proses
pembelajaran efektif selama paling sedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk Ujian
Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Adapun satu tahun akademik
terdiri dari atas 2 (dua) semester.
STMIK DCI dapat menyelenggarakan semester antara dengan ketentuan sebagai berikut:
- Diselenggarakan selama paling sedikit 8 (delapan) minggu;
- Beban belajar mahasiswa paling banyak 9 (sembilan) SKS;
- Sesuai beban belajar mahasiswa untuk memenuhi capaian pembelajaran yang telah
ditetapkan.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang proses, materi, bahasa dalam pembelajaran, dan penilaian
hasil belajar diatur dalam bentuk Peraturan Ketua tentang Pedoman Akademik STMIK
DCI.

Pasal 26
(1) STMIK DCI membina dan mengembangkan penelitian untuk inovasi dan invensi dalam
bidang teknologi informatika, secara mono, inter, dan/atau multi disiplin berdasarkan peta
penelitian yang mengacu pada RIP STMIK DCI.
(2) RIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Ketua.

Pasal 27
(1) Penelitian merupakan kegiatan sivitas akademika yang diarahkan untuk pengembangan
bidang teknik informatika, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing
bangsa, sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik.
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan jalur
kompetensi dan kompetisi.

Pasal 28
Hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dan/atau dipublikasikan,
kecuali hasil penelitian yang bersifat rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan
kepentingan umum.

Pasal 29
Hasil penelitian ditujukan untuk:
a. Pengayaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembelajaran;
b. Peningkatan mutu perguruan tinggi dan kemajuan perabadan bangsa;
c. Peningkatan kemandirian, kemajuan, dan daya saing bangsa;
d. Pemenuhan kebutuhan strategis pembangunan nasional; dan
e. Perubahan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat berbasis pengetahuan.

Pasal 30
(1) Hasil penelitian selain disebarluaskan dengan cara diseminarkan dan/atau dipublikasikan,
juga dapat diusulkan untuk memperoleh perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali hasil penelitian yang
bersifat rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan kepentingan umum.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan penelitian diatur dalam bentuk
Peraturan Ketua.

Pasal 31
(1) STMIK DCI membina dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat untuk
mengaplikasikan inovasi dan invensi hasil penelitian bidang teknologi informatika baik
secara mono, inter, dan/atau multi disiplin yang mengacu pada RIP STMIK DCI.
(2) Tata cara penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat ditujukan untuk keperluan:
a. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informatika;
b. Pengayaan sumber belajar; dan
c. Pembelajaran dan pematangan sivitas akademika.

Pasal 32
(1) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan sivitas akademika dalam
mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
(2) Pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dalam
berbagai bentuk kegiatan sesuai dengan budaya akademik, keahlian, dan/atau otonomi
keilmuan sivitas akademika.

Pasal 33
(1) Hasil pengabdian kepada masyarakat wajib disebarluaskan dengan acara diseminarkan,
dan/atau dipublikasikan, juga dapat diusulkan untuk memperoleh perlindungan HKI
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat diatur
dalam bentuk Peraturan Ketua.

Pasal 34
(1) Semua kegiatan akademik di lingkungan STMIK DCI harus menjunjung tinggi etika
akademik/kode etik yang memuat nilai moral, kesusilaan, kejujuran, kaidah keilmuan,
dan profesi, serta memiliki disiplin dan integritas kepribadian dalam melaksanakan tugas.
(2) Etika akademik/kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dalam bentuk
Peraturan Ketua.

BAB V
KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI
KEILMUAN
Pasal 35
(1) STMIK DCI menjunjung tinggi kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan
otonomi keilmuan, untuk dapat melaksanakan kegiatan di bidang pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara bertanggung jawab dan
mandiri.
(2) Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan
di STMIK DCI merupakan tanggung jawab pribadi sivitas akademika yang wajib
dilindungi dan difasilitasi oleh pimpinan STMIK DCI.
(3) Kebebasan akademik merupakan kebebasan sivitas akademika dalam pendidikan tinggi
untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara
bertanggung jawab melalui pelaksanaan tridharma.
(4) Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang profesor dan/atau dosen yang
memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan bertanggung
jawab mengenai sesuatu yang berkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang ilmunya.
(5) Otonomi keilmuan merupakan ototomi sivitas akademika pada suatu cabang ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi dalam menemukan, mengembangkan, mengungkapakan,
dan/atau mempertahankan kebenaran ilmiah menurut kaidah, metode keilmuan, dan
budaya akademik.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan
otonomi keilmuan, diatur dalam bentuk Peraturan Ketua.

BAB VI
GELAR, SEBUTAN LULUSAN, DAN PENGHARGAAN
Pasal 36
(1) Kepada setiap mahasiswa yang telah menempuh jenis atau program pendidikan tinggi
dengan tuntas dan dinyatakan lulus, diberikan ijazah, transkip nilai, surat keterangan
pendamping ijazah yang berbentuk sertifikat, sertifikat kompetensi, dan/atau sertifikat
profesi.
(2) Ijazah, transkip nilai dan/atau sertifikat pendamping ijazah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), harus ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, serta disahkan oleh
Ketua.
(3) Lulusan jenis pendidikan akademik, vokasi, atau profesi dapat menggunakan gelarnya
setelah dinyatakan lulus dalam ujian penyelesaian studi.
(4) Ketentuan mengenai penulisan dan penggunaan gelar dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 37
(1) STMIK DCI dapat memberikan gelar doktor kehormatan (Honoris Causa/HC).
(2) Gelar doktor kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan kepada setiap
individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan,
dan seni, di lakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan mengenai bentuk, kriteria, prosedur pemberian dan penggunaan gelar doktor
kehormatan (Honoris Causa/HC), di atur tersendiri dalam Peraturan Ketua, dengan
berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 38
(1) Lulusan jenis pendidikan akademik berhak menggunakan gelar akademik.
(2) Lulusan jenis Pendidikan vokasi berhak menggunakan gelar vokasi.
(3) Syarat-syarat, tata cara pemberian dan jenis-jenis gelar akademik dan gelar vokasi serta
penggunaannya diatur dalam bentuk Peraturan Ketua setelah mendapat pertimbangan
senat akademik.
(4) Ketua berhak mencabut gelar akademik dan gelar vokasi yang dicapai secara tidak sah
setelah melalui pertimbangan senat akademik.

Pasal 39
(1) Ketua dapat memberikan penghargaan kepada seseorang atau lembaga yang dipandang
berjasa luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan,
kemasyarakatan, atau kemanusiaan yang berkonstribusi terhadap perkembangan STMIK
DCI.
(2) Kriteria penerima penghargaan, bentuk penghargaan dan prosedur pemberian
penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dalam bentuk
Peraturan Ketua berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII
TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI
Pasal 40
(1) STMIK DCI diselenggarakan oleh suatu badan hukum yang berbentuk yayasan dengan
nama Yayasan Digitaloka.
(2) Struktur Organisasi (Organ) Yayasan Digitaloka sebagaimana dimaksud ayat (1), terdiri
atas:
a. Pembina;
b. Pengurus, yang terdiri atas:
1) Ketua;
2) Sekretaris;
3) Bendahara.
4) Pengawas;
(3) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempunyai tugas:
a. Menetapkan kebijakan STMIK DCI;
b. Menetapkan pendirian dan mengembangkan program pendidikan sesudah mendapat
persetujuan menteri dan/atau Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
c. Menetapkan tarif dana yang diperoleh dari masyarakat yang diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Yayasan;
d. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) STMIK DCI yang
diusulkan oleh Ketua dengan persetujuan senat akademik;
e. Menetapkan struktur organisasi STMIK DCI atas usulan Ketua dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Mengangkat dan memberhentikan Ketua atas usulan senat akademik.
g. Persetujuan yayasan untuk calon Ketua diatur lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan.
h. Mengangkat dosen/tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tetap yang diperlukan
atas usulan Ketua.
i. Menerima, menilai dan mengesahkan pertanggungjawaban Ketua.
j. Menetapkan, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan pengadaan prasarana
kampus dengan memperhatikan pendapat Ketua.
k. Menetapkan peraturan di lingkungan yayasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
l. Menetapkan pengaturan keuangan, gaji pegawai tetap dengan memperhatikan
pendapat Ketua yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan;
m. Mengadakan kerja sama dengan berbagai pihak.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Yayasan Digitaloka dapat membentuk Sekretariat
Yayasan.
(5) Sekretariat Yayasan sebagaimana dimaksud ayat (4), merupakan unit kerja yang bertugas
membantu yayasan dalam bidang administrasi.
(6) Pengurus yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk
kepentingan dan tujuan yayasan serta berhak mewakili yayasan baik di dalam maupun di
luar pengadilan.
(7) Dalam menjalankan tugasnya, pengurus yayasan sebagaimana dimaksud ayat (6),
pengurus yayasan dapat:
a. Mendirikan badan usaha;
b. Membentuk Badan/Unit Pengawasan dan Audit Internal (BPAI), Badan Pengurus
Harian (BPH), dan badan-badan/unit-unit lainnya.
(8) Tata cara mendirikan badan/unit sebagaimana dimaksud ayat (7), diatur lebih lanjut
dalam bentuk Peraturan Yayasan.

Pasal 41
Prinsip pengelolaan STMIK DCI adalah:
1. Nirlaba, yaitu prinsip kegiatan yang bertujuan utama tidak mencari keuntungan, sehingga
seluruh sisa lebih hasil kegiatan STMIK DCI harus digunakan untuk meningkatkan
kualitas layanan STMIK DCI;
2. Akuntabilitas, yaitu prinsip untuk berpegang pada kemampuan dan komitmen STMIK
DCI untuk mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dijalankan kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Responsibilitas, yaitu prinsip untuk berpegang pada kemampuan dan komitmen STMIK
DCI dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
4. Penjaminan mutu, yaitu prinsip kegiatan akademik STMIK DCI melalui sistem
penjaminan mutu dalam penyelenggaraan kegiatan akademik dan non akademik untuk
secara terus menerus berupaya memenuhi dan melampaui standar pendidikan tinggi yang
berlaku secara nasional;
5. Efektifitas, yaitu prinsip pengelolaan STMIK DCI sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya;
6. Efisiensi, yaitu prinsip pengelolaan yang berpedoman pada optimalisasi sumber daya
yang ada di STMIK DCI;
7. Transparansi, yaitu prinsip keterbukaan dan kemampuan STMIK DCI menyajikan
informasi yang relevan secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan berdasarkan standar pelaporan yang berlaku, kepada pemangku
kepentingan;
8. Akses berkeadilan, yaitu prinsip untuk senantiasa memberi perlakuan yang setara kepada
setiap pihak yang berada dalam keadaan dan/atau kedudukan yang sama atau setara;
9. Kolegialitas, yaitu prinsip kemitraan dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan tugas
dan wewenang di berbagai jabatan; dan
10. Subsidiaritas, yaitu prinsip memberi kepercayaan dan kewenangan dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan tugas kepada suatu unit sesuai dengan bidang dan lingkup
tugasnya.

Pasal 42
(1) Organisasi STMIK DCI terdiri atas:
a. Pada aras sekolah tinggi:
1. Unsur normatif : Senat akademik
2. Unsur pimpinan : Ketua dan Wakil Ketua
3. Pelaksana akademik : Sekolah Tinggi
4. Pemantauan dan Evaluasi : Lembaga
5. Unsur Penunjang : UPT
6. Pelaksana Administrasi : Bagian, Sub Bagian dan Staf Administrasi
b. Pada aras Program Studi:
1. Unsur Pimpinan : Ketua dan Sekretaris
2. Pemantauan dan Evaluasi : Satuan
3. Unsur Penunjang : Perpustakaan, laboratorium dan studio
4. Pelaksana Administrasi : Staf administrasi
(2) Struktur organisasi dan tata hubungan antar unit kerja sebagaimana dimaksud ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini.
(3) Dalam penerapan prinsip subsidiaritas di STMIK DCI berlandaskan pada prinsip
sustainabel, akuntabilitas, dinamis, aksesibilitas, reliabilitas dan integritas.

Pasal 43
(1) Senat akademik merupakan unsur penyusun kebijakan yang menjalankan fungsi
pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik.
(2) Senat akademik adalah badan normatif dan perwakilan yang mempunyai kekuasaan
tertinggi di STMIK DCI yang mempunyai tugas dan kewenangan:
a. Merumuskan kebijakan, norma/etika, dan kode etik di bidang akademik;
b. Merumuskan kebijakan untuk pengembangan STMIK DCI;
c. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian
sivitas akademika;
d. Merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan pendidikan tinggi;
e. Melakukan pengawasan terhadap:
- Penerapan norma/etika akademik dan kode etik sivitas akademika;
- Penerapan ketentuan akademik;
- Pelaksanaan penjaminan mutu perguruan tinggi paling sedikit mengacu pada
standar nasional pendidikan tinggi;
- Pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi
keilmuan;
- Pelaksanaan tata tertib akademik;
- Pelaksanaan kebijakan penilaian kinerja dosen; dan
- Pelaksanaan proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
f. Memberikan pertimbangan dan usul perbaikan proses pembelajaran, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat kepada Ketua.
g. Memberikan pertimbangan kepada Ketua berkenaan dengan pembukaan program
studi dan/atau penutupan/penghentian suatu program tertentu untuk disampaikan
kepada yayasan.
h. Memberikan pertimbangan terhadap pemberian atau pencabutan gelar akademik, gelar
tanda kehormatan dan penghargaan akademik lainnya.
i. Memberikan pertimbangan kepada Ketua dalam pengusulan jabatan akademik dosen.
j. Memberikan rekomendasi penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran norma, etika, dan
peraturan akademik oleh sivitas akademik kepada Ketua;
k. Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas RAPB atau RKAT yang diajukan
Ketua;
l. Menilai pertanggungjawaban Ketua atas pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan;
m. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik dan otonomi keilmuan di STMIK DCI;
n. Memberikan pertimbangan kepada Yayasan berkenaan dengan calon-calon yang
diusulkan untuk diangkat menjadi Ketua; dan
o. Memberikan pertimbangan kepada Ketua berkenaan dengan calon-calon yang
diusulkan untuk diangkat menjadi Wakil Ketua, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Ketua
dan Sekretaris Program Studi.
(3) Anggota senat akademik terdiri atas:
a. Dosen tetap dengan jabatan fungsional akademik profesor aktif, sebanyak-banyaknya
1 (satu) orang dari setiap program studi;
b. Pimpinan STMIK DCI yang terdiri atas Ketua dan Wakil Ketua;
c. Ketua Badan;
d. Ketua lembaga;
e. Ketua Program Studi; dan
f. Satu orang wakil dosen tetap dari setiap program studi yang bukan guru besar dan
dipilih oleh dosen masing-masing program studi.
(4) Susunan keanggotaan senat akademik terdiri atas:
a. Ketua merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota; dan
c. Anggota.
(5) Ketua dan Sekretaris Senat Akademik dipilih dari dan oleh anggota senat akademik.
(6) Susunan keanggotaan senat akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua untuk masa keanggotaan 4 (empat) tahun atau sampai dengan
berakhirnya masa jabatan struktural bagi anggota yang terpilih secara ex officio.
(7) Anggota senat akademik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Pendidikan serendah-rendahnya magister;
b. Jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya asisten ahli; dan
c. Memiliki pengalaman sebagai dosen di STMIK DCI sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun.
(8) Pergantian antar waktu anggota senat akademik dapat dilakukan apabila anggota senat
akademik berhalangan tetap, melanggar etika, melanggar tata tertib, atau melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prosedur pergantian dilakukan dengan
mengacu pada ketentuan ayat (3).
(9) Masa keanggotaan bagi anggota senat akademik pengganti antar waktu adalah sampai
dengan berakhirnya masa keanggotaan anggota senat akademik yang digantikannya.
(10) Untuk keperluan pemberian ucapan selamat pada wisudawan, apabila Ketua STMIK
DCI berhalangan hadir, maka pejabat yang mewakili untuk memberi ucapan selamat
kepada wisudawan adalah Wakil Ketua.
(11) Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya senat akademik dapat membentuk
komisi-komisi yang beranggotakan para anggota senat akademik.
(12) Senat akademik bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun, tidak
termasuk sidang untuk penganugerahan gelar-gelar, wisuda serta perayaan hari ulang
tahun (dies natalis) STMIK DCI.
(13) Perumusan kebijakan, penetapan norma, penilaian pertanggungjawaban, pemberian
atau pencabutan: gelar akademik, gelar tanda kehormatan dan/atau penghargaan
akademik, serta pemberian pertimbangan terhadap calon Ketua STMIK DCI dilakukan
oleh senat akademik dalam suatu sidang senat.
(14) Pertimbangan senat akademik terhadap bakal calon: Ketua dilakukan dalam suatu
sidang senat tertutup dengan berlandaskan pada asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan
adil.
(15) Pertimbangan senat akademik terhadap bakal calon Wakil Ketua, Ketua dan
Sekretaris Lembaga, Ketua dan Sekretaris Program Studi yang diajukan oleh Ketua
STMIK DCI dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
(16) Peraturan lebih lanjut menganai tata kerja senat akademik, prosedur pemilihan
anggota senat akademik, penetapan anggota senat akademik, serta tata tertib sidang senat
akademik, diatur dalam bentuk Peraturan Ketua STMIK DCI.

Pasal 44
(1) Quorum sidang senat akademik sebagaimana dimaksud pada pasal 40 ayat (12) sekurang-
kurangnya dihadiri oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Senat.
(2) Apabila sidang senat akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jumlah anggota
senat akademik belum mencapai quorum, maka sidang ditunda paling lama 1 (satu) jam
dan Sekretaris Senat Akademik membuat berita acara penundaan sidang.
(3) Apabila quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (2), belum juga terpenuhi, maka sidang
dapat dilanjutkan apabila telah dihadiri sekurang-kurangnya 1/2 (satu perdua) ditambah 1
(satu) orang dari jumlah anggota senat akademik.
(4) Apabila quorum sebagaimana dimaksud pada ayat (3), belum juga terpenuhi, maka sidang
dapat ditunda paling lama 1 (satu) jam dan Sekretaris Senat Akademik membuat berita
acara penundaan sidang.
(5) Setelah penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), sidang senat akademik tetap
dapat dilaksanakan oleh anggota senat akademik yang hadir dan dinyatakan sah.
(6) Putusan yang diambil dianggap sah apabila disetujui secara musyawarah mufakat,
aklamasi atau melalui pemungutan suara dengan disetujui oleh sekurang-kurangnya 50%
+ 1 dari jumlah anggota senat akademik yang hadir dalam persidangan tersebut.

Pasal 45
(1) Dosen tetap STMIK DCI yang telah memenuhi syarat dapat menduduki jabatan struktural
akademik sebagai tugas tambahan di lingkungan STMIK DCI.
(2) Jabatan struktural akademik sebagai tugas tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah sebagai berikut:
N
ESELON JABATAN
O.
1. II-a Ketua.
2. II-b a. Wakil Ketua
b. Ketua Badan
3. III-a a. Ketua Lembaga
b. Ketua Program Studi
c. Sekretaris Badan
4. III-b a. Sekretaris Lembaga
b. Sekretaris Program Studi
5. IV-a Auditor
6. IV-b Kepala Laboratorium

(3) Persyaratan administratif pengangkatan dosen dalam jabatan struktural akademik


sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan atas
usul Ketua setelah mendapat pertimbangan senat akademik.
(4) Masa jabatan pejabat struktural akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah 4
(empat) tahun dan seterusnya dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan
berikutnya.
(5) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian dosen dalam jabatan struktural akademik
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan.

Pasal 46
(1) Ketua memegang tanggung jawab tertinggi atas segala urusan STMIK DCI.
(2) Tanggung jawab Ketua sebagaimana dimaksud ayat (1), kepada:
a. Menteri mengenai urusan akademik; dan
b. Yayasan mengenai urusan non akademik.
(3) Ketua berasal dari dosen STMIK DCI yang berusia setinggi-tingginya 4 (empat) tahun
sebelum pensiun pada saat dilantik dan memiliki latar belakang pendidikan magister
dengan jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya lektor dan memiliki
pengalaman dalam jabatan struktural serendah-rendahnya Ketua Program Studi atau
esoloneringnya yang sederajat selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
(4) Tanggung jawab dan kewenangan Ketua:
a. Menjalankan kepemimpinan dan pengelolaan STMIK DCI dalam bidang pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
b. Membina dan mengembangkan dosen serta tenaga kependidikan;
c. Menerima, membina, mengembangkan, dan memberhentikan mahasiswa;
d. Membina dan mengembangkan hubungan dengan alumni, pemerintah, pemerintah
daerah, pengguna hasil kegiatan tridharma perguruan tinggi, dan masyarakat;
e. Menyelengarakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang handal untuk mendukung pengelolaan tridharma perguruan tinggi,
akuntansi dan keuangan, kepersonaliaan, kemahasiswaan, dan kealumnian;
f. Memelihara keamanan, keselamatan, kesehatan, dan ketertiban kampus serta
kenyamanan kerja untuk menjamin kelancaran kegiatan tridharma perguruan tinggi;
g. Melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam statuta ini;
h. Mengelola pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan
rencana kerja dan anggaran tahunan berdasarkan persetujuan yayasan;
i. Mengangkat dan/atau memberhentikan pejabat struktural di lingkungan STMIK DCI
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan
maupun peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di STMIK DCI.
j. Membuat program kerja tahunan dan program kerja 4 (empat) tahunan, serta
mengusulkan untuk mendapat pengesahan pengurus yayasan;
k. Menyusun dan/atau mengubah Renstra STMIK DCI untuk jangka waktu 4 (empat)
tahun dan menyampaikannya kepada pengurus yayasan untuk mendapat pengesahan;
l. Menyusun dan/atau mengubah Renop untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan
menyampaikannya kepada pengurus yayasan untuk mendapat pengesahan.
m. Menyusun dan/atau mengubah RAPB dalam bentuk RKAT, RKAT penyesuaian, serta
mengusulkan untuk mendapat pengesahan yayasan setelah mendapat persetujuan
senat akademik;
n. Mengelola anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
o. Mengambil keputusan serta tindakan pengarahan, koordinasi dan pengawasan untuk
terlaksananya ketentuan-ketentuan dalam statuta ini;
p. Menyusun usulan perubahan statuta dan menyampaikannya kepada pengurus yayasan;
q. Menyusun dan/atau mengubah rencana pengembangan STMIK DCI untuk jangka
panjang dan menyampaikannya kepada pengurus yayasan untuk mendapatkan
pengesahan;
r. Mengadakan konsultasi secara teratur dengan pengurus yayasan, LLDikti dan Instansi
atau pihak lain yang relevan mengenai hal-hal yang dipandang perlu;
s. Memberikan laporaan semesteran, laporan tahunan, dan laporan lainnya serta
pertanggung jawaban atas pelaksanaan kebijakan akademik dan non akademik yang
telah dilaksanakan kepada pengurus yayasan dan menteri;
t. Mengusulkan kenaikan jabatan fungsional akademik asisten ahli dan lektor kepada
LLDikti dan lektor kepala dan guru besar (profesor) kepada Menteri setelah mendapat
pertimbangan senat akademik;
u. Menjatuhkan sanksi kepada sivitas akademika dan tenaga kependidikan yang
melakukan pelanggaran terhadap norma, etika, dan/atau peraturan akademik
berdasarkan rekomendasi senat akademik;
v. Menjatuhkan sanksi kepada dosen, tenaga kependidikan serta mahasiswa yang
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perubahan perundang-undangan maupun
peraturan-peraturan lainnya yang berlaku di STMIK DCI;
w. Bertanggung jawab dan tugas lainnya sebagai kewenangan;
x. Memberikan laporan berkala, laporan tahunan, pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tanggung jawab kewenangan kepada yayasan.
(5) Ketua diangkat dan diberhentikan oleh yayasan setelah mendapat pertimbangan senat
akademik dan persetujuan yayasan.
(6) Masa jabatan Ketua adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
(7) Ketua yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir harus
mendapatkan persetujuan senat akademik untuk selanjutnya diadakan pemilihan Ketua
pengganti antar waktu menurut tata cara sebagaimana tertuang dalam ketentuan.
(8) Masa jabatan bagi Ketua pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
adalah sampai dengan berakhirnya jabatan Ketua pelantiknya.
(9) Apabila sisa masa jabatan Ketua pengganti antar waktu lebih dari 2 (dua) tahun, maka
dianggap sama dengan 1 (satu) kali masa jabatan.
(10) Apabila Ketua berhalangan tetap maka yayasan mengangkat Pejabat Ketua sebelum
diangkat Ketua definitif.
(11) Pejabat Ketua sebagaimana dimaksud ayat (10) bertugas melaksanakan tanggung
jawab Ketua.

Pasal 47
(1) Wakil Ketua bertanggung jawab langsung pada Ketua;
(2) Wakil Ketua berasal dari dosen tetap STMIK DCI yang setinggi-tingginya 4 (empat)
tahun sebelum pensiun pada saat dilantik dan memiliki latar belakang pendidikan
magister dengan jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya lektor dan memiliki
pengalaman dalam jabatan struktural serendah-rendahnya Ketua Program Studi atau
eseloneringnya yang sederajat selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
(3) Wakil Ketua menjalankan tugas dan kewenangan yang dilimpahkan oleh Ketua
kepadanya, serta mewakili atau bertindak atas nama Ketua apabila Ketua berhalangan
tidak tetap.
(4) Apabila Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (3) lebih dari seorang maka terdiri
atas:
(5) Wakil Ketua I Bidang Akademik, Kerjasama, Kemahasiswaan, dan Alumni
(6) Wakil Ketua II Bidang Administrasi Keuangan, Kepegawaian, Umum, dan
Pengembangan Lembaga
(7) Wakil Ketua mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Wakil Ketua I Bidang Akademik, Kerjasama, Kemahasiswaan, dan Alumni:
1. Perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan bidang pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
2. Pembinaan tenaga kependidikan dan penunjang akademik;
3. Persiapan program pengembangan pendidikan baru untuk berbagai tingkat dan
bidang;
4. Perencanaan kerja sama pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dengan lembaga atau pihak lain baik di dalam maupun di luar negeri;
5. Pengolahan data dan informasi yang menyangkut pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat;
6. Pelaksanaan kegiatan di bidang pengabdian kepada masyarakat dalam rangka turut
membantu memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan;
7. Membuat program kerja tahunan dan program kerja 4 (empat) tahunan sesuai
dengan tugas dan kewenangannya masing-masing, serta mengusulkan untuk
mendapat pengesahan dari Ketua; dan
8. Pelaporan berkala, laporan tahunan pelaksanaan bidang akademik, kerja sama,
kemahasiswaan, dan alumni kepada Ketua, dan tembusan kepada Yayasan.
b. Wakil Ketua II Bidang Administrasi Keuangan, Kepegawaian, Umum dan
Pengembangan Lembaga:
1. Perencanaan dan pengelolaan anggaran;
2. Pembinaan kepegawaian dan kesejahtraan;
3. Pengelolaan sarana dan prasarana;
4. Pengurusan rumah tangga dan ketertiban;
5. Pengelolaan dan informasi yang menyangkut bidang administrasi umum;
6. Perencaaan, pengkoordinasian dan fasilitas kegiatan pembentukan kelembagaan
baru di STMIK DCI;
7. Melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan kelembagaan baru;
8. Pengelolaan administrasi dan data yang berkaitan dengan pengembangan
lembaga;
9. Membuat program kerja tahunan dan program kerja 4 (empat) tahunan sesuai
dengan tugas dan kewenangannya masing-masing, serta mengusulkan untuk
mendapat pengesahan dari Ketua; dan
10. Pelaporan berkala, tahunan pelaksanaan bidang administrasi kepegawaian,
keuangan, umum dan pengembangan lembaga kepada Ketua, tembusan kepada
yayasan.
(8) Wakil Ketua diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah mendapat pertimbangan senat
akademik dan persetujuan yayasan.
(9) Masa jabatan Wakil Ketua adalah 4 (empat) tahun, dan dapat diangkat kembali dengan
ketentuan tidak boleh lebih dari (dua) kali masa jabatan berturut-turut baik pada jabatan
Wakil Ketua yang sama maupun jabatan Wakil Ketua yang berbeda, kecuali bagi yang
sudah berhenti selama sekurang kurangnya 4 (empat) tahun atau satu periode penuh masa
jabatan Wakil Ketua berikutnya.
(10) Wakil Ketua yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,
harus mendapatkan pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan, untuk
selanjutnya diangkat Wakil Ketua pengganti antar waktu menurut tata cara sebagaimana
ketentuan ayat (8).
(11) Masa jabatan bagi Wakil Ketua pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (10), adalah sampai dengan berakhirnya masa jabatan Wakil Ketua yang
digantikannya.
(12) Apabila sisa masa jabatan Wakil Ketua pengganti antar waktu lebih dari 2 (dua)
tahun, maka dianggap sama dengan 1 (satu) kali masa jabatan.
(13) Apabila Wakil Ketua berhalangan tetap, maka Ketua mengangkat Pejabat Wakil
Ketua sebelum diangkat Wakil Ketua definitif.
(14) Pejabat Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (13), bertugas melaksanakan
tugas dan kewenangan Wakil Ketua selama-lamanya 60 (enam puluh) hari sejak
pemberhentian Wakil Ketua.
(15) Apabila Wakil Ketua berhalangan tidak tetap, Ketua dapat mengangkat pelaksana
harian Wakil Ketua.
(16) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi, pertimbangan, persetujuan
calon Wakil Ketua, serta tata cara pengangkatan dan pemberhentian Wakil Ketua diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan.

Pasal 48
(1) Unsur pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) terdiri
atas:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
(2) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a membidangi penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
(3) Ketua LPPM bertanggung jawab kepada Ketua.
(4) Sekretaris LPPM bertanggung jawab kepada Ketua LPPM.
(5) Ketua LPPM berasal dari dosen tetap STMIK DCI yang berusia setinggi-tingginya 4
(empat) tahun sebelum pensiun pada saat dilantik dan memiliki latar belakang pendidikan
magister, jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya lektor dan memiliki
pengalaman dalam jabatan struktural serendah-rendahnya Ketua Program Studi atau
eseloneringnya yang sederajat selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
(6) Sekretaris LPPM berasal dari dosen tetap STMIK DCI yang berusia setinggi-tingginya 4
(empat) tahun sebelum pensiun pada saat dilantik dan memiliki latar belakang pendidikan
magister, jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya asisten ahli dan memiliki
pengalaman dalam jabatan struktural serendah-rendahnya Sekretaris Program Studi atau
eseloneringnya yang sederajat selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
(7) Ketua LPPM sebagai unsur pelaksana akademik dalam bidang penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Merencanakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
b. Mengorganisasikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
c. Menyelenggarakan dan menggerakkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
d. Mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
e. Memantau, menilai dan mengevaluasi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
f. Membuat program kerja tahunan dan program kerja 4 (empat) tahunan serta
mengusullkan untuk mendapat pengesahan dari Ketua;
g. Menyelenggarakan, mengembangkan, serta memelihara kerja sama dengan program
studi, instansi atau pihak lainnya; dan
h. Memberikan laporan berkala, laporan tahunan dan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas dan kewenangan kepada Ketua dengan tembusan kepada yayasan.
(8) Sekretaris LPPM sebagai unsur pelaksana akademik dalam bidang penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Merencanakan kegiatan akademik;
b. Mengorganisasikan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
c. Memantau, menilai dan mengevaluasi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat;
d. Membuat program kerja tahunan dan program kerja 4 (empat) tahunan serta
mengusullkan untuk mendapat pengesahan dari LPPM;
e. Menyelenggarakan, mengembangkan, serta memelihara kerja sama dengan program
studi, instansi atau pihak lainnya; dan
f. Memberikan laporan berkala, laporan tahunan dan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas dan kewenangan kepada Ketua LPPM dengan tembusan kepada
Ketua.
(9) Ketua dan Sekretaris LPPM diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah mendapat
pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan.
(10) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris LPPM adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
(11) Ketua LPPM yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,
harus mendapatkan pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan, untuk
selanjutnya Ketua menunjuk Ketua LPPM pengganti antar waktu menurut tata cara
sebagaimana ketentuan ayat (9).
(12) Masa jabatan Ketua LPPM pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(11), adalah sampai dengan berakhirnya masa jabatan Ketua LPPM yang digantikannya.
(13) Apabila sisa masa jabatan Ketua LPPM pengganti antar waktu lebih dari 2 (dua)
tahun, maka dianggap masa dengan 1 (satu) kali masa jabatan.
(14) Sekretaris LPPM yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,
harus mendapatkan pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan, untuk
selanjutnya Ketua menunjuk Sekretaris LPPM pengganti antar waktu menurut tata cara
sebagaimana ketentuan ayat (9).
(15) Apabila Ketua LPPM berhalangan tetap, maka Ketua mengangkat Pejabat Ketua
LPPM sebelum diangkat Ketua LPPM definitif.
(16) Pejabat Ketua LPPM sebagaimana dimaksud pada ayat (15), bertugas melaksanakan
tugas dan kewenangan Ketua LPPM selama-lamanya 60 (enam puluh) hari sejak
pemberhentian Ketua LPPM.
(17) Apabila Ketua LPPM berhalangan tidak tetap, maka Ketua menugaskan Sekretaris
LPPM untuk bertindak sebagai pelaksana harian Ketua LPPM.
(18) Apabila Sekretaris LPPM berhalangan tidak tetap, jika dipandang perlu maka Ketua
atas usul Ketua LPPM dapat mengangkat pelaksana harian Sekretaris LPPM.
(19) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi, pertimbangan, persetujuan
calon Ketua dan calon Sekretaris LPPM, serta tata cara pengangkatan dan pemberhentian
Ketua dan Sekretaris LPPM diatur lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan.

Pasal 49
(1) Untuk kepentingan pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik internal STMIK DCI,
dibentuk Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI).
(2) Unsur pimpinan BPMI terdiri atas:
a. Ketua; dan
b. Sekretaris
(3) Ketua BPMI bertanggung jawab kepada Ketua.
(4) Sekretaris BPMI bertanggung jawab kepada Ketua BPMI.
(5) Ketua BPMI berasal dari dosen tetap STMIK DCI yang berusia setinggi-tingginya 4
(empat) tahun sebelum pensiun pada saat dilantik dan memiliki latar belakang pendidikan
magister dengan jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya lektor dan memiliki
pengalaman dalam jabatan struktural serendah-rendahnya Ketua Program Studi atau
eseloneringnya yang sederajat selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
(6) Sekretaris BPMI berasal dari dosen tetap STMIK DCI yang berusia setinggi-tingginya 4
(empat) tahun sebelum pensiun pada saat dilantik dan memiliki latar belakang pendidikan
magister, jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya asisten ahli dan memiliki
pengalaman dalam jabatan struktural serendah-rendahnya Sekretaris Program Studi atau
eseloneringnya yang sederajat selama sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun.
(7) Dalam menjalankan tugasnya Ketua BPMI dapat dibantu oleh auditor.
(8) Auditor sebagaimana dimaksud ayat (7), terdiri atas auditor bidang akademik dan auditor
bidang non akademik.
(9) Tata cara, persyaratan administrasi dan pengangkatan auditor sebagaimana dimaksud ayat
(8), diatur lebih lanjut dalam bentuk Peraturan Yayasan.
(10) Ketua BPMI mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Merencanakan, menyusun dan mengembangkan perangkat sistem penjaminan mutu
akademik dan non akademik internal di lingkungan STMIK DCI;
b. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang akademik dan non akademik
yang ditetapkan oleh Ketua setelah mendapat persetujuan senat akademik.
c. Melaksanakan dan mengendalikan sistem penjaminan mutu akademik dan non
akademik internal secara berkesinambungan, konsisten, efesien, dan akuntabel;
d. Mengelola data dan informasi yang relevan dengan peningkatan mutu akademik dan
non akademik STMIK DCI;
e. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan audit mutu akademik dan non akademik
internal;
f. Memberikan rekomendasi kepada Ketua tentang penjaminan dan peningkatan mutu
akademik dan non akademik internal di lingkungan STMIK DCI; dan
g. Memberikan laporan berkala, laporan tahunan dan pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas dan kewenangan kepada Ketua dengan tembusan kepada Yayasan.
(11) Sekretaris BPMI mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Merencanakan dan merumuskan perangkat sistem penjaminan mutu akademik dan
non akademik internal di lingkungan STMIK DCI;
b. Menyusun perangkat sistem penjaminan mutu akademik dan non akademik internal di
STMIK DCI;
c. Membuat SOP bidang akademik dan non akademik yang ditetapkan oleh Ketua
setelah mendapat persetujuan senat akademik.
d. Melaksanakan sistem penjaminan mutu akademik dan non akademik internal di
lingkungan STMIK DCI;
e. Mengendalikan sistem penjaminan mutu akademik internal secara berkesinambungan,
konsisten, efisien, dan akuntabel di lingkungan STMIK DCI;
f. Mengelola data dan informasi yang relevan dengan peningkatan mutu akademik dan
non akademik STMIK DCI.
g. Mengembangkan perangkat sistem penjaminan mutu akademik dan non akademik
internal di lingkungan STMIK DCI serta Lembaga yang bernaung di bawahnya.
h. Melaksanakan monitoring pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik dan non
akademik internal;
i. Melaksanakan evaluasi dan audit mutu akademik dan non akademik internal; dan
j. Memberikan laporan berkala, laporan tahunan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan kewenangan kepada Ketua BPMI.
(12) Ketua dan Sekretaris BPMI diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah mendapat
pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan.
(13) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris BPMI adalah 4 (empat) tahun dan dapat diangkat
kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
(14) Ketua BPMI yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,
harus mendapatkan pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan, untuk
selanjutnya Ketua menunjuk Ketua BPMI pengganti antar waktu menurut tata cara
sebagaimana ketentuan ayat (12).
(15) Masa jabatan Ketua BPMI pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(14), adalah sampai dengan berakhirnya masa jabatan Ketua BPMI yang digantikannya.
(16) Apabila sisa masa jabatan Ketua BPMI pengganti antar waktu lebih dari 2 (dua)
tahun, maka dianggap masa dengan 1 (satu) kali masa jabatan.
(17) Sekretaris BPMI yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,
harus mendapatkan pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan, untuk
selanjutnya Ketua menunjuk Sekretaris BPMI pengganti antar waktu menurut tata cara
sebagaimana ketentuan ayat (12).
(18) Apabila Ketua BPMI berhalangan tetap, maka Ketua mengangkat pejabat Ketua
BPMI sebelum diangkat Ketua BPMI definitif.
(19) Pejabat Ketua BPMI sebagaimana dimaksud pada ayat (18), bertugas melaksanakan
tugas dan kewenangan Ketua BPMI selama-lamanya 60 (enam puluh) hari sejak
pemberhentian Ketua BPMI.
(20) Apabila Ketua BPMI berhalangan tidak tetap, maka Ketua menugaskan Sekretaris
BPMI untuk bertindak sebagai pelaksana harian Ketua BPMI.
(21) Apabila Sekretaris BPMI berhalangan tidak tetap, jika dipandang perlu maka Ketua
atas usul Ketua BPMI dapat mengangkat pelaksana harian Sekretaris BPMI.
(22) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi, pertimbangan, persetujuan
calon Ketua dan Sekretaris BPMI, serta tatacara pengangkatan dan pemberhentian Ketua
dan Sekretaris BPMI diatur lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan.

Pasal 50
(1) Untuk kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan akademik dan non akademik di
STMIK DCI, apabila dipandang perlu maka yayasan setelah mendapat usulan Ketua dan
pertimbangan senat akademik dapat membentuk lembaga lainnya sebagai bagian dari
organisasi STMIK DCI.
(2) Tata cara pembentukan lembaga lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Yayasan.

Pasal 51
(1) Ketua Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah mendapat
pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan.
(2) Ketua Program Studi bertanggung jawab kepada Ketua.
(3) Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Ketua Program Studi dapat dibantu oleh
seorang Sekretaris Program Studi yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah
mendapat pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan.
(4) Sekretaris Program Studi bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi.
(5) Ketua dan Sekretaris Program Studi berasal dari dosen tetap Program Studi yang berusia
setinggi-tingginya 4 (empat) tahun sebelum pensiun pada saat dilantik dan memiliki latar
belakang sebagai berikut:
a. Pendidikan serendah-rendahnya magister dalam bidang ilmu yang linier dengan
program studi, jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya asisten ahli;
b. Bagi program studi yang baru mendapat ijin pendirian sampai selama-lamanya 4
(empat) tahun, maka dapat disesuaikan dengan keadaan di masing-masing program
studi.
(6) Ketua dan Sekretaris Program Studi mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan pada program studi;
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang sesuai pada program studi;
c. Memimpin penyelenggaraan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
d. Membina sivitas akademika pada program studi;
e. Membuat program kerja tahunan dan program kerja 4 (empat) tahunan serta
mengusulkan untuk mendapat pengesahan dari Ketua; dan
f. Memberikan laporan berkala, laporan tahunan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas dan kewenangan kepada Ketua dengan tembusan kepada yayasan.
(7) Ketua dan Sekretaris Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Ketua setelah
mendapat pertimbangan senat akademik dan persetujuan Yayasan.
(8) Masa jabatan Ketua dan Sekretaris Program Studi adalah 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan
berturut-turut, kecuali bagi yang sudah berhenti selama sekurang-kurangnya 4 (empat)
tahun atau satu periode penuh masa jabatan Ketua dan Sekretaris Program Studi
berikutnya.
(9) Ketua Program Studi yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya
berakhir, harus mendapatkan pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan,
untuk selanjutnya Ketua menunjuk Ketua Program Studi pengganti antar waktu menurut
tata cara sebagaimana ketentuan ayat (7).
(10) Masa jabatan Ketua Program Studi pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (9), adalah sampai dengan berakhirnya masa jabatan Ketua Program Studi yang
digantikannya.
(11) Apabila sisa masa jabatan Ketua Program Studi pengganti antar waktu lebih dari 2
(dua) tahun, maka dianggap masa dengan 1 (satu) kali masa jabatan.
(12) Sekretaris Program Studi yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya
berakhir, harus mendapatkan pertimbangan senat akademik dan persetujuan yayasan,
untuk selanjutnya Ketua menunjuk Sekretaris Program Studi pengganti antar waktu
menurut tata cara sebagaimana ketentuan ayat (7).
(13) Apabila Ketua Program Studi berhalangan tetap, maka Ketua mengangkat Pejabat
Ketua Program Studi sebelum diangkat Ketua Program Studi definitif.
(14) Pejabat Ketua Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (13), bertugas
melaksanakan tugas dan kewenangan Ketua Program Studi selama-lamanya 60 (enam
puluh) hari sejak pemberhentian Ketua Program Studi.
(15) Apabila Ketua Program Studi berhalangan tidak tetap, maka Ketua menugaskan
Sekretaris Program Studi untuk bertindak sebagai pelaksana harian Ketua Program Studi.
(16) Apabila Sekretaris Program Studi berhalangan tidak tetap, jika dipandang perlu maka
Ketua atas usul Ketua Program Studi dapat mengangkat pelaksana harian Sekretaris
Program Studi.
(17) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas administrasi, Ketua dan Sekretaris Program Studi
dapat dibantu oleh staf administrasi.
(18) Dalam Program Studi dapat dibentuk laboratorium dan studio, yang dikepalai oleh
seorang dosen yang telah memenuhi persyaratan/kualifikasi sesuai dengan disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi tertentu serta bertanggung jawab kepada Ketua Program
Studi.
(19) Kepala Laboratorium dan Kepala Studio berasal dari dosen tetap program studi yang
bersangkutan, yang berusia setinggi-tingginya 4 (empat) tahun sebelum pensiun pada saat
dilantik dan memiliki latar belakang sebagai berikut:
a. Pendidikan serendah-rendahnya magister dalam bidang ilmu yang linier dengan
program studi, jabatan fungsional akademik serendah-rendahnya asisten ahli; dan
b. Bagi program studi yang baru mendapat ijin pendirian sampai selama-lamanya 4
(empat) tahun, maka dapat disesuaikan dengan keadaan di masing-masing program
studi.
(20) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi, pertimbangan, persetujuan
calon Ketua Program Studi, calon Sekretaris Program Studi, calon Kepala Laboratorium,
dan calon Kepala Studio, serta tata cara pengangkatan dan pemberhentian Ketua Program
Studi, Sekretaris Program Studi, Kepala Laboratorium, dan Kepala Studio diatur dalam
bentuk Peraturan Yayasan.
Pasal 52
(1) Tenaga kependidikan yang memenuhi syarat dapat menduduki jabatan dalam struktural
organisasi di unit kerja lingkungan yayasan.
(2) Jabatan dalam struktural organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai karier
bagi tenaga kependidikan yang terdiri atas:
a. Unit Pelaksana Teknis (UPT)
b. Bagian.
c. Sub Bagian.
(3) Kepala UPT sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, merupakan unsur penunjang
langsung pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
yang berkedudukan di STMIK DCI.
(4) UPT sebagaimana dimaksud ayat (3), diselenggarakan untuk melaksanakan kegiatan
tertentu yang bersifat teknis dan yang tidak dilakukan oleh satuan organik lainnya.
(5) Tugas dan kewenangan UPT disesuikan dengan peran dan fungsi masing-masing UPT.
(6) Pembentukan suatu UPT baru ditetapkan oleh Keputusan Yayasan atas usul Ketua
berdasarkan pertimbangan senat akademik.
(7) UPT dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua dengan
dibantu oleh tenaga ahli dan tenaga administrasi.
(8) Kepala UPT bertanggung jawab kepada Ketua.
(9) Apabila Kepala UPT berhalangan tetap, maka Ketua mengangkat Kepala UPT definitif.
(10) Peraturan lebih lanjut mengenai UPT diatur dalam bentuk Peraturan Yayasan.
(11) Bagian sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, merupakan satuan pelaksana yang
berada di tingkat sekolah tinggi sebagai pelaksana administrasi dalam bidang pelayanan
khusus.
(12) Bagian sebagaimana dimaksud ayat (11), sekurang-kurangnya membawahi 2 (dua)
Sub Bagian dan sebanyak-banyaknya membawahi 4 (empat) Sub Bagian.
(13) Jika dipandang perlu, dapat dibentuk Bagian baru sesuai dengan kebutuhan serta
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
(14) Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang diangkat dan diberhentikan oleh:
a. Pengurus yayasan di lingkungan Sekretariat Yayasan
b. Ketua untuk lingkungan STMIK DCI dengan persetujuan yayasan.
(15) Kepala Bagian dalam menjalankan tugas dan kewenangannya bertanggung jawab
kepada Ketua.
(16) Apabila Kepala Bagian berhalangan tidak tetap, maka:
a. Pengurus yayasan mengangkat pelaksana harian di lingkungan secretariat yayasan.
b. Ketua dapat mengangkat pelaksana harian Kepala Bagian di lingkungan STMIK DCI.
(17) Apabila Kepala Bagian berhalangan tetap, maka:
a. Pengurus yayasan mengangkat Kepala Bagian sekretariat yayasan.
b. Ketua mengangkat Kepala Bagian definitif di lingkungan STMIK DCI.
(18) Sub Bagian sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c adalah satuan pelaksana yang
berada pada tingkat sekolah tinggi, sebagai pelaksana administrasi dalam bidang
pelayanan khusus.
(19) Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh:
a. Pengurus yayasan untuk lingkungan sekretariat yayasan.
b. Ketua atas usul pimpinan satuan yang membawahinya.
(20) Kepala Sub Bagian dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Bagian yang membawahinya.
(21) Apabila Kepala Sub Bagian berhalangan tidak tetap, maka:
a. Pengurus yayasan dapat mengangkat pelaksana harian Kepala Sub Bagian di
lingkungan sekretariat yayasan.
b. Ketua dapat mengangkat pelaksana harian Kepala Sub Bagian di lingkungan STMIK
DCI.
(22) Apabila Kepala Sub Bagian berhalangan tetap, maka:
a. Pengurus yayasan mengangkat Kepala Sub Bagian definitif di lingkungan sekretariat
yayasan.
b. Ketua mengangkat Kepala Sub Bagian definitif di lingkungan STMIK DCI.
(23) Kepala Sub Bagian dalam menajalankan tugas dan kewenangannya bertanggung
jawab kepada Kepala Bagian yang membawahinya.
(24) Tenaga kependidikan yang menduduki jabatan dalam struktural organisasi di unit
kerja berhak atas tunjangan jabatan struktural.
(25) Besarnya tunjangan struktural administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (24),
diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Yayasan.
(26) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi, tata cara pengangkatan dan
pemberhentian Kepala: UPT, Bagian dan Sub Bagian diatur dalam bentuk Peraturan
Yayasan.

Pasal 53
(1) Dalam rangka meningkatan mutu, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan kegiatan non
akademik, perlu disusun suatu sistem pengendalian dan pengawasan internal di
lingkungan STMIK DCI.
(2) Sistem pengendalian dan pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
merupakan proses yang integral dari keseluruhan tindakan dan kegiatan agar tercapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien, serta tercapainya keandalan dalam pelaporan
keuangan maupun dalam pengamanan asset, di lingkungan STMIK DCI.
(3) Ruang lingkup sistem pengendalian dan pengawasan internal terdiri atas:
a. Pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, sarana dan prasarana (asset), teknologi
informasi dan komunikasi; serta
b. Bidang lainnya yang diperlukan.

Pasal 54
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan internal di bidang akademik dan non akademik,
BPMI harus mendapatkan akses secara penuh terhadap kelembagaan STMIK DCI, yang
meliputi aktivitas, catatan-catatan, dokumen, personil, asset, serta informasi relevan
lainnya sesuai dengan tugas dan kewenangan yang ditetapkan dalam peraturan yang
berlaku.
(2) Dalam pelaksanakan pengendalian dan pengawasan internal, BPMI dapat melakukan
audit rutin sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun akademik, atau
melakukan audit investigasi.
(3) Audit investigasi sebagaiman dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan oleh BPMI atas
permintaan tertulis baik dari lingkungan internal maupun ekternal.
(4) Dalam pelaksanaan pengendalian dan pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), BPMI dapat meminta bantuan tenaga ahli baik dari dalam maupun luar STMIK
DCI.

Pasal 55
(1) BPMI melaporkan hasil pelaksanaan pengendalian dan pengawasan internal yang terdiri
atas:
a. Audit atas penyelenggaraan keuangan;
b. Audit atas penyelanggaraan mutu akademik;
c. Penilaian atas efektivitas dan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana STMIK DCI;
d. Penilaian tentang manfaat suatu kegiatan sesuai dengan perencanaan masing-masing
lembaga dan unit kerja di lingkungan STMIK DCI;
e. Penilaian atas pendayagunaan dan pengembangan sumber daya manusia di
lingkungan STMIK DCI; dan
f. Melakukan kajian terhadap kecukupan pelaksanaan manajemen resiko di lingkungan
STMIK DCI.
(2) BPMI menyampaikan hasil pelaksanaan pengendalian dan pengawasan internal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), beserta rekomendasi yang diusulkan secara tertulis
kepada yayasan.
(3) BPMI memantau dan mengevaluasi tindak lanjut atas rekomendasi hasil pelaksanaan
pengendalian dan pengawasan internal oleh yayasan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan, mekanisme pelaksanaan dan pelaporan
hasil pelaksanaan sistem pengendalian dan pengawasan internal di bidang non akademik
diatur dalam bentuk Peraturan Yayasan.

BAB VIII
DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 56
(1) Dosen terdiri atas:
a. Dosen tetap;
b. Dosen tidak tetap.
(2) Dosen tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah dosen yang bekerja
penuh waktu di STMIK DCI yang terdiri atas:
a. Dosen Tetap Yayasan,
b. Dosen dengan perjanjian kerja,
c. Dosen PNS dpk.
(3) Dosen tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, adalah dosen yang
bekerja paruh waktu, yang terdiri dari:
a. Dosen luar biasa;
b. Dosen tamu.
(4) Syarat untuk menjadi dosen adalah:
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia pada pancasila dan UUD 1945;
c. Memiliki kualifikasi dan kompetensi akademik sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku;
d. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negera;
dan
e. Sehat jasmani dan rohani.
(5) Dosen memiliki kualifikasi akademik serendah-rendahnya memiliki ijazah magister atau
spesialis 1, bagi dosen pada program pendidikan sarjana atau diploma.
(6) Pengadaan formasi, persyaratan, pengangkatan, penempatan, pemindahan, pemberhentian
dan jenjang kepangkatan dosen dilaksanakan oleh yayasan berdasarkan peraturan yang
berlaku.
(7) Pengusulan kenaikan jabatan fungsional akademik dosen oleh Ketua kepada menteri,
setelah mendapat pertimbangan senat akademik berdasarkan peraturan yang berlaku.
(8) Dosen tetap yayasan ditempatkan pada program studi sebagai homebase baik pada
program diploma maupun program sarjana.
(9) Homebase Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (8), dapat dipindahkan/dipetakan oleh
Ketua pada lintas program yang sama atau berbeda, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bidang ilmu dosen sesuai dengan program studi yang ada;
b. Ada pembukaan program studi baru; dan
c. Rasio dosen di program studi yang ditinggalkan tidak boleh kurang.
(10) Jenjang jabatan fungsional akademik dosen terdiri atas:
a. Asisten ahli;
b. Lektor;
c. Lektor kepala; dan
d. Guru besar/profesor.
(11) Pembinaan dan pengembangan dosen dilakukan oleh Ketua yang meliputi pembinaan
dan pengembangan profesi serta karir dosen dengan berdasarkan pada peraturan yang
berlaku.
(12) Pembinaan dan pengembangan dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (11), meliputi
bidang kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
(13) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengangkatan, penempatan, pemindahan,
pemberhentian, hak dan kewajiban dosen diatur dalam bentuk Peraturan Yayasan.

Pasal 57
(1) Pembinaan dosen meliputi:
a. Dukungan penyetaraan dan peningkatan jabatan akademik bagi dosen tetap.
b. Dukungan studi lanjut S3 bagi semua dosen tetap.
c. Dukungan kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah bagi semua dosen melalui LPPM.
d. Dukungan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui LPPM.
e. Dukungan penerbitan buku dan karya ilmiah;
f. Dukungan untuk mendapatkan HKI dan paten;
g. Dukungan sebagai pembicaraan dalam kegiatan akademik; dan
h. Dukungan kegiatan data shering dan menjadi dosen tamu pada perguruan tinggi lain.
(2) Khusus untuk pembinaan profesor dan lektor kepala meliputi:
a. Dukungan penulisan usulan penelitian oleh LPPM dan lembaga-lembaga penyedia
dana penelitian di dalam dan luar negeri.
b. Dukungan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui LPPM.
c. Dukungan penerbitan buku dan publikasi ilmiah.
(3) Pembinaan tenaga kependidikan meliputi:
a. Dukungan pendidikan dan pelatihan sesuai bidang keahliannya.
b. Dukungan perolehan sertifikat kompetensi.
c. Pemberian kenaikan jenjang karier yang sesuai dengan keahlian dan bidang tugasnya.

Pasal 58
(1) Syarat untuk menjadi profesor adalah:
a. Sekurang-kurangnya memiliki jabatan akademik lektor kepala;
b. Khusus untuk loncat jabatan mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Memiliki kemampuan akademik untuk membimbing calon doktor;
d. Harus memperoleh persetujuan dari senat akademik; dan
e. Memiliki angka kredit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Profesor diangkat oleh menteri atas usul Ketua setelah mendapat persetujuan dari senat
akademik.
(3) Sebutan profesor hanya dapat digunakan selama yang bersangkutan aktif melaksanakan
tugas sebagai dosen.
(4) Profesor yang telah mengakhiri masa jabatannya dapat diangkat kembali menjadi profesor
emeritus.
(5) Tata cara mengenai pemberhentian profesor akan diatur lebih lanjut dengan peraturan
Ketua dengan merujuk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 59
(1) Tenaga kependidikan STMIK DCI mencakup tenaga administrasi satuan pendidikan,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga kebersihan,
tenaga keamanan, pranata teknis informasi, serta tenaga dengan sebutan lain yang bekerja
di STMIK DCI.
(2) Pemberdayaan, promosi, mutasi/rotasi, demosi, pengembangan dan pembinaan tenaga
kependidikan ditetapkan oleh Ketua atas usul pimpinan satuan yang membawahinya dan
persetujuan yayasan.
(3) Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi tenaga kependidikan STMIK DCI antara lain:
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berwawasan pancasila dan setia pada UUD 1945;
c. Memiliki kualifikasi sesuai bidang pekerjaannya;
d. Memiliki kompetensi dan dedikasi sebagai tenaga kependidikan;
e. Memiliki moral dan integritas kepribadian yang tinggi; dan
f. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar tehadap masa depan bangsa.
(4) Rencana untuk pengadaan, pengangkatan, penempatan, pengembangan dan
pemberhentian tenaga kependidikan diajukan oleh Ketua kepada yayasan.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud ayat (1)
adalah oleh yayasan.
(6) Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan dilakukan oleh Ketua yang meliputi
pembinaan dan pengembangan karir tenaga kependidikan berdasarkan peraturan yang
berlaku.
(7) Membina dan pengembangan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
meliputi bidang kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai formasi dan tata cara pengangkatan, penempatan,
pemindahan, pembinaan, pemberhentian, hak dan kewajiban tenaga kependidikan diatur
dalam bentuk Peraturan Yayasan.

Pasal 60
(1) Sanksi atas pelanggaran terhadap tugas pokok, fungsi, dan disiplin kepegawaian
dikenakan terhadap:
a. Pejabat structural;
b. Pendidik atau dosen;
c. Tenaga kependidikan;
(2) Pengaturan lebih lanjut tentang sanksi atas pelanggaran diatur dengan Peraturan Yayasan
tentang Kepegawaian.

BAB IX
MAHASISWA DAN ALUMNI
Pasal 61
(1) Setiap mahasiswa STMIK DCI mempunyai hak dan kewajiban.
(2) Hak mahasiswa sebagaimana dimaksud ayat (1), adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan ketentuan peraturan
yang berlaku di STMIK DCI;
b. Memanfaatkan fasilitas, serta sarana dan prasarana pendidikan di STMIK DCI dalam
rangka kelancaran kegiatan akademik dan non akademik;
c. Mendapat bimbingan akademik dan non akademik dari dosen STMIK DCI;
d. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan pelaksanaan kagiatan akademik dan
non akademik;
e. Menyelesaikan studi lebih cepat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
f. Memperoleh pelayanan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
g. Pindah ke program studi lain di lingkungan STMIK DCI, atau ke perguruan tinggi
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
h. Ikut serta dalam organisasi kemahasiswaan baik dalam lingkungan intra maupun
ekstra STMIK DCI;
i. Memperoleh pelayanan khusus bagi mahasiswa berkebutuhan khusus;
j. Menggunakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik secara
bertanggung jawab dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai akhlak, moral, etika,
serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
k. Mendapatkan beasiswa dan bantuan biaya pendidikan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh pihak STMIK DCI maupun pemberi beasiswa.
(3) Kewajiban mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Menjaga dan mentaati norma pendidikan, norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan, norma hukum, serta peraturan-peraturan lainnya yang berlaku;
b. Mematuhi semua ketentuan dan besaran biaya yang telah ditetapkan dalam keputusan
Ketua Pengurus Yayasan;
c. Ikut memelihara keamanan dan ketertiban sarana dan prasarana STMIK DCI;
d. Menjaga kewibawaan dan nama baik STMIK DCI;
e. Menunjung tinggi kebudayaan nasional dan daerah; dan
f. Mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang dialokasikan untuk mendukung
kegiatan kemahasiswaan.
(4) Mahasiswa yang tidak mentaati kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat
dikenai sanksi sesuai ketentuan peraturan yang berlaku di STMIK DCI.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban mahasiswa, diatur dalam bentuk
Peraturan Ketua.

Pasal 62
(1) Mahasiswa dapat membentuk organsasi kemahasiswaan sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan maupun peraturan-peraturan lainnya yang berlaku
di STMIK DCI.
(2) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berkedudukan di
tingkat sekolah tinggi, maupun program studi.
(3) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
menyelenggarakan organisasi dan melaksanakan fungsinya berkewajiban untuk mematuhi
dan menjunjung tinggi nilai-nilai: akhlak, etika dan moral serta harus sejalan dengan
norma-norma, nilai dasar, prinsip, maksud, tujuan, dan asas yang berlaku di STMIK DCI.
(4) Organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk untuk
meningkatkan pelaksanaan kegiatan kepemimpinan organisasi, penalaran dan keilmuan,
minat dan bakat, kesejahteraan mahasiswa, dan pengabdian kepada masyarakat.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi kemahasiswaan, diatur dalam bentuk
Peraturan Ketua.

Pasal 63
(1) Kegiatan mahasiswa di dalam kampus yang diselenggarakan oleh STMIK DCI harus
mendapat izin dari Ketua, dan yang diselenggarakan oleh program studi harus mendapat
ijin dari Ketua Program Studi dengan tembusan kepada Ketua.
(2) Penanggung jawab kegiatan mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah
terletak pada Ketua/Ketua Program Studi.
(3) Kegiatan mahasiswa di luar kampus yang mengatasnamakan STMIK DCI harus
mendapatkan izin Ketua.
(4) Kegiatan mahasiswa atas nama pribadi atau kelompok menjadi tanggung jawab pribadi
atau kelompok yang bersangkutan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan mahasiswa diatur dalam bentuk Peraturan
Ketua.
Pasal 64
(1) Setiap mahasiswa atau peserta didik yang telah menyelesaikan studinya di STMIK DCI
disebut alumni.
(2) Alumni STMIK DCI adalah semua lulusan yang telah menempuh pendidikan di STMIK
DCI dan dinyatakan lulus dengan memperoleh ijazah, transkip nilai, dan surat keterangan
pendamping ijazah.
(3) Alumni STMIK DCI merupakan bagian dari warga STMIK DCI yang ikut bertanggung
jawab menjaga nama baik STMIK DCI dan aktif berperan serta dalam memajukan
STMIK DCI.
(4) Organisasi alumni STMIK DCI disebut Ikatan Alumni STMIK DCI (IKA STMIK DCI).
(5) Keberadaan alumni dapat ditelusuri dengan melakukan kegiatan trace study yang
dlaksanakan setiap tahun.
(6) Hubungan antara STMIK DCI dengan ikatan alumni pada hakikatnya merupakan
hubungan antara almamater dengan lulusan yang sinergis sepanjang masa.
(7) Hubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) bersifat kekeluargaan, saling
menghormati, dan dibangun atas dasar kesamaan aspirasi untuk memajukan STMIK DCI
dan memperkuat peran alumni dalam tataran kemajuan bangsa.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai alumni STMIK DCI diatur dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga Ikatan Keluarga Alumni (IKA)

Pasal 65
(1) Pengembangan karier di STMIK DCI dilaksanakan dalam rangka pengembangan
kompetensi serta penyiapan karier mahasiswa.
(2) Pengembangan kompetensi serta penyiapan karier dilaksanakan melalui informasi
lowongan kerja, bimbingan karier, seminar atau workshop dalm persiapan memasuki
dunia kerja.
(3) Informasi lowongan kerja dapat berasal dari alumni, surat penawaran dari pihak yang
memerlukan, iklan penawaran pada media masa atau job fair.

BAB X
KERJASAMA
Pasal 66
(1) Kerjasama adalah suatu bentuk kegiatan akademik maupun non akademik yang dilakukan
secara bersama-sama oleh pihak STMIK DCI dengan pihak lain atas dasar kesepakatan,
kesetaraan, serta kesamaan hak dan kewajiban.
(2) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari perguruan tinggi lain,
lembaga negara, badan-badan usaha, dan lembaga lainnya, baik di dalam maupun luar
negeri.
(3) Bentuk kerja sama yang dilakukan oleh STMIK DCI dengan pihak lain dapat berupa:
a. Kerja sama di bidang akademik terdiri atas:
1) Penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi;
2) Program kembatan, berupa dual degree;
3) Pengalihan dan/atau pemerolehan angka kredit (transfer kredit);
4) Pertukaran dosen dan/atau mahasiswa;
5) Pemanfaatan bersama berbagai sumber daya;
6) Pemagangan;
7) Penerbitan terbitan
8) Penyelenggaraan seminar bersama; dan
9) Bentuk-bentuk lain yang dianggap perlu.
b. Kerja sama di bidang non akademik terdiri atas:
1) Pendayagunaan asset;
2) Penggalangan dana;
3) Jasa dan royalty hak kekayaan intelektual; dan
4) Bentuk lain yang dianggap perlu.
(4) Mekanisme kerja sama meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penjajagan dan pemetaan potensi kerja sama;
b. Penyusunan draft (konsep) kerja sama oleh masing-masing anggota delegasi;
c. Persetujuan dan penetapan draft menjadi naskah kerja sama oleh masing-masing
pihak;
d. Penandatanganan naskah Merorandum of Understanding (MoU);
e. Implementasi naskah MoU; serta
f. Monitoring dan evaluasi.
(5) Tujuan dan kerja sama adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas,
kreativitas, inovasi, mutu, dan relevansi pelaksanaan kegiatan akademik maupun non
akademik, serta dalam rangka pengembangan program dan institusi perguruan tinggi.
(6) Kerja sama dilakukan dengan berasaskan kemitraan, persamaan kedudukan, saling
menguntungkan, dan memberikan kontribusi kepada masyarakat.
(7) Kerja sama dilaksanakan dengan prinsip:
a. Keselarasan dengan kepentingan pembangunan nasional;
b. Menghargai kesetaraan mutu diantara para pihak;
c. Saling menghormati;
d. Menghasilkan peningkatan mutu pendidikan;
e. Berkelanjutan; serta
f. Mempertimbangkan keberagaraman kultur yang bersifat lintas daerah, nasional,
dan/atau internasional.

Pasal 67
(1) Jenis kerja sama yang dilakukan oleh STMIK DCI dengan perguruan tinggi atau dengan
pihak lain baik di dalam maupun luar negeri, dapat dilakukan secara bilateral maupun
multilateral.
(2) Kerja sama bilateral sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah kerja sama yang hanya
dilakukan oleh 2 (dua) pihak untuk bersama-sama menyelenggarakan kegiatan akademik
maupun non akademik.
(3) Kerja sama multilateral sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah kerja sama yang
dilakukan oleh lebih dari 2 (dua) pihak untuk bersama-sama menyelenggarakan kegiatan
akademik maupun non akademik.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kerja sama diatur dalam bentuk Peraturan Yayasan.

BAB XI
SARANA DAN PRASARANA
Pasal 68
(1) Sarana pendidikan merupakan alat-alat yang diperlukan untuk berlangsungnya proses
perkuliahan seperti: meja, kursi, LCD, proyektor, papan tulis, proyektor, almari, buku-
buku referensi, dan lain-lain.
(2) Prasarana pendidikan berupa gedung, laboratorium, dan perlengkapannya seperti AC, jam
dinding, gorden, dan lain-lain.

Pasal 69
Perencanaan sarana dan prasarana disusun oleh lembaga dan unit kerja lainnya, selanjutnya
dikordinasikan kepada Ketua yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pemenuhan akademik
berdasarkan skala prioritas untuk kemudian diusulkan kepada yayasan.

Pasal 70
(1) Untuk memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kegiatan akademik yang terdiri
atas kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
serta kegiatan non akademik yang dilakukan oleh STMIK DCI, maka perlu dibuat suatu
sistem pengelolaan sarana dan prasarana.
(2) Sistem pengelolaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-
kurangnya harus berlandaskan pada prinsip akuntabilitas, transparansi, berkeadilan, serta
subsidiaritas.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem pengelolaan sarana dan prasarana diatur dalam
bentuk Peraturan Yayasan.

Pasal 71
(1) Pendayagunaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendukung bagi
penyelenggaraan kegiatan akademik, non akademik, serta pengembangan institusi, harus
mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan di lingkungan
STMIK DCI.
(2) SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berisikan:
a. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
b. Pengadaan;
c. Penggunaan dan pemanfaatan;
d. Pengawasan dan pengendalian;
e. Pengamanan dan pemeliharaan;
f. Evaluasi dan penilaian; dan
g. Penghapusan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai SOP pendayagunaan sarana dan prasarana diatur dalam
bentuk Peraturan Yayasan.

Pasal 72
(1) Rencana pengadaan, pengembangan/persetujuan, perbaikan, pemeliharaan serta
penghapusan sarana dan prasarana disusun dalam suatu sistem akuntansi tahunan oleh
yayasan.
(2) Pengelolaan, pemanfaatan/penggunaan, serta pengamanan sarana dan prasarana oleh
STMIK DCI dilaporkan dalam bentuk sistem informasi pelaporan barang oleh Ketua
kepada yayasan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem akuntansi dan pelaporan pengelolaan sarana dan
prasarana diatur dalam bentuk Peraturan Yayasan.

Pasal 73
(1) Pengelolaan keuangan STMIK DCI diatur dalam suatu sistem administrasi keuangan
yang berbentuk;
a. RKAT
b. RKAT penyesuaian
(2) RKAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, disusun oleh Ketua setiap tahun
berdasarkan rencana kegiatan dari setiap lembaga dan unit kerja, diajukan oleh Ketua
kepada yayasan setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan senat akademik,
selambat-lambatnya minggu ke 2 (dua) bulan Juli.
(3) RKAT penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, disusun oleh Ketua
setiap tahun berdasarkan rencana kegiatan dari setiap unit kerja, dan diajukan oleh Ketua
kepada yayasan setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan senat akademik,
selambat-lambatnya minggu pertama bulan Maret.
(4) RKAT sebagaimana dimaksud ayat (2), disahkan oleh yayasan paling lambat minggu ke 3
(tiga) bulan Agustus, kemudian menjadi Program Kerja dan Anggaran Tahunan (PKAT).
(5) RKAT penyesuaian sebagaimana dimaksud ayat (3), disahkan oleh yayasan paling lambat
bulan April, kemudian menjadi PKAT penyesuaian.
(6) RKAT, PKAT penyesuaian merupakan dokumen pelaksana anggaran yang menjadi
pedoman bagi semua lembaga dan unit kerja dalam melaksanakan program dan kegiatan
di lingkungan STMIK DCI.
(7) Dalam hal RKAT belum disahkan oleh yayasan, maka STMIK DCI menggunakan
PPKAT tahun sebelumnya.
(8) Pelaksanaan RKAT dilakukan dengan menerapkan prinsip akuntabilitas, skala prioritas,
efisien, dan efektivitas.
(9) Pendapatan dalam RKAT STMIK DCI antara lain bersumber dari masyarakat melalui
mahasiswa, hasil usaha yayasan, bantuan pemerintah, hibah dan dari pihak lain yang tidak
mengikat, baik dari dalam maupun luar negeri.
(10) Pendapatan yang bersumber dari masyarakat melalui mahasiswa sebagaimana
dimaksud pada ayat (9) pasal ini berupa dana: Biaya Kontribusi Pendidikan (BKP), biaya
registrasi, Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP), kemahasiswaan, Pendaftaran
Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), wisuda, Kuliah Kerja Nyata (KKN), praktek,
Praktek Kerja Lapangan (PKL), seminar proposal penelitian, bimbingan tugas akhir,
bimbingan studi kasus, sidang tugas akhir, sidang studi kasus, dan sebagainya.
(11) Pendapatan yang bersumber dari dana: BKP, registrasi, dan SPP sebagaimana
dimaksud pada ayat (10) pasal ini, dikelola oleh yayasan.
(12) Pendapatan yang bersumber dari dana: kemahasiswaan, PMB, wisuda, KKN, praktek,
PKL, seminar proposal penelitian, bimbingan tugas akhir, bimbingan studi kasus, sidang
tugas akhir, sidang studi kasus, sebagaimana dimaksud pada ayat (10) pasal ini, dikelola
oleh STMIK DCI dan dilaporkan bersama dengan penggunaan dana lainnya kepada
yayasan.
(13) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan PKAT, diatur dalam bentuk
Peraturan Yayasan.

Pasal 74
(1) Pengelolaan anggaran STMIK DCI harus mengacu pada SOP yang telah ditetapkan di
STMIK DCI.
(2) SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berisikan:
a. Perencanaan anggaran pendapatan dan belanja;
b. Penggunaan dan pemanfaatan;
c. Pengawasan dan pengendalian;
d. Pertanggungjawaban;
e. Pelaporan;
f. Pemeriksaan; dan
g. Penilaian.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai SOP, diatur dalam bentuk Peraturan Yayasan.

Pasal 75
(1) Seluruh sumber dana sebagaimana diatur pasal 73 ayat (10), harus masuk melalui
rekening yayasan.
(2) Sumber dana yang diperoleh dari bantuan pemerintah atau pihak lain dapat dimasukkan
ke rekening selain yayasan apabila terdapat ketentuan peraturan yang mengharuskannya,
namun harus dilaporkan perolehan dan pengeluarannya kepada yayasan.

Pasal 76
(1) Kebutuhan dana untuk operasional STMIK DCI diusulkan Ketua kepada yayasan melalui
RKAT.
(2) RKAT STMIK DCI merupakan gabungan dari rencana kerja dan anggaran lembaga serta
unit-unit lain di lingkungan STMIK DCI.
(3) RKAT pada lembaga dan unit lain disusun di tingkat Lembaga dan unit lain, kemudian
diusulkan kepada Ketua.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang teknis pengusulan dan penggunaan sebagaimana dimaksud
ayat 1 (satu) diatur dalam peraturan yayasan

Pasal 77
(1) Sistem akuntansi dan pelaporan anggaran disusun sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku di STMIK DCI.
(2) Untuk menjamin bahwa pengelolaan anggaran STMIK DCI dapat
dipertanggungjawabkan, maka setiap kurun waktu tertentu harus dilakukan audit oleh
BPMI.
(3) Laporan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran STMIK DCI disampaikan setiap
akhir semester atau akhir tahun anggaran berjalan oleh Ketua kepada yayasan.
(4) Laporan pertanggungjawaban keuangan untuk akhir tahun anggaran berjalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh Ketua kepada yayasan selambat-lambatnya 2
(dua) bulan pertama tahun anggaran berikutnya.
(5) Pembukuan penggunaan anggaran diselenggarakan secara terpadu sesuai dengan sistem
akuntansi yang berlaku dan dapat diaudit oleh BPMI atau oleh akuntan publik yang
ditunjuk oleh yayasan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di STMIK DCI.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem akuntansi dan pelaporan anggaran diatur dalam
bentuk Peraturan Yayasan.

BAB XII
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 78
(1) Untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan akademik dan non akademik oleh STMIK
DCI, yayasan memiliki sumber-sumber pendanaan sebagai berikut:
a. Bantuan dari pemerintah pusat;
b. Bantuan dari pemerintah provinsi;
c. Bantuan dari pemerintah kabupaten/kota;
d. Dana masyarakat melalui mahasiswa;
e. Hasil usaha yayasan;
f. Dana abadi;
g. Dana hibah/donasi;
h. Pinjaman dari pihak lain; dan
i. Sumber-sumber lainnya yang sah dan bersifat tidak mengikat baik dari dalam maupun
luar negeri, menurut tata cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Kekayaan yayasan yang digunakan untuk keperluan kegiatan STMIK DCI meliputi: kas,
benda bergerak dan benda tidak bergerak.
(3) Kekayaan yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dimanfaatkan untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan akademik dan non akademik, serta untuk pengembangan
STMIK DCI.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan dan kekayaan diatur dalam bentuk Peraturan
Yayasan.

BAB XIII
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
Pasal 79
(1) Dalam rangka meningkatkan mutu, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan kegiatan
akademik dan non akademik, perlu disusun suatu sistem penjaminan mutu internal di
lingkungan STMIK DCI.
(2) Sistem penjaminan mutu internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah kegiatan
sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom
untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara
berencana dan berkelanjutan.
(3) Sistem penjamina mutu internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan salah
satu bagian dari sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi, yaitu kegiatan akademik
untuk meningkatan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan.
(4) Mutu pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), adalah tingkat kesesuaian
antara penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan standar pendidikan tinggi yang terdiri
atas standar nasional pendidikan tinggi dan standar pendidikan tinggi yang ditetapkan
oleh STMIK DCI.
(5) Penerapan sistem penjaminan mutu internal di lingkungan STMIK DCI berlandaskan
pada prinsip: berkelanjutan, akuntabel, dinamis, aksestabilitas, reliabel, dan integritas.
(6) Ruang lingkup sistem penjamina mutu internal di lingkungan STMIK DCI meliputi:
a. Pengembangan standar mutu dan audit di bidang pendidikan;
b. Pengembangan standar mutu dan audit di bidang penelitian;
c. Pengembangan standar mutu dan audit di bidang pengabdian kepada masyarakat; dan
d. Pengembangan standar mutu dan audit di bidang kemahasiswaan.
e. Pengembangan standar mutu dan audit di bidang keuangan;
f. Pengembangan standar mutu dan audit sarana dan prasarana.
(7) Pelaksanaan sistem penjamina mutu internal di lingkungan STMIK DCI adalah BPMI.
(8) Mekanisme pelaksanaan penjaminan mutu internal di lingkungan STMIK DCI meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penetapan standar pendidikan tinggi;
b. Pelaksanaan standar pendidikan tinggi;
c. Evaluasi pelaksanaan standar pendidikan tinggi, yang dilakukan melalui audit mutu
internal;
d. Pengendalian pelaksanaan standar pendidikan tinggi; dan
e. Peningkatan standar pendidikan tinggi.
(9) Tujuan sistem penjamina mutu internal di lingkungan STMIK DCI adalah:
a. Menjamin pemberian layanan akademik dan non akademik kepada para mahasiswa
yang memenuhi standar pendidikan tinggi;
b. Menjamin peningkatan mutu penyelenggaraan kegiatan akademik dan non akademik
yang memenuhi standar pendidikan tinggi;
c. Menjamin peningkatan efektivitas penyelenggaraan kegiatan akademik dan non
akademik yang memenuhi standar pendidikan tinggi;
d. Menjamin peningkatan efisiensi penyelenggaraan kegiatan akademik dan non
akademik yang memenuhi standar pendidikan tinggi; dan
e. Menjamin terwujudnya pendidikan tinggi berkualitas yang memenuhi standar
pendidikan tinggi.
(10) Tata cara pelaporan hasil pelaksanaan penjaminan mutu internal dilakukan oleh BPMI
secara secara langsung kepada Ketua dengan tembusan kepada pengurus yayasan, untuk
selanjutnya dilaporkan dan disimpan dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD
Dikti).
(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem penjaminan mutu internal diatur dalam bentuk
Peraturan Ketua.

Pasal 80
(1) Untuk menjamin terwujudnya pendidikan tinggi bermutu sesuai standar pendidikan tinggi
bermutu sesuai standar pendidikan tinggi, diterapkan pula sistem penjaminan mutu
eksternal.
(2) Sistem penjaminan mutu eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) direncanakan,
dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan dan dikembangkan oleh Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) program
studi, melalui kegiatan akreditasi/reakreditasi.
(3) BAN-PT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan badan yang dibentuk
pemerintah yang diberi wewenang untuk menetapkan status dan peringkat akreditasi pada
STMIK DCI.
(4) LAM program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah merupakan lembaga
yang dibentuk oleh pemerintah atau masyarakat yang diberi wewenang untuk menetapkan
status dan peringkat akreditasi pada suatu program studi.
(5) Akreditasi merupakan kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan dan tingkat
pencapaian mutu suatu program studi atau institusi.
(6) Mekanisme akreditasi sebagai pelaksanaan penjaminan mutu eksternal di lingkungan
STMIK DCI meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan evaluasi data dan informasi;
b. Menetapkan status akreditasi dan peringkat akreditasi; dan
c. Memantau dan mengevaluasi status akreditasi peringkat terakreditasi.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem penjaminan mutu eksternal diatur dalam bentuk
Peraturan Ketua.

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 81
(1) Untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan beberapa ketentuan baru dalam
statuta ini ditetapkan masa transisi selama 1 (satu) tahun sejak statuta ini ditetapkan.
(2) Pengisian beberapa jabatan baru dalam statuta ini dilakukan secara bertahap disesuaikan
dengan kebutuhan dan anggaran.

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 82
Apabila ketentuan dalam statuta ini ternyata dikemudian hari bertentangan atau tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan maupun peraturan lain yang hierakinya lebih tinggi,
maka akan dilakukan peninjauan atau diubah sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 19 Oktober 2022

Ketua,

Wahyu Trirachmadi, S.H., M.M.

YAYASAN DIGITA LOKA

SENAT KETUA
AKADEMIK

WAKIL WAKIL BPMI


Lampiran Statuta STMIK
KETUA I DCI KETUA II
STRUKTUR ORGANISASI STMIK DCI

UPT
Subbagian Akademik dan Kerjasama

Subbagian Kemahasiswaan, dan


Kepegawaian, dan Pengembangan
Subbagian Umum, Keuangan,

Program Studi LPPM


Alumni
Lembaga

BAGIAN TATA USAHA

Anda mungkin juga menyukai