Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.

A DENGAN

PNEUMONIA DI RUANG RAWAT INAP MAHESWARI RSCH


KLATEN

DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS DISKUSI MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

Disusun Oleh:

1. ALDIANTO PRATAMA 20233060056


2. TRI WININGSIH 20233060051
3. NIKEN SAPTIWININGSIH 20233060052
4. CHRISTINA MARDININGSIH 20233060053
5. ROY HANDAYANI R 20233060054
6. AGUS SUSILO 20233060055
7. INTAN PRABANINGRUM 20233060057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KELAS ALIH JENJANG


STIKES SAFIN PATI
SKENARIO BAYI A DENGAN PNEUMONIA

Pada tanggal 2 desember 2023 ibu Rina membawa anaknya by. Anton ke RS Cakra Husada untuk
berobat karena anaknya yang berumur 3bulan sudah beberapa hari ini mengalami batuk , dahak sulit keluar,
panas dan kodisi agak sedikit lemah.
Setelah ibu rina mendaftar di pendaftaran dan menunggu beberapa ssat tibalah giliran pasien by
anton dipanggil petugas. Dengan cepat perawat yang bertugas melayani ibu rina. Dokter memeriksa kondisi by
anto, dengan menanyakan ke ibunya sudah berobat kemana dan ibunya menjawab belum berobat hanya
dikasih minyak kayu putih di dadanya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 38,4 C , frekuensi nafas 46x/’, SPO2 90%, ditemukan
wheezing difus di kedua lapang paru,kejang (-) dan masih bisa minum.
Kemudian dokter memotivasi ibu bayi untuk rawat inap dengan melihat kondisi pasien yang tidak
memungkinkan rawat jalan. Dokter melakukan penatalaksanaan awal pada pasien tersebut dengan oksigenasi
dan nebulizer bronchodilator kerja singkat. Dokter melakukan Tindakan pasang infus, cek darah rutin dan foto
thorax kepada pasien. Dan hasil lab darah ditemukan peningkatan jumlah lekosit 17.900 ui dan hasil thorak
bronkho pneumonia.
Terapi di IGD pasien mendapat ambroxol sy 3x 2ml per oral, infus d5 1/4Ns 10cc per jam, o2 nasal
kanul 3lpm, nebulizer combiven resp + nacl 2cc per 8jam, injeksi cefotaxime 700mg IV, paracetamol sy 90cc.
Setelah pasien tertangani, perawat jaga menyuruh keluarga pasien ke pendaftran untuk daftar kamar
rawat inap. Dan terapi dilanjutkan di bangsal.
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya


disebabkan oleh agens infeksius merupakan infeksi akut parenkim paru yang
biasanya menyebabkan gangguan pertukaran udara (Puspa,2018).
Sedangkan menurut Djojodibroto (2014), Pneumonia adalah peradangan
parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur,
parasite. Pneumonia juga disebabkan oleh bahan kimia dan paparan fisik seperti
suhu atau radiasi.
Sedangkan menurut Nuarif (2015),Pneumonia adalah suatu bentuk infeksi
saluran nafas bawah akut (ISNBA) dan ditandai dengan gejala batuk disertai sesak
nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma, dan
substansi asing berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi
dan dapat dilihat melalui gambaran radiologi.
Jadi, Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi yang mengenai saluran
pernapasan bawah dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak nafas. Hal ini
diakibatkan oleh adanya agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi),
dan aspirasi substansi asing yang berupa eksudat (cairan) dan konsolidasi (bercak
berawan) pada paru-paru (Abdjul & Herlina, 2020).

B. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Penyebab Pneumonia pada anak umumnya adalah virus pada paruparu.


Penyebab paling umum Pneumonia di Amerika Serikat yaitu bakteri Streptococcus
Pneumonia, atau Pneumococcus. Sedangkan Pneumonia yang disebabkan karena
virus umumnya adalah Respiratory Syncytial Virus, rhinovirus, Herpes Simplex
Virus, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Nursalam, 2016).
a. Bakteri
Pneumonia bakterial dibagi menjadi dua bakteri penyebabnya yaitu:
1) Typical organisme, Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa :
a Streptococcus pneumonia: Merupakan bakteri anaerob fakultatif. Bakteri
patogen ini di temukan pneumonia komunitas rawat inap di luar ICU
sebanyak 20-60%, sedangkan pada pneumonia komunitas rawat inap di
ICU sebanyak 33%.
b Staphylococcus aureus: Bakteri anaerob fakultatif. Pada pasien yang
diberikan obat secara intravena (intravena drug absures) memungkinkan
infeksi kuman ini menyebar secara hematogen dari kontaminasi injeksi
awal menuju ke paru- paru. Apabila suatu organ telah terinfeksi kuman
ini akan timbul tanda khas, yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan
abses.
c Enterococcus (E. faecalis, E faecium)

2) Atipikal organisme
Bakteri yang termasuk atipikal adalah Mycoplasma sp, chlamedia sp, Legionella
sp
a Virus

Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui droplet,


biasanya menyerang pada pasien dengan imunodefisiensi. Diduga virus
penyebabnya adalah cytomegali virus, herpes simplex virus, varicella
zooster virus.
b Fungi
Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh jamur
oportunistik, dimana spora jamur masuk kedalam tubuh saat
menghirup udara. Organisme yang menyerang adalah Candida sp,
Aspergillus sp, Cryptococcus neoformans.
c Lingkungan

Faktor lingkungan termasuk faktor yang sangat mempengaruhi untuk


terjadinya Pneumonia salah satunya yaitu pencemaran udara.
Pencemaran udara dalam rumah dipengaruhi oleh berbagai factor
antara lain, bahan bangunan (misal; asbes), struktur bangunan (misal;
ventilasi), bahan pelapis untuk furniture serta interior (pada pelarut
organiknya), kepadatan hunian, kualitas udara luar rumah (ambient air
quality), radiasi dari Radon (Rd), formaldehid, debu, dan kelembaban
yang berlebihan. Selain itu, kualitas udara juga dipengaruhi oleh
kegiatan dalam rumah seperti dalam hal penggunaan energy tidak
ramah lingkungan, penggunaan sumber energi yang relative murah
seperti batu bara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan
ternak, residu pertanian), perilaku merokok dalam rumah, penggunaan
pestisida, penggunaan bahan kimia pembersih, dan kosmetika.
Bahanbahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan yang dapat
bertahan dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup lama
(Kemenkes RI, 2011).
d Faktor Predisposisi

Semua orang bisa mengalami pneumonia, tetapi ada beberapa orang


yang lebih berisiko terserang pneumonia, yaitu:
1. Bayi atau anak-anak berusia di bawah 2 tahun
2. Lansia atau yang telah berusia diatas 65 tahun
3. Perokok, pecandu alkohol dan pengguna narkoba
4. Penderita penyakit paru dan saluran pernapasan, seperti asma atau
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
5. Pasien dirumah sakit, terutama pasien yang menggunakan alat bantu
pernapasan atau ventilator
6. Orang dengan sistem imun yang lemah, misalnya penderita HIV,
penderita diabetes, orang yang menjalani kemoterapi, atau penerima
transplantasi organ.

C. Manifestasi Klinis

Gejala klinis dari Pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk


(baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen
atau bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya
adalah pasien lebih suka berbaring pada yang sakit dengan lutut tertekuk karena
nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada
bagian bawah saat bernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus,
perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan
pleura, dan ronki (Nursalam,2016), Sedangkan menurut (Nursalam, 2016)
pneumonia menunjukan gejala klinis sebagai berikut:
a. Batuk
b. Sputum produktif (sputum kuning kehijauan kemudian menjadi
kemerahan atau berkarat).
c. Sesak nafas
d. Ronki
e. Demam tidak setabil (38,8 ºC - 41,1 ºC)
f. Leukositosis
g. Infiltrat
h. Meningitis
i. Anoreksia
j. Muntah
k. Diare
l. Nyeri abdomen
m. Sakit tenggorokan
Sedangkan menurut (Padila, 2013), disamping batuk atau kesulitan bernapas hanya
terdapat napas cepat saja. Adapun tanda dan gejala :
1. Kesulitan dan sakit pada pernapsan
a) Nyeri pleuritik
b) Napas dangkal dan mendengkur
c) Takipnea
2. Bunyi napas diatas area yang mengalami konsolidasi
a) Mengecil, kemudian menjadi hilang
b) Krekels,ronki
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,8ºC sampai 41,1ºC, delirium
5. Diafoesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk kental, produktif , Sputum kuning kehijauan berubah menjadi
kemerahan atau berkarat
9. Gelisah
10. Sianosis di Area sirkumoral , Dasar kuku kebiruan
11. Masalah-masalah psikososial: disorientasi, ansietas, takut mati.
D. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

1. Anatomi Sistem Pernapasan

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pernapasan

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga
hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak
(kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput
lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang
berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.
a) Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada
bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian
belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak)
tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui
faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai
suara..
b) Pangkal Tenggorokan (Laring)
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan.
Laring berada diantara orofaring dan trakea, didepan laringofaring.
Salah satu tulang rawan pada laring disebut
epiglotis.
c) Batang Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian
di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan
tipis dan kaku, dikelilingi oleh 4 cincin tulang rawan, dan pada bagian
dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda
asing yang masuk ke saluran pernapasan. Batang tenggorokan (trakea)
terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada,
batang tenggorokan bercabang menjadi dua cabang tenggorokan
(bronkus).
d) Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus


kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada
bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
Bronkiolus. Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu
bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju paru-
paru, bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus.
e) Bronchiolus
Tidak mengandung lempeng tulang rawan, tidak mengandung kelenjar
submukosa. Otot polos bercampur dengan jaringan ikat longgar, sel
bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina propria tidak mengandung sel
goblet. Bronchiolus berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang
masuk dan keluar dari alveoli.
f) Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat
terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan
udara yang dihirup. Jumlahnya 200 - 500 juta. Terdapat tiga jenis sel-
sel alveolar, Sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk
diding alveolar. Tipe II sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi
surfaktan, suatu fosfolifit yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps. Tipe III makrofag yang
merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing
(mis, lendir, bakteri), dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
yang penting.
g) Menurut (Evelyn C.Pearce, 2011) Paru-Paru

Gambar 2.2 Anatomi Paru-Paru

Paru-paru ada dua, meruapakan alat pernapasan utama. Paru-paru


mengisi rongga udara. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan
struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum.
1) Lobus paru-paru (belahan paru-paru), paru-paru dibagi menjadi
beberapa belahan, paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan
paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap lobus terususn atas
lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk kedalam setiap lobula
dan semakin bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya
berakhir menjadi kantong kecil-kecil, yang merupakan kantong-
kantong uadar paru-paru.
2) Bronkus pulmonaris, trakea terbelah menjadi dua bronkus utama,
bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk ke paruparu. Dalam
perjalanannya menjelajahi paru-paru, bronkus-bronkus
pulmonaris bercabang dan beranting lebih banyak. Kantong udara
atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipi,
dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara
ke suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli dan
pertukaran gas pun terjadi.
3) Pembuluh darah dalam paru-paru, arteri pulmonalis membawa
darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan
jantung ke paru-paru, pembuluh darah yang dilukiskan sebagai
arteri bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari
aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
menghantarkan oksigen kedalam jaringan paru-paru sendiri.
4) Hilus paru-paru dibentuk oleh struktur berikut:
(1) Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen
kedalam paru-paru untuk di isi oksigen.
(2) Vena Pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari
paru-paru ke jantung.
(3) Bronkus, yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial,
merupakan jalan utama.
(4) Vena Bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru-paru ke
vena kava superior.
(5) Pembuluh Limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat banyak.
(6) Persarafan, paru-paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan
saraf simpati.
(7) Kelenjar Limfe, semua pembuluh limfe yang
menjelajahi struktur paru-paru dapat menyalurkan ke dalam
kelenjar yang ada di tampuk paru-paru.
B. Fisiologi Sistem Pernapasan

Menurut fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan


karbondioksida. Pada pernapsan melalui paru-paru atau pernapasan
eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu
bernapas. Oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli
dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonalis. Hanya satu lapisan membran, yaitu membran alveoli-
kapiler yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan
dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian
tubuh. Darah meninggalkan paruparu pada tekanan oksigen 100 mmHg
dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Didalam paru-
paru karbondioksida salah satu hasil buangan metabolisme, menembus
membran alveolar-kapiler dari kapiler darah ke alveoli, dan setelah
melalui pipa bronkial dan Pola trakea, dinapaskan melalui hidung dan
mulut.

pernapasan pada sistem pernapasan anak sebagai berikut:


a. Pernapasan normal (eupnea)
b. Pernapasan cepat (tachypnea)
c. Pernapsan lambat (bradipnea)
Sulit/ sukar bernapas (oypnea) Jumlah pernapasan seseorang
adalah
1. Neonatus: 40-60 x/menit
2. Bayi (1 bulan – 1 tahun): 30-40 x/menit
3. Anak: 20-30 x/menit
4. Dewasa: 16-24 x/menit
Terdapat beberapa suara nafas tambahan atau tidak normal pada
sistem pernapasan, sebagai berikut:
a. Ralles (Crackles)
1) Seperti pergesekan rambut
2) Terdengar pada saat inspirasi pada bagian bawah (bases)
3) Tidak hilang oleh batuk
4) Terkait dengan bronchitis, gagal jantung dan pneumonia
b. Wheezes

1) Bernada tinggi, suara nyaring


2) Baik terdengar saat ekspirasi pada semua area paru
3) Tidak hilang dengan batuk
4) Terkait dengan asma, bronchitis, gagal jantung dan
empisema
c. Ronchi
1) Kasar dan keras
2) Baik terdengar saat ekspirasi diatas bronchi dan trachea
3) Sering hilang oleh batuk
4) Terkait dengan bronchitis dan pneumonia
d. Stridor

1) Keras, bernada tinggi dan dapat terdengar


2) Mudah terdengar tanpa stetoskop selama inspirasi dan
ekspirasi
3) Indikasi penyempitan pada saluran pernapasan atas dan
dapat mengancam kehidupan, membutuhkan perhatian
segera
4) Terkait dengan obstruksi parsial jalan nafas
e. Suara nafas unilateral
1) Suara nafas tidak terdengar simetris
2) Terkait dengan pneumothoraks, tensi pneumothoraks,
hemothoraks atau riwayat pneumectomy.
E. Patofisologi

Menurut Padila (2013), penyebab paling sering pneumonia adalah virus


dan bakteri. Penyebab yang jarang menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi
dan parasit. Virus penyebab tersering, virus menginvasi saluran nafas kecil dan
alveoli secara patchy dan mengenai bayak lobus kemudian terjadi respons
inflamasi awal: terjadi infiltrasi sel-sel mononuclear kedalam submukosa dan
perivaskuler sehingga menyebabkan akumulasi debris, mucus dan sel-sel inflamasi
pada saluran napas kecil dan alveoli terjadi obstruksi pada parsial maupun total
pada saluran napas dan alveoli kemudian respons inflamasi diperberat dengan
adanya edema submukosa yang bisa meluas kedinding alveoli terjadi denudasi
(pengelupasan) epitel dan akan terbentuk eksudat hemoragik. Kemudian eksudat
menumpuk dijalan napas dan menghalangi jalan napas, obstruksi jalan napas
sehingga terjadi masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas.
Bakteri terhirup atau menyebar secara hematogen, terjadi proses antigen-
antibody, dimana saat bakteri sampai dinding alveoli akan ditangkap oleh lapisan
epitel yang mengandung opsonin dan membentuk immunoglobulin G spesifik.
Pembentukan jaringan parut pada paru menjadi minimal dari Red Hepatization
terjadi gangguan pada komponen volume ventilasi karena kerusakan parenkim
paru, rasio optimal antara ventilasi perfusi karena kerusakan parenkim paru, rasio
optimal antara ventilasi perfusi tidak tercapai sehingga terjadi ventilasion
perfusion mismatch, tubuh mengkompensasi dengan cara menaikkan volume tidal
dan frekuensi napas. Usaha napas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak maka
timbul masalah pola napas tidak efektif. Dari Red Hepatization ini juga dapat
terjadi gangguan pada komponen volume ventilasi karena kerusakan parenkim
paru, volume paru juga menjadi berkurang, kemudian proses difusi terganggu
menyebabkan hipoksia jaringan maka akan timbul masalah gangguan pertukaran
gas.
Respon inflamasi menyebabkan bakteri melepaskan toksin yaitu pirogen
eksogen kedalam sirkulasi, tubuh bereaksi dengan mengeluarkan zat kimia yaitu
pirogen endogen (interleukin-1), kemudian merangsang sel-sel endotel
hipotalamus untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat yang
dapat meningkatkan set point hipotalamus maka terjadi demam dan timbul
masalah perubahan suhu tubuh.

F. WOC (Web Of Caution)


G. Pemeriksaan Penunjang

a. Radiologi
Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan
pemeriksaan penunjang utama (gold standard) untuk menegakkan diagnosis
Pneumonia. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi
dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan intertisial serta
gambaran kavitas.
b. Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 - 40.000/ul, Leukosit
polimorfonuklear dengan banyak bentuk. Meskipun dapat pula ditemukan
leukopenia.
c. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk
mengetahui adanya Pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen
polisakarida pneumokokkus.
d. Analisa Gas Darah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus, tekanan
parsial karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut
menunjukkan asidosis respiratorik.
H. Tindakan Medis (Obat atau Pembedahan)

Karena penyebab pneumonia bervariasi membuat penanganannya pun akan


disesuaikan dengan penyebab tersebut. Selain itu, penanganan dan pengobatan pada
penderita pneumonia tergantung dari tinggkat keparahan gejala yang timbul dari
infeksi pneumonia itu sendiri (shaleh, 2013).
1. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri .
Maka pemberian antibiotik adalah yang paling tepat. Pengobatan haruslah benar-
benar komplit sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala pada penderita. Selain
itu, hasil pemeriksaan X-Ray dan sputum harus tidak lagi menampakkan adanya
bakteri pneumonia. Jika pengobatan ini tidak dilakukan secara komplit maka suatu
saat pneumonia akan kembali mendera si penderita (shaleh, 2013).
1. Untuk bakteri Streptococus Pneumoniae
Bisa diatasi dengan pemberian vaksin dan antibiotik. Ada dua vaksin tersedia,
yaitu pneumococcal conjugate vaccine dan pneumococcal polysacharide
vaccine. Pneumococcal conjugate vaccine adalah vaksin yang menjadi bagian
dari imunisasi bayi dan direkomendasikan untuk semua anak dibawah usia 2
tahun dan anak-anak yang berumur 2-4 tahun. Sementara itu pneumococcal
polysacharide vaccine direkomendasikan bagi orang dewasa. Sedangkan
antibiotik yang sering digunakan dalam perawatan tipe pneumonia ini
termasuk penicillin, amoxcillin, dan clavulanic acid, serta macrolide
antibiotics, termasuk erythromycin (shaleh, 2013).
2. Untuk bakteri Hemophilus Influenzae
Antibiotik yang bermanfaat dalam kasus ini adalah generasi cephalosporins
kedua dan ketiga, amoxillin dan clavulanic acid, fluoroquinolones
(lefofloxacin), maxifloxacin oral, gatifloxacin oral, serta sulfamethoxazole dan
trimethoprim (shaleh, 2013).
3. Untuk bakteri Mycoplasma
Dengan cara memberikan antibiotik macrolides (erythromycin,
clarithomycin, azithromicin dan fluoroquinolones), antibiotik ini umum
diresepkan untuk merawat mycoplasma pneumonia (shaleh, 2013).
2. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh virus
Pengobatannya hampir sama dengan pengobatan pada penderita flu. Namun, yang
lebih ditekankandalam menangani penyakit pneumonia ini adalah banyak
beristirahat dan pemberian nutrisi yang baik untuk membantu pemulihan daya
tahan tubuh. Sebab bagaimana pun juga virus akan dikalahkan jika daya tahan
tubuh sangat baik (shaleh, 2013).
3. Bagi pneumonia yang disebabkan oleh jamur
Cara pengobatannya akan sama dengan cara mengobati panyakit jamur lainnya. Hal
yang paling penting adalah pemberian obat anti jamur agar bisa mengatasi
pneumonia (shaleh, 2013).
I. Penatalaksanaan

1. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat. Ventilasi
mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal GDA tidak dapat dipertahankan
2. Blok saraf interkostal untuk mengurangi nyeri
3. Pada pneumonia aspirasi bersihkan jalan nafas yang tersumbat
4. Perbaiki hipotensi pada pneumonia aspirasi dengan penggantian volume cairan
5. Terapi antimikrobial berdasarkan kultur dan sensitivitas
6. Supresan batuk jika batuk bersifat nonproduktif
7. Analgesik untuk mengurangi nyeri pleuritik.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PNEUMONIA

A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien Pneumonia menurut (Padila,2013) yaitu:
a. Pengkajian

1) Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, agama, suku, dan kebangsaan,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, No RM, diagnosa
medis.
2) Fokus pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji: demam, batuk, pilek, anoreksia, badan lemah/tidak
bergairah, riwayat penyakit pernapasan, pengobatan yang dilakukan dirumah
dan penyakit yang menyertai.
3) Tanda fisik
Demam, dispnea, tacipnea, menggunakan tambahan otot pernapasan, pembesaran
tonsil, sakit menelan.
4) Faktor perkembangan
Keadaan umum, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping,
kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.
5) Pengetahuan pasien dan keluarga
Pengalaman terkena penyakit pernapasan, pengetahuan tentang penyakit
pernapasan dan tindakan yang dilakukan.
b. Pemeriksaan fisik

1) Status penampilan kesehatan: lemah


2) Tingkat kesadaran kesehatan: composmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor,
koma. Tergantung penyebaran penyakit.
3) Tanda-tanda vital:
a) Frekuensi nadi dan tekanan darah: Takikardi dan Hipertensi
b) Frekuensi pernapasan: takipnea, dispnea, pernapasan dangkal, penggunaan otot
bantu pernapasan, pelebaran nasal
c) Suhu tubuh: hipertermi akibat bakteri yang direspon oleh hipothalamus
d) Berat badan dan Tinggi badan: kecenderungan berat badan mengalami
penurunan
e) Integumen:
Inspeksi: pucat sampai sianosis
Palpasi: pada hipertermi kulit terbakar panas, akan tetapi setelah hipertermi
teratasi kulit akan teraba dingin.
f) Kepala dan rambut
Inspeksi: perhatikan bentuk kesimetrisan kepala, rambut kotor atau tidak, warna
rambut
Palpasi: apakah terdapat pembengkakan atau tidak
g) Mata
Inspeksi: pupil isokor/anisokor, sklera ikterik/anikterik,konjungtuiva
anemis/ananemis. Perhatikan apakah ada kelainan atau tidak.
h) Hidung
Inspeksi: perhatikan apakah terdapat kelainan atau tidak, pernapasan cuping
hidung.
i) Mulut
Inpeksi: keadaan mukosa bibir kering
j) Telinga
Isnpeksi: perhatikan apakah ada kelainan atau tidak, ada pengeluaran cairan
atau tidak
k) Leher
Inspeksi: perhatikan apakah ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tyroid atau
tidak
l) Sistem pulmonal
Inspeksi: adanya sesak napas, dispnea, sianosis sirkumolar, distensi abdomen,
batuk (non produktif sampai produktif), nyeri dada
Palpasi: fremitus raba meningkat disisi yang sakit, hati mungkin membesar
Perkusi: suara redup pada paru yang sakit
Ausklutasi: ronchi halus, ronchi basah, takikardia
m) Sistem kardiovaskuler Subjektif: sakit kepala
Objektif: denyut nadi meningkat pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah
menurun
n) Sistem neurosensori
Subjektif: gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Objektif: GCS menurun, refleks menurun/normal, latergi
o) Sistem pencernaan
Subjektif: mual kadang muntah
Objektif: konsistensi feses normal/diare
p) Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi: perhatikan apakah ada kelainan atau tidak, lemah, cepat lelah, tonus
otot menurun
Palpasi: terdapat odema/tidak, nyeri otot/normal
c. Pemeriksaan penunjang
1) Studi Laboratorium
2) Hb: menurun/normal
3) Analisa gas darah: acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah,
kadar karbon darah meningkat/normal
4) Elektrolit: natrium/kalsium menurun/normal

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien pneumonia adalah sebagai
berikut:
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolus-kapiler
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan
e. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi peningkatan metabolisme
f. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian kelinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Intervensi keperawatan pada kasus pneumonia
berdasarkan buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia sebagai berikut:

Diagnosa Intervensi Keperawatan


NO Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas
napas tidak tindakan Observasi
efektif keperawatan selama 1. Monitor pola nafas
berhubungan ...x24 jam diharapkan (frekuensi,, kedalaman, usaha
dengan sekresi bersihan jalan napas nafas)
yang tertahan meningkat dengan 2. Monitor bunyi nafas tambahan
kriteria hasil: 3. Monitor sputum
DS: 1. Batuk efektif Teraupteik
1. Klien meningkat 4. Berikan minuman hangat
mengeluhka 2. Produksi sputum 5. Lakukan fisioterapi dada
n sesak menurun 6. Berikan oksigen
napas saat 3. Mengi menurun Edukasi
batuk dan 4. Wheezing 7. Anjurkan asupan cairan 2000
mengeluark
menurun ml/hari
an sputum
Kolaborasi
DO: 8. Kolaborasi pemberian mukolitik
1. Tampak
gelisah
2. Terdengar
suara napas
tambahan
(mis: mengi,
whezing,
ronkhi)
3. RR: 32x/m
4. Sputum
berlebih
5. Tampak
sianosis
6. Pola napas
berubah

2. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi


pertukaran gas tindakan Observasi
berhubungan keperawatan selama 1. Monitor frekuensi, irama,
dengan ...x24 jam kedalaman dan upaya napas
perubahan diharapkan 2. Monitor pola napas
membrane pertukaran gas 3. Monitor kemampuan batuk
alveolus-kapiler meningkat dengan efektif
kriteria hasil: 4. Monitor adanya sputum
DS: 1) Dispnea menurun 5. Monitor adanya sumbatan jalan
naps
1. Klien 2) Bunyi napas 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi
mengeluhka tambahan paru
n sesak menurun 7. Auskultasi bunyi napas
napas 3) Gelisah menurun 8. Monitor saturasi oksigen
2. Klien 4) Napas cuping 9. Monitor hasil x-ray thoraks
mengeluhka hidung menurun Terapeutik
n pusing dan 5) Takikardia 10. Atur interval pemantauan
penglihatan membaik respirasi sesuai konsisi pasien
kabur 11. Dokumentasikan hasil
pemantauan
DO: Edukasi
1. Tampak 12. Jelaskan tujuan dan prosedur
gelisah pemantauan
2. Terdapat 13. Informasikan hasil pemantauan
bunyi napas
tambahan
3. Tampak
pernapasan
cuping
hidung
4. Tampak
sianosis
5. Kesadaran
menurun
GCS: coma
6. Warna kulit
abnormal
(mis:
pucat,kebiru
an)

3. Pola nafas tidak Setelah dilakukan 1. Manajemen Jalan Napas


efektif tindakan 2. Observasi
berhubungan keperawatan selama 3. Monitor pola napas
dengan ...x24 jam 4. (frekuensi, kedalaman, usaha
hambatan upaya diharapkan pola napas)
nafas napas mambaik 5. Monitor bunyi napas
dengan kriteria tambahan (mis.gurgling,
DS: hasil: mengi, wheezing, ronkhi
1. Klien 1) Dispnea menurun kering)
mengeluhka 2) Penggunaan otot 6. Monitor sputum (jumlah,
n sesak napas bantu napas warna, aroma) Teraupetik
menurun 7. Pertahankan kepatenan jalan
DO: 3) Frekuensi napas napas dengan head-tilt dan chin-
1. Tampak lift (jaw thrust jika dicurigai
membaik
pernapasan trauma servikal)
cuping 4) Kedalaman napas 8. Posisikan semi-Fowler atau
hidung membaik Fowler
2. Penggunaan 9. Berikan minuman hangat
otot bantu 10. Lakukan fisioterapi dada
pernapasan 11. Berikan oksigen
3. Tekanan 12. Berikan Edukasi
ekspirasi 13. Anjurkan asupan cairan 2000
menurun ml/hari
4. Tekanan 14. Ajarkan teknik batuk efektif
inspirasi Kolaborasi
menurun 15. Kolaborasi pemberian
RR:34x/m bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik.

Defisit nutrisi Setelah dilakukam Manajemen Nutrisi


berhubungan tindakan Observasi
dengan ketidak keperawatan selama 1. Identifikasi status nutrisi
mampuan ...x24 jam diharapkan 2. Identifikasi alergi dan
mencerna status nutrisi membaik intoleransi makanan
makanan dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi makanan yang
1) Porsi makanan disukai
DS: yang dihabiskan 4. Identifikasi kebutuhan kalori
1. Klien meningkat dan jenis nutrien
mengatakan 2) Perasaan cepat 5. Identifikasi perlunya
nafsu makan kenyang menurun penggunaan selang nasogastrik
berkurang 3) Berat badan 6. Monitor asupan makanan
2. Kram/nyeri membaik 7. Monitor berat badan
abdomen 4) Frekuensi makan 8. Monitor hasil laboratorium
membaik
DO: Teraupetik
5) Nafsu makan
1. Berat badan 9. Lakukan oral hygine sebelum
membaik
menurun makan
Membran mukosa
minimal 10. Sajikan makanan secara
membaik menarik dan suhu yang sesuai
1020%
dibawah 11. Berikan makanan tinggi serat
rentang untuk mencegah konstipasi
ideal 12. Berikan makanan tinggi kalori
dan protein
2. Tampak
bising usus Edukasi
hiperaktif 13. Anjurkan posisi duduk
35x/m 14. Ajarkan diet yang di
3. Otot programkan
mengunyah Kolaborasi
dan menelan 16. Kolaborasi dengan ahli gizi
lemah. untuk menentukan jumlah kalori
4. Membrane dan jenis nutrien yang
mukosa dibutuhkan
pucat.
5. Hipertermi Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
berhubungan tindakan Observasi
dengan proses keperawatan selama 1. Identifikasi penyebab
infeksi ...x24 jam diharapkan hipertermia (mis. Dehidrasi,
peningkatan termoregulasi terpapar lingkungan panas,
metabolisme membaik dengan penggunaan inkubator)
kriteria hasil: 2. Monitor suhu tubuh
DS: 1) Menggigil 3. Monitor kadar elektrolit
1. Klien menurun 4. Monitor haluaran urine
mengeluhka 2) Kejang menurun
Teraupetik
n demam dan 3) Suhu tubuh 5. Sediakan lingkungan dingin
badanya membaik 6. Longgarkan atau lepaskan
lemas 4) Suhu kulit pakaian
membaik 7. Basahi dan kipasi permukaan
DO: 5) Tekanan darah tubuh
1. Tampak suhu
membaik 8. Berikan cairan oral
tubuh
diatas nilai 9. Berikan oksigen
normal S: Edukasi
45ºC 10. Anjurkan tirah baring
2. Kulit tampak Kolaborasi
merah 11. Kolaborasi pemberian cairan
3. Klien tampak dan elektrolit intravena
kejang
4. Kulit teraba
hangat

6. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan


Pengetahuan tindakan Observasi
berhubungan keperawatan selama 1. Identifikasi kesiapan dan
...x24
dengan kurangnya jam kemampuan menerima
terpapar diharapkan tingkat informasi
informasi pengetahuan 2. Identifikasi faktor yang dapat
meningkat dengan meningkatkan dan menurunkan
DS: kriteria hasil: motivasi perilaku hidup bersih
1. Menanyakan 1) Pengetahuan orang dan
masalah yang tua tentang sehat
dihadapi penyakit anaknya Teraupetik
3. Sediakan materi dan media
DO: meningkat pendidikan kesehatan
1. menunjukkan 2) Kemampuan 4. Jadwalkan penkes sesuai
perilaku persepsi menjelaskan kesepakatan
yang keliru pengetahuan 5. Berikan kesempatan untuk
terhadap masalah tentang suatu bertanya
topik meningkat Edukasi
2. menjalani
3) Persepsi yang 6. Jelaskan faktor risiko yang dapat
pemeriksaan yang mempengaruhi kesehatan
keliru terhadap
tidak tepat 7. Ajarkan perilaku hidup bersih
masalah
menurun dan sehat
8. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

Sumber : (Buku SDKI,SLKI,SIKI 2018)

2. Konsep Implementasi Utama Keperawatan


A. Pengertian
Salah satu terapi yang dapat diberikan untuk anak dengan

Pneumonia adalah Fisioterapi Dada. Merupakan kumpulan teknik atau

tindakan pengeluaran sputum yang digunakan untuk baik secara mandiri

maupun kombinasi agar tidak terjadi penumpukan sputum yang

mengakibatkan tersumbatnya jalan nafas (Nova&Rizki, 2020).

B. Tujuan
Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengetahui pengaruh fisioterapi
dada terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada anak dengan
kriteria frekuensi pernafasan dalam batas normal, mampu mengeluarkan
sputum, tidak ada suara nafas tambahan, dan batuk berkurang (Nova&Rizki,
2020).
C. Manfaat
Manfaat dari terapi ini adalah anak mampu mengeluarkan sputum,
batuk menjadi berkurang, dan frekuensi pernafasan menjadi normal
(Nova&Rizki, 2020).
4. SOP Tindakan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


FISIOTERAPI DADA (CLAPPING) PADA ANAK

Pengertian Tindakan untuk mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan


mengganggu di saluran nafas bagian bawah.
Tujuan 1. Membantu mengeluarkan dan membersihkan sekret
2. Mencegah penumpukan sekret
3. Memperbaiki pergerakan dan aliran sekret
4. Klien dapat bernafas bebas dan tubuh mendapatkan
oksigen yang cukup
Waktu Dilakukan 2 kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi
tidak lebih dari 40 menit. Tiap satu posisi 3 – 10 menit.
Dilakukan sebelum makan atau 1 – 2 jam sesudah makan.

Peralatan 1. Tissue
2. Bengkok/baskom
3. Segelas Air Hangat
4. Handuk
5. Stetoskop
6. Handscoon
7. Masker
Tahap Kerja A. Tahap Pra-Interaksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Menyiapkan air panas
3. Membawa alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada keluarga pasien. Menanyakan
persetujuan dan kesiapan keluarga pasien.
C. Tahap Kerja
1. Mencuci Tangan
2. Gunakan handscoon
3. Menjaga privasi klien.
POSTURAL DRAINASE
4. Pilih area yang terdapat sekret dengan stetoskop
disemua bagian paru.
5. Dengarkan suara nafas (rales atau ronchi) untuk
menentukan lokasi penumpukan secret dengan
menganjurkan klien untuk tarik nafas dan
menghembuskannya secara perlahan-lahan PERKUSI
6. Tutup area yang akan di perkusi dengan
menggunakan handuk
7. Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi membentuk
mangkuk
8. Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan secara cepat menepuk dada
9. Perkusi pada setiap segmen paru selama 1 – 2 menit,
jangan pada area yang mudah cedera VIBRASI
10. Letakkan tangan, telapak tangan menghadap ke
bawah di area yang di drainase, satu tangan di atas
tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama
dan ekstensi
11. Selama ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan
lengan, dan gunakan hampir semua tumit tangan,
getarkan tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan
getaran saat klien inspirasi
12. Lakukan vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen
paru yang terserang
13. Tampung sekresi dalam sputum pot.
14. Membersihkan mulut klien dengan tissue
15. Istirahatkan klien, minta klien minum sedikit air
hangat
16. Ulangi pengkajian pada dada klien di semua lapang
paru. Jika masih terdapat sekret, maka ulangi lagi
prosedur.
A. DATA KASUS KELOLAAN

1. DATA UMUM PASIEN

a. Identitas Klien

a. Nama/Nama panggilan : By. A

b. Tempat tgl lahir/usia : klaten, 01-09-2023

c. Jenis kelamin : Laki-Laki

d. A g a m a : Islam

e. Pendidikan : Belum Sekolah

f. Alamat : Klaten

g. Tgl masuk RS : Sabtu,02-12-2023 Jam 05:30 WIB

h. Tgl pengkajian : Sabtu,02-12-2023

i. Diagnosa medik : Pneumonia

2. Identitas Orang tua

a. Ayah

Nama : Tn. H

Usia : 28 Tahun

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Klaten

b. Ibu
Nama : Ny. R

Usia : 26 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Alamat : Klaten

Identitas Saudara Kandung

N NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN


o
- - - -

B. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang


1) Keluhan Utama :
Pasien datang ke IGD pada tanggal 02 Desember 2023 pukul 05:21
dengan keluhan sesak nafas dan batuk berdahak sejak 1 minggu keluhan
dirasakan mendadak, pada sore hari pasien demam (+), pilek (+).

2) Keluhan pada saat Pengkajian:


Pada saat pengkajian pada tanggal 02 Desember 2023 pukul 15:00 WIB
dengan keluhan pasien batuk berdahak dan sesak nafas terpasang nassal
kanul 2 lpm dengan RR: 46 x/m, terdengar suara nafas ronchi, demam (+)
dengan suhu 38,4 ºC, pasien tampak rewel, ibu klien tampak cemas
melihat anaknya sesak, ibu klien mengatakan sebelum By.A masuk rumah
sakit saat batuk anaknya hanya diberikan minyak kayu putih di bagian
dada dan dihirupkan, ibu klien mengatakan bahwa anaknya batuk biasa
sehingga tidak langsung dibawa ke RS, saat ditanya ayah klien juga
perokok aktif.
2. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)

a. Prenatal Care
1) Ibu memeriksakan kehamilannya 6 kali selama kehamilan di bidan, 1

kali pada usia kehamilan 2 minggu, lalu 1 kali pada usia kehamilan 3

bulan, dan 1 kali pada usia kehamilan 5 bulan, serta 3 kali pemeriksaan

pada usia kandungan 7,8 dan 9 bulan.

Keluhan pada kehamilan yang dirasakan ibu tidak ada hanya

merasakan mual pada awal kehamilan dan dokter

menganjurkan makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.

2) Riwayat terkenana radiasi: Tidak ada

3) Riwayat berat badan selama hamil: Meningkat

4) Riwayat imunisasi TT: Ny.R mengatakan dirinya disuntik TT pada usia


kehamilan 21 minggu
5) Golongan darah : Tn.H dan Ny.R belum pernah memeriksaan golongan
darah mereka
6) Natal :
 Tempat melahirkan : Di Bidan
 Jenis persalinan : Normal
 Penolong persalinan : Bidan
 Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan
setelah melahirkan: Tidak ada
b. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1) Klien pernah mengalami penyakit: Ibu klien mengatakan By.A pernah
mengalami demam 2 bulan yang lalu dan hanya berobat ke bidan terdekat.
2) Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
3) Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanapa anjuran dokter dan
menggunakan zat atau substansi yang berbahaya: Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram

Ket: : Perempuan : Satu rumah

: Laki-laki : Pasien

X : Meninggal

4. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)

NO Jenis immunisasi Waktu Frekuensi Reaksi setelah Frekuensi


pemberian
pemberian

1. BCG Usia 1 bulan 1x Demam 1 hari

3. Polio (I,II,III,IV) Baru lahir,2 bulan 2x - -

5. Hepatitis Usia 1 hari 1x - -

5. Riwayat Tumbuh Kembang

1. Pertumbuhan Fisik

a. Berat badan : 5,2 kg

b. Tinggi badan : 63,4 cm. 2. Perkembangan Tiap tahap


Usia anak saat ini : 4 Bulan
a. Bergulig : 4 Bulan

b. Duduk : Belum bisa duduk

c. Merangkak : Belum bisa merangkak

d. Berdiri : Belum bisa berdiri

e. Berjalan : Belum bisa berjalan


f. Bicara pertama kali : belum bisa berbicara

6. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI :ASI eksklusif dan Susu Formula
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

Lahir – Sekarang ASI eksklusif dan susu formula 4 bulan

7. Riwayat Psikososial
1. Anak tinggal bersama : Orang Tuanya dirumah
2. Lingkungan berada di : Air Bang padat penduduk ramai
3. Rumah dekat dengan : Pemukiman warga dan Masjid
4. Rumah ada tangga : Tidak ada
5. Hubungan antar keluarga : Harmonis
6. Pengasuh anak : Kedua orangtuanya serta ada nenek yang
sesekali mengasuh.
8. Riwayat Spiritual

1. Support sistem dalam keluarga : Keluarga selalu saling mengsuport

2. Kegiatan keagamaan : Ayahnya dan ibunya sering mengikuti kegiatan

pengajian di sekitar daerah tempat tingggal

3. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

1. Ibu membawa anaknya ke RS karena : Batuk berdahak dan sesak 1 minggu


dan anak demam mulai sore.
2. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Iya
3. Perasaan orang tua saat ini : Cemas
4. Orang tua selalu berkunjung ke RS : Orang tuanya selalu menemani anaknya
di Rumah Sakit
5. Yang akan tinggal dengan anak : Ibu, ayah, nenek dan keluarga yg lainnya
bergantian untuk menjaga bersama di RS

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : By.A belum paham tentang
penyakitnya dan rawat inap di RS.

9. Aktivitas sehari-hari

a. Nutrisi

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera Makan Baik Baik


2. Jenis ASI ASI
3. Frekuensi Diberikan saat anak Diberikan saat anak
rewel nangis

b. Cairan

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jenis Minuman ASI eksklusif ASI eksklusif

2. Frekuensi minum 6-8 kali 5-8 kali

3. Kebutuhan cairan 320cc/hari 320cc/hari

4. Cara pemenuhan Langsung dari ibu/dot Langsung dari


ibu/dot

c. Eliminasi (BAB & BAK)


Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Tempat pembuangan Pempers Pempers
2. Frekuensi BAB 2x/hari BAB 3x/hari
BAK 4-6x/hari BAK 2-5x/hari
3. Konsistensi BAB lembek Tidak BAB berlendir Tidak
4. Kesulitan ada ada

5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada

d. Istirahat tidur

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur
- Siang 2-4 jam 1-3 jam
- Malam 8 jam 4-6 jam kadang terbangun
2. Pola tidur Teratur
Tidak teratur
3. Kebiasaan Tidak ada Tidak ada
sebelum tidur
4. Kesulitan tidur Tidak ada
Sulit karena sesak nafas dan
batuk

e. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Mandi 2x/hari Hanya Dilap
2. Cuci rambut 1x/hari Belum pernah cuci
3. Gunting kuku 1x/minggu rambut

Belum pernah gunting


kuku

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Tampak Lemah

2. Kesadaran : Compos Mentis


3. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah :-
b. Denyut nadi : 116 x/menit
c. Suhu : 38,4o C
d. Pernapasan : 46 x/menit
e. SpO2 : 98%
4. Berat badan : 5,2 kg
5. Tinggi badan : 63,4 cm
6. Kepala :
- Inspeksi :
- Keadaan rambut : Belum ada rambutPalpasi
- Benjolan : Tidak ada
- Nyeri tekan : Tidak ada
7. Muka
 Inspeksi :
a. Simetris/tidak : Simetris
b. Bentuk wajah : Oval
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah : Ketakutan dan sedih
 Palpasi : Nyeri tekan : Tidak Ada
8. Mata
 Inpeksi :
a. Pelpebra : Tidak ada radang dan edema
b. Sclera : Anikterik
c. Conjungtiva : Ananemis
d. Pupil : Isokor, reflek pupil terhadap cahaya
e. Posisi mata : Simetris
f. Gerakan bola mata : Normal
g. Penutupan kelopak mata : Normal
h. Keadaan bulu mata : Merata
i. Penglihatan : Normal
 Palpasi : Tekanan bola mata : Tidak ada nyeri tekan

9. Hidung
 Inspeksi
a. Posisi hidung : Normal
b. Bentuk hidung : Simetris
c. Keadaan septum : Tidak ada peradangan
d. Secret/cairan : Terdapat secret sedikit
e. Data lain : Nafas cuping hidung (+)
10. Telinga
 Inspeksi
a. Posisi telinga : Normal
b. Ukuran/bentuk telinga : Simetris
c. Lubang telinga : Bersih
d. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
 Palpasi : Nyeri tekan : Tidak ada
11. Mulut
 Inspeksi
a. Gigi : Belum ada gigi
b. Gusi : Merah
c. Bibir : Pucat
12. Leher
 Inspeksi
a. Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran
 Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Tidak teraba
b. Kaku kuduk/tidak : Tidak
13. Thorax dan pernafasan
 Inspeksi
a. Bentuk dada : Simetris

b. Irama pernafasan : Cepat

c. Pengembangan diwaktu bernafas : Retraksi dinding dada (+)

d. Tipe pernafasan : Takipnea

 Palpasi
a. Massa/nyeri : Tidak ada
 Auskultasi
a. Suara nafas : Vesikuler

b. Suara tambahan : Ronchi


14. Jantung
 Palpasi : Tidak terdapat pembesaran jantung
 Auskultasi : Normal, tidak terdapat bunyi tambahan
15. Abdomen
 Inspeksi
a. Membuncit : Tidak ada
b. Ada luka/tidak : Tidak ada
 Palpasi
a. Hepar : Tidak ada pembesaran
b. Limfa : Tidak ada pembesaran
c. Nyeri tekan : Tidak ada
 Auskultasi
a. Peristaltik : 25x/m
16. Genetalia dan Anus : Normal, tidak ada kelainan pada genetalia dan anus
17. Ekstremitas Ekstremitas atas
a. Motorik
Pergerakan kanan/kiri : Normal
Pergerakan abnormal : Tidak ada
Kekuatan otot kanan/kiri : Sama
Tonus otot kanan/kiri : Baik
Koordinasi gerak : Terkendali
b. Refleks

Biceps kanan/kiri : Normal

Triceps kanan/kiri : Normal

c. Sensori

Nyeri : Ada

: Ada
Rasa raba

Ektremitas Bawah
a. Motorik

Kekuatan kanan/kiri : Normal

Tonus otot kanan/kiri : Baik

b. Refleks

Babinsky kanan kiri : Ada

D. Pemeriksaan Penunjang

I. Hasil laboratorium pada tanggal 02 Desember 2023

Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan


Pemeriksaan Pemeriksaan

Hemoglobin 12,8 g/dL W: 11,7-15,5 L: 13,2-17,3


Jumlah Leukosit 17.900 uL W: 3.600-11.000 L: 3.800-
10.600
Jumlah Eritrosit 5,20 Juta/uL W: 3,8-5,2 L: 4,4-5,9
Jumlah Trombosit 501.000 uL 150.000-440.000

Diff Count 0/3/0/69/23/5 % 0-1/2-4/3-5/50-70/25-40/2-8


Hematokrit 38 % W: 35-47 L: 40-52
Laju Endap 5 Mm W: 35-47 L: 40-52
Darah
(LED)

2. Hasil Radiologi
Hasil radiologi thorak PA : Cor tampak bercak infiltrat di parahilar dan paracardial
kanan kiri, kesan Bronkhopneumonia
3. Terapi saat ini
Nama : An.A
Ruangan : Maheswari
NO Hari/Tanggal Nama Obat Dosis Obat
1 Sabtu, 02 1. Syr Ambroxol 3x2ml (oral)
Desember 2023 3 lpm
2. O2 (nassal canul)
3. IVFD D5 ¼ Ns 10cc/jam

4. Nebulizer Nacl+Combivent 8 Jam

5. Inj. Cefotaxime 1x700 (IV)

6. Paracetamol syr 3x90cc (Oral)

2 Minggu, 03 1. Nebulizer Nacl 3% 8 Jam


Desember 2023 3x2ml (Oral)
2. Syr Ambroxol
3. IVFD D5 ¼ Ns 10cc/jam

4. O2 (nassal canul) 2 lpm

5. Azitromisin 1x90 mg (IV)

6. Paracetamol syr 3x90cc (Oral)

3 Senin,04 1. Nebulizer Nacl 3% 4 jam


Desember 2023
2. IVFD D5 ¼ Ns 10cc/jam
3. Syr Ambroxol 3x2ml (Oral)

E. Analisa Data
Nama : By.A
Dx : Pneumonia
Umur : 4 bulan
Ruangan : Maheswari
No.RM : 2201xx

NO Data Etiologi Masalah


DS: Sekresi yang Bersihan Jalan
- Ibu klien mengatakan By.A batuk tertahan Nafas Tidak
berdahak sudah 1 minggu dan sulit untuk Efektif
mengeluarkan dahak.
DO:
- Klien tampak batuk
- Tampak pernafasan cuping hidung (+)
- Klien tampak sesak
- Ronchi (+)
- RR: 46x/m
- N: 116x/m
2 DS: Proses Hipertermi
- Ibu klien mengatakan By.A demam sejak infeksi
sore sebelum dibawa ke RS peningkatan
metabolisme
DO:
- Kulit teraba hangat
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak rewel dan menangis
- Membran mukosa kering dan pucat
- Suhu: 38,4o C
3 DS: Kurangnya Defisit
- Ibu klien mengatakan hanya terpapar Pengetahuan
informasi
memberikan minyak kayu putih saat
anaknya batuk dan dihirupkan saja

- Ibu klien menganggap anaknya batuk


biasa sehingga tidak langsung dibawa
ke RS

- Ibu klien mengatakan suaminya


perokok aktif

DO:

- Saat ditanya ibu klien tidak tahu


dengan penyakit pneumonia

- Ibu klien tidak tahu dengan cara


pencegahan dan penanganan
penyakit pneumonia

F. Diagnosa Keperawatan

1. Nama : By.A
2. Dx : Pneumonia
3. Umur : 4 bulan
4. Ruangan : Maheswari
5. No.RM : 2201xx
NO Ditemukan Teratasi Diagnosa
1 02 Desember 05 Desember Bersihan Jalan Nafas berhungan
2023 2023 dengan sekresi yang tertahan
2 02 Desember 05 Desember Hipertermi berhungan dengan
2023 2023 Proses infeksi peningkatan
metabolisme
3 02 Desember 05 Desember Defisit Pengetahuan berhubungan
2023 2023 dengan kurangnya terpapar
informasi

G. Intervensi Keperawatan
1. Nama : By.A
2. Dx : Pneumonia
3. Umur : 4 bulan
4. Ruangan : Maheswari
5. No.RM : 2201xx

NO Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Keperawatan (SDKI Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2016)
(SLKI 2018) Keperawatan (SIKI
2018)
1 Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen
Nafas berhungan keperawatan selama 3x24 jam
Jalan Nafas I.01011
dengan sekresi maka diharapkan bersihan
Observasi
yang tertahan jalan nafas meningkat dengan
kriteria hasil: 1. Monitor pola nafas
(frekuensi,,
1. Produksi sputum menurun
kedalaman, usaha
2. Ronchi menurun
nafas)
3. Dispnea menurun
2. Monitor bunyi nafas
4. Frekuensi nafas membaik tambahan

3. Monitor sputum

Teraupteik

4. Lakukan fisioterapi
dada

5. Berikan oksigen

Edukasi

6. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari.
7. Kolaborasi
pemberian mukolitik.
2 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan SIKI: Manajemen
berhungan dengan keperawatan selama 3x24 jam Hipertermi I.15506
Proses infeksi
maka diharapkan Observasi
peningkatan
metabolisme termoregulasi membaik 1. Identifikasi
dengan kriteria hasil: penyebab

1. Suhu tubuh membaik hipertermi

2. Pucat menurun 2. Monitor suhu

3. Suhu kulit membaik tubuh


3. Monitor haluaran
urine
4. Monitor kadar
elektrolit
Teraupetik
5. Sediakan
lingkungan yang
dingin
6. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
7. Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
8. Berikan oksigen
9. Anjurkan tirah
baring.
10. Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena.
3 Defisit Setelah dilakukan tindakan SIKI: Edukasi
Pengetahuan keperawatan selama ...x24 jam Kesehatan I.12383
berhubungan dengan diharapkan tingkat Observasi
kurangnya terpapar
pengetahuan meningkat 1. Identifikasi kesiapan
informasi
dengan kriteria hasil: dan kemampuan

4) Pengetahuan orang tua menerima informasi

tentang penyakit anaknya 2. Identifikasi faktor


meningkat yang dapat

5) Kemampuan menjelaskan meningkatkan dan

pengetahuan tentang menurunkan

suatu topik meningkat motivasi perilaku


hidup bersih dan
6) Persepsi yang keliru
sehat
terhadap masalah
menurun Teraupetik
3. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan

4. Berikan kesempatan
untuk bertanya

5. Jelaskan faktor risiko


yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan.
6. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat.
H. Implementasi Keperawatan
1. Nama : By.A
2. Dx : Pneumonia
3. Umur : 4 bulan
4. Ruangan : Maheswari
5. No.RM : 2201xx

NO Hari/Tanggal No. Dx Jam Implementasi Respon Hasil Paraf


1 Sabtu, 2 desember 3 15:35 WIB 6. Memberikan informasi 6. Ibu klien dan keluarga tampak
2023 tentang penyakit mengerti tentang informasi
pneumonia penyakit pneumonia
15:38 WIB
7. Ayah klien tampak mengerti
3
7. Menganjurkan untuk ayah dan mengikuti anjuran
16:05 WIB
klien tidak merokok lagi
dekat dengan anaknya
8. Pasien mau melepaskan
2 16:10 8. Melonggarkan atau bajunya dan hanya memakai
WIB melepaskan pakaian baju dalaman

16: 20 9. Pasien sudah dimasukkan obat


2 WIB 9. Memberikan paracetamol paracetamol 90mg

90mg 10. Sebelum dilakukan kompres

2 hangat suhu tubuh pasien


10. Memberikan kompres
38,4ºC saat setelah dilakukan
hangat
kompres hangat suhu tubuh
17:00 pasien menjadi
WIB 37,9ºC

11. Dengan Nacl+combivent


1

Melakukan Nebulizer

Minggu, 03 1,2,3 10:00 WIB 1. Mengkaji tanda-tanda vital 1. TD:- N: 105x/m


Desember 2023 pasien
RR: 39x/m

T: 37,6ºC

SPO2: 98%
10:07
2. Masih terdengar bunyi nafas
1 WIB
2. Memonitor bunyi nafas
ronchi
tambahan
11:00 3. Keluarga pasien mengizinkan
3. Melakukan fisioterapi dada untuk dilakukan fisioterapi dada. Aldi
1 WIB
4. Syr ambroxol peroral
12:00
1 WIB 4. Memberikan obat oral

12:00 5. Cefotaxime & azitromizin (IV)

1,2 WIB 5. Memberikan obat IV

12:30 6. Telah diberikan syr paracetamol

2 WIB 6. Memberikan Pracetamol syr

12:40 WIB Sebelum dilakukan kompres

2 hangat suhu tubuh pasien


Memberikan kompres
37,6ºC saat setelah dilakukan
hangat
kompres hangat suhu tubuh
pasien menjadi 36,3ºC

8. Dengan NaCl 3%

1 13:00 8. Melakukan nebulizer

WIB 9. Keluarga dapat menyebutkannya

3 9. Menanyakan kembali apa dan menjelaskannya kembali


13:05
itu penyakit pneumonia
WIB
dan bagaimana cara
pencegahan dan
penanganannya
3 Senin, 41 09:00 WIB 1. Mengkaji tanda-tanda vital 1. TD: -
Desember 2023 pasien
N: 115x/m

RR: 34x/m

T: 36,2ºC
09:05
SPO2: 99%
1 2. Melakukan nebulizer
WIB
2. Dengan NaCl 3%
09:30 Aldi

1 3. Memberikan oksigen
WIB
3. Klien sudah tidak menggunakan
09:35 WIB oksigen

1 4. Monitor adanya sputum


4. Ibu klien mengatakan batuk hanya
sesekali dan tidak lagi
mengeluarkan dahak
1 09:40 5. Memberikan syr Ambroxol 5. Telah diberikan untuk meredakan
batuk
WIB

2 6. Menganjurkan kepada
6. Keluarga mengerti dengan
10:00 WIB
anjuran dan penjelasan yang telah
keluarga jika anak demam
diberikan
lagi lakukan kompres hangat
10:15
7. Memberikan anjuran agar 7. Ayah klien mengerti dan akan
3 WIB mengikuti anjuran perawat
ayahnya tidak merokok lagi
10:20 WIB 8. Keluarga mengerti dengan
8. Menganjurkan kepada
3 anjuran yang diberikan
keluarga untuk menjaga

11:00 kebersihan lingkungan


rumah
WIB 5. Infus pasien sudah dilepas, pasien
3 9. Melakukan up infus pasien pulang
I. Evaluasi Keperawatan
1. Nama : By.A
2. Dx : Pneumonia
3. Umur : 4 bulan
4. Ruangan : Maheswari
No.RM : 2201xx
Hari/tanggal No.Dx Evaluasi Paraf
Minggu/03-12-2023 1 S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih batuk tetapi tidak ada dahak O:

- Klien tampak batuk


- Klien tampak sesak
- Tampak dahak keluar dari feses
Aldi
- Ronchi (+)
- RR: 41x/m
- N: 89x/m
A: Masalah belum teratasi
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Produksi Sputum V
Ronchi V
Dispnea V
Frekuensi nafas v
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,3,5,7
2

S: Ibu klien mengatakan anaknya masih demam O:

- Kulit teraba hangat


- Klien tampak gelisah
Yeni
- Suhu: 37,9 Co

- Nadi: 89x/m
A: Masalah belum teratasi

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Suhu tubuh v
Pucat V
Suhu kulit v
3
P: Intervensi dilanjutkan 3,4,5,6,8,9

S: Ibu klien mengatakan sudah sedikit paham dengan penyakit anaknya O:

- Keluarga klien tampak mengerti setelah diberikan penjelasan

tentang pneumonia, cara pencegahan dan penanganan


A: Masalah belum teratasi Yeni

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Pengetahuan orang tua V
Kemampuan menjelaskan kembali V

P: Intervensi dilanjutkan 2,3,5,7,9


Senin/04-12-20223 1 S: Ibu klien mengatakan By.A ma sih sering batuk dan rewel O:

- Klien tampak masih batuk


- Tampak dahak keluar mel alui feses

- Klien tampak sesak Yeni


- Ronchi (+)
- RR: 35x/m
- N: 110x/m
A: Masalah belum teratasi

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Produksi Sputum v

Ronchi V
Dispnea V
Frekuensi nafas v
P: Intervensi dilanjutkan 1,2,7,8

2 S: Ibu Klien mengatakan By.A m asih demam hari ini da n sudah


berkurang panasnya O:

- Klien tampak pucat


- Klien tampak gelisah
- Tampak suhu badan klien turun

- T: 36,3ºC Yeni
A: Masalah belum teratasi

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Suhu tubuh V
Pucat v
Suhu kulit v
P: Intervensi dilanjutkan 2,3,5,9
3 S: Ibu klien mengatakan mengerti dengan penjelasan penyakit yang dialami
anaknya O:

- Klien dapat mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan kemarin

A: Masalah belum teratasi


Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Pengetahuan orang tua v
Kemampuan menjelaskan v Aldi
kembali

Persepsi yang keliru v


P: Intervensi dilanjutkan 3,5,7,9

Selasa/05 Desember 2023 1 S: Ibu klien mengatakan By.A batuknya sudah berkurang dan hanya kadang-
kadang saja O:

- Klien tampak batuk tapi hanya sesekali


- Pengeluaran dahak berkurang
Aldi
- Suara nafas ronchi berkurang
- Tampak klien tidak sesak nafas lagi
- RR: 30x/m
- N: 98x/m
- SPO2: 100%
A: Masalah teratasi sebagian
Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Produksi Sputum V
Ronchi v
Dispnea v
Frekuensi nafas v
P: Intervensi dihentikan pasien pulang

2
S: Ibu klien mengatakan By.A tidak demam lagi dan tidak rewel O:

- Turgor kulit baik


- Membaran mukosa bibir lembab
Yeni
- T: 36,2ºC
A: Masalah teratasi

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Suhu tubuh v
Pucat v
Suhu kulit v
P: Intervensi dihentikan pasien pu lang

3 S: Ayah klien mengatakan akan b erhenti untuk merokok demi kesehatan


anaknya, dan keluarga akan menjaga kebersihan rum ah O:

- Keluarga klien tampak sud ah me mahami dan me ngerti

A: Masalah teratasi Yeni

Kriteria Hasil 1 2 3 4 5
Pengetahuan orang tua v
Kemampuan menjelaskan kembali v

Persepsi yang keliru v


P: Intervensi dihentikan pasien pulang
CATATAN PASIEN PULANG
Nama : By.A
No. Registrasi : 2201xx
Hari, tanggal pulang : Selasa, 05 Desember 2023
Waktu pulang : Jam 12:00 WIB
Jadwal kontrol ulang : Jum’at 08 Desember 2023
Klien pulang pada hari Selasa tanggal 05 Desember 2023 pukul 12:00 WIB, dari ketiga
masalah keperawatan yang timbul pada pasien ada dua masalah keperawatan yang teratasi dan satu
masalah keperawatan yang teratasi sebagian, ditandai dengan suhu tubuh klien normal, klien tidak
tampak sesak lagi, namun klien masih batuk, keluarga klien sudah memahami penyakit yang dialami
By.A.
1. Kondisi Klien
a. Keadaan umum : Lemah
b. Tanda-tanda vital
TD :-
RR : 30x/m
N : 98x/m
T : 36,2ºC
2. Anjurkan pada keluarga klien
Klien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk kedua orang tua atau keluarga klien
agar benar-benar memperhatikan kesehatan By.A, sehingga orangtua dan keluarga dapat
mencegah timbulnya penyakit Pneumonia, seperti menjauhkan anak dari asap rokok, debu,
menggunakan masker jika perlu, menjaga kebersihan rumah, serta sering membuka jendela
pada siang hari, dan jika anak mengalami batuk maka beri anak minum hangat, berikan obat
sesuai anjuran dokter. Jika anak mengalami demam maka kompres anak pada daerah
dahi/ketiak/lipatan paha, jika perlu sediakan termometer untuk mengontrol suhu tubuh anak
dan berikan obat sesuai anjuran dokter.
3. Kontrol
Pasien dianjurkan kontrol 3 hari setelah pulang yaitu tanggal 08 Desember 2023

Anda mungkin juga menyukai