Anda di halaman 1dari 50

PERAN KOMUNITAS SOSIAL PENGAJIAN ANTARTERAS DI

KAMPUNG SEMPU KRAMAT


Laporan Ditujukan sebagai Ujian Praktik Tengah Semester Ganjil
Mata Pelajaran Sosiologi

Penyusun :
XII IPS 5
SMA NEGERI 2 CIKARANG UTARA
Jl. Raya Lemahabang Cikarang Utara
Kab. Bekasi
HALAMAN JUDUL
Peran Komunitas Sosial Pengajian Antarteras di Kampung Sempu Kramat

Disusun Oleh :
 Azizah Sela Yulianti
 Kamilah Putri Septianti
 Nida Nurrochman

Kelas XII IPS 5


Tahun ajaran 2022/2023
SMA NEGERI 2 CIKARANG UTARA
Jl. Raya Lemahabang, Desa Simpangan
Kec. Cikarang Utara
Kab. Bekasi
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Peran Komunitas Sosial Pengajian Antarteras di Kampung Sempu


Kramat
Tanggal : 22 November 2022

Mengetahui,
Wali Kelas Guru Bidang Studi
XII IPS 5 Sosiologi

Ernawati, S.Pd Drs. Dedi Suharna, M.M


NIP. 19671201 200701 1 009

Kepala SMA Negeri 2 Cikarang Utara

Drs. Mohammad Ilham Hasan, M.M


NIP. 196301271991031003
SURAT BALASAN IZIN PENELITIAN

Bekasi, 26 November 2022

Hal : Surat balasan kunjungan ke Pengajian Antarteras

Lampiran :

Kepada Yth.

Drs. Mohammad Ilham Hasan, M.M

Kepada SMAN 2 Cikarang Utara

Di tempat

Dengan hormat,

Bersama dengan surat ini, saya selaku Ustadzah dari pengajian antarteras
ibu-ibu menyambut kedatangan siswa dari SMAN 2 Cikarang Utara
untuk melakukan peneilitan dengan tema “Peran Komunitas Sosial
Pengajian Antarteras di Kampung Sempu Kramat”.

Demikianlah surat balasan ini saya sampaikan, terima kasih.

Hormat saya,

SATI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Peran Komunitas Sosial Pengajian
Antarteras di Kampung Sempu Kramat” walaupun masih jauh dari kata
sempurna dan masih perlu banyak perbaikan, tetapi kami tetap bersyukur
kepada Allah SWT. Atas terselesaikannya karya tulis sederhana ini kami
persembahkan kepada :
1. Bapak Drs. Mohammad Ilham Hasan, M.M selaku Kepala Sekolah SMA
Negeri 2 Cikarang Utara.
2. Ibu Ernawati, S.Pd selaku Wali Kelas XII IPS 5.
3. Bapak Drs. Dedi Suharna, M.M selaku guru bidang studi Sosiologi yang
banyak memberikan pengarahan serta motivasi yang sangat berarti bagi
kami sehingga terselesaikannya tugas karya tulis ini.
4. Kepada kedua orang tua kami yang telah banyak memiliki kesabaran,
serta support dan doanya.
5. Kepada teman-teman tercinta dan kami banggakan di SMA Negeri 2
Cikarang Utara.
6. Semua pihak yang ikut serta dalam membantu proses pembuatan karya
tulis ini.

Kami berharap apa yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya. Semoga pada kesempatan
lain kami dapat berkarya lebih baik lagi dari sebelumnya. Aamiin.

Terima Kasih
ABSTRAKSI

Laporan dengan judul “Peran Komunitas Sosial Pengajian Antarteras di


Kampung Sempu Kramat”, secara etimologi adalah suatu identifikasi dan
interaksi sosial yang dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.

Dengan didirikannya sebuah komunitas pasti mempunyai tujuan tertentu


yang dimana setiap individu berkumpul menjadi satu untuk menyelesaikan
suatu permasalahan yang ada di masyarakat.

Kabupaten Bekasi merupakan daerah yang memiliki banyak komunitas


sosial. Yang dimana masalah yang bisa dilihat secara umum adalah masalah
ekonomi yakni masyarakat dengan hidup kurang mampu memenuhi kehidupan
dasarnya atau kebutuhan pokok.

Selain itu, masalah yang berada di masyarakat yakni rendahnya tingkat


pendidikan yang terjadi pada masyarakat yang hidupnya kurang mampu tidak
memiliki biaya untuk membiayai anaknya dalam belajar ataupun melanjutkan
pendidikan, salah satunya dengan mengaji.

Dengan begitu, banyak masyarakat yang hidupnya kurang mampu dapat


terbantu dengan adanya komunitas salah satunya yaitu dengan adanya pengajian
antarteras yang dilaksanakan tanpa adanya pungutan biaya.

Komunitas Pengajian Antarteras adalah suatu komunitas yang bergerak di


bidang sosial dan religi yang berfokus pada pendidikan yang di dalamnya
terdapat membaca kitab suci Al-Qur’an, menulis yang berkaitan dengan agama,
dan adanya memberikan materi mengenai nilai-nilai dan hukum agama.
Tujuan didirikannya komunitas ini adalah untuk membantu masyarakat
untuk memahami nilai-nilai dan hukum agama dan mempelajari lebih dalam
dengan cara mengaji dan membaca kitab suci Al-Qur’an yang di dalamnya kita
mempelajari maknanya dan hukum tanda bacanya.

Dengan dilaksanakannya pengajian ini dapat bermanfaat agar masyarakat


yang kemampuan membaca Al-Qur’annya kurang menjadi bisa dan lancar
dalam membaca Al-Qur’an. Selain itu, masyarakat juga dapat mengikuti
pengajian antarteras ini secara gratis tanpa dipungut biaya.

Untuk memperoleh data dan gambaran lengkap mengenai salah satu


komunitas sosial di atas, maka dilakukan kunjungan dan wawancara ke tempat
berlangsungnya pengajian antarteras di Kampung Sempu Kramat. Ditambah
dengan mengikuti kegiatan menyampaikan materi mengenai nilai-nilai agama
Islam.

Dari hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang Komunitas Pengajian


Antarteras yang berfokus pada membaca kitab suci Al-Qur’an serta
menyampaikan materi mengenai nilai-nilai agama Islam.

Namun, masih ada masyarakat yang kurang berinteraksi dengan sesama


di dalam komunitas ini. Walaupun demikian, di daerah ini sudah lumayan
banyak yang mengikuti komunitas pengajian antarteras ini.

MOTTO
“Kami tidak butuh uang untuk membantu orang lain, tetapi hanya butuh hati
untuk membantu mereka”
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT BALASAN IZIN PENELITIAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAKSI
MOTTO
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk Aktivitas Komunitas Sosial
2.2 Karakter Percaya Diri
2.3 Fungsi dan Peranan Komunitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
3.2 Subjek Penelitian
3.3 Daerah Penelitian, Populasi, dan Responden
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Analisis dan Interpretasi Data
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Lokasi Wawancara
4.2 Sejarah Singkat Pendirian Komunitas
4.3 Tujuan Komunitas
4.4 Sasaran dan Manfaat Komunitas
4.5 Dokumentasi Kegiatan Komunitas
4.6 Tentang Komunitas
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komunitas sosial di Indonesia saat ini memiliki peran yang memiliki


peran yang penting dalam pemberdayaan yang membantu tugas
negara untuk mengatasi masalah sosial. Hal ini seperti yang tertera
dalam UUD Pasal 34 ayat (1) yang berbunyi, “Fakir miskin dan anak
terlantar dipelihara oleh Negara.”

Namun kenyataannya, dalam setiap kegiatan, komunitas sosial


memiliki beberapa kendala sumber daya baik dari sarana maupun
prasarana.

Komunitas sosial memiliki perbedaan dengan organisasi sosial dan


lembaga kemasyarakatan, meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu
membantu masalah sosial di masyarakat, namun komunitas sosial
tidak berbadan hukum seperti organisasi sosial dan lembaga
kemasyarakatan.

Sehingga keanggotaan dalam komunitas sosial tidak memiliki


keterikatan secara tertulis. Selain itu, biaya operasional kegiatan
merupakan upaya yang dilakukan sendiri oleh relawan.
Oleh karena sumber daya yang ada dalam komunitas sosial
mengalami keadaan yang pasang surut, maka komunitas dengan misi
sosial biasanya harus berjuang lebih keras untuk terus tetap eksis.

Artinya, komunitas sosial memiliki tantangan yang lebih berat jika


tidak saling mengenal antara komunitas sosial satu dengan lainnya,
karena jika relawan dan donasi dalam komunitas sosial tidak ada
maka berjalannya kegiatan akan tersendat dan kurang maksimal untuk
membantu masalah sosial di masyarakat. “Nyatanya, ada banyak
komunitas yang telah melakukan aksi nyata untuk menangani satu-
dua masalah sosial tersebut.

Sebagian mungkin juga Anda sudah kenal betul ceritanya, sebagian


lagi bekerja dengan tekun namun tak banyak muncul di media massa.
Sebagian besar bekerja sendiri tanpa banyak berhubungan dengan
komunitas lain dan mayoritas berkegiatan dalam dana yang begitu
terbatas”

Komunitas sosial keberadaannya masih kurang diketahui oleh


masyarakat luas, sehingga masyarakat yang memiliki niat baik untuk
membantu masalah sosial terkadang belum merealisasikannya,
padahal relawan sosial selalu dibutuhkan keberadaannya dengan
tenaga mereka untuk membantu dalam kegiatan sosial.

Tidak selesai sampai masalah relawan dalam komunitas sosial,


permasalahan mengenai dana dalam menjalankan kegiatan sosial pun
juga menjadi tantangan tersendiri di setiap komunitas sosial.

Bertahannya sebuah komunitas tentu juga harus didukung dengan


adanya dana operasional untuk keberlangsungan kegiatan komunitas
sosial, dengan adanya relawan dan dana maka kegiatan sosial akan
berjalan dengan baik untuk membantu mengatasi masalah-masalah
sosial di masyarakat sekitar.

Peran masyarakat dalam mengatasi masalah di lingkungan sekitar


merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini terjadi karena pada
dasarnya manusia yang merupakan makhluk sosial memiliki rasa
untuk saling bergantung antar individu satu dengan lainnya.

Sehingga, kemungkinan dalam memenuhi sebuah kebutuhan dalam


hierarki Maslow tergantung pada kemampuan setiap individu untuk
berpartisipasi efektif dalam dunia sosial yang beragam (Wood,
2013:17).

Bentuk partisipasi yang efektif dalam dunia sosial tersebut pada


akhirnya memicu kemunculan komunitas. Pembentukan sebuah
komunitas itu sendiri, menuntut setiap anggotanya untuk memiliki
kesamaan visi dan misi serta tujuan antara setiap anggotanya untuk
tetap mempertahankan berjalannya suatu komunitas.

Lingkup Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa komunitas masuk ke


dalam konteks komunikasi kelompok yang dimana individunya
bersama-sama melalui suatu hirarki pangkat dan pembagian kerja
berusaha mencapai tujuan tertentu” (Rogers dan Rogers dalam Moss
dan Tubs, 2005:164).
Sebuah komunitas memiliki tujuan yang hendak dicapai bersama, hal
ini merupakan salah satu yang melatarbelakangi terbentuknya
komunitas.

Sebagai contoh misalnya komunitas di sekitar kita yang terbentuk atas


kesamaan hobi para anggotanya seperti komunitas pencinta hewan,
komunitas klub mobil, komunitas musik dan berbagai macam
komunitas lainnya.

Selain itu, adanya kesadaran sosial yang tinggi di masyarakat juga


membentuk perhatian dan memicu pembentukan komunitas sosial
yang perlahan-lahan tumbuh semakin banyak.

Kesadaran sosial ini yang memunculkan visi, misi dan tujuan antar
anggotanya agar terlaksana dalam tindakan nyata.

Komunitas sosial dan disorganisasi sosial dipandang sebagai ujung


berlawanan dari sebuah kontinum yang mencerminkan kemampuan
masyarakat untuk mengendalikan masalah” (Cantillon, 2003:321).

Namun komunitas sosial juga dapat dilihat sebagai aset masyarakat


yang membangun, produk sampingan yang mungkin merupakan
pengurangan masalah di sekitar, sehingga keberadaannya patut
dipertahankan.
Dengan tujuan tersebut, komunitas sosial pada umumnya bergerak
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas agar lebih aware
terhadap masalah yang dihadapi masyarakat marjinal.

Komunitas adalah istilah yang banyak digunakan dalam penelitian


komunikasi dan teori, terjadi dalam berbagai indra sehari-hari dan
sebagai konsep sentral dalam beberapa tradisi intelektual (Littlejohn,
2010:43).

Dalam komunitas, setidaknya ada beberapa karakter yang


menggambarkan sebuah komunitas itu sendiri.

Misalnya yang paling umum adalah masyarakat, istilah ini digunakan


untuk menjelaskan kumpulan orang yang tinggal di suatu tempat
geografis tertentu.

Dalam arti ini, masyarakat merupakan unit geografis yang lebih besar
dari keluarga dan lingkungannya namun lebih kecil dari negara,
wilayah, atau negara.

Kemudian komunitas merupakan sebuah acuan untuk sekelompok


orang yang memiliki identitas yang ditandai secara budaya, misalnya
di Amerika Serikat, media sering membuat klaim tentang Komunitas
Gay, Komunitas Muslim atau Yahudi, dan lain sebagainya.
Komunitas (community) merupakan bagian dari masyarakat yang
didasarkan pada perasaan yang sama, sepenanggungan, dan saling
membutuhkan serta bertempat tinggal disuatu wilayah tempat
kediaman tertentu (Soekanto, 2009:79).

Sehingga komunitas sosial dapat diartikan sebagai sekelompok


masyarakat yang didasarkan pada perasaan yang sama,
sepenanggungan untuk tujuan dalam hal kemasyarakatan, dalam hal
ini merupakan kemasyarakatan dalam bidang turut serta membantu
masalah-masalah kemanusiaan di sekitar masyarakat.

Elemen penting dalam komunitas sosial adalah relawan dan donasi


untuk berjalannya sebuah kegiatan sosial. Komunitas sosial ada
diharapkan untuk dapat meringankan permasalahan sosial yang masih
banyak terjadi di masyarakat.

Meskipun permasalahan sosial akan terus ada namun keberadaan


komunitas sosial diharapkan turut mengurangi permasalahan
meskipun tidak akan terselesaikan seutuhnya.

Relawan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki


pengertian sepadan dengan kata sukarelawan yang artinya adalah
orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela atau tidak karena
diwajibkan dan dipaksakan.

Sementara itu menurut kamus Oxford, definisi relawan (volunteer)


juga hampir serupa dengan kamus Indonesia namun memiliki arti
lebih mendalam yaitu orang yang bekerja sukarela membantu dalam
kegiatan sosial sebuah komunitas sosial tanpa menginginkan atau
melibatkan uang sebagai imbalan atas kerjanya.
Selanjutnya pengertian donasi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki arti yaitu sumbangan yang berupa uang dari
penderma kepada perkumpulan, derma sendiri memiliki arti
pemberian, sehingga memiliki arti bahwa donasi dalam komunitas
sosial yaitu sumbangan yang diberikan individu untuk memenuhi
kebutuhan kegiatan sosial sebuah komunitas.

Dan yang terakhir adalah komunitas, sebagai kelompok sentimen


positif yang mungkin dicapai dan diraih untuk mencapai sebuah
tujuan bersama.

Tujuan sebagian besar kelompok dan organisasi, apakah dengan cara


bertatap muka atau secara virtual, online, adalah untuk membangun
"sense of community" di antara individu.

Kelompok yang berhasil membangun komunitas sosial adalah


komunitas yang melalui komunikasi mereka telah menciptakan rasa
peduli dan hubungan antar peserta. Maka dari itu dalam hal ini sebuah
komunitas sosial masuk kedalam karakter sebuah komunitas ini.

Dalam sebuah esai review baru-baru ini, Erin Underwood dan


Lawrence Frey menjabarkan kalimat komunitas yang juga telah
digunakan dalam penelitian komunikasi.

Karena hampir semua orang yang membahas mengenai komunitas,


Underwood dan Frey berdebat untuk konseptualisasi dialektika
masyarakat yang menyadari bagaimana tumpang tindihnya indera
masyarakat sering terjadi bersamaan, menghubungkan tradisi
masyarakat yang dijelaskan di atas.
Menggambar sebuah studi etnografi tentang sekelompok orang yang
tinggal bersama di sebuah rumah untuk orang-orang dengan AIDS,
Frey menunjukkan bagaimana orang- orang yang hidup bersama
menciptakan sebuah komunitas yang melibatkan cara fisik dan
komunikatif untuk saling membantu, mengenali orang-orang,
pengalaman hidup, dan untuk memperingati mereka yang meninggal.

Dalam berpartisipasi disebuah komunitas, anggota menggunakan cara


komunikatif untuk menciptakan rasa memiliki komunitas.

Artinya, praktik komunikatif dalam masyarakat digunakan untuk


menciptakan rasa komunitas bagi semua orang yang tinggal di sana.

Komunitas adalah konsep yang kaya akan hubungan dan kekuatan


emosional; hal ini merupakan gagasan yang ambigu secara strategis,
tapi yang memperlakukan komunikasi sebagai pusat pada siapa orang
dan bagaimana koneksi dibangun dengan orang lain.

Untuk alasan ini, kita bisa mengharapkan masyarakat akan tetap


menjadi konsep yang disukai dalam teori dan penelitian komunikasi.
Komunitas sosial sendiri juga menggambarkan sebuah kumpulan
nilai, norma, proses, dan pola perilaku dalam komunitas yang
mengatur, memfasilitasi, dan membatasi interaksi antar anggota
komunitas (Mancini, 2005:319).

Maka komunitas sosial adalah proses dimana masyarakat mencapai


hasil yang diinginkan bagi individu dan keluarga, termasuk
kemampuan individu dan keluarga untuk menunjukkan ketahanan
dalam menghadapi kesulitan dan tantangan positif.

Komunitas sosial mencakup jaringan individu, pertukaran dan timbal


balik yang terjadi dalam hubungan, standar dan norma dukungan
sosial yang diterima dan kontrol sosial yang mengatur perilaku dan
interaksi dalam jaringan.

Jaringan komunitas penting untuk mempromosikan kesejahteraan


fisik, psikologis, sosial, dan spiritual individu dan keluarga (Mancini,
2005:573).

1.2 Rumusan Masalah

Komunitas sosial merupakan bagian penting dalam sebuah lingkungan


masyarakat untuk turut membantu masalah-masalah sosial di sekitar yang
kurang diperhatikan pemerintah. Maka dari itu, keberadaan komunitas
sosial masih akan terus menerus berlanjut dibutuhkan oleh masyarakat
sekitar. Komponen penting keberadaan komunitas sosial adalah
sukarelawan dan donasi ketika adanya acara keagamaan.

Isu sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan


sekitar mendorong beberapa orang untuk berkumpul dan membentuk
sebuah komunitas sosial untuk turut serta dalam membantu permasalahan
yang terjadi dengan menyalurkan waktu, tenaga, dan donasi bagi mereka
yang membutuhkan.

Tentunya hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti


Pengajian Antarteras di Bekasi, menganalisis pengajian antarteras ini
diteliti untuk mengetahui.

Dengan demikian, melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui peran


pengajian antarteras dalam komunitas sosial di Kabupaten Bekasi melalui
isu relawan dan isu donasi serta melihat juga bagaimana proses
berjalannya komunitas sosial dalam mempertahankan eksistensi.

1.3 Tujuan

Mengetahui struktur pengajian antarteras dalam kegiatan komunitas


sosial melalui isu relawan dan donasi untuk mempertahankan eksistensi
sebuah komunitas sosial itu sendiri, serta peranan yang dipegang oleh
individu dalam pengajian antarteras yang terlibat di dalam komunitas
sosial.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bentuk Aktivitas Komunitas Sosial

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang


berbagi lingkungan, dan pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat
yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya
dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,
kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti


"kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti
"sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".

Komunitas merupakan suatu unit atau kesatuan sosial yang


terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan
bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional
maupun yang mempunyai territorial.
Menurut Soekanto (1983), komunitas menunjuk pada bagian masyarakat
yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batas-batas
tertentu dan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih
besar di antara anggotanya, dibanding dengan penduduk di luar batas
wilayahnya.

Menurut Zakapedia, komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi


yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang berinteraksi dan
saling mempengaruhi.

Komunitas memiliki tingkat integrasi yang lebih kompleks daripada


individu dan populasi. Dalam masyarakat, semua organisme merupakan
bagian dari masyarakat dan antarkomponennya saling berhubungan
melalui keragaman interaksi mereka.

Menurut Vanina Delobelle. komunitas merupakan sarana berkumpulnya


orang-orang yang memiliki kepentingan bersama, komunitas dibentuk
oleh empat faktor yaitu :

• Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi di antara anggota sesuai


dengan kepentingan bersama.
• Base camp atau wilayah di mana mereka biasanya berkumpul

• Berdasarkan kebiasaan di antara anggota yang selalu hadir

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwasanya


komunitas adalah kumpulan dari populasi yang hidup pada suatu waktu
dan berhubungan dengan suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang
dipengaruhi tiga faktor yaitu keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi
di antara anggota sesuai dengan kepentingan bersama, Base camp atau
wilayah di mana mereka biasanya berkumpul, dan berdasarkan kebiasaan
di antara anggota yang selalu hadir.

Secara etimologi komunitas adalah suatu identifikasi dan interaksi sosial


yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional, dengan
didirikannya sebuah komunitas pasti mempunyai maksud dan tujuan
tertentu dimana setiap individu berkumpul menjadi satu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di masyarakat.

Sosial dalam pengertian Philip Wexler adalah sifat dasar dari setiap
individu manusia. Dalam pengertian di atas sosial yaitu suatu bagian yang
tidak utuh dari hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman
atas hal-hal dasar yang bersifat rapuh didalamnya.

Dapat disimpulkan sosial adalah suatu kepekakan anatara mahkluk hidup


yang satu dan yang lainnya.
Secara etimologi sosial kata sosial berasal dari bahasa Latin “social” yang
artinya sekutu. Istilah tersebut sangat erat hubungannya dengan
kehidupan manusia dalam masyarakat, misalnya sifat yang mengarah
pada rasa empati terhadap orang lain yang disebut dengan jiwa sosial.

Sehingga pengertian sosial dapat didefinisikan sebagai rangkaian norma,


moral, nilai dan aturan yang bersumber dari budaya masyarakat dan
dipakai sebagai acuan dalam interaksi antar manusia dalam suatu
komunitas.

Dapat disimpulkan bahwa komunitas soial adalah suatu kelompok yang


memiliki pemikiran, ide dan kesukaan yang sama dan saling membina
hubungan para anggotanya dengan menggunakan sarana-sarana yang
sudah di siapkan untuk mencapai sebuah tujuan bersama yaitu membantu
masyarakat dan makhluk hidup lainnya baik itu di lingkungan sekitar
maupun di daerah lain. sebuah tujuan bersama yaitu membantu
masyarakat dan makhluk hidup lainnya baik itu di lingkungan sekitar
maupun di daerah lain.

2.2 Karakter Percaya Diri

Karakter percaya diri ialah suatu sifat dari sesorang yang dimana sifat
tersebut mampu meyakini pada kemampuan yang ada pada diri sendiri.

Dalam penelitian ini karakter percaya diri yang dimaksud yaitu tingkat
kepercayaan diri anak jalanan yang tidak mau untuk mengikuti pelajaran
di sekolah dikarenakan berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Pengertian karakter percaya diri dalam penilitian ini merupakan suatu
pendidikan yang mengarah kepada pembentukan karakter percaya diri
anak jalanan.

Pendidikan karakter secara terintegrasi didalam proses pembelajaran


adalah pengenalaian nilai-nilai, fasilitasi yang diperolehnya, dan
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai dan penginternalisasisan dan nilai-
nilai kedalam tingkah laku peserta didik sehari-hari, dengan melalui
proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam kelas maupun di
luar.

Dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan komunitas


dapat meningkatkan kepercayaan diri anak jalanan dalam menyongsong
masa depan yang lebih cerah.

Dapat diartikan pengertian karakter yaitu suatu sifat-sifat kejiwaan,


akhlak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dengan yang lain,
dan watak dengan demikian, orang berkarakter berarti orang yang
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, berwatak.

Dengan makna seperti itu, berarti karakter identik dengan kepribadian


atau akhlak. kepribadian merupakan ciri karakteristik, atau sifat diri
seseorang yang bersumber dari bentukanbentukan yang diterima dari
lingkungan seperti keluarga dan bawaan dari sejak lahir.
Kata Karakter berasal dari bahasa yunani yang mempunyai arti “to mark”
(menandai) dan memfokuskan, bagaimana cara pengaplikasian suatu nilai
kebaikan dalam suatu bentuk tidakn dan tingkah laku seseorang.

Dalam buku Zubaedi yang berjudul disain pendidikan karakter ada


beberapa macam nilai-nilai karakter yang dapat dijadikan sebagai acuan
pendidikan agar anak-anak khususnya anak jalanan yang ada di kota
Palembang untuk di internalisasi anak yaitu:

1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan


a. Religus

2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri


a. Jujur
b. Bertanggung Jawab
c. Percaya diri
d. Disiplin
e. Kerja keras
f. Mandiri

3. Nilai karakter hubungan antar sesama


a. Sadar akan haknya
b. Peduli dengan sosial dan lingkungan
Membentuk karakteristik dan tingkah seorang anak bukan hanya sebuah
tanggung jawab orang tua dan guru saja, akan tetapi juga tanggung jawab
lingkungan sekitar yang mempengaruhi sikap dan karakter anak pada
masa kecil.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik anak yang


dijelaskan sebagai berikut:

Dalam Merry Riana motivator nasional menyatakan bahwa karakter dan


sikap anak dapat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan adalah wajib diberikan kepada anak. Pendidikan formal atau


non formal secara otomatis dapat membentuk karakter anak dalam
bersikap.

2) Lingkungan

Lingkungan tempat anak berada juga mempengaruhi, dimana jika anak


melihat temannya sering berkata kasar atau menunjukan sikap yang tidak
baik maka akan terkena dampak dengan terbentuknya karakter negatif.
3) Pengalaman Hidup

Pengalaman hidup akan mempengaruhi pembentukan karakter dan sikap


anak. Apa yang dialamainya sejak kecil akan mempengaruhi cara ia
bersikap dengan orang lain saat anak menjadi dewasa.

2.3 Fungsi dan Peranan Komunitas

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa karakter dan salah satu
sikap buruk pada anak bukan hanya kesalahan orang tua dan guru dalam
mendidik, akan tetapi itu kesalahan bersama dan semua yang berkaitan
dengan lingkungan kehidupan anak tersebut.

Dari uraian teori di atas, dapat disimpulkan, Komunitas adalah sebuah


kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,
umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Komunitas dapat
diartikan dalam bidang sosial ataupun biologi, tergantung konteks
pembicaraannya.

Secara umum, komunitas merupakan kelompok sosial pada suatu


masyarakat terdiri dari beberapa individu yang saling berinteraksi di
lingkungan tertentu.

Biasanya, kelompok sosial ini memiliki ketertarikan dan habitat yang


sama. Namun komunitas juga memiliki arti lain tergantung konteksnya.

Terdapat beberapa jenis-jenis komunitas yang dapat dibedakan


berdasarkan lokasi, minat atau komuninya. Komunitas juga memiliki
sejumlah manfaat dan kegunaan bagi para anggota atau individu yang ada
di dalamnya.
Dalam ilmu sosial, contoh komunitas yang sering dijumpai adalah
komunitas seni, komunitas petani, komunitas pedagang, dan sebagainya.

Pengertian komunitas menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


adalah kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan
saling berinteraksi di dalam daerah tertentu. Dalam KBBI, komunitas
juga dapat diartikan sebagai kelompok masyarakat atau sebuah
paguyuban.

Pengertian komunitas secara umum diartikan sebagai kumpulan beberapa


populasi yang menghuni atau menempati wilayah tertentu secara
bersama-sama. Spesies dari berbagai populasi ini tak hanya hidup
berdampingan saja, tetapi juga saling berinteraksi satu sama lainnya.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki


maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko,
kegemaran, dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Di bidang sosial, komunitas menjadi wadah perkumpulan dari individu-


individu dengan hobi dan minat sejenis untuk saling bertukar pikiran.

Contoh komunitas yang sering dijumpai di sekitar misalnya, komunitas


seni atau komunitas gamers. Mereka membentuk komunitas untuk saling
bertukar pikiran dan berkomunikasi satu sama lain dengan minat dan hobi
yang sama.
Tentunya tiap anggota komunitas juga mendapat manfaat dengan
bergabung di komunitas tersebut.

• Arti komunitas menurut ahli.

a. Menurut McMillan dan Chavis (1986).

Pengertian komunitas merupakan kumpulan dari para anggotanya yang


memiliki rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan lainnya dan
percaya bahwa kebutuhan para anggota akan terpenuhi selama para
anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama.

b. Menurut Koentjaraningrat (1990).

Pengertian komunitas menurut Koentjaraningrat adalah suatu kesatuan


hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat serta terikat oleh suatu
rasa identitas dalam komunitas.

c. Menurut Hillery, George Jr (1955).

Definisi komunitas secara singkat adalah hal yang dibangun dengan fisik
atau lokasi geografi dan kesamaan dasar akan kesukaan (interest) atau
kebutuhan (needs).

d. Menurut Kertajaya Hermawan.

Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain
lebih dari yang seharusnya. Dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi
yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan
interest atau values.

e. Menurut Spradley (1985).


Menurut Spradley, pengertian komunitas merupakan sekumpulan orang
yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.

f. Menurut Paul B Horton dan Chaster L Hunt.


Arti komunitas menurut Horton dan Hunt adalah suatu kelompok sosial
atau sekumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya
dan saling berinteraksi.

g. Menurut Etienne Wenger.


Pengertian komunitas adalah kelompok sosial yang memiliki habitat
lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup kepercayaan
ataupun ruang lingkup yang lain.

2.4 Bentuk Aktivitas Komunitas Sosial


Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat
yang sama.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki


maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan
sejumlah kondisi lain yang serupa.

Bentuk aktivitas komunitas relawan anak Sumatera Selatan ini yaitu :


membuka rumah pendidikan yang ada di Palembang, disitu anak-anak
jalanan dapat membca buku, belajar menulis, belajar sholat dan baca tulis
Al-qur’an.

Dimana ada relawan yang terdiri dari 117 orang yang berstatus masih
mahasiswa yang ada di Sumatera Selatan. Kegiatan belajar mengajar ini
akan diadakan di 3 titik di kota Palembang dan satu kali dalam seminggu
dimana akan menyesuaikan tenaga kerja atau relawan yang ingin
mengajar.

Selain itu juga komunitas ini sering mengadakan kegiatan sosial lainnya,
seperti membuka donasi bagi masyarakat untuk menyumbang hartanya
untuk anak-anak yang kurang mampu atau terkena musibah di Sumatera
Selatan.
Kegiatan tahunan komunitas ini yaitu sebuah festifal pentas seni yang
sering di adakan diakhir tahun, dimana pentas seni ini menampilakan
bakat-bakat anak jalanan yang ada di Kota Palembang, untuk di
perlihatkan dan ditonjolkan bakat yang anak jalanan miliki selama
mengikuti kegiatan belajar mengajar bersama komunitas soisal relawan
anak Sumatera Selatan.

Peran ialah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai


dengan posisi yang diberikan baik secara formal maupun informal.”

Peranan didasarkan pada ketentuan dan harapan peran yang menerangkan


individu-individu harus lakukan dalam situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri akan harapan orang lain yang
menyangkut peran-peran tersebut.para ahli menyatakan bahwa secara
umum pengertian peran adalah suatu aspek dinamis dari kedudukan dan
status.

Dalam ilmuan sosiolog Glen Eldermem dapat membantu memperluas


teori peran menggunakan pendekatan yang dinamakan “life-course” yang
artinya bahwa setiap masyarakat mempunyai perilaku tertentu sesuai
dengan kategori-kategori usia yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminology


aktoraktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh
budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan
pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya


sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya,
diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut.
seorang mengobati dokter.
Jadi karena statusnya adalah dokter maka ia harus mengobati pasien yang
datang kepadanya dan perilaku ditentukan oleh peran sosialnya.

Peran dan tujuan seseorang organisasi (organisatoris) yang mempunyai


peran tertentu diharapkan agar seseorang organisasi (Organisatoris) tadi
berperilaku sesuai dengan peran tersebut, dan tujuan dari komunitas
sosial ini yaitu untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan terhadap
anak jalanan agar mereka juga bisa mengikuti proses belajar mengajar,
dan komunitas ini juga membantu meningkatkan kepercayaan diri anak-
anak jalanan bhawasanya mereka bisa menggapai kesuksesan dan
mendapatkan apa yang ia cita- citakan.

Lebih lanjut penulis menarik sebuah kesimpulan bahwa peran pemerintah


dan organisasi yang ada disekitar kota palembang berdiri sebagai pelayan
publik dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-
hak sipil setiap warga demi kesejahteraanya, seperti melayani masyarakat
yang kurang mampu dan memberikan ilmu pendidikan kepada anak-anak
yang tidak mempunyai biaya untuk bersekolah.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah tipe deskriptif, dalam analisis pengajian antarteras


memiliki tipe deskriptif yang akan menjelaskan gambaran secara detail
struktur dan aktor-aktor dalam jaringan.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggambarkan struktur pengajian


antarteras di Kampung Sempu Kramat, Kabupaten Bekasi, Penelitian
tipe ini menjawab pertanyaan “bagaimana” (how).

3.2 Subjek Penelitian

Informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah individu yang


mengikuti kegiatan sosial dan tergabung dalam komunitas sosial di
Kabupaten Bekasi, mereka adalah aktor yang berada dalam suatu
pengajian yang terbentuk disebuah komunitas sosial.
Hal ini dikarenakan mereka yang terikat langsung dan merasakan
bagaimana peran pengajian antarteras untuk komunitas sosial.

3.3 Daerah Penelitian, Populasi dan Responden

Daerah Penelitian : Kamlung Sempu Kramat, Desa Pasir Gombonh, Kec.


Cikarang Selatan, Kab. Bekasi

Populasi : Populasi Terbatas

Responden : Penanggung jawab, ustadzah, dan peserta yang hadir

3.4 Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah:

a. Data Primer
Data primer yang digunakan adalah data pertanyaan untuk melihat
jaringan komunikasi dalam sistem komunitas sosial.

Selain itu juga terdapat data dari wawancara dengan beberapa informan,
hal tersebut dilakukan terkait dengan mengetahui cara mempertahankan
eksistensi dalam komunitas sosial.

b. Data Sekunder

Dokumen dalam penelitian ini bisa berasal dari buku-buku, literatur,


ataupun penelitian-penelitian lainnya yang berkaitan dengan tema yang
akan diteliti.

Data-data tersebut dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai data tambahan


untuk menunjang penelitian, terutama dalam meningkatkan kredibilitas
informasi yang disampaikan dalam penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan cara survey sosiometri, yaitu metode


pengumpulan data secara kuantitatif mengenai struktur komunikasi
diantara individu yang berada dalam sistem. (Rogers, 1981:91).

Metode ascending dengan menanyakan langsung kepada orang yang


berkaitan mengenai jaringan yang dimilikinya. Peneliti mendeskripsikan
seperangkat langkah sistematik yang digunakan untuk mengidentifikasi
populasi yang terkait dengan isu dan menyusun jaringan sosial dari
informan.

Instrumen kuesioner dengan pertanyaan terstruktur dilakukan dalam


penelitian ini, responden bebas menyebutkan nama- nama yang ada
dalam jaringan mereka sehingga pertanyaan berbentuk terbuka.
Selanjutnya data sekunder menggunakan cara wawancara, yang
merupakan bentuk perbincangan, seni bertanya dan mendengar (Denzin,
2009:495).

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan


penelitian dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan
namun wawancara tetap akan bersifat terbuka, sehingga mendapatkan
tambahan data dari percakapan ringan dengan narasumber.
3.6 Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jaringan
komunikasi. Data yang dianalisis dibagi menjadi beberapa unit analisis
kualitatiif.

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Lokasi Wawancara

Lokasi Wawancara : Kampung Sempu Kramat, Desa Pasirgombong,


Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi

4.2 Sejarah Singkat Pendirian Komunitas

Pada zaman Nabi Muhammad Saw, ajaran tentang agama Islam masih
awam bagi beberapa masyarakat sekitar dan membuat mereka menentang
ajaran tersebut.

Karena hal itu, kajian tentang agama islam dilakukan secara sembunyi-
sembunyi. Sejak saat itulah kajian tersebut dinamakan liqo.

Liqo adalah perkumpulan pengajian yang hanya dilakukan oleh beberapa


orang saja, dari rumah ke rumah dan tidak memiliki tempat khusus.

Liqo ini merupakan komunitas sosial yang terjadi di Kampung Sempu


Kramat yang dilakukan oleh beberapa orang dalam perkumpulan
pengajian yang dilaksanakan dari rumah ke rumah.

4.3 Tujuan Komunitas

Tujuan dari pengajian ibu-ibu ini adalah untuk memenuhi kebutuhan


spiritual agama mereka, meningkatkan pemahaman agama dan
menambah wawasan mereka, dan juga meningkatkan kesadaran mereka
tentang kehidupan beragama dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga
dalam aspek sikap seperti cara bertutur kata yang baik dengan masyarakat
yang lain, seperti menghormati orang lain.
Ibu-ibu bergabung pada komunitas ini untuk mengikuti pengajian bahwa
wawasan mengenai agama masih kurang, dan lebih ingin meningkatkan
lagi ilmu agama yang sudah mereka miliki agar bisa dipraktekkan secara
langsung kepada sanak saudara dan juga keluarga.

Berkaitan dengan materi yang disampaikan oleh ustadzah sangat menarik


bagi jamaah (ibu-ibu) yang datang karena materinya tidak membosankan
dan membuat jamaah paham dengan apa yang disampaikan oleh ustadzah
tersebut.

Bagi ibu-ibu yang mengikuti sendiri materi yang diberikan ustadzah


bedasarkan fenomena yang terjadi saat sekarang ini, materi yang dibahas
selalu materi yang terbaru.

4.4 Sasaran dan Manfaat Komunitas

Dalam komunitas pengajian yang kami analisis, sasaran utamanya yaitu


ibu ibu rumah tangga, karena pengajian ini di usahakan untuk
terwujudnya ajaran ajaran islam dalam semua segi kehidupan manusia
baik dalam rumah tangga, fisik material serta spiritual, dan kesejahteraan
pribadi dan sosial.

Manfaat mengikuti pengajian antarteras untuk meningkatkan kesadaran


beragama bagi ibuibu dalam berbagai aspek.

Berdasarkan dari temuan yang kami lakukan dari manfaat mengikuti


pengajian antarteras, dari aspek kehidupan, ibu ibu akan mendapatkan
pahala, mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan lain sebagainya.

Dan dari aspek sikap, ibuibu merasakan bahwa sikap mereka menjadi
lebih baik mulai dari perubahan seperti cara bergaul mereka dengan orang
lain menjadi lebih baik, cara bertutur kata menjadi lembut, lebih
menghargai orang lain, sikap yang keras dulunya sekarang sudah
melunak karena setelah mengikuti pengajian antarteras di kampung
sempu. Mereka sangat merasakan sekali perubahan di dalam diri mereka.
4.5 Dokumentasi Kegiatan Komunitas
4.6 Tentang Komunitas

Pada tahun 2014, di Kampung Sempu Kramat terdapat salah satu PAUD
dimana anak-anak berusia sekitar empat tahun sedang menimba ilmu.

Dimana anak-anak tersebut selalu diantar dan ditemani oleh ibu mereka
masing-masing, dan membuat ibu-ibu ini sering berbincang dan
bercengkrama bersama. Sehingga menimbulkan interaksi satu sama lain.

Hari demi hari, ibu-ibu semakin dekat karena sering bertemu ditempat
PAUD tersebut.

Lalu terjadilah sebuah kesepakatan untuk mengadakan sebuah pengajian


dan segera menentukan seorang guru untuk membimbing mereka dalam
pengajian tersebut.

Diantara semua ibu-ibu, terpilihlah seorang wanita yang sudah berumur


yang bernama Sati dan kerap dipanggil dengan Umi Sati
Karena diantara mereka semua, ilmu dan wawasan Umi Sati lebih luas.
Selain itu juga, beliau adalah seorang istri dari ahli agama yang
terkemuka di kampung Sempu Kramat.

Sejak saat itulah, terbentuknya Liqo. Yang awal mula hanya terdiri dari
beberapa orang anggota dan kini Liqo tersebut semakin berkembang
dengan bertambahnya anggota baru.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Komunitas sosial sangat dibutuhkan masyarakat karena pada dasarnya


dengan didirikannya sebuah komunitas pasti mempunyai maksud dan tujuan
tertentu dimana setiap individu berkumpul menjadi satu untuk menyelesaikan
suatu permasalahan yang ada di masyarakat.
Juga, Pengajian Antarteras ini yang bernama Liqo termasuk komunitas
berjenis religi, yang mana jenis komunitas berdasarkan religi terbentuk atas
dasar kepentingan di dalam organisasi sosial dalam masyarakat.

Dalam melakukan hal-hal baik tentu tidak berjalan secara lancar, walaupun
komunitas Pengajian Antarteras Liqo memilki banyak faktor pendorong,
namun sebagai contoh adalah komunitas Pengajian Antarteras Liqo yang
memiliki hambatan-hambatan dalam setiap kegiatan, hambatan tersebut
muncul dari pihak internal maupun eskternal.

Setiap hambatan bisa ditangani asal tidak bergantung pada satu rencana saja
melainkan harus memiliki banyak rencana cadangan.
5.2 Saran
Pengajian ibu-ibu ini harus tetap dilakukan sampai kapanpun dan harus
terjaga silaturahmi nya, melihat gempuran zaman sangat menguras atas
berkurangnya akhlak dikalangan masyarakat terutama generasi bangsa. Ibu-
ibu ini merupakan posisi yang tepat untuk memfilter arus informasi yang di
terima oleh kalangan anak-anak. “Al-ummu madrasatul Ula, ibu merupakan
madrasah pertamanya anak”, maka pengajian ibu-ibu ini harus menjadi
tradisi yang wajib di jaga.
DAFTAR PUSAKA

https://repository.radenfatah.ac.id-landasan-teori-sosiologi
https://www.sosiologi79.com-pengertian-komunitas-menurut-para-ahli
https://kpm.ipb.ac.id-konsep-komunitas-dan-masyarakat-dalam-
perspektif-sosiolog

Anda mungkin juga menyukai