Anda di halaman 1dari 57

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP MATA

PENCAHARIAN WARGA

(Studi di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten)

LAPORAN PENELITIAN SOSIAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk pemenuhan tugas Mata Pelajaran
Sosiologi pada Semester 1

Disusun oleh

1. Faela Zahratus Shita


2. Iin Nazwa Davina
3. Pandu Kencana Pinaringgusti
4. Siti Sholikah
5. Raya Raissa Alodia
6. Yuanita Meylina

SMA NEGERI 1 CAWAS

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


SURAT PERMOHONAN IZIN

SMA NEGERI 1 CAWAS


Jalan Tembus Cawas – Pedan, Tugu, Cawas, Klaten, Jawa Tengah 57463

Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Permohonan izin
Kepada Yth. Kepala Desa Karangasem
Di tempat
Dengan hormat,
Kami siswa/i SMAN 1 CAWAS dengan ini bermaksud mengajukan permohonan izin
kepada Kepala Desa sekiranya dapat menerima kami:
Nama : 1. Faela Zahratus Shita
2. Iin Nazwa Davina
3. Pandu Kencana Pinaringgusti
4. Siti Sholikah
5. Raya Raissa Alodia
6. Yuanita Meylina
Kelas : XB
Dalam rangka proses pengerjaan karya ilmiah sosiologi bagi siswa/i SMAN I CAWAS Kelas XB,
maka kami memohon izin kepada Kepala Desa Karangasem untuk melakukan kegiatan pengambilan
data serta penelitian melalui kuisioner kepada warga pada 10 November 2023 dengan judul penelitian
“Pengaruh Tingkat Pendidikan Warga Terhadap Mata Pencaharian 3 Dukuh di Desa Karangasem”.
Tiga dukuh yang kami jadikan sebagai tempat penelitian meliputi Jonggo, Namengan dan Glayan.
Besar harapan kami sekiranya Kepala Desa dapat menerima dan memberikan izin kepada kami. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Cawas, 6 November 2023
Guru Pengampu Kepala Desa

Maya Wulansari, S.Pd. Surono S.M.

Ketua Kelompok

Yuanita Meylina

ii
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

hidayah dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami bisa menyelesaikan Laporan

Penelitian Sosial yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Mata Pencaharian

Warga” dengan lancar. Penelitian ini kami lakukan bertempat di Desa Karangasem dengan 3

tempat studi di Dukuh Jonggo, Dukuh Namengan dan Dukuh Glayan.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata pelajaran sosiologi di SMA

Negeri 1 Cawas pada semester 1.

Tujuan dibuatnya laporan penelitian sosial ini, yaitu untuk melaporkan segala sesuatu

yang ada kaitannya dengan pengaruh tingkat pendidikan terhadap mata pencaharian warga.

Dalam penyusunan laporan penelitian sosial, tentu tak lepas dari pengarahan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait di antaranya sebagai berikut.

1. Ibu Maya Wulansari, S.Pd. selaku Guru Pembimbing Mata Pelajaran Sosiologi.

2. Bapak Surono, S.M. selaku Kepala Desa Karangasem.

3. Seluruh warga Desa Karangasem yang meliputi 3 Dukuh sebagai bahan studi kami yakni

Dukuh Jonggo, Dukuh Namengan dan Dukuh Glayan yang ikut berkontribusi.

4. Seluruh tim penulis yang ikut membantu.

5. Orang tua dan teman-teman penulis, terima kasih banyak atas dukungannya.

Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis bisa

menyelesaikan laporan penelitian sosial ini dengan sebaik-baiknya. Laporan penelitian sosial

yang dibuat oleh penulis memang masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis sudah

iii
berusaha sebaik mungkin. Sekali lagi terima kasih atas dukungan dari segala belah pihak

yang mendukung dan berkontribusi. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Cawas, 11 November 2023

iv
DAFTAR ISI

Surat Permohonan Izin........................................................................................ii


Kata Pengantar....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................7
1.1 Latar Belakang........................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah................................................................................15
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................15
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................16
1.5 Ruang Lingkup.....................................................................................17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................18
2.1 Landasan Teori.....................................................................................18
2.1.1 Tingkat Pendidikan.........................................................................18
2.1.2 Mata Pencaharian............................................................................27
2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................34
2.3 Kerangka Penelitian..............................................................................36
2.4 Hipotesis Penelitian..............................................................................36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................37
3.1 Pemilihan Metode Penelitian................................................................37
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian................................................................39
3.3 Populasi Sampling dan Sample Data....................................................40
3.4 Sumber Data, Variabel dan Pengukurannya..........................................41
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA........................................................44
4.1 Daftar Pertanyaan..................................................................................44
4.2 Hasil Analisis Data...............................................................................45
4.3 Uji Hipotesis.........................................................................................47
BAB V PENUTUP............................................................................................49

v
5.1 Kesimpulan...........................................................................................49
5.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................49
5.3 Saran.....................................................................................................50
Daftar Pustaka...................................................................................................52
Lampiran...........................................................................................................55

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kodrat manusia sebagai makhluk hidup selalu menginginkan sesuatu yang lebih

baik. Merupakan dimensi biologi dan psikologis manusia untuk memenuhi kebutuha

hidupnya didunia. Kebutuhan-kebutuhan hidup tersebut harus diusahakan oleh

manusia itu sendiri dengan menggunakan cara-cara tertentu. Tuntutan akan pemenuhan

kebutuhan itu tidak selamanya dapat terpenuhi dengan mudah. Semakin banyak

manusia yang membutuhka akan semakin terbatas sumber-sumber pemenuhan

kebutuhan yang tersedia. Keterbatasan-keterbatasan itulah yang akan menyebabkan

manusia untuk berpikir, bagaimana cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Proses

berpikir dan cara manusia memenuhi kebutuhan hidup ini akan menjadi bagian dari

kebudayaan masyarakat, termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang ada seterusnya.

Manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya mempunyai kecenderungan

untuk saling bekerjasama satu sama lain dengan membentukkelompok-kelompok atau

membentuk organisasi-organisasi tertentu. Negara merupakan salah satu perwujudan

kelompok atau organisasi yang ada didunia ini. Negara Indonesia terbentuk oleh

berbagai unsur kelompok atau masyarakat yang beraneka ragam, seperti suku bangsa,

agama, adat serta kedaerahan. Semboyan "Bhinneka tunggal ika" telah membulatkan

tekat seluruh elemen bangsa untuk membangun bersama mewujudkan tatanan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang adil, makmur, menjamin

7
kesejahteraan seluruh warga negara berdasarkan pancasila, sebagaimana telah

dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dibawah ini:

... Untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara yang melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berberdasarkan kemerdekaan. perdamaian adadi, keadilan sosial berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia,

dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Bangsa Indonesia telah merdeka sejak 64 tahun silam. Selama itu pula bangsa

Indonesia telah berupaya melaksanakan pembangunan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya dan Indonesia seutuhnya dengan

mendasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. manusia

Hakekat pembangunan ialah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan itu dapat berhasil apabila warga masyarakat memiliki kemauan untuk

berperan aktif dalam proses pembangunan. Ada tidaknya kemauan mayarakat

berpartisipasi dalam pembangunan, terkait dengan paradigma pembangunan yang

dominan selama ini. Paradigma pembangunan sentralistik yang dianut pemerintah

selama beberapa dekade silam telah menumbuhkan opini masyarakat bahwa tanggung

jawab utama pembangunan terletak di tangan pemerintah. Perencanaan pembangunan

yang demikian telah melemahkan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi dan

menempatkan masyarakat sebagai bagian pasif dari sistem pembangunan.

8
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam kehidupan serta sebagai

faktor yang dominan dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan selain penting dalam mengatasi dan mengikuti tantangan zaman serta

dapat membawa pengaruh positif dalam berbagai sendi-sendi kehidupan sehingga

tidaklah mengherankan apabila pendidikan senantiasa mendapat banyak perhatian

yang lebih.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan

hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wadah atau wahana untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan

merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia, karena

pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat

menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya.

Pendidikan juga merupakan salah satu bentuk pembangunan nasional untuk

meningkatkan kecerdasan masyarakat, sehingga terwujud masyarakat yang cerdas,

maju, dan sejahtera. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003, Bab VI Pasal 6 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa “Setiap

warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti

pendidikan dasar”. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk usaha mencerdaskan

masyarakat yaitu dengan adanya program wajib belajar sembilan tahun dari Sekolah

Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuannya adalah setiap warga

mempunyai bekal dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mempunyai daya

saing dalam kompetisi di masa globalisasi seperti sekarang ini.

UUD 1945 pasal 31 ayat 1 juga dinyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak

memperoleh pendidikan yang layak, di mana peran pemerintah wajib membiayanya.

9
Hal ini mengindikasikan bahwa seorang pendidik atau guru juga harus menyadari

bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang sama

tanpa membedakan agama, bangsa dan etnis siswanya. Meskipun dalam tugasnya

sehari-hari, seorang guru dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu harus memberikan

pengajaran yang sama kepada siswa yang berbeda-beda, baik berbeda dari aspek

lingkungan sosial, etnis, budaya, ekonomi maupun karakter.

Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Bertambah tingginya

taraf pendidikan makin besar kemungkinan mobilitas bagi anak-anak golongan

ekonomi rendah dan menengah. Makin tinggi tingkat pendidikannya dari sisi

intelektualitas makin tinggi derajat sosialnya di dalam masyarakat biasanya keluaran

dari pendidikan formal. (Karsidi, 2008:25).

Tingkat pendidikan merupakan unsur penting yang mempengaruhi pilihan

seseorang dalam kehidupan. Ilmu yang diperoleh melalui setiap jenjang kehidupan

sangat penting untuk menentukan pilihan hidup yang lebih tepat.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia.

Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan

nasional melalui peningkatan ketrampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan

diharapkan dapat mengatasi keterbelakangann ekonomi lewat efeknya pada

peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi. Pendidikan

berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi yaitu tenaga kerja, agar

dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan

mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan

penduduk. Titik singgung antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi adalah

produktivitas tenaga kerja ‘(labor productivity). Dengan asumsi bahwa semakin tinggi

10
mutu pendidikan, semakin tinggi pula produktivitas kerja, dan semakin tinggi

pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di masyarakat.

Hubungan tingkat pendidikan dengan mata pencaharian sangat berpengaruh.

Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar probabilitas mereka untuk

memutuskan bekerja. Juga dengan pendidikan, maka seseorang semakin maju

wawasan dan pola pikirnya, meningkatkan daya saing. Kemungkinan yang terjadi

antara persoalan ini tentang meningkatkan permintaan terhadap jasa-jasa mereka di

pasar kerja.

Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan

prosedur sisitematik dan terorganisir yang mana tenaga kerja akan memperoleh

pengetahuan sebelum memasuki dunia pekerjaan. Oleh karena itu, tingkat pendidikan

sangat berpengaruh terhadap pekerjaan karena semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin tinggi kemampuan orang tersebut untuk meningkatkan

produktivitas kerja.

Di Lembaga pendidikan formal, kita mengenal adanya tingkatan pendidikan seperti

SD. SMP, SMA, PT dan seterusnya. Pada masing-masing tingkatan pendidikan akan

memberikan keluasan materi yang berbeda-beda, sehingga pengetahuan yang diperoleh

pun akan berbeda. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh akan semakin

luas pengetahuan dan informasi yang diperoleh. Pendidikan tinggi akan memberikan

kesempatan kepada masyarakat untuk memperolah pengetahuan dan informasi tentang

persoalan-persoalan pembangunan secara luas. Hal itu dapat menumbuhkan kesadaran,

perhatian, minat dan kecakapan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan

sesuai dengan pengalaman yang dimiliki, seperti yang dikemukakan Khairuddin. H

(1996:127) menyatakan bahwa "Tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dapat

11
disebabkan karena kemampuan yang mereka miliki, seperti pendidikan dan

kesempatan untuk mendapatkan informasi". Taraf pendidikan yang rendah umumnya

bergandengan dengan informasi dan pengertian yang serba terbatas. dengan demikian

kesempatan pun serba terbatas. Sedangkan masyarakat yang berpendidikan tinggi

cenderung mempunyai kesempatan lebih luas dalam memperoleh informasi tentang

persoalan-persoalan pembangunan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar alternative untuk

memperoleh pekerjaan. Menurut Simanjuntak (1985:42), semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka nilai waktunya menjadi lebih mahal. Orang yang waktunya

menjadi relatif mahal cenderung menggantikan waktunya untuk bekerja.

Tingkat pendidikan sendiri memiliki keterkaitan dengan produktivitas seseorang.

Semakin tinggi tingkat pendidikannya maka kesempatan mendapat pekerjaan yang

lebih baik akan lebih besar, dan berpengaruh pada pendapatan dan gaji yang lebih

tinggi kemudian akan memberikan kemajuan dan kesejahteraan bagi keluarganya.

Kualitas pendidikan memengaruhi kualitas tenaga kerja. Pembahasan Kualitas

tenaga kerja dapat ditentukan berdasarkan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi

tingkat pendidikannya maka kualitas tenaga kerja semakin tinggi dan sebaliknya.

Komisi X DPR RI mendorong Kemendikbudristek berkomitmen (untuk)

implementasi program prioritas nasional dan pembiayaannya untuk menuntaskan wajib

belajar 12 tahun sebagaimana Pasal 31 UUD Negara RI Tahun 1945 dan UU Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sisdiknas,” ucap Dede, sapaan akrabnya. 24 Januari 2023

Dalam kehidupan sehari-hari manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keberlangsungan hidup. Kebutuhan ini

bersumber dari dorongan yang sudah ada sejak lahir. Dorongan alamiah yang sudah
12
terdapat pada manusia baik dalam mempertahankan hidup atau pun mengembangkan

potensinya dengan pola tingkah laku yang mereka lakukan dalam kegiatan sehari-

harinya. Pola tingkah laku tersebut terkait dengan lingkungan yang mereka tempati

dalam melakukan aktivitas. Salah satu lingkungan yang mereka tempati adalah daerah

pedesaan yang menyediakan sumber daya alam yang bisa mereka miliki untuk

memenuhi kebutuhan hidup bahkan sebagai sumber mata pencaharian sebagai petani

ataupun pedagang.

Secara sosiologis, masyarakat agraris berbeda dengan masyarakat pesisir ataupun

lainnya di dalam segi sumber daya yang mereka hadapi. Masyarakat agraris yang di

identik oleh kaum tani menghadapi sumber daya alam yang terkontrol, yang

pengelolaan lahan untuk produksi suatu komoditas yang masih bisa diprediksi.

Berbeda dengan masyarakat pesisir, yang memiliki sumber daya alam yang mereka

jadikan untuk mata pencaharian yang masih bersifat akses terbuka (open acces).

Pekerjaan itu yang membuat masyarakat pesisir harus berpindah-pindah untuk

memperoleh hasil yang maksimal, menyebabkan resiko sangat tinggi.

Didalam kehidupan masyarakat desa dikenal berbagai macam jenis pekerjaan yang

dilakoni oleh anggota masyarakat, antara lain pegawai negeri. pegawai swasta,

pedagang, petani maupun buruh, atau ada sebagian anggota masyarakat yang memiliki

pekerjaan ganda. Misalnya seorang buruh atau pegawai negeri yang masih

mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang pekerjaannya yang utama. Pekerjaan

merupakan cerminan terhadap kelas sosial atau status. sosial yang akan disandang di

dalam masyarakat. Contohnya orang yang pekerjaannya sebagai pegawai negeri

kemudian keluarganya masih memiliki lahan pertanian akan dianggap sebagai orang

yang terhormat dan menempati klas sosial yang tinggi. Sebaliknya seorang yang

13
pekerjaannya hanya sebagai buruh dan tidak memiliki sebidang pekarangan ataupun

tanah pertanian secara otomatis akan menempati klas sosial bawah.

Kaitan pekerjaan dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan salah satu

contohnya adalah bahwa seseorang yang memiliki pekerjaan yang dianggap prestisius

(pegawai negeri, swasta) secara sosial akan dihormati dan dianggap sebagai tokoh atau

cendikiawan oleh sebagian besar masyarakat, sehingga dalam setiap kegiatan

pembangunan kemasyarakatan seseorang tersebut akan selalu mendapatkan tempat

utama dalam setiap tahap proses pembangunan yang ada. Karena di dalam dinamika

pekerjaan seperti sekarang ini, pekerjaan yang bertaraf profesional (prestisius)

mensyaratkan kualifikasi pendidikan yang tertentu. Berarti orang yang memiliki

pekerjaan yang perstisius hampir dapat dipastikan bahwa orang tersebut mempunyai

pengalanan pendidikan yang tinggi. Orang yang memiliki latar belakang pendidikan

yang baik diharapkan dapat memberikan ide. gagasan yang bagus dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam mengakomodir kebutuhan anggota masyarakat yang

beragam.

Pemerintah desa merupakan unit dari sistem penyelenggara pemerintahan daerah

yang secara langsung berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai subyek

sekaligus pembangunan. Sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa sistem

pembangunan yang desentralistik desa dituntut kesiapannya dalam menjalankan

pemerintahan serta dalam merumuskan kebijakan-kebijakan pembangunan yang

memiliki kepekaan dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakatnya, baik dari individu,

kelompok, lembaga masyarakat maupun pihak luar. Para pelaku pembangunan sendiri

diharapkan dapat lebih meningkatkan potensi yang ada untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat luas dan berperan aktif dalam mengontrol jalannya

pembangunan sehingga dapat berjalan sesuia dengan keadaan yang semestinya.


14
Hasil dari observasi yang dilakukan peran istri disini juga membantu para kepala

keluarga dalam bekerja. Seperti istri petani mereka bisa membantu dalam mengirim

makanan bagi buruh sawah terkadang istri juga ikut membantu turun tangan saat

suaminya sedang bekerja disawah seperti menimba air dari sumur untuk penyemprotan

obat hama ataupun pupuk untuk tanaman yang ada pada sawah. Dan mata pencaharian

masyarakat lainnya pasti akan membutuhkan seorang istri yang turut membantu

baiksecara fisik maupun nonfisik yang dapat berupa dorongan seperti motivasi.

Bertolak dari pembahasan permasalahan yang disebutkan di atas maka penulis

merasa tertarik untuk mengkaji mengenai partisipasi masyarakat dalam pembangunan

hubungannya dengan pendidikan dan pekerjaan masyarakat, khususnya di wilayah desa

Karangasem, kecamatan Cawas, kabupaten Klaten, karena penulis merasa mengenal

permasalahan yang dialami oleh masyarakat setempat dan menganggap bahwa wilayah

tersebut cocok untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian terhadap permasalahan yang

ingin penulis kaji. Oleh karena itu penulis memberi judul " PENGARUH TINGKAT

PENDIDIKAN TERHADAP MATA PENCAHARIA WARGA DESA

KARANGASEM TAHUN 2023/2024”

1.2 Rumusan Masalah

Penulis memformulasikan pertanyaan, yakni sebagai berikut:

1. Apa tingkat pendidikan terakhir yang dienyam narasumber?

2. Apa pekerjaan yang sedang ditekuni narasumber (mata pencaharian)

3. Berapa gaji yang diterima narasumber setiap bulannya?

4. Apa saja pantangan yang didapat narasumber saat menekuni pekerjaannya?

5. Apakah gaji yang diterima narasumber dapat memenuhi kebutuhan leuarga

sehari-hari?

6. Berapa modal yang dihabiskan narasumber untuk menekuni pekerjaan?


15
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dipaparkan diatas,

maka tujuan penelitian sosial terbagi atas dua, yaitu tujuan umum dan tujuan

khusus.

1. Tujuan umum

Adapun tujuan umum yang kami lakukan sebagai atas dasar penelitian sosial

adalah untuk mengidentifikasi faktor pendidikan terhadap dampak mata

pencaharian yang ditekuni warga Desa Karangasem. Serta dapat menelaah

mengenai mayoritas mata pencaharian warga desa.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui faktor pendorong warga desa memilih mata pencaharian yang

ditekuni.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang kami dapat atas penelitian social yang kami lakukan dan

manfaat yang kami dapat terdiri dari beberapa sisi.

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah ilmu pengetahuan terkait masalah mata pencaharian dengan

tingkat pendidikan

2. Bagi Warga Desa Karangasem

Sebagai tambahan ilmu terkait datangnya peneliti dan rasa ingin membantu

kami para siswa yang melakukan peneliti

3. Bagi penliti

Jawaban yng dilontarkan narasumber sangat membantu peneliti dalam

penyusunan laporan

4. Bagi pembaca

16
Sarana referensi jikalau terdapat penelitian yang memiliki kesamaan

1.5 Ruang Lingkup

Dalam penelitian sosial yang kami lakukan terdapat ruang lingkup mengenai

penelitian sebagai berikut

1. Lingkup keilmuan

Penelitan yang kami lakukan termasuk dalam lingkup sosial yang merujuk pada

dampak bidang pendidikan terhadap mata pencaharian narasumber

2. Materi

Materi dari penelitian sosial ini adalah pengaruh tingkat pendidikan terhadap

mata pencaharian warga desa karangasem

3. Obyek

Obyek penelitian sosial kami adalah narasumber warga karangasem mengenai

mata pencaharian yang ditekuni dari tingkat pendidikan terakhir

4. Lokasi

Penelitian sosial yang kami laksanakan bertempat di 3 dukuh yang ada di desa

Karangasem yakni Dukuh Jonggo, Dukuh Namengan, Dukuh Glayan

5. Waktu

Penelitian ini kami lakukan pada tanggal 10-13 November 2023

17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tingkat Pendidikan

a. Pengertian Pemdidikan

Tingkatan Pendidikan menurut Lestari dalam Wirawan

(2016:3) adalah “suatu kegiatan seseorang dalam mengembangkan

kemampuan, sikap , dan bentuk tingkah lakunya, baik untuk

kehidupan masa yang akan datang dimana melalui organisasi

tertentu ataupun tidak teroganisasi”.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi diri nya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan ,akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya,masyarakat, bangsa dan negara ( Republik Indonesia. 2003.

Undang- Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan. No 1. )

18
Feni dalam Kosilah & Septian (2020,1139) “Pendidikan

merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaan

nya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidup

nya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”

Fuad Ihsan melalui bukunya yang berjudul "Dasar-Dasar

Kependidikan" mendefinisikan pengertian pendidikan sebagai

suatu usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan

potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani yang

sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan

kebudayaan.

John Dewey menjelaskan arti pendidikan sebagai suatu proses

pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual

dan emosional kearah alam dan sesama manusia.

Pengertian pendidikan menurut Redja Mudyahardjo dibagi

menjadi tiga yakni secara sempit, secara luas, dan alternatif.

Pengertian pendidikan secara sempit adalah segala pengalaman

belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup

(long life education) sehingga secara luas pengertian pendidikan

merujuk pada sepanjang hidup.

Adapun pengertian pendidikan secara alternatif dimaknakan

sebagai segala pengaruh yang diupayakan terhadap anak dan

19
remaja yang diserahkan kepada mereka agar mempunyai

kemampuan yang sempurna dan kesadaran yang penuh terhadap

hubungan-hubungan sosial mereka.

b. Tujuan Tingkat Pendidikan

Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah

mengembangkan potensi dan mencerdaskan individu dengan lebih

baik. Dengan tujuan ini, diharapkan mereka yang memiliki

pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan,

kepribadian, mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung

jawab. Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang Republik

Indonesia, seperti:

1. Undang-Undang No. 2 Tahun 1985

Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

yang seutuhnya, yaitu bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi

pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung

jawab terhadap bangsa.

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan

20
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

3. MPRS No. 2 Tahun 1960

Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah

untuk membentuk manusia yang memiliki jiwa Pancasilais sejati

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan

UUD 1945 dan isi UUD 1945.

c. Indikator Tingkat Pendidikan

Indikator tingkat pendidikan menurut Lestari dalam Edy

Wirawan (2016:3),yaitu :

(1) Pendidikan Formal

Indikator nya berupa pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh

setiap pekerja yang meliputi Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas dan perguruan tinggi.

(2) Pendidikan Informal

Indikator nya berupa sikap dan kepribadian yang dibentuk dari

keluarga dan lingkungan.

d. Manfaat Tingkat Pendidikan

Manfaat dari Pendidikan:

21
1. Memberikan Informasi dan Pemahaman.

Manfaat pendidikan pertama adalah untuk meningkatkan serta

memberikan informasi serta pemahaman terhadap ilmu pengetahuan

secara menyeluruh kepada setiap anggota didik. Hal ini merupakan

salah satu hal yang paling penting dan merupakan tujuan serta

manfaat utama dari pendidikan. Dengan adanya pendidikan, maka

setiap peserta didik akan dibantu dalam memahami dan mengenal

berbagai macam ilmu pengetahuan yang terus berkembang.

2. Menciptakan Generasi Penerus Bangsa

Manfaat kedua yaitu mampu untuk menciptakan generasi penerus

bangsa yang expert atau ahli dalam berbagai bidang. Hal ini

berhubungan dengan tersedianya berbagai macam jenjang

pendidikan dan juga penjurusan yang ada, sehingga dapat membantu

melahirkan banyak sekali generasi muda yang berguna bagi banyak

orang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.

3. Memperdalam Suatu Ilmu Pengetahuan.

Selain dapat membantu menciptakan generasi bangsa yang baik dan

cerdas, pendidikan juga dapat bermanfaat bagi seseorang yang

sedang ingin memperdalam suatu disiplin ilmu tertentu. biasanya

manfaat ini akan sanga terasa bagi mereka yang mengabdikan

dirinya menjadi peneliti dari suatu disiplin ilmu, dan bertekad

mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut

4. Gelar Pendidikan untuk Karier.

22
Pentingnya untuk mendapatkan gelar yang nantinya berguna untuk

keperluan karier di masa yang akan datang. Meskipun gelar

bukanlah segalanya, namun demikian untuk mendapatkan jenjang

karier yang memuaskan, gelar dari bidang atau disiplin ilmu tertentu

sangatlah penting. Gelar akan menunjukkan keahlian seseorang,

terutama dalam bidang pekerjaan dan juga pengembangan karier

individu.

5. Membentuk Pola Pikir yang Ilmiah .

Pola pikir antara mereka yang menempuh pendidikan dan yang tidak

pernah menempuh jenjang pendidikan pastilah akan berbeda. Dunia

pendidikan memungkinkan seseorang memiliki jalan dan pola pikir

yan gilmiah, yaitu terstruktur dan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

6. Mencegah Terbentuknya Generasi yang “Bodoh”.

Mungkin agak sedikit kasar, namun seperti inilah kenyataannya.

Dunia pendidikan sangat baik manfaatnya untuk mencegah

terjadinya pembodohan. Dengan adanya pendidikan, maka individu

akan semakin memahami hal apa saja yang baik dan juga benar,

sehingga dapat mencegah berbagai macam tindakan-tindakan

bodoh, yang dapat merugikan banyak pihak.

7. Menambah Pengalaman Peserta Didik.

Manfaat pendidikan lainnya adalah mampu untuk meningkatkan

pengalaman-pengalaman bagi para individu dan juga peserta didik.

23
Hal ini tentu saja dapat membantu seseorang untuk bekerja lebih

baik lagi, sesuai dengan pengalaman yang sudah pernah mereka

peroleh di bangku pendidikan.

8. Mencapai Aktualisasi Diri.

Aktualisasi diri merupakan tingkatan tertinggi yang bisa dicapai

oleh manusia, dimana dalam aktualisasi diri, seseorang sudah

memilki banyak sekali pengalaman-pengalaman dan juga sudah

mampu untuk mengaktualisasikan dirinya. Dengan pendidikan,

maka tingkatan aktualisasi diri ini akan tercapai pada diri individu..

9. Mengajarkan Fungsi Sosial Dalam Masyarakat.

Tidak hanya mengajarkan pemahaman mengenai suatu disiplin ilmu

tertentu, pendidikan jga mengajarkan mengenai interaksi sosial

dalam masyarakat. Hal ini tentu saja akan membantu seseorang

memahami fungsi-fungsi sosial yan gharus diterapkan di dalam

masyarakat untuk menjadi individu yang berguna bagi bangsa dan

Negara.

10. Meningkatkan Produktivitas.

Dengan semakin tingginya pegalaman dan juga tingkat pendidikan

dari seseorang, maka hal iniakan berpengaruh pula terhadap kondisi

produktivitas dari individu itu sendiri. Menjadi individu yang

produktif adalah menjadi individu yang mampu menghasilkan

24
sesuatu, tidak hanya uang, melainkan dapat berguna bagi siapa saja

yang membutuhkan.

11. Mengoptimalkan Talenta Seseorang.

Setiap orang dipercaya lahir dengan beragam talenta. Kalaupun

memang tidak, di dalam dunia pendidikan terdapat kesempatan bagi

semua orang untuk mengetahui dan juga mengembangkan talenta

yang dimiliki. Dengan adanya pendidikan, maka talenta atau bakat

serta minat yang dimiliki oleh seseorang dapat berkembang secara

optimal dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak.

12. Membentuk Karakter Bangsa.

Manfaat pendidikan selanjutnya adalah untuk membentuk karakter

bangsa yang bermartabat dan juga bermoral. Sejalan dengan

tujuannya, pendidikan juga harus bermanfaat untuk meningkatkan

dan juga membentuk karakter dari bangsa yang bermartabat dan

juga bermoral baik. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh

terhadap kemajuan dari Negara kita.

13. Memperbaiki Cara Berpikir Individu.

Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan juga tingkat

pendidikan yang sudah ditempuh oleh individu,, maka hal ini tentu

saja akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir individu. cara

berpikir dan analisa yang dilakukan oleh seseorang akan meningkat

dan menjadi lebih baik lagi.

25
14. Meningkatkan Taraf Hidup Manusia.

Pendidikan juga bermanfaat untuk meningkatkan taraf hidup

seseorang, dimana mereka yang sudah pernah mengenyam

pendidikan akan lebih memilki rasa saling menghargai.

15. Membentuk Kepribadian Seseorang.

Manfaat penting lainnya dari pendidikan adalah mampu untuk

membentuk kepribadian seseorang. Beberapa kepribadian yang

terbentuk di dalam diri seseorang memang sangat dipengaruhi oleh

kualitas dan juga tingkatan pendidikan yang sudah pernah ditempuh

oleh individu.

16. Mencerdaskan Anak-anak Bangsa.

Manfaat berikutnya, pendidikan sangat penting untk mencerdaskan

berbagai anak-anak bangsa, terutama mereka yang sedang

mengenyam pendidikan dasar, harus melalui proses pendidikan

dengan baik dan benar, agar terbentuk generasi bangsa yang cerdas.

17. Menjamin Terjadinya Integrasi Sosial.

Pendidikan juga dapat meningkatkan integritas sosial. Hal ini

berhubungan dengan meningkatnya pemahan mengenai fungsi –

fungsi sosial yan gada di dalam masyarakat, sehingga dengan

terbentuknya integritas sosial, maka akan terbentuk pula Negara

yang sejahtera.

26
2.1.2 Mata Pencaharian

a. Pengertian Mata Pencaharian

Menurut KBBI, mata pencarian adalah pekerjaan atau

pencarian utama (yang dikerjakan untuk biaya hidup sehari-hari).

Dikutip dari buku Panduan Praktis untuk Survei Mata

Pencarian Sosial Ekonomi dan Hak Kepemilikan Lahan (2013) oleh

Liswanti dkk, berikut pengertian mata pencarian:"Mata pencarian

adalah suatu hal yang mengacu pada kemampuan seseorang, baik itu

secara finansial, makanan, maupun aset."

Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk mempe-

roleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan

daerah yang lainya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan

penduduk dan keadaan demografinya (Dal- djoeni,1987).

Secara umum mata pencaharian dapat didefinisikan sebagai

pekerjaan utama yang dilakukan oleh seseorang atau masyarakat.

Hal ini senada dengan penyataan Astrid Susanto yang membagi

mata pencaharian menjadi dua, yaitu mata pencaharian pokok dan

mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah

keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada

yang dilakukan sehari- hari dan merupakan mata pencaharian utama

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian sampingan

dalah pencaharian diluar mata pencaharian pokok.

Dari definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan

definisi mata pencaharian yang akan digunakan dalam penelitian ini

27
adalah Aktifitas utama yang dilakukan seseorang atau masyarakat

dalam memanfaatkan segala sumber daya yang dimilikinya untuk

memenuhi kebutuhan hidup hariannya.

b. Tujuan Mata Pencaharian

Tujuan dari mata pencaharian:

1. Mencari Penghasilan

Tujuan bekerja yang pertama adalah mencari penghasilan untuk

dapat menjalani kehidupan yang layak. Nominal atau besaran gaji

yang didapatkan akan sesuai dengan kemampuan masing-masing

orang.

2. Mencari Pengalaman

Untuk sebagian orang, tujuan bekerja bagi mereka tidak hanya

mencari penghasilan saja tetapi juga mencari pengalaman. Orang-

orang yang memiliki tujuan ini biasanya tidak hanya berfokus pada

penghasilan yang didapatkan sehingga mereka tak segan untuk

meminta pekerjaan tambahan atau bersemangat dalam

menyelesaikan tugas-tugas baru. Pengalaman yang didapat di dalam

perusahaan nantinya dapat digunakan untuk menunjang CV yang

baik bagi karir mereka selanjutnya.

3. Memenuhi Kebutuhan Sosial

Ada karyawan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan sosial

dengan cara menjalin relasi kerja. Karyawan dengan tujuan seperti

28
ini akan menganggap bahwa relasi kerja adalah investasi jangka

panjang yang akan sangat berguna di masa yang akan datang.

Biasanya karyawan seperti ini sangat senang apabila dapat menjalin

hubungan dan berbaur dengan karyawan lain yang berasal dari

berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

4. Memenuhi Passion

Beberapa orang memiliki tujuan bekerja untuk memenuhi

passionnya. Dengan melakukan apa yang disukai, semua akan jadi

lebih mudah. Ketika seseorang dengan tujuan ini berhasil membuat

karya yang bernilai tinggi, maka mereka akan mendapatkan rasa

kepuasan tersendiri yang tidak akan bisa didapatkan dari hal lain.

5. Mencari Pengakuan Diri

Tujuan bekerja lainnya bagi sebagian orang adalah untuk mendapat

pengakuan atas kemampuannya. Pekerjaan dapat diartikan sebagai

identitas diri dan menimbulkan kepuasan diri apabila pekerjaan

tersebut diakui dan dihargai oleh orang-orang yang berada di

sekelilingnya.

6. Mencari Karir dan Jabatan

Tujuan bekerja yang terakhir adalah untuk mencari karir dan

jabatan. Pastinya dalam bekerja ada saja karyawan yang memiliki

ambisi dalam mengejar peningkatan karir dan jabatan. Pada

29
umumnya orang bekerja mulai dari level bawah dulu yaitu menjadi

staff, lalu meningkat menjadi posisi yang lebih baik di perusahaan.

Nantinya seiring berjalannya waktu, kemampuan atau skill yang

dimiliki karyawan pastinya akan semakin bertambah dan bisa

mendapatkan kepercayaan sebagai Manajer yang memiliki bawahan.

Karyawan tersebut biasanya akan berusaha lebih aktif dan bekerja

secara maksimal agar mendapatkan peningkatan karir dan jabatan.

c. Manfaat Mata Pencaharian

Manfaat dari Matapencaharian:

1. Keamanan finansial.

Pekerjaan dapat memberi penghasilan tetap, yang dapat membantu

menutupi biaya hidup dan menghemat uang untuk masa depan. Ini

juga berharga jika seseorang memiliki kewajiban keuangan, seperti

cicilan hipotek atau mobil. Misalnya, pekerjaan dapat memberi

stabilitas keuangan untuk mengasuh anak-anak. Dengan penghasilan

tetap, terserah apakah ingin ditabung, dibelanjakan, atau di-

investasikan uang yang diperoleh.

2. Asuransi kesehatan.

Selain cuti sakit dan penyakit kritis yang diwajibkan, semua

perusahaan secara hukum diwajibkan untuk menawarkan anggota

timnya, beberapa perusahaan memberikan tunjangan kesehatan

tambahan. Ini mungkin termasuk tunjangan seperti perlindungan

30
gigi, tunjangan tahunan untuk perawatan mata, dan asuransi jiwa.

Organisasi mungkin menawarkan tunjangan layanan kesehatan yang

tidak wajib untuk memberikan keseimbangan kehidupan kerja dan

kehidupan yang lebih baik kepada anggota tim.

3. Rasa memiliki tujuan.

Rasa memiliki tujuan mengacu pada perasaan bahwa apa yang

dilakukan penting dan dapat menentukan seberapa puas seseorang

dengan peran dan kehidupan pribadi. Hal ini bisa menjadi motivator

yang kuat, terutama jika seseorang berada dalam posisi yang

membantu orang lain, seperti guru, dokter, atau perawat.

4. Tabungan pensiun.

Tabungan membantu merencanakan keadaan darurat dan

mempersiapkan masa pensiun. Banyak pekerjaan menawarkan

program pencocokan RRSP, yang melibatkan penggandaan

kontribusi ke rencana tabungan pensiun terdaftar, yang dapat

membantu menabung untuk masa depan. Pengusaha sering kali

mencocokkan persentase tertentu dari kontribusi, yang

memungkinkan mencapai tujuan tabungan lebih cepat.

5. Keterampilan baru.

Sebagian besar pekerjaan mengharuskan individu menjalani

pelatihan, mengajari keterampilan baru yang dapat digunakan dalam

karier dan aspek lain dalam hidup. Misalnya, jika bekerja di layanan

31
pelanggan, mungkin belajar cara menangani pertanyaan kompleks

dari klien, atau jika bekerja di bagian penjualan, mungkin belajar

cara menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik. Memperoleh

keahlian baru dapat membuat diri lebih berharga dan membantu

memajukan karier.

6. Koneksi yang berharga.

Koneksi memperkenalkan pada peluang baru, baik mencari

pekerjaan, mencoba memajukan karier, atau sekadar bertemu orang

baru. Misalnya, seseorang mungkin membangun jaringan dengan

orang-orang yang dapat membantu mendapatkan pekerjaan, atau

jika bekerja di bidang penjualan, mungkin berbicara dengan orang-

orang yang dapat menawarkan tips untuk meningkatkan

keterampilan penjualan. Jaringan juga dapat membantu menemukan

mentor, saran, dan dukungan, yang dapat sangat berharga dalam

karier.

7. Struktur dan rutinitas.

Pekerjaan tetap dapat membuat hidup lebih terstruktur, membuat

merasa lebih tenang dan seimbang. Ini juga menawarkan rasa

disiplin dan dapat membantu mencapai lebih banyak hal sepanjang

hari.

32
8. Akses terhadap komunitas.

Pekerjaan memungkinkan individu bertemu orang baru dan

berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, jika bekerja di sekolah,

dapat berinteraksi dengan guru lain, orang tua, dan siswa, atau di

toko retail, mungkin berinteraksi dengan pelanggan yang berbeda

sepanjang hari. Akses ke komunitas menghubungkan individu

dengan orang lain dan dapat membantu merasa lebih terlibat dan

puas secara sosial.

9. Perasaan berprestasi.

Bekerja keras dan menjadi produktif dapat memberi rasa pencapaian

yang luar biasa. Pekerjaan dapat membantu merasa melakukan

sesuatu yang berarti dan berkontribusi kepada masyarakat karena

tahu bahwa menggunakan keterampilan dan bakat. Hal ini juga

dapat memberi rasa bangga dan kepuasan melihat telah bekerja

keras untuk mencapai tujuan.

10. Kesempatan untuk bepergian.

Beberapa peran menawarkan kesempatan untuk bepergian, baik

untuk konferensi terkait pekerjaan atau perjalanan bisnis. Ini adalah

cara yang bagus untuk melihat berbagai belahan negara atau dunia

dan mempelajari budaya atau perspektif baru. Ini juga bisa menjadi

istirahat yang menyenangkan dari rutinitas sehari-hari. Misalnya,

jika bekerja di bidang penjualan, mungkin bepergian untuk bertemu

33
klien, atau di bidang pemasaran, atau mungkin menghadiri acara

industri.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang kami lakukan pastinya terdapat beberapa judul

penelitian yang hampir sama tentang judul yang kami ambil.

No Judul Sumber Peneliti Hasil penelitian

1. Pengaruh Tingkat Jurnal EMBA 1. Sigarlaki Tingkat

Pendidikan dan vol 7 no 7 Juli 2. Mariani E pendidikan dan

Pengalaman Kerja 2019, hal pengalaman kerja

Terhadap Kinerja 3309-3318 tidak memiliki

Pegawai Pada Kantor hubungan dengan

BAPPEDA Provinsi variabel kinerja

Sulawesi Utara pegawai

2. Pengaruh tingkat Program 1. Magdalena 1. Tingkat

pendidikan dan Magister Ukis (2015) pendidikan dan

pengalaman kerja Administrasi pengalaman kerja

terhadap kinerja Pendidikan secara bersama-

kepala Sekolah Dasar FKIP Untan sama berpengaruh

Negeri Pontianak secara signifikan

terhadap kinerja

2. Secara sendiri

tingkat pendidikan

berpengaruh tidak

34
signifikan

terhadap kinerja

3. Secara sendiri

pengalaman kerja

berpengaruh

signifikan

terhadap kinerja.

3. Pengaruh Tingkat e-Journal 1. Edy 1. Tingkat

Pendidikan dan Bisma Wirawan,Ketut pendidikan

Pengalaman Kerja Universitas berpengaruh

Terhadap Kinerja Pendidikan positif terhadap

Karyawan Ganesha kinerja

Jurusan 2. Pengalaman

Manajemen kerja berpengaruh

vol 4 2016 positif terhadap

kinerja

35
2.3 Kerangka Penelitian

Kerangka Pemikiran

Tingkat Mata
Pendidikan Pencaharian
(x) (y)

Sumber : Penulis

2.4 Hipotsis Penelitian


Tingkatan Pendidikan menurut Lestari dalam Wirawan (2016:3) adalah

“suatu kegiatan seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap , dan

bentuk tingkah lakunya, baik untuk kehidupan masa yang akan datang

dimana melalui organisasi tertentu ataupun tidak teroganisasi”.

Berdasakan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti menyatakan

tingkat pendidikan berpengaruh bagi mata pencaharian yang ditekuni

seseorang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

Hipotesis : Tingkat Pendidikan berpengaruh terhadap Mata Pencaharian

36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Metode Penelitian

Pada hakekatnya, metode penelitian terdiri atas dua metode

berikut :

1. Metode Tes

Sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan

atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelegensi,dan kemampuan bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok

2. Metode Nontes

Metode Nontes terdiri dari beberapa cara :

A. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti

dan narasumber.

a.Wawancara bebas

Pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan

data apa yang akan dikumpulkan.

b.Wawancara terpimpin

Wawancara terpimpin yaitu wawancara yang dilakukan dimana

pewawancara membawa sederetan pertanyaan secara lengkap

dan terperinci

37
c.Wawancara bebas terpimpin

Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara

wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

B. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena

melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya.

a.Participant observation

Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung

dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai

sumber data.

b. Nonparticipant observation

Berlawanan dengan participant observation, nonparticipant

observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara

langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.

C. Angket/Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

D. Dokumentasi

38
Dalam metode dokumentasi, peneliti. menyelidiki benda-benda, buku-

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat dan

catatan harian

E. Studi keputusan

Merupakan suatu kegiatan penelusuran dan penelaahan literature.

F. Analisis isi media massa

Sumber data penelitian yang diperoleh melalui media massa seperti

surat kabar majalah,tabloid,radio dan koran.

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

Dari sekian banyak metode penelitian yang ada, peneliti menggunakan

Metode Nontes pada jenis Angket/Kuesioner. Angket/kuesioner yang kami

ambil memiliki judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Mata

Pencaharian Warga Desa Karangasem.”

Lokasi yang kami pilih meliputi 3 Dukuh yakni Dukuh Jonggo, Dukuh

Namengan dan Dukuh Glayan sebagai lokasi pengambilan sampel. Dari 3

lokasi yang kami pilih terdapat 300 orang yang bermukim di dukuh tersebut,

dan setiap dukuh terdiri dari kurang lebih 100 orang. Dengan banyaknya

narasumber yang bersedia kami mengambil sampel sebanyak 30 orang yang

didapat dari jumlah orang yang ada diambil 10%.

39
3.3 Populasi Sampling dan Sample Data
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel.Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

terdapat bebagai teknik sampling yang digunakan. Pada bagaian ini peneliti

menggunakan sample quota sampling yaitu, pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh warga Desa

Karangasem yang diambil 3 dukuh, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

Lokasi yang kami pilih meliputi 3 Dukuh yakni Dukuh Jonggo, Dukuh

Namengan dan Dukuh Glayan sebagai lokasi pengambilan sampel. Dari 3

lokasi yang kami pilih terdapat 300 orang yang bermukim di dukuh tersebut,

dan setiap dukuh terdiri dari kurang lebih 100 orang. Dengan banyaknya

narasumber yang bersedia kami mengambil sampel sebanyak 30 orang yang

didapat dari jumlah orang yang ada diambil 10%.

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa “apabila subjeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua, sedangkan apabila jumlah subjeknya besar

dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25 %”.

Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan tehnik quota sampling

yaitu suatu teknik mengambil individu untuk sampel dari populasi dengan

40
cara memperhatikan kuota perdesa yang dipilih yakni 3 dukuh tanpa tidak

pandang bulu. Jadi, dalam tehnik ini semua individu dalam populasi baik

secara sendiri-sendiri atau bersama sama diberi kesempatan yang sama untuk

ditugaskan menjadi anggota sampel.

Karena populasi yang kami ambil terdiri dari 300 orang maka kami

mengambil 30 sample yang diperoleh dari persenan sebesar 10% menurut

rumus slovin.

3.4 Sumber Data, Variabel dan Pengukurannya


1. Sumber Data

Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa sumber data yang dimaksud

dalam penelitian adalah “subjek dari mana data diperoleh”. Adapun sumber

data dalam dalam penelitian ini adalah :

a. Responden, yaitu “orang yang diminta memberikan keterangan tentang

suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam

bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket atau lisan ketika menjawab

wawancara”. Responden dalam penelitian ini adalah warga Desa

Karangasem yang diambil 3 dukuh.

b. Dokumen, yaitu “barang-barang yang tertulis, maksudnya adalah didalam

melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatan harian dan sebagianya”. Dalam penelitian ini dokumen yang

dijadikan sumber data adalah foto pembagian kuesioner serta lembar

pertanyaan kuesioner.

2. Variabel
41
Dalam sebuah penelitian perhatian harus dititik beratkan terhadap

sesuatu yang diteliti, yakni objek pnelitian. Menurut Zen Amiruddin, variabel

adalah “sesuatu yang menjadi pokok, yang menjadi objek penyelidikan, yang

menjadi pusat perhatian”. Menurut Suharsimi Arikunto, variabel penelitian

adalah “objek penelitian atau apa yang dijadikan titik perhatian suatu

penelitian.” Dalam penelitian ini terdapat dua variabel:

a. Variabel bebas (independent).

Menurut burhan bungin variabel bebas adalah “variabel yang menetukan arah

atau perubahan tertentu pada variabel tergantung, sementara variabel bebas

berada di posisi yang lepas dari “pengaruh” variabel tergantung”. Sedangkan

dalam pandangan Sugiyono, yaitu “variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”. Adapun

variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1) Tingkat pendidikan responden berupa pendidikan yang terakhir dienyam

responden baik tamatas SD/SLTP/SLTA/S1,S2,S3/DIPLOMA

b. Variabel terikat (dependent)

Yaitu “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas”. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah mata

pencaharian responden.

Agar lebih jelas dalam memahami hubungan antara variabel (X) dengan

variabel (Y) dalam penelitian ini maka peneliti memutuskan bahwa Tingkat

Pendidikan/Variabel Bebas (X) dan Mata Pencaharian/Variabel Terikat (Y)

4. Pengukuran Data

42
Dalam praktek, penyusunan angket berskala ordinal itu berdasarkan

paradigma alur penelitian dengan mengikuti skala Likert. Skala Likert

“digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Pada skala likert variabel yang

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian indikator

variable tersebut dijadikan sebagai dasar atau titik tolak dalam menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban

setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa katakata.

Instrument penelitian yang menggunakan skala Likert dapt dibuat dalam

bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

43
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.1 Daftar Pertanyaan

Dalam hal ini kami peneliti menggunakan metode anget/kuesioner

melontarkan pertanyaan kepada narasumber yang ada pada lembaran kertas

angket/kuesioner.

Dalam hal ini memiliki tabel pertanyaan serta sebagai berikut

No Pertanyaan Jawaban Checklist

1. Identitas narasumber 30 

2. Pendidikan terakhir 30 

3. Jumlah jiwa yang dihidupi 30 

4. Pekerjaan narasumber 30 

5. Gaji narasumber per 1 bulan 30 

6. Alasan narasumber menekuni 30 

mata pencahariaan

7. Lama narasumber menekuni 30 

mata pencahariannya

8 Pantangan saat bekerja 30 

9. Gaji dapat memenuhi 30 

kebutuhan sehari-hari

10. Barang yang dibutuhkan saat 30 

bekerja

11. Bantuan yang mungkin pernah 30 

diterima selama bekerja

44
12. Kegiatan narasumber saat 30 

bekerja

13. Harapan mengenai bantuan dari 30 

pemerintah

4.2 Hasil Analisis Data

Analisis pertanyaan dan jawaban dari responden :

1. Identitas responden, dalam hal ini seluruh responden yang berjumlah 30

mengisi semua kuesioner lengkap sesuai data diri responden dimulai dari

nama, usia, jenis kelamin dan alamat responden.

2. Tingkat pemdidikan, mayoritas responden mengenyam pendidikan terakhir

melalui SD sebanyak 11 orang. Tamatan SLTP meliputi 5 orang, tamatan

SLTA sebanyak 8 orang, Diploma terdapat 1 orang sedangkan S1/S2/S3

terdapat 2 orang.

3. Jumlah jiwa dalam keluarga responden kebanyakan memiliki 4 jumlah

jiwa yang terdiri dari 2 anak bahkan lebih.

4. Pekerjaan yang ditekuni responden, kebanyakan responden perempuan

bekerja sebagai ibu rumah tangga, terdapat pula yang bekerja sebagai

penjahit dan 1 bidan. Responden laki-laki kebanyakan bekerja sebagai

pedagang, buruh pabrik dan bangunan, petani, 1 pegawai swasta dan 1 kepala

desa.

5. Gaji yang diperoleh responden selama bekerja, meliputi gaji kurang dari

Rp500.000,00 terdapat 4 orang, gaji lebih Rp1.000.000,00 terdapat 14 orang,

45
sedangkan sisanya mayoritas adalah ibu rumah tangga yang tidak

berpenghasilan.

6. Alasan responden mengenai pekerjaan yang ditekuni adalah untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang ditampung guna mencukupi satu keluarga.

Ada beberapa responden memiliki alasan karena pendidikannya terakhir

merujuk pada pekerjaan yang ditekuni (sesuai jurusan).

7. Lama bekerja responden, kebanyakan melampaui setengah usia dari

responden yakni lebih dari 20 tahun.

8. Pantangan dalam bekerja, responden memberi beberapa jawaban sesuai

pekerjaan yang ditekuni. Jika responden bekerja sebagai petani, responden

mengeluhkan musim hujan yang deras. Jika responden bekerja sebagai

pedagang, responden mengeluhkan tentang sepinya konsumen. Jika

responden bekerja sebagai buruh , responden megeluhkan tentang sepinya

job.

9. Mengenai gaji yang diperoleh dapat mencukupi ebutuhan sehari-hari,

terdapat 15 responden menyatakan gajinya mencukupi dan 15 sisanya tidak

mencukupi kebutuhan sehari-hari.

10. Mengenai kelengkapan yang dibutuhkan responden sesuai dengan

pekerjaan responden. Responden petani membutuhkan pupuk,cangkul,

traktor dan kelengkapan lainnya. Responden pedagang membutuhkan

gerobak. Untuk pegawai swasta membutuhkan laptop guna menunjang

pekerjaan dan bidan membutuhkan kelengkapan berupa stetoskop dan alat

persalinan lainnya.

46
11. Bantuan yang diberikan pemerintah terdapat 3 yang diberikan meliputi

pupuk bagi petani. Sisanya belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah.

12. Kegiatan yang dilakukan responden selama bekerja, kegiatan yang

dilakukan sesuai dengan pekerjaan yang ditekuni. Misalnya, petani mengurus

sawah yang dimiliki, pedagang membeli stok dagangan dan menjualkan

kepada konsumen, bidan memeriksa pasien, ibu rumah tangga bekerja

mengurus rumah.

13. Modal yang dibutuhkan responden, kira kira mencakup lebih dari

Rp500.000,00 dan ada yang lebih dari Rp1.500.000,00 dan adapula yang

lebih dari Rp5.000.000,00 (responden sedikit).

14. Harapan responden kepada pemerintah, kebanyakan responden

menginginkan turunnya bantuan sesuai pekerjaan yang ditekuni, sedangkan

buruh menginginkan untuk lapangan pekerja pemerintah bisa membuka lebih

banyak.

4.3 Uji Hipotesis

Dari hasil analisis yang diperoleh oleh peneliti melalui angket/kuesioner,

maka peneliti memutuskan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap mata

ppencaharian yang ditekuni warga. Kualitas pendidikan memengaruhi kualitas

tenaga kerja. Pembahasan Kualitas tenaga kerja dapat ditentukan berdasarkan tingkat

pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya maka kualitas tenaga kerja

semakin tinggi dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin

besar alternative untuk memperoleh pekerjaan. Menurut Simanjuntak (1985:42),

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka nilai waktunya menjadi lebih

mahal. Orang yang waktunya menjadi relatif mahal cenderung menggantikan waktunya
47
untuk bekerja. Hal ini dapat diputuskan oleh peneliti dikarenakan hasil data yang

diperoleh melalui angket/kuesioner atas tingkatan yang diperoleh terakhir dengan mata

pencaharian yang ditekuni.

48
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bedasarkan uraian dan analisa terhadap jawaban dari 30 responden

dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pendidikan masyarakat pada 3 dukuh di Desa Karangasem,

Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten mayoritas masih tergolong sangat

rendah

2. Mata Pencaharian masyarakat pada 3 dukuh di Desa Karangasem,

Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten mayoritas tidak tetap karena masih

mengandalkan tawaran dari orang lain

3. Variabel tingkat pendidikan mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel mata pencaharian. Hal ini berarti bahwa semakin kenaikan indeks

pada tingkat pendidikan akan diikuti pula oleh kenaikan indeks mata

pencaharian yang tetap. Jika mata pencaharian tetap maka gaji yang akan

diterima akan stabil dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat desa.

Sebaliknya, jika indeks pada tingkat pendidikan turun maka indeks pada

mata pencaharian tidak tetap sehingga tidak adanya kestabilan dalam

penerimaan gaji dan bisa jadi gaji yang diterima tidak mencukupi

kebutuhan masyarakat.

5.2 Keterbatasan Penelitian

49
Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti tidak luput dari

keterbatasan dalam riset yang dilaksanakan, yaitu :

1. Hanya dapat mencakup 3 dukuh dalam 1 desa Karangasem, yang ada

baiknya lebih baik dilaksanakan bisa mencakup 1 Desa Karangasem secara

penuh.

2. Terdapat kesalahan dalam penulisan pada selebaran kuesioner yang

memungkinkan responden terkadang masih tidak bisa memahami

pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.

3. Hanya dapat menemukan narasumber perempuan yang bekerja rata-rata

sebagai ibu rumah tangga.

5.3 Saran

Terdapat beberapa saran yang diperoleh dari penelitian sosial yang

dilaksanakan :

1. Pihak pemerintah mengadakan sosialisasi tentang pentingnya tingkat

pendidikan tethadap mata pencaharian masyarakat agar masyarakat desa

sadar bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kehidupannya masing-

masing.

2. Pihak pemerintah juga sebaiknya memberikan bantuan yang lebih

terhadap siswa atau siswi yang kurang mampu untuk menuntut ilmu baik

SD, SMP, SMA, atau kejenjang selanjutnya.

3. Untuk mendorong hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lain

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mata pencaharian.

4. Dapat melaksanakan penelitian secara menyeluruh pada lokasi yang

diajukan sebagai studi kasus.

50
5. Pemerintah dapat memberikan lapangan pekerjaan yang layak mungkin

bagi perempuan yang ingin berkarir.

51
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah S. 2016. Pendidikan Tingkatkan Kualitas Kerja. Jakarta:Ruang

Guru

Asti M. 2005. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan Bagian Produksi Pada Maharani Handicraft di

Kabupaten Bantul. Semarang:Universitas Negeri Semarang

Editorial I. 2022. 15 Benefits of a Job.Indeed Career Guide.

Berita.https://translate.google.com/translate?u=https://ca.indeed.com/

career-advice/career-development/benefits-of-

job&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

Handayani R. 2018. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan

Pendapatan Terhadap Minat Masyarakat Menjadi Tenaga Kerja

Indonesia Menurut perspektif Ekonomi Islam. Lampung:Universitas

Islam Negeri Raden Intan

Nur E,dkk. 2018. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat

Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kesatrian Kota Malang.

Semarang:Technomedia Journal

52
Presence S. 2020. Ini Dia 6 Tujuan Bekerja Yang Perlu Diketahui!. Smart

Presence. Berita.https://smartpresence.id/blog/pekerjaan/6-tujuan-

bekerja-yang-perlu-diketahui

P Gilang. 2019. Memahami Tujuandan Fungsi Pendidikan di Indonesia.

Gramedia.Pendidikan.https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-dan-

fungsi-pendidikan-di-indonesia/

Qotrun A. Metodologi Penelitian: Pengertian,Jenis,Manfaat,dan Tujuan.

Gramedia:penelitian.https://www.gramedia.com/literasi/metodologi-

penelitian/

Rahayu N. 2015. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Mata

Pencaharian Dengan Sikap Dimasyarakat Terhadap Konservasi

Gajah Sumatera. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta

Salsabila, Hanifa Nur. 2022. Skripsi Pengaruh Faktor Internal Perubahan

Dan Karakteristik KAP Terhadap Audit Report Lag. Semarang :

Fakultas Ekonomikan dan Bisnis, Universitas Diponegoro

Saputra D. 2015. Manfaat Pendidikan bagi

Masyarakat.Manfaatcoid.Berita.https://manfaat.co.id/manfaat-

pendidikan/amp

53
Sigarlaki, E Mariani. 2019. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor BAPPEDA Provinsi

Sulawesi Utara. Jurnal EMBA

Ukis Magdalena. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman

Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri. Pontianak.

Program Magister Administrasi Pendidikan : FKIP Untan Pontianak

Walujo S. Pengaruh Tingkat Pendidikan Sekolah Terhadap Motivasi

Bekerja Pada Sektor Pertanian Desa Karangnanas.

Yogyakarta:Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Wirawan Edy, Ketut. 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. e-Journal Bisma. Universitas

Pendidikan Ganesha

Yoga A. 2018. Pengaruh Variabel Pendapatan, Tingkat Pendidikan,

Kepemilikan Lahan, Usia dan Jumlah Tanggungan Terhadap

Perpindahan Tenaga Kerja Dari Sektor Pertanian (Sektor Primer) ke

Sektor Jasa(Sektor Tersier). Malang:Universitas Brawijaya

54
LAMPIRAN

1. Dokumentasi

55
2. Surat Izin Penelitian

SMA NEGERI 1 CAWAS


Jalan Tembus Cawas – Pedan, Tugu, Cawas, Klaten, Jawa Tengah 57463

Nomor :-
Lampiran :-
Perihal : Permohonan izin
Kepada Yth. Kepala Desa Karangasem
Di tempat
Dengan hormat,
Kami siswa/i SMAN 1 CAWAS dengan ini bermaksud mengajukan permohonan izin
kepada Kepala Desa sekiranya dapat menerima kami:
Nama : 1. Faela Zahratus Shita
2. Iin Nazwa Davina
3. Pandu Kencana Pinaringgusti
4. Siti Sholikah
5. Raya Raissa Alodia
6. Yuanita Meylina
Kelas : XB
Dalam rangka proses pengerjaan karya ilmiah sosiologi bagi siswa/i SMAN I CAWAS Kelas XB,
maka kami memohon izin kepada Kepala Desa Karangasem untuk melakukan kegiatan pengambilan
data serta penelitian melalui kuisioner kepada warga pada 10 November 2023 dengan judul penelitian
“Pengaruh Tingkat Pendidikan Warga Terhadap Mata Pencaharian 3 Dukuh di Desa Karangasem”.
Tiga dukuh yang kami jadikan sebagai tempat penelitian meliputi Jonggo, Namengan dan Glayan.
Besar harapan kami sekiranya Kepala Desa dapat menerima dan memberikan izin kepada kami. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Cawas, 6 November 2023
Guru Pengampu Kepala Desa

Maya Wulansari, S.Pd. Surono S.M.

Ketua Kelompok

56
Yuanita Meylina

3. Tabel Pertanyaan

No Pertanyaan

1. Identitas narasumber

2. Pendidikan terakhir

3. Jumlah jiwa yang dihidupi

4. Pekerjaan narasumber

5. Gaji narasumber per 1 bulan

6. Alasan narasumber menekuni mata pencahariaan

7. Lama narasumber menekuni mata pencahariannya

8 Pantangan saat bekerja

9. Gaji dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari

10. Barang yang dibutuhkan saat bekerja

11. Bantuan yang mungkin pernah diterima selama bekerja

12. Kegiatan narasumber saat bekerja

13. Harapan mengenai bantuan dari pemerintah

57

Anda mungkin juga menyukai