• Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 22,26 juta orang, naik
Agustus 2020: 396,37 ribu orang dibanding Agustus 2019. Sejalan dengan itu, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik 0,72 poin.
Tingkat
• Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 466,02 ribu orang dan
Pengangguran TPT naik 2,02 persen poin menjadi 5,84 persen pada Agustus 2020. Dilihat
dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih
Terbuka (TPT) mendominasi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 11,89 persen.
sebesar 5,84 • Penduduk yang bekerja sebanyak 20,96 juta orang, berkurang sekitar 69,65
ribu orang dari Agustus 2019. Lapangan pekerjaan yang mengalami
persen peningkatan persentase penduduk yang bekerja terutama Pertanian (1,73
persen poin), Perdagangan (0,51 persen poin), serta Akomodasi dan Makan
Minum (0,39 persen poin). Sebaliknya, lapangan pekerjaan yang mengalami
penurunan persentase utamanya pada Industri Pengolahan (1,23 persen
poin), Konstruksi (0,47 persen poin), dan Jasa Pendidikan (0,39 persen poin).
• Penduduk bekerja di kegiatan formal pada Agustus 2020 sebanyak 7,62 juta
orang (36,36 persen). Sebaliknya, terdapat 13,34 juta orang (63,64 persen)
bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir, persentase
penduduk bekerja di kegiatan formal turun 3 persen poin.
• Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur naik 3,76
persen poin dan persentase pekerja paruh waktu naik 3,01 persen poin
• Terdapat 4,23 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak covid-19 atau
13,36 persen, terdiri dari pengangguran karena covid-19 (318,61 ribu orang),
bukan angkatan kerja karena covid-19 (112,43 ribu orang), sementara tidak
bekerja karena covid-19 (252,57 ribu orang), dan penduduk bekerja yang
mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 (3,55 juta orang).
Penduduk usia kerja adalah semua orang berumur 15 tahun ke atas. Jumlah
penduduk usia kerja di Jawa Timur pada Agustus 2020 sebanyak 31,66 juta orang, naik
241,32 ribu orang dibandingkan Agustus 2019. Penduduk usia kerja cenderung mengalami
Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) di Jawa Timur juga meningkat. TPAK pada Agustus 2020 tercatat sebesar 70,33
persen, meningkat 0,72 persen poin dibanding setahun yang lalu. Kenaikan TPAK
memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga
kerja. Kenaikan TPAK ini utamanya disebabkan oleh kenaikan jumlah penganggur dan
jumlah absolut penduduk bekerja yang terserap di sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan.
Berdasarkan jenis kelamin, masih terdapat perbedaan mencolok diantara TPAK laki-
laki dan TPAK perempuan. Pada Agustus 2020, TPAK laki-laki sebesar 84,67 persen,
sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 56,56 persen. Dibandingkan dengan kondisi
setahun yang lalu, TPAK Laki-laki turun sebesar 0,07 persen poin. Sebaliknya, TPAK
Perempuan justru meningkat 1,49 persen poin.
Penduduk bekerja merupakan cerminan angkatan kerja yang terserap di pasar kerja.
Pada Agustus 2020, jumlah penduduk bekerja di Jawa Timur sebanyak 20,96 juta orang,
berkurang 69,65 ribu orang dibandingkan Agustus 2019. Lebih rinci, untuk melihat
karakteristik penduduk yang bekerja akan disajikan penduduk bekerja menurut lapangan
pekerjaan utama, status pekerjaan utama, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan jam
kerja.
Gambar 1
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
Agustus 2018 – Agustus 2020
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Dari seluruh penduduk Jawa Timur yang bekerja pada Agustus 2020, status pekerjaan
utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 32,81 persen diikuti oleh
Gambar 2
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Formal Informal,
Agustus 2018 – Agustus 2020
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Gambar 3
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan,
Agustus 2018 – Agustus 2020
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur hingga Agustus 2020 masih didominasi oleh
penduduk bekerja berpendidikan SD ke Bawah sebanyak 9,22 juta orang (44,00 persen),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 3,89 juta orang (18,54 persen), Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebanyak 3,31 juta orang (15,80 persen), dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebanyak 2,39 juta orang (11,39 persen). Penduduk bekerja berpendidikan
tinggi (Diploma ke Atas) ada sebanyak 2,16 juta orang (10,28 persen) mencakup 0,37 juta
Dalam setahun terakhir, persentase penduduk bekerja yang meningkat di Jawa Timur
adalah mereka yang berpendidikan tamat SMA sebesar 0,99 persen poin dan SMP sebesar
0,21 persen poin. Sebaliknya, persentase penduduk bekerja dengan pendidikan SD ke
bawah mengalami penurunan paling tinggi, yaitu sebesar 0,88 persen poin dibandingkan
tahun sebelumnya.
Jam kerja merupakan salah satu indikasi produktivitas tenaga kerja. Dilihat dari
komposisi penduduk bekerja di Jawa Timur menurut jam kerja, persentase tertinggi pada
Agustus 2020 adalah penduduk bekerja dengan jam kerja minimal 35 jam per minggu atau
dikenal dengan pekerja penuh waktu, yaitu sebesar 63,10 persen. Terdapat 13,23 juta orang
bekerja penuh waktu. Sebaliknya, 36,90 persen penduduk bekerja di Jawa Timur merupakan
pekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) yang terbagi dalam kategori
setengah penganggur dan pekerja paruh waktu masing-masing 8,99 persen dan 27,91
persen.
Gambar 4
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja,
Agustus 2018 – Agustus 2020
Pekerja setengah penganggur adalah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam
seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. Pada
Agustus 2020, persentase setengah penganggur di Jawa Timur mencapai 8,99 persen atau
sebanyak 1,89 juta orang. Hal ini berarti terdapat sekitar 9 dari setiap 100 penduduk
bekerja di Jawa Timur yang masuk kategori setengah penganggur. Dilihat dari jenis kelamin,
persentase penduduk laki-laki setengah penganggur lebih tinggi dibandingkan persentase
penduduk perempuan setengah penganggur. Dari setiap 100 penduduk laki-laki bekerja,
sekitar 9-10 orang diantaranya merupakan pekerja setengah penganggur, sedangkan dari
setiap 100 penduduk perempuan bekerja, sekitar 8-9 orang diantaranya yang merupakan
pekerja setengah penganggur. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerja laki-laki cenderung
lebih menginginkan pekerjaan tambahan atau pekerjaan lain ketika jumlah jam kerja dalam
seminggunya relatif kecil. Dibandingkan Agustus 2019, persentase pekerja setengah
penganggur baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mengalami kenaikan.
Gambar 5
Persentase Pekerja Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin,
Agustus 2018 – Agustus 2020
8.99
5.79
5.23
9.48
8.30
5.56 6.14
5.29 5.16
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Pekerja paruh waktu adalah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu
tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain. Persentase
pekerja paruh waktu di Jawa Timur pada Agustus 2020 sebesar 27,91 persen atau sebanyak
Gambar 6
Persentase Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin,
Agustus 2018 – Agustus 2020
27.91
24.28 24.90
17.40 20.10
16.31
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Dibandingkan Agustus 2019, terjadi peningkatan pekerja paruh waktu sebesar 3,01
persen pada Agustus 2020. Kenaikan pesentase pekerja paruh waktu selama setahun terjadi
baik pada penduduk bekerja laki-laki maupun perempuan.
4. Karakteristik Penganggur
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. TPT Jawa
Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di daerah perkotaan Jawa Timur lebih
tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaannya. Pada Agustus 2020, TPT perkotaan
sebesar 7,37 persen, sedangkan TPT perdesaan sebesar 4,13 persen. Dibandingkan
Agustus 2019, terjadi kenaikan TPT baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Meski
demikian, kenaikan TPT di perkotaan naik cukup tajam dibandingkan setahun lalu, yaitu
sebesar 2,88 persen poin.
Gambar 7
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Daerah Tempat Tinggal (persen),
Agustus 2018 – Agustus 2020
5.84
3.91 3.82
7.37
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
5.84
3.91 3.82
6.48
4.92
4.05 3.70 3.97 3.60
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Gambar 9
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan (persen), Agustus 2018 – Agustus 2020
11.89
9.34
8.56 8.39
6.88 6.56
5.66 6.13 6.08
4.98 5.27 4.81
4.02 3.65
3.31
2.78
1.51
1.65
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan pada Agustus 2020, TPT untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi diantara tingkat pendidikan yang
lain, yaitu sebesar 11,89 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 9,34 persen. Dengan kata lain, permasalahan titik temu
antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jawa Timur dengan tenaga kerja yang
diminta di pasar kerja masih terjadi. Sebaliknya, TPT terendah terdapat pada pendidikan
SD ke bawah sebesar 2,78 persen. Penduduk dengan pendidikan rendah cenderung lebih
Dampak pandemi covid-19 pada penduduk usia kerja dapat dikelompokkan menjadi
empat (4) komponen, yaitu Penganggur dan Bukan Angkatan Kerja (BAK) yang pernah
berhenti bekerja pada periode Februari – Agustus 2020 bagi mereka yang saat ini tidak
bekerja serta Penduduk yang berstatus sementara tidak bekerja dan Penduduk bekerja
yang mengalami pengurangan jam kerja bagi mereka yang saat ini masih bekerja.
Tabel 2
Dampak Covid-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Daerah
Tempat Tinggal, Agustus 2020
a. Pengangguran karena Covid 19 (ribu orang) 205,34 113,27 231,61 87,00 318,61
b. Bukan Angkatan Kerja karena Covid-19 (ribu orang) 28,91 83,52 73,69 38,73 112,43
c. Sementara Tidak Bekerja karena Covid-19 (ribu orang) 149,91 102,66 169,36 83,21 252,57
d. Pengurangan Jam Kerja karena Covid-19 (ribu orang) 2 126,85 1 418,42 2 340,29 1 204,97 3 545,26
Total a-d (ribu orang) 2 511,01 1 717,86 2 814,96 1 413,91 4 228,87
Penduduk Usia Kerja/PUK (juta orang) 15,51 16,15 17,19 14,47 31,66
Persentase terhadap PUK (persen) 16,19 10,64 16,38 9,77 13,36
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Penjelasan:
1. Pengangguran karena covid-19 adalah pengangguran yang pernah berhenti bekerja karena covid-19 selama bulan Februari-Agustus 2020
2. Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena covid-19 adalah penduduk usia kerja yang termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja dan pernah berhenti
bekerja karena covid-19 selama bulan Februari-Agustus 2020
3. Sementara tidak bekerja karena covid-19 adalah penduduk namun karena covid-19 menjadi sementara tidak bekerja.
Gambar 10
Penduduk Usia Kerja yang Terdampak Covid-19 Menurut Kelompok Umur,
Agustus 2020
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur penduduk usia kerja di Jawa Timur,
terdapat 3,35 juta orang atau sekitar 79,28 persen dari penduduk usia kerja terdampak
covid-19 adalah kelompok usia dewasa, dalam hal ini berumur 25-59 tahun. Pada PUK
kategori muda (umur 15-24 tahun), covid-19 berdampak pada sekitar 498 ribu orang. Pada
PUK lansia (umur 60 tahun ke atas), covid-19 berdampak pada sekitar 379 ribu orang.
1. Konsep dan definisi yang digunakan dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mengacu
pada the Labor Force Concept yang disarankan oleh International Labor Organizatons (ILO).
2. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.
3. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan tapi sementara
tidak bekerja, atau pengangguran.
4. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya sekolah, mengurus
rumah tangga, atau melakukan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
5. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak
terputus. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam
suatu usaha/kegiatan ekonomi.
6. Penganggur adalah penduduk yang tidak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, tidak punya
pekerjaan dan mempersiapkan usaha, tidak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja.
7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase jumlah angkatan kerja terhadap
jumlah penduduk usia kerja.
8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah penganggur terbuka terhadap
jumlah angkatan kerja.
9. Penduduk yang bekerja pada sektor informal adalah penduduk bekerja yang berstatus berusaha
sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja
keluarga. Sementara itu, penduduk yang bekerja pada sektor formal adalah penduduk berstatus
berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/ pegawai.
10. Pekerja penuh adalah penduduk yang bekerja dengan jam kerja 35 jam atau lebih dalam
seminggu, termasuk mereka yang sementara tidak bekerja. Sebaliknya, pekerja tidak penuh
adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, terdiri dari:
Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih
mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah
pengangguran terpaksa).
Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak
mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah
pengangguran sukarela).