Anda di halaman 1dari 17

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020

No.70/11/35/Thn.XVIII, 5 November 2020

BADAN PUSAT STATISTIK


PROVINSI JAWA TIMUR

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur,


Agustus 2020
A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN

• Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 sebanyak 22,26 juta orang, naik
Agustus 2020: 396,37 ribu orang dibanding Agustus 2019. Sejalan dengan itu, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik 0,72 poin.
Tingkat
• Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 466,02 ribu orang dan
Pengangguran TPT naik 2,02 persen poin menjadi 5,84 persen pada Agustus 2020. Dilihat
dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih
Terbuka (TPT) mendominasi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 11,89 persen.

sebesar 5,84 • Penduduk yang bekerja sebanyak 20,96 juta orang, berkurang sekitar 69,65
ribu orang dari Agustus 2019. Lapangan pekerjaan yang mengalami
persen peningkatan persentase penduduk yang bekerja terutama Pertanian (1,73
persen poin), Perdagangan (0,51 persen poin), serta Akomodasi dan Makan
Minum (0,39 persen poin). Sebaliknya, lapangan pekerjaan yang mengalami
penurunan persentase utamanya pada Industri Pengolahan (1,23 persen
poin), Konstruksi (0,47 persen poin), dan Jasa Pendidikan (0,39 persen poin).
• Penduduk bekerja di kegiatan formal pada Agustus 2020 sebanyak 7,62 juta
orang (36,36 persen). Sebaliknya, terdapat 13,34 juta orang (63,64 persen)
bekerja pada kegiatan informal. Selama setahun terakhir, persentase
penduduk bekerja di kegiatan formal turun 3 persen poin.
• Dalam setahun terakhir, persentase pekerja setengah penganggur naik 3,76
persen poin dan persentase pekerja paruh waktu naik 3,01 persen poin
• Terdapat 4,23 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak covid-19 atau
13,36 persen, terdiri dari pengangguran karena covid-19 (318,61 ribu orang),
bukan angkatan kerja karena covid-19 (112,43 ribu orang), sementara tidak
bekerja karena covid-19 (252,57 ribu orang), dan penduduk bekerja yang
mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 (3,55 juta orang).

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 1


1. Perubahan Estimasi Data

Pada rilis Sakernas Agustus 2020, penghitungan indikator ketenagakerjaan dilakukan


dengan menggunakan penimbang Proyeksi Penduduk hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(Supas) 2015. Penimbang adalah faktor pengali sampel suatu survei untuk menghasilkan
estimasi populasi penduduk. Proyeksi penduduk hasil Supas 2015 dalam hal ini digunakan
untuk mengoreksi proyeksi penduduk hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 sekaligus untuk
menghitung proyeksi penduduk hingga tahun 2045. Sementara itu, rilis Keadaan
Ketenagakerjaan beberapa tahun terakhir menggunakan penimbang proyeksi penduduk
hasil SP2010. Oleh karena itu, untuk menjaga kerterbandingan series data, dilakukan
penghitungan ke belakang (backcasting) dimulai dari tahun 2018 menggunakan
penimbang proyeksi penduduk hasil Supas 2015.

2. Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja


Tabel 1
Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Utama,
Agustus 2018 - Agustus 2020

Status Keadaan Perubahan 1 Tahun


Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020
Ketenagakerjaan (Agustus 2019-Agustus 2020)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
juta orang juta orang juta orang ribu orang persen

Penduduk Usia Kerja 31,16 31,42 31,66 241,32 0,77


Angkatan Kerja 21,68 21,87 22,26 396,37 1,81
Bekerja 20,83 21,03 20,96 -69,65 -0,33
Penganggur 0,85 0,84 1,30 466,02 55,80
Bukan Angkatan Kerja 9,49 9,55 9,39 -155,05 -1,62
persen persen persen persen poin
Tingkat Pengangguran
3,91 3,82 5,84 2,02
Terbuka (TPT)
Perkotaan 4,55 4,49 7,37 2,88
Perdesaan 3,23 3,08 4,13 1,05
Laki-laki 4,05 3,97 6,48 2,51
Perempuan 3,70 3,60 4,92 1,32
Tingkat Partisipasi
69,56 69,61 70,33 0,72
Angkatan Kerja (TPAK)
Laki-laki 84,41 84,74 84,67 -0,07
Perempuan 55,31 55,07 56,56 1,49
Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Penduduk usia kerja adalah semua orang berumur 15 tahun ke atas. Jumlah
penduduk usia kerja di Jawa Timur pada Agustus 2020 sebanyak 31,66 juta orang, naik
241,32 ribu orang dibandingkan Agustus 2019. Penduduk usia kerja cenderung mengalami

2 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


peningkatan setiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Dari total
penduduk usia kerja pada Agustus 2020 tersebut, 22,26 juta orang diantaranya merupakan
angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2020 di Jawa Timur mengalami
kenaikan 1,81 persen atau sekitar 396,37 ribu dibandingkan Agustus 2019. Komponen
pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran. Pada
Agustus 2020, sebanyak 20,96 juta orang penduduk di Jawa Timur bekerja sedangkan
sebanyak 1,30 juta orang menganggur.

Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) di Jawa Timur juga meningkat. TPAK pada Agustus 2020 tercatat sebesar 70,33
persen, meningkat 0,72 persen poin dibanding setahun yang lalu. Kenaikan TPAK
memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga
kerja. Kenaikan TPAK ini utamanya disebabkan oleh kenaikan jumlah penganggur dan
jumlah absolut penduduk bekerja yang terserap di sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan.

Berdasarkan jenis kelamin, masih terdapat perbedaan mencolok diantara TPAK laki-
laki dan TPAK perempuan. Pada Agustus 2020, TPAK laki-laki sebesar 84,67 persen,
sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 56,56 persen. Dibandingkan dengan kondisi
setahun yang lalu, TPAK Laki-laki turun sebesar 0,07 persen poin. Sebaliknya, TPAK
Perempuan justru meningkat 1,49 persen poin.

3. Karakteristik Penduduk yang Bekerja

Penduduk bekerja merupakan cerminan angkatan kerja yang terserap di pasar kerja.
Pada Agustus 2020, jumlah penduduk bekerja di Jawa Timur sebanyak 20,96 juta orang,
berkurang 69,65 ribu orang dibandingkan Agustus 2019. Lebih rinci, untuk melihat
karakteristik penduduk yang bekerja akan disajikan penduduk bekerja menurut lapangan
pekerjaan utama, status pekerjaan utama, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan jam
kerja.

3.1. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Komposisi penduduk yang bekerja pada setiap sektor lapangan pekerjaan


menunjukkan kemampuan masing-masing sektor dalam penyerapan tenaga kerja. Struktur
penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada Agustus 2020 masih didominasi oleh

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 3


tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 33,01
persen; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 18,49 persen; dan Industri Pengolahan sebesar 14,62 persen.

Dibandingkan Agustus 2019, lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan


persentase penduduk yang bekerja terutama Pertanian, Kehutanan, Perikanan (1,73 persen
poin), Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
(0,51 persen poin), serta Akomodasi dan Makan Minum (0,39 persen poin). Sebaliknya,
lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan persentase utamanya pada Industri
Pengolahan (1,23 persen poin), Konstruksi (0,47 persen poin), dan Jasa Pendidikan (0,39
persen poin).

Gambar 1
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama,
Agustus 2018 – Agustus 2020

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

3.2. Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

Dari seluruh penduduk Jawa Timur yang bekerja pada Agustus 2020, status pekerjaan
utama yang terbanyak sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 32,81 persen diikuti oleh

4 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


berusaha dibantu buruh tidak tetap/pekerja keluarga (17,88 persen), dan berusaha sendiri
(17,55 persen). Sementara itu, penduduk yang bekerja dengan status berusaha dibantu
buruh tetap/dibayar masih memiliki persentase paling kecil, yaitu sebesar 3,55 persen.
Meskipun persentase penduduk yang bekerja terbesar di Jawa Timur adalah
buruh/karyawan/pegawai, dalam setahun terakhir (Agustus 2019 – Agustus 2020), status
buruh/karyawan/pegawai justru mengalami penurunan paling tajam, yaitu sebesar 2,96
persen poin. Sebaliknya, persentase penduduk berstatus pekerja keluarga/tidak dibayar
mengalami peningkatan paling tajam sebesar 2,77 persen poin

Gambar 2
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Formal Informal,
Agustus 2018 – Agustus 2020

Status Pekerjaan Utama

Kegiatan Formal Informal

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 5


Secara sederhana, kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat
diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Penduduk yang bekerja di kegiatan formal
meliputi status berusaha dibantu buruh tetap/dibayar dan buruh/karyawan/pegawai,
sedangkan sisanya termasuk bekerja di kegiatan informal. Berdasarkan identifikasi tersebut,
pada Agustus 2020 terdapat sebanyak 7,62 juta orang (36,36 persen) bekerja pada kegiatan
formal dan sebanyak 13,34 juta orang (63,64 persen) bekerja pada kegiatan informal di
Jawa Timur. Selama setahun terakhir (Agustus 2019-Agustus 2020), penduduk yang bekerja
di kegiatan formal turun 3 persen poin seiring dengan meningkatnya persentase penduduk
bekerja di kegiatan informal di Jawa Timur. Penurunan penduduk bekerja di kegiatan formal
ini disumbang oleh penurunan penduduk berstatus buruh/karyawan/pegawai.

3.3. Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Gambar 3
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan,
Agustus 2018 – Agustus 2020

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur hingga Agustus 2020 masih didominasi oleh
penduduk bekerja berpendidikan SD ke Bawah sebanyak 9,22 juta orang (44,00 persen),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 3,89 juta orang (18,54 persen), Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebanyak 3,31 juta orang (15,80 persen), dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebanyak 2,39 juta orang (11,39 persen). Penduduk bekerja berpendidikan
tinggi (Diploma ke Atas) ada sebanyak 2,16 juta orang (10,28 persen) mencakup 0,37 juta

6 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


orang penduduk bekerja berpendidikan Diploma dan 1,79 juta penduduk bekerja lulusan S1
ke atas/universitas (Gambar 3 dan Lampiran 1).

Dalam setahun terakhir, persentase penduduk bekerja yang meningkat di Jawa Timur
adalah mereka yang berpendidikan tamat SMA sebesar 0,99 persen poin dan SMP sebesar
0,21 persen poin. Sebaliknya, persentase penduduk bekerja dengan pendidikan SD ke
bawah mengalami penurunan paling tinggi, yaitu sebesar 0,88 persen poin dibandingkan
tahun sebelumnya.

3.4. Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja

Jam kerja merupakan salah satu indikasi produktivitas tenaga kerja. Dilihat dari
komposisi penduduk bekerja di Jawa Timur menurut jam kerja, persentase tertinggi pada
Agustus 2020 adalah penduduk bekerja dengan jam kerja minimal 35 jam per minggu atau
dikenal dengan pekerja penuh waktu, yaitu sebesar 63,10 persen. Terdapat 13,23 juta orang
bekerja penuh waktu. Sebaliknya, 36,90 persen penduduk bekerja di Jawa Timur merupakan
pekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam seminggu) yang terbagi dalam kategori
setengah penganggur dan pekerja paruh waktu masing-masing 8,99 persen dan 27,91
persen.

Dibandingkan dengan Agustus 2019, persentase pekerja penuh waktu mengalami


penurunan 6,77 persen poin seiring dengan bertambahnya persentase pekerja tidak penuh.
Persentase penduduk bekerja dengan kategori setengah penganggur naik 3,76 persen poin
pada Agustus 2020, sedangkan persentase pekerja paruh waktu naik 3,01 persen poin.

Gambar 4
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja,
Agustus 2018 – Agustus 2020

24.28 24.90 27.91


5.79 5.23 8.99

69.92 69.87 63.10

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Pekerja Penuh Waktu Pekerja Setengah Penganggur Pekerja Paruh Waktu

*) Pekerja penuh waktu termasuk sementara tidak bekerja


Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 7


3.4.1 Pekerja Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin

Pekerja setengah penganggur adalah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam
seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. Pada
Agustus 2020, persentase setengah penganggur di Jawa Timur mencapai 8,99 persen atau
sebanyak 1,89 juta orang. Hal ini berarti terdapat sekitar 9 dari setiap 100 penduduk
bekerja di Jawa Timur yang masuk kategori setengah penganggur. Dilihat dari jenis kelamin,
persentase penduduk laki-laki setengah penganggur lebih tinggi dibandingkan persentase
penduduk perempuan setengah penganggur. Dari setiap 100 penduduk laki-laki bekerja,
sekitar 9-10 orang diantaranya merupakan pekerja setengah penganggur, sedangkan dari
setiap 100 penduduk perempuan bekerja, sekitar 8-9 orang diantaranya yang merupakan
pekerja setengah penganggur. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerja laki-laki cenderung
lebih menginginkan pekerjaan tambahan atau pekerjaan lain ketika jumlah jam kerja dalam
seminggunya relatif kecil. Dibandingkan Agustus 2019, persentase pekerja setengah
penganggur baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mengalami kenaikan.
Gambar 5
Persentase Pekerja Setengah Penganggur Menurut Jenis Kelamin,
Agustus 2018 – Agustus 2020

8.99

5.79
5.23
9.48
8.30
5.56 6.14
5.29 5.16

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Laki-laki Perempuan Total

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

3.4.2 Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin

Pekerja paruh waktu adalah penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu
tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain. Persentase
pekerja paruh waktu di Jawa Timur pada Agustus 2020 sebesar 27,91 persen atau sebanyak

8 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


5,85 juta orang. Lebih dari seperempat penduduk bekerja di Jawa Timur merupakan pekerja
paruh waktu. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, persentase pekerja paruh waktu
perempuan lebih tinggi dibandingkan persentase pekerja paruh waktu laki-laki. Dari setiap
100 penduduk perempuan yang bekerja, terdapat sekitar 38-39 orang diantaranya yang
merupakan pekerja paruh waktu. Sedangkan pada penduduk laki-laki yang bekerja, dari
setiap 100 penduduk laki-laki yang bekerja, terdapat sekitar 20-21 orang diantaranya masuk
kategori bekerja paruh waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa peran perempuan yang
secara umum cukup besar dalam mengurus rumah tangga, menjadikan perempuan lebih
membagi waktunya dibandingkan laki-laki. Selain itu, kecenderungan laki-laki sebagai bread
winner atau pencari nafkah utama di keluarga menjadi salah satu yang mendukung lebih
tingginya persentase pekerja paruh waktu perempuan dibandingkan laki-laki.

Gambar 6
Persentase Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin,
Agustus 2018 – Agustus 2020

27.91
24.28 24.90

35.92 35.92 38.95

17.40 20.10
16.31

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020


Laki-laki Perempuan Total

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Dibandingkan Agustus 2019, terjadi peningkatan pekerja paruh waktu sebesar 3,01
persen pada Agustus 2020. Kenaikan pesentase pekerja paruh waktu selama setahun terjadi
baik pada penduduk bekerja laki-laki maupun perempuan.

4. Karakteristik Penganggur

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. TPT Jawa

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 9


Timur pada Agustus 2020 sebesar 5,84 persen, mengalami kenaikan 2,02 persen poin
dibanding TPT Agustus 2019 sebesar 3,82 persen.

Dilihat dari daerah tempat tinggalnya, TPT di daerah perkotaan Jawa Timur lebih
tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaannya. Pada Agustus 2020, TPT perkotaan
sebesar 7,37 persen, sedangkan TPT perdesaan sebesar 4,13 persen. Dibandingkan
Agustus 2019, terjadi kenaikan TPT baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Meski
demikian, kenaikan TPT di perkotaan naik cukup tajam dibandingkan setahun lalu, yaitu
sebesar 2,88 persen poin.

Gambar 7
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Daerah Tempat Tinggal (persen),
Agustus 2018 – Agustus 2020

5.84

3.91 3.82
7.37

4.55 4.49 4.13


3.23 3.08

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Perkotaan Perdesaan Total

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, TPT laki-laki di Jawa Timur cenderung lebih


tinggi dibandingkan TPT perempuan. Pada Agustus 2020, TPT laki-laki sebesar 6,48 persen,
jauh lebih tinggi dibandingkan TPT perempuan sebesar 4,92 persen. TPT laki-laki dan TPT
perempuan pada Agustus 2020 sama-sama mengalami kenaikan dibandingkan Agustus
2019. Dibandingkan setahun sebelumnya, TPT laki-laki mengalami kenaikan 2,51 persen
poin, sedangkan TPT perempuan naik 1,32 persen poin. Peran laki-laki cenderung sebagai
kepala keluarga atau pencari nafkah utama menjadi salah satu penyebab tingginya TPT
laki-laki dibandingkan perempuan.

10 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


Gambar 8
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Jenis Kelamin (persen),
Agustus 2018 – Agustus 2020

5.84

3.91 3.82

6.48
4.92
4.05 3.70 3.97 3.60

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Laki-laki Perempuan Total

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Gambar 9
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan (persen), Agustus 2018 – Agustus 2020

11.89

9.34
8.56 8.39
6.88 6.56
5.66 6.13 6.08
4.98 5.27 4.81
4.02 3.65
3.31
2.78
1.51
1.65

SD ke Bawah Sekolah Sekolah Sekolah Diploma I/II/III Universitas


Menengah Menengah Atas Menengah
Pertama Kejuruan
Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan pada Agustus 2020, TPT untuk
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi diantara tingkat pendidikan yang
lain, yaitu sebesar 11,89 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah
Menengah Atas (SMA) sebesar 9,34 persen. Dengan kata lain, permasalahan titik temu
antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jawa Timur dengan tenaga kerja yang
diminta di pasar kerja masih terjadi. Sebaliknya, TPT terendah terdapat pada pendidikan
SD ke bawah sebesar 2,78 persen. Penduduk dengan pendidikan rendah cenderung lebih

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 11


mudah menerima tawaran pekerjaan apa saja tanpa banyak mengajukan persyaratan
karena keterbatasan pendidikan/ijazah yang dimiliki. Dibandingkan Agustus 2019, terjadi
kenaikan TPT di semua tingkat pendidikan. Kenaikan TPT tertinggi dalam setahun terakhir
terjadi pada lulusan SMK yaitu 3,50 persen poin, lulusan Diploma naik sebesar 2,91 persen
poin, dan lulusan SMA naik sebesar 2,46 persen poin.

5. Pandemi Covid-19 dan Ketenagakerjaan di Jawa Timur

Adanya pandemi covid-19 di Indonesia termasuk Jawa Timur berdampak bukan


hanya pada masalah kesehatan, melainkan banyak aspek kehidupan lainnya. Salah satunya
dalam hal ini berdampak pada aktivitas perekonomian penduduk yang di dalamnya meliputi
aktivitas dan dinamika ketenagakerjaan. Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada
penambahan penduduk penganggur, melainkan juga pada dinamika aktivitas
ketenagakerjaan penduduk usia kerja secara umum di Jawa Timur.

Dampak pandemi covid-19 pada penduduk usia kerja dapat dikelompokkan menjadi
empat (4) komponen, yaitu Penganggur dan Bukan Angkatan Kerja (BAK) yang pernah
berhenti bekerja pada periode Februari – Agustus 2020 bagi mereka yang saat ini tidak
bekerja serta Penduduk yang berstatus sementara tidak bekerja dan Penduduk bekerja
yang mengalami pengurangan jam kerja bagi mereka yang saat ini masih bekerja.

Tabel 2
Dampak Covid-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin dan Daerah
Tempat Tinggal, Agustus 2020

Jenis Kelamin Daerah Tempat Tinggal


Komponen Total
Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

a. Pengangguran karena Covid 19 (ribu orang) 205,34 113,27 231,61 87,00 318,61
b. Bukan Angkatan Kerja karena Covid-19 (ribu orang) 28,91 83,52 73,69 38,73 112,43
c. Sementara Tidak Bekerja karena Covid-19 (ribu orang) 149,91 102,66 169,36 83,21 252,57
d. Pengurangan Jam Kerja karena Covid-19 (ribu orang) 2 126,85 1 418,42 2 340,29 1 204,97 3 545,26
Total a-d (ribu orang) 2 511,01 1 717,86 2 814,96 1 413,91 4 228,87
Penduduk Usia Kerja/PUK (juta orang) 15,51 16,15 17,19 14,47 31,66
Persentase terhadap PUK (persen) 16,19 10,64 16,38 9,77 13,36

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015
Penjelasan:
1. Pengangguran karena covid-19 adalah pengangguran yang pernah berhenti bekerja karena covid-19 selama bulan Februari-Agustus 2020
2. Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena covid-19 adalah penduduk usia kerja yang termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja dan pernah berhenti
bekerja karena covid-19 selama bulan Februari-Agustus 2020
3. Sementara tidak bekerja karena covid-19 adalah penduduk namun karena covid-19 menjadi sementara tidak bekerja.

12 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


Pada Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa dari 31,66 juta penduduk usia kerja di Jawa
Timur, 4,23 juta atau 13,36 persen diantaranya terdampak covid-19. Proporsi penduduk
laki-laki yang terdampak pandemi covid-19 lebih besar dibandingkan penduduk perempuan.
Penduduk usia kerja laki-laki yang terdampak sebesar 16,19 persen, sedangkan penduduk
usia kerja perempuan yang terdampak sebesar 10,64 persen. Berdasarkan daerah tempat
tinggal, penduduk usia kerja perkotaan lebih terdampak pandemi covid-19 dibandingkan
penduduk usia kerja di perdesaan. Penduduk usia kerja yang terdampak covid-19 di daerah
perkotaan 1,68 kali lipat dibandingkan penduduk usia kerja di perdesaan. Persentase
penduduk usia kerja yang terdampak covid-19 di perkotaan sebesar 16,38 persen,
sedangkan di perdesaan sebesar 9,77 persen.

Gambar 10
Penduduk Usia Kerja yang Terdampak Covid-19 Menurut Kelompok Umur,
Agustus 2020

498 ribu orang


379 ribu orang

3 353 ribu orang

Muda (15-24 tahun) Dewasa (25-59 tahun) Lansia (60 tahun +)

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil Proyeksi Supas 2015

Jika dilihat berdasarkan kelompok umur penduduk usia kerja di Jawa Timur,
terdapat 3,35 juta orang atau sekitar 79,28 persen dari penduduk usia kerja terdampak
covid-19 adalah kelompok usia dewasa, dalam hal ini berumur 25-59 tahun. Pada PUK
kategori muda (umur 15-24 tahun), covid-19 berdampak pada sekitar 498 ribu orang. Pada
PUK lansia (umur 60 tahun ke atas), covid-19 berdampak pada sekitar 379 ribu orang.

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 13


Lampiran 1
Karakteristik Penduduk Bekerja, Agustus 2018 – Agustus 2020
Perubahan 1 Tahun
Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020
Karakteristik Penduduk (Agustus 2019 –
Bekerja Agustus 2020)
juta juta juta ribu persen
persen (%) persen (%) persen (%)
orang orang orang orang poin
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
SD ke Bawah 9,62 46,16 9,44 44,88 9,22 44,00 -214,63 -0,88
Sekolah Menengah Pertama 3,81 18,30 3,86 18,33 3,89 18,54 30,19 0,21
Sekolah Menengah Atas 3,11 14,95 3,11 14,81 3,31 15,80 197,03 0,99
Sekolah Menengah Kejuruan 2,24 10,74 2,41 11,44 2,39 11,39 -19,34 -0,05
Diploma I/II/III 0,34 1,62 0,38 1,81 0,37 1,75 -15,21 -0,06
Universitas 1,72 8,24 1,84 8,73 1,79 8,53 -47,70 -0,20
Jumlah 20,83 100,00 21,03 100,00 20,96 100,00 -69,65
Lapangan Pekerjaan Utama
A. Pertanian, Kehutanan,
Perikanan 6,76 32,45 6,58 31,28 6,92 33,01 341,23 1,73
B. Pertambangan dan
Penggalian 0,18 0,86 0,13 0,63 0,13 0,63 -0,18 0,00
C. Industri Pengolahan 3,31 15,89 3,33 15,85 3,07 14,62 -268,49 -1,23
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,26 0,04 0,21 0,03 0,16 -11,36 -0,05
E. Pengadaan Air 0,08 0,37 0,07 0,33 0,07 0,34 2,14 0,01
F. Konstruksi 1,48 7,09 1,51 7,19 1,41 6,72 -104,52 -0,47
G. Perdagangan Besar dan
Eceran 3,77 18,07 3,78 17,98 3,88 18,49 94,34 0,51
H. Transportasi dan
Pergudangan 0,61 2,95 0,66 3,14 0,70 3,34 39,17 0,20
I. Akomodasi dan Makan Minum 1,30 6,23 1,43 6,80 1,51 7,19 77,32 0,39
J. Informasi dan Komunikasi 0,11 0,55 0,10 0,49 0,13 0,60 22,95 0,11
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0,24 1,17 0,27 1,26 0,23 1,11 -32,47 -0,15
L. Real Estate 0,04 0,18 0,05 0,23 0,04 0,17 -11,99 -0,06
M,N. Jasa Perusahaan 0,22 1,05 0,27 1,29 0,23 1,12 -36,90 -0,17
O. Administrasi Pemerintahan 0,48 2,31 0,48 2,30 0,46 2,19 -24,92 -0,11
P. Jasa Pendidikan 0,93 4,44 0,97 4,61 0,88 4,22 -85,64 -0,39
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 0,23 1,12 0,28 1,34 0,26 1,22 -27,73 -0,12
R,S,T,U. Jasa Lainnya 1,05 5,02 1,07 5,09 1,03 4,90 -42,58 -0,19
Jumlah 20,83 100,00 21,03 100,00 20,96 100,00 -69,65
Status Pekerjaan Utama
Berusaha Sendiri 3,41 16,37 3,74 17,80 3,68 17,55 -65,92 -0,25
Berusaha Dibantu Buruh Tidak
Tetap/Pekerja Keluarga 3,85 18,47 3,62 17,23 3,75 17,88 125,21 0,65
Berusaha Dibantu Buruh Tetap 0,72 3,47 0,76 3,59 0,74 3,55 -11,06 -0,04
Buruh/Karyawan/Pegawai 7,22 34,65 7,52 35,77 6,88 32,81 -646,04 -2,96
Pekerja Bebas di Pertanian 1,29 6,19 1,32 6,28 1,31 6,27 -5,36 -0,01
Pekerja Bebas di Nonpertanian 1,35 6,46 1,28 6,08 1,24 5,92 -37,41 -0,16
Pekerja Keluarga/Tak Dibayar 3,00 14,39 2,79 13,25 3,36 16,02 570,93 2,77
Jumlah 20,83 100,00 21,03 100,00 20,96 100,00 -69,65
Status Pekerjaan Formal/Informal
Formal 7,94 38,12 8,28 39,36 7,62 36,36 -657,10 -3,00
Informal 12,89 61,88 12,75 60,64 13,34 63,64 587,46 3,00
Jumlah 20,83 100,00 21,03 100,00 20,96 100,00 -69,65
Jumlah Jam Kerja Per Minggu
1-7 Jam 0,52 2,49 0,47 2,22 0,63 2,99 160,95 0,77
8-14 Jam 1,26 6,06 1,23 5,87 1,61 7,67 373,54 1,80
15-24 Jam 2,16 10,35 2,21 10,51 2,68 12,81 474,34 2,30
25-34 Jam 2,33 11,18 2,43 11,53 2,82 13,43 389,58 1,90
≥ 35 Jam *) 14,57 69,92 14,70 69,87 13,23 63,10 -1468,06 -6,77
Jumlah 20,83 100,00 21,03 100,00 20,96 100,00 -69,65
Pekerja Penuh/Tidak Penuh
Pekerja Penuh (≥ 35 Jam *)) 14,57 69,92 14,70 69,87 13,23 63,10 -1 468,06 -6,77
Pekerja Tidak Penuh (1-34 Jam) 6,27 30,08 6,34 30,13 7,74 36,90 1 398,41 6,77
-Setengah Penganggur 1,21 5,79 1,10 5,23 1,89 8,99 784,62 3,76
- Pekerja Paruh Waktu 5,06 24,28 5,24 24,90 5,85 27,91 613,79 3,01
Jumlah 20,83 100,00 21,03 100,00 20,96 100,00 -69,65
Keterangan: *) termasuk sementara tidak bekerja
Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2018 – Agustus 2020, penghitungan dengan menggunakan penimbang hasil
Proyeksi Supas 2015

14 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


Lampiran 2
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota, Agustus 2018 – Agustus 2020
Perubahan Perubahan
Kabupaten/Kota Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020
Ags 2018-2019 Ags 2019-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


01. Pacitan 1,39 0,91 2,28 -0,48 1,37
02. Ponorogo 3,77 3,50 4,45 -0,27 0,95
03. Trenggalek 4,12 3,36 4,11 -0,76 0,75
04. Tulungagung 2,53 3,29 4,61 0,76 1,32
05. Blitar 3,38 3,05 3,82 -0,33 0,77
06. Kediri 4,15 3,58 5,24 -0,57 1,66
07. Malang 3,15 3,70 5,49 0,55 1,79
08. Lumajang 2,46 2,73 3,36 0,27 0,63
09. Jember 4,01 3,69 5,12 -0,32 1,43
10. Banyuwangi 3,59 3,95 5,34 0,36 1,39
11. Bondowoso 3,84 2,86 4,13 -0,98 1,27
12. Situbondo 1,85 2,77 3,85 0,92 1,08
13. Probolinggo 4,00 3,77 4,86 -0,23 1,09
14. Pasuruan 5,94 5,22 6,24 -0,72 1,02
15. Sidoarjo 4,62 4,62 10,97 0,00 6,35
16. Mojokerto 4,21 3,61 5,75 -0,60 2,14
17. Jombang 4,56 4,28 7,48 -0,28 3,20
18. Nganjuk 2,60 3,16 4,80 0,56 1,64
19. Madiun 3,71 3,52 4,80 -0,19 1,28
20. Magetan 3,82 2,98 3,74 -0,84 0,76
21. Ngawi 3,75 3,60 5,44 -0,15 1,84
22. Bojonegoro 4,11 3,56 4,92 -0,55 1,36
23. Tuban 2,76 2,70 4,81 -0,06 2,11
24. Lamongan 3,10 3,89 5,13 0,79 1,24
25. Gresik 5,71 5,40 8,21 -0,31 2,81
26. Bangkalan 5,09 5,62 8,77 0,53 3,15
27. Sampang 2,38 2,71 3,35 0,33 0,64
28. Pamekasan 2,88 2,26 3,49 -0,62 1,23
29. Sumenep 1,75 2,08 2,84 0,33 0,76
71. Kota Kediri 3,56 4,15 6,21 0,59 2,06
72. Kota Blitar 3,98 4,54 6,68 0,56 2,14
73. Kota Malang 6,65 5,88 9,61 -0,77 3,73
74. Kota Probolinggo 3,56 4,25 6,70 0,69 2,45
75. Kota Pasuruan 4,50 4,89 6,33 0,39 1,44
76. Kota Mojokerto 2,44 2,63 6,74 0,19 4,11
77. Kota Madiun 3,80 3,96 8,32 0,16 4,36
78. Kota Surabaya 6,01 5,76 9,79 -0,25 4,03
79. Kota Batu 3,07 2,42 5,93 -0,65 3,51
Provinsi Jawa Timur 3,91 3,82 5,84 -0,09 2,02
Sumber: Diolah dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2018 – Agustus 2020, penghitungan dengan menggunakan penimbang
hasil Proyeksi Supas 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 15


Lampiran 3
Penjelasan Teknis

1. Konsep dan definisi yang digunakan dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mengacu
pada the Labor Force Concept yang disarankan oleh International Labor Organizatons (ILO).
2. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas.
3. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan tapi sementara
tidak bekerja, atau pengangguran.
4. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatan utamanya sekolah, mengurus
rumah tangga, atau melakukan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.
5. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam
seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak
terputus. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam
suatu usaha/kegiatan ekonomi.
6. Penganggur adalah penduduk yang tidak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, tidak punya
pekerjaan dan mempersiapkan usaha, tidak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja.
7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase jumlah angkatan kerja terhadap
jumlah penduduk usia kerja.
8. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah penganggur terbuka terhadap
jumlah angkatan kerja.
9. Penduduk yang bekerja pada sektor informal adalah penduduk bekerja yang berstatus berusaha
sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja
keluarga. Sementara itu, penduduk yang bekerja pada sektor formal adalah penduduk berstatus
berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/ pegawai.
10. Pekerja penuh adalah penduduk yang bekerja dengan jam kerja 35 jam atau lebih dalam
seminggu, termasuk mereka yang sementara tidak bekerja. Sebaliknya, pekerja tidak penuh
adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu, terdiri dari:
 Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih
mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah
pengangguran terpaksa).
 Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak
mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah
pengangguran sukarela).

16 Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020


Diterbitkan oleh:

BPS Provinsi Jawa Timur


Jl. Kendangsari Industri No.43-44 Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh
Surabaya 60292 Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan
Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan,
Asim Saputra, S.ST., M.Ec.Dev mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
Kepala Bidang Statistik Sosial menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini
Telepon: 031-8439343 untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari
E-mail: bps3500@bps.go.id Badan Pusat Statistik.
Website: jatim.bps.go.id

Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur, Agustus 2020 17

Anda mungkin juga menyukai