Struktur ketenagakerjaan di Provinsi DKI Jakarta selama periode Agustus 2018-Agustus 2019
digambarkan pada Tabel 1. Selama periode tersebut, jumlah angkatan kerja naik sebesar 2,31
persen (116,26 ribu orang) sementara jumlah bukan angkatan kerja turun sebesar 1,47 persen
(41,84 ribu orang). Kenaikan jumlah angkatan kerja ini terutama disebabkan naiknya jumlah
penduduk bekerja. Penduduk bekerja laki-laki mengalami kenaikan sebanyak 121,64 ribu orang.
Sementara itu, penduduk bekerja perempuan berkurang sebanyak 11,44 ribu orang.
Selama Agustus 2018-Agustus 2019, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami
peningkatan sebesar 0,86 persen poin. Peningkatan TPAK tersebut disebabkan oleh peningkatan
TPAK laki-laki sebesar 2,22 persen poin dan penurunan TPAK perempuan sebesar 0,45 persen poin.
Tabel 1.
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama,
2018–2019
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Selama
Agustus 2018-Agustus 2019, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami sedikit penurunan
Gambar 1. Gambar 2.
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
(TPAK) menurut Jenis Kelamin, 2018–2019 (%) menurut Jenis Kelamin, Agustus 2018–2019
6,65
79,57 81,79
6,24
63,95 64,81 6,20 6,22 6,26
48,47
48,02
5,58
Selama Agustus 2018-Agustus 2019, TPT pada sebagian besar kategori pendidikan
mengalami penurunan kecuali pada pekerja berpendidikan SD ke bawah dan diploma I/II/III.
Penurunan TPT yang tertinggi terjadi pada pengangguran berpendidikan SMA umum
(SMA/MA/SMU/SLTA) yaitu sebesar 0,65 persen poin. TPT tertinggi menurut kategori pendidikan
tertinggi yang ditamatkan masih diduduki oleh lulusan sekolah menengah atas kejuruan
(SMK/MAK/SMEA/STM/kejuruan lainnya). Meski demikian, TPT pada lulusan SMA kejuruan
menunjukkan trend menurun sejak Agustus 2016 hingga Agustus 2019 (12,13% menjadi 9,56%). Jika
dibandingkan Agustus 2018, jumlah pekerja berpendidikan SMA kejuruan pada Agustus 2019 turun
sekitar 838,30 ribu orang sedangkan penganggur berpendidikan SMA kejuruan berkurang sekitar
69,62 orang, sehingga TPT mengalami penurunan.
TPT terendah terdapat pada pengangguran berpendidikan SD ke bawah. Hal ini sangat wajar
terjadi karena mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja
sehingga TPT relatif rendah.
9,65
9,56
8,09
7,44
5,39
5,01
4,81 4,81
4,80 4,30
3,22
2,75
Selama periode Agustus 2018-Agustus 2019, komposisi penduduk DKI Jakarta yang bekerja
menurut status pada pekerjaan utama tidak mengalami perubahan. Penduduk DKI Jakarta paling
banyak bekerja sebagai buruh/karyawan yaitu sebanyak 3,13 juta orang pada Agustus 2019,
sedangkan yang paling sedikit adalah sebagai pekerja bebas pertanian yaitu hanya sekitar 338 orang.
Jumlah penduduk DKI Jakarta yang berstatus buruh/karyawan mengalami peningkatan sebanyak
24,09 ribu orang, sedangkan yang berstatus berusaha sendiri meningkat lebih tinggi sebanyak
113,80 ribu orang. Meskipun secara total buruh/karyawan mengalami peningkatan, namun jumlah
buruh/karyawan perempuan mengalami penurunan sebanyak 12,72 ribu orang, sedangkan
buruh/karyawan laki-laki meningkat 36,80 ribu orang.
Berusaha sendiri
19,69 21,60
Gambar 6.
Jumlah dan Persentase Penduduk Bekerja
menurut Kegiatan Formal/Informal, 2018–2019
1.426,68 1.526,04
(30,18%) (31,55%)
3.300,10 3.310,94
(69,82%) (68,45%)
Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi
berdasarkan status pekerjaan. Pekerja formal mencakup status berusaha dengan dibantu buruh
tetap dan buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal. Setidaknya sejak Agustus 2010,
sebagian besar penduduk bekerja DKI Jakarta merupakan pekerja formal (sekitar tiga perempat dari
total pekerja). Namun dalam tiga tahun terakhir (Agustus 2017-Agustus 2019), proporsi pekerja
Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2019 masih didominasi oleh pekerja yang
berpendidikan menengah (SMA sederajat), yaitu sebanyak 2,24 juta orang. Pekerja berpendidikan
rendah (SMP ke bawah) sebanyak 1,56 juta orang sedangkan pekerja berpendidikan tinggi (Diploma
I ke atas) ada sebanyak 1,04 juta orang terdiri dari 237,48 ribu orang berpendidikan Diploma I/II/III dan
798,42 ribu orang berpendidikan S1 ke atas.
Gambar 7.
Persentase Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan, 2018–2019
46,33
42,29
32,13 32,25
25,58
21,42
Secara umum, komposisi jumlah pekerja menurut jumlah jam kerja per minggu pada
keadaan Agustus 2018 dan Agustus 2019 tidak mengalami perubahan berarti (Tabel 2). Pekerja yang
bekerja kurang dari 8 jam per minggu meningkat sebanyak 11,19 ribu orang (meningkat 22,44%).
Begitu pula pekerja yang bekerja 35 jam atau lebih per minggu (fulltime worker) meningkat
sebanyak 159,52 ribu orang (meningkat 3,87%). Jika dilihat menurut jenis kelamin, terlihat pekerja
perempuan yang bekerja di bawah jam kerja normal (1-34 jam selama seminggu) lebih tinggi
dibandingkan pekerja laki-laki. Pada Agustus 2019, pekerja perempuan yang bekerja dibawah jam
kerja normal sebanyak 316,87 ribu orang sedangkan pekerja laki-laki sebesar 240,79 ribu orang.
Tabel 2.
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
menurut Jumlah Jam Kerja Seminggu, 2018–2019
Pada Agustus 2019, TPT tertinggi terdapat di Kota Jakarta Pusat. Selama setahun terakhir,
wilayah yang mengalami penurunan TPT adalah Kota Jakarta Timur dan Jakarta Utara. TPT Kota
Pada Agustus 2019, TPAK tertinggi terdapat di Kota Jakarta Utara, melebihi TPAK DKI Jakarta.
Selama Agustus 2018-Agustus 2019, terdapat dua wilayah yang TPAK-nya turun yaitu Kabupaten
Kepulauan Seribu turun sebesar 2,60 persen poin dan Kota Jakarta Selatan turun sebesar 2,13
persen poin. Sedangkan Kota Jakarta Timur mengalami peningkatan TPAK tertinggi sebesar 3,10
persen poin.
Tabel 3.
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Jenis Kegiatan Utama
dan Kabupaten/Kota, Agustus 2019
Penduduk Angkatan
Bekerja Pengangguran TPAK TPT
Usia 15 Kerja
Kabupaten/Kota (ribu orang) (ribu orang) (%) (%)
Tahun Ke Atas (ribu orang)
(ribu orang)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun baik yang termasuk angkatan kerja (AK) maupun bukan
angkatan kerja (BAK).
2. Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau sementara tidak bekerja dan pengangguran.
3. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus
rumah tangga atau lainnya, serta tidak melakukan suatu kegiatan yang dapat dimasukkan ke dlaam kategori bekerja,
sementara tidak bekerja, atau mencari pekerjaan.
4. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan
atau keuntungan paling sedikit selama satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Termasuk ke dalam konsep
bekerja adalah orang yang sementara tidak bekerja yaitu mereka yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama
seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, atau menunggu panen.
5. Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu
usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai
bekerja atau sudah mempunyai usaha tapi belum memulainya.
6. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja.
8. Pekerja Formal adalah pekerja yang status pekerjaannya adalah berusaha dengan dibantu buruh tetap dan
buruh/karyawan.
9. Pekerja informal adalah pekerja yang status pekerjaannya adalah berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak
tetap/tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja tidak dibayar.