Lokasi 2
Lokasi 2
TESIS
oleh:
Reni Roso Antikasari
NIM. P601212439
xiv
xv
TESIS
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Terapan Pertanian (M.Tr.P) di
Program Studi Agribisnis Program Magister Terapan
Jurusan Manajemen Agribisnis
PERSEMBAHAN
Suami saya
Irwan Anwar, S.T yang selalu memberikan dukungan berupa
kasih sayang, tenaga, waktu pikiran dan finansial serta doa demi
terselesaikannya tesis ini.
MOTTO
Love is the best thing what I ever know and love can change everything
“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is
no to stop questioning”
(Albert Einstein)
“It’s not that I’m so smart, it’s just that I stay with problems longer”
(Albert Einstein)
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-
orang yang beriman.”
(Q.S. Al-Imran: 139)
xix
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis status dan kondisi keberlanjutan
pengembangan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur ditinjau dari aspek
ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan teknologi dan menganalisis faktor
dominan serta atribut sensitif dalam keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten
Cianjur. Penelitian ini dilakukan di delapan kecamatan yang ada di Cianjur.
Analisis data menggunakan MDS-RapPoultry, R Statistik dan Uji Sensitivitas.
Hasil analisis pada tiap dimensi keberlanjutan menunjukkan bahwa usaha ayam
KUB memiliki nilai keberlanjutan sebesar 67,26 pada dimensi ekologi, 57,97
pada dimensi ekonomi, 60,60 pada dimensi sosial, 55,17 pada dimensi teknologi,
dan 38,91 pada dimensi kelembagaan. Atribut pengungkit dalam keberlanjutan
usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur adalah 1)Ketersediaan pakan dan air
minum, 2)Stabilitas harga ayam KUB, 3)Preferensi cita rasa daging ayam
kampung, 4)Ketersediaan bibit ayam KUB, dan 5)Kelembagaan penyuluhan.
ABSTRAK
The purpose of this study was to analyze the status and condition of the
sustainable development of KUB business in Cianjur in terms of ecological,
economic, social, institutional and technological aspects and to analyze the
development efforts required for the development of KUB business in Cianjur
Regency. This research was conducted in eight districts in Cianjur. Data analysis
using MDS-Rap Poultry, R Statistics and Sensitivity Test. The results of the
analysis on each dimension of sustainability show that the KUB chicken business
has a sustainability value of 67.26 on the ecological dimension, 57.97 on the
economic dimension, 60.60 on the social dimension, 55.17 on the technological
dimension, and 38.91 on the institutional dimension . Leverage attributes in the
sustainability of KUB chicken agribusiness in Cianjur Regency are 1) Availability
of feed and drinking water, 2) Stability of KUB chicken prices, 3) Preference for
native chicken meat taste, 4) Availability of KUB chicken seeds, and 5) Extension
institutions.
RINGKASAN
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dalam pelaksanaan dan penyusunan Tesis
dengan judul “Analisis Keberlanjutan Usaha Ayam Kampung Unggul Balitnak
(KUB) di Kabupaten Cianjur” ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
semua pihak, maka dari itu dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, penulis mempersembahkan hasil belajar ini kepada :
1. Saiful Anwar, S. Tp., MP. Selaku Direktur Politeknik Negeri Jember;
2. Taufik Hidayat, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Agribisnis
3. Dr. Ir. Sri Sundari, M.Si Selaku Koordinator Program Studi Agribisnis
Programa Magister Terapan;
4. Dr. Ir Ridwan Iskandar, MT selaku Pembimbing Utama yang selalu
memberikan nasihat dan membantu saya dalam kelulusan S2;
5. Dr. Ir. Hariadi Subagja, S.Pt, MP. IPM selaku Pembimbing Anggota yang
senatiasa membantu saya dengan nasihat dan motivasinya untuk kelulusan
S2;
6. Dr. Tanti Kustiari, S.Sos, M.Si selaku penguji utama yang memberikan
banyak motivasi dan arahan untuk menyelesaikan studi;
7. Dr. Dhanang Eka Putra, SP. M.Sc.. selaku penguji anggota yang senantiasa
memberikan arahan mengenai penelitian yang telah dilakukan;
8. Yohan Kurniawan. selaku pimpinan Jimmys Farm, terimakasih atas segala
bantuannya dan ilmu peternakan antara teori serta penerapannya;
Laporan karya tulis ilmiah ini masih kurang sempurna, mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa mendatang. Akhir
kata semoga tesis dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERNYATAAN MAHASISWA ...................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
RINGKASAN .................................................................................................... ix
PRAKATA ......................................................................................................... xi
PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................................... xiii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
Ayam kampung atau yang dikenal juga sebagai ayam buras merupakan
ayam yang berasal dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls
(Gallus gallus) dan ayam hutan hijau atau green jungle fowls (Gallus varius).
Ayam buras memiliki ciri khas yaitu bentuk tubuh ramping, kaki yang jenjang,
dan warna bulu beragam (Rasyaf, 2011). Ayam buras memiliki beberapa
keunggulan diantaranya ketahanan penyakit yang relatif tinggi, pemeliharaannya
sangat mudah, tidak memerlukan lahan yang luas, bisa di lahan sekitar rumah,
harga jualnya stabil dan relatif tinggi dibanding dengan ayam pedaging lainnya,
tidak mudah stress, serta memiliki ketahanan tubuh yang kuat dibanding dengan
ayam pedaging lainnya (Nuroso, 2010).
Pada tahun 2017 Cianjur dijadikan sebagai salah satu sentra usaha ayam
Kampung Unggul Balitnak (KUB). Ayam KUB adalah bibit ayam kampung
unggul yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian di Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Ciawi Bogor melalui program pemuliaan dan seleksi.
Ayam KUB sudah dilepas sebagai ayam unggulan Balitnak sejak tahun 2009 dan
merupakan hasil seleksi galur betina (female line) selama 6 generasi dengan
keunggulan produksi telur tinggi (henday 45 sampai 50%), puncak produksi 65%,
produksi telur 160 sampai 180 butir/tahun, konsumsi pakan 80 sampai 85 gram,
sifat mengeram 10% dari total populasi, umur pertama bertelur 22 sampai 24
minggu, bobot telur 35 sampai 45 gram, dan konversi pakan 3,8. (Sartika et al.,
2009). Sejalan dengan penelitian Ulfa dan Zulham (2017) yang menyatakan ayam
KUB memiliki laju pertumbuhan yang baik dan pada umur 12 minggu laju
pertumbuhan terus meningkat. Ayam KUB yang bermula dikembangkan BPTP
Ciawi Bogor, pada saat ini telah tersebar di beberapa daerah di Indonesia
diantaranya Provinsi Jawa Barat, NTB, Provinsi Banten, dan Provinsi Jawa
Timur. Sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan ayam KUB dan
menunjang program pemerintah untuk memperbaiki peternakan rakyat maka di
setiap provinsi dilakukan pemilihan daerah sentra pengembangan. Khusus untuk
Jawa Barat, Cianjur merupakan salah satu kabupaten yang dijadikan sentra
pengembangan.
3
KUB memilih beralih ke ternak ayam potong dan ayam kampung biasa. Saat ini
jumlah peternak ayam KUB di Kabupaten Cianjur sebanyak 8 orang (Dinas
Peternakan Kabupaten Cianjur). Permasalahan-permasalahan tersebut diatas jika
tidak segera diatasi akan menjadi ancaman bagi aspek-aspek keberlanjutan
pengembangan Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) di Kabupaten Cianjur.
Dinas peternakan Kabupaten Cianjur telah mengadakan sosialisasi dan
penyuluhan terkait teknis pemeliharaan ayam KUB. Namun upaya tersebut belum
menyentuh aspek-aspek keberlanjutan secara menyeluruh, oleh karena itu
diperlukan pendekatan keberlanjutan yang mencakup aspek lingkungan, ekonomi,
sosial, teknologi dan kelembagaan. Berdasarkan uraian diatas maka akan
dilakukan penelitian tentang Analisis Keberlanjutan Usaha Ayam KUB.
1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diraikan diatas, maka tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menganalisis status dan kondisi keberlanjutan pengembangan usaha ayam
KUB di Kabupaten Cianjur ditinjau dari aspek ekologi, ekonomi, sosial,
kelembagaan dan teknologi
2. Menganalisis faktor dominan atau atribut pengungkit dalam keberlanjutan
usaha ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) di Kabupaten Cianjur
5
6
7
berkelanjutan. Atribut faktor ekonomi yang paling berpengaruh yaitu usaha budi
daya rumput laut dapat membuka lapangan pekerjaan dengan nilai perubahan root
means square 8.68. Selanjutnya nilai indeks keberlanjutan usaha budi daya
rumput laut pada faktor kelembagaan yaitu 74,38 nilai tersebut masuk kategori
cukup berkelanjutan. Atribut faktor kelembagaan yang paling berpengaruh yaitu
unit pelayan teknis kebun bibit rumput laut dengan nilai perubahan root means
square 4.27. Sedangkan nilai indeks keberlanjutan faktor teknologi pada usaha
budi daya rumput laut yaitu 60,50 nilai ini masuk kategori cukup berkelanjutan.
Atribut faktor teknologi yang paling berpengaruh yaitu keberadaan industri
rumput laut dengan nilai perubahan root means square 3.00. Penelitian ini
menunjukkan bahwa keberlanjutan usaha budi daya rumput laut di Sumba Timur
masih sangat berpotensi untuk dikembangkan melalui perencanaan serta
pengelolaan terpadu antara pemerintah, sektor industri dan pembudi daya rumput
laut dengan mempertimbangkan atribut-atribut yang paling berpengaruh dari
faktor ekonomi, kelembagaan dan teknologi.
Subhan Muhamad (2020) mengkaji tentang Analisis Keberlanjutan
Usahatani Buah Naga Berbasis Komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis : 1) Keberlanjutan ekologi usahatani buah naga; 2) Keberlanjutan
sosial usahatani buah naga; 3) Keberlanjutan ekonomi usahatani buah naga.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan
mengambil suatu kasus pada Kelompok Tani Mitra Usaha Naga di Desa
Majingklak Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Penarikan responden dalam
penelitian ini menggunakan sensus terhadap 24 petani buah naga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : (1) Nilai untuk dimensi ekologi sebesar 75,51, yaitu berada
pada kondisi atau kategori baik (sangat berkelanjutan); (2) Nilai untuk dimensi
sosial sebesar 65,31, yaitu berada pada kondisi atau kategori cukup berkelanjutan;
(3) Nilai untuk dimensi ekonomi sebesar 67,19, yaitu berada pada kondisi atau
kategori cukup berkelanjutan.
Susilawati et al. (2020) mengjkaji tentang Analisis Ekonomi Dan
Kelembagaan Usaha Ternak Ayam Kampung (Kub) di Kecamatan Jambi Selatan
Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalsis kelayakan
10
finansial usahaternak ayam kampung KUB di salah satu peternak ayam KUB
Kecamatan Jambi Selatan, dan keragaan kelembagaannya. Hasil pengkajian ini
menunjukkan bahwa nilai R/C ratio dari usahatani ternak ayam KUB adalah 1.17
yang berarti usahatani ternak ayam kampung KUB ini layak untuk dilaksanakan.
Ananda Pinta et al. (2021), mengkaji tentang Analisis Keberlanjutan
Pembibitan Sapi Potong di Bptu-Hpt Padang Mengatas. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis keberlanjutan bibit sapi pesisir pada BPTU-HPT Padang
Mengatas karena sapi pesisir berperan penting sebagai pemasok daging di
Sumatera Barat yang populasinya mengalami penurunan sehingga perlu dilihat
bagaimana keberlanjutan dari sapi pesisir agar pasokan daging di Sumatera Barat
tersedia secara berkesinambungan dengan plasma nutfah sapi lokal yang dimiliki.
Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan tatus keberlanjutan
pembibitan sapi pesisir pada BPTU-HPT Padang Mengatas secara multidimensi
adalah cukup berkelanjutan, karena nilai indeksnya berada di selang 50,01 sampai
75,00 dengan nilai 72,89 pada dimensi ekonomi 67,96 pada dimensi ekologi 67,78
pada dimensi sosial, dan 56,04 pada dimensi teknologi.
Rasihen, Yogi (2021) mengkaji tentang Analisis Keberlanjutan Usahatani
Perkebunan Kelapa Rakyat Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis status keberlanjutan usahatani perkebunan kelapa rakyat di
Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau dan menganalisis faktor dominan atau
sensitif dalam keberlanjutan usahatani perkebunan kelapa rakyat di Kabupaten
Indragiri Hilir. Aspek yang dikaji dalam riset ini yaitu dimensi ekonomi,
lingkungan, dan sosial budaya dengan mengunakan analisis MDS multidimensi.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari 45 responden di tiap-
tiap kecamatan, yang dilakukan pada empat wilayah Kabupaten Indragiri Hilir,
yaitu Kecamatan Enok, Keritang, Mandah, dan Kecamatan Pulau Burung. Data
primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden petani dan
beberapa ahli yang konsentrasi pada perkelapaan yang dipilih secara purposive,
data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan
Perkebunan, dan literalur lain yang mendukung penelitian ini. Hasil teknik
ordinasi Rap-Coconut pada metode MDS membuktikan nilai indeks keberlanjutan
11
utuk melakukan kajian terhadap indeks status keberlanjutan usaha peternakan sapi
perah di Kabupaten Mojokerto pada masing-masing dimensi. Melakukan
identifikasi dan kajian faktor-faktor yang sensitif mempunyai pengaruh pada
keberlanjutan usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Mojokerto. Hasil
penelitian menunjukkan indeks status keberlanjutan dari Usaha peternakan sapi
perah di Kabupaten Mojokerto secara multidimensi pada level kurang
berkelanjutan sebesar 49,53%. Nilai Indeks keberlanjutan pada dimensi sosial
(46,12%), dimensi ekologi (42.54%), dimensi ekonomi (52,36%), dimensi
teknologi (57,74%) dan dimensi kelembagaan (48,88%).
Fitriani, Desma (2023), mengkaji tentang Status Keberlanjutan Ekowisata
Mangrove Tanjung Beo Wanawisata, Desa Merak Belantung, Kalianda, Lampung
Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status keberlanjutan
ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dari lima dimensi keberlanjutan
(ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan
kelembagaan) dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks
keberlanjutan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status
keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dalam kategori tidak
berkelanjutan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 22,29 pada skala berkelanjutan
0-25,00. Dimensi ekologi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan
nilai 50,11, dimensi ekonomi tidak berkelanjutan dengan nilai 13,34, dimensi
sosial tidak berkelanjutan dengan nilai 15,49, dimensi teknologi dan infrastruktur
tidak berkelanjutan dengan nilai 18,45, dan dimensi hukum dan kelembagaan
tidak berkelanjutan dengan nilai 14,07. Atribut yang mempengaruhi nilai indeks
keberlanjutan ditinjau dari dimensi ekologi yaitu kerapatan mangrove, dimensi
ekonomi yaitu kunjungan wisatawan, dimensi sosial yaitu kesadaran masyarakat
pentingnya mangrove, dimensi infrastruktur yaitu trek mangrove dan dimensi
hukum dan kelembagaan yaitu koordinasi antar lembaga atau stakeholder.
13
Nama
Tahun Judul Tujuan Alat analisis
Peneliti
Linda, 2018 Keberlanjutan Menganalisis status MDS-
Anggreni Usahatani Padi keberlanjutan usahatani Rapfish
Madik Sawah Di Kota padi berdasarkan lima
Denpasar (Studi dimensi keberlanjutan:
Kasus Subak Intaran ekologi, ekonomi, sosial-
Barat, Desa Sanur budaya, hukum dan
Kauh, Kecamatan kelembagaan, dan teknologi
Denpasar Selatan) dan infrastruktur, dan untuk
mengetahui atribut yang
sensitif dalam keberlanjutan
pertanian padi di Subak
Intaran Barat, Desa Sanur
Kauh dilihat dari lima
dimensi pembangunan
berkelanjutan
Suryanti 2019 Keberlanjutan Usaha Menganalisis tingkat MDS- Rap-
Reni et al. Peternakan Ayam keberlanjutan usaha UEK
Ras Pedaging pada peternakan ayam ras
Pola Kemitraan pedaging dengan pola
kemitraan, serta
menganalisis pengaruh
kapasitas terhadap
keberlanjutan usahanya.
Soejarwo, 2019 Analisis Menganalisis keberlanjutan MDS-
Permana Ari Keberlanjutan Usaha usaha budi daya rumput Rapfish
Budi Daya Rumput laut dari faktor ekonomi,
Laut Di Sumba kelembagaan dan teknologi
Timur, Nusa
Tenggara Timur
Subhan 2020 Analisis Menganalisis keberlanjutan MDS-
Muhamad Keberlanjutan usahatani buah naga di Rapfish
Usahatani Buah Desa Majingklak
Naga Berbasis Kecamatan Wanareja
Komunitas Kabupaten Cilacap
Susilawati et 2020 Analisis Ekonomi Menganalsis kelayakan R/C ratio.
al. Dan Kelembagaan finansial usahaternak ayam
Usaha Ternak Ayam kampung KUB di salah satu
Kampung (Kub) Di peternak
Kecamatan Jambi ayam KUB Kecamatan
Selatan Kabupaten Jambi Selatan, dan
Muaro Jambi keragaan kelembagaannya.
15
keunggulan ayam buras (Yusuf, 2022). Keanekaragaman genetik ayam buras juga
merupakan suatu potensi yang sangat baik dalam upaya seleksi dan rekayasa
genetik untuk menghasilkan bibit unggul (Depison, 2009). Peran penting lain
yang dimiliki ayam buras, yaitu sebagai sumber pangan bagi masyarakat. Sebagai
sumber pangan ayam buras dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ayam
pedaging dan petelur. Jenis ayam tertentu yang memiliki keunggulan bentuk
tubuh, warna bulu, karakter suara, dan temperamen dapat digunakan sebagai ayam
hias maupun ayam petarung. Jenis ayam yang dapat dimanfaatkan untuk dua
kepentingan sekaligus dapat disebut sebagai ayam dwiguna (Nataamijaya, 2003).
Preferensi masyarakat mengenai konsumsi ayam sangat beragam.
Berdasarkan penelitian yang dikemukakan oleh Ilham et al. (2018) pemilihan
tersebut didasarkan harga, tekstur daging, kandungan gizi, kebersihan, aroma, dan
warna daging tersebut. Konsumen memiliki persepsi bahwa ayam buras memiliki
daging yang lebih organik daripada yang ditinjau dari sisi pakan. Aedah et al.
(2018) yang menyatakan ayam buras memiliki faktor unggul dari sisi persepsi
masyarakat dimana daging yang dihasilkan dinilai lebih organik dibandingkan
ayam ras. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kartika et al.
(2018) ayam buras dipersepsikan sebagai daging organik sehingga harga jual yang
dipasar juga tinggi melebihi daging ayam ras. Faktanya saat ini banyak kuliner
yang menyediakan menu ayam yakni buras dan ras. Harga yang ditawarkan
warung makan berbeda jika menu yang dipesan adalah ayam kampung, khusus
menu tersebut harga leih tinggi dibandingkan ayam ras seperti broiler.
sosial dan lingkungan. Selain itu keberlanjutan usaha dipengaruhi oleh beberapa
faktor penting yaitu lingkungan, ekonomi, kelembagaan, sosial budaya dan
teknologi. Hal ini sesuai dengan teori keberlajutan usaha menurut Munasinghe
(1993) terdapat empat dimensi penting dalam keberlanjutan usaha yaitu ekologi
(lingkungan), sosial kelembagaan, ekonomi dan teknologi.
Menurut Technical Advisory Committee of the CGIAR (1988), “Pertanian
Berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha
pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumber daya alam”. Menurut Gips ( 1986 dalam Coen Reinjtjes dkk., 1999),
pertanian dapat dikatakan berkelanjutan jika telah mencakup hal-hal berikut ini :
1. Mantap secara ekologis yang berarti bahwa kualitas sumberdaya alam
dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara ke seluruhan (manusia,
hewan, tanaman dan organismetanah) ditingkatkan. Kedua hal ini akan
terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman, hewan, serta masyarakat
dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumber daya local
dipergunakan se demikian rupa sehingga kehilangan unsure hara, biomasa,
dan energi bias ditekan serendah mungkin, serta mampu mencegah
pencemaran. Kuncinya adalah pada penggunaan sumber daya yang bias
diperbarui.
2. Bisa berlanjut secara ekonomis , yang berarti bahwa petani menghasilkan
untuk pemenuhan kebutuhan dan/ atau bisa cukup pendapatan sendiri, serta
mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan
biaya yang dikeluarkan. Kebelanjutan ekonomis ini bias diukur bukan hanya
dalam hal produk usaha tan i yang langsung, namun juga dalam hal fungsi
seperti melestarikan sumber daya alam dan meminimalkan risiko.
3. Adil , yang berarti bahwa sumber daya dan kekuasaan didistribusikan
sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat
terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan lahan, modal yang
memadai, bantuan teknis, serta peluang pemasaran terjamin. Semua orang
memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam pengambilan keputusan,
20
standardisasi untuk setiap nilai skor atribut, sehingga setiap atribut memiliki bobot
seragam dan perbedaan antar skala pengukuran dapat dihilangkan.
DIMENSI EKOLOGI
DIMENSI EKONOMI
KEBERLANJUTAN
DIMENSI SOSIAL USAHA AYAM KUB
DIMENSI TEKNOLOGI
DIMENSI
KELEMBAGAAN
2.5 Alur
Mulai
25
26
4.1 Hasil
Analisis usaha ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) di Kabupaten
Cianjur dilakukan untuk mengetahui status keberlanjutan usaha ayam KUB dilihat
dari berbagai dimensi keberlanjutan dan merumuskan strategi untuk
mengembangkan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur berdasarkan analisa
status keberlanjutan yang telah dilakukan sebelumnya.
Keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur dalam penelitian ini
dilihat dari 5 dimensi, yaitu Dimensi Ekologi, Dimensi Ekonomi, Dimensi Sosial,
Dimensi Teknologi, dan Dimensi Kelembagaan
4.1.1 Dimensi Ekologi
33
34
namun demikian sebagian besar pakar memberikan nilai pada skala ordinasi 50,00
– 75,00 yang mengartikan bahwa sebagian besar pakar setuju bahwa usaha ayam
KUB memiliki keberlanjutan pada masa yang akan datang.
RAP-Poultry Ordination
60
40
Other Distingishing Features
20
0
0 20 40 60 80 100 120
-20
-40
-60
Poultry Sustainability
Leverage of Attributes
Penanggulangan Limbah
Luas Kandang
SuhuLingkungan
Kondisi Kelembaban
Lokasi Kandang
0 1 2 3 4 5 6
RAP-Poultry Ordination
60
40
Other Distingishing Features
20
0
0 20 40 60 80 100 120
-20
-40
-60
Poultry Sustainability
Leverage of Attributes
Jangkauan Pemasaran
Jaringan Pemasaran
Stabilitas Harga
Aksese Pemasaran
Pendapatan Peternak
0 1 2 3 4 5 6
RAP-Poultry Ordinatio
60
20
0
0 20 40 60 80 100 120
-20
-40
-60
Poultry Sustainability
Leverage of Attributes
0 1 2 3 4 5 6 7 8
RAP-Poultry Ordination
60
40
Other Distingishing Features
20
0
0 20 40 60 80 100 120
-20
-40
-60
Poultry Sustainability
Leverage of Attributes
Tingkat Penguasaan Teknologi Baru
Manajemen Recording
Penggunaan Probiotik
Teknologi Penetasan
Ketersediaan Bibit Ayam Unggul
Sarana dan Prasarana
Tingkat Penerapan Teknologi
Tata Laksana Pemeliharaan
RAP-Poultry Ordination
60
40
Other Distingishing Features
20
0
0 20 40 60 80 100 120
-20
-40
-60
-80
Poultry Sustainability
Leverage of Attributes
Kelembagaan Permodalan
Kelembagaan Penyuluhan
Kelembagaan Pemasaran
0 5 10 15 20
4.2 Pembahasan
Hasil analisis pada tiap dimensi keberlanjutan menunjukkan bahwa usaha
ayam KUB memiliki nilai keberlanjutan sebesar 67,26 pada dimensi ekologi,
57,97 pada dimensi ekonomi, 60,60 pada dimensi sosial, 55,17 pada dimensi
teknologi, dan 38,91 pada dimensi kelembagaan. Secara keseluruhan,
keberlanjutan usaha ayam KUB digambarkan melalui diagram layang-layang (kite
chart).
Sustainability Scenario
Dimensi Ekologi
90.00 86.09
80.00
70.00
60.00 77.35
50.00
Dimensi 40.00 67.26 74.20 Dimensi Ekonomi
30.00
63.45
Teknologi 20.00
70.62 10.00
55.17 57.97
0.00 66.67 Status
38.91
60.60 Dimensi
44.75 Prioritas
49.80 69.69
Dimensi 77.57
Dimensi Sosial
Kelembagaan
diketahui bahwa atribut pengungkit dalam setiap dimensi perlu diperhatikan guna
mendukung keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur, hanya saja
perlakuan pada setiap atribut dalam dimensi dapat berbeda menyesuaikan
kebutuhan terhadap dimensi mana yang perlu diperhatikan terlebih dahulu.
penelitian ini, dimensi ekonomi memiliki indeks keberlanjutan yang tinggi yaitu
sebesar 52,89, Indeks keberlanjutan ini menempati urutan ketiga sebagai indeks
tertinggi dalam keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur, hal ini
menandakan bahwa dimensi ekonomi dan atribut-atribut yang ada di dalamnya
terkategori ke dalam cukup berkelanjutan sehingga memberikan peluang yang
lebih tinggi untuk dikembangkan guna mendukung keberlanjutan usaha ayam
KUB di masa yang akan datang. Atribut kunci atau atribut pengungkit di dalam
dimensi ekonomi perlu dikembangkan untuk meningkatkan potensi keberlanjutan
usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur. Adapun atribut kunci di dalam dimensi
ekonomi yaitu stabilitas harga ayam KUB.
Ayam KUB memiliki keunikan sebagai jenis ayam ras yang telah diakui dan
dirasakan oleh para pelaku usaha. Bagi produsen input, ayam jenis ini
memerlukan sarana input yang berbeda dengan ayam broiler, begitu juga dengan
permintaan pasar, dimana ayam jenis ini mempunyai harga jual yang tinggi
dibandingkan dengan ayam jenis lain seperti ayam buras (Prawiranegara, 2019).
Harga jual ayam KUB yang cenderung lebih tinggi daripada harga jual ayam
lainnya tentu menjadi peluang bagi para pelaku usaha peternakan ayam KUB.
Harga komoditas peternakan yang cenderung fluktuatif dan tidak stabil perlu
diperhatikan oleh peternah ayam KUB. Harga merupakan salah satu aspek
ekonomi yang perlu dipertimbangkan oleh peternak ayam KUB, karena aspek
kelayakan sosial ekonomi usaha ternak ayam kampung KUB dipeternak ayam
kampung cukup berpengaruh nyata dan diterima dimasyarakat (Suharyon, 2020).
Pemilik usaha ayam KUB perlu memberikan harga tinggi dikarenakan input
budidaya yang tinggi merupakan hal yang dapat diterima oleh masyarakat
sehingga masyarakat memahami bahwa harga yang tinggi menggambarkan
kualitas yang tinggi pula. Namun demikian, pemahaman masyarakat ini tidak
dapat serta merta dijadikan peluang bagi pemilik usaha ayam KUB untuk
mengambil laba sebanyak-banyaknya hingga melupakan kenyataan bahwa ada
pesaing yang mungkin memiliki harga jual lebih rendah daripada yang ditetapkan
oleh pemilik usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur. Apabila di dalam pasar
terdapat dua produk yang sama dengan selisih harga yang jauh berbeda, tersebut
57
dari 8 peternak yang memiliki usaha peternakan ayam KUB di Kabupaten Cianjur
seluruhnya adalah usaha milik sendiri.
Jangkauan pemasaran menjadi atribut terakhir yang dapat berpengaruh
terhadap keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur. Semakin luas
usaha ayam KUB mampu menjangkau konsumen maka semakin tinggi pula
tingkat keberlanjutan yang dihasilkan dari usaha ayam KUB pada masa yang akan
datang. Hingga saat ini, usaha ayam KUB telah mampu menjangkau pasar mulai
dari masyarakat menengah ke bawah hingga menengah ke atas. Hal ini
dikarenakan tingginya kesukaan masyarakat akan daging ayam kampung
khsusnya masyarakat Cianjur. Selain itu, berdasarkan data BPS selama tiga tahun
terakhir kunjungan wisatawan Kabupaten Cianjur terbanyak ke-7 dari 29 kota di
Jawa Barat. Hal ini mencerminkan banyaknya minat masyarakat dari luar Cianjur
untuk berwisata. Umunya ketika melakukan perjalanan wisata sesorang akan
mencoba makanan khas dan tempat makan yang memiliki review bagus serta
tempat makan yang ramai di kunjungi. Salah satu rumah makan di Cianjur yang
paling terkenal dan diminati oleh masyarakat lokal hingga luar daerah adalah
Alam Sunda yang memiliki 7 cabang rumah makan di Kabupaten Cianjur. Alam
Sunda menyediakan berbagai macam makanan salah satu menu andalan dan
paling banyak dibeli oleh konsumen adalah ayam kampung goreng kremes dan
ayam kampung bakar. Hal inilah yang mencerminkan kondisi jangkauan
pemasaran ayam KUB cukup berkelanjutan.
Cianjur untuk terus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peternakan ayam
KUB.
Disamping dampak sosial positif yang dirasakan oleh masyarakat dan
pengusaha ayam KUB, tentu ada dampak negatif yang juga timbul dari usaha
ayam KUB. Adapun dampak negatif yang timbul dari adanya usaha ayam KUB di
Kabupaten Cianjur adalah pencemaran yang terjadi di lingkungan usaha akibat
kotoran ayam yang belum dikelola dengan baik, sehingga menyebabkan bau dari
limbah kotoran ayam dapat tercium oleh masyarakat sekitar dan mengganggu
kenyamanan masyarakat di sekitar lokasi usaha ayam KUB. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fakihuddin, dkk. (2021) yang menyebutkan bahwa
dampak lingkungan yang disebabkan oleh industri peternakan ayam adalah
pencemaran tanah, air, dan udara, dimana pencemaran udara yang terjadi adalah
adanya bau yang tidak sedap karena peternak tidak melakukan pembersihan
secara rutin dan pemilihan pakan ternak yang memiliki kadar air tinggi, sehingga
menyebabkan sebagian masyarakat merasa yerganggu terhadap bau yang tidak
sedap, terutama pada radius kurang dari 1 km yang dapat mengganggu
kenyamanan masyarakat sekitar.
Atribut pengungkit kedua yang berperan penting dalam menentukan
keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur adalah dampak sosial
terhadap peternakan ayam KUB. Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai
pengaruh atau akibat. Dalam setiap keputusan yang diambil seorang. Dampak
secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap
keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak
tersendiri, baik itu dampak positif maupun dampak negatif (Pangestu dan Azizah,
2022). Keberadaan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur memberikan dampak
positif bagi masyarakat terutama pengusaha ayam KUB. Akibat dari adanya usaha
ayam kub adalah meningkatnya pendapatan peternak karena harga ayam KUB
yang cenderung lebih besar dan biaya yang dikeluarkan sebagai modal cukup
rendah, sehingga pelaku usaha ayam KUB mendapatkan keuntungan yang cukup
tinggi dari hasil penjualan ayam KUB. Keuntungan yang menjanjikan dan
prospek usaha yang baik menyebabkan banyak masyarakat tertarik untuk menjadi
64
peternak ayam KUB. Selain itu, tingkat kesukaan masyarakat terhadap daging
ayam KUB juga membuka peluang bagi para pelaku usaha ayam KUB untuk
meningkatkan skala usahanya karena telah memiliki target konsumen yang pasti
dan meningkat setiap waktu.
Konflik masyarakat menjadi atribut pengungkit ketiga dalam keberlanjutan
usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur. Pembangunan peternakan ayam di
sebagian wilayah dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat sebagai upaya
untuk meminimalisir terjadinya ketidaknyamanan setelah peternakan selesai
dibangun dan diisi sejumlah ayam (Lesmana, dkk., 2020). Keberadaan usaha
ayam KUB dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Kabupaten Cianjur, hal
ini dapat dilihat dari tidak adanya keluhan atau konflik yang datang dari
masyarakat setempat sekitar peternakan ayam KUB di Kabupaten Cianjur.
Penerimaan masyarakat yang baik terhadap keberadaan peternakan ayam KUB di
Kabupaten Cianjur perlu dijaga agar keberadaan peternakan ayam KUB tetap
eksis dan tidak ditutup secara tiba-tiba dikarenakan adanya konflik masyarakat.
Para pengusaha ayam KUB perlu menjaga hubungan baik dengan masyarakat
melalui beberapa cara seperti pengambilan tenaga kerja yang berasal dari
masyarakat lokal, memastikan limbah peternakan ayam KUB tidak mengganggu
masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar peternakan, dan upaya-
upaya lain yang dapat dilakukan untuk menjaga pandangan baik masyarakat
terhadap keberadaan peternakan ayam KUB.
Atribut pengungkit selanjutnya yang berpengaruh terhadap tingkat
keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur adalah partisipasi tenaga
kerja keluarga pada usaha ayam KUB. Peternakan ayam KUB di Kabupaten
Cianjur hingga saat ini dijalankan dengan menggunakan tenaga kerja yang berasal
dari masyarakat sekitar dan keluarga terdekat, keterlibatan keluarga di dalam
usaha ayam KUB menyebabkan masyarakat berminat untuk mengembangkan
peternakan ayam KUB. Adanya jaminan bahwa peternakan ayam KUB
melibatkan lebih banyak tenaga kerja keluarga daripada mesin dan teknologi
dapat menurunkan potensi terjadinya konflik akibat industrialisasi, sehingga
partisipasi tenaga kerja keluarga atau tenaga kerja manusia di dalam peternakan
65
ayam KUB di Kabupaten Cianjur sangat diperlukan. Oleh sebab itu, para peternak
ayam KUB di Kabupaten Cianjur perlu memperhatikan tingkat partisipasi anggota
keluarga atau masyarakat di dalam peternakan ayam KUB, peternak harus
memastikan bahwa tenaga kerja dapat terserap dan meningkatkan implementasi
terhadap nilai-nilai kekeluargaan yang ada. Hal inilah yang kemudian akan
menyebabkan tingkat keberlanjutan usaha ayam KUB akan terus ada pada masa
yang akan datang karena keberadaannya bukan ingin menghilangkan tenaga kerja
melainkan menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar lokasi peternakan.
Penyuluhan dan pelatihan merupakan atribut pengungkit selanjutnya yang
dapat meningkatkan indeks keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur.
Penyuluhan merupakan hal yang perlu dilakukan kepada peternak terutama terkait
budidaya ayam KUB dan kesehatan ayam KUB (Septinova, dkk., 2023). Adanya
penyuluhan dan pelatihan terkait teknis budidaya ayam KUB menyebabnyak
keberadaan ayam KUB akan terus ada pada masa yang akan datang, hal ini
dikarenakan peternak memiliki wadah untuk berdiskusi terkait budidaya ayam
KUB, sehingga apabila ditemukan permasalahan di lapang, peternak tidak mudah
menyerah dan putus asa untuk melakukan budidaya ayam KUB. Saat ini,
penyuluhan terkait kesehatan ternak ayam KUB telah dilakukan oleh pemerintah
pusat melalui pemerintahan daerah dan lembaga peternak yang ada di Kabupaten
Cianjur. Keberadaan wadah belajar dan kegiatan belajar yang didapatkan dari
penyuluhan mampu mendorong peternak untuk dapat terus mengembangkan
usaha peternakannya karena adanya, dan mampu menarik minat masyarakat untuk
ikut melakukan budidaya ayam KUB karena mudahnya informasi yang
didapatkan tentang budidaya ayam KUB.
Atribut pengungkit terakhir yang berperan di dalam keberlanjutan usaha
ayam KUB adalah penyerapan tenaga kerja. Peternakan ayam merupakan salah
satu usaha yang dapat meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat yang
belum memiliki pekerjaan (Sudjiono, dkk., 2022). Usaha ayam KUB di
Kabupaten Cianjur telah mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat, hal ini dapat diketahui bahwa dari 8 peternak
yang diteliti di dalam penelitian, pekerjaan utama dari 8 peternak ini adalah
66
beternak ayam KUB. Usaha peternakan ayam kub yang dijalankan oleh
pengusaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur telah mampu menyerap pekerja yang
diambil dari masyarakat di sekitar tempat peternakan. Keberadaan usaha ayam
KUB di Kabupaten Cianjur yang mampu menyerap tenaga kerja dari masyarakat
sekitar serta memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang belum
memiliki pekerjaan merupakan hal yang dapat meningkatkan tingkat
keberlanjutan usaha ayam KUB pada masa yang akan datang. Oleh karena itu,
pengusaha ayam KUB perlu memperhatikan tingkat penyerapan tenaga kerja yang
berasal dari masyarakat lokal di sekitar peternakan. Penyerapan tenaga kerja dari
sekitar lokasi peternakan juga dapat meminimalkan risiko kerugian seperti adanya
konflik, pencurian, dan kerugian-kerugian lainnya yang mungkin terjadi, hal ini
dikarenakan adanya kepedulian masyarakat sebagai bentuk timbal balik atas
lapangan pekerjaan yang tersedia bagi masyarakat sekitar peternakan.
unggul atau bibit ayam KUB, sehingga kebutuhan akan bibit ayam KUB menjadi
hal yang perlu diperhatikan dalam keberlanjutan usaha ayam unggul. Pemilihan
bibit perlu dilakukan dengan cermat, karena bibit mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan ayam KUB. Ayam KUB sendiri dapat digunakan sebagai
sumber bibit parent stock untuk penyediaan Day Old Chicken (DOC/bibit ayam)
ayam kampung potong dan petelur dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan daging dan telur ayam kampung (Kementan, 2019).
Leestyawati (2021) menyebutkan didalam penyuluhan yang dilakukannya
bahwa pemilihan bibit dapat dilakukan dalam bentuk ayam dewasa, DOC, dan
telur (telur tetas). Bibit ayam yang dipilih terutama adalah ayam yang sehat, tidak
cacat, dan berasal dari keturunan yang bagus produksinya. Untuk pejantan, dipilih
ayam yang berumur 1-1,5 tahun dan bertaji, sedangkan untuk induk dipilih betina
yang sudah mulai bertelur, yaitu umur 7-8 bulan. DOC yang akan dijadikan bibit,
dipilih DOC yang memiliki ciri-ciri : tidak cacat, kaki segar (tidak kering),
struktur normal, dan bobot DOC minimum 27 gram/ekor. Untuk telur tetas dipilih
telur yang bobotnya 36 – 46 gram, bentuk normal, kerabang halus mulus. Telur
akan lebih baik bila ditempatkan pada ruangan dengan suhu dingin 16⁰C
kelembaban 55%.
Hasil survei terhadap para peternak ayam KUB di Kabupaten Cianjur
didapatkan bahwa dari 8 peternak hanya terdapat 2 peternak yang melakukan
pembibitan ayam KUB secara mandiri, sedangkan 6 peternak lainnya
memanfaatkan sosial media seperti Facebook untuk mendapatkan bibit ayam
KUB dari penjual bibit ayam KUB terpercaya. Penyedia bibit yang bekerjasama
dengan peternak untuk menyediakan DOC (Day Old Chick) yaitu Denish Farm di
Sukabumi, PT Sumber Unggas Indonesia (PT SUI) di Sukabumi, Baruna Farm di
Cianjur. Teknis penyediaan DOC didasarkan pada kebutuhan dan permintaan
peternak. Perusahaan mitra peternak dalam menyediakan DOC merupakan
perusahaan dengan skala usaha besar yang dalam melakukan kegiatan penetasan
menggunakan mesin tetas otomatis dengan volume produksi dan produktifitas
yang tinggi yaitu lebih dari 200 butir telur dalam satu kali penetasan.
68
pemerintah melalui dinas terkait atau stakeholder yang ada untuk mengadakan dan
mendukung kelembagaan penyuluhan yang ada saat ini serta menambah
kelembagaan penyuluhan guna meningkatkan intensitas penyuluhan kepada
peternak dan pemilik usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur terkait budidaya,
peningkatan kualitas atau mutu, hingga ke tahap pemasaran ayam KUB.
Dimensi Kelembagaan memiliki tingkat keberlanjutan kurang berlanjut, hal
ini dikarenakan minimnya penyuluhan dari lembaga dinas peternakan dimana
kegiatan penyuluhan ternak hanya dilakukan satu kali dalam tiga bulan dan tidak
dilakukan secara teratur. Ayam KUB merupakan komoditas peternakan yang
tergolong masih baru, saat awal release Balitnak bersama Kemenko mengadakan
program bantuan ayam KUB kepada peternak dan di distribusikan bersama dinas
peternakan. Menurut kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ciannjur program
bantuan dari Kemenko ini dilakukan guna meningkatkan produksi ternak untuk
pemenuhan konsumsi daging ayam masyarakat. Program ini dilakukan dari awal
release yaitu pada tahu 2018 hingga tahun 2022. Program ini diharapkan sebagai
pengenalan ayam KUB ke masyarakat, sehingga melalui program masyarakat
khususnya peternak bisa lebih mengenal dan tertarik untuk budidaya ayam KUB.
Pengadaan program bantuan sayangnya tidak bertahan cukup lama
dikarenakan program tersebut menurut peternak di lapang kurang tepat sasaran.
Hal ini dikarenakan tidak ada kelompok peternak ayam KUB, sehingga
pendistribusian biasanya dilakukan hanya di beberapa tempat di Kabupaten
Cianjur dan tidak merata. Akibat dari tidak adanya kelompok ternak ayam KUB
bantuan yang diberikan dianggap kurang merata dan kurang tepat sasaran karena
terkadang bantuan tersebut diberikan bukan kepada peternak melainkan
masyarakat yg tidak pernah mempunyai pengalaman beternak. Dampaknya
penerima bantuan tidak bisa menyelesaikan pemeliharaan hingga akhir masa
panen, sehingga hal ini menyebabkan kurangnya minat masyarakat terhadap ayam
KUB, padahal hal ini bisa saja karena kurangnya keterampilan dan pengalaman
beternak.
Selain kelembagaam kelompok ternak, kelembagaan lain yang juga menjadi
atribut dalam dimensi kelembagaan adalah lembaga pemasaran. Dalam proses
72
dapat menjadi salah satu indikator keberlanjutan usaha dari dimensi ekologi. Hal
ini dikarenakan pakan dan air minum merupakan kebutuhan untuk makhluk hidup
khususnya ayam KUB. Selain itu adanya penanggulangan hama dan penyakit
sehingga dapat melindungi ayam KUB dari serangan penyakit, serta lokasi
kandang yang jauh dari pemukiman penduduk atau strategis ini dapat memberikan
keberlangsungan hidup untuk ayam KUB.
Pada dimensi ekonomi ayam KUB memiliki harga cukup stabil dan
keuntungan yang ditawarkan kepada peternak yaitu keuntungan bersih dengan
rentang Rp. 6.000 – Rp. 7.000 per ekor, stabilitas harga ayam KUB yang baik
menyebabkan peternak memiliki dorongan untuk terus melanjutkan usaha ayam
KUB di Kabupaten Cianjur. Selain itu produktivitas ayam KUB yang cukup tinggi
menyebabkan peternak tertarik untuk berbudidaya ayam KUB karena umur
panennya yang sebentar dimana hanya dalam waktu 60 hari, ayam KUB sudah
mampu menghasilkan bobot sekitar 1,5 kg. Atribut lain pada aspek ekonomi yang
mendukung keberlanjutan yaitu mudahnya akses pemasaran dan jaringan
pemasaran yang cukup luas untuk produk ayam KUB hal ini tercermin dari
terserapnya hasil produksi dari seluruh peternak KUB di Kabupaten Cianjur.
Pada dimensi sosial, usaha ayam KUB terkategori cukup berlanjut
dikarenakan preferensi konsumen terhadap cita rasa daging ayam kampung,
dimana semakin banyak konsumen yang memiliki preferensi terhadap cita rasa
ayam kampung maka akan menyebabkan permintaan terhadap ayam KUB
semakin tinggi. Preferensi konsumen terhadap ayam kampung ini juga
dikarenakan kandungan gizi yang ada di dalam daging ayam KUB lebih tinggi
daripada jenis ayam lainnya. Adanya preferensi konsumen terhadap ayam KUB
memungkinkan usaha ayam KUB akan terus ada bahkan semakin bertambah di
Kabupaten Cianjur. Hal inilah yang kemudian menyebabkan usaha ayam KUB
memiliki keberlanjutan pada masa yang akan datang. Selain itu, dampak sosial
yang tinggi terhadap peternakan juga memiliki sumbangsih terhadap tingkat
keberlanjutan ayam KUB, efek dari dampak sosial terhadap peternakan ini
meminimalkan adanya konflik masyarakat yang mampu menyebabkan ditutupnya
74
usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur. Konflik masyarakat yang rendah dapat
menyebabkan usaha ayam KUB terus eksis dan berkelanjutan.
Pada dimensi teknologi, usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur terkategori
cukup berkelanjutan dikarenakan ketersediaan bibit ayam KUB yang selalu
tersedia untuk kebutuhan peternakan, apabila bibit ayam KUB terpenuhi dan
tersedia dengan baik maka kecil kemungkinan usaha ayam KUB berhenti
(discontinue). Hingga saat ini, bibit ayam KUB tersedia dengan baik karena
peternak tidak hanya menyediakan bibit sendiri melainkan memiliki kemitraan
dengan perusahaan yang fokus untuk melakukan pembibitan ayam KUB. Hal lain
yang menunjang keberlanjutan ayam KUB di Kabupaten Cianjur adalah sarana
dan prasarana yang telah terbangun dengan baik sehingga usaha ayam KUB
memberikan keuntungan kepada para peternak dan meminimalkan kerugian.
Keberlanjutan usaha ayam KUB dari dimensi kelembagaan terkategori
kurang berkelanjutan dikarenakan berapa atribut pengungkit yang perlu di
dioptimalkan seperti kelembagaan penyuluhan yang perlu diaktifkan untuk
memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada peternak terkait bagaimana teknis
budidaya ayam KUB yang baik, selain itu kelembagaan pemasaran yang masih
belum terbentuk perlu dibentuk untuk mempermudah peternak dalam memasarkan
ayam KUB yang diproduksinya. Hingga saat ini peternak melakukan pemasaran
secara mandiri dan hanya mengandalkan tengkulak. Atribut selanjutnya yang
perlu optimalkan yaitu peran gabungan kelompok ternak dan kelembagaan
pemodalan ayam KUB. Gabungan kelompok ternak yang ada di Kabupaten
Cianjur saat ini belum dijalankan secara optimal di mana tidak ada pertemuan
rutin yang membahas terkait pengembangan usaha ternak ayam KUB di
Kabupaten Cianjur. Selain itu, terbatasnya lembaga pemodalan ternak yang
mandiri atau independen belum ada sehingga peternak yang skala usahanya masih
kecil memiliki kesulitan untuk melakukan pinjaman guna memenuhi modal untuk
mengembangkan usaha.
75
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk mengetahui
keberlanjutan usaha ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) di Kabupaten
Cianjur dengan menggunakan Multidimensional Scaling (MDS), maka dapat
disimpulkan :
1. Terdapat 5 dimensi yang dianalisis untuk mengetahui tingkat keberlanjutan
usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur, yaitu dimensi ekologi, dimensi
ekonomi, dimensi kelembagaan, dimensi sosial dan dimensi teknologi.
Dimensi yang memiliki indeks keberlanjutan cukup berlanjut yaitu dimensi
ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial dan dimensi teknologi. Dimensi
yang memiliki indeks keberlanjutan kurang berlanjut yaitu dimensi
kelembagaan. Secara keseluruhan, usaha ayam KUB memiliki indeks
keberlanjutan yang terkategori cukup berlanjut. Adapun atribut pengungkit
pada setiap dimensi yaitu : 1) pada dimensi ekologi yaitu ketersediaan pakan
dan air minum, 2) pada dimensi ekonomi yaitu stabilitas harga ayam KUB, 3)
pada dimensi kelembagaan yaitu kelembagaan penyuluhan, 4) pada dimensi
sosial yaitu preferensi konsumen terhadap cita rasa ayam KUB, dan 5) pada
dimensi teknologi yaitu ketersediaan bibit ayam KUB.
2. Faktor yang paling dominan atau atribut pengungkit dalam penelitian
keberlanjutan usaha ayam KUB di Kabupaten Cianjur yaitu: 1) ketersediaaan
pakan dan air minum, 2) stabilitas harga ayam KUB di Kabupaten Cianjur, 3)
preferensi cita rasa daging ayam kampung, 4) ketersediaan bibit ayam KUB,
5) kelembagaan penyuluhan.
76
77
5.2 Saran
Adapun hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil dari analisis yang telah
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberlanjutan usaha ayam Kampung Unggul
Balitnak (KUB) yaitu sebaiknya produsen ayam KUB melakukan manajemen
persedian untuk menjaga pasokan ayam KUB, hal ini dilakukan agar harga ayam
KUB memiliki stabilitas harga yang tinggi. Stabilitas harga yang telah dijaga oleh
produsen sebaiknya didukung oleh pemerintah, pemerintah perlu berpihak kepada
petani dengan cara melakukan pemantauan dan menjaga harga ayam KUB di
pasar, hal ini dilakukan agar tidak ada penjual ayam KUB yang menetapkan harga
terlalu tinggi atau harga terlalu rendah untuk merusak pasar. Penjagaan terhadap
harga jual ayam KUB juga dilakukan agar fluktuasi harga ayam tidak terlalu
tajam.
Bagi pengusaha ayam KUB, hal lain yang yang perlu disarankan yaitu
terkait dimensi sosial usaha peternakan ayam KUB. Para pengusaha ayam KUB
sebaiknya melakukan kerjasama dengan para produsen pupuk organik untuk
mengasok limbah kotoran ayam yang dihasilkan agar tidak terjadi pencemaran
lingkungan, dan kotoran ayam dapat memberikan hasil tambahan bagi para
pengusaha ayam KUB.
Hal lain yang dapat disarankan adalah pembentukan kelompok ternak yg di
dalamnya terdapat pengurus2 juga berasal dari para peternak, sehingga satu sama
lain akan merasa saling memiliki, sehingga bisa menjadikan kelompok ternak ini
sebagai wadah lembaga dalam membesarkan usahanya, dimana nantinya juga
kelembagaan permodalan dan penyuluhan dapat masuk di dalam kelompok ternak
untuk memperkuat dukungan peternak ayam KUB sehingga usahanya bisa
semakin berkembang dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda Pinta et al. 2021. Analisis Keberlanjutan Pembibitan Sapi Potong di Bptu-
Hpt Padang Mengatas. Jurnal Agribisnis Indonesia. 9 (2). 131-142
Badan Pusat Statistik. 2017. Populasi Ayam Buras Menurut Provinsi (ekor), 2017.
https://jabar.bps.go.id/statictable/2017/01/31/787/populasi-ayam-
burasmenurut-provinsi-2017-ekor-.html. Diakses pada 1 Januari 2023.
Badan Pusat Statistik. 2019. Populasi Ayam Buras Menurut Provinsi (ekor), 2019
https://jabar.bps.go.id/statictable/2019/01/31/787/populasi-ayam-
burasmenurut-provinsi-2019-ekor-.html. Diakses pada 1 Januari 2023.
Badan Pusat Statistik. 2017. Populasi Ayam Buras Menurut Kabupaten (ekor),
2017. https://jabar.bps.go.id/statictable/2017/01/31/787/populasi-ayam-
burasmenurut-kabupaten-2017-ekor-.html. Diakses pada 1 Januari 2023.
Badan Pusat Statistik. 2019. Populasi Ayam Buras Menurut Kabupaten (ekor),
2019. https://jabar.bps.go.id/statictable/2019/01/31/787/populasi-ayam-
burasmenurut-kabupaten-2018-ekor-.html. Diakses pada 1 Januari 2023.
Ekalinda, O., & Zurriyati, Y. (2019). Budidaya Ayam KUB (Ayam Kampung
Unggul Balitbangtan). Riau: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau.
89
90
Hardi Tri. Soedarto Teguh. 2023. Kajian Keberlanjutan Usaha Peternakan Sapi
Perah Di Kabupaten Mojokerto. Jurnal Pertanian Agros. 25 (2): 994-1008
Hidayah, R., Ambarsari, I., & Subiharta. (2019). Kajian Sifat Nutrisi, Fisik dan
Sensori Daging Ayam KUB di Jawa Tengah. Jurnal Peternakan Indonesia,
21(2), 93-101
Ibrahim Helda., Siti, A., Darwis S, G.,, Ninuk, A. 2013. Analisis Keberlanjutan
Usaha Pengrajin Ekonomi Kreatif Kerajinan Sutera Di Provinsi Sulawesi
Selatan. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 23 (3) 210-219.
Ilham, M., D. Fitra, dan P. Suryani. 2017. Preferensi konsumen dalam memilih
daging ayam broiler di pasar tradisional Kecamatan Kampar, Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau. Prosiding Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteran. 491-499.
91
Linda, Anggreni, M., IGAA, A., I Nyoman, G., U. 2018. Keberlanjutan Usahatani
Padi Sawah Di Kota Denpasar (Studi Kasus Subak Intaran Barat, Desa
Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan). Jurnal Manajemen Agribisnis. 6
(1) 55-62.
Liur, I. J., & Tagueha, A. D. (2019). Penilaian Sensoris Daging Dan Bakso dari
Empat Galur Ayam Buras Yang Diberi Jamu Fermentasi. Jurnal Agrinimal,
7(2), 59-63.
Nababan, Benny O., Yesi D,S., Maman, H. Ulfa. 2007. Analisis Keberlanjutan
Perikanan Tangkap Skala Kecil Di Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Jurnal
Bijak dan Riset Sosek KP. 2 (2) 137-158.
Pangestu, D. T., & Azizah, S. (2022). Dampak Sosial Ekonomi Peternakan Ayam
Kampung Berskala Mikro Di Desa Payaman, Nganjuk. Jurnal Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS), 14(1), 31-39.
Randu Melkianus, Tulle Defrys, & Suek Ferdinan. 2022. Evaluasi Keberlanjutan
Pengembangan Kambing Kacang di Kawasan Pantura Kecamatan Insana
Utara Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Peternakan. 19(2): 96-110.
Soejarwo, Permana, A., Risna, Y., Armen, Z. 2019. Analisis Keberlanjutan Usaha
Budi Daya Rumput Laut Di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 14 (01) 37-46.
Subhan M., Iwan, S., Budi S. 2020. Analisis Keberlanjutan Usahatani Buah Naga
Berbasis Komunitas. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh. 7 (2) 380-
386.
Susilawati et al. 2020. Analisis Ekonomi Dan Kelembagaan Usaha Ternak Ayam
Kampung (Kub) di Kecamatan Jambi Selatan Kabupaten Muaro Jambi.
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2017
Suryanti Reni et al. 2019. Keberlanjutan Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging
pada Pola Kemitraan. Jurnal Pangan. 28(3): 213-226
Sutanto, I. A. (n.d.). Tingkah Laku Ayam KUB pada Pemeliharaan Sistem Closed
House. Tropical Animal Science, 3(2), 9-15.
doi:https://doi.org/10.36596/tas.v3i2.748
93
Ulfa, S. dan T. Zulham. 2017. Analisis utang luar negeri dan pertumbuhan
ekonomi: kajian faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah.
2 (1) 144-152.
Zubir, & Suharyon. (2020). Analisis Rekayasa Sub Sistem Penujang pada
Kegiatan Ternak Ayam Kampung. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas
Jambi, 4(1), 43-49.