Anda di halaman 1dari 17

MENGENAL LEBIH DEKAT DENGAN BETON PRATEGANG

Proses Prategang (stressing) balok PC-I Girder,

Pengertian Beton Prategang


Beton prategang merupakan beton hasil pabrikan (precast) yang didesain sedemikan rupa
yang fungsinya sebagai komponen structural yang langsung menerima beban-beban lalu lintas
setelah slab yang kemudian menyalurkan beban ke kolom dan diteruskan ke pondasi. Dengan
menggunakan konsruksi beton prategang, girder dapat didesain dengan efektif dan efisien
juga ekonomis namun mampu menanggung beban konstruksi yang telah direncanakan,
sedangkan penggunaan beton bertulang biasa akan menyebabkan dimensi beton dan baja
tulangan untuk girder sangat besar yang mengakibatkan konstruksi tidak lagi efektif, efisien
dan ekonomis. Pada balok girder biasa dilakukan proses penegangan yang sering disebut
dengan stressing.

Balok PC-I Gireder

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 1


A. Tahapan Pekerjaan Fabrikasi Precast Concrete U Grider
Berikut merupakan langkah – langkah prosedur fabrikasi precast concrete U Grider :
1. Pemasangan tulangan memanjang dan melintang grider.
2. Menentukan ordinat tendon prestress sesuai gambar kerja. Ordinat diukur dari bottom
rebar grider ke as tendon (Y1) atau bagian bawah tendon (Y2). Titik ordinat tersebut
ditandai (marking) dengan mengunakan cat, spidol, atau sejenisnya.

Gambar 1 : Penentuan Koordinat titik duct tendon


3. Memasang Support bar dengan cara mengikat support bar ke tulangan
geser/sengkang berdasarkan posisi yang telah di marking.
4. Menyambung duct sesuai dengan Tipe dan panjang tendon yang direncanakan dengan
menggunakan coupler duct dan masking tape/ clotch tape.
5. Memasukkan duct kedalam tulangan balok, kemudian duct diikat ke support bar
dengan menggunakan kawat ikat.
6. Memasukkan duct kedalam tulangan grider, kemudian duct diikat ke support bar
dengan menggunakan kawat ikat.

Gambar 2 : Instalasi Duct

7. Memasang casting pada posisi angkur hidup, sebelumnya casting dipasang terlebih
dahulu pada box casting yang terbuat dari multiplek.

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 2


8. Memasang bursting steel pada posisi angkur hidup dan angkur mati. Bursting steel
merupakan tambahan penulangan yang berfungsi sebagai penahan gaya radial untuk
mencegah terjadinya retak/pecah pada saat stressing.
9. Menyambut duct ke casting dengan menggunakan masking tape / cloctch tape.
Masking tape berfungsi untuk mencegah masuknya air semen kedalam duct.
10. Memasang PE grout untuk lubang inlet/outlet saat grouting.
11. Inspeksi bersama kontraktor dan konsultan untuk memeriksa ordinat tendon prestress
dan kelengkapan aksesorisnya.

Gambar 3 : Grider siap di Cor

12. Pemasangan formwork grider


13. Pengecoran

Gambar 4 : Grider yang telah dicor dan akan dipindahkan

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 3


B. PEKERJAAN PRESTRESSING OLEH VOORSPAN SYSTEM LOSINGER

I. Material Prestressing
1. Strand
Beberapa Steel wire yang disatukan secara spiral menjadi satuan kabel
strand.
2. Duct
Pembungkus strand dengan bahan dasar “galvanized zinc” yang
dibentuk berupa pipa berulir

Gambar 5 : Duct pembungkus tendon

3. Angkur – Angkur
Terdiri dari dua macam yaitu angkur hidup dan angkur mati

Gambar 6 : Angkur Hidup

Gambar 7 : Angker Mati

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 4


4. Non Shrink additive untuk grouting
Mixing beton yang digunakan untuk mengisi selongsong / duct setelah
stressing dengan campuran semen, air, additive.

II. Peralatan Pekerjaan Prestressing


Untuk persiapan pekerjaan stressing kabel strand diperlukan
kelengkapan alat. Adapun alat yang digunakan adalah:
1. Hydrolic Pum, PE 550 ( 1 Phase)
Power : 10 A
Voltage : 220 Volt
Max Pressure : 10.000 Psi
Capacity Tank : 9 Liter

Gambar 8 : Hydrolic Pump PE 550 ( 1 Phase)

2. Hydrolic Jack TCH


Capacity : 20 T
Piston Area “Pull” :4.248 𝑚𝑚2
Piston Area “return” : 3.016 𝑚𝑚2
Weight : 17 Kg
Stroke : 300 mm

Gambar 9 : Hydrolic Jack TCH

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 5


3. Hydrolic Jack SA 507 / ZPE – 7 / A (7S)
Capacity : 105 T
Pull :393 bar
Pull max : 492 bar
Return Max : 492 bar
Tensionning Press : 690 Bar
Piston area “pull” : 20.360 𝑚𝑚2
Piston area “return” : 9.750 𝑚𝑚2
Weight : 140 kg
Stroke : 160 mm

Gambar 10 : Hydrolic Jack SA 507 / ZPE – 7 / A (7S)

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 6


ALUR KERJA PEKERJAAN PRESTRESSING

Spesifikasi Gambar Kerja

 Material
 Pabrikasi strand
 Instalasi strand
 Install hook

Pemasangan Angkur hidup dan Angkur Mati tidak

Inspeksi Bersama
Kontraktor

Pengecoran

Kuat Beton Saat tidak Menunggu Kuat Beton


Transfer Transfer tercapai

ok
Stressing

tidak

Evaluasi Hasil
Stressing

Grouting

Selesai

Gambar : Diagram Alur Kerja stressin

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 7


Stressing Balok Girder
Stressing girder merupakan proses penarikan kabel tendon yang ada didalam girder untuk
menjadikan girder sebagai beton prategang. Pemberian tegangan pada kabel tendon
(stressing) dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu : Pre-tensioning dan Post-tensioning.

 Pre-tensioning, merupkan prinsip penegangan yang dilakukan sebelum tendon dicor


atau sebelum beton mengaras diberi gaya prategang.
 Pos-tensioning, merupakan pinsip penegangan yang dilakukan dengan kondisi
beton terlebih dahulu dicor dan dibiarkan mengeras sebelum diberi gaya prategang.

Pengirimkan girder dengan menggunakan truck triler. Dan panjang truck disesuaikan
dengan panjang balok girder yang dikirim, dan itulah penyebab girder dicetak per segmen
yang akan disambung satu kesatuan di lokasi proyek dengan menggunakan alat bantu
yang disebut Cremona.

Penyambungan balok diatas Cremona


Post-Tensioning PC-I Girder
a. Sebelum dilakukan penegangan, terlebih dahulu harus diperhatikan tahapan-tahapan
dan spesifikasi alat yang sudah disiapkan oleh Precaster dalam hal ini yaitu PT. Adhimix
Precast Indonesia. Dengan data tersebut, nantinya digunakan sebagia acuan dalam
melakukan proses penegangan. Alat yang digunakan untuk melakukan stressing
adalah Jack Tipe YCW 400B dan kabel strand yang digunakan adalah baja mutu tinggi
yang terdiri dari 7 kawat (wire). Berikut spesifikasi tiap-tiap tendon:
a. Tendon 1, terdiri dari 7 strand, Ø 12,7 mm
b. Tendon 2, terdiri dari 20 strand, Ø 12,7 mm
c. Tendon 3, terdiri dari 20 strand, Ø 12,7 mm
d. Tendon 4, terdiri dari 20 strand, Ø 12,7 mm

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 8


Alat Stressing (Jack) Penurunan gulungan kabel strand
Contoh tahapan stressing balok PC-I girder pada proyek ini adalah sebagai berikut:

 Tahap 1 = stressing tendon 2 sampai dengan 100 % JF (Jacking Force)


 Tahap 2 = stressing tendon 3 sampai dengan 25 % JF (Jacking Force)
 Tahap 3 = stressing tendon 4 sampai dengan 50 % JF (Jacking Force)
 Tahap 4 = stressing tendon 3 sampai dengan 75 % JF (Jacking Force)
 Tahap 5 = stressing tendon 4 sampai dengan 100 % JF (Jacking Force)
 Tahap 6 = stressing tendon 3 sampai dengan 100 % JF (Jacking Force)
 Tahap 7 = stressing tendon 1 sampai dengan 100 % JF (Jacking Force)

C. ERECTION PC U GRIDER DENGAN PORTAL HOISE


Sebelum dilakukan pekerjaan erection dengan menggunakan portal hoise, ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu:
1. Survei lapangan
 Penetapan penempatan stock grider
 Penetapan jalan portal hoise
 Penetapan penempatan kaki portal hoise tanah harus keras
 Membuat metode kerja, system pelaksanaan erection dengan portal hise
2. Persiapan Lokasi Kerja
 Persiapan material dan alat pendukung pekerjaan erection
 Persiapan lokasi kerja penempatan setting portal dan hoise crane

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 9


 Persiapan lokasi penempatan stock grider dan jalan portal harus betul-betul
padat dan rata
 Lokasi kerja erection kemiringan tanah tidak lebih dari 5 %
 Penempatan stock grider dibawah jembatan dan diatur sesuai rencana
 Susunan penempatan stock grider harus disesuaikan dengan urutan
erection
 Mengukur jarak bentangan apakah sudah sesuai dengan grider yang akan
dipasang
 Grouting penempatan bearing pad harus rata dan penempatan bearing pad
diberi tanda yang jelas
 Mengukur jarak aman portal gantry terhadap jalan lalu lintas kendaraan
 Perencanaan manajemen traffic meliputi (SMK3 dan 5R)
3. Periapan Stock grider
o Menentukan lokasi stock grider sesuai dengan kondisi actual ruang yang
ada
o Pengaturan posisi letak grider sebelum di stressing
o Lokasi penempatan stock grider harus benar – benar padat dan rata
o Penempatan stock grider diantara antar pier/pilar sebagian sisi kiri, dan
sebagian sisi kanan
o Susunan penempatan grider disesuaikan urutan erection
o Stock grider disetting diatas sleeper dengan posisi sejajar dengan jembatan
o Pondasi stressing bagian ujung harus betul – betul kuat.

PROSES ERECTION :

1. Pelaksanaan penyetelan portal dilokasi pengangkatan


2. Pemasangan sabuk angkat grider
3. Tes beban angkat
4. Proses pengangkatan grider
5. Proses perletakan grider diatas bearing pad
6. Pengangkatan grider selanjutnya

D. PROSEDUR KERJA STRESSING

Dalam melakukan proses penegangan langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah:


a. Balok girder yang sudah menjadi satu kesatuan dilakukan tusuk strand sesuai dengan
jumlah strand yang dibutuhkan masing-masing tendon

Aktifitas tusuk stramd

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 10


b. Memastikan kabel starnd dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan, pemotongan
diusahakan seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang

Pemotongan kabel strand


c. Dilakukan pemasangan angker block (pengunci kabel) pada ujung kabel tiap masing-
masing tendon yang akan dilakukan stressing

Pemasangan angker block


d. Pada sistem post-tensioning ini digunakan sistem single, yang artinya sistem kabel strand
dengan hanya menarik salah satu ujung kabel strand saja. Penarikan dilakukan setelah alat
penarik kabel (jack) terpasang pada salah satu ujung kabel yang dilakukan stressing

Pembacaan stressing

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 11


1. PEKERJAAN INSTALASI
Pemasangan strand mengikuti pekerjaan pembesian balok. Tahapan pekerjaan pemasangan
strand adalah sebagai berikut :
 Pemasangan Scaffolding
 Pemasangan formwork/bekesting
 Pemasangan tulangan memanjang balok
 Menentukan ordinat tendon prestress sesuai gambar kerja. Ordinat diukur dari
dasar bekesting balok ke as tendon atau bagian bawah tendon. Titik ordinat
tersebut ditandai/marking dengan menggunakan cat/spidol
 Memasang support bar dengan cara mengikat support bar ke tulangan geser/
sengkang berdasarkan posisi yang telah di marking
 Menyambung duct sesuai dengan tipe dan panjang tendon yang direncanakan
dengan mengunakan coupler duct dan cloth tape
 Memasukkan duct kedalam tulangan balok, kemudian duct diikat ke support bar
dengan menggunakan kawat ikat
 Memasang casting pada posisi angkur hidup, sebelumnya casting dipasang terlebih
dahulu pad box casting yang terbuat dari multiplek
 Memasang bursting steel pada posisi angkur hidup dan angkur mati, bursting steel
merupakan tambahan penulangan pada saat stressing
 Menyambung duct ke casting dengan menggunakan cloth tape. Cloth tape berfungsi
untuk mencegah masuknya air semen ke dalam duct
 Memasukkan strand kedalam duct dengan cara menusuk strand satu per satu dari
arah angkur mati kea rah angkur hidup hingga tercapai jumlah starnd sesuai dengan
rencana. Untuk tendon panjang >50 m maka strand dapat dimasukkan melalu
tengah bentang
 Memasang U plate untuk angkur mati tipe h dapat langsung dipasang sesuai dengan
posisi dalam gambar kerja
 Memasang grout vent dan pe grout untuk lubang inlet/outlet saat grouting
 Pembuatan stressing pocket (lubang untuk stressing berdasarkan ukuran dan tipe
tendon stressing
 Inspeksi bersama kontraktor dan konsultan untuk memeriksa ordinat tendon
prestress dan kelengkapan aksesorisnya
 Persetujuan kontraktor/konsultan, kemudian pengecoran

2. PEKERJAAN STRESSING
 Ijin pelaksanaan stressing dari Main Kontraktor dengan dilampiri hasil pengujian
kuat tekan beton.
 Pembongkaran bekesting pada stressing pocket hingga posisi casting terbuka dan
benar-benar bersih dari sisa pengecoran
 Persiapan peralayan stressing pada titik- titik penarikan dan lampu penerangan jika
stressing dilakukan pada malam hari dari atau pada area yang kurang terang
 Pemasangan platform stressing dan penggantung jack
 Pemasangan anchor blok sesuai dengan tipe tendon
 Memasang wedges / baji pada lubang – lubang anchor block. Wedges terlebih
dahulu dilumuri dengan grease/gemuk
 Memasang chair di belakang anchor block agara posisi wedges bebas pada saat
penarikan
 Stressing jack dipasang dan dirapatkan kea rah casting sehingga posisi casting ,
anchor head dan stressing head rapat Csc

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 12


Gambar: Pekerjaan persiapan pra stressing

 Mempersiapkan form – form pencatatan hasil penarikan, alat tulis dan kalkulator.
Kemudian menghubungkan hydrolic pump dengan power listrik untuk pelaksanaan
stressing
 Selama stressing dicatat pembacaan manometer dan perpanjangan strand yang terjadi
pada formulir stressing.
 Data yang dicatat dibandingkan dengan perhitungan teoritis da nada batasan bahwa
deviasi terhadap teoritis tidak boleh lebih (+) atau kurang (-) dari 7%
 Jika terjadi deviasi kurang (-) dari 7% maka langsung diadakan penarikan ulang tanpa
melepas/menghilangkan gaya yang sudah ada. Dan jika terjadi deviasi lebih dari (+)
7% maka hasil stressing akan digambarkan pada sebuah grafik untuk melihat penyebab
terjadinya penyimpangan tersebut
 Hasil pencatatan stressing akan diserahkan kepada pihak konsultan pengawas untuk
dievaluasi dan pekerjaan selanjutnya baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan
stressing disetujui dan diterima oleh pengawas
 Pekerjaan selanjutnya adalahn menutup anchor block/barrel dengan adukan semen
untuk persiapan pekerjaan grouting

Gambar 13 : Metode Stressing

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 13


3. PEKERJAAN GROUTING
Grouting adalah proses pengisian rongga udara antara strand dengan duct dan rongga
pada bagian dalam casting dengan bahan grout. Tujuannya adalah untuk menjaga
bahaya korosi juga untuk mengikat strand dengan beton disekelilingnya menjadi satu
kesatuan. Digunakan campuran semen dengan air dan ditambahkan non shrinkage
additives.
1. Ijin pelaksanaan grouting
2. Persiapan material grouting diantaranya semen PC, air bersih dan additive.
Banyaknya material disesuaikan dengan komposisi yang telah disetujui
3. Persiapan lubang-lubang inlet dan outlet serta membersihkan jika ada
sumbatanpada lubang tersebut
4. Air dimasukkan kedalam mixer, disusul semen PC dan additive kemudian diaduk
hingga mencapai campuran yang homogen.
5. Grout pump dihubungkan dengan lubang inlet dengan menggunakan hose dan
selang grouting
6. Mortar grouting dipompa kedalam tendon melalui lubang inlet hingga keluar
melalui lubang outlet benar-benar kental lalu tutup lubang tersebut beberapa saat.

Gambar 14 : Proses Grouting PC U Grider


7. Setelah tekanan pada manometer grout pump mencapai 5 Mpa, tekuk PE grout
pada lubang inlet dan ikat dengan kawat ikat sehingga rapat
8. Setelah hasil grouting diterima maka strand pada stressing lenght dapat
dipotong setelah 12 jam

Gambar 15 : Pemotongan kabel Strand

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 14


4. PROSEDUR KERJA ERECTION GRIDER
Erection PC U Girder dengan menggunakan sistem Portal Hoise merupakan
pengembangan dari sistem Mobile Crane, dimana karena faktor lokasi dan juga
biaya pelaksanaan maka untuk mengatasinya dengan cara membuat peralatan
pengganti Mobile Crane. Langkah-langkah untuk melaksanakan pekerjaan erection
PC U Girder dengan sistem portal hoise adalah sebagai berikut :
a. Sistem erection PC U Girder
Sistem erection PC U Girder dilakukan dengan mengangkat girder ke atas
pier jembatan layang dengan mengunakan portal hoise.

Gambar 16 : Model Portal Hoise

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 15


5. Pemasangan Portal Hoise
 Memasang kaki portal diaspal atau ditanah dengan diberi alas pondasi dengan
tinggi serta lebar portal disesuaikan dengan ukuran jembatan laying
 Mesin gantry pengangkat memakai roda trolly dipasang diatas portal untuk
pengangkatan dan penggeseran girder
 Pemasangan portal dilakukan oleh subkon pembuat portal hoise, hingga siap
difungsikan.
 Portal hoise crane bisa bergerak ke arah memanjang dan arah melintang jalan.
 Jarak Hoise crane terhadap pilar menyesuaikan titik angkat girder. Posisi portal
masing-masing berada diatas titik angkat girder.
6. Pengangkatan girder memakai gantry crane
 Sling angkat mesin gantry crane dikaitkan ke titik angkat girder
 Mesin gantry crane dengan tenaga motor elektrik mengangkat girder keatas
pier sampai posisi girder sejajar dengan tinggi pier
 Pengangkatan girder dilakukan pelan-pelan, dilihat ketepatan posisinya.
 Pengangkatan ujung-ujung girder secara bersamaan.
 Pengangkatan girder sesuai urutan pengangkatan.

Gambar 17 : Pengangkatan Balok PC U Grider


7. Menggeser girder dan menempatkan ke posisi dudukannya
 Trolly Gantry crane dengan tenaga motor elektrik berjalan membawa girder
keatas pier
 Girder digeser sampai pada posisi letaknya
 Memastikan posisi girder sudah tepat pada letaknya
 Lantai dudukan bearing harus benar-benar rata
 Memasang bearing pad harus sesuai dengan tanda yang telah dibuat
 Girder diturunkan pelan-pelan dan dilihat ketepatan posisinya

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 16


Gambar 18 : Proses Penggeseran Balok PC U Grider Ketempatnya

8. Finishing dengan memasang brussing pengaman girder


 Mengontrol ulang untuk memastikan letak serta posisi girder terpasang dengan
sempurna
 Jika dirasa pemasangan girder sudah benar-benar sempurna maka dapat
dipasang pengaman brussing dengan menggunakan besi beton dilas antara
back wall dengan shear konektor.

Contoh Data Stressing

Pengetahuan Beton Pra Tegang Sarjono Puro 17

Anda mungkin juga menyukai