Anda di halaman 1dari 11

BAB 11

PROGRAM DINAMIK STOKASTIK


TIPE NO.1

Program Dinamik Stokastik Tipe No.1 seperti yang sudah dipaparkan pada Bab sebelumnya
adalah di mana kondisi acak berada pada akibat tahap. Pada Bab ini akan dijelaskan cara
penyelesaiannya, serta disajikan beberapa contoh kasusnya.

A. Penyelesaian Program Dinamik Stokastik Tipe No. 1

Pemecahan Model Dinamik Probabilistik Tipe No.1 pada dasarnya melibatkan transformasi
dari proses stokastik menjadi proses deterministik. Ini dilakukan dengan pembuatan
(perhitungan) tabel Nilai Harapan (Expected Value/EV) yang mengandung nilai-nilai
Pengembalian Tahap sebagai fungsi dari Variabel Keputusan. Secara umum, bentuk dari tabel
Nilai Harapan ini untuk permasalahan program dinamik dengan n Tahap dan Variabel
Keputusan dalam rentang x1 hingga xm adalah seperti berikut.

Bentuk Table Ecpected Valeu

Nilai Alokasi Tahap Untuk Variabel Keputusan xI


x1 x2 x3 x4 x5 xm
Fungsi tahap -1 (x) F1(x1) F1(x2) F1(x3) F1(x4) F1(x5) F1(xm)
Fungsi tahap -2(x) F2(x1) F2(x2) F2(x3) F2(x4) F2(x5) F2(xm)
Fungsi tahap -3 (x) F3(x1) F3(x2) F3(x3) F3(x4) F3(x5) F3(xm)

Fungsi tahap -4 (x) F4(x1) F4(x2) F4(x3) F4(x4) F4(x5) F4(xm)

Jika F(x) adalah hasil dari Tahap ke-i untuk keputusan x, untuk mencari setiap nilai F(x), kita
menerapkan konsep Nilai Harapan dengan menggunakan rumus (10.1) yang telah diuraikan
pada Bab sebelumnya.

Jika semua Fi(x) dalam tabel Nilai Harapan telah dihitung dengan tepat, nilai-nilai Tahap ini
dapat dianggap sebagai deterministik. Dengan tabel Nilai Harapan ini, langkah-langkah
optimasi dapat dilakukan menggunakan prosedur Rekursif seperti yang dilakukan dalam
Program Dinamik yang bersifat deterministik.
B. Contoh Kasus-A1 Program Dinamik Stokastik Tipe No. 1

Terdapat tiga lokasi konsumen air. Kebutuhan air di setiap lokasi bervariasi secara acak dan
mengikuti distribusi probabilitas (Fungsi Kepadatan Peluang) yang terperinci dalam tabel di
bawah ini.

"Tabel 11.2. Sebaran Probabilitas Kebutuhan

Kebutuhan Probabilitas Kebutuhan


(Unit Volume Air) Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3
0 0.1 0.0 0.1
1 0.2 0.2 0.3
2 0.3 0.6 0.2
3 0.4 0.0 0.2
4 0.5 0.2 0.0
5 0.6 0.0 0.2

Sedangkan keuntungan (benefit) yang diperoleh dari alokasi per 1 unit volume air pada masing-
masing lokasi Pengguna Air adalah sebagai berikut.

Lokasi 1 : 18 juta rp.

Lokasi 2 : 10 juta rp.

Lokasi 3 : 21 juta rp.

Pihak yang mengelola pasokan air memiliki 8 unit volume air yang perlu dialokasikan ke 3
lokasi pengguna air (alokasi dalam bilangan bulat unit/satuan volume air). Tentukan alokasi
terbaik untuk memaksimalkan Nilai Harapan dari keuntungan total di ketiga lokasi Pengguna
Air.

CATATAN :

Bisa disebut sebagai berikut

1. Apabila alokasi melebihi kebutuhan, maka kelebihan air akan terbuang begitu saja.
2. Apabila alokasi di bawah kebutuhan, maka hanya air alokasi tersebut yang mendatangkan
keuntungan.

PENYELESAIAN :

Dalam model program dinamik alokasi ini:

 .Terdapat 3 tahap
 Variabel Keputusan adalah alokasi x dengan kisaran 0 s/d 8.

Kemudian dilakukan penghitungan Nilai Harapan dalam tabel, yang berisi nilai-nilai Fi(x),
dengan rentang i = 1 hingga 3 dan x = 0 hingga 8. Sebagai contoh, untuk Fi(x-3) yang
mengindikasikan alokasi sebesar 3 unit volume air ke lokasi ke-1, perhitungan dijabarkan
dalam tabel seperti berikut.

Tabel 11.3. Perhitungan Nilai Fi(x=3)


Kebutuhan Probabilitas Alokasi Keuntungan
P1 Vi pi x Vi
(Uni t Vol ume Ai r) (Uni t Vol ume Ai r) (juta rp) (juta rp)
0 0.1 3 0 0.0
1 0.2 4 18 3.6
2 0.3 5 36 10.8
3 0.2 6 54 10.8
4 0.1 7 54 5.4
5 0.1 8 54 5.4
Fi(3) = E = 36.0

Penjelasan:
Kolom 3: Alokasi = x=3 unit volume air ke lokasi 1.
Kolom 4: Keuntungan (unit volume air) yang terkecil antara Kebutuhan dan Alokasi.
Kolom 5: Keuntungan (juta rp) = Keuntungan (unit volume air) X Rp.18 juta.
Setelah semua nilai F(x) dihitung, didapatkan tabel Nilai Harapan sebagai berikut.

Expected Value dari keuntungan alokasi air.


Untuk x =
1 2 3 4 5 6 7 8
F1(x) 0.0 16.2 28.8 36.0 39.6 41.4 41.4 41.4
F2(x) 0.0 20.0 36.0 40.0 44.0 40.0 44.0 44.0
F3(x) 0.0 18.9 31.5 39.9 44.1 48.3 48.3 48.3
Setelah kolom x = 5, maka nilai Fi(x) semua sama.

Berikutnya, dengan memanfaatkan nilai-nilai dalam tabel Nilai Harapan (Tabel 11.4) di atas,
langkah rekursif dilakukan sesuai dengan prosedur dalam Program Dinamik yang deterministik,
meliputi 3 tahap dengan tabel-tabel rekursif seperti yang tertera di bawah ini.
Tahap 1 (alokasi ke lokasi 1) :
Tersedia Sisa 3 4 5 6 7 8
8 41.4 39.6 36.0 28.8 16.2 0.0
Maksimun 41.4 39.6 36.0 28.8 16.2 0.0
Keputusan 8 8 8 8 8 8

Tahap 2 (alokasi ke lokasi 2) :


Tersedia Sisa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 f1
3 81.4 77.4 61.4 41.4 41.4
4 83.6 79.6 75.6 59.6 39.6 39.6
5 80.0 80.0 76.0 72.0 56.0 36.0 36.0
6 72.8 72.8 72.8 68.8 64.8 48.8 28.8 28.8
7 60.2 60.2 60.2 60.2 56.2 52.2 36.2 16.2 16.2
8 44.0 44.0 44.0 44.0 44.0 40.0 36.0 20.0 0.0 0.0
Maksimum 83.6 60.0 76.0 72.0 64.8 52.2 36.2 20.0 0.0
Keputusan 4 5 5 5 6 7 7 8 8

Tahap 3 (alokasi ke lokasi 3) ;


Tersedia Sisa 0 f2
0 83.4 83.6
1 98.9 80.0
2 107.5 76.0
3 111.9 72.0
4 108.9 64.8
5 100.5 52.2
6 84.5 36.2
7 68.3 20.0
8 48.3 0.0
Keputusan 111.9
Maksimum 3

Dengan pelacakan balik (back tracking), diperoleh jalur dengan nilai maksimum (optimal) :

8-5-3-0 dengan EV keuntungan total sebesar : 111.9 juta Rp.

Alokasi optimal:

 Lokasi-1 = 8-5 = 3 unit


Cek = = 36.0 juta Rp.
 Lokasi-2 = 5-3 = 2 unit
Cek = = 36.0 juta Rp.
 Lokasi-3 = 3-0 = 3 unit
Cek = = 39.9 juta Rp.
Cek total = 111.9 juta Rp. (OK)
EV keuntungan total sebesar 111.9 juta rupiah adalah nilai rata-rata dari keuntungan yang
diantisipasi ketika kebijakan alokasi yang optimal diimplementasikan dalam jangka waktu yang
panjang.

Pembahasan :

1. Kalau mengikuti pola kebijakan tersebut, maka ada kemungkinan bahwa pasokan:
a. lebih kecil dari kebutuhan sehingga terjadi kekurangan air.
b. lebih besar dari kebutuhan sehingga terjadi kelebihan air.
2. Jika pasokan air tidak mencukupi, mungkin pengelola lokasi harus mencari pasokan
tambahan dengan biaya yang lebih tinggi.
3. Jika terjadi kelebihan pasokan air tanpa adanya fasilitas penyimpanan, situasi ini membuka
peluang untuk menjual kembali air tersebut daripada membuangnya. Meskipun
keuntungannya mungkin lebih rendah, tetapi dapat mengurangi kerugian dan
memanfaatkan kelebihan pasokan secara lebih efisien.
4. Segala hal yang telah disebutkan di atas bisa menjadi pemicu untuk mengembangkan
kompleksitas kasus ini ke tingkat yang lebih lanjut.

C. Contoh Kasus-B1 Program Dinamik Stokastik Tipe No. 1


Berikutnya, contoh kasus ini merupakan ekstensi dari Kasus-A1. Misalnya, jika alokasi air di
suatu lokasi kurang dari kebutuhan, pengelola lokasi harus mencari pasokan tambahan dengan
biaya yang signifikan lebih tinggi. Ini mengakibatkan kerugian daripada keuntungan, yang
dihitung sebagai kerugian per 1 unit volume kekurangan air di setiap lokasi Pengguna Air seperti
yang tertera di bawah ini.

 Lokasi 1 = 5 juta rp.


 Lokasi 2 = 4 juta rp.
 Lokasi 3 = 8 juta rp.

Dalam konteks ini, perlu dilakukan perhitungan antara keuntungan dan kerugian untuk
mendapatkan keuntungan bersih (net benefit). Langkah selanjutnya adalah melakukan optimasi
alokasi 8 unit volume air ke tiga lokasi Pengguna Air dengan alokasi dalam bilangan bulat unit
volume air, sehingga Nilai Harapan dari keuntungan bersih total di ketiga lokasi Pengguna Air
dapat maksimal.
Penyelesaian :
Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan tabel Nilai Harapan (Expected Value),
dengan rentang nilai i dari 1 hingga 3, dan x dari 0 hingga 8. Sebagai contoh, untuk Fi(x-3) yang
menggambarkan alokasi sebesar 3 unit volume air ke lokasi-l, perhitungannya dijabarkan dalam
tabel berikut.Tabel

11.5. Perhitungan nilai Fi(x-3)


Kebutuhan Probabilitas Alokasi Keuntungan Kerugian Keuntungan Kerugian Keuntungan Bersih
Pi Vi Pi x Vi
(Unit Vol) (Unit Vol) (Unit Vol) (Unit Vol) (Unit Vol) (Juta rp) (Juta rp) (Juta rp) (Juta rp)

0 0.1 3 0 0 0 0 0 0.0
1 0.2 3 1 0 18 0 18 3.6
2 0.3 3 2 0 36 0 36 10.8
3 0.2 3 3 0 54 0 54 10.8
4 0.1 3 3 1 54 5 49 4.9
5 0.1 3 3 2 54 10 44 4.3
F1(3) = E = 34.5

Penjelasan
 Kolom 5: Kerugian (unit volume) air yang harus ditambah apabila Kebutuhan > Alokasi
 Kolom 7: Kerugian (juta rp) = Kerugian (unit volume) X unit biaya kerugian.
 Kolom 8: Keuntungan bersih (juta rp) = Keuntungan (juta rp) - Kerugian (juta rp).
Setelah semua Fi(x) dihitung, maka diperoleh tabel Expected Value berikut ini.

Tabel 11.6. Expected Value dari keuntungan alokasi air.


Untuk x =
0 1 2 3 4 5 6 7 8
F1(x) -11,5 9.2 25.3 25.3 34..4 41.4 41.4 41.4 41.4
F2(x) -9,2 12.4 29.2 29.2 38.8 46.0 46.0 46.0 46.0
F3(x) -18,4 7.7 7.7 28.0 39.6 48.3 48.3 48.3 48.3

Berikutnya, dengan memanfaatkan nilai-nilai dari tabel Nilai Harapan (Tabel 11.6) sebelumnya,
dilakukan proses rekursif sebanyak 3 tahap seperti pada Program Dinamik yang bersifat
deterministik, dengan tabel-tabel rekursif seperti yang terlampir di bawah ini.

Tahap 1 (alokasi ke lokasi 1) :


Tersedia Sisa 3 4 5 6 7 8
8 41.4 39.1 34.5 25.3 9.2 -11,5
Maksimum 41.4 39.1 34.5 25.3 9.2 -11,5
Keputusan 8 8 8 8 8 8

Tahap 2 (alokasi ke lokasi 2) :


Tersedia Sisa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 f1
3 80.2 70.6 53.8 32.2 41.4
4 82.7 77.9 68.3 51.5 29.9 39.2
5 80.5 78.1 73.3 63.7 46.9 25.3 34.5
6 71.3 71.3 68.9 64.1 54.5 37.7 16.1 25.3
7 55.2 55.2 55.2 52.8 48.0 38.4 21.6 0.0 9.2
8 34.5 34.5 34.5 34.5 32.1 27.3 17.7 0.9 -20,7 -11,5
Maksimum 82.7 73.3 73.3 64.1 54.5 38.4 21.6 0.9 -20,7
Keputusan 4 5 5 6 6 7 7 8 8

Tahap 3 (alokasi ke lokasi 3) :


Tersedia Sisa 0 f2
0 64.3 82.7
1 85.8 78.1
2 101.3 73.3
3 103.7 64.1
4 99.9 54.5
5 86.7 38.4
6 69.9 21.6
7 49.2 0.9
8 27.6 -20,7
Maksimum 103.7
Keputusan 3

Dengan pelacakan balik (back tracking), diperoleh jalur dengan nilai maksimum (optimal):
8-6-3-0 dengan EV keuntungan total sebesar 103.7 juta Rp.
Alokasi optimal:
 Lokasi-1 = 8-6 = 2 unit
Cek = = 25.3 juta Rp.
 Lokasi-2 = 6-3 = 3 unit
Cek = = 38.8 juta Rp.
 Lokasi-3 = 3-0 = 39.6 juta Rp.
Cek total 103.7 juta Rp. (OK)
EV keuntungan total sebesar 103.7 juta rupiah adalah nilai rerata keuntungan apabila kebijakan
alokasi optimal tersebut diterapkan dalam jangka panjang.
Pembahasa ;
1. EV keuntungan total menjadi lebih kecil dari Kasus-A1.
2. Alokasi optimal [(2-3-3) unit] juga berubah dari Kasus-A1 sebelumnya yaitu [(3-2-3) unit].
3. Kini kasusnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi dengan memperhitungkan air terbuang.

D. Contoh Kasus-C1 Program Dinamik Stokastik Tipe No. 1

Kasus contoh berikutnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari kasus A1 dan B1 yang telah
disampaikan sebelumnya. Dalam kasus ini, juga dipertimbangkan penggunaan air yang mungkin
terbuang. Misalnya, jika alokasi air di suatu lokasi lebih banyak dari kebutuhan, pengelola setempat
dapat memanfaatkan air yang tidak terpakai tersebut dengan mendapatkan keuntungan yang lebih
kecil dari keuntungan yang diperoleh dari penggunaan air secara rutin. Besarnya keuntungan
tambahan ini, yang diungkapkan sebagai persentase dari keuntungan air yang digunakan secara
rutin, di setiap lokasi Pengguna Air, adalah seperti yang tercantum di bawah ini.
 Lokasi 1: 42% keuntungan regular.
 Lokasi 2: 47% keuntungan regular.
 Lokasi 3: 12% keuntungan regular.

Dengan demikian :
Keuntungan Bersih (net benefit) = Keuntungan regular (dari volume air kebutuhan)
PLUS = Keuntungan ekstra (dari volume kelebihan air)
MINUS = Kerugian (Dari volume kekurangan air)

Sekarang nilai keuntungan besih (net benefit) adalah keuntungan regular ditambah keuntungan ekstra
dikurangi kerugian. Untuk itu dilakukan lagi optimasi alokasi 8 unit volume air kepada 3 lokasi
Pengguna Air tersebut (alokasi dalam bilangan bulat unit volume air) sehinggi EV dari keuntungan
bersih total di ketiga lokasi Pengguna Air adalah maksimum.
Penyelesaian:
Dilakukan lagi perhitungan tabel Expected Value, yaitu isi tabel Fi(x), dengan kisaran i = 1 s/d
3 dan x = 0 s/d 8. Untuk Fi(x-3) yang berarti alokasi ke lokasi-1 sebesar 3 unit volume air,
maka perhitungan diuraikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 11.7. Perhitungan nilai Fi(x-3)
Kebutuhan Probabilitas Alokasi
Keuntungan
Kerugian
Keuntungan
Kerugian
Keuntungan bersih
Pi
Junit volume)
juta p
V1
P, X V
Junit vol
funit voll reguler kat
reguler
Ju
Djuta rpj
[juta rp
kolom 1
kolom 2
kolom 3 kolom 4 kolom 5
tokom
kolom 7 km
Aotom 9
om 10
koker 11
0
0.1
3
0
3
0
0 22.68
0
22.68
2.268
1
02
3
1
2
0
18
15.12
0
33.12
6.624
2
0.3
3
2
1
0
36
7.56
0
43.56
13.068
3
0.2
3
3
0
0
54
0.00
0
54.00
10.800
4
0.1
3
3
0
1
54
0.00
5
49.00
4.900
5
0.1
3
3
D
2
54
0.00
10
44.00
4.400
F.(3) ==
42.060
Penjelasan:

.
·
Kolom 5: Keuntungan ekstra (unit volume) dari kelebihan air apabila Alokasi > Kebutuhan.
Kolom 8: Keuntungan ekstra (juta rp) Keuntungan ekstra (unit volume) X prosentse
keuntungan X Rp.18 juta (unit keuntungan reguler).
Kolom 10: Keuntungan bersih (juta rp)
=
Keuntungan reguler (juta rp)
Keuntungan ekstra (juta rp) - Kerugian (juta rp).
Setelah semua Fi(x) dihitung, diperoleh tabel Expected Value berikut ini.
Tabel 11.8. Expected Value dari keuntungan alokasi air.
0
1
2
3
F1(x)
-11.500
9.956
28.324
F2(x) -9.200
13.340
32.960
42.060 48.200
F(x)
-18.400
42.120 29.008 7.952
Untuk x = 4 61.812 52.708 71.380 60.520 55.104 49.936
5
6
7
B
69.372
76.932
84.492
80.780
90.180 99.560
57.624
60.144 62.664
Lily Montarcih-Widandi Soetopo 95
2023.12.02 20:39

Anda mungkin juga menyukai