Anda di halaman 1dari 21

BAB V

METODE SIMPLEKS

A. Pengenalan Metode Simpleks


Persoalan program linier tidak selalu sederhana karena melibatkan banyak
constraint (pembatas) dan banyak variabel sehingga tidak mungkin diselesaikan
dengan metode grafik. Oleh karena itu serangkaian prosedur matematik (aljabar
linier) diperlukan untuk mencari solusi dari persoalan yang rumit tersebut.
Prosedur yang paling luas digunakan adalah Metode Simplex. Penemuan metode
ini merupakan lompatan besar dalam Riset Operasi dan ia digunakan sebagai
prosedur penyelesaian dari setiap program komputer.
Salah satu teknik penentuan solusi optimal yang digunakan dalam
pemrograman linier adalah metode simpleks. Penentuan solusi optimal
menggunakan metode simpleks didasarkan pada teknik eleminasi Gauss Jordan.
Penentuan solusi optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu per satu
dengan cara perhitungan iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan
metode simpleks dilakukan tahap demi tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi
ke-i hanya tergantung dari itersi sebelumnya (i-1).
Dapat disimpulkan juga bahwa metode simpleks adalah suatu metode yang
secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fleksibel ke
pemecahan dasar yang fisibel lainnya dan ini dilakukan berulang-ulang (dengan
jumlah ulangan yang tebatas) sehingga tercapai sesuatu pemecahan dasar yang
optimum dan pada setiap step menghasilkan suatu nilai dari fungsi tujuan yang
selalu lebih besar atau sama dari step-step sebelumnya.
Ada beberapa istilah yang sangat sering digunakan dalam metode
simpleks,diantaranya :
1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu
tergantung dari nilai table sebelumnya.
2. Variable non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada
sembarang iterasi. Dalam terminologi umum, jumlah variabel non basis selalu
sama dengan derajat bebas dalam sistem persamaan.

1
3. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang
iterasi. Pada solusi awal,variabel basis merupakan variabel slack (jika fungsi
kendala merupakan pertidaksamaan ≤) atau variabel buatan (jika fungsi
kendala menggunakan pertidaksamaan ≥ atau =). Secara umum,jumlah variabel
basis selalu sama dengan jumlah fungsi pembatas ( tanpa fungsi non negatif ).
4. Solusi atau nilai kanan merupakan nilai sumber daya pembatas yang masih
tersedia. Pada solusi awal,nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber
daya pembatas awal yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
5. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik kendala
untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≤ menjadi persamaan (=).
Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi
awal,variabel slack akan berfungsi sebagai variabel basis.
6. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematik
kendala untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan (=).
Penambahan ini tejadi pada tahap inisialisasi. Pada solusi awal, variabel surplus
tidak dapat berfungsi sebagai variabel basis.
7. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan ke model matematik
kendala dengan bentuk ≥ atau = untuk difungsikan sebagai variabel basis awal.
Penambahan variabel ini terjadi pada tahap inisialisasi. Variabel ini harus
bernilai 0 pada solusi optimal karena kenyataanya variabel ini tidak ada.
Variabel hanya ada diatas kertas.
8. Kolom pivot (kolom kerja) adalah kolom yang memuat variabel masuk.
Koefisien pada kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan
baris pivot (baris kerja).
9. Baris pivot (baris kerja) adalah salah satu baris dari antara variabel basis yang
memuat variabel keluar.
10. Elemen pivot (elemen kerja) adalah elemen yang terletak pada perpotongan
kolom dan baris pivot. Eleme pivot akan menjadi dasar perhitungan untuk
tabel simpleks berikutnya.

2
Contoh Bentuk Aljabar Metode Simpleks
Dengan menggunakan contoh pada kasus perusahaan tas maka model linier
persoalan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Max z  3x1  2x2
Subject to constra int :
2x1  2x2  800
2x1  3, 3x2  1000
x1  0, 5x2  300
2x1 1, 5x2  650

Dengan menyertakan variabel Slack atau surplus maka model tersebut dibuat
menjadi bentuk standar berikut:
Max z  3x1  2x2  0S1  0S2  0S3  0S4
Subject to constra int :
2x1  2x2  S1  800.........1
2x1  3, 3x2  S2  1000...2
x1  0, 5x2  S3  300.......3
2x1 1, 5x2  S4  650......4
x1 , x2 , S1 , S2 , S3 , S4  0

B. Metode Pemecahan Dasar Basis (Simpleks I)


Contoh 1
1. Nilai maksimum dari pada himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan
Kendala :

Penyelesaian:
a. Menambahkan setiap kendala dengan sebuah variabel tambahan (slack)

3
b. Menetukan banyaknya variabel basis dengan cara kombinasi

Penyelesaian:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

9)
10)

Variabel Variabel
No Keterangan Titik
Basis Non Basis
1. Tidak Layak 0, 0 -

2. Layak 0,10 100

3. Layak 0,5 50

4. Tidak Layak - -

4
5. Layak 10, 0 60

6. Layak 10, 0 60

7. Layak 2, 0 12

8. Layak 10, 0 60

9. Layak 2,8 92

10. Layak 2, 4 52

Jadi dari data diatas maka nilai maksimalnya adalah 100 pada titik 0,10 .

2. Untuk (x, y) yang memenuhi ,dan , maka


nilai maksimum untuk adalah …
Penyelesaian:
a. Menambahkan setiap kendala dengan variabel slack

b. Menentukan banyaknya variabel basis dengan cara kombinasi

1)
2)
3)
4)
5)
6)

5
7)

8)
9)
10)

No Variabel Variabel Keterangan Titik


Basis Non Basis
1. Tidak Layak - -

2. Layak (0,4) 4

3. Layak (0,2) 2

4. Layak (0,4) 4

5. Layak (1,0) 1

6. Layak (3,0) 3

7. Layak (0,3) 3

8. Layak 3 8 11
 ,  5
 5 5

9. Layak (0,4) 4

10. Layak (3,0) 3

Jadi dari data diatas nilai maksimumnya adalah 4 pada titik (0,4)

6
C. Metode Pemecahan Operasi Baris (Simpleks II)
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus nol (0).
2. Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus positif. Apabila negatif, nilai tersebut
harus dikalikan –1.
3. Fungsi kendala dengan tanda “≤” harus diubah ke bentuk “=” dengan
menambahkan variabel slack/surplus. Variabel slack/surplus disebut juga
variabel dasar.
4. Fungsi kendala dengan tanda “≥” diubah ke bentuk “≤” dengan cara
mengalikan dengan –1, lalu diubah ke bentuk persamaan dengan ditambahkan
variabel slack. Kemudian karena RHS-nya negatif, dikalikan lagi dengan –1
dan ditambah artificial variabel (M).
5. Fungsi kendala dengan tanda “=” harus ditambah artificial variabel (M).

Digunakan dalam kasus:


1. Fungsi Tujuan Untuk Masalah Maksimasi
Contoh 2
Pada perusahaan Maju Lancar mempunyai fungsi tujuan :
Z  3X1  5X 2

dengan kendala-kendala :
1) 2X1  8
2) 3X 2  15
3) 6 X1  5 X 2  30

Langkah-langkah penyelesaian:
1) Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala (lihat beberapa ketentuan
yang harus diperhatikan di atas)
Z  3X1  5X 2  Z  3X1  5X 2  0

Fungsi kendala
1) 2X1  8
 2 X1  X 3  8
2) 3X 2  15
 3X 2  X 4  15
3) 6 X1  5X 2 
 6 X1  5X 2  X 5  30
30
 X 3 , X 4 dan X 5 adalah variabel slack

7
2) Menyusun persamaan-persamaan ke dalam tabel

Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks


Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X3 0 2 0 1 0 0 8
X4 0 0 3 0 1 0 15
X5 0 6 5 0 0 1 30

3) Memilih kolom kunci


Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai pada baris Z yang bernilai
negatif dengan angka terbesar.

Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks


Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X3 0 2 0 1 0 0 8
X4 0 0 3 0 1 0 15
X5 0 6 5 0 0 1 30

4) Memilih baris kunci

Indeks Nilai kanan (NK)


 Nilai kolom
kunci
Baris kunci adalah baris yang mempunyai indeks terkecil

Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks


Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X3 0 2 0 1 0 0 8 ~
X4 0 0 3 0 1 0 15 5
X5 0 6 5 0 0 1 30 6

Angka kunci
Koefisien angka kolom kunci

8
5) Mengubah nilai-nilai baris kunci
Dengan cara membaginya dengan angka kunci.
baris kunci
Baris baru kunci
 angka kunci

Sehingga tabel menjadi seperti berikut:


Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks
Z 1 -3 -5 0 0 0 0
X3 0 2 0 1 0 0 8 ~
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 5
X5 0 6 5 0 0 1 30 6

6) Mengubah nilai-nilai selain baris kunci sehingga nilai-nilai kolom kunci


(selain baris kunci) = 0
Baris Z
Baris lama
 5 0 0 0 0
3
NBBK 5 0 1 0 1/3 0 5

Baris 3 0 0 5/3 0 25
baru

Baris X3
Baris
lama
2 0 1 0 0 8

NBBK 0 0 1 0 1/3 0 5
Baris baru 2 0 1 0 0 8
Baris X5
Baris
lama 6 5 0 0 1 30

NBBK 5 0 1 0 1/3 0 5
Baris baru 6 0 0 -5/3 1 5 
Masukkan nilai di atas ke dalam tabel, sehingga tabel menjadi seperti berikut:
Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks
Z 1 -3 0 0 5/3 0 25
X3 0 2 0 1 0 0 8

9
X4 0 0 1 0 1/3 0 5
X5 0 6 0 0 -5/3 1 5

10
7) Melanjutkan pebaikan-perbaikan (langkah 3-6) sampai baris Z tidak ada
negatif

Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks


Z 1 -3 0 0 5/3 0 25 -25/3
X3 0 2 0 1 0 0 8 8/2 = 4
X4 0 0 1 0 1/3 0 5 5/0 = ∞
X5 0 6 0 0 -5/3 1 5 5/6

8) Mengubah nilai-nilai baris kunci (kembali)

Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks


Z 1 -3 0 0 5/3 0 25 -25/3
X3 0 2 0 1 0 0 8 4
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 ∞
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6 5/6

9) Mengubah nilai-nilai selain baris kunci sehingga nilai-nilai kolom kunci


(selain baris kunci) = 0 (kembali)
Baris Z
Baris
lama 3 0 0 5/3 0 25

NBBK 3 1 0 0 -5/18 1/6 5/6 

Baris baru 0 0 0 5/6 1


1/2 27
2
Baris X3
Baris
lama 2 0 1 0 0 8 
NBBK 2 1 0 0 -5/18 1/6 5/6 
19
Baris baru 0 0 1 5/9 -1/9
3
Baris X2
Baris lama 0 1 0 1/3 0 5
NBBK 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6
Baris baru 0 1 0 1/3 0 5

11
10) Melanjutkan perbaikan-perbaikan
Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Zmaks
1
Z 1 0 0 0 5/6 1/2 27
2
X3 0 0 0 1 5/9 -1/3 19/3
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6
Diperoleh hasil:
5
X  ,X
1  5, dan
6
2

Z  3x1  5x2
5
3  55

6
 
1
 27
2

2. Fungsi Batasan Dengan Tanda Sama Dengan (=)


Yakni dengan menambah variabel buatan.
Contoh 3
Fungsi tujuan Z  3X1  5X 2
Dengan fungsi kendala:
1) 2X1  8
2) 3X 2  15
3) 6 X1  5 X 2  30

Penyelesaian:
Fungsi kendala:
1) 2X1  8  2X1  X 3  8
2) 3X 2  15  3X 2  X 4  15
3) 6 X1  5X 2   6 X1  5 X 2  X 5  30
30

12
Fungsi tujuan:
Z  3X1  5 X  Z3X 1  5X 2  MX5  0
2

Nilai setiap variabel dasar (X5) harus sebesar 0, sehingga fungsi tujuan harus
dikurangi dengan M dikalikan dengan barus batasan yang bersangkutan. Nilai
baris Z sebagai berikut:

 3 3 0 0 M 0
M  6 5 0 0 1 30
6M  3 6M  3 0 0 0  30M

Tabel:
Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks
Z 1 -6M-3 -5M-5 0 0 0 -30M
X3 0 2 0 1 0 0 8 4
X2 0 0 3 0 1 0 15 ~
X1 0 6 5 0 0 1 30 5

Perhitungan tabel
Z lama
6M   5M  5 0 0 0  30M 
3
 1 
6M  3 1 0 0 0 4 
 
2 

0  5M 
 3M  0 0  6M 12
5 3
2

Var.
Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks
Dsr
Z 1 0 -5M-5 3M+3/2 0 0 -6M+12

13
X1 0 1 0 ½ 0 0 4 ~
X4 0 0 3 0 1 0 15 5
X5 0 0 5 -3 0 1 6 6/5
Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Indeks
Z 1 0 0 -3/2 0 M+1 18
X1 0 1 0 ½ 0 0 4 8
X4 0 0 0 9/5 1 -3/5 19/3 5/27
X2 0 0 1 -3/5 0 1/5 6/5 -2

Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 NK Maks


Z 1 0 0 0 5/6 M+1/2 27 ½
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6
X4 0 0 0 1 5/9 -1/3 6 1/3
X2 0 0 1 0 1/3 0 5

Diperoleh hasil:

5
X  ,X
1  5, dan
6
2

Zmaks  3x1  5x2


1
 27
2

3. Fungsi Tujuan Untuk Masalah Minimasi


Soal minimasi harus diubah menjadi maksimasi dengan cara mengganti tanda
positif dan negatif pada fungsi tujuan.
Contoh 4
Minimumkan Z  3X1  5X 2
dengan kendala-kendala :
1) 2X1  8
2) 3X 2  15

14
3) 6 X1  5 X 2  30

15
Penyelesaian:
Maksimum:
Fungsi kendala:
1) 2 X1  X 3  8
2) 3X 2  X 4  15
3) 6 X1  5X 2  X 5  X 6  30

Fungsi tujuan:
Z  3X1  5X 2
Z  3X1  5X 2  MX 3  0 X 4  0 X 5  MX 6
Z   3X1  5X 2  MX 3  0 X 4  0 X 5  MX 6
Z  3X1  5X 2  MX 3  0 X 4  0 X 5  MX 6  0

Nilai-nilai variabel dasar  X3 dan X6  harus sama dengan nol, maka


3 5 M 0 0 M, 0
M 2 0 1 0 0 0, 8
M 6 5 0 0 -1 1, 30 
8M  3 5M  0 0 0,  38M
5 M

Tabel:
Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Indeks
Z -1 -8M+3 -5M+5 0 0 0 0 -38M
X3 0 2 0 1 0 0 0 8 4
X4 0 0 3 0 1 0 0 15 ~
X6 0 6 5 0 0 -1 1 30 5

Z -1 0 -5M+5 4M-3/2 0 0 0 -6M-12


X1 0 1 0 ½ 0 0 0 4
X4 0 0 0 0 1 0 0 15 0
X6 0 0 5 -3 0 -1 1 6 6/5

16
Z lama
8M   5M  5 0 0 0  38M 
3 0
 1 
8M  3 1 0 0 0 0 4 
 
2 
3
0  5M  5 4M  0 0 0  6M 12
2
Baris X4
0 3 0 1 0 0 15
0 1 0 1/2 0 0 0 4
0 0 0 1 0 0 15

Baris X6
6 5 0 0 -1 1 30
6 1 0 1/2 0 0 0 4
0 5 -3 0 -1 1 6

Z lama  3 
0  5M  5 4M  0 0 0  6 12M
 
 2 
5M
5   3
0 1  0 1 1 6 
    
 
 5 5 5 5 
3
0 0 M 0 M 1 M 1 18
2

Baris X1
 1
1 0 
0 0 0 4
 2 


03 0 1  1 1 6
0  
  

 5 
 5 5 5
1
1 0 0 0 0 4
2

Baris X4

 0 0 0 1 0 0 15

17
 1 1 6
0 0 1  0  
3  5 5 5 5
 
0 0 0 1 0 0 15

18
Var. Dsr Z X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Min
Z -1 0 0 M+3/2 0 M-1 M+1 -18
X1 0 1 0 ½ 0 0 0 4
X4 0 0 0 9/5 1 3/5 -3/5 2/5
X2 0 0 1 -3/5 0 -1/5 1/5 6/5

Karena
Z  18 maka Z 18.

Penyelesaian optimal X  4, X  6 dan  18 .


1 2 min
Z
5

19
Latihan:
1. Untuk (x, y) yang memenuhi 2x  4 y  12, x  2 y  6 , dan 3x  6 y maka
 36

nilai maksimum untuk


f  x, y  2x  adalah …
5y

2. Untuk (x, y) yang memenuhi x  3y  6, 4x  2 y  8 , dan 2x  6 y  18

maka nilai maksimum untuk


f  x, y   x  4 adalah …
y

3. Untuk (x, y) yang memenuhi 2x  3y  6, x  y  8 , x2y maka


dan 4

nilai maksimum untuk


f  x, y   x  4 adalah …
y

4. Selesaikan linear program berikut dengan metode simpleks


Minimumkan Z  3x1  2x2 ,

Dengan fungsi kendala:


1) x1  2x2  20
2) 3x1  x2  20
3) x1  0
4) x2  0

5. Selesaikan linear program berikut dengan metode simpleks


Maksimumkan Z  4x1 10x2  6x3

Dengan fungsi kendala:


1) x1  3x2  3x3  6
2) 2x1  x2  4x3  4
3) x1, x2 , x3  0

6. Selesaikan linear program berikut dengan metode simpleks


Maksimumkan Z  400x1  300x2 ,

Dengan fungsi kendala:

20
1) 4x1  6x2  1200
2) 4x1  2x2  800
3) x1  250
4) x2  300

21

Anda mungkin juga menyukai