Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PEMBAHASAN
Metode Dua Fase merupakan metode yang mempunyai fungsi yang sama dengan
metode big-M, yakni menentukan solusi optimum dari persoalan yang memiliki
pertidaksamaan berbeda-beda bahkan persamaan pada pembatasannya. Berikut aturan dari
metode Dua Fase:
a. Metode dua fase digunakan pada variabel basis awal terdiri dari variabel buatan ( A ) .
b. Proses optimasi dilakukan dua tahap, yakni:
- Tahap pertama merupakan proses optimasi variabel buatan.
- Tahap kedua merupakan proses optimasi variabel keputusan.
c. Variabel buatan sebenarnya tidak ada (hanya ada di atas kertas) sehingga tahap
pertama dilakukan untuk memaksa variabel buatan bernilai 0 .

Berikut contoh soal dan penyelesaiannya:


Tentukan solusi optimum dari pemrograman linear dengan cari x 1 dan x 2!
Minimumkan Z=4 x 1 + x 2
Dengan pembatas: 3 x 1+ x 2=3
4 x1 +3 x 2 ≥ 6
x 1+ 2 x 2 ≤ 4
x1 , x2 ≥ 0
Penyelesaian:
Langkah 1: Mengubah fungsi tujuan ( Z ) menjadi variabel buatan ( A ) dan bentuk standar
untuk pembatasannya.
Z=4 x 1 + x 2 menjadi A=A 1 + A 2
Dengan pembatas: 3 x 1+ x 2 + A1=3
4 x1 +3 x 2−s1 + A2=6
x 1+ 2 x 2 +s 2=4
x 1 , x 2 , s1 , s 2 , A1 , A 2 ≥ 0
Langkah 2: Substitusikan A1 dan A2 pada variabel A .
3 x 1+ x 2 + A1=3 menjadi A1=3−3 x 1−x 2
4 x1 +3 x 2−s1 + A2=6 menjadi A2=6−4 x 1−3 x 2+ s1
Sehingga A=A 1 + A 2
A=( 3−3 x 1−x 2 ) + ( 6−4 x1 −3 x 2 + s1 )
A=9−7 x 1−4 x 2+ s 1

Langkah 3: Tentukan fase 1 dengan membentuk tabel simpleks.


Fase 1 Iterasi Awal (Iterasi-0)
Variabe
l x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK
Dasar
A 7 4 -1 0 0 0 9
A1 3 1 0 0 1 0 3
A2 4 3 -1 0 0 1 6
s2 1 2 0 1 0 0 4

Fase 1 Iterasi-1
a) Menentukan kolom kunci
Kolom kunci = kolom yang mempunyai koefisien fungsi tujuan yang bernilai positif
terbesar.
Variabe
l x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK
Dasar
A 7 4 -1 0 0 0 9
A1 3 1 0 0 1 0 3
A2 4 3 -1 0 0 1 6
s2 1 2 0 1 0 0 4

b) Menentukan baris kunci dan angka kunci


Baris kunci = nilai indeks yang terkecil (positif)
Nilai kanan fungsi pembatas ( NK )
Nilai indeks=
Nilai kol om kunci
Angka kunci = perpotongan kolom kunci dan baris kunci
Variabel
x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK Indeks
Dasar
9
A 7 4 -1 0 0 0 9
7
A1 3 1 0 0 1 0 3 1
3
A2 4 3 -1 0 0 1 6
2
s2 1 2 0 1 0 0 4 4

c) Perubahan nilia-nilai baris


 Nilai baris kunci baru
Nilai baris kunci lama
N ilai baris kunci baru=
nangka kunci
Variabe
l x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK
Dasar
A 7 4 -1 0 0 0 9
1 1
x1 1 0 0 0 1
3 3
A2 4 3 -1 0 0 1 6
s2 1 2 0 1 0 0 4

 Nilai baris yang lain (mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci)
Nilai baris yang lain = {(Nilai baris kunci baru) × (Angka kolom kunci baris
ybs)}
Baris pertama ( A )
7 4 -1 0 0 0 9
1 1
7 1 0 0 0 1
3 3
5 −7
A 0 -1 0 0 2
3 3

Baris ketiga (batasan 4)


4 3 -1 0 0 1 6
1 1
4 1 0 0 0 1
3 3
5 −4
A2 0 -1 0 1 2
3 3

Baris keempat (batasan 1)


1 2 0 1 0 0 4
1 1
1 1 0 0 0 1
3 3
5 −1
s2 0 0 1 0 3
3 3

Variabe
l x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK
Dasar
5 −7
A 0 -1 0 0 2
3 3
1 1
x1 1 0 0 0 1
3 3
5 −4
A2 0 -1 0 1 2
3 3
5 −1
s2 0 0 1 0 3
3 3

Fase 1 Iterasi 2
a) Menentukan kolom kunci
Kolom kunci = kolom yang mempunyai koefisien fungsi tujuan yang bernilai positif
terbesar.
Variabe
l x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK
Dasar
5 −7
A 0 -1 0 0 2
3 3
1 1
x1 1 0 0 0 1
3 3
5 −4
A2 0 -1 0 1 2
3 3
5 −1
s2 0 0 1 0 3
3 3

b) Menentukan baris kunci dan angka kunci


Baris kunci = nilai indeks yang terkecil (positif)
Nilai kanan fungsi pembatas ( NK )
Nilai indeks=
Nilai kol om kunci
Angka kunci = perpotongan kolom kunci dan baris kunci
Variabel
x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK Indeks
Dasar
5 −7 6
A 0 -1 0 0 2
3 3 5
1 1
x1 1 0 0 0 1 3
3 3
5 −4 6
A2 0 -1 0 1 2
3 3 5
5 −1 9
s2 0 0 1 0 3
3 3 5

c) Perubahan nilia-nilai baris


 Nilai baris kunci baru
Nilai baris kunci lama
N ilai baris kunci baru=
nangka kunci
Variabe
l x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK
Dasar
5 −7
A 0 -1 0 0 2
3 3
1 1
x1 1 0 0 0 1
3 3
−3 −4 3 6
x2 0 1 0
5 5 5 5
5 −1
s2 0 0 1 0 3
3 3

 Nilai baris yang lain (mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci)
Nilai baris yang lain = {(Nilai baris kunci baru) × (Angka kolom kunci baris
ybs)}
Baris pertama ( A )
5 −7
0 -1 0 0 2
3 3
5 −3 −4 3 6
0 1 0
3 5 5 5 5
A 0 0 0 0 -1 -1 0

(
Baris kedua batasan
1
3 )
1 1
1 0 0 0 1
3 3
1 −3 −4 3 6
0 1 0
3 5 5 5 5
1 3 −1 3
x1 1 0 0
5 5 5 5

(
Baris keempat batasan
5
3 )
5 −1
0 0 1 0 3
3 3
5 −3 −4 3 6
0 1 0
3 5 5 5 5
s2 0 0 1 1 1 -1 1

Variabe
l x1 x2 s1 s2 A1 A2 NK
Dasar
A 0 0 0 0 -1 -1 0
1 3 −1 3
x1 1 0 0
5 5 5 5
−3 −4 3 6
x2 0 1 0
5 5 5 5
s2 0 0 1 1 1 -1 1
Karena variabel buatan (A) sudah bernilai 0, maka lanjut ke langkah selanjutnya.

Langkah 4: Tentukan fase 2 dengan mensubstitusi x 1 dan x 2 ke Z .


1 3 3 1
Dari hasil fase 1 iterasi 2 di langkah 3 diperoleh: x 1+ s 1= menjadi x 1= − s 1
5 5 5 5
3 6 6 3
x 2− s1= menjadi x 2= + s 1
5 5 5 5
Sehingga Z=4 x 1 + x 2

Z=4 ( 35 − 51 s )+( 65 + 35 s )
1 1

12 4 6 3
Z= − s1 + + s 1
5 5 5 5
18 1
Z= − s
5 5 1

Fase 2
Variabe
l x1 x2 s1 s2 NK
Dasar
1 18
Z 0 0 0
5 5
1 3
x1 1 0 0
5 5
−3 6
x2 0 1 0
5 5
s2 0 0 1 1 1

Langkah 5: Simpulkan langkah 4 dari bentuk fase 2.


Jadi, solusi optimum dari persoalan pemrograman linear, yakni:
18 3 6
Z= dengan x 1= , dan x 2=
5 5 5

Anda mungkin juga menyukai