Anda di halaman 1dari 5

ISTILAH-ISTILAH DALAM METODE SIMPLEKS

1. Iterasi : tahapan perhitungan dimana nilai dari perhitungan tersebut tergantung pada nilai tabel
hasil perhitungan sebelumnya.
2. Variabel basis : variable yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi. Pada table awal
simpleks, variable basis merupakan variable slack (jika fungsi kendala menggunakan tanda  ≤)
atau variable surplus (bila fungsi kendala menggunakan tanda ≥) atau variable buatan (bila
fungsi kendala menggunakan tanda =).   
3. Variabel non basis : variable yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang iterasi. Dalam
terminology umum, jml variable non basis selalu sama dg derajad bebas dalam system
persamaan.
4. Variabel slack : variable yg ditambahkan ke model matematik kendala untuk mengkonversikan
pertidaksamaan ≤ menjadi persamaan (=). Penambahan variable ini terjd pada tahap inisialisasi.
Pada solusi awal, variable slack berfungsi sbg variable basis.    
5. Variabel surplus : variable yg dikurangkan dari model matematik kendala utk mengkonversi
pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan (=).Penambahan variable ini terjd pada tahap inisialisasi.
Pada solusi awal, variable surplus ini tidak dapat berfungsi sbg variable basis.  
6. Variabel buatan : variable yg ditambahkan ke model matematik kendala dengan bentuk ≥ atau =
untuk difungsikan sbg variable basis awal. Penambahan variable ini terjd pd tahap inisialisasi.
Variabel ini hrs bernilai 0 pd solusi optimal krn pd kenyataannyavariabel ini tdk ada. Variabel ini
hanya ada di atas kertas.
7. Variabel masuk : variable yg terpilih utk menjd variable basis pd iterasi berikutnya. Variabel
masuk dipilih satu di antara variable non basis pd setiap iterasi. Variabel ini pd iterasi berikutnya
akan bernilai positif. 
8. Variabel keluar : variable yg keluar dari variable basis pd iterasi berikutnya dan digantikan oleh
variable masuk. Variabel keluar dipilih satu di antara variabel basis pd setiap iterasi dan akan
bernilai 0 pd iterasi berikutnya.
9. Kolom pivot (kolom kerja) : kolom yg memuat variable masuk. Koefisien pd kolom ini akan mjd
pembagi nilai kanan utk menentukan baris pivot (baris kerja). 
10. Baris pivot (baris kerja) : adalah salah satu baris di antara variable basis yg memuat variable
keluar.
11. Elemen  pivot (elemen kerja) : elemen yg terletak pd perpotongan kolom dan baris
pivot. Elemen pivot akan mjd dasar perhitungan utk tabel simpleks berikutnya.   
12. Nilai sebelah kanan : nilai sumberdaya pembatas yg masih tersedia pada tabel awal simpleks.
13. Solusi : nilai sebelah kanan yang menunjukkan nilai optimal dari Z pada iterasi terakhir.

BENTUK BAKU MODEL MATEMATIS

            Sebelum melakukan perhitungan iterative untuk menentukan solusi optimal,


I. langkah pertama adalah mengubah bentuk umum linear programming ke dalam bentuk baku
simpleks terlebih dahulu. Bentuk baku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan
kendala  ke dalam bentuk sama dengan, tapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu
variabel basis awal. Variabel basis awal menunjukkan kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan
dan variabel keputusan masih bernilai 0.

            Ada beberapa hal yg hrs diperhatikan dlm membuat bentuk baku/standar, yaitu :

1. fungsi kendala dg pertidaksamaan ≤ dlm bentuk umum, dirubah mjd persamaan (=) dg


menambahkan satu variable slack.
2. fungsi kendala dg pertidaksamaan ≥ dlm bentuk umum, dirubah mjd persamaan (=) dg
mengurangkan satu variable surplus.
3. fungsi kendala dg persamaan (=) dlm bentuk umum, ditambahkan satu variable buatan
(artificial variable).

LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN DG METODE SIMPLEKS

Dalam menyelesaikan masalah linear programming, dilakukan perhitungan iterasi dengan menggunakan
table. Tabel awal yang dibuat berdasarkan model baku matematika yang ada dinamakan Tabel Awal
Simpleks selanjutnya dilakukan perhitungan iterasi.

Tahap-tahap yang ada yaitu :

1. membuat bentuk baku model matematik.


2. membuat table awal simpleks berdasarkan bentuk baku yang sudah ada.
3. memeriksa kelayakan table awal dg melihat nilai kanan. Bila ada yg bernilai negatif maka tidak
layak diselesaikan.
4. menentukan kolom pivot dg cara sebagai berikut :
a.   bila fungsi tujuannya maksimisasi maka pilih kolom dg nilai negatif terbesar.
b.   bila fungsi tujuannya minimalisasi maka pilih kolom dg nilai positif terkecil.
c.   bila nilai-nilai tersebut jumlahnya lebih dari satu, pilih sembarang.

Bila kolom pivot ditarik ke atas maka akan ditemukan variabel keluar.

1.    menentukan baris pivot dg melihat hasil bagi nilai solusi dg nilai kolom pivot yg bersesuaian. Pilih yg
mempunyai nilai bagi terkecil. Bila baris pivot ditarik ke kiri maka akan diperoleh variabel keluar.

2.   menentukan elemen pivot dg mencari perpotongan kolom pivot dan baris pivot.

3.   lakukan perhitungan-perhitungan untuk membuat iterasi selanjutnya.

4.   memeriksa keoptimalan dengan melihat nilai koefisien fungsi tujuan di mana :

a.   bila maksimisasi maka nilai solusi sudah positif atau nol.

b.   bila minimisasi maka nilai solusi sudah negatif atau nol.


CONTOH 1

Pemilik perusahaan kayu yang memproduksi kursi dan meja mempunyai tenaga kerja dan persediaan
kayu. Tenaga kerja dan persediaan kayu yang ada masing-masing sebanyak 450 orang perjam dan
400 board feet. Untuk membuat 1 kursi diperlukan kayu sebanyak 5 board feet dan 10 orang/jam serta
menghasilkan keuntungan Rp 45 ribu. Untuk membuat 1 meja diperlukan 20 board feet dan 15
orang/jam serta menghasilkan keuntungan Rp 80 ribu. Berapa banyak meja dan kursi harus diproduksi
agar jumlah keuntungan yang ingin diperoleh maksimum.

Perumusan masalah

-       variable keputusan, X1 = jumlah kursi dan X2 = jumlah meja

-       fungsi tujuan, maksimum Z = 45X1 + 80X2

-       fungsi kendala, 5X1 + 20X2 ≤ 400 ............ kayu

        10X1 + 15X2 ≤ 450 .......... tenaga kerja

         X1 ≥ 0, X2 ≥ 0  ................ non negatif

Bentuk baku fungsi tujuan :

-      maksimum Z - 45X1 - 80X2 - 0S1 - 0S2 = 0           

Bentuk baku fungsi kendala

-       5X1 + 20X2 + S1 = 400 ……………….. kayu

-       10X1 + 15X2 + S2 = 450 ………………. tenaga kerja

-       X1, X2, S1, S2 ≥ 0 ………………………………………. non negatif

Tabel Awal Simpleks

Variabel Basis X1 X2 S1 S2 RHS

Z -45 -80 0 0 0

S1 5 20 1 0 400
S2 10 15 0 1 450
Variabel X1 X2 S1 S2 RHS Rasio
Basis

Z -45 -80 0 0 0 -

S1 5 20 1 0 400 400/20 = 20
S2 10 15 0 1 450 450/15 = 30

Tabel iterasi 1

Variabel X1 X2 S1 S2 RHS Ket


Basis

Z -25 0 4 0 1600 Baris awal ini +


(baris pivotx80)

X2 5/20 1 1/20 0/20 20 Baris awal ini/20


S2 6,25 0 -3/4 1 150 Baris awal ini –
(baris pivotx15)

Variabel X1 X2 S1 S2 RHS Rasio


Basis

Z -25 0 4 0 1600

X2 5/20 1 1/20 0/20 20 20/0,25 = 80


S2 6,25 0 -3/4 1 150 150/6,25 = 24

Tabel iterasi 2

Variabel X1 X2 S1 S2 RHS Ket


Basis

Z 0 0 1 4 2200 Baris ini + (baris


pivotx25)

X2 0 1 0,08 -0,04 14 Baris ini – (baris


pivotx5/20)
X1 1 0 -0,12 0,16 24 Baris ini/6,25
Pada Tabel iterasi 2 dapat dilihat bahwa nilai Z sdh tidak ada yg negative shg sudah optimal. Dari table
tsb dpt dibaca :

1. Nilai optimal (nilai maksimum tujuan) Z = 2200

2. Nilai solusi X1 = 24

3. Nilai solusi X2 = 14

4. Tidak ada sumber daya yg tersisa

5. Harga bayangan utk S1 = 1

6. Harga bayangan utk S2 = 4, mjd prioritas utk ditambah.

Anda mungkin juga menyukai