Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH

PERTEMPURAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022/223

NAMA ANGGOTA :

*AHMAD DZULFIKAR (01)

*KADEK INDRA WIJAYA (24)

*LUH GDE CHELSEA OCTAVIA (28)

*NI KADEK MAS THIANA UTARI (31)

*NI KADEK PUSPITA SARIANI (33)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pertempura Surabaya” bidang sejarah di SMK
N 3 Denpasar. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang “Pertempuran Surabaya”.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku Guru Sejarah.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 29 Agustus 2022

Luh Gde Chelsea Octavia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... ii

BAB 1 ………………………………………………………………………………….….. 1

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………...….. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………… 1

1.3 TUJUAN PENULIS ……………………………………………………………... 1

BAB 2 ……………………………………………………………………………………... 2

2.1 PEMBAHASAN MASALAH …………………………………………………… 2

BAB 3…………………………………………………………………………………….... 2

3.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………... 2

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertempuran Surabaya merupakan salah satu pertempuran terbesar dan terberat sepanjang sejarah
revolusi nasional Indonesia melawan kolonialisme. Pertempuran Surabaya terjadi pada 10
November 1945. Bangsa Indonesia memperingati 10 November sebagai Hari Pahlawan untuk
mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan pertempuran pada saat itu. Kronologi
Pertempuran Surabaya Sebelum terjadinya, sempat terjadi Insiden Hotel Yamato. Dalam insiden
itu, arek-arek Surabaya menggeruduk Hotel Yamato, dan menurunkan bendera merah putih biru
milik Belanda, merobek warna biru sehingga menyisakan kain merah dan putihnya saja. karena
Belanda dinilai melakukan tindakan provokatif yaitu mengibarkan bendera merah putih biru di
hotel tersebut, Insiden Hotel Yamato juga dipengaruhi gagalnya perundingan antara Residen
Surabaya Soedirman dan WVC Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda tersebut.

Di sisi lain, kekalahan Jepang membuat pasukan mereka harus meninggalkan tanah air dan
menyerahkan senjata. Maka pada tanggal 3 Oktober 1945 Laksamana Madya Shibata Yaichiro di
Surabaya memberikan senjata kepada rakyat Indonesia yang akan bertanggung jawab untuk
menyerahkan senjata-senjata itu kepada pihak sekutu. Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan
sekutu yaitu Brigade 49 di bawah komando Brigjen Mallaby tiba di Surabaya menggunakan
kapal perang Eliza Thompson. Pda 27 Oktober 1945, tentara sekutu justru menyerbu penjara di
Surabaya untuk membebaskan perwira-perwira Sekutu dan Pegawai RAPWI (Recovery of Allied
Prisoners of War and Internees).

Dampak negatif dari Pertempuran Surabaya adalah jatuhnya korban sekitar 20.000 rakyat
Surabaya yang sebagian besar adalah warga sipil. Sebanyak 150.000 orang terpaksa
meninggalkan Kota Surabaya. Sementara dari pihak lawan, tercatat sekitar 1600 orang prajurit
Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.

Dampak positifnya, semangat membara yang ditunjukkan rakyat Surabaya membuat Inggris
merasa seperti di neraka. Walaupun pada akhirnya Surabaya tetap jatuh ke tangan sekutu, namun
cara pandang bangsa Inggris dan Belanda terhadap para pejuang Indonesia benar-benar berubah.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang melatarbelakangi peristiwa Pertempuran Surabaya?

2. Bagaimana kronologi kejadian peristiwa Pertempuran Surabaya?

3. Apa saja Dampak Positif dan Negatif yang dapat kita teladani dari peristiwa Pertempuran
Surabaya?

1.3 TUJUAN PENULIS

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui latar belakang dari peristiwa Pertempuran Surabaya.

2. Untuk mengetahui kronologi Perang Puputan Margarana.

3. Untuk mengetahui dampak positif dan negtif yg diambil dari peristiwa Pertempuran
Surabaya.

2
BAB 2

2.1 PEMBAHASAN TENTANG PERTEMPURAN DI SURABAYA

Sejarah Pertempuran Surabaya (10 November 1945)

Setelah adanya proklamasi kemerdekaan di Indonesia tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945,
bukanlah sebuah akhir dari perjuangan rakyat Indonesia. Hal ini dikarenakan walaupun sudah
mendeklarasi kemerdekaan tersebut, di beberapa daerah Nusantara yang ada harus tetap berjuang
dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut. Hal ini ditandai dengan adanya pertempuran
pertama antara pejuang rakyat Indonesia dengan pasukan negara asing setelah deklarasi
kemerdekaan yang terjadi tepatnya di Surabaya yang lebih dikenal dengan sebutan pertempuran
Surabaya. Pertempuran ini merupakan salah satu kejadian terbesar yang ada dalam sejarah
Revolusi Nasional Indonesia serta menjadi lambang atau simbol nasional yang menjadi bukti
akan perlawanan Indonesia terhadap adanya kolonialisme. Berdasarkan buku Pertempuran
Surabaya (1985) yang merupakan sebuah karya yang dibuat oleh Nugroho Notosusanto
menyebutkan bahwa Pertempuran Surabaya yang terjadi merupakan pertempuran paling
menegangkan yang menunjukkan semangat patriotisme tinggi para masyarakat Indonesia untuk
membela bangsa Indonesia. Kejadian ini juga dibahas dalam komentar Ricklefs pada bukunya
yang berjudul A History of Modern Indonesia Since C.1200 yang menyatakan bahwa
Pertempuran Surabaya yang terjadi merupakan pertempuran paling sering sepanjang masa
revolusi. Pihak Inggris sebagai bagian dari pertempuran ini memandang Pertempuran Surabaya
tersebut sebagai laksana inferno atau neraka. Hal ini dikarenakan, rencana Inggris yang ingin
menguasai Surabaya menjadi terlambat dua hari dari target waktunya yaitu tanggal 26 November
yang disebabkan kegigihan para pejuang Bangsa Indonesia yang ada di Surabaya. Walaupun
pada akhirnya Surabaya secara keseluruhan tetap jatuh ke tangan Bangsa Inggris, dengan adanya
kejadian Pertempuran Surabaya tersebut mengubah cara pandang atau perspektif Bangsa Inggris
dan juga Belanda terhadap Indonesia. Karena ada kejadian ini, Bangsa Inggris menjadi lebih
mempertegas posisi serta kedudukannya sebagai pihak yang netral dan tidak perlu untuk
mendukung Belanda. Selain itu, Belanda yang pada awalnya meremehkan semangat Indonesia
mulai menyadari dan melihat perjuangan para pejuang yang ada dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Adanya hal tersebut, membuat para pejuang Indonesia mendapatkan
dukungan luas dari berbagai kalangan masyarakat. Hal ini dilihat Belanda sebagai sesuatu yang
berbeda dari gambaran mereka dan apa yang mereka bayangkan sebagai kelompok pengacau
sporadis atau ekstrimis. Pertempuran Surabaya merupakan salah satu pertempuran terbesar dan
terberat sepanjang sejarah revolusi nasional Indonesia melawan kolonialisme. Pertempuran
Surabaya terjadi pada 10 November 1945.

3
Bangsa Indonesia memperingati 10 November sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang jasa
para pahlawan yang gugur di medan pertempuran pada saat itu. Pertempuran Surabaya
merupakan peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Sejarah pertempuran
Surabaya yang menjadi asal usul diperingatinya Hari Pahlawan setiap 10 November.

Latar Belakang Terjadinya Pertempuran Surabaya

Awal terjadinya Pertempuran Surabaya dilatarbelakangi dengan adanya kedatangan pasukan


sekutu pada tanggal 25 Oktober 1945 yang tergabung dalam AFNEI atau Allied Forces
Netherland East Indies. Kedatangan pasukan AFNEI tersebut ke Surabaya tepatnya di Tanjung
Perak dipimpin oleh seorang Jenderal yang bernama Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern
Mallaby yang kemudian membuat sebuah pos pertahanan. Tujuan awal dari kedatangan sekutu
tersebut adalah mengamankan tawanan perang, melucuti senjata para tentara Jepang serta
menciptakan ketertiban setelah mengumandangkan kemerdekaan tersebut. Hal ini dilakukan oleh
pasukan sekutu dengan menyebar selebaran yang memiliki maksud agar masyarakat setempat
menyerahkan senjata yang mereka miliki ke pihak mereka. Adanya perintah pasukan sekutu
tersebut membuat masyarakat setempat di Surabaya marah dan menolak untuk menyerahkan
senjata yang mereka miliki kepada pihak sekutu tersebut. Hal ini yang pada akhirnya memicu
adanya gerakan dari masyarakat Surabaya untuk melakukan penyerangan dengan maksud untuk
mengusir pasukan sekutu tersebut. Selain itu, para pasukan sekutu juga pada kenyataannya
melakukan tindakan diluar tujuan awal mereka. Dimana pasukan sekutu yang kebanyakan
pasukan Inggris tersebut pergi menyerbu penjara di Surabaya dalam upaya membebaskan
tawanan pasukan sekutu lain yang ditahan di Indonesia. Para pasukan sekutu juga berusaha untuk
mengambil alih serta menduduki berbagai tempat vital yang ada di Surabaya.

Sekutu di Indonesia Kedatangan sekutu di Indonesia merupakan bagian dari komando SEAC
atau South East Asia Command yang berada di bawah pimpinan Laksamana Louis Mountbatten.
Namun, karena wilayah yang menjadi tanggung jawab SEAC masih terlalu luas, dibentuklah
Allied Forces Netherlands East Indies atau AFNEI yang bertanggung jawab dalam wilayah
Indonesia. Tepatnya pada tanggal 29 September 1945, Komandan AFNEI yaitu Letnan Jenderal
Philip Christison tiba di Jakarta. Tugas yang diberikan kepada AFNEI di Indonesia adalah
melucuti senjata Jepang, memulangkan para tentara Jepang ke tanah air mereka, membebaskan
sekutu yang berada di bawah tawanan Jepang, serta mempertahankan keadaan yang ada di
Indonesia. Berdasarkan beberapa pertemuan yang dilakukan, pihak Indonesia menyepakati untuk
memberikan izin bagi sekutu Inggris untuk memasuki kota Surabaya dan menempati beberapa
objek yang sesuai dengan tugas mereka. Pihak Inggris juga mengatakan dan menekankan
mengenai mereka yang tidak melibatkan NICA maupun para tentara Belanda dalam
kedatangannya tersebut.

4
Pihak Inggris juga meminta agar para masyarakat biasa selain polisi, TKR, serta badan
perjuangan untuk dilarang membawa atau menggunakan senjata agar dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, antara kedua belah pihak disepakati pula untuk
membentuk sarana komunikasi yaitu Kontak Biro

Serangan Arek-Arek Surabaya

Sejarah pertempuran Surabaya Perang yang terjadi antara kedua belah pihak yaitu masyarakat
Surabaya dan pasukan sekutu Inggris pertama kali terjadi tepatnya pada tanggal 27 Oktober
hingga 30 Oktober tahun 1945.

Hal ini yang membuat Jenderal D.C.Hawthorn meminta bantuan dari Soekarno untuk mencari
solusi dan meredakan situasi pada saat itu. Namun, dengan terjadinya bentrok terus menerus
antara kedua belah pihak membuat pemimpin sekutu Inggris yaitu Brigadir Jenderal Mallaby
meninggal dunia. Pemimpin dari pasukan sekutu Inggris yaitu Jenderal Mallaby meninggal dunia
di tanggal 30 Oktober 1945, yang kemudian posisi tersebut digantikan dengan Jenderal Robert
Mansergh. Kemudian, Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan sebuah ultimatum yang
ditujukan kepada masyarakat Surabaya pada tanggal 9 November 1945. Ultimatum tersebut
berisikan sebagai berikut. Pemimpin Indonesia yang ada di Surabaya harus melaporkan diri
Seluruh senjata yang dimiliki oleh pihak Indonesia yang ada di Surabaya harus diserahkan
kepada pihak Inggri. Pemimpin Indonesia yang ada di Surabaya harus menandatangani sebuah
pernyataan bahwa mereka menyerah tanpa adanya syarat.

Ultimatum yang diajukan tersebut kemudian ditolak oleh pihak Indonesia, sehingga para pasukan
Inggris mulai melancarkan serangan mereka pada tanggal 10 November di pagi hari yang
menjadi awal dari pertempuran kedua belah pihak tersebut. Pada pertempuran ini sendiri,
terdapat setidaknya 20.000 tentara serta 100.000 sukarelawan di pihak Indonesia, sementara pada
pihak Inggris terdapat setidaknya 30000 tentara yang juga dibantu dengan berbagai peralatan
perang mereka, yaitu tank, kapal perang, serta pesawat tempur. Pertempuran yang terjadi antara
kedua belah pihak tersebut mengalami puncaknya tepat pada tanggal 10 November 1945, dimana
terjadinya bentrok antara pasukan sekutu serta arek-arek Surabaya ketika pasukan sekutu
tersebut hendak menyerang kota Surabaya yang langsung dihadang oleh masyarakat Surabaya.
Pertempuran yang terjadi tersebut menghasilkan banyak korban jiwa pada kedua belah pihak.
Namun, khususnya untuk masyarakat Surabaya yang kehilangan 20.000 korban jiwa akibat
pertempuran tersebut, dimana pada pihak sekutu kehilangan kurang lebih 1.500 korban jiwa.
Pertempuran Surabaya ini berlangsung selama tiga minggu dimana menimbulkan berbagai
kerugian besar bagi masyarakat di kota Surabaya dan juga Indonesia. Dalam usahanya melawan
pihak sekutu tersebut, arek-arek Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo yang mengumandangkan
pidato berapi-api yang berhasil untuk membangkitkan semangat masyarakat Surabaya untuk -

5
melawan dan mengusir penjajah dari negara Indonesia.

Setelah satu tahun terjadinya pertempuran tersebut, Presiden Soekarno yang menjabat menjadi
Presiden Negara Indonesia saat itu menetapkan bahwa setiap tanggal 10 November, masyarakat
Indonesia akan memperingati hari tersebut sebagai Hari Pahlawan. Oleh sebab itu, hingga kini
masyarakat Indonesia masih memperingati perjuangan para pahlawan dengan mengingat jasa
para pejuang setiap tanggal 10 November. Pertempuran yang hingga kini masih diperingati
setiap tanggal 10 November oleh Bangsa Indonesia bukanlah perjuangan yang dilakukan satu
hari saja, namun melibatkan berbagai pertempuran yang terjadi sejak akhir Oktober tahun 1945
hingga November 1945.

Dari pertempuran yang terjadi sendiri, dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, pertempuran
pendahuluan, pertempuran puncak yang terjadi pada tanggal 10 November, dan pertempuran
akhir. Jika diperkirakan pejuang yang ikut terlibat akibat serangkaian pertempuran tersebut
adalah 20.000 pasukan TKR yang datang dari berbagai penjuru Jawa Timur serta para rakyat
pejuang yang mencapai 140.000 orang.

Kronologi Pertempuran Surabaya

Sebelum terjadinya Pertempuran Surabaya, sempat terjadi Insiden Hotel Yamato. Dalam insiden
itu, arek-arek Surabaya menggeruduk Hotel Yamato, dan menurunkan bendera merah putih biru
milik Belanda, merobek warna biru sehingga menyisakan kain merah dan putihnya saja. Selain
karena Belanda dinilai melakukan tindakan provokatif yaitu mengibarkan bendera merah putih
biru di hotel tersebut, Insiden Hotel Yamato juga dipengaruhi gagalnya perundingan antara
Residen Surabaya Soedirman dan WVC Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda tersebut.
Di sisi lain, kekalahan Jepang membuat pasukan mereka harus meninggalkan tanah air dan
menyerahkan senjata. Maka pada tanggal 3 Oktober 1945 Laksamana Madya Shibata Yaichiro di
Surabaya memberikan senjata kepada rakyat Indonesia yang akan bertanggung jawab untuk
menyerahkan senjata-senjata itu kepada pihak sekutu. Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan
sekutu yaitu Brigade 49 di bawah komando Brigjen Mallaby tiba di Surabaya menggunakan
kapal perang Eliza Thompson. Namun gerakan pasukan sekutu menyimpang dari tujuan awal
yaitu melucuti senjata Jepang, mengevakuasi tawanan, dan menjaga ketertiban. Pada 27 Oktober
1945, tentara sekutu justru menyerbu penjara di Surabaya untuk membebaskan perwira-perwira
Sekutu dan Pegawai RAPWI (Recovery of Allied Prisoners of War and Internees). Tak hanya
itu, pasukan sekutu dengan cepat menduduki tempat-tempat vital seperti lapangan terbang,
kantor pos, radio Surabaya, gedung internatio, pusat kereta api, pusat oto mobil dan lain-lain,
dengan maksud untuk menduduki seluruh kota Surabaya. pasukan sekutu diduga ditunggangi
oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA) yaitu sipil Belanda yang menyusup untuk
memulihkan kembali kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia.

6
Hal ini lantaran pihak sekutu kemudian menjatuhkan selebaran yang isinya memerintahkan
rakyat Surabaya dan Jawa Timur untuk menyerahkan kembali semua senjata dan peralatan
perang milik Jepang dalam tempo 48 jam tanpa sepengetahuan Brigjen Mallaby. Selanjutnya
Jenderal Hawthorn juga mengeluarkan ultimatum akan menghukum seberat-beratnya bagi yang
tidak mematuhi perintah Inggris yang menyulut kemarahan rakyat. Pada tanggal 28 Oktober
1945 terjadi pertempuran antara rakyat Surabaya yang dipimpin dr. Mustopo melawan pasukan
sekutu. Di hari yang sama, ketika tengah malam, Bung Tomo mengumandangkan semangat
perlawanan terhadap penjajah melalui Radio Pemberontakan terhadap sekutu, yang
menimbulkan suasana semangat revolusi ke seluruh kota. Hal ini membuat pada 29 Oktober
1945 para pemuda Surabaya melakukan perlawanan yang berhasil menguasai kembali obyek
vital yang sebelumnya diduduki sekutu.

Pada tanggal 31 Oktober 1945, Brigjen Mallaby yang dikawal oleh Kapten Smith, Kapten Shaw
dan Letnan Laughland tiba-tiba ditahan oleh sekelompok pemuda. Mayor Venugopall disebut
melemparkan granat ke arah pemuda sehingga menyulut pertempuran yang menewaskan Brigjen
Mallaby. Meski penyebab tewasnya Brigjen Mallaby saat itu belum dapat dipastikan, namun
kejadian itu memicu kecaman Jenderal Christison selaku Komandan Angkatan Perang Inggris di
Indonesia. Kapten Shaw juga mengeluarkan ancaman balasan dengan seluruh kekuatan baik laut,
darat, dan udara. Pada tanggal 9 November 1945, di bawah pimpinan Mayor Jenderal E.C
Mansergh, keluar ultimatum yang berisi beberapa poin, yaitu:

• orang-orang Indonesia harus meletakkan bendera merah putih di atas tanah.

• para pemuda harus menghadap dengan “angkat tangan” dan dituntut untuk bersedia
menandatangani surat menyerah tanpa syarat.

• wanita dan anak-anak harus meninggalkan kota sebelum pukul 19.00 WIB malam.

• pribumi diancaman hukuman mati apabila masih membawa senjata setelah pukul 06.00 WIB
pada tanggal 10 November 1945 .

• Jika ultimatum tidak dipenuhi, maka sekutu akan menyerang Surabaya pada tanggal 10
November 1945.

Gubernur Suryo melalui radio pada pukul 23.00 malam mengumumkan penolakan terhadap
ultimatum tersebut. Tak pelak pada tanggal 10 November 1945 pukul pukul 06.00 WIB pecahlah
Pertempuran Surabaya. Pada Pertempuran Surabaya, dari pihak Indonesia terdapat setidaknya
20.000 tentara serta 100.000 sukarelawan. Sementara pada pihak Inggris terdapat setidaknya
30.000 tentara yang juga dibantu dengan berbagai peralatan perang seperti tank, kapal perang,
serta pesawat tempur. Pada Pertempuran Surabaya,arek-arek Surabaya dipimpin oleh Bung

7
Tomo yang mengumandangkan pidato berapi-api untuk membangkitkan semangat melawan dan
mengusir penjajah dari negara Indonesia. Dalam pertempuran tersebut, pemuda berhasil
mempertahankan Surabaya selama tiga minggu. Pertempuran Surabaya yang pertama terjadi di
Tanjung Perak pada tanggal 10 November 1945 berakhir di Gunung Sari pada tanggal 28
November 1945.

Kedatangan Inggris di Surabaya

Tim RAPWI atau tim Pemulangan Tawanan Perang Sekutu yang merupakan bagian dari
AFNEI tiba di Surabaya pada tanggal 19 September 1945. Namun, kedatangan tim tersebut tidak
disambut dengan baik dikarenakan tim tersebut tidak berkoordinasi terlebih dahulu dengan
pimpinan Indonesia yang ada di Surabaya. Selain itu, tim Pemulangan Tawanan Perang Sekutu
tersebut berisi perwakilan dari pihak Belanda. Hingga pada akhir September, kedatangan Kapten
Huijer yang merupakan seorang perwira Angkatan Laut Belanda ke Surabaya tanpa adanya izin
dari pihak Inggris untuk menerima penyerahan Jepang. Jepang menyerahkan berbagai alat
transportasi, senjata anti pesawat, tank, dan masih banyak lagi pada tanggal 3 Oktober 1945 yang
tak lama kemudian berhasil direbut oleh pasukan TKR dan berhasil menawan Kapten Huijer.
Dalam menjalankan misinya di Surabaya, pihak Inggris pada awalnya hanya mengerahkan
Brigade Infanteri India ke-49 yang berada dibawah pimpinan komando Brigadir Mallaby yang
memiliki kekuatan antara 4.000 hingga 6.000 pasukan. Para pasukan sekutu yang tiba Surabaya
tersebut belum boleh mendarat sebelum mendapatkan izin dari pimpinan Indonesia yang ada di
Jakarta.

Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya perundingan antara pimpinan sekutu dengan
pimpinan Indonesia yang ada di Surabaya. Pimpinan Indonesia yang ada di Surabaya pada saat
itu adalah Gubernur Jawa Timur Suryo, Komandan TKR Karesidenan Surabaya dokter
Moestopo, Residen Surabaya Sudirman, Radjamin Nasution, Ketua KNI Doel Arnowo, Ruslan
Abdulgani, Djoko Sawondho, Rustam Zain, Djoko Sawondho, Mohammad, Inspektur Soejono
Prawibismo, Moh Jassin, dan Mr. Masmuin. Berdasarkan beberapa pertemuan yang dilakukan,
pihak Indonesia menyepakati untuk memberikan izin bagi sekutu Inggris untuk memasuki kota
Surabaya dan menempati beberapa objek yang sesuai dengan tugas mereka. Pihak Inggris juga
mengatakan dan menekankan mengenai mereka yang tidak melibatkan NICA maupun para
tentara Belanda dalam kedatangannya tersebut. Pihak Inggris juga meminta agar para masyarakat
biasa selain polisi, TKR, serta badan perjuangan untuk dilarang membawa atau menggunakan
senjata agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, antara kedua belah pihak
disepakati pula untuk membentuk sarana komunikasi yaitu Kontak Biro.

8
Pertempuran Pendahuluan

Setelah terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak mengenai penguasaan di beberapa
objek, pihak Inggris juga menduduki berbagai objek penting di Surabaya, seperti Kantor Pos
Besar, Gedung BPM, pusat otomobil, pusat kereta api, hingga Gedung Internatio. Selain itu,
pihak Inggris juga menangkap beberapa tokoh pemuda yang ada di Surabaya. Selain itu, salah
satu peleton dari Field Security Section yang berada di bawah pimpinan Kapten Shaw menyerbu
Penjara Kalisosok dalam upaya membebaskan Kapten Huiyer dan membebaskan para tawanan
Belanda yang berada di kompleks Wonokitri pada tanggal 26 Oktober di malam hari. Keadaan di
Surabaya pun semakin memanas akibat adanya selebaran yang tersebar pada tanggal 27 Oktober
melalui pesawat Dakota yang bertolak dari Jakarta. Selebaran tersebut juga disebarkan di
berbagai wilayah Indonesia seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah yang telah ditandatangani oleh
Mayor Jenderal Hawthorn. Isi dari selebaran tersebut adalah ultimatum bagi para pasukan
Indonesia untuk menyerah kepada pihak sekutu dalam waktu 48 jam atau menghadapi
konsekuensi ditembak. Kejadian tersebut semakin menimbulkan rasa kebencian di Surabaya,
yang membuat munculnya seruan di radio untuk mengusir pihak Inggris dari wilayah tersebut.
Melihat adanya berbagai tindakan yang dilakukan oleh pihak Inggris tersebut, semakin
meyakinkan pihak Indonesia bahwa peperangan yang akan terjadi tidak lagi bisa dihindari. Oleh
sebab itu pada tanggal 27 Oktober tepatnya pada pukul 2 di siang hari, terjadi kontak senjata
pertama antara pasukan pemuda PRISAI dan pasukan Gurka yang merupakan berasal dari pihak
sekutu. Selanjutnya, Mallaby juga mengikuti arahan yang ada pada selebaran untuk menguasai
kendaraan berat yang dimiliki oleh pasukan Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1945. Pihak
Inggris juga melakukan evakuasi terhadap wanita dan juga anak-anak dari kamp Gubeng
dipindahkan ke barak Darmo.

Setelah terjadinya kejadian tersebut, berbagai pertempuran pun terjadi. Gabungan antara TKR,
polisi, dan juga badan perjuangan yang mengadakan serangan serentak ke pihak Inggris yang ada
di kota Surabaya. Karena penyerangan tersebut, pihak Indonesia berusaha untuk mengambil
kembali hak atas tempat vital yang berada di bawah kedudukan pihak Inggris. Serangan pihak
Indonesia ini terjadi hingga 29 Oktober 1945 yang dikepalai oleh Komando Jenderal Mayor
Yonosewoyo yang merupakan Komandan Divisi TKR berhasil mendesak pihak Inggris.

Insiden Di Hotel Yamato

Setelah adanya kemunculan sebuah pemberitahuan atau maklumat yang diumumkan oleh
pemerintah Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1945 mengenai penetapan pengibaran terus
menerus bendera nasional Sang Saka Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia termasuk di kota
Surabaya.

9
Namun, terjadi sebuah insiden dimana kedua belah pihak yaitu pasukan sekutu dan masyarakat
Surabaya terlibat dalam perseteruan perobekan bendera yang berada di Hotel Yamato, Tunjangan
Surabaya. Hal ini yang memicu terjadinya pertempuran antara kedua belah pihak.

Dampak Pertempuran Surabaya

Dampak negatif dari Pertempuran Surabaya adalah jatuhnya korban sekitar 20.000 rakyat
Surabaya yang sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu diperkirakan, sebanyak 150.000
orang terpaksa meninggalkan Kota Surabaya, Sementara dari pihak lawan, tercatat sekitar 1600
orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.

Dampak positifnya, semangat membara yang ditunjukkan rakyat Surabaya membuat Inggris
merasa seperti di neraka.Walaupun pada akhirnya Surabaya tetap jatuh ke tangan sekutu, namun
cara pandang bangsa Inggris dan Belanda terhadap para pejuang Indonesia benar-benar berubah.
Siaran Radio Pemberontakan Bung Tomo yang menjangkau hingga ke luar Indonesia, juga
berhasil mendorong dunia internasional untuk menekan Belanda dan Inggris agar mengendurkan
serangannya, bahkan mendatangkan berbagai bentuk bantuan bagi rakyat Surabaya.

10
BAB 3

3.1 KESIMPULAN

Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesiadan
pasukan Britania Raya. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota
Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan
pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan
terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas
perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh
mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang
bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan
menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi
tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi
para pejuang dan rakyat yang telah membentuk banyak badan-badan perjuangan / milisi.
Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu
itu sudah berdiri, dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) juga telah dibentuk sebagai pasukan
negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat,
termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali
pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia.

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan sekutu
mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia. Selain Bung Tomo terdapat pula
tokoh-tokoh berpengaruh lain dalam menggerakkan rakyat Surabaya pada masa itu, beberapa
datang dari latar belakang agama seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-
kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai
milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi
mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai/ulama) sehingga perlawanan pihak Indonesia
berlangsung alot, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat
yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur.
Pertempuran ini mencapai waktu sekitar tiga minggu. Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari
pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan
Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara.Pertempuran berdarah di Surabaya yang
memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh
Indonesia untuk melakukan perlawanan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang
menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh
Republik Indonesia hingga sekarang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Pertempuran Surabaya https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-pertempuran-surabaya/

Sejarah Pertempuran Surabaya https://www.suara.com/news/2021/12/24/200754/sejarah-


pertempuran-surabaya-asal-usul-hari-pahlawan-10-november?page=2

Latar belakang Pertempuran Surabaya https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-pertempuran-


surabaya/

Penyerangan Arek-Arek Surabaya https://www.suara.com/news/2021/12/24/200754/sejarah-


pertempuran-surabaya-asal-usul-hari-pahlawan-10-november

Dampak dari Pertempuran Surabaya


https://surabaya.kompas.com/read/2022/08/05/211200578/pertempuran-surabaya--penyebab-tokoh-
kronologi-dan-dampak

iii

Anda mungkin juga menyukai