Anda di halaman 1dari 2

Antara Guru, Murid dan Oran Tua

Wahai para Ayah dan Bunda, ketahuilah! Para guru dari anak-anak kita di Sekolah, mereka
hanya membantu kita dalam menambahkan teori-teori tentang ilmu pengetahuan, perilaku
atau adab dalam kehidupan sosial.

Adapun pembentukan karakter, seperti membentuk kebiasaan dalam berkomunikasi dan


pergaulan, kitalah (para orang tua) yang membentuk hal-hal tersebut.

Kehidupan mereka di sekolah, hanyalah pembelajaran teori dan praktek sesaat, karena di
rumahlah mereka mengimplementasikan hasil dari teori dan praktek yang mereka telah
pelajari di sekolah.

Kemudian kitalah yang membimbing, memantau dan mengarahkan mereka dalam


membentuk kebiasaan menjadi karakter mereka.

Jika mereka tidak mendapatkan pembimbingan, pemantauan dan pengarahan yang baik dan
maksimal, maka akan terbentuk karakter yang tidak kita inginkan.

Sebaliknya, jika kita maksimal dalam ketiga hal tersebut, dengan izin Allah, paling minimal
mereka terhindar dari hal-hal (perilaku/kebiasaan) yang tidak kita inginkan.

Maka, jangan pernah sesekali menyalahkan guru di sekolah akan buruknya perilaku / adab
yang kita dapati dari diri-diri mereka, jika pada hakikatnya kitalah yang tidak memperdulikan
keseharian mereka.

Anak-anak kita tidak hanya membutuhkan dari kita sekedar sandang dan pangan saja,
bahkan lebih dari itu, mereka membutuhkan sosok yang senantiasa membimbing dan
mencontohkan mereka bagaimana berperilaku dengan orang-orang di sekitar mereka, juga
contoh sikap dalam menanggapi setiap permasalahan yang dihadapinya.

Sadarilah wahai para ayah dan bunda, anak-anak adalah aset di masa depan kita, terlebih
lagi kehidupan setelah kematian.

Hasil dari pendidikan mereka saat ini, kitalah yang akan memanennya, kitalah yang akan
merasakan dampak baik atau buruknya, dan bukan guru-guru mereka di sekolah, karena
kelak mereka akan berpisah setelah kelulusan mereka.

Tapi kita, akan terus membersamainya, sekalipun mereka berada jauh dari kita.

Do'a-do'a yang mereka panjatkan akan diutamakan kepada kita sebagai orang tua mereka,
dan bukan kepada guru-guru mereka.

Jika kelak mereka menjadi anak-anak yang shaleh atau shalehah, kitalah yang akan paling
utama dikenangnya sebagai orang yang memberikan pendidikan kepada mereka, dan bukan
guru-guru mereka.
Jika mereka mendapatkan kelebihan finansial, maka yakinlah, jika kita memang benar-benar
mempedulikan pendidikan masa lalu mereka, kitalah yang akan selalu diingatnya.

Sebaliknya, jika kita tidak memperdulikan masa pertumbuhan dan pendidikan mereka, maka
kita jugalah orang yang paling pertama akan disesalinya, sebab kelalaian kita dalam
membimbing, memantau dan mengarahkan mereka.

Bahkan bisa jadi, penyesalan yang berkepanjangan akan terus membayanginya sebab
kelalaian kita terhadap mereka di masa lalu.

Sekali lagi, guru mereka di sekolah hanyalah pendamping mereka untuk beberapa saat, dan
kitalah (orang tua) pendamping dan pendidik mereka yang sejati.

Penulis: Fahruzzaman (Guru / Tendik di SDIT Ar-Risalah Samarinda)

Anda mungkin juga menyukai