Anda di halaman 1dari 13

KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9


Anggota :
1. Bening Febri Aurelia (20540012)
2. M. Hafid Ryandita (20540025)
3. Dian Permata Ningtyas (20540029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ pendidikan di era revolusi industri 4.0“.
kami juga mengucapkan terimakasih sebesar - besarnya kepada Bapak Mukhlis Mustofa, S.Pd.,
M.Pd. Selaku dosen mata kuliah kepemimpinan dan supervisi pendidikan yang sudah
memberikan kepercayakan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami sangat berharap
makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambahan pengetahuan juga wawasan terhadap
pendidikan di era revolusi industri 4.0. Kamipun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa mendatang. Mudah - mudahan
makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami
mohon maaf yang sebesar - besarnya jika terdapat kata - kata yang kurang berkenan.

Surakarta, 1 Desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................6
A. Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0...............................................................................................6
B. Guru dalam Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0...........................................................................7
C. Tantangan Guru di Era Revolusi Industri 4.0...................................................................................9
D. Strategi Guru dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 untuk Meningkatkan Kualitas
Pendidikan.............................................................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUP.................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0.
Fase industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai
dengan mekanisasi produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia,
industri 2.0 dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai
dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot.
Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik
dan kolaborasi manufaktur (Hermann et al, 2015; Irianto, 2017).
Revolusi industri merupakan suatu perubahan besar di bidang teknologi yang
mana menyebabkan perubahan di bidang lainnya. Dalam UUD No. 20 Tahun 2003
mengatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat, bangsa dan negara.
Perubahan era ini tidak dapat dihindari oleh siapapun sehingga dibutuhkan
penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang memadai agar siap menyesuaikan dan
mampu bersaing dalam skala global. Pendidikan 4.0 adalah respon terhadap kebutuhan
revolusi industri 4.0 dimana manusia dan teknologi diselaraskan guna menciptakan
peluang – peluang baru dengan kreatif dan inovatif.

B. Rumusan Masalah
1. APa mengertian Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 ?
2. Apa Peran Guru Dalam pendidikan Era 4.0 ?
3. Apasaja Tantangan Guru Di Era Revolusi 4.0 ?
4. Bagaimana Strategi guru menghadapi Era Revolusi 4.0 ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui APa mengertian Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0
2. Mengetahui Apa Peran Guru Dalam pendidikan Era 4.0
3. Mengetahui Apasaja Tantangan Guru Di Era Revolusi 4.0
4. Mengetahui Bagaimana Strategi guru menghadapi Era Revolusi 4.0
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0


Revolusi industri terjadi pertama kalinya di Inggris pada abad ke-18 sekitar tahun 1784
atau dikenal dengan sebutan revolusi industri 1.0, revolusi industri yang dulunya berbasis
konvensional berubah menjadi teknologi. Lahirnya penemuan mesin uap dan alat tenun listrik
menjadi titik awal industri 1.0 yang merupakan zaman mesin industri pertama (Hartwell, 2018;
Peters, 2017), sehingga membuat manusia beralih yang awalnya mengandalkan tenaga hewan ke
mesin-mesin produksi yang lebih mekanis.

Revolusi industri 2.0 merupakan hasil perkembangan dari industri 1.0 yang terjadi pada
akhir abad ke-19 yang ditandai dengan adanya mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik
yang digunakan untuk kegiatan produksi secara masal. Revolusi industri 2.0 distimulasi oleh
teori Faraday dan Maxwell yang mengkombinasikan gaya magnet dan gaya listrik. Kedua teori
tersebut kemudian melahirkan pembangkit listrik dan motor listrik yang berperan penting dalam
lini perakitan (assembly line) untuk produksi massal (Ravasoo, 2014; Xing & Marwala, 2018).

Revolusi industri 3.0 terjadi mulai tahun 1970 yang ditandai dengan penggunaan
teknologi komputer untuk otomasi manufaktur. Teknologi komputer tersebut merupakan inovasi
yang berkembang dengan kemajuan teknologi sehingga mempermudah perusahaan dalam
berkomunikasi melalui jaringan komputer dan telekomunikasi. Pada tahun 2000-an, sampai
dengan sekarang berkembang dengan pesat dari teknologi, interkoneksi, dan analisis data yang
memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai
bidang industri. Pendapat inilah yang kemudian diprediksi menjadi revolusi industri 4.0.

Menurut Prasetyo dan Umi (2018) revolusi industri 4.0 dikemukakan pertama kalinya
oleh Schwab yang merupakan ekonom terkenal dari Jerman, yang menyatakan bahwa revolusi
industri 4.0 secara fundamental dapat mengubah pola hidup, bekerja, dan berhubungan satu
dengan lainnya. Dalam pidatonya Mendikbud RI Muhadjir Effendy pada kegiatan Hardiknas 02
Mei 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta, menyampaikan bahwa hadirnya revolusi industri 4.0
membuat dunia kini mengalami perubahan yang semakin cepat dan kompetitif. Untuk
menghadapi itu, Mendikbud menilai perlu merevisi kurikulum dengan menambahkan lima
kompetensi. Yakni, Pertama diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis.
Kedua, diharapkan peserta didik memiliki kreatifitas dan memiliki kemampuan yang inovatif.
Ketiga, kemampuan dan keterampilan berkomunikasi. Keempat, kemampuan bekerjasama dan
berkolaborasi, dan terakhir, diharapkan peserta didik memiliki kepercayaan diri.

B. Guru dalam Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0


Guru dalam menghadapi era revolusi 4.0 harus senantiasa mempersiapkan dirinya untuk
saling bersinergi, berkolaborasi, terkait, dan terhubung dengan sesama guru lainnya, dengan
peserta didik, tenaga kependidikan, dan seluruh elemen pendidikan, baik dalam lingkungan
internal sekolah maupun lingkungan eksternal sekolah. Guru harus mampu memberi bantuan
teknis, yaitu untuk membantu dengan mengumpukan dan memvisualisasi informasi secara
menyeluruh sehingga bisa membuat keputasan dalam memecahkan masalah secara cepat dan
tepat.

Menurut Lubis Tahun 2020 Guru dalam pendidikan era 4.0 memiliki peran yang penting
yaitu:

1. Meneruskan dan mengembangkan nilai budi kehidupan kepada peserta didik.


2. Guru juga berperan sebagai pengajar yang memberi pemahaman ilmu
pengetahuan dengan dukungan teknologi, dan guru juga berperan sebagai pelatih
dengan mengembangkan keterampilan sebagai apilkasi.

Guru era revolusi industri 4.0 harus menanamkan nilai karakter budi perkerti mulia
kepada peseta didik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Oleh karena itu, guru
tidak mampu digantikan oleh mesin atau robot, karena guru mampu mengajarkan nilai budi
perkerti, tauladan, dan nilai-nilai softskill lainnya yang itu semua terdapat dalam karakter
seorang guru.

Sementara itu, Latip (2018) mengemukakan bahwa setidaknya ada 4 kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru pada era revolusi industri 4.0 ini, yakni 1) guru harus mampu melakukan
penilaian secara komprehensif; 2) Guru harus memiliki kompetensi abad 21: karakter, akhlak dan
literasi; 3) Guru harus mampu menyajikan modul sesuai passion siswa; dan 4) Guru harus
mampu melakukan autentic learning yang inovatif.

Menurut hemat penulis sikap atau skill lainnya yang perlu dimiliki guru dalam
menghadapi era Industri 4.0, adalah antara lain:

1. Bersahabat dengan Teknologi Dunia selalu berubah dan berkembang ke level yang
lebih tinggi, salah satu perubahannya ditandai oleh kemajuan teknologi. Setiap orang
tidak akan mampu melawan kemajuan teknologi, karena itu agar tidak tergilas
olehnya, guru wajib memiliki kemauan untuk belajar terusmenerus. Perubahan dunia
oleh kemajuan teknologi tidak perlu dijadikan sebagai ancaman, namun dihadapi
dengan positif, belajar dan beradaptasi, serta mau berbagi dengan teman sejawat atau
kolega baik kesuksesan maupun kegagalan.
2. Kerjasama (Kolaborasi) Hasil yang maksimum akan sulit dicapai bila dikerjakan
secara individu tanpa kerjasama atau berkolabrasi dengan orang lain. Karena itu, guru
harus memiliki kemauan yang kuat untuk berkolaborasi dan belajar dengan dan atau
dari yang lain. Sikap ini sangat diperlukan sekarang dan di masa yang akan datang.
Melakukannya pun tidak terlalu sulit, karena dunia sudah saling terhubung, sehingga
tidak ada alasan untuk tidak berkolaborasi dengan yang lain.
3. Kreatif dan Mengambil Risiko Kreativitas adalah salah satu skill yang diperlukan
pada Top 10 Skill 2020, kreativitas akan menghasilkan sebuah struktur, pendekatan
atau metode untuk menyelesaikan masalah dan menjawab kebutuhan. Guru perlu
memodelkan kreativitas ini dan berupaya lebih cerdas bagaimana kreativitas ini
diintegrasikan ke dalam tugas-tugas kesehariannya. Para pendidik juga tidak perlu
terlalu takut salah, namun selalu siap menghadapi risiko yang muncul. Kesalahan
adalah langkah awal dalam belajar, dan tidak perlu menjadi faktor penghambat untuk
terus maju, kesalahan adalah untuk diperbaiki.
4. Memiliki selera Humor yang Baik Guru yang humoris biasanya guru yang paling
sering diingat oleh murid. Tertawa dan humor dapat menjadi skill penting untuk
membantu dalam membangun hubungan dan relaksasi dalam kehidupan. Ini akan
mengurangi stress dan rasa frustasi, sekaligus memberikan kesempatan kepada orang
lain untuk melihat kehidupan dari sisi lain.
5. Mengajar secara Utuh (Holistik) Dalam berbagai teori belajar dan pembelajaran kita
mengenal pembelajaran individual dan kelompok. Dan, akhir-akhir ini, gaya belajar
dan pembelajaran yang bersifat individu, semakin meningkat. Karena itu, guru jaman
now perlu mengenali siswa secara individu, termasuk keluarganya dan cara mereka
belajar (mengenalnya secara utuh, termasuk kendala-kendala yang dialaminya baik
secara pribadi maupun di dalam keluarganya).

C. Tantangan Guru di Era Revolusi Industri 4.0


1. Tantangan terbesar yang dihadapi guru rata-rata berkaitan dengan IT. Kelemahan bidang
IT ini dapat diatasi dengan cara mau belajar. Saat ini banyak fasilitas yang ditawarkan
baik dari pihak sekolah maupun pihak luar untuk membantu guru dalam meningkatkan
kemampuan IT-nya.Sebagai contoh, sekolah menyelenggarakan workshop e-modul, e-
rapor, penulisan soal online, pemanfaatan android dalam pembelajaran, pembuatan kuis
interaktif, pembuatan video pembelajaran dan sebagainya.
2. Kreativitas pembelajaran pun menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Pembelajaran yang
komunikatif, menyenangkan, mengedepankan berpikir kritis, kerjasama adalah hal yang
perlu ditanamkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Guru harus meng-upgrade
kemampuannya. Dalam hal ini, tantangan utama ada dalam diri guru sendiri yaitu
kemauan dan profesionalisme. Artinya, profesionalisme termasuk tantangan yang harus
ditaklukkan guru.Kini guru telah diakui sebagai salah satu profesi. Sebagai sebuah
profesi, maka ada tuntutan profesionalisme yang harus dipenuhi sehingga guru tidak
boleh berhenti untuk terus mengembangkan diri. Tantangan dari dalam diri guru ini
merupakan tantangan yang sulit ditaklukkan. Tantangan tersebut antara lain: sulit
mengubah pola pikr, sulit mengalahkan rasa malas untuk belajar, tidak kreatif dan
inovatif, kurangnya kemampuan/keterampilan IT dan teknologi digital serta tidak mau
upgrade ilmu. Guru perlu melakukan penyesuaian pengetahuan sedangkankan kecepatan
belajar dengan kecepatan perkembangan ilmu berbeda. Penyesuaian ini didasari oleh rasa
ingin tahu. Selama guru masih memiliki rasa ingin tahu maka dia akan terus belajar untuk
bisa. Dengan demikian, guru adalah seorang pembelajar sepanjang hayat.
3. Tantangan lain yang dihadapi guru yaitu arus globalisasi di mana informasi tersedia
tanpa batas. Guru harus mampu menjembatani dan mengarahkan pengaruh budaya luar
yang masuk. Penanaman karakter menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi guru
terlebih degradasi moral telah terjadi di mana-mana. Salah satu kesulitannya adalah,
terkadang tidak ada dukungan dan sinergi dengan orang tua.Guru yang bermaksud
meluruskan sikap anak justru dilaporkan atau diprotes orang tua yang tidak terima
anaknya didisiplinkan.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat digarisbawahi bahwa tantangan guru di era
Revolusi Industri adalah guru dituntut untuk mampu melahirkan generasi penerus yang
kompeten, berakhlak, berkarakter, disiplin, kreatif, mandiri dan berani agar dapat menghadapi
era disrupsi. Generasi penerus ini harus mampu berjuang di era kemajuan di mana tenaga
manusia mulai digantikan oleh tenaga mesin dan kecerdasan buatan.

D. Strategi Guru dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 untuk Meningkatkan
Kualitas Pendidikan
Era Revolusi Industri 4.0 merupakan era disruptif di mana banyak tenaga manusia mulai
dihilangkan, digantikan oleh teknologi robot.Oleh karenanya, dunia pendidikan harus melakukan
revolusi dengan mengajak para peserta didik agar mau dan mampu menjadi manusia kreatif,
berwawasan luas dan berani.

Beberapa startegi yang dilakukan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan,
yaitu:

(1) mengubah pola pikir meskipun sulit dan penuh gejolak,

(2) melakukan gerakan sadar literasi,

(3) melakukan pelatihan/gerakan guru, karyawan, dan peserta didik berbasis teknologi,

(4) melakukan inovasi pembelajaran serta

(5) memantik untuk menciptakan teknologi sederhana berbasis digital di sekolah.


Semua itu diperlukan manajemen waktu dna biaya (manajemen sekolah) yang baik,
komitmen semua pihak, pembiasaan penerapan di kelas serta saling berkolaborasi.Semua
pembaharuan dalam pembelajaran tetap tidak melupakan kearifan lokal dan jati diri bangsa
(karakter).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Revolusi industri merupakan suatu perubahan besar di bidang teknologi yang
mana menyebabkan perubahan di bidang lainnya. Dalam UUD No. 20 Tahun 2003
mengatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan 4.0 adalah respon
terhadap kebutuhan revolusi industri 4.0 dimana manusia dan teknologi diselaraskan
guna menciptakan peluang – peluang baru dengan kreatif dan inovatif. Guru dalam
menghadapi era revolusi 4.0 harus senantiasa mempersiapkan dirinya untuk saling
bersinergi, berkolaborasi, terkait, dan terhubung dengan sesama guru lainnya, dengan
peserta didik, tenaga kependidikan, dan seluruh elemen pendidikan, baik dalam
lingkungan internal sekolah maupun lingkungan eksternal sekolah.
Daftar Pustaka
Lase, D. (2019). Pendidikan di era revolusi industry 4.0 SUNDERMANN: jurnal
ilmiah teknologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan kebudayaan, 12(2), 28-43.

Hudaida, jesika dwi putriani. (2021). Penerapan Pendidikan Indonesia di era revolusi
industry 4.0: jurnal ilmu Pendidikan 3(3), 832-838.

Anda mungkin juga menyukai