Anda di halaman 1dari 5

DeAngelo (1981) secara teoritis telah menganalis hubungan antara kualitas audit dan ukuran Kantor

Akuntan Publik (KAP). Ilmuwan tersebut berpendapat bahwa auditor besar akan lebih independen,
dan karenanya, akan memberikan kualitas yang lebih tinggi atas audit. Ukuran auditor berhubungan
dengan kualitas audit. Kualitas suatu pelaporan pelanggaran tergantung kepada dorongan auditor
untuk menggambarkanvariabel kualitas auditor, yaitu auditor spesialis industri (Non Big Four) dan
auditor Big Four. Auditor Big Four adalah auditor yang memiliki keahlian dan reputasi tinggi
dibanding dengan auditor Non Big Four. Auditor Big Four akan berusaha secara sungguh-sungguh
mempertahankan pangsa pasar, kepercayaan masyarakat, dan reputasinya dengan cara memberi
perlindungan kepada publik.

Auditor yang lebih besar lebih independen dan dapat melakukan audit dengan kualitas lebih tinggi.
Ukuran auditor berkaitan dengan kualitas audit. Kualitas pelaporan pelanggaran bergantung pada
variabel kualitas auditor, yaitu apakah auditor didorong untuk mendeskripsikan auditor spesifik
industri (auditor non-Big Four) dan auditor Big Four.Auditor Big Four merupakan auditor yang
memiliki tingkat keahlian dan reputasi lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non-Big Four.
Auditor Big 4 bekerja dengan tekun untuk menjaga pangsa pasar, kepercayaan masyarakat, dan
reputasi dengan memberikan perlindungan kepada masyarakat.

(Lestari and Ningrum 2018)

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan berfokus pada hubungan antara dua pelaku yang saling berbeda kepentingan yaitu
antara agen dan prinsipal. Teori keagenan merupakankonsekuensi dari pemisahan fungsi kontrol
(manajemen) yang memiliki akses langsung terhadapinformasi perusahaan dengan fungsi
kepemilikan (pemegang saham). Jensen & Meckling (1976) mendefinisikan kontrak antara satu atau
beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agent) untuk
mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Tujuan dari manajerdan pemegang saham
seharusnya sama, yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemegang
saham, tetapi terkadang manajer memiliki pemikiran lain yang seolah-olah dianggap bertentangan
dengan pemikiran pemegang saham. (Lestari and Ningrum 2018)

Teori keagenan berfokus pada hubungan antara dua aktor dengan kepentingan berbeda: agen dan
prinsipal.Teori keagenan merupakan hasil pemisahan fungsi pengendalian (manajemen) dan fungsi
kepemilikan (pemegang saham), yang mempunyai akses langsung terhadap informasi
perusahaan.Kontrak antara satu atau lebih prinsipal yang mengalihkan wewenang pengambilan
keputusan dalam pengelolaan suatu perusahaan kepada orang lain (agen).Tujuan manajer dan
pemegang saham seharusnya sama, yaitu meningkatkan nilai pemegang saham dengan
meningkatkan kekayaan pemegang saham, namun manajer mungkin mempunyai gagasan lain yang
tampaknya bertentangan dengan gagasan pemegang saham.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), perbedaan antara keinginan manajemen (agent), prinsipal,
dan pemegangsaham (principal) menyebabkan berkembangnya teori keagenan. Teori keagenan
menunjukkan hubungan antara prinsipalyang memberikan wewenang dan agen yang menerimanya
dalam mengelola perusahaan (Tjandrakirana et al., 2022).Menurut teori keagenan, prinsipal dan
agen dapat berkonflik jika masing-masing pihak dimotivasi oleh kepentingannyasendiri. Hubungan
antara teori agensi dengan penghindaran terjadi pada perbedaan kepentingan antara pemerintah
sebagai pemungut pajak dengan perusahaan sebagai wajib pajak mengakibatkan terjadinya konflik
kepentingan, dari pihak pemerintah menginginkan perusahaan membayarkan pajaknya sedangkan
dari pihak perusahaan menginginkan untuk tidak membayar pajak dikarenakan akan mengurangi
laba perusahaan. (Pradana and Wulandari 2023)

Perbedaan keinginan manajer (agen) dan pemegang saham (principal) menyebabkan


berkembangnya teori keagenan.Teori keagenan menggambarkan hubungan antara prinsipal yang
memberi wewenang untuk mengelola suatu perusahaan dan agen yang menerima wewenang.Jika
masing-masing pihak dilatarbelakangi oleh kepentingan masing-masing, maka prinsipal dan agen
dapat berkonflik, artinya ada kemungkinan.Hubungan antara teori keagenan dan penghindaran
muncul ketika perbedaan kepentingan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan dunia usaha
sebagai pembayar pajak menimbulkan konflik kepentingan.Dengan kata lain, pemerintah ingin dunia
usaha membayar pajak, sedangkan dunia usaha tidak mau membayar pajak.Hal ini mengurangi
keuntungan perusahaan.

Ditinjau dari sudut akuntan publik, audit akuntan adalah audit secara objektif terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan tujuan untuk menentukan
apakahlaporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil
usahaperusahaan. Definisi audit yang bersifat komprehensif adalah suatu proses sistematik
untukmemperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan -
pernyataankegiatan ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan -
pernyataantersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya
padapihak yang berkepentingan. (Hasanah and Putri 2018)

Dari sudut pandang akuntansi, audit adalah pemeriksaan objektif atas laporan keuangan suatu
perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut secara wajar mewakili kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Yang dimaksud
dengan audit komprehensif adalah memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti terkait laporan
kegiatan ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat konsistensi laporan tersebut dengan
standar yang ditentukan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pemangku kepentingan.

Teori keagenan didasarkan pada hubungan antara prinsipal (pemegang saham) dan manajemen
(agent) kedua belah pihak ini terpisah dan kedua belah pihak menginginkankeuntungan yang
sebesar-besarnya tetapi tidak demikian mungkin. Ada kepentingan yang salingbertentangan dan
alasannya adalah bahwa kedua belah pihak terpisah. dasar teori keagenan sebagai pemisahan antara
pemilik dan manajerdalam suatu perusahaan. Pemegang saham memainkan peran sebagai principal
yangmendelegasikan penelitian dan pengambilan keputusan kepada manajer atau yang disebut
agenyang melaksanakan pekerjaan. Teori ini menjelaskan preferensi dan perilaku kedua pihak
yangberbeda di mana tujuan dan sasaran membedakan satu sama lain serta sikap mereka terhadap
risiko.Keduanya prinsipal dan agen dianggap bertindak rasional dalam penelitian mereka dan
terutamadimotivasi oleh kepentingan diri sendiri. Mengingat bahwa agen memaksimalkan utilitas,
adakemungkinan bahwa hasilnya bukan yang terbaik untuk kepentingan prinsipal itu sendiri. Ini
yangdisebut masalah agensi yang terjadi perlu diselesaikan dan ini menyebabkan biaya yang
disetujui,biaya keagenan yang berfungsi baik sebagai insentif atau sanksi yang akan
menyesuaikankepentingan agen, sehingga mereka lebih berkorelasi dengan kepentingan pemegang
saham.

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Tujuan metode peneltian
deskriptif adalah untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab
secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang
individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. (Wardoyo, Rahmadani and Hanggoro 2022)
kualitas audit dapat dipertimbangkan sebagai pemoderasi tax avoidance terhadap nilai perusahaan.
Kualitas audit yang diproksikan dengan auditor Big Four dan Non-Big Four dipercaya memiliki
kompetensi untuk membatasi pihak manager perusahaan melakukan tax avoidance. ualitas audit
dapat memperlemah pengaruh hubungan tax avoidance terhadap nilai perusahaan. (Rusli 2016)

Kualitas audit dapat dianggap sebagai faktor moderasi penghindaran pajak terhadap nilai
perusahaan. Kualitas pemeriksaan yang dinilai oleh auditor Big Four dan auditor non-Big Four
diyakini mampu menghalangi penghindaran pajak yang dilakukan manajer perusahaan. Kualitas
audit dapat mengurangi dampak penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan.

Kualitas audit tidak berpengaruh antara hubungan tax avoidance terhadap nilai perusahaan. Semakin
baik atau buruk kualitas audit suatu perusahaan tidak mempengaruhi hubungan antara tax
avoidance terhadap nilai perusahaan. (Lestari and Ningrum 2018)

Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Triyudho Septiandi(2016),
Annisa dan Kurniasih (2012),serta penelitian yang dilakukan oleh Maharani dan Suardana (2014)
yangmeneliti hubungan antara kualitas auditterhadap penghindaran pajak (TaxAvoidance). Hasil dari
penelitian ini mengungkapkan bahwa tingginya tingkat kualitas audit yang di ukur berdasarkan
auditor yang berasal dari KAP Big Four,maka terjadinya Penghindaran Pajakpada perusahaan tersebut
akan semakin rendah. Berbeda dengan hasil penelitan dari Arry Eksandy (2017), Maria Melisadan
Vivi Adeyani Tandean (2015) yangmengungkapkan bahwa kaulitas audit berpengaruh positif
terhadappenghindaran pajak (Tax Avoidance).Dari beberapa temuan yang dilakukan penelitian
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis dari penelitian ini (H1) dapat diterima
karenahipotesis tersebut sesuai dengan hasilyang dicapai dari peneliti, yaitu Kualitas Audit
berpengaruh signifikan negatif terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). (Mira and Purnamasari
2020)

Menurut konsep teori agensi, auditor independen memiliki peran dalam mengurangi ketimpangan
pengetahuan yang merupakan salah satu tantangan dalam hubungan keagenan, denganbertindak
sebagai perantara antara prinsipal dan agen (Khairunisa et al., 2017). Perusahaan membutuhkan
keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh auditor yang memiliki keahlian khusus di industri
tertentu (Arumningtyas & Ramadhan, 2019). Spesialisasi auditor di sektor industri meningkatkan
kesiapan untuk menangani masalah akuntansi yang lebih kompleks dibanding kandengan auditor
yang tidak memiliki keahlian khusus tersebut. Tidak menutup kemungkinan auditordari KAP yang
spesialisasi pada industri tertentu dapat menghasilkan audit yang lebih berkualitas(Khairunisa et al.,
2017). Diperkirakan bahwasanya laporan keuangan yang telah diperiksa oleh auditor yang
berspesialisasi dalam sektor tersebut akan lebih mampu menemukan kekurangan dansecara akurat
mencerminkan nilai sebenarnya dari bisnis tersebut. Jadi, dibandingkan dengan perusahaan yang
diperiksa auditor non-spesialisasi, perusahaan yang diperiksa auditor spesialisasi mungkin
mengalami tingkat kecurangan yang lebih rendah. Menurut temuan penelitian Warsini & Fatimah
(2019), auditor tidak hanya lebih baik dalam menemukan kecurangan tetapi juga lebih cenderung
mencegah manajer menyalahgunakan celah penghindaran pajak karena hal itu dapatmerusak
reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Temuan ini sejalan dengan hasil milik Warsini &Fatimah (2019),
Khairunisa et al. (2017), dan Riguen et al. (2021), yang menyatakan bahwasanya semakin tinggi
tingkat spesialisasi industri auditor, semakin berkurang praktik penghindaran pajak. (Simamora and
Prabowo 2023)

Menurut konsep teori keagenan, auditor independen berfungsi untuk mengurangi kesenjangan
pengetahuan, yang merupakan salah satu tantangan dalam hubungan keagenan, dengan bertindak
sebagai perantara antara prinsipal dan agen.Perusahaan membutuhkan keahlian dan pengetahuan
auditor dengan keahlian khusus di industri tertentu.Karena auditor berspesialisasi dalam sektor
industri, mereka lebih termotivasi untuk menangani permasalahan akuntansi yang lebih kompleks
dibandingkan auditor dengan pengetahuan yang kurang terspesialisasi.Auditor KAP yang
berspesialisasi dalam industri tertentu mungkin dapat melakukan audit dengan kualitas lebih
tinggi.Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor yang berspesialisasi dalam industri diyakini dapat
mengidentifikasi kekurangan dengan lebih baik dan lebih akurat mencerminkan nilai perusahaan
yang sebenarnya.Oleh karena itu, dibandingkan dengan perusahaan yang diinvestigasi oleh auditor
non-profesional, perusahaan yang diinvestigasi oleh auditor profesional mungkin memiliki risiko
kecurangan yang lebih rendah.Auditor tidak hanya lebih baik dalam mendeteksi kecurangan, tetapi
juga lebih mungkin mencegah manajemen mengeksploitasi celah penghindaran pajak yang dapat
merusak reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP).Semakin tinggi tingkat profesionalisme dalam industri
akuntansi, maka akan semakin sedikit terjadinya penghindaran pajak.

Spesialisasi industri auditor dapat dilihat dalam kualitas audit. Menurut Gunawan dkk.(2019), audit
yang independen diperlukan untuk menjaga kualitas audit. Hasil inipun dikuatkandengan hasil Bauer
et al. (2012) yang menjabarkan bahwasanya spesialisasi industri auditor tidakterdapat pengaruh
pada penghindaran pajak. Perusahaan yang menggunakan jasa konsultan pajak,bagaimanapun juga,
dapat lebih siap untuk mengevaluasi faktor-faktor pajak yang dimasukkan kedalam proyeksi yang
dibuat untuk para pemegang saham. Perihal ini dikarenakan pengetahuan daninformasi konsultan
pajak yang terlibat dalam memberikan jasa konsultasi pajak kepada perusahaan,yang memungkinkan
mereka memahami bagaimana perusahaan memanfaatkan biaya pajak demitujuan meminimalkan
pembayaran pajak. Secara garis besar, perusahaan yang memanfaatkanlayanan konsultan perpajakan
cenderung mengalami pengurangan pajak lebih signifikandibandingkan perusahaan yang tidak
memanfaatkan layanan auditor perpajakan. (Simamora and Prabowo 2023)

Profesionalisme industri audit tercermin dari kualitas auditnya.Audit independen diperlukan untuk
menjaga kualitas audit.Profesionalisme industri akuntansi tidak berpengaruh terhadap penghindaran
pajak.Namun, perusahaan yang menggunakan jasa konsultasi pajak mungkin lebih siap untuk
mengevaluasi faktor pajak yang termasuk dalam proyeksi pemegang saham.Hal ini dikarenakan
akuntan pajak yang memberikan jasa konsultasi perpajakan kepada perusahaan mempunyai
pengetahuan dan informasi untuk memahami bagaimana perusahaan menggunakan biaya pajak
untuk meminimalkan pembayaran pajak.Secara umum, perusahaan yang menggunakan jasa
penasihat pajak cenderung mendapatkan keuntungan pengurangan pajak yang lebih besar
dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakan jasa pemeriksa pajak.

Kualitas Auditor eksternal berpengaruh tidak signifikan terhadap penghindaran pajak dengan arah
pergerakan berlawanan. Hal ini tidak sejalan dengan Anisa dan Kurniasih (2011) dalam penelitiannya
yang memberikan simpulan bahwa kualitas auditor eksternal berpengaruh sigrnifikan terhadap
penghindaran pajak. Menurut pendapat Chai dan Liu (2010) dalam Anisa dan Kurniasih (2011)
menjelaskan bahwasemakin berkualitas auditor eksternal suatuperusahaan, maka cenderung tidak
melakukanmanipulasi laba perusahaan terutama untukkepentingan perpajakan, belum dapat
diterima.Peneliti menduga bukan hanya KAP the big fouryang memberikan hasil baik yang
memilikikredibilitas tinggi, namun seluruh KAPmelakukan audit sesuai dengan pedoman
danperaturan yang berlaku dan menjalankan,sebagaimana tujuan audit eksternal yakni
untukmengidentifikasi faktor-faktor penting yangmenawarkan respon berupa tindakan
(David,2009:120), dalam hal mengaudit laporankeuangan perusahaan.Selain itu KAP juga
harusmempertahankan kredibilitasnya untuk rekamjejak dan keberlangsungan penyediaan
jasanya.Penyebab suatu penelitian tidak sejalan denganpenelitian terdahulu dapat disebabkan
olehpenggunaan variable dummy yang hanya sampaipenotasian dikotomi, bukan sampai pada
trackrecord dan pada keakuratan informasipembahasan laporan audit eksternal, sehinggahanya
secara umum melalui justifikasipengkategorian peneliti.Hasil dari penelitian sejalan denganpenelitian
Jaya, Arafat, dan Kartika (2013) yangmenyatakan bahwa tidak berpengarunyakualitas auditor
eksternal secara signifikanterhadap penghindaran pajak. Koefisien regresiyang bernilai negatif
menjelaskan bahwa ketikaperusahaan menggunakan kualitas audit yangbaik dengan KAP the big
four, maka akanmenurunkan penghindaran pajak perusahaan,meskipun dengan pengaruh yang
tidaksignifikan. Hal tersebut menjawab teori agencycost, yakni biaya yang akan dikeluarkan
untukmengurangi agency problem, sebagai besarnyaharga yang dikeluarkan untuk imbalan
auditoreksternal untuk meng-audit laporan keuanganperusahaan yang dipilih oleh komite audit.
(Wibawa, Wilopo and Abdillah 2016)

Perusahaan yang menggunakanjasa KAP Big Four memiliki nilai membayar pajak lebih tinggi
dibandingkan denganperusahaan yang menggunakan jasa KAP Non Big Four. Hasil penelitian ini
didukung olehpenelitian Nuralifmida (2010), Eksandi (2017), dan Futranti & Setiawanta (2015).
Denganadanya auditor ekstemal yang profesional dalam mengaudit perusahaan, maka
perusahaanakan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk keberlangsungan
perusahaan.Dikarenakan manajemen yang terbukti melakukan tindakan yang tidak sesuai
denganperaturan yang berlaku akan dinilai tidak wajar oleh auditor yang mengakibatkan hasil audit
menjadi tidak wajar, sehingga perusahaan yang diaudot oleh KAP Big four cenderung jujurdalam
melaporkan pajaknya dengan cara tidak melakukan penghindaran pajak untuk menjagareputasi
perusahaan dan terhindar dari ketidakwajaran saat diaudit KAP Big Four. Kualitas audit berpengaruh
positif signifikan terhadap penghindaran pajak. Perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four
memiliki nilai membayar pajak lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan jasa
KAP Non Big Four.

Anda mungkin juga menyukai