HIPOTESIS PENELITIAN
pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama
prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal
dengan agen kondisi ini yang dikenal sebagai moral hazard dan menimbulkan
asimetri informasi. Adanya asimetri informasi dapat menciptakan
kebutuhan akan adanya pihak ketiga yang independen yaitu auditor untuk
kualitas audit sangatlah erat, karena Teori Keagenan dapat membantu auditor
yang tidak bias dan tidak memihak terhadap aktivitas keuangan perusahaan
Daya tarik teori keagenan terletak pada kenyataan bahwa teori ini
yang akan dilakukan adalah penelitian ini akan meneliti kualitas audit yang
dihasilkan oleh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Jakarta dalam
melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Seperti yang telah diuraikan
diatas, kepentingan antara prinsipal dan agen sering kali berbeda, auditor
masih sedikit sehingga kualitas audit rendah. Jika terlampau panjang bisa
kualitas audit. Jadi, untuk masa perikatan audit yang berhubungan dengan
2.2 Audit
kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh seorang yang
tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
a. Audit Keuangan
b. Audit Operasional
c. Audit ketaatan
d. Audit Investigastif
bahwa ada telah dicatat oleh jumlah yang benar, perhitungan yang
fiktif.
tanggal neraca dicatat pada periode yang tepat. Transaksi ini akan
akuntansi.
h. Pengungkapan, untuk memastikan bahwa rekening dan persyaratan
akan membuat prinsipal semakin sulit dalam memonitor tindakan agen, yang
pemerintah. Oleh sebab itu perusahaan akan menghindari fluktuasi laba yang
(Yatulhusna, 2019).
internal yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini membuktikan
lemah, maka kualitas audit akan menurun, karena auditor harus bekerja
pemberian jasa audit atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh
KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang
hubungan antara auditor (baik partner audit (AP) maupun Kantor Akuntan
ancaman “keakraban” auditor dengan klien. (Ryken dkk, 2007 dan GAO,
Rotasi audit diukur dengan variabel dummy yaitu nilai 1 jika terjadi
penugasan) suatu KAP ditentukan oleh manajemen dari klien. Klien dapat
diatur dengan jumlah tahun (Juniadi dan Jugiyanto, 2019). Audit tenure
dikaitkan dengan dua kontrak yakni keahlian auditor dan insentif ekonomi.
Audit tenure dikaitkan dengan keahlian auditor yang dimiliki. Auditor dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik dari proses bisnis klien dan risiko.
auditor dengan klien. Semakin tinggi kualitas auditor maka perikatan akan
dilihat dari semakin sulitnya auditor untuk memberikan opini audit going
concern.
Dengan ditetapkannya peraturan yang mewajibkan rotasi audit,
setelah tahun 2003 adalah rotasi semu. Rotasi semu terjadi jika perubahan
nama KAP dengan cara mengubah komposisi partner audit seolah-olah telah
terjadi rotasi, padahal KAP-nya tidak berubah. Sedangkan rotasi riil terjadi
perubahan komposisi partner tetapi perubahan nama KAP. Hal ini membuat
audit sangatlah erat, karena Teori Keagenan dapat membantu auditor sebagai
yang tidak bias dan tidak memihak terhadap aktivitas keuangan perusahaan
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan
keuangan.
audit)
suatu proses dan sistem informasi untuk memantau status tindak lanjut
dihasilkan dari KAP Big Four yang bernilai = 1, dan KAP Non Big Four
yang bernilai = 0.
Variabel
No. Nama Peneliti Judul Penelitian yang Hasil Penelitian
Digunakan
1 Ahmad Buchori PENGARUH Ukuran Ukuran perusahaan
signifikan terhadap
kualitas audit,
spesialisasi auditor
secara parsial
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kualitas audit.
METODE menggunakan
MANUFAKTUR berpengaruh
diskresioner.
TERDAFTAR DI perusahaan
INDONESIA
TAHUN 2012-
2015
sehingga dapat
mempengaruhi
auditnya. a masa
perikatan audit
dapat
memungkinkan
seorang auditor
untuk lebih
memahami kondisi
didalam suatu
entitas sehingga
dapat menambah
pengalaman dan
kompetensi yang
dimiliki auditor.
berpengaruh
terhadap Kualitas
Audit.
PERUSAHAAN, Audit
JAK (Jurnal AUDIT Tenure, berdampak besar
perusahaan
sehingga apabila
tinggi dapat
menunjukan
bahwa perusahaan
tersebut memiliki
manajemen yang
baik dalam
mengelola
dan pengendalian
perusahaan salah
berdampak buruk
terhadap kualitas
audit.
audit tenure
berpeluang
mempengaruhi
terhadap kualitas
audit
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang
penting.
objek permasalahan.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independent atau
variabel bebas atau merupakan ukuran perusahaan klien, rotasi audit dan audit
tenure. Sedangkan variabel dependent atau variabel terikatnya yaitu kualitas audit.
Variabel Independen
(X)
Audit Tenure H3
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. kemudian pengujian dilakukan
untuk mengetahui pengaruh antar variabelnya. Terdapat tiga hipotesis yang akan
diuji dalam penelitian ini. Berikut akan disajikan dasar yang digunakan dalam
merumuskan hipotesis.
2.9.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit
Oleh sebab itu perusahaan akan menghindari fluktuasi laba yang terlalu
untuk melaporkan perolehan laba yang stabil setiap tahunnya (Andreas et al.,
2018)
internal yang lebih baik dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini membuktikan
lemah, maka kualitas audit akan menurun, karena auditor harus bekerja
Theory) dengan ukuran perusahaan klien yaitu Auditee yang lebih besar,
positif.
dengan mewajibkan adanya rotasi KAP maupun rotasi akutan publik yakni
enam tahun buku berturut-turut untuk KAP dan tiga tahun buku berturut-turut
2017).
auditan yang berkualitas pula (Andreas et al., 2018). Oleh karena itu,
kualitas audit yang baik. Hal ini dikarenakan hubungan dalam waktu yang
lama dengan manajer perusahaan akan mengakibat kualitas audit menurun
sebagai berikut.
menjelaskan bahwa tidak ada pembatasan lagi untuk KAP. Pembatasan hanya
berlaku untuk Akuntan Publik yaitu selama 5 (lima) tahun buku berturut-
turut. Auditor dapat menerima kembali penugasan audit untuk klien tersebut
setelah 2 (dua) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan
keuangan entitas. Pembatasan ini agar jarak antara auditor dengan klien tidak
terlalu dekat sehingga tidak akan menimbulkan skandal akuntansi yang akan
lebih prinsipal melakukan perikatan dengan orang lain sebagai agen untuk
(Ardianingsih, 2018). Jika waktu perikatan yang terjadi antara auditor dengan
sehingga kualitas audit rendah. Semakin lama perikatan auditor dengan klien,
akhirnya juga memberikan pengaruh pada tingkat kualitas audit, yaitu faktor
menurun sehingga akan tercermin pada pembuatan asumsi oleh auditor yang
kurang objektif (Dinuka& Zulaikha, 2014). Selain itu, masa perikatan audit
dari segi ekonomi, dan auditor menjadi akan menyetujui upaya klien dalam
(Nasser, Wahid, Nazri & Hudaib,2006). Dari sisi auditor, jika klien yang
diaudit sudah memiliki kontrol pada laporan keuangan yang baik dan
memiliki atribut tersebut, dan hal tersebut membuat sikap skeptis dari auditor
audit tenure akan semakin menurunkan kualitas audit. Hal ini disebabkan
karena kedekatan yang muncul oleh karena hubungan klien yang cukup lama
opersional klien dan menyesuaikan dengan keinginan dari pihak klien dimana