Dosen Pengampu:
Abdul Kadir, S.Hi, M.H
Disusun Oleh:
Faizan Athallah Trisa (23020110126)
Kelas D
P.I.H (Pengantar Ilmu Hukum) berasal dari dua kata pengantar dan ilmu hukum.
Mengantar dari perkatan pengantar berarti membawa ke tempat yang dituju. Dalam
bahasa asing “inleiding” (Belanda) dan “ introduction” (Inggris) yang berrti
memperkenalkan , dalam hal ini yang diperknalan adalah ilmu hukum.
Terkait arti dan apa yang dimaksud dapat kita ikuti pendapat berbagai pakar
hukum diantara lain ;
1. Istilah Pengantar Ilmu Hukum tidak tercipta begitu saja, yang merupakan
dari terjemahan dari bahasa Belanda “Inleiding tot de rechstwetenschap”
istilah ini dipakai pada tahun 1920 yang dimasuk kan dalam undang
undang perguruan tinggi Belanda.
2. Inleiding tot de rechstwetenschap merupakan istilah pengganti dari
“Encyclopaedie der rechtswetenschap” merupakan semulanya istilah
dipergunakan di Belanda.
3. Sebenarnya istilah Inleiding tot de rechstwetenschap merupakan
terjemaha dari “Einfuhrung in die Rechtswissenschaft” suatau istilah yang
dipergunakan di Jerman pada akhir abad 19.
4. Di Indonesia sendiri Inleiding tot de rechstwetenschap telah dikenal sejak
tahun 1924.
5. Sedangkan pengertian pengantar ilmu hukum pertama kali dipergunakan
pertama kalinya di perguruan tinggi atau universitas GajaH Mada yang
berdiri pada tanggal 3 Maret 1946.
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 9
dari segi etimologi dapat disimpulkan bahwa Ius memiliki tiga unsur :
wibawa, keadilan, tata kedamaian.
4. Lex
Kata Lex brasal dari bahasa latin dan berasal dari “Lesere” artinya
ialah mengumpulkan orang-orang untuk diperintah. Terkandung juga
disini hukum ialah wibawa dan otoritas. Maka dapat disimpulkan dari arti
kata hukum bahwa :
BAB 10
HUKUM TERDAPAT DIMANA SAJA
1. Hukum terapat dimana mana, asal ada manusia, pada setiap waktu bagi
setiap bangsa.(Surojo Wignjodipuro, SH 1974:2)
2. Hukum terdapat diseluruh dunia; di mana-mana asal ada kehidupan
masyarakat manusia.(Prof.Achmad Sanusi, SH 1977:28)
3. Anggapan kuno mengatakan bahwa hukum hanya terdapat di dalam
masyarakat yang beradab (bukan primitif).
4. Kesimpulannya adalah hukum terdapat dimana saja asalkan ada
masyarakatnya (bukan di ruang hampa).
BAB 11
B. Fungsi Hukum.
1. Pendahuluan.
Disimpulkan bahwa hukum selalu mengikuti dan melekat pada
manusia bermasyarakat. Dengan banyaknya peran hukum, maka hukum
mempunyai fungsi “menerbitkan dan mengatur pergaulan dan masalah-
masalah yang timbul di masyarakat”. Dalam perkembanagn masyarakat
fungsi hukum terdiri dari :
a. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat.
Hukum sebagai norma merpakan petunjuk kehidupan
(levensvoorschriften).
BAB 12
TUJUAN HUKUM
A. Pendahuluan
D. Tentang Keadilan.
Keadilan ada dua macam :
1) Keadilan distributif atau justicia disributiva.
Keadilan yang memberikan pada orang-orang atas jasa atau hak nya
2) Keadilan kumatif atau justiscia cummulativa.
Keadilan yang diterima oleh para anggota tanpa peduli jasa masing-masing.
BAB 13
BAB 15
KODIFIKASI DAN PERKEMBANGAN HUKUM
A. Apakah kodifikasi itu?
Adalah pembukuan hukum dalam suatu himpunan Undang-undang pada materi
yang sama.
B. Mengapa tumbuh kodifikai hukum?
Untuk mengatasi tidak adanya kepastian hukum dan kesatuan hukum.
C. Perkembangan kodifikasi hukum.
Seluruh permasalahan hukum sudah tertampung dalam suatu hukum, diluar
undang-undang tidak ada hukum, hakim hanya melaksankan undang-undang
yang berlaku di seluruh negara.
D. Aliran-aliran hukum yang timbul.
Ajaran Freie Rchtslehre.
Aliran Rechtsvinding.
BAB 16
a. Aliran Legisme.
b. Aliran Freie Rechtslehre, Freie Rechtsbewegung, dan Freie Rechtsschul (hukum
bebas).
c. Aliran Rechtsvinding (penemuan hukum).
d. Aliran yang berlaku di Indonesia.
BAB 17
TERBENTUKNYA HUKUM
Terbentuknya hukum itu dari kebiasaan yang dirasakan sebagai kewajiban,
kemudian disanksi apabila tidak melaksanakannya.
BAB 18
PENAFSIRAN HUKUM
A. Macam-macam Penafsiran.
Subyektif dan Obyektif, Sempit dan Luas.
B. Metode Penafsiran.
BAB 19
BAB 20
SUMBER-SUMBER HUKUM
A. Arti sumber hukum
Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan memaksa.
B. Pendapat berbagai pakar hukum.
1) Algra : Sumber Hukum Materil dan Sumber Hukum Formil.
2) Van Apeldoorn : sumber hukum dalam arti historis, sosiologis, filosofis, dan
formil.
3) Achmad Sanusi : sumber hukum normal dan sumber hukum abnormal.
C. Undang-undang.
Ialah hukum formal.
Terbentuknya undang-undang : cara dan proses pembentukannya.
D. Kebiasaan.
Contohnya hukum adat.
E. Yurisprudensi.
Adalah keputusan hakim yang selalu dijadikan pedoman hakim lain dalam
menuntaskan kasus-kasus yang sama.
F. Traktat.
Adalah perjanjian yang dibuat antar negara yang dituangkan dalam bentuk
tertentu.
Macam-macam traktat : Traktat bilateral/traktat binasional (perjanjian dua
negara), Traktat multilateral (banyak negara), Traktat Kolektif/traktat terbuka.
G. Doktrin.
pendapat para sarjana hukum atau ilmu hukum.
BAB 21
PENGGOLONGAN BAN KLASIFIKASI HUKUM
1. HUKUM TERTULIS DAN HUKUM TERTULIS.
2. HUKUM PRIVAT DAN HUKUM PUBLIK.
3. HUKUM FORMIL DAN HUKUM MATERIL.
BAGIAN 3 : ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KEBIASAAN
BAB 22
A. Kaidah Sosial.
o Kaidah Susila (yang paling tua)
o Kaidah Kesopanan.
o Kaidah Agama atau Kaidah Kepercayaan.
o Kaidah Hukum.
B. Penggolongan Kaidah.
o Tata kaidah dengan aspek pribadi.
o Tata kaidah dngan aspek kehidupan antar pribadi.
BAB 22
SUBYEK HUKUM
A. Beberapa Pengertian.
Adalah sesuatu yang menurut hukum berhak untuk berbuat
hukum/cakap bertindak dalam hukum.
Adalah sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban.
Adalah sesuatu pendukung yang berwenang menjadi pendukung.
Yang menjadi subyek hukum adalah manusia, person (dasarnya).
Ada dua pengertian person sebagai subyek hukum :
Natuurljk person adalan menspersoon, yang disebut manusia.
Rechtperson (badan hukum) : publiek rechts-person, sifatnya
unsur kepentingan umum (negara, daerah, desa, dan lainnya),
dan privaat rechtspersoon/badan hukum privat, sifatnya unsur
kepentingan individual.
Pengecualian subyek hukum yaitu, anak dalam kandungan, tidak
cakap hukum, dan binatang.
Syarat-syarat badan hukum sebagai subyek hukum ialah :
memiliki kekayaan, hak, kewajiban sendiri (terpisah dengan
anggotanya).
BAB 23
OBYEK HUKUM
A. Benda (ZAAK) Sebagai Obyek Hukum.
Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan dapat
menjadi pokok permasalahan, kepentingan, dan dapat dikuasai oleh subyek
hukum.
Pembagian benda (zaak) : a- benda yang bersifat kebendaan atau materieele
goederen( benda berwujud, benda bergerak, benda tetap), b- benda tak berujud
“onlicharnelijkezaken” (merek, perusahaan, hak cipta).
BAB 24
PERISTIWA HUKUM
BAB 25
BAB 26
HAK
A. HAK.
Ialah hubungan hukum kekuasaan dan kewenangan.
B. Macam-macam HAK :
a) Hak Mutlak
b) Hak Relatif (Nisbi)
BAB 28
PERBUATAN HUKUM, BUKAN PERBUATAN HUKUM, DAN AKIBAT
HUKUM
A. Perbuatan Hukum.
Adalah setiap perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja untuk
menimbulkan hak dan kewajiban/perbuatan subyek hukum yang akibatnya
diatur oleh hukum.
B. Bukan Perbuata Hukum.
Ialah perbuatan yang akibatnya tidak dikehendaki oleh yang tersangkut.
C. Akibat Hukum.
Ialah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang
dikehendaki oleh pelakudan yang diatur oleh hukum.
BAB 29
MASYARAKAT HUKUM
A. Batasan Masyarakat Hukum.
Adalah sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu di mana di
dalam kelompok tersebut berlaku suatu rangkaian peratura yang menjadi
tingkah laku bagi setiap kelompok dalam pergaulan hidup mereka.
B. Pembentukan Kelompok : Terjadi karena kodrat manusia itu sendiri sebagai
makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok.
C. Macam-macam bentuk Masyarakat Hukum.
1. Menurut dasar pembentukannya ada 3 , macam yaitu :
Masyarkat Teratur
Masyarakat Teratur yang terjadi dengan sendirinya.
Masyarakat Tidak Teratur
2. Menurut Dasar Hubungan yang diciptakan anggotanya :
Masyarakat Paguyuban (Gemeinschaft).
Masyarakat Patembayan (Gesselchaft)
3. Menurut Dasar Penghidupannya.
Masyarakat Primitif dan Mayarakat Modern.
Masyarakat Desa dan Masyrakat Kota.
Masyarakat Teritorial.
Masyarakat Genealogis.
Masyarakat Teritorial Genealogis.
4. Menurut Hubungan Keluarga.
Keluarga Inti ( Nuclear Family)
Keluarga Luas (Exented Family)
Suku Bangsa
Bangsa.
BAB 30
ANTROPOLOGI HUKUM
A. Pengertian
BAB 31
SOSIOLOGI HUKUM
A. Pengertian
Sosiologi hukum adalah cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan
analitis mempelajari hubungan timbal balik hukum sebagai gejala sosial.
BAB 32
PSIKOLOGI HUKUM
A. Pengertian
BAB 33
SEJARAH HUKUM
A. Pengertian
BAB 34
PERBANDINGAN HUKUM
A. Pengertian
B. Tujuan hukum.1
Keadilan.
Keadilan yang sesuai dengan peraturan pasal-pasal.
Keadilan harus sesuai dengan kemaslahatan masyarakat.
Kemanfaatan.
Kepastian Hukum.
Kepastian.
C. Pendapat beberapa tokoh.
Lauren Fradmen : subtrasi (isi hukum), struktur hukum (penegak,
pembuat, pengayoman hukum), budaya.
Roscoe Pound : hukum tak bekerja di ruang hukum, hukum akan bekerja
jika ada dua samapi tiga orang berinteraksi, hukum banayak dipengaruhi
oleh berbagai elemen masyarakat.
Fakta Sanserfanda : hukum banyak dipengaruhi oleh starata sosial.
Presepsi terhadap hukum : aturan, landasan/asas, hukum diberikan pada yang
berakal, norma/keadilan, sistem.
2
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 227
3
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 246
4
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 273
5
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 251
d. Kodifikasi Hukum adalah pembukuan hukum dalm suatu
himpunan undang-undang secara sistemtis dan lengkap.6
e. Unifikasi hukum adalah berlakunya satu macam hukum untuk
seluruh masyarakat.
J. Asas-asas dan sumber hukum
Asas adalah sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir dan berpendapat.
1. Asas Umum (seluruh bidang hukum).
2. Asas Khusus (hukum berlaku pada bidang tertentu).
3. Contoh-contoh asas :
o Asas Legalitas, “ Nullum delictum nula poena sine pravia lage
poenali” tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali telah
ada ketentuan/undang-undang nya kecuali ada perbuatan yang
mengancam keutuhan NKRI.
o “Lex specialis derogat legi generali” hukum yang kgusu
menegsampingkan hukum umum.
o “Lex posteriori derogat legi priori” hukum yang baru
mengesampingkan hukum lama (tak berlaku).
6
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 77