Anda di halaman 1dari 25

RESUME

BUKU PENGANTAR ILMU HUKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Hukum

Dosen Pengampu:
Abdul Kadir, S.Hi, M.H

Disusun Oleh:
Faizan Athallah Trisa (23020110126)

Kelas D

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2023
BAGIAN 1 : PENGANTAR TENTANG PENGANTAR ILMU HUKUM
BAB 1

PENGANTAR TENTANG LMU HUKUM

A. Pengertian dari Segi Pengantar

P.I.H (Pengantar Ilmu Hukum) berasal dari dua kata pengantar dan ilmu hukum.
Mengantar dari perkatan pengantar berarti membawa ke tempat yang dituju. Dalam
bahasa asing “inleiding” (Belanda) dan “ introduction” (Inggris) yang berrti
memperkenalkan , dalam hal ini yang diperknalan adalah ilmu hukum.

B. Pengertian dari Segi Ilmu Hukum

Terkait arti dan apa yang dimaksud dapat kita ikuti pendapat berbagai pakar
hukum diantara lain ;

a. Croos Mendefnisikan, ilmu hukum ialah segala pengetahuan hukum yang


mempelajari hukum dalam segala bentuk dan manisfestasinya.
b. Ilmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenaldengan nama
“jurisprudence” yang berasa dari kata “juris” yang artinya hukum atau
hak. Sedangkan “prudence” berarti melihat kedepan atau mempunyai dan
arti umumnya ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum.
c. Curzon berpndapat bahwa ilmuu hukum adalah suatu ilmu engetahuan
yang mencakup dan membicarkan segala hal yang berkaitan dengan
hukum.
d. Purnadi Parbacaraka dan Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa ilmu
hukum mencakup , diantaranya;

 Ilmu Kaidah atau “normwissenchaft” atau


“Solenwissenchaft” ,yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai
kaidah atau sistem kaidah-kaidah dengan dokmatif hukum atau
sistematik hukum.
 Ilmu pengertian merupakan ilmu tentang pengertian-pengertian
pokok dalam hukum.
 Ilmu tentang kenyataan atau tatsachenwissenschaft yang
menyoroti hkum sebagai peri kelakuan sikap tindak.

e. Ilmu pengetahuan hukum juga disebut sbagai ilmu penetahuan yang


mempelajari kaidah-kaidah hidup manusia, supaya sanksi-sanksi dapat
dikenakan oleh penguasa.
f. Pendapat lain mengatakan ilmu pengetahuan hukum ilmu yang
menjelasakan tentang keadaan, inti, dan maksud dari tujuan inti dan
maksud tujuan dari hukum.
g. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu hukum adalah ilmu
pengetahuan yang objeknya hukum dan mengajarkan perihal hukum
dalam segala bentuk dan manisfetasinya.

C. Cabang Cabang Ilmu Hukum yang Termasuk dalam Ilmu Hukum


Beberapa penulis memberikan pandangan yang berbeda, anatara lain sebagai berikut;
1. J. Van Apeldorn ilmu hukum terdiri dari ;
 Sosiologi Hukum
 Sejarah Hukum
 Perbandingan Hukum
2. W.L.G. Lemaire ilmu hukum terdiri dari ;
 Ilmu Huku Positif (Rechtspositivisme)
 Sosiologi Hukum
 Perbandingan Hukum
 Sejarah hukum
3. J.B.H. Bellefroid membagi ilmu hukum atas ;
 Dogmatik Hukum
 Sejarah Hukum
 Perbandingan Hukum
 Politik Hukum
 Ajaran Hukum Umum
4. Prof. Lie Oen Hock, SH bagian ilmu hukum terdiri dari ;
 Ilmu Hukum Positif
 Sosiologi Hukum
 Sejarah Hukum
 Perbandingan Hukum
 Ilmu Hukum Dogmatik atau Ilmu Hukum Sistematis.
D. Pendapat Para Pakar Hukum
Untuk mengatakan apakah pengantar ilmu hukum itu ialah tidak mudah. Prof.R. Subekti,
SH mengatakan bahwa PIH merupakan buku pelajaran yang paling sukar penulisannya
dapat dikatakan batasan mengenai PIH ialah sulit maka wajarlah apabila diketengahkan
pendapat dari maka wajarlah apabila diketengahkan pendapat dari berbagai pakar hukum
sepet dibwah ini ;
1) Dr. Soejono Dirdjo Sisworo, SH mengatakan ilmu hukum dinamakan
“encyclopediehukum” merupakan pengantar untuk ilmu pengetahuan hukum.
2) Prof, Dr, Achmad Sanusi, SH menegtengahkan PIH termasuk dalam mata pelajaran
dasar (basis) “leervaka” bukan merupakan suatu mata pelajaran latihan berpraktek ,
sehingga jarang sekali diperlukan saat berpraktek dalam jabatan-jabatan negri atau
swasta.
BAB 2

SEJARAH SINGKAT PENGANTAR ILMU HUKUM

1. Istilah Pengantar Ilmu Hukum tidak tercipta begitu saja, yang merupakan
dari terjemahan dari bahasa Belanda “Inleiding tot de rechstwetenschap”
istilah ini dipakai pada tahun 1920 yang dimasuk kan dalam undang
undang perguruan tinggi Belanda.
2. Inleiding tot de rechstwetenschap merupakan istilah pengganti dari
“Encyclopaedie der rechtswetenschap” merupakan semulanya istilah
dipergunakan di Belanda.
3. Sebenarnya istilah Inleiding tot de rechstwetenschap merupakan
terjemaha dari “Einfuhrung in die Rechtswissenschaft” suatau istilah yang
dipergunakan di Jerman pada akhir abad 19.
4. Di Indonesia sendiri Inleiding tot de rechstwetenschap telah dikenal sejak
tahun 1924.
5. Sedangkan pengertian pengantar ilmu hukum pertama kali dipergunakan
pertama kalinya di perguruan tinggi atau universitas GajaH Mada yang
berdiri pada tanggal 3 Maret 1946.

BAB 3

PERAN DAN FUNGSI PENGANTAR ILMU HUKUM


A. Peran dan Fungsi PIH
1. Memberikan introduksi segala masalah yang berhubungan dengan
hukum.
2. Berusaha untuk menjelaskan tentang keadaan inti, maksud, dan tujuan
dari bagaian yang terpenting pada hukum.
3. Pengetahuan yang mempelajari hukum dalam segala bentuk dan
manifestasinya.
4. Merupakan dasar dlam rangka studi hukum.
5. Mengkualifikasikan mata pelajaran ke arah ilmu pengetahuan hukum.
B. Bukti bukti Pentingnya Peran dan Funsi PIH
1. Dari segi sejarahnya PIH diajarkan di perguruan tinggi di berbagai negara.
2. Di Indonesia Inleiding tot de rechstwetenschap dijadikan kurikulum oleh
Rech Hoge School yang didirikan di Batavia.
3. Di pergunakan oleh Universitas Gajah Mada.
4. Adanya surat keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan tanggal 30
desember 1973 No. 0198/U/1973 yang menyebutkan bahwa pengantar
ilmu hukum harus dicantumkan dalam kurikulumnya baik Universitas
negri atau swasta.
5. PIH menjadi mata kuliah ujian negara meurut koordinataor perguruan
tinggi swasta.
6. Dalam sistem kredit semester (SKS) PIH memiliki bobot 4 sks.

BAB 4

KEDUDUKAN P.I.H DI ANTARA ILMU SOSIAL LAINNYA


A. Ditinjau Dari Segi Ilmu Sosial
Pengantar Ilmu Hukum adalah mata pelajaran yang merupakan
pengantar ke arah ilmu hukum. Ilmu Hukum ini termasuk ilmu sosial yang
obyek penyelidikannya adalah tingkah laku, masalah manusia, kaidah-kaidah
kehidupan ,dan tentang mana yang harus dan yang dilarang.
B. Ditinjau Dari Segi Disiplin Hukum
Pengantar Ilmu Hukum merupakan bagian daripada disiplin hukum bersama-
sama dengan :
1. Filsafat Hukum, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari pertanyaan-
pertanyaan mendasar dari hukum, hakikat hukum, dan dasar-dasar bagi
kekuatan mengikat daripada hukum.
2. Politik Hukum, yaitu disiplin hukum yang menghususkan diri pada usaha
memerankan hukum dalam mencapai tujuan masyarakat tertentu. Pada
hakikatnya merupakan sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Hukum
yang berusaha memilih tujuan itu termasuk bidang politik hukum.

BAB 5

METODE PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI PENGANTAR ILMU


HUKUM
1. Pengantar Ilmu Hukum adalah sarana memperkenalkan ilmu hukum. P.I.H
menunjukkan ilmu hukum secara keseluruhan, kemudian apabila telah
dikuasainya dilanjut dengan mempelajari cabang-cabang hukum.
2. Pengantar Ilmu Hukum mempelajari hukum dari segi ilmiahnya secara sentral
dan universal. Dikatakan Universal karena pandangannya kepada hukum yang
berlaku kapan saja dan dimana saja, tidak dibatasi dengan wilayah. Dengan
demikian P.I.H memepeljari hukum secara meyeluruh, umum, dan mendatar “in
de ruimte”, sedangakan cabang-cabang hukum dipelajari secara mendalam “in de
diepte” atau P.I.H menyelididki pengertian dasar dan asas-asas hukum secra
menyeluruh “groundbeginselen van het recht in het algemeen” sedangkan
cabang-cabangnya meneyelidiki pengertian dan asas hukum yang bersifat
khusus.
3. Menggabungkan pengertian ringkas mengenai keseluruhan dengan pengetahuan
mendalam itu saling mengisi, dan mendapat perpaduan pengetahuan yang benar
lengkapnya.
4. Dar segi lain, belajar P.I.H berjalan seret dan kurang menarik karena yang
dibahas adalah ilmu hukum secara global dan jarang ditemui dalam praktik,
maka dari itu bagi Dosen Pengantar lmu Hukum ada persyartan khusus.

BAB 6

PERSYARATAN SEBAGAI DOSEN PENGANTAR ILMU HUKUM


1. Prof Dr Achmad Sanusi SH dalam bukunya PIH dan PTNI pada halaman 4 yang
isinya ialah :
Seorang dosen P.I.H harus memenuhi syarat-syarat tersendiri, diantara lain :
a. Harus menguasai bahan-bahan, baik keseluruhan maupun pengetahuan
lain yang mendukung P.I.H.
b. Memahami syarat-syarat pendagogis
c. Mempuyai kemampuan menarik dan membangkitkan semangat
mahasiswa
d. Mmapu dan berani mempopulariskan acara kuliahnya
e. Memberi petunjuk kepada mahasiswa agar para mahasiswa dapat belajar
dengan caranya sendiri.

BAB 7

HAKIKAT DARIPADA PENGANTAR ILMU HUKUM


1. P.I.H merupakan mata pelajaran pengantar dan penunjuk jalan bagi siapapun
yang ingin mempelajari ilmu hukum, yang sanagt luas ruang lingkupnya. Tanpa
menguasai mata pelajaran P.I.H lebih dahulu maka mereka tidak akan mungkin
memahami dengan baik cabang-cabang ilmu.
2. P.I.H memberikan dan menanamkan pengertian dasar mengenai arti, masalah
dan persoalan-persolan hukum . P.I.H adalah mata pelajaran utama yang harus
dikuasai oleh mereka yang ingin mendalami ilmu hukum.
3. P.I.H memberikan gamabaran-gambaran dan dasar yang jelas. P.I.H mempunyai
cara pendekatan khusus yakni memberikan pandangan hukum secara umum.
4. P.I.H merupakan mata pelajaran dasar, maka harus menguasainya terlebih
dahulu jika tidak maka akan mendapati kesulitan atau kegagalan.
BAB 8

RUANG LINGKUP PEMBAHASAB OLEH PENGANTAR ILMU HUKUM


Materi yang dibahas oleh P.I.H. dapat dibagi dalam :

A. Hukum Sebagai Obyek Ilmu Hukum.


Memanang hukum dalam bentuk dan segala manifestasinya. Di sini harus
tertuang pertanyaan-pertanyaan tentang hukum, misalnya :
a. Apakah hukum itu?
b. Apakah tujuan hukum itu?
c. Bagaimanakah hukum itu terbentuk?
d. Dan seterusnya
B. Ilmu Hukum Sebagai Norma Hukum.
a. Hukum sebagai kidah hukum.
b. Kaidah hukum dan kaiah lainnya.
C. Ilmu Hukum Sebagai Ilmu Pengetahuan.
a. Subyek Hukum.
b. Obyek Hukum.
c. Peritiwa Hukum.
d. Perbuatan Hukum.
e. Hubungan Hukum.
f. Akibat Hukum.
g. Masyarakat Hukum.
D. Ilmu Hukum Sebagai Ilmu Kenyataan.
a. Antropologi Hukum.
b. Sosiologi huum
c. Sejarah Hukum.
d. Psikologi Hukum.
e. Perbandingan Hukum.
BAGIAN 2 : HUKUM SEBAGAI OBYEK ILMU HUKUM

BAB 9

PENGERTIAN TENTANG HUKUM


A. Arti Hukum Dari Segi Etimologi
1. Hukum.
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk
tunggal dan jamaknya adalah “Alkas” yang diambil alih dalam bahasa
Indonesia men- jadi “Hukum”. Di dalam pengertiannya terkandung
pengertian bertalian dan melakukan paksaan.
2. Recht.
Recht berasal dari “Rectum” (bahasa latin) yang artinya
bimbingan, tuntutan, atau pemerintahan. Dikenal juga kata “Rex”, “Raja”,
dan “Directum” yaitu orang yang pekerjaannya memberikan bimbingan,
mengarahkan, dan memerintah.
Kata Recht (bimbingan/pemerintahan) selalu didukung
kewibawaan , maksudnya seseorag yang memimpin harus mempunyai
kewibawaan. Kewibawaan berhubungan erat dengan ketaatan, sehingga
orang yang mempunyai kewibawaan akan ditaati oleh orang lain secara
sukarela.
Dari kata Recht timbulah istilah “Gerechtigdheid”, ini adalah
bahasa Belanda atau “Gerechtigkeit” bahasa Jerman yang berarti keadilan.
Jadi dengn Recht dapat diartikan hukum mempunyai dua unsur penting
yaitu “kewibwaan dan keadilan”.
3. Ius

Kata Ius (latin) berarti hukum, berasal dari bahasa latin


“lubere”artinya mengatur atau memerintah. Istilah Ius bertalian dengan
“lustitia” atau keadilan. Pada jaman Yunani dulu Lustitia adalah dewi
keadilan yang dilambangkan sebagai wanita yang ke dua matanya
tertutup, tanagan kirinya memegang neraca, tangan kanan memegang
sebuah pedang. Lambang tersebut memiliki arti sebaga berikut :

 Kedua mata tetutup : dalam mencari keadilan tidak boleh pandang


bulu (siapa pun anda).
 Neraca : melambangkan keadilan. Dalam mencari dan menerapkan
keadilan harus ada kesamaan atau sama beratnya.
 Pedang : lambang dari keadilan yang mengejar hukum dengan
hukum, bila perlu hukuman mati.

dari segi etimologi dapat disimpulkan bahwa Ius memiliki tiga unsur :
wibawa, keadilan, tata kedamaian.
4. Lex

Kata Lex brasal dari bahasa latin dan berasal dari “Lesere” artinya
ialah mengumpulkan orang-orang untuk diperintah. Terkandung juga
disini hukum ialah wibawa dan otoritas. Maka dapat disimpulkan dari arti
kata hukum bahwa :

a. Pengertian hukum itu brtlian erat dengan keadilan.


b. Pengertian huku itu bertalian dengan kewibawaan.
c. Pengertian itu bertalian erat denan ketatan/orde yang
selanjutnya menimbulkan kedamaian.
d. Pengrtian hukum itu bertalian erat dengan peraturan dalam
arti peraturan yang berisi norma.
B. Definisi Hukum Oleh Berbagai Pakar
1. Prof.Dr.P.Borst.
Menurut Borst hukum ialah ksluruhan peraturan bagi kelakuan
atau perbuatan manusia di dalam masyarakat. Hukum diadakan dengan
tujuan menimbulkan tata atau damai, keadilan dalam masyarakat sama
rata. Dengan adanya “Cuum ciuquo tribuere” (kepada masing-masing
masyarakat mndapat bagian yang sama) akhirnya dapat terlaksanakan.
2. Prof.Dr. van Kan.
Dalam bukunya (Inleiding tot de Rechtswetenschap) definisi
hukum seagai berikut : “Hukum, idalah keseluruhan peaturan hidup yang
bersifat memaksa untu melindungi kepentingan manusia di dalam
masyarakat”.
3. Prof.Mr.Dr.L.J.Van Apeldoorn.
Dalam bukunya “Inleiding tot de studie van het Nerlandse recht”
memberi pengertian sebagi berikut : “memberikan definisi/batasan
hukum, sebenarnya hanya bersifat menyama-ratakan saja, dan itupun
tergantung siapa yang memberikan”. Beliau mendekatkannya dari sudut
kenyataan bukan abstrak.
Tinjauan beliau dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :
a. De ontwikkelde Leek (ontwikkeld = orang terpelajar, leek = awam)
Jadi ontwikkelde leek adalah orang terpelajar tapi awam. Ia
berpendapat ilmu pengetahuan hukum itu membosankan dan
abstrak. Pandangan ini terhadap hukum adalah negatif dan buruk
tapi mengandung unsur-unsur kebenaran.
b. The Man In The Street
Yang artinya ialah orang di jalanan (tidak terpelajar). Apabila
mereka mendengar istilah hukum, maka akan teringat akan polisi,
gedung pengailan, jaksa, dan lain lain.
Menurut van Apeldoorn, hukum adalah peraturan perhubungan
hidup antara manusia.
4. W.Le vensbe r gen.
Menurutnya hukum merupakan pengatur , khusuna untuk pengaturan
perbuatan manusia dalam masyarakat.
5. Kantorowich
Dalam bukunya “The definition of Law” ia menytakan bahwa : “ Hukum
adalah keseluruhan peraturn-peraturan sosial yang mewajibkan
perbuatan lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan”.
6. Prof.Paul Scholten.
Dalam bukuya “Algemeen Deel” menejelaskan, untuk mengerti hukum
tidak dapat dipisahkan dengan paham tentang kedudukan manusia di
masyarakat. Menurut pendapatnya ,hukum harus memprhitungkan hal
individu dan masyarakat secara bersama-sama. Untuk memberikan
batasan arti hukum, paling sedikit mengandung unsur :
a. Recht bevel atau hukum adalah perintah, ialah peraturan yang
berasal dari negara ke individu dan masyarakat.
b. Recht is verlof (recht-hukum, verlof=izin), yaitu suatu izin yang
diberikan oleh negara kepada segenap individu, agar apat
mellaksankan tugasnya sebagai mana mestinya.
c. Recht is belofte, (recht-hukum, belofte-janji), ialah suatu janji yang
diucapkan oleh seseorang kepada pihak lain dan sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
d. Recht is depositie (yang disediakan), ialah peraturan/ undang-
undang yang telah dibuat negara untuk dipergunakan kepaa warga
negara. Bisa disebut juga “aanvullend recht” atau hukum
perlengkap.
7. Mr.I Kish.
Menurut pandangannya untuk mengerti hukum ada 3 unsur, yaitu :
a. Unsur Penguasa (autoriteit)
b. Unsur Kewajiban (wenselijkheid/sollen)
c. Unsur Kelakuan (gedrag)
8. Dr.E.Utrecht SH.
Dalam bukunya “Pengantar dalam Hukum Indonesia” defnisi hukum
secara lenkap memang sulit, maka perlu adanya pedoman menurut
Utrecht yaitu “Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup tata
tertib suatu masyarakat dan seharusnnya ditaati oleh angota masyarakat
yang bersangkutan”.
9. Suardi Tsarief,SH.
Dalam karanga ilmiahnya “Peranan Hukum dalam pembangunan”
anggapan yang menyatakan , bahwa hukum adalah norma-norma/kaida-
kaidah untuk mengatur hubungan antara manusia, telah ditinggalkan.
Hukum arti seluas-luasnya, “The Legal machinary in action”, pendapat ini
menghubungkan arti hukum dengan pembangunan bangsa dari negara.
10. M.H.Tirtaamidjaja.SH.
Definisi hukum ialah semua aturan (norma) yang harus ditaati dalm
tingkah laku, tindakan-tindakan pada pergaulan hidup denan ancaman
mengganti jika melanggar aturan-aturan itu.
11. Philip S.James MA.
Dalam pandangannnya “Law is a body of rules for the guidance of
human conduct which are imposed upon and enforced among the
members of a given state”.
12. Marhainis Abdul Hay,SH.
Hukum ialah segala ketentuan yang mengatur tingkah laku orang
dalam pergaulan masyarakat.
13. Prof.Mr.J.Van Kan.
Hukum ialah keseluruhan ketentuan-ketentuan penghidupan yang
bersifat memaksa yang diadakan untuk melindungi kepentingan orang
dalam masyarakat.
14. Aristoteles.
“Particular law is that which each comunity lays down and applies to its
own members. Universal law is the law of nature”.
15. Grotius.
“Law is a rule of moral action obliging to that wich is right”
16. Hobbes.
“Where as law, properly is the word of him that by right had command
over others”.
17. Prof.Mr.C Van Vollenhoven.
“Recht is een verschijnsel in rustelose wisselwerking van stuw en
tegenstuw”.
18. Prof.Mr.E.K.Meyers.
Dalam bukunya “De algemene begrippen van het burgerhjk recht” :
hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,
tingkah laku manusia di masyarakat, dan pedoman bagi penguasa negara.
19. Leon Duguit.
Hukum ialah tingkah laku masyarakat, aturan yang daya penggunaannya
pada saat tertentu diindhkan oleh masyarakat sebagai jaminan
kepentingan bersama.
20. Immand Kant.
Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat dengan kehendak bebas dari
orang satu ,menyesuaikan dengan kehendak bebas orang lain.
21. S.K.Amin, SH.
Dalam bukunya “Bertamasya ke alam hukum”, hukum ialah kumpulan
peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi yang tujuannya
untuk ketertiban dan keamanan.
22. Kesimpulan.
a. Definisi hukum dari para pakar hukum tentunya berbeda-beda.
b. Menunjukkan bahwa hukum itu sulit didefinisikan.
c. Secara umum hukum dapat didefinisikan sebagai himpunan
peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang, engan
tujuan mengatur tata kehidupan bermasyarakat dengan ciri
memerintah dan melarang serta sifat memaksa dengan
menjatuhkan sanksi bagi yang melanggarnya.
d. Jadi dalam hukum terkandung unsur-unsur :
 Peraturan-peraturan dibuat oleh yang berwenang.
 Tujuan mengatur tata tertib kehidupan masyarakat
 Mempunyai ciri memerintah dan melarang
 Bersifat memaksa agar ditaati
C. Hukum Dalam Berbagai Arti.
Hukum menurut pandangan masyarakat yang meliputi :
1. Hukum dalam arti keputusan penguasa.
Merupakan seraangkain perturan tertulis seperti, undang-undang.
2. Hukum dalam arti petugas.
Para petugas penegak hukum seperti, polisi, jaksa.
3. Hukum dalam arti gejala sosial.
Manusia adalah “Zoon Politicion” manusia makhluk yang hidup
bermasyarakat.
4. Hukum dalam arti kebudayaan.
5. Hukum dalam arti kaidah.
Himpunan petunjuk hidup (perintah dan larangan) yang mengatur tata
tertib dalam masyarakat dan harus ditaati.
6. Hukum dalam arti tata hukum.
Hukum yang sedang berlaku di suatu negara,disebut juga hukum positif
(ius constitutum).
7. Hukum dalam arti jalinan nilai.
8. Hukum dalam arti sikap tindak.
9. Terdapat sikap tindak yang ajeg dan teratur, bekerjanya tidak terasa
seperti jual beli.
10. Hukum dalam arti disiplin.
sistem mengenai kenyataan atau gejala-gejala yang dihadapi.
11. Hukum dalam arti ilmu hukum.
Sebagai ilmu hukum berarti ilmu tentang kaidah atau norma (ilmu
menelaah hukum dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum)

BAB 10
HUKUM TERDAPAT DIMANA SAJA

Hukum Terdapat Dimana mana

1. Hukum terapat dimana mana, asal ada manusia, pada setiap waktu bagi
setiap bangsa.(Surojo Wignjodipuro, SH 1974:2)
2. Hukum terdapat diseluruh dunia; di mana-mana asal ada kehidupan
masyarakat manusia.(Prof.Achmad Sanusi, SH 1977:28)
3. Anggapan kuno mengatakan bahwa hukum hanya terdapat di dalam
masyarakat yang beradab (bukan primitif).
4. Kesimpulannya adalah hukum terdapat dimana saja asalkan ada
masyarakatnya (bukan di ruang hampa).

BAB 11

PERAN DAN FUNGSI HUKUM


A. Peranan Hukum Dalam Masyarakat
1. Seperti yang diketahui :
 Hasil penelitian para sosiolog dan antropolog bahwa masyarakat
kuno juga terdapat hukum.
 Hukum terdapat dimana saja selama ada manusia bermasyarakat.
 Hukum sangat berperan dalam kehidupan.
2. Manusia adalah makhluk sosial, oleh karenanya tiap anggota masyarakat
punya hubungan satu sama lain.
3. Masyarakat juga mempunyai hubungan kepentingan masing-masing. Dan
untuk mengurangi kericuhan yang timbul maka hukumlah yang
mengatur.
4. Peranan hukum yang bermacam-macam dapat dikemukakan contoh
dalam kehidupan, sebagai berikut :
a. Dengan Keluarga.
b. Dalam Pekerjaan (hubungan pekerjaan).
c. Di Dalam menjalankan pekerjaan/profesi
d. Hubungan dengan hak.
e. Dalam perkembanagan masyarakat.
f. Dalam hubungan dengan ilmu lainnya.
g. Dalam mempelajari hukum.
h. Dalam naan istilah hukum.

B. Fungsi Hukum.
1. Pendahuluan.
Disimpulkan bahwa hukum selalu mengikuti dan melekat pada
manusia bermasyarakat. Dengan banyaknya peran hukum, maka hukum
mempunyai fungsi “menerbitkan dan mengatur pergaulan dan masalah-
masalah yang timbul di masyarakat”. Dalam perkembanagn masyarakat
fungsi hukum terdiri dari :
a. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat.
Hukum sebagai norma merpakan petunjuk kehidupan
(levensvoorschriften).

b. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin.


Hukum dapat memberikan keadilan ialah dapat menentukan siapa
yang bersalah dan siapa yang benar.
c. Sebagai sarana penggerak pembangunan.
Hukum dijadikan alat untuk membawa masyarakat k arah yang
lebih maju.
d. Sebagai fungsi kritis hukum.
Hukum mempunyai fungsi kritis, yaitu daya kerjanya tidak semata-
mata mengawasi aparatur pemerintah saja melainkan aparatur
penegak hukum.
2. Syarat-syarat agar fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik.
Bagi para penegak hukum dituntut kemampuannya untuk melaksanakan
dan menerapakan hukum dengan baik.

BAB 12

TUJUAN HUKUM
A. Pendahuluan

Banyaknya berbagai pendapat yang berbeda tentang tujuan hukum maka


sulit untuk mengatakannya dengan tegas. Ada salah satu anggapan, tujuan
hukum itu kedamaian, keadilan, kefaedahan, kepastian, hukum dan sebagainya.

B. Pendapat Berbagai Ahli.


1. Dr. Wirjono Prodjodikoro.SH.
Dalam bukunya “Perbuatan Melanggar Hukum” bahwa tujuan hukum
adalah menadakan keselamatan, kebahagiaan, dan tata tertib dalam
masyrakat.
2. Prof. Subekti, SH
Dalam bukunya “Dasar-dasar Hukum dan Pengadilan” bahwa hukum itu
mengabdi pada tujuan negara, intinya kemakmuran dan kebahagiaan
rakyat.
3. Prof.M r.Dr.L.J.Apeldoorn.
Dalam bukunya “Inleiding tot de studie van het Nederlandse recht” bahwa
tujuan hukum adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat secara adil
dam damai.
C. ALGEMEENE REGELS (peraturan-peraturan umum).
Mengenai keadilan telah disinggung oleh algemeene regels, contoh :
1. Algemeene regels yang dirasakan kurang adil.
Pasal 330 jo pasal 1330 KUH perdata yang berasal dari Burgerlijk
Wetboek (B W).
2. Algemeene regels yang harus ditafsirkan hakim.
Itikad baik (ps. 1338 ayat (3) KUH perdata.

D. Tentang Keadilan.
Keadilan ada dua macam :
1) Keadilan distributif atau justicia disributiva.
Keadilan yang memberikan pada orang-orang atas jasa atau hak nya
2) Keadilan kumatif atau justiscia cummulativa.
Keadilan yang diterima oleh para anggota tanpa peduli jasa masing-masing.

BAB 13

HUKUM DITAATI ORANG


Ketaatan pada Hukum.

1. Menurut Utrecht, orang mentaati hukum karena bermacam-macam.


2. Hukum ditaati orang krena hukum itu bersifat memaksa.
3. Teori dan aliran yang menyebabkan hukum ditaati orang.
 Mazhab hukum alam atau Hukum Kodrat. : ajaran hukum
Aristoteles, ajaran hukum alam Thomas Aquino, ajaran hukum
alam Hugo De Groot (Grotius), dan ajaran hukum alam Rudolf
Stammler.
 Mazhab Sejarah.
 Teori Theokrasi.
 Teori kedaulatan rakyat (Perjanjian Masyarakat)
 Toeri kedaulata Negara.
 Teori kedaulatan hukum.

BAB 15
KODIFIKASI DAN PERKEMBANGAN HUKUM
A. Apakah kodifikasi itu?
Adalah pembukuan hukum dalam suatu himpunan Undang-undang pada materi
yang sama.
B. Mengapa tumbuh kodifikai hukum?
Untuk mengatasi tidak adanya kepastian hukum dan kesatuan hukum.
C. Perkembangan kodifikasi hukum.
Seluruh permasalahan hukum sudah tertampung dalam suatu hukum, diluar
undang-undang tidak ada hukum, hakim hanya melaksankan undang-undang
yang berlaku di seluruh negara.
D. Aliran-aliran hukum yang timbul.
 Ajaran Freie Rchtslehre.
 Aliran Rechtsvinding.

BAB 16

ALIRAN-ALIRAN (PRAKTIK) HUKUM


Di Dalam Praktik ada tiga aliran hukum yaitu :

a. Aliran Legisme.
b. Aliran Freie Rechtslehre, Freie Rechtsbewegung, dan Freie Rechtsschul (hukum
bebas).
c. Aliran Rechtsvinding (penemuan hukum).
d. Aliran yang berlaku di Indonesia.

BAB 17

TERBENTUKNYA HUKUM
Terbentuknya hukum itu dari kebiasaan yang dirasakan sebagai kewajiban,
kemudian disanksi apabila tidak melaksanakannya.

a) Pembentukan hukum di Ingris.


b) Pembentukan hukum di Indonesia.
c) Pandangan Legisme, Freie Rechtslehre dan Rechtvinding.

BAB 18

PENAFSIRAN HUKUM
A. Macam-macam Penafsiran.
Subyektif dan Obyektif, Sempit dan Luas.
B. Metode Penafsiran.

BAB 19

PENGISIAN KEKOSONGAN HUKUM


a) Konstruksi Hukum atau Penafsiran Analogis.
Suatu peraturan hukum dengan ibarat.
b) Penghalusan Hukum (Rechtsverfinjing).
c) Argumentum A Contrario (pengungkapan secara berlawanan)

BAB 20

SUMBER-SUMBER HUKUM
A. Arti sumber hukum
Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan memaksa.
B. Pendapat berbagai pakar hukum.
1) Algra : Sumber Hukum Materil dan Sumber Hukum Formil.
2) Van Apeldoorn : sumber hukum dalam arti historis, sosiologis, filosofis, dan
formil.
3) Achmad Sanusi : sumber hukum normal dan sumber hukum abnormal.
C. Undang-undang.
Ialah hukum formal.
 Terbentuknya undang-undang : cara dan proses pembentukannya.
D. Kebiasaan.
Contohnya hukum adat.
E. Yurisprudensi.
Adalah keputusan hakim yang selalu dijadikan pedoman hakim lain dalam
menuntaskan kasus-kasus yang sama.
F. Traktat.
Adalah perjanjian yang dibuat antar negara yang dituangkan dalam bentuk
tertentu.
Macam-macam traktat : Traktat bilateral/traktat binasional (perjanjian dua
negara), Traktat multilateral (banyak negara), Traktat Kolektif/traktat terbuka.
G. Doktrin.
pendapat para sarjana hukum atau ilmu hukum.
BAB 21
PENGGOLONGAN BAN KLASIFIKASI HUKUM
1. HUKUM TERTULIS DAN HUKUM TERTULIS.
2. HUKUM PRIVAT DAN HUKUM PUBLIK.
3. HUKUM FORMIL DAN HUKUM MATERIL.
BAGIAN 3 : ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KEBIASAAN

BAB 22

KAIDAH HUKUM DAN KAIDAH SOSIAL


Manusia adalah makhluk sosial atau “Zoon Poliction”, yang selalu ingin ingin hidup
berkelompok, dan bermasyarakat.

A. Kaidah Sosial.
o Kaidah Susila (yang paling tua)
o Kaidah Kesopanan.
o Kaidah Agama atau Kaidah Kepercayaan.
o Kaidah Hukum.
B. Penggolongan Kaidah.
o Tata kaidah dengan aspek pribadi.
o Tata kaidah dngan aspek kehidupan antar pribadi.

BAGIAN 4 : ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU PENEGRTIAN

BAB 22

SUBYEK HUKUM
A. Beberapa Pengertian.
 Adalah sesuatu yang menurut hukum berhak untuk berbuat
hukum/cakap bertindak dalam hukum.
 Adalah sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban.
 Adalah sesuatu pendukung yang berwenang menjadi pendukung.
 Yang menjadi subyek hukum adalah manusia, person (dasarnya).
 Ada dua pengertian person sebagai subyek hukum :
 Natuurljk person adalan menspersoon, yang disebut manusia.
 Rechtperson (badan hukum) : publiek rechts-person, sifatnya
unsur kepentingan umum (negara, daerah, desa, dan lainnya),
dan privaat rechtspersoon/badan hukum privat, sifatnya unsur
kepentingan individual.
 Pengecualian subyek hukum yaitu, anak dalam kandungan, tidak
cakap hukum, dan binatang.
 Syarat-syarat badan hukum sebagai subyek hukum ialah :
memiliki kekayaan, hak, kewajiban sendiri (terpisah dengan
anggotanya).

BAB 23

OBYEK HUKUM
A. Benda (ZAAK) Sebagai Obyek Hukum.
Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan dapat
menjadi pokok permasalahan, kepentingan, dan dapat dikuasai oleh subyek
hukum.
Pembagian benda (zaak) : a- benda yang bersifat kebendaan atau materieele
goederen( benda berwujud, benda bergerak, benda tetap), b- benda tak berujud
“onlicharnelijkezaken” (merek, perusahaan, hak cipta).

BAB 24

PERISTIWA HUKUM

A. Peristiwa hukum adalah :


 Suatu kejadian hukum.
 Suatu kejadaian biaa dalam kehidupan, yang akibatnya diatur hukum.
 Perbuatan dan tingkah laku subyek hukum yang membawa akibat hukum.

BAB 25

HUBUNGAN HUKUM (RECHTSBETREKKINGEN)


A. Hubungan hukum.
Ialah hubungan antara dua atau lebih subyek hukum.
Syarat-syaratnya yaitu, adanya dasar hukum, dan timbulnya peristiwa hukum.

BAB 26

HAK
A. HAK.
Ialah hubungan hukum kekuasaan dan kewenangan.
B. Macam-macam HAK :
a) Hak Mutlak
b) Hak Relatif (Nisbi)

BAB 28
PERBUATAN HUKUM, BUKAN PERBUATAN HUKUM, DAN AKIBAT
HUKUM
A. Perbuatan Hukum.
Adalah setiap perbuatan manusia yang dilakukan dengan sengaja untuk
menimbulkan hak dan kewajiban/perbuatan subyek hukum yang akibatnya
diatur oleh hukum.
B. Bukan Perbuata Hukum.
Ialah perbuatan yang akibatnya tidak dikehendaki oleh yang tersangkut.
C. Akibat Hukum.
Ialah akibat suatu tindakan yang dilakukan untuk memperoleh suatu akibat yang
dikehendaki oleh pelakudan yang diatur oleh hukum.

BAB 29

MASYARAKAT HUKUM
A. Batasan Masyarakat Hukum.
Adalah sekelompok orang yang hidup dalam suatu wilayah tertentu di mana di
dalam kelompok tersebut berlaku suatu rangkaian peratura yang menjadi
tingkah laku bagi setiap kelompok dalam pergaulan hidup mereka.
B. Pembentukan Kelompok : Terjadi karena kodrat manusia itu sendiri sebagai
makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok.
C. Macam-macam bentuk Masyarakat Hukum.
1. Menurut dasar pembentukannya ada 3 , macam yaitu :
 Masyarkat Teratur
 Masyarakat Teratur yang terjadi dengan sendirinya.
 Masyarakat Tidak Teratur
2. Menurut Dasar Hubungan yang diciptakan anggotanya :
 Masyarakat Paguyuban (Gemeinschaft).
 Masyarakat Patembayan (Gesselchaft)
3. Menurut Dasar Penghidupannya.
 Masyarakat Primitif dan Mayarakat Modern.
 Masyarakat Desa dan Masyrakat Kota.
 Masyarakat Teritorial.
 Masyarakat Genealogis.
 Masyarakat Teritorial Genealogis.
4. Menurut Hubungan Keluarga.
 Keluarga Inti ( Nuclear Family)
 Keluarga Luas (Exented Family)
 Suku Bangsa
 Bangsa.

BAGIAN 5 : ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN

BAB 30

ANTROPOLOGI HUKUM
A. Pengertian

Antropologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari


pola-pola sengketa dan penyelesaiannya pada masyarakat sederhanan maupun
masyarakat yang berkembang.

BAB 31

SOSIOLOGI HUKUM
A. Pengertian

Sosiologi hukum adalah cabang ilmu pengetahuan yang secara empiris dan
analitis mempelajari hubungan timbal balik hukum sebagai gejala sosial.

BAB 32

PSIKOLOGI HUKUM
A. Pengertian

Psikologi hukum adalah cabang pengetahuan yang mempelajari


hukum sebagai suatu perwujudan dan perkembangan jiwa manusia.

BAB 33

SEJARAH HUKUM
A. Pengertian

Sejarah hukum adalah bidang studi hukum, yang mempelajari


perkembangan dan asal usul sistem hukum masyarakat tertentu.

BAB 34

PERBANDINGAN HUKUM
A. Pengertian

Perbandingan hukum aalah suatu metode penelitian bukan hanya


mempergunakan metode membanding-bandingkan hukum satu dan lainnya.

RESUME MATERI P.I.H. PAK ABDUL KADIR, SHI


A. Hukum : akan selalu ada disetiap aktivitas manusia, maka permaknaanya beda.
Hukum tidak mengenal kasta.

B. Tujuan hukum.1
 Keadilan.
 Keadilan yang sesuai dengan peraturan pasal-pasal.
 Keadilan harus sesuai dengan kemaslahatan masyarakat.
 Kemanfaatan.
 Kepastian Hukum.
 Kepastian.
C. Pendapat beberapa tokoh.
 Lauren Fradmen : subtrasi (isi hukum), struktur hukum (penegak,
pembuat, pengayoman hukum), budaya.
 Roscoe Pound : hukum tak bekerja di ruang hukum, hukum akan bekerja
jika ada dua samapi tiga orang berinteraksi, hukum banayak dipengaruhi
oleh berbagai elemen masyarakat.
 Fakta Sanserfanda : hukum banyak dipengaruhi oleh starata sosial.
 Presepsi terhadap hukum : aturan, landasan/asas, hukum diberikan pada yang
berakal, norma/keadilan, sistem.

D. Pembandingan ilmu hukum


1) Menurut bentuknya :
 Hukum Tertulis : tercantum, lembaga daerah
 Hukum Tidak Tertulis : hukum adat.
2) Menurut sumbernya :
 Undang-undang, hukum kebiasaan, traktat.
1
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 56-58
 Yurisprudensi (utusan hakim yang udah lampau dirujuk kembali)
3) Hukum menurut tempat berlakunya.
4) Hukum menurut waktu berlakunya.
E. Perbandingan Hukum.
1. Hukum menurut isinya.
 Privat : hukum perdata (individual).
 Publik : hukum pidana.
2. Hukum menurut sifatnya : memaksa dan mengatur.
3. Hukum menurut wujudnya : objektif dan subjektif
4. Mempertahankannya.
Empat kaidah yang harus diketahui.
 Agama tidak boleh dikalahkan adat, tapi harus menghormatinya.
 Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber (bersifat abstrak),
 UU bersifat konkret.
 Grand Fundametal Norn (tidak bisa berubah).
 Grand Norn (bisa dirubah).
 Mengapa hukum diperlukan?
 Dalam rangka memenuhi dasar (manusia tidak bisa sendiri)
 Dalam interaksi manusia (melerai konflik)
 Sumber kebutuhan dasar (kepentingan).
F. Hukum dan Masyarakat.
a) UBI SOCIETAS IBI IUS : dalam masyarakat selalu ditemukan hukum.
b) Wujud hukum akan selaras dengan tingkat peradaban.
c) Hukum selalu hadir/diperlukan di kehidupan masyarakat.
d) CONDIHO SINE QUONON : syarat mutlak tumbuh berkembangnya
masyrakat.
e) HOMO HOMINI LUPUS : manusia bagaikan serigala bagi manusia lain.
f) BELIUM OMNIUM CONTIA OMNES : perang semua melawan manusia .
g) Moral itu otonom, hukum itu hetonom.
 Teori Etis/kelayakan (Aristoteles)
 Keadilan distributuf (menurut prestasi)
 Keadilan komulatif (haknya sama)
 Teori Utilitas ( Jeremy Betham)
 Hukum harus memberikan manfaat untuk para pencari keadilan.
 Litigasi (peradilan hukum) dan non litigasi.
 Teori Campuran (Muchktar Kusmaatja) : hukum harus tertib.
 Teori Normatif – Dogmatif ( John Austin dan Van Khan).
 Menciptakan kepastian hukum dan menjaga kepentingan hukum.
 Teori Peace : mengenai kedamaian , sejahtera.
G. Konsep Hukum.
1. Subjek Hukum : segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban
menurut hukum. Setiap manusia adalah subjek hukum.2
2. Objek Hukum (Rechtsobject) : segala sesuatu yang bermanfaat dan dapat
dikuasai oleh subjek hukum.3
3. Badan Hukum : subjek hukum bentukan hukum, bukan manusia bisa
menuntut dan dituntut.
Ciri-cirinya : memiliki kekayaan, hak dan kewajiban sendiri terpisah dari
anggotanya.
Badan hukum terbagi jadi dua :
 Badan hukum publik : negara, provinsi, kabupaten.
 Badan hukum perdata : PT, yayasan, koprasi.
 Legal Identity : akta kelahiran, KTP, SIM.
1. Syarat-syarat cakap hukum, meliputi :
 Berjiwa dan berakal sehat.
 Seseorang yang sudah dewasa (umur 21 tahun).
 Orang dibawah umur 21 tahun tapi pernah menikah.
 Seseorang yang sedang tidak menjalani hukum.
2. Syarat-syarat tidak cakap hukum, meliputi :
 Seseorang yang belum dewasa.
 Sakit ingatan.
 Kurang cerdas.
 Orang yang ditaruh dibawah pengampuan.
 Seorang wanita yang bersuami (pasal 1330 KUH perdata).
H. Hak dan Kewajiban.4
Hak adalah kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Kewajiban suatu beban bersifat kontraktual. Hak dan kewajiban itu berbanding
terbalik.
Hak ada 4 unsur : subjek hukum, objek hukum, hubungan hukum, perlindungan
hukum.
Tanggung Jawab : beban yang bersifat moral.
I. Konsep Hukum II.
a. Hubungan Hukum (Rechtsbetrekking) ialah hubungan antara 2
atau lebih subyek hukum.
b. Peristiwa Hukum ialah suatu rechtsfeit /suatu kejadian hukum,
atau kejadian biasa dalm kehidupan sehari-hari yang akibatnya
diatur oleh hukum.5
c. Akibat Hukum yaitu suatu tindakan hukum. Tindakan hukum
adalah tindakan yang dilakukan guna mendpaat akibat yang
dikehendaki dan diatur hukum.

2
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 227
3
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 246
4
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 273
5
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 251
d. Kodifikasi Hukum adalah pembukuan hukum dalm suatu
himpunan undang-undang secara sistemtis dan lengkap.6
e. Unifikasi hukum adalah berlakunya satu macam hukum untuk
seluruh masyarakat.
J. Asas-asas dan sumber hukum
Asas adalah sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir dan berpendapat.
1. Asas Umum (seluruh bidang hukum).
2. Asas Khusus (hukum berlaku pada bidang tertentu).
3. Contoh-contoh asas :
o Asas Legalitas, “ Nullum delictum nula poena sine pravia lage
poenali” tidak ada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali telah
ada ketentuan/undang-undang nya kecuali ada perbuatan yang
mengancam keutuhan NKRI.
o “Lex specialis derogat legi generali” hukum yang kgusu
menegsampingkan hukum umum.
o “Lex posteriori derogat legi priori” hukum yang baru
mengesampingkan hukum lama (tak berlaku).

6
Buku Pengantar Ilmu Hukum karangan R.Soeroso, S.H. ,Hal 77

Anda mungkin juga menyukai