A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi akan mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin, berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi
berat lahir rendah bilamana tidak mendapatkan penanganan yang sesuai standar
seperti halnya balita dengan kekurangan gizi akan berisiko stunting.
Prevalensi ibu hamil dengan Kurang Energi Kronis 17,3% (Riskesdas 2018) dan
target RPJMN 2024 turun menjadi 10% dilain pihak prevalensi anemia ibu hamil
dari sumber yang sama 48,3%. Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI)
2021 prevalensi balita kurus 7,1% dan stunting 24,4%. Perlu penanganan yang
komprehensif dan terintegrasi untuk menangani masalah kekurangan gizi baik
pada ibu hamil maupun balita.
Penyebab kurang energi kronis pada ibu hamil bisa terjadi sebelum hamil (sejak
remaja puteri atau pra konsepsi) atau pada saat hamil yang disebabkan karena
asupan pangan yang tidak adekuat, penyakit yang diderita, tidak memadainya
akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, kerja fisik yang berlebih, air bersih dan
higiene sanitasi yang buruk atau kombinasi diantaranya. Berdasarkan SSGI 2021,
proporsi makan beragam pada baduta sebesar 52,5% dengan mulai konsumsi
MPASI
1
Kemandirian keluarga dalam penyediaan pangan bergizi dengan memanfaatkan
potensi pangan lokal dan edukasi pola konsumsi makanan bergizi diharapkan akan
memperbaiki keluarga dan masyarakat agar mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan berlangsung secara berkelanjutan.
Indonesia merupakan negara terbesar ketiga di dunia dalam keragaman hayati.
Setidaknya terdapat 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389
jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu-
bumbuan (Badan Ketahanan Pangan, 2020). Hal tersebut menunjukkan bahwa
potensi pemanfaatan pangan lokal sangat terbuka luas untuk penyediaan pangan
keluarga, termasuk untuk perbaikan gizi balita dan ibu hamil. Dari hasil study,
PMT berbasis kearifan lokal lebih efektif (Amalia, 2021), disertai dengan konseling
gizi dan pendampingan.
Untuk Kecamatan Montasik pada tahun 2022 jumlah balita yang menjadi
sasaran sebanyak 1581 orang, sasaran ibu hamil 345 orang dengan prevalensi ibu
hamil dengan kurang energi kronis sebesar 11,8 %, ibu hamil dengan anemia
sebesar 9 %, bayi BBLR sebesar 11 %, Balita wasting sebesar 9 % dan balita
stunting sebesar 19,2 % , dan diikuti dengan banyaknya balita yang beresiko
bermasalah gizi seperti balita yang tidak naik berat badan, balita 2 kali berturut-
turut tidak naik berat badan. Angka-angka tersebut menunjukkan harus di
lakukan penanganan segera. Berdasarkan hal tersebut, maka puskesmas Montasik
khususnya program gizi melakukan kegiatan inovasi untuk mengatasi hal tersebut
dan dengan melibatkan muspika dan perangkat desa seperti ibu PKK desa dan
kader maka di laksanakan kegiatan dengan nama CEGAH STUNTING PADA
KELOMPOK BERESIKO ( CS – KOBER ) dengan praktek pemberian makan bayi
dan anak ( PMBA ) di desa.
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan khusus
1. Terlaksananya kegiatan praktek PMBA di desa untuk kelompok ibu hamil dan
balita .
2. Adanya penurunan jumlah balita yang tidak naik berat badan T dan 2T .
3. Adanya penurunan kasus stunting
4. Adanya peningkatan kerja sama lintas sector untuk pencegahan stunting
2
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
3
6. Kegiatan dilaksanakan selama 2 bulan
7. Kegiatan dilaksanakan oleh tim yang telah di bentuk Bersama lintas sektor
F. SASARAN KEGIATAN
N 2022 2023
Kegiatan
o 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Membuat √ √ √
persiapan
2 Melakukan √ √ √
pendekatan
dengan lintas
sector
3 Penyusunan √
jadwal kegiatan
4 Pelaksanaan √ √
kegiatan
5 Monitoring dan √ √
Evaluasi
kegiatan
4
Pelaksana kegiatan CEGAH STUNTING PADA KELOMPOK BERESIKO ( CS-KOBER )
DENGAN PRAKTEK PMBA DI DESA dilakukan pencatatan dan pelaporan berupa pelaporan
hasil imputan EPPGBM, laporan penimbangan di desa, Analisa hasil pengukuran bulanan.
Pelaporan di buat oleh petugas gizi dan dilaporkan kepada kepala puskesmas dan
lintas sector.
Untuk evaluasi kegiatan di buat format khusus yang dapat memudahkan kegiatan
pemantauan dan evaluasi.