Anda di halaman 1dari 22

2023/2024

ACARA IX
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menghitung atau menentukan Debit Rencana (Qr)
dalam perencaaan sistem pengaliran.
2. Mahasiswa mamapu menentukan dimensi saluran atau drainase dalam
perencenaan sistem drainase.
1.2 Dasar Teori
Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang membentuk upaya
pengaliran air, baik air permukaan (limpasan/run off), maupun air tanah
(underground water) dari suatu daerah atau kawasan.Sistem drainase merupakan
bagian penting pada suatu kawasan perumahan.Suatu kawasan perumahan yang
tertata dengan baik haruslah juga diikuti dengan penataan sistem drainase yang
berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan sehingga tidak menimbulkan genangan air yang dapat menganggu
aktivitas masyarakat dan bahkan dapat menimbulkan kerugian sosial ekonomi
terutama yang menyangkut aspek-aspek kesehatan lingkungan permukiman
(Fairizi, 2015).
Dalam Asmorowati, E. T., et al. (2021) dijelaskan bahwa jenis drainase
perkotaan dapat dibedakan berdasarkan sejarah terbentuknya, tempat pengaliran,
fungsi dan jenis salurannya. Menurut sejarah terbentuknya drainase dibagi
menjadi dua macam yaitu:
1. Drainase alami adalah drainase yang terbentuk secara alami tanpa
campur tangan manusia. Contoh dari drainase alami ini adalah sungai-
sungai yang mengalir di tengah perkotaan.
2. Drainase Buatan adalah drainase yang didesain sesuai dengan kaidah
teknis untuk mengalirkan limpasan air hujan maupun air limbah
perkotaan.
Berdasarkan tempat pengalirannya drainase dibagi menjadi dua yaitu:

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

1. Drainase permukaan (surface drainage) yaitu drainase yang berada di


permukaan tanah dan berfungsi untuk membuang kelebihan air di
permukaan air secepat mungkin agar tidak menjadi masalah.
2. Drainase bawah permukaan (subsurface drainage) yaitu drainase yang
dibuat di bawah permukaan tanah dengan tujuan untuk menurunkan air di
bawah permukaan sampai dibawah zona perakaran.
Menurut fungsinya saluran drainase dibagi menjadi:
1. Single purpose yaitu drainase yang digunakan untuk mengalirkan satu
jenis buangan saja.
2. Multipurpose yaitu saluran yang berfungsi untuk mengalirkan beberapa
jenis buangan baik secara bercampur maupun secara bergantian.
Drainase berdasarkan konstruksinya dibagi menjadi:
1. Saluran terbuka yaitu saluran drainase yang mengalirkan air hujan
maupun air buangan lainnya yang dibangun tanpa penutup saluran.
2. Saluran tidak terbuka merupakan saluran yang dibangun dengan tujuan
untuk mengalirkan air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan.
Drainase (Drainage) merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk
menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada dipermukaan
tanah maupun air yang berada di bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat
disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang
lama. Secara umum drainase didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang usaha mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan. Hujan dan
limpasan merupakan dua fenomena yang tidak dapat dipisahkan yang saling
terkait satu sama lainnya. Limpasan permukaan adalah air yang mencapai sungai
tanpa mencapai permukaan air tanah yakni curah hujan yang dikurangi sebagian
dari infiltrasi, besarnya air yang tertahan dan besarnya genangan. Debit rencana
adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran drainase untuk
mencegah terjadinya genangan. Debit rencana ditetapkan debit banjir maksimum
periode ulang 5 tahun, yang mempunyai makna kemungkinan banjir banjir
maksimum tersebut disamai atau dilampaui 1 kali dalam 5 tahun atau 2 kali
dalam 10 tahun atau 20 kali dalam 100 tahun (Irawan, 2023).
Dalam Irawan (2023) juga dijelaskan bahwa data curah hujan yang
digunakan dalam analisis hidrologi untuk suatu perencanaan drainase perkotaan

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

minimal 10 tahun pengamatan yang diperoleh dari stasiun pencatat curah hujan
terdekat di lokasi perencanaan. Apabila data yang ada kurang dari 10 tahun,
diupayakan melengkapinya dengan data dari stasiun lainnya yang terdekat.
Hujan yang tecatat di stasiun pencatat hujan adalah hujan yang terjadi ditempat
alat pencatat hujan berada, karena intensitas curah hujan sangat bervariasi
terhadap suatu tempat atau kawasan dibutuhkan nilai rata-rata hujan kawasan
dari beberapa stasiun penakar hujan yang ada dalam wilayah tersebut. Hujan
rencana adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk menghitung
intensitas hujan, kemudian intensitas ini digunakan untuk mengestimasi debit
rencana.
Menurut Wesli (2008) dalam Abdulgani (2015), Daerah yang memiliki
cekungan dalam menampung air hujan relatif lebih sedikit untuk mengalirkan
air hujan dibandingkan dengan daerah yang tidak memiliki cekungan. Waktu
konsentrasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik
yang paling jauh pada aliran ke titik kontrol yang ditentukan di bagian hilir
suatu saluran. Waktu konsentrasi terdiri dari (i) inlet time, yaitu waktu yang
diperlukan oleh air untuk mengalirkan diatas permukaan tanah menuju
saluran drainase, (ii) conduit time, yaitu waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalirkan disepanjang saluran sampai titik kontrol yang ditentukan di bagian
hilir.

Gambar 9.1 Lintasan Aliran Waktu Inlet Time dan Conduit Time
(Irawan, 2023)
Waktu konsentrasi (Tc) dapat dihitung dengan rumus berikut (Iarawan, 2023) :
Tc = To + Td
dimana:
Tc : Waktu konsentrasi (jam)
To : Inlet time (jam)
Td : Conduit time (jam) `

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Gambar 9.1 Data Curah Gambar 9.2 Peta Lokasi


Hujan (Koleksi Pribadi, 2023)
(Koleksi Pribadi, 2023)

Gambar 9.3 Alat Tulis Gambar 9.4 Kalkulator


(Koleksi Pribadi, 2023) (Koleksi Pribadi, 2023)

Gambar 9.5 Kertas MM Gambar 9.6 Kertas Kalkir


Blok A3 A3
(Koleksi Pribadi, 2023) (Koleksi Pribadi, 2023)

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

Gambar 9.7 Kertas MM


Blok Kalkir A3
(Koleksi Pribadi, 2023)

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

2.2 Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Menentukan curah hujan maksimum suatu daerah

Menghitung intensitas curah hujan maksimum suatu daerah

Menentukan koefisien pengaliran suatu daerah

Menghitung koefisien tampungan suatu daerah

Menentukan luas suatu daerah

Menghitung debit rencana (Qr) berdasarkan data yang sudah ada

Menentukan debit aliran pada saluran drainase (Qs) aliran pada saluran
drainase

Menentukan dimensi-dimensi saluran drainase dengan berbagai jenis


penampang melintang yang berbeda-beda

Membuat gambar drainase tampak depan, tampak atas dan tampak


PERENCANAAN SISTEM DRAINASEsamping pada kertas mmblock
Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

BAB III
ISI

3.1 Perhitungan
Diketahui :
1. Skala = 1:20.000
2. IK = 12,5 m
3. Lo = 9,7 cm × 20.000 = 1940 m
4. Li = 46 cm × 20.000 = 9200 m
5. ʋ = 0,60 m/s
6. Koefisien (C)
a. Rerumputan Tanah Gemuk, Datar 2% = 30 %
b. Daerah “Single Family” = 45 %
c. Jalan Beraspal = 25 %
7. Kekasaran Beton (n) = 0,011-0,015
8. Kemiringan Rata-Rata Dasar Saluran (s) = 2 %

Ditanya:
1. Kemiringan Lereng
2. Luas Penampang (A)
3. Inlet time (To)
4. Conduit time (Td)
5. Waktu Konsentrasi (Tc)
6. Koefisien Tampungan (Cs)
7. Koefisien Pengaliran (C)
8. Hujan Rencana
9. Intensitas Curah Hujan (I)
10. Debit Rencana (Qr)
11. Debit Saluran (Qs)
12. Perhitungan Dimensi Saluran

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

13. Perhitungan Skala


14. Perhitungan Ukuran Dimensi di Gambar

Jawab :
1. Kemiringan Lereng (%)

(n-1) × IK
%Kemiringan = ×
JH × n. skala
a. Zona 1
(5-1 ) × 12,5
%= =83 ,3 % (Merah Tua)
0,0 03 × 2 0 .000
(5-1 ) × 12,5
%= =83 ,3 % (Merah Tua)
0,0 03 × 2 0 .000
(5-1 ) × 12,5
%= =83 ,3 % (Merah Tua)
0,0 03 × 2 0 .000
83 , 3 + 83 , 3 + 83 ,3
Rata-rata = = 83 , 3 % (Merah Tua )
3
b. Zona 2
( 5-1 ) × 12,5
%= =4 1,6 % (Merah Muda)
0, 00 6 × 2 0 .000
( 5-1 ) × 12,5
%= =4 1,6 % (Merah Muda)
0, 00 6 × 2 0 .000
( 5-1 ) × 12,5
%= =4 1,6 % (Merah Muda)
0, 00 6 × 2 0 .000
4 1,6 + 41,6 + 41,6
Rata-rata = = 41, 6 % (Merah Muda)
3
c. Zona 3
( 3 -1 ) × 12,5
%= =9,62 % (Kuning)
0,0 1 3 × 2 0.000
( 3 -1 ) × 12,5
%= =11,36 % (Kuning)
0,0 11 × 2 0 .000
( 3 -1 ) × 12,5
%= =11,36 % (Kuning)
0,0 11 × 2 0 .000
9,62 + 11,36 + 11,36
Rata-rata = = 10,78% (Kuning)
3
83,3 + 41,6 + 10,78
d. So =
3
= 45,226 %
= 0,452

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

2. Luas Limpasan (A)


2 2 2
A1 = 8,2 × 5,2 = 42,64 c m A21 = 0,8 × 0,4 = 0,32 c m A41 = 0,4 × 0,3 = 0,12 c m
2 2 2
A2 = 4,3 × 1,7 = 7,31 c m A22 = 1,8 × 0,5 = 0,9 c m A42 = 1,0 × 0,3 = 0,30 c m
2 2 2
A3 = 2,9 × 1,3 = 3,77 c m A23 = 0,8 × 0,6 = 0,48 c m A43 = 0,9 x 0,4 = 0,36 c m
2 2 2
A4 = 5,4 × 1,9 = 10,26 c m A24 = 0,6 × 0,3 = 0,18 c m A44 = 0,9 × 0,8 = 0,72 c m
2 2 2
A5 = 1,9 × 1,3 = 2,47 c m A25 = 1,7 × 0,5 = 0,85 c m A45 = 0,7 × 0,4 = 0,28 c m
2 2 2
A6 = 1,3 × 0,6 = 0,78 c m A26 = 1,0 × 0,4 = 0,40 c m A46 = 1,0 x 0,3 = 0,30 c m
2 2 2
A7 = 2,8 × 0,6 =1,68 c m A27 = 0,7 × 0,5 = 0,35 c m A47 = 0,7 × 0,5 = 0,35 c m
2 2 2
A8 = 1,7 × 1,0 = 1,70 c m A28 = 0,6 × 0,3 = 0,18 c m A48 = 0,9 × 0,4 = 0,36 c m
2 2 2
A9 = 1,6 × 0,8 = 1,28 c m A29 = 0,9 × 0,7 = 0,63 c m A49 = 0,5 × 0,5 = 0,25 c m
2 2 2
A10 = 1,3 × 1,0 = 1,30 c m A30 = 0,7 × 0,6 = 0,42 c m A50 = 0,9 × 0,6 = 0,54 c m
2 2 2
A11 = 0,7 × 0,5 = 0,35 c m A31 = 1,9 × 0,2 = 0,38 c m A51 = 0,9 × 0,3 = 0,27 c m
2 2 2
A12 = 0,6 × 0,3 = 0,18 c m A32 = 0,6 × 0,4 = 0,24 c m A52 = 1,6 × 0,6 =0 ,96 c m
2 2 2
A13 = 0,8 × 0,2 = 0,16 c m A33 = 0,7 × 0,2 = 0,14 c m A53 = 0 ,01× 1597 = 15,97 c m
2 2
A14 = 0,8 × 0,3 = 0,24 c m A34 = 2,5 × 0,2 = 0,5 c m
2 2
A15 = 0,7 × 0,2 = 0,14 c m A35 = 0,7 × 0,3 = 0,21 c m
2 2
A16 = 0,8 × 0,4 = 0,32 c m A36 = 0,8 × 0,5 = 0,4 c m
2 2
A17 = 0,5 × 0,4 = 0,20 c m A37 = 0,5 × 0,4 = 0,20 c m
2 2
A18 = 0,4 × 0,3 = 0,12 c m A38 = 0,5 × 0,4 = 0,20 c m
2 2
A19 = 0,5 × 0,4 = 0,20 c m A39 = 1,0 × 0,6 = 0,60 c m
2 2
A20 = 0,4 × 0,3 = 0,12 c m A40 = 0,8 × 0,4 = 0,32 c m
∑ A1 +…+ A53 = 103,9 cm 2
A = 103,9 cm2 x (20.000)2 = 4,156.106 m2

3. Inlet Time (To)

( )
0,77
Lo
T o = 0,0195
√S o
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE
Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

( )
0,77
1940
= 0,0195
√0,452
= 9,004 menit
= 0,150 jam
4. Conduit Time (Td)

1 L1
Td = ×
3600 ʋ

1 9200
= ×
3600 0,60

= 4,259 jam

5. Waktu Konsentrasi (Tc)

Tc = To + Td

= 0,150 jam + 4,259 jam = 4,409 jam

6. Koefisien Tampungan (Cs)

2 Tc
Cs =
2 Tc + T d
2 (4,409)
= = 0,674
2 (4,409) + 4,259

7. Koefisien Pengaliran (C)


a. Rerumputan Tanah Gemuk, Datar 2%

= 30% × ( 0,13+0,17
2 )
= 30% × 0,15
= 0,045
b. Daerah “Single Family”

= 45% × (0,30+0,50
2 )
= 45% × 0,4
= 0,18

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

c. Jalan Beraspal

= 25% × ( 0,70+0,95
2 )
= 25% × 0,825
= 0,206
Ctotal = 0,045 + 0,18 + 0,206
= 0,431

8. Hujan Rencana
a. Hujan harian tahunan maksimum rata-rata ( R )
Σ Ri
R =
n
117,21 + 103,67 + 120,04 + 112,03 + 114,3
=
5
= 113,45 mm
b. Standar deviasi (Sd)


0
2
∑ ( Ri- R )
i=1
Sd =
n-1

√√
( 117,21-113,45 )2 + ( 103,67-113,45 )2
2 2
+ (120,04-113,45 ) + (112,03-113,45 )
2
+ (114,3-113,45 )
=
5-1
14,138+95,648+43,428+2,016+0,723
=
4
= 6,244 mm
c. K

K =-
(
√ 6 0,5772+ ln ln T
π (( T-1 )))
=
−√ 6
π (
0,5772+ ln ln
5
5-1(( )))
= 0,719
d. R24

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


R 24 = R + K . Sd
Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

= 113,45 mm + (0,719 × 6,244)


= 117,939 mm

9. Intensitas Curah Hujan (I)

I=
R 24 24
24
×
t ( ) 2/3

=
117,939 mm
24
×
24
4,409 jam ( )
2/3

= 15,206 mm/jam
= 4,223 × 10-6 m/s

10. Debit Rencana

Qr = 0,2748 × C × Cs × I × A

Qr = 0,2748 × 0,431 × 0,674 × 4,223.10-6 m/s × 4,156.106 m2


Qr = 1,401 m3/s

11. Debit Saluran (Qs)


Debit Saluran (Qs)
2 1
Qs = As ¿ × R 3 S2 )

Qs ≥ Qr

( )
2 1
3 1 3 12
1,401 m /s = Y × ( Y )3 × 0,022
√3 0,013 2
2
1,401 m3/s = 1,732 Y2 (76,923× 0,630 Y3 ×0,141 )
8
1,401 m3/s = 11,834 Y 3

( )
3
1,401 8
Y =
11,834
Y = 0,450 m
Y = 45 cm

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

12. Perhitungan Dimensi Saluran


a) Ketinggian (H)
H = Y = 45 cm
b) Luas (A)
3
Luas = Y2
√3
3
= × (45)2
√3
= 3.507,402 cm2
c) Keliling Basah (P)
6
Keliling Basah = Y
√3
6
= × 45
√3
= 155,88 cm
d) Radius Hidrolis (R)
1
Radius Hidrolis = Y
2
1
= × 45
2
= 22,5 cm
e) Lebar Puncak (T)
4
Lebar Puncak = Y
√3
4
= × 45
√3
= 103,923 cm
f) Lebar Dasar

Lebar Puncak + Lebar Dasar


Luas = x
2

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

103,923 + D
3.507,402 cm2 = × 45
2
3.507,402 c m 2 × 2
= 103,923 cm + D
45 cm
D = 155,88 cm – 103,923 cm
D = 51,957 cm

13. Perhitungan Skala Proyeksi


Skala = Y Gambar : Y Perhitungan

Skala = 4,5 cm : 45 cm
= 1 : 10

14. Perhitungan Ukuran Dimensi di Gambar


1). Lebar Puncak (T) = 103,923 : 10 = 10,392 cm
2). Lebar Dasar = 51,957 : 10 = 5,195 cm
3). Kedalaman = 45 : 10 = 4,5 cm

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

3.2 Pembahasan
Praktikum Mekaniku Fluida pada acara ke sembilan yang membahas
mengenai perancangan sistem drainase untuk sistem pengaliran. Praktikum acara
ini bertujuan untuk menghitung atau menentukan debit rencana (Qr), serta
menentukan dimensi saluran atau drainase dalam sistem perencanaan sistem
pengaliran. Perencanaan sistem pengaliran ini berkaitan dengan kondisi aliran air
yang terdapat dipermukaan (air limpasan), salah satu faktor dalam perencanaan
sistem drainase adalah intensitas curah hujan, yang dimana data sekunder yang
digunakan adalah data curah hujan dalam kurun waktu lima tahun (2018-2022).
Peta topografi yang digunakan adalah daerah Kabupaten Banyumas, Provinsi
Jawa Tengah. Titik koordinat pada daerah tersebut adalah X = 295000 – 300000
dan koordinat Y = 9182000 – 9187000. Peta yang digunakan memiliki skala
1:20.000 dengan interval kontur 10m.
Pada praktikum kali ini data curah hujan diambil 5 (lima) tahun dari tahun
2018 hingga 2022. Dengan nilai makximum secara berturut turut adalah 117,21;
103,67; 120,04; 112,03; dan 114,3 dengan jumlahnya adalah 567,61.
Berdasarkan dengan intensitas curah hujan yang ada, dapat digunakan dalam
menganalisis debit rencana yang akan digunakan. Debit rencana merupakan
debit maksimum yang akan dialirkan oleh suatu saluran drainase untuk
mencegah adanya genangan. Debit rencana ini dianalisis dengan perkalian antara
koefisien pengaliran (C), koefisien pengaliran pada praktikum kali ini
menggunakan tiga daerah yaitu daerah rerumputan tanah gemuk datar, daerah
”Single Family”, dan jalan beraspal dengan koefisien pengaliran total sebesar
0,465. Selain koefisien pengaliran digunakan juga koefisien tampungan dengan
nilai sebesar 0,679. Selanjutnya menggunakan Intensitas curah hujan dengan
nilai sebesar 5,414 x 10-6 m/s dan luas limpasan sebesar 4.118.400 m2. Sehingga

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

didapatkan besaran debit rencana 1,934 m 3 /s yang dapat diartikan sebagai debit
maksimum yang dapat ditampung sebesar 1,934 m 3 /s
Dimensi pada saluran drainase menggunakan skala proyeksi yang sudah
didapatkan. Skala yang digunakan merupakan hasil dari Y gambar : Y
perhitungan dimana Y gambar 5,35 cm dan Y perhitungan adalah 53,5 cm
sehingga didapatkan skala proyeksinya sebesar 1 : 10. Skala ini digunakan dalam
mencari lebar puncak (T), Lebar dasar, dan kedalaman yang akan digambarkan
pada proyeksi di mm blok. Pada keadaan di lapangan dimensi drainase yang
akan digunakan adalah lebar puncak sebesar 123,552 cm , lebar dasarnya =
61,777 cm, dan memiliki kedalaman 53,5 cm. Sedangkan pada gambar proyeksi
di mm blok didapatkan dimensi lebar puncak sebesar 12,355 cm, lebar dasarnya
6,177 cm, dan memiliki kedalaman sebesar 5,35 cm. Drainase yang digunakan
merupakan drainase dengan bentuk trapesium sehingga semua dimensi yang
didapatkan digunakan dalam membentuk drainase dengan bentukan trapesium.
Perencanaan saluran drainase harus direncanakan untuk dapat melewatkan
suatu debit rencana dengan aman atau tidak mengalami overload sehingga tidak
terdapat genangan. Perencanaan harus diawali dengan mengamati kemiringan
lereng atau topografi dari daerah yang akan dibuat drainase, hal ini dilakukan
untuk dapat diperhitungkan agar drainase dapat bertahan lama. Selain topografi
hal-hal yang perlu diperhatikan lagi adalah penggunaan lahan dan data curah
hujan selama kurang lebih 5 tahun. Setelah melakukan pengamatan terhadap
faktor-faktor tersebut lalu menganalisis debit rencana dan menentukan profil
memanjang dan melintang suatu saluran. Profil dari sebuah saluran juga perlu
mengetahui bentukan apa yang cocok digunakan pada daerah tersebut, bentukan
saluran ini mengacu pada tujuan dibuatnya suatu saluran. Perhitungan dari inlet
time dan conduit time juga perlu dipertimbangkan hal ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa cepat aliran air menuju ke saluran drainase (inlet time) dan
seberapa cepat suatu aliran dari hulu drainase ke titik tertentu dari saluran
drainase (conduit time) hal ini berguna dalam memperkirakan banjir atau
overload dari saluran yang akan dibuat. Perencanaan ini dapat dikatakan suksess
jika debit maksimum yang akan dialirkan saluran tersebut memiliki nilai yang
lebih kecil dari dimensi saluran.

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

Menurut (Lintang, 2022) dalam jurnal yang berjudul Perencanaan Saluran


Drainase (Studi Kasus: Gerbang Barat-Gerbang Selatan ITERA) aplikasi dari
drainase ini sendiri dapat diaplikasikan dalam berbagai hal yaitu untuk
mengurangi dan membuang air yang berlebihan dari suatu daerah, agar tidak
terjadinya genangan yang berlebihan dan daerah atau lahan tersebut dapat
difungsikan secara optimal. Drainase juga merupakan suatu usaha guna
mengontrol kualitas air tanah yang memiliki kaitan dengan salinitas. Pendapat
lain mengatakan drainase merupakan unsur dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat dalam rangka menuju kehidupan yang nyaman, aman,
bersih, dan sehat. Hal ini didasarkan pada peran drainase yang mengalirkan air
permukaan terhadap badan air atau bangunan resapan sehingga dapat
mengendalikan air hujan yang berlebihan, mengendalikan erosi tanah, dan
meminimalisir kerusakan jalan yang bangunan yang ada di sekitarnya.

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Mekanika Fluida pada acara ke sembilan yang
berjudul Perencanaan Sistem Drainase yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan perhitungan atau penentuan yang telah dilakukan pada
perkalian penetapan, koefisien pengaliran, koefisien tampungan, intensitas
curah hujan dan luas limpasan. Maka didapatkan nilai debit rencana (Qr)
sebesar 1,934 m 3 /s .
2. Dimensi saluran atau drainase yang digunakan adalah berbentuk trapesium,
karena bentuk ini lebih efektif dalam mengalirkan aliran di mana waktu
yang diperlukan dalam pengaliran saluran ini lebih singkat dari bentuk
lainnya. Dimensi saluran yang direncanakan berdasarkan perhitungan
memiliki keinggian = 53,5 cm, luas 4957,562 cm2 dengan lebar puncak
123,552 cm , lebar dasar 61,777 cm.
4.2 Saran
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kesalahan atau
kekurangan pada praktikum acara ke sembilan ini adalah :
1. Praktikan harus teliti dalam melakukan perencanaan sistem drainase,
perhitungan yang dibutuhkan dan bentuk drainase.
2. Sebaiknya dalam melakukan perencanaan sistem drainase diperlukan
ketelitian dan keterampilan dalam melaksanakan pembuaran drainase ini.

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, H. (2015). Efektifitas Model Sistem Resapan Horizontal Dengan Parit


Infiltrasi dalam Mengurangi Limpasan Permukaan. Jurnal Rekayasa
Infrastruktur. 1(1)
Asmorowati, E. T., et al. (2021). Drainase Perkotaan. Tasikmalaya : Perkumpulan
Rumah Cemerlang Indonesia.
Fairizi, D. (2015). Analisis dan Evaluasi Saluran Drainase pada Kawasan Perumnas
Talang Kelapa di Subdas Lambidaro Kota Palembang. Jurnal Teknik Sipil
dan Lingkungan. 3(1)
Irawan, Agus Bambang. (2023). Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida.
Yogyakarta: UPN "Veteran" Yogyakarta.

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

LAMPIRAN

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

Tabel 8.1 Data Curah Hujan


No Tahun Rmax (Rmax –Rrata)2
1 2018 117,21 14,1376
2 2019 103,67 95,6484
3 2021 120,04 43,4281
4 2022 112,03 2,0164
5 2018 114,3 0,85
Jumlah 567,25 156,0805

Tabel 8.2 Hasil Kemiringan Lereng


No Zon n JH (m) Slope (%) Warna Keterangan
a
1 1 5 0,002 125 Merah Tua
2 1 5 0,002 125 Merah Tua
3 1 5 0,002 125 Merah Tua
4 2 5 0,007 35,71 Merah Muda
5 2 5 0,007 35,71 Merah Muda
6 2 5 0,007 35,71 Merah Muda
7 3 3 0,011 11,36 Kuning
8 3 3 0,014 8,9 Kuning
9 3 3 0,017 7,35 Kuning
10 4 3 0,042 2,97 Hijau Muda
11 4 3 0,034 3,6 Hijau Muda
12 4 3 0,039 3,2 Hijau Muda

Tabel 8.4 Klasifikasi Kemiringan Lereng Van Zuidam 1985


Klasifikasi Beda Tinggi
Klasifikasi Warna
Persen Derajat (m)
Datar 0–2% 0–2 <5 Hijau
Agak Landai 2–7% 2–4 5 – 25 Hijau Muda
Landai 7 – 15 % 4–8 25 – 75 Kuning
Agak Curam 15 – 30 % 8 – 16 75 – 200 Jingga
Curam 30 – 70 % 16 – 35 200 – 500 Merah Muda
Terjal 70 – 140 % 35 – 55 500 – 1000 Merah Tua
Sangat Terjal > 140 % > 55 > 1000 Ungu

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N
2023/2024

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE


Nama : Radif Khiyarul Kiram
NIM : 114220025
Plug : N

Anda mungkin juga menyukai