Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SOSIOLOGI DESAIN

Profesi Desain Komunikasi Visual dan Disrupsi Sosial

Candra Rakhmasari
1912621024 / DKV-B

Institut Seni Indonesia Yogyakarta

2020
SOSIOLOGI DESAIN

Profesi Desain Komunikasi Visual dan Disrupsi Sosial

A. DISRUPSI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disrupsi adalah hal yang tercabut
dari akarnya. Tetapi, dalam ilmu sosiologi, disrupsi adalah suatu fase saat terjadi
perubahan besar dalam masyarakat yang menyebabkan tata sosial yang lama terganti
dengan yang baru. Dari perubahan tersebut, terlahirlah nilai-nilai dan norma-norma baru
sebagai bentuk adaptasi. Perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan karena hal yang
baru dianggap lebih ideal, dan tidak selalu diakibatkan hal yang lama telah gagal atau
rusak.

Salah satu penyebab dari disrupsi adalah perkembangan teknologi, terutama internet.
Internet dapat menguhubungkan manusia di seluruh dunia secara cepat, efisien, dan
efektif. Hal ini membuat dunia semakin cepat berubah karena informasi-informasi dapat
menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia.

Kemajuan dalam teknologi digital menciptakan dunia yang lebih inklusif. Informasi
kini mudah untuk diakses melalui internet. Biaya yang diperlukan untuk produksi dan
akses pun menurun Hal-hal yang dulunya eksklusif dikuasai oleh masyarakat kelas atas
dan pemilik perusahaan besar, kini dapat dimiliki masyarakat umum. Kini banyak artisan
brand yang bermunculan dan siapapun dapat mengunggah karyanya di internet tanpa
penerbit.

Perubahan ini menciptakan variasi dalam pilihan. Jika dulu kita harus belajar
melukis ke sekolah seni, sekarang kita bisa memilih untuk belajar dari bimbingan belajar
dan berbagai platform di internet seperti youtube, skillshare, dan instagram. Produsen pun
jadi memiliki banyak pilihan dalam membuat dan memasarkan produknya. Sekarang
banyak aplikasi belanja daring yang dapat dipilih untuk menjual barang-barang hingga ke
seluruh negeri.

Perubahan itu pasti terjadi. Perubahan dalam masyarakat dapat mempengaruhi


banyak aspek dalam kehidupan. Yang dapat kita lakukan sebagai orang yang bergelut di
dunia seni adalah ikut berubah dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
dalam masyarakat agar kita tetap memiliki tempat dalam masyarakat ini.

B. PENGARUH DISRUPSI TERHADAP PROFESI DI BIDANG DKV


Disrupsi dapat membawa pengaruh baik dan buruk terhadap pekerjaan di bidang
DKV. Di satu sisi, perkembangan teknologi telah menciptakan peluang-peluang baru yang
sebelumnya tidak ada. Di sisi lain, mudahnya akses untuk desain dan seni membuat kom-
petisi semakin sengit. Sehingga kita harus pintar-pintar menghadapi perubahan ini.
Berikut adalah beberapa profesi di bidang DKV dan perkembangannya yang
mengikuti perubahan dalam masyarakat di era ini.

1. Komikus
Sebelum era internet, komikus harus membuat komik secara tradisional dengan
tinta dan pena. Untuk mendistribusikan komik tersebut ke khalayak umum, komikus
harus pergi ke penerbit dan berharap karyanya tersebut dapat diterima dan disebar-
luaskan kepada konsumen.

Sekarang, kita bisa memamerkan komik kita di berbagai media daring seperti
instagram, webtoon, tapas, dan lain-lain. Kini, karya komik yang dibuat dapat dilihat
oleh ribuan bahkan jutaan orang di dunia. Bila sebelumnya sumber pendapatan
komikus adalah dari penerbit, kini komikus bisa mencetak bukunya sendiri, menjual
merchandise, bahkan menerima tawaran endorse di media sosial.

Tapi, perubahan ini juga membawa efek negatif bagi komik yang dicetak fisik.
Sekarang sangat mudah untuk mencari komik yang kita suka dan membacanya secara
gratis di internet. Sehingga konsumen tidak harus membeli komik untuk menikmati
isinya. Hal ini tentu sangat merugikan. Berpindah ke media daring pun tidak semudah
itu. Komikus harus pandai dalam mengelola media sosialnya agar dapat memiliki
banyak penggemar yang mau membaca karyanya.
Menurut pendapat penulis, perubahan yang terjadi sangatlah menguntungkan
karena melalui internet, kita dapat menyampaikan pesan-pesan penting ke banyak
orang dan menyebarkan kebaikan.

2. Ilustrator
Setelah perkembangan internet, ilustrator memiliki banyak pilihan dalam bekerja.
Tidak hanya membuat ilustrasi untuk buku-buku, majalah, atau komik, ilustrator juga
bisa berkarya dalam iklan, storyboard, dan bahkan menjual karya ilustrasi di internet.
Sekarang banyak seniman dan desainer yang menjual karya-karyanya di internet,
baik secara digital maupun dicetak terlebih dahulu. Konsumennya pun tidak terbatas
di dalam negri, tetapi sampai ke seluruh dunia.
Tetapi karena mudahnya mengakses karya tersebut, banyak pihak yang
memanfaatkan hal ini dan menggunakan gambar tersebut tanpa izin demi
keperluannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya akun-akun yang
mengunggah karya-karya orang lain tanpa menyertakan nama pembuatnya.

3. Fotografer
Dengan hadirya media sosial, fotografer dapat mencapai konsumen dengan
mudah. Bila sebelumnya harus membuka studio, kini fotografer bisa memamerkan
karyanya melalui media sosial dan menjual foto-fotonya secara daring.
Hal ini juga menguntungkan untuk para konsumen. Kini banyak fotografer yang
siap dipanggil untuk memotret saat-saat penting seperti kelulusan, pernikahan, dan
lain-lain dengan harga terjangkau. Pilihannya pun banyak. Apabila tidak yakin, kita
bisa melihat karyanya di media sosialnya dan melihat testimoni dari konsumen
sebelumnya.

C. KESIMPULAN
Perubahan sosial adalah hal yang tidak dapat dihindari. Kita sebagai anggota
masyarakat dapat menanggapi perubahan tersebut dengan berpegang pada cara-cara yang
lama, atau ikut berubah. Akan tetapi perubahan yang terjadi umumnya akan mengun-
tungkan masyarakat luas dan akan terus berlanjut.
Agar kita tetap memiliki tempat dalam lingkungan yang berubah ini, maka kita juga
perlu beradaptasi. Dengan menyesuaikan diri dengan perkembangan, kita akan menikma-
ti manfaat dari perubahan itu. Lagipula, perubahan tidak dapat dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai