Anda di halaman 1dari 2

Kisah perjuangan sahabat Ali karomallohu wajhahu

Sahabat Ali bin Abi Tholib bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushoy bin Kilab bin
Murroh bin ka’ab, bin Lu’ay bin Gholib bin Fihr bin Malik bin al-Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Ilyas bin mudhor bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan dan sampai nasabnya hingga Nabi Isma’il
bin Ibrohim a.s. Adapun nasab Sayyidina Ali diatas Sayyid Adnan, para ulama berbeda pendapat, tidak
ada yang dianggap paling shohih. Namun, semua ulama sepakat bahwa Adnan merupakan keturunan
dari Isma’il ‘alaihissalam.

Makkah 13 Rajab, Ali lahir setelah 32 tahun kelahiran baginda nabi Muhammad SAW. Menurut
sebagian riwayat ia lahir pada 21 tahun sebelum hijriah. Ayahnya Abu Tholib merupakan paman Nabi
SAW sedangkan ibunya Fathimah binti As’ad. Dilihat dari nasabnya, ia merupakan keluarga yang
memiliki sejarah cemerlang bangsa Arab dan pemegang kepemimpinan masyarakan Makkah.

Sejak kecil, Ali diasuh oleh baginda nabi SAW sebagai bentuk balas budi karena Abu Tholib
mengasuhnya ketika orang tua dan kakeknya tiada, nabi juga mengajak pamannya Hamzah dan Abbas
agar ikut membantu mengasuh putra-putranya yang lain. Diambilah Ja’far oleh Hamzah, Tholib oleh
Abbas dan Ali oleh Rasululloh untuk sementara waktu. Sedangkan Aqil dan yang lainnya tetap tinggal
bersama Abu Tholib.

Nabi SAW senantiasa berdo’a agar di karuniai putra laki-laki, maka tatkala Ali hadir dalam kehidupan
Nabi SAW, ia anggap seperti anak kandungnya sendiri. Dengan penuh perhatian, kasih sayang dan
menjungjung tinggi kebenaran ia tumbuh sebagai pribadi yang berkharisma, maka tak ayal ketika nabi
bersabda: "‫("انا مدينة العلم وعلي بابها‬Saya adalah Kotanya Ilmu dan Ali adalah pintunya) maka barang siapa
yang menghendaki ilmu maka datangilah pintunya. Diriwayatkan oleh Al-Hakim bahwa sanadnya shohih.

Dalam kitab Mustholahul hadist karya As-Sayyid Alawi Al-maliki disebutkan bawa Ali termasuk
assabiqunal awwalun yang masuk Islam dari golongan anak-anak, masuknya Ali ke dalam islam bukan
karena kedekatannya dengan nabi tetapi karena karena dia mengetahui kejujuran dan budi pekertinya
hingga dijuluki Al-Amin oleh masyarakat Quraisy. Suatu ketika tatkala Ali mengikuti gerakan sholat
dibelakang nabi, ia kepergok oleh ayahnya dan tidak ada rasa gentar dalam hatinya bahwa ia akan
dimarahi bahkan dengan lantang menyerukan keimanan maupun ke esa’an Alloh dan membenarkan
syari’at nabi SAW.

Kesederhanaan Ali tampak sejak dia kecil, ia cukup makan dengan roti kering dengan lauk minyak
zaitun dan cuka. Dikutip Dari tulisan Sayyid Ahmad Asy-Syalani bahwa pakaian yang dikenakan Ali
terbuat dari kain yang kasar, yang cukup untuk melindunginya dari panasnya matahari dan dinginnya
malam. Maka tatkala ia mencoba meminang Fatimah ia sempat ragu dan terbesit dalam hatinya bahwa
ia hanyalah pemuda miskin dan tidak memiliki apa-apa yang akan diberikan ke Fatimah, namun
Rosululloh SAW menyetujui niatan tersebut sesuai wahyu dari Alloh SWT. Dan mas kawin yang hanya
berupa baju besi keduanya merasa sangat Bahagia. Suatu Ketika tatkala Nabi mendapati Ali dan Fatimah
bercanda, dengan tersipuh Fatimah berkata “ayah, kata ali kamu lebih mencintainya dari putrimu ini”?
Rosul pun menjawab “Kedudukan Ali lebih tinggi disisi Alloh SWT, tapi kamu lebih Aku sayangi putriku”.

Peran Ali berkontribusi dakwah Islam sangatlah besar, hal itu tergambar Ketika nabi memintanya
untuk tidur di pembaringannya tatkala peristiwa hijrah, ia rela mempertaruhkan nyawanya demi
mengelabuhi kaum Qurasy yang akan membunuh Nabi SAW, dan kemudian menyusul Rasululloh ke
Madinah dengan berjalan kaki selama dua minggu sampai ia membalut kakinya dengan kain karena
pecah-pecah.

Dalam sebuah Riwayat Ali kw. Mengikuti semua peperangan kecuali Tabuk (wilayah bagian Arab
Utara). Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Abi Wqash ia berkata “Nabi SAW pernah memberi
tugas Ali bin Abi Tholib saat perang Tabuk (untuk menjaga para Wanita dan anak-anak dirumah) HR.
Bukhori dan Muslim.

Rasululoh SAW menyandingkan Ali dengan para nabi terdahulu “Tiada pemuda sehebat Ali, jika kalian
ingin tahu ilmu Adam, kesalehan Nuh, kesetiaan Ibrahim dan pelayanan Isa maka lihatlah Ali. Ali bin Abi
Tholib juga dikenal sebagai orang yang senantiasa berakhlaq baik dan suka berkeliling sekedar untuk
menantikan siapapun yang menghampirinya untuk diminta bantuan atau bertanya suatu hukum Syari’at.
Sebagaimana yang dilansir dari buku Kisah hidup Ali bin Abi Tholib karya Musthofa Murrad.

Sepeninggal Rasululloh SAW Ali meneruskan kepemimpinan Islam. Ia merupakan Kholifah terakhir
setelah sahabat Abu Bakar, Umar, dan Usman. Masa pemerintahan Ali dalam menegakkan Syari’at
merupakan periode tersulit karena terjadi insiden terbunuhnya sahabat Usman dan perang saudara.
Oleh karenanya ulama Hadist dan Ulama Ushul berselisih faham atas pendefinisian Sahabat.

Berikut jasa-jasa beliau selama menjadi kholifah:

 Mengganti pejabat yang kurang cakap


 Menarik Kembali tanah negara dan harta Baitul mal yang dibagikan kepada gubernur
 Memadamkan pemberontakan-pemberontakan di antara golongan aliran islam
 Membangun Kota Kufah sebagai pusat ilmu pengetahuan dan keislaman
 Memerintahkan kepada Abul Aswad ad-Duali untuk mengarang buku (Qo’idah Nahwiyah)
tentang pokok-pokok Gramatika Bahasa Arab

Anda mungkin juga menyukai