Anda di halaman 1dari 6

RESUME ARTIKEL

KULTUR JARINGAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kultur Jaringan
Dosen Pengampu: Dr. Tri Suwarni Whyudiningsih, M.Si.

INDUKSI POLIPLOIDI PADA BATANG BAWAH JERUK SECARA IN


VITRO PERLAKUAN KOLKISIN PADA EKSPLAN BERASAL DARI
BENIH

Disusun oleh:
Kelompok 2/Kelas 02
Siti Choiriyah (2120401054)
Hastina Widyasti (2120401057)
Rahmatika Faizah Indriani (2120401068)
Bunga Mutia Aliasari (2140401108)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
IDENTITAS ARTIKEL

1. Judul Artikel : Induksi poliploidi pada batang bawah jeruk secara in vitro
perlakuan kolkisin pada eksplan berasal dari benih
2. Nama Artikel : Agronomi
3. Volume : 13
4. Halaman : 1-15
5. Tahun : 2023
6. Penulis : Vijayakumari Narukulla, Yogesh Lahane, Krutika Fiske,
Shashi Pandey, dan Vasileios Ziogas.
A. PENDAHULUAN
Poliploidi terjadi pada banyak tanaman termasuk tanaman buah-
buahan yang berperan penting dalam evolusi tanaman. Poliploidi ditandai
dengan adanya lebih dari dua set kromosom. Poliploidi dapat bersifat
allotetraploid atau autotetraploid yang timbul dari reproduksi seksual
melalui 2n gamet dengan satu set kromosom diploid yang diperoleh dari
masing-masing induknya atau duplikasi masing-masing kromosom
somatik dari spesies diploid tunggal. Pendekatan mutasi yang diinduksi
kolkisin pada tingkat ploidi digunakan pada beberapa tanaman buah-
buahan. Colchicine (C22H25NO6) merupakan salah satu mutagen kimia
yang digunakan untuk duplikasi kromosom, dan menghambat produksi
benang gelendong selama pembelahan mitosis. Flow cytometry adalah alat
yang berguna dalam studi induksi poliploidi, dan memungkinkan
pengukuran fluoresensi sejumlah besar inti yang diwarnai dalam hitungan
detik.
Batang bawah mempunyai peran penting dalam produksi jeruk,
karena dapat mengatasi faktor pembatas seperti iklim, kondisi tanah yang
buruk, dan tekanan biotik maupun abiotik. Lemon kasar (Citrus jambhiri
Lush.), jeruk Rangpur (Citrus limonia Osbeck) dan Alemow (Citrus
macrophylla Wester) merupakan batang bawah jeruk yang paling banyak
digunakan. Batang bawah ini berdampak pada berbagai atribut kualitas
tanaman dan buah, seperti toleransi terhadap kekeringan, ukuran buah,
kualitas organoleptik buah, kerentanan terhadap cekaman dingin, dan
ketahanan terhadap penyakit. Lemon kasar lebih toleran terhadap
kekeringan dan memiliki pertumbuhan pohon yang kuat. Buah yang
dipanen dari batang bawah jenis lemon kualitasnya tidak bagus, tetapi
ukurannya besar, kulitnya tebal, kasar, dan sering berkerikil. Kandungan
padatan terlarut total pada sari buahnya rendah dan mengandung lebih
banyak air dibandingkan sari buah dari pohon yang dicangkokkan pada
jeruk asam (Citrus aurantium L.). Lemon kasar tidak toleran terhadap
kondisi banjir, sehingga cepat menderita busuk akar dan busuk kaki akibat
lesi yang disebabkan oleh Phytophthora sp. Batang bawah jeruk nipis
Rangpur menghasilkan hasil yang tinggi pada varietas jeruk manis ketika
dicangkokkan ke atasnya, serta rentan terhadap busuk kaki, penyakit
hawar, dan stres dingin. Batang bawah jeruk nipis Rangpur menghasilkan
kanopi yang kuat, ukuran buah yang lebih besar dan karakteristik kualitas
sari yang lebih baik dibandingkan buah yang dihasilkan dari jeruk nipis
kasar. Jeruk Lemon kasar dan Citrus limonia Osbeck paling rentan
terhadap kondisi stres dingin.
Penelitian batang bawah jeruk sebagian besar terfokus pada
toleransi Citrus Tristeza Virus (CTV), alkalinitas, garam, kekeringan dan
toleransi terhadap cekaman dingin, dan dampak positif terhadap ukuran
pohon, hasil dan kualitas buah yang tinggi. Sejauh ini troyer citrange,
carrizo citrange, Swingle citrumelo, C32 citrange dan C35 citrange,
semuanya telah berhasil diterapkan di berbagai area produksi jeruk
Batang bawah jeruk Alemow lebih toleran terhadap busuk akar dan
busuk kaki yang disebabkan oleh Phytophthora sp. dan toleran terhadap
konsentrasi boron (B) yang tinggi, sekaligus rentan terhadap cekaman
dingin, CTV, dan penyakit hawar jeruk. Varietas Alemow yang bertunas
memiliki pertumbuhan pohon yang kuat dan hasil buah yang lebih tinggi.
Lemon kasar, jeruk nipis Rangpur, dan Alemow dipilih dan diterapkan
karena toleransinya terhadap CTV dan atribut hasil buah yang lebih tinggi,
namun penggunaannya dibatasi oleh kerentanannya terhadap cekaman.
Selain itu batang bawah ini mempunyai kebiasaan pertumbuhan yang kuat,
sehingga tidak cocok untuk perkebunan dengan kepadatan tinggi.
Batang bawah tetraploid, baik autotetraploid maupun allotetraploid
terbukti mampu memperkecil ukuran pohon secara umum. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa tetraploidisasi dalam budidaya jeruk
adalah metode yang efektif untuk meningkatkan toleransi cekaman abiotik
karena variasi fenotipik yang dihasilkan oleh poliploidi seperti kekeringan,
toksisitas boron, cekaman salinitas, toksisitas kromium dan stres dingin.
Bahan tanaman poliploid yang digunakan dalam penelitian,
membandingkan toleransi cekaman abiotik antara diploid dan tetraploid,
terutama diperoleh melalui seleksi spontan dari pembibitan atau studi
hibridisasi somatik. Genotipe tetraploid digunakan sebagai batang bawah
untuk varietas jeruk pada tahun 1958, setelah tetraploidi spontan pada
batang bawah jeruk ditemukan. Saat ini, hanya ada sedikit laporan
mengenai induksi tetraploidi oleh kolkisin pada batang bawah jeruk.
Laporan sebelumnya telah mengungkapkan induksi autotetraploid
menggunakan berbagai konsentrasi kolkisin dari bakal biji carrizo
citranges, lemon Yuma Ponterosa, dan batang bawah jeruk Sacaton
citrumelo. Dalam konteks ini, dalam penelitian ini, penulis
mendemonstrasikan metode yang layak secara ekonomi dan layak secara
teknologi menuju pengembangan tetraploid stabil pada tiga batang bawah
jeruk komersial (kapur Rangpur, lemon kasar, Alemow), yang populer di
kalangan petani jeruk, melalui colchicine- benih yang aktif secara
meristem.
B. METODE
C. HASIL

D. KESIMPULAN
Metode untuk menginduksi tetraploidi yang mana benih yang aktif
secara meristematik dari tiga batang bawah jeruk komersial diberi
perlakuan dengan berbagai konsentrasi kolkisin untuk waktu pemaparan
yang berbeda. Tetraploid stabil berhasil diproduksi dari ketiga batang
bawah jeruk yang diteliti dan dikonfirmasi dengan flow cytometry,
penghitungan kromosom, dan juga evaluasi morfologi. Pengembangan
batang bawah jeruk tetraploid dapat menyebabkan terjadinya prekursor
lebih awal di kebun baru dibandingkan dengan kebun yang ditanam
dengan cara tradisional. Keberhasilan generasi batang bawah tetraploid
yang stabil dapat menghasilkan kinerja batang atas yang lebih baik dalam
hal hasil, kualitas buah dan ketahanan terhadap berbagai tekanan biotik
dan abiotik.

Anda mungkin juga menyukai