Anda di halaman 1dari 68

Definisi Tumbuhan Air

Tumbuhan air ; Tumbuhan akuatik ; Tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah : - Tumbuhan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di air. - Kumpulan dari berbagai golongan tumbuhan, sebagian kecil terdiri dari lumut dan pakupakuan, sebagian terdiri dari spermatophyta. - Tumbuhan yang sebagian atau seluruhnya mempunyai kecendunngan membentuk suatu komunitas di perair. - Tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah. Klasifikasi Tumbuhan Air menurut Wetzel (2001) : 1. Tumbuhan yang melekat pada substrat Tumbuhan yang melekat pada substrat dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu : a. Tumbuhan air mencuat yaitu tumbuhan yang hidup pada tanah jenuh air atau dasar yang tergenang air.

Thalia geniculata

Ipomoea aquatica

Oryza sativa

b. Tumbuhan air dengan daun mengapung yaitu tumbuhan berbunga yang hidup melekat pada sedimen yang tenggelam dengan kedalaman mulai 0,5 3 m.

Nymphaea spp

c. Tumbuhan air tenggelam yaitu terdapat dalam air sampai kedalaman zona photik. 2. Tumbuhan yang Mengapung bebas yaitu tumbuhan yang akarnya tidak melekat pada substra

Pistia stratiotes

Eichornia crassipes

Dan ada tumbuhan air yang memliki perbedaan bentuk morvologi yaitu disebut pula vegetative polymorphism yaitu bagian tumbuhan yang secara morfologis memiliki bentuk daun yang berbeda dengan bagian tumbuhan yang umum. Contohnya Heterophylli Sp (termasuk klasifikasi tumbuhan air tenggelam)

Fungsi dan Peranan Tumbuhan Air : 1. Penstabil lingkungan perairan 2. Meningkatkan pengendapan 3. Pembersih dan penjernih air 4. Pemasok oksigen 5. Diversifikasi habitat 6. Penyebar organisme 7. Memiliki nilai estetika dan nilai ekonomis 8. Produser primer 9. Penyerap nutrien

Definisi Tumbuhan Air


Tumbuhan air ; Tumbuhan akuatik ; Tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah : - Tumbuhan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di air. - Kumpulan dari berbagai golongan tumbuhan, sebagian kecil terdiri dari lumut dan pakupakuan, sebagian terdiri dari spermatophyta. - Tumbuhan yang sebagian atau seluruhnya mempunyai kecendunngan membentuk suatu komunitas di perair. - Tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah. Klasifikasi Tumbuhan Air menurut Wetzel (2001) : 1. Tumbuhan yang melekat pada substrat Tumbuhan yang melekat pada substrat dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu : a. Tumbuhan air mencuat yaitu tumbuhan yang hidup pada tanah jenuh air atau dasar yang tergenang air.

Thalia geniculata

Ipomoea aquatica

Oryza sativa

b. Tumbuhan air dengan daun mengapung yaitu tumbuhan berbunga yang hidup melekat pada sedimen yang tenggelam dengan kedalaman mulai 0,5 3 m.

Nymphaea spp

c. Tumbuhan air tenggelam yaitu terdapat dalam air sampai kedalaman zona photik. 2. Tumbuhan yang Mengapung bebas yaitu tumbuhan yang akarnya tidak melekat pada substra

Pistia stratiotes

Eichornia crassipes

Dan ada tumbuhan air yang memliki perbedaan bentuk morvologi yaitu disebut pula vegetative polymorphism yaitu bagian tumbuhan yang secara morfologis memiliki bentuk daun yang berbeda dengan bagian tumbuhan yang umum. Contohnya Heterophylli Sp (termasuk klasifikasi tumbuhan air tenggelam)

Fungsi dan Peranan Tumbuhan Air : 1. Penstabil lingkungan perairan 2. Meningkatkan pengendapan 3. Pembersih dan penjernih air 4. Pemasok oksigen 5. Diversifikasi habitat 6. Penyebar organisme 7. Memiliki nilai estetika dan nilai ekonomis 8. Produser primer 9. Penyerap nutrien

Tumbuhan adalah salah satu daripada Alam benda hidup yang terdapat di alam semesta. Tumbuhan adalah organisma benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisma yang menjalankan prosesfotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis dan menghasilkan kanji. Sel tumbuhan berbeza dengan sel haiwan dalam beberapa segi termasuk sel tumbuhan mempunyai dinding sel. Secara amnya tumbuhan dibahagikan kepada :1. tumbuhan berbunga sama ada: 1. pokok berbuah

2. pokok tidak berbuah 2. tumbuhan tidak berbunga.

Dalam pertanian, tanaman adalah semua subjek usaha tani yang bukan hewan dan dibudidayakan pada suatu ruang atau media yang sesuai untuk usaha itu. Pengertian ini dibedakan dari penggunaan secara awam bahwa tanaman sama dengan tumbuhan. Pada kenyataannya, hampir semua tanaman adalah [1] tumbuhan, tetapi ke dalam pengertian tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti jamur kancing dan jamur merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja dibudidayakan untuk dimanfaatkan nilai ekonominya. Tanaman "sengaja" ditanam, sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau tumbuh dari permukaan bumi.

A. LATAR BELAKANG Strawberry merupakan salah satu tanaman yang cukup berkembang di negara Mesir. Menurut (Taylor, 2002) eksport strawberry dari Mesir telah meningkat dari 1.200 ton pada tahun 1996 menjadi sekitar 5.600 ton senilai $ 22.700.000 pada tahun 2001-2002. Adanya penerapan teknologi baru di Mesir mengakibatkan kemajuan pesat hasil produksi strawberry di negara tersebut, sehingga telah memungkinkan bagi industri Mesir untuk dapat bersaing secara efektif dengan negara Afrika lainnya. Akhir-akhir ini produksi strawberry di negara Mesir diperkirakan sekitar 112 ribu ton (FAO, 2005). Untuk mempertahankan dan mengembangkan hasil produksi tersebut, harus digunakan beberapa produk ramah lingkungan. Beberapa produk ramah lingkungan yang telah banyak digunakan dalam aplikasi pertanian adalah chitosan, terutama untuk stimulasi pertahanan tanaman (Roby et al, 1987; Lawton et al, 1996; Siegrist et al, 1997; Ohta et al, 2001; Yu dan Meuhlbauer, 2001). Molekul chitosan dapat merangsang kekebalan tanaman dari serangan patogen. Dalam bidang pertanian, chitosan telah digunakan dalam biji, buah, daun, dan lapisan sayur. Selain itu chitosan juga digunakan sebagai pupuk, dapat meningkatkan produk tanaman, dapat merangsang kekebalan tanaman, melindungi tanaman terhadap mikroorganisme dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dalam beberapa penelitian terakhir, efek positif dari chitosan diamati pada pertumbuhan akar, tunas dan daun berbagai tanaman Gibera dan beberapa tanaman panenan. Berdasarkan hasil penelitian, respon setiap jenis tanaman terhadap aplikasi chitosan berbeda-beda, tetapi belum ada laporan yang menyatakan tentang pertumbuhan dan hasil produksi tanaman strawberry dalam menanggapi aplikasi chitosan kecuali chitosan sebagai aplikasi anti-jamur untuk buah strawberry panen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman strawberry dengan penerapan kitosan dosis yang berbeda di lapangan.

B. BAHAN DAN METODE 1. Pengobatan Eksperimental Membuat larutan chitosan (2-Amino-2-deoksi-beta-D-glucosasmine) dengan cara melarutkan Chito Care (sebuah produk komersial Mesir chitosan) dalam air segar untuk mendapatkan lima konsentrasi yaitu 0 (kontrol), 1, 2, 3 dan 4 cm3 / l. Percobaan ini dilakukan dengan tiga kali penyemprotan aplikasi chitosan untuk masing-masing konsentrasi dan dilakukan dengan interval satu bulan. Untuk aplikasi pertama dilakukan 6 minggu setelah tanam. 2. Desain Eksperimen dan Data Direkam Penelitian ini dirancang sebagai rancangan acak lengkap dengan tiga ulangan. Setiap mereplikasi berisi 120 tanaman. Snedecore dan Cochran (1991) telah mencatat dan menganalisis : panjang daun terpanjang, jumlah daun, bobot daun segar dan kering, jumlah buah, dan total hasil. Bobot kualitas buah, tingkat keasaman total buah, dihitung menurut A.O.A.C. (1990). Kandungan N, P dan K dalam buah kering oleh Micro-kjeldahle, menggunakan metode kolorimetri (ammonium molibdat spektrofotometer) dan fotometer api (Chapman dan Pratt, 1961).

C. PEMBAHASAN Pada tahun 2007 dan 2008 di Governorat Qalubiya Mesir dilakukan dua kali percobaan untuk menyelidiki pengaruh aplikasi foliar chitosan terhadap hasil, pertumbuhan dan kualitas buah tanaman strawberry. Data hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi chitosan dapat memacu peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot daun segar dan kering, serta komponen hasil (jumlah dan berat) tanaman strawberry. Adapun pengaruh aplikasi chitosan terhadap tanaman strawberry antara lain ; 1. Pengaruh aplikasi chitosan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman strawberry

Respon pertumbuhan vegetatif tanaman strawberry dengan aplikasi chitosan ditunjukkan oleh panjang daun terpanjang tanaman strawberry yang meningkat sampai konsentrasi 2 cm3 / l

dan mulai menurun sesudahnya. Meskipun kenaikan panjang daun terpanjang jelas, tetapi perbedaan ini tidak signifikan. Jumlah daun per tanaman meningkat secara signifikan dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Dalam kedua musim, bobot daun segar dan kering tanaman meningkat secara signifikan bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Konsentrasi 2 cm3 / l memperlihatkan keunggulan pada kedua parameter dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya. 2. Pengaruh aplikasi chitosan terhadap hasil dan kualitas tanaman strawberry Jumlah buah strawberry setiap tanaman meningkat secara umum dalam meresponaplikasi chitosan bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Konsentrasi 2 cm3 / l merupakan pengaruh tertinggi yang signifikan. Konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih rendah menunjukkan adanya efek penurunan, namun masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Kualitas buah dalam hal bobot, jumlah rata-rata banyaknya buah tiap individu juga menunjukkan respon yang signifikan untuk aplikasi chitosan dengan respon tertinggi direkam dengan konsentrasi 2 cm3 / l. Selain itu, kualitas parameter buah seperti Total Soluble Solids (TSS) juga menunjukkan kecenderungan meningkat dalam menanggapi aplikasi chitosan. 3. Pengaruh Aplikasi Chitosan pada Parameter Kimia dan Gizi Parameter kimia dan gizi seperti total keasaman gula, jumlah total kandungan N, P, dan K, meningkat secara signifikan bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Peningkatan tertinggi terjadi pada konsentrasi 2 cm3 / l , lebih dari itu akan terjadi penurunan. Adanya aplikasi kitosan juga meningkatkan jumlah kandungan karbohidrat bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol pengobatan pada tanaman. Konsentrasi 2 cm3 / l merupakan pengaruh tertinggi yang signifikan.

1. 2. a. b. c.

D. KESIMPULAN Dari hasil percobaan penelitian respon pertumbuhan tanaman strawberry terhadap aplikasi chitosan dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain ; Aplikasi chitosan dapat memacu peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot daun segar dan kering, serta komponen hasil (jumlah dan berat) tanaman strawberry. Adapun pengaruh aplikasi chitosan terhadap pertumbuhan tanaman stawberry meliputi : Pengaruh aplikasi chitosan terhadap pertumbuhan vegetatif strawberry (memacu peningkatan jumlah daun, panjang daun, bobot daun segar dan kering) Pengaruh aplikasi chitosan terhadap hasil dan kualitas tanaman strawberry (memacu peningkatan jumlah buah, dan kualitas buah) Pengaruh aplikasi chitosan pada parameter kimia dan gizi (memacu peningkatan total keasaman gula, kandungan N, P, K dalam tanaman)

3. Konsentrasi 2 cm3 / l merupakan pengaruh tertinggi yang signifikan bila dibandingkan dengan semua perlakuan lainnya.

E. DAFTAR PUSTAKA Mawgoud, Abdel...........dkk. 2010. Growth and Yield Responses of Strawberry Plants to Chitosan Application. http://www.eurojournals.com/ejsr.htm. European Journal of Scientific Research

1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh manusia, hewan dan tumbuhan. Air dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan hidup, seperti mandi, mencuci, memasak, air minum, dan keperluan lainnya. Oleh karena itu, air harus bebeas dari pencemaran dan memenuhi tingkat kualitas tertentu sesuai dengan kebutuhan. Air dalah materi esensial didalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup didunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sebanyak 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena (7% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut 2,5% berbentuk salju abadi yang dapat digunakan ketika dalam keadaan cair. Penggunaan air setiap daerah berbeda, karena tergantung dari taraf kehidupannya. Semakin tinggi taraf kehidupan maka semakin banyak air yang diperlukan. Sejalan dengan kemajuaan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat untuk setiap saat. Sehingga pengadaan sumber-sumber air baru, setiap saat terus dilakukan antara lain dengan : 1.Mencari sumber-sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air danau. 2.Mengolah dan menawarkan air laut. 3.Mengolah dan menyehatkan kembali. Sumber air kotor yang telahtercemar seperti air sungai, danau. Masalah yang dihadapi dalam mengolah air adalah karena semakin meningkat dan tingginya pencemaran yang memasuki badan air. Pencemaran dapat berasal dari : 1.Sumber domestik, yang terdiri dari rumah tangga. 2.Smber non-domestik, yang terdiri dari kegiatan pabrik, industri, pertanian. Perairan alami memeang merupakan habitat atau tempat yangsangat parah terkena pencemaran, sehingga rumus kimia air yaitu H@O hanya digunakan untuk air bersih seperti akuades, akuademin dan

sebagainya. Sedangkan untuk air alami yang berada didalam sungai, kolam, danau, laut, dansumber lain rumusnya menjadi H2O ditambah dengan factor yang bersifat : -Biotik. -Abiotik. Faktor biotic yang berada dalam airt terdiri dari : bakteri, fungi, microalgae, protozoa, virus serta mahluk hidup lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba didalam air akan mendatangkan keuntungan tetapi juga akan mendatangkan kerugian. Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk minum air minum, mandi dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan peraturan internasional (WHO dan APHA) atau peraturan nasional dan setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus memiliki persyaratan yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI no.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana setiap komponen yang diperkenankan berada didalamnya harus sesuai. Air tawar bersih yang layak minum, kian langka di perkotaan. Sungai-sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga maupun industri. Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki septic maupun air permukaan. Itula salah satu alas an mengapa air minum dalam kemasan (AMDK) yang disebut-sebut menggunakan air pegunungan banyak dikonsumsi, namun karena harga AMDK terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah.

B.Tujuan 1.Melihat bentuk-bentuk sel. 2.Membedakan sel gram positif dan gram negative.

II.MATERI DAN METODE

A.Materi Alat yang digunakan dalam praktikum morfologi yaitu objek glass, mikroskop cahaya, pipet tetes dan bahan yang digunakan berupa air isi ulang serta zat warna kristal ungu, iodine, alcohol 95% dan safranin. Sedangkan alat yang digunakan uji kualitas air adalah tabung raeksi, pipet ukur dan bahanbahan yang dipakai yaitu CIR, MR, KOH 40% dan air isi ulang. B.Metode 1.Morfologi Bakteri

2.Uji Kualitas Air

Cara kerja : 1. Sediakan 3 tabung berisi LBDS dan 6 tabung berisi LBSS lengkap dengan tabung durham. Atur kesembilan tabung menjadi 3 seri (seperti di gambar). 2. Kocok botol yang berisi air sampel. 3. Pindahkan suspensi air sample sebanyak 10 ml ke masing-masing tabung seri pertama (3 tabung LBDS), secara aseptis. 4. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 1 ml ke masing-masing tabung seri kedua (3 tabung LBSS), secara aseptis. 5. Pindahkan suspensi air sampel sebanyak 0,1 ml ke masing-masing tabung seri ketiga (3 tabung LBSS), secara aseptis. 6. Inkubasi semua tabung pada suhu 37 C selama 48 jam dan amati koloni. 7.Inkubasi 48 jam pada suhu 44,5 C dan amati perubahan. 8.Lakukan uji TB, MR, VP, Kosers citrate.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll (http://ekmon-saurus.blogspot.com). B.Pembahasan Pewarnaan gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan

membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.Berikut merupakan tabel prosedur pewarnaan Gram:

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sbb: Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang mengakibatkan CViodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai berlebih yang akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodinesecara sempurna sehingga sel gram negatif seperti gram positif. Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur. Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel seperti pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter. Uji kualitas air biasanya digunakan metode MPN yaitu metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37 C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr. Berdasar sifat coliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung durham. Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas) tiap serinya setelah diinkubasi (http://ekmonsaurus.blogspot.com)

IV.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan 1. Bakteri adalah organism bersel satu, tidak berklorofil, tidak berwarna, umumnya kecil sehingga untuk melihat bentuk dan ukuran bakteri yang akan di amati diberi pewarna. 2. Pewarnaan gram merupakan teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan luas digunakan untuk melihat bentuk sel dari suatu bakteri. Teknik ini juga dapat digunakan untuk menemukan bakteri penyebab suatu infeksi. 3. Bakteri gram positif adalah bakteri yang berwarna ungu setelah diberi pewarnaan gram, contoh : staphylococcus. 4. Bakteri gram negative adalah bakteri yang berwarna merah setelah diberi pewarnaan gram, contoh : Salmonella.

B.Saran Dalam melakukan praktikum ini sangat penting untuk di perhatikan bahwa praktikan harus benarbenar teliti dan hati-hati karena bakteri yang digonakan bakteri yang bersifat pathogen.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1982. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Malang.

Http://ekmon-saurus.blogspot.com di akses pada tanggal 25 Mei 2009 Lay,B.W. 1 Pelezar, M. J. and Chan E. CS. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. UI Press, Jakarta . Pelezar, M. J. and Reid, R. D. 1958. Microbiology. Mc Graw Hill Book Company Inc, Toronto. Pelezar, M. J. and Chan E. CS. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. UI Press, Jakarta. Smith, AL. 1965. Principle of Microbiology. CV Mosbycompany. USA. Volk, W. A. dan Wheeler, M. F. 1984. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta

Blog ini membantu aku untuk lebih mengenal dan memahami bagaimana mempublikasikan hasil tulisan yang kita inginkan dan menambah wawasan kita. Terutama berguna untuk ortu dan diri kita sendiri. ........... Good Luck Always .........
MINGGU, 20 MEI 2012

PERAIRAN TERGENANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan timbal balik antar organisme hidup dengan lingkungannya. Salah satu kajian dari ekologi adalah ekosistem tempat organism itu hidup. Ekosistem (satuan fungsi dasar dalam ekologi) adalah suatu sistem yang didalamnya terkandung komunitas hayati dan saling mempengaruhi antara komponen biotik dan abiotik. Berdasarkan salinitasnya ekosistem perairan dibedakan menjadi tiga yaitu ekosistem perairan tawar, ekosistem perairan payau, dan ekosistem perairan laut (E.P. Odum,1998). Menurut Anggraini (2007), perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama yaitu badan air tergenang (standing water atau lentik) dan badan air mengalir (flowing water atau lotik). Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, dan sebagainya. Danau atau situ memiliki karakteristik: arus yang stagnan atau tenang, organisme yang hidup di dalamnya tidak membutukan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu, substrat umumnya berupa lumpur halus, dan residence time-nya lama. Untuk mengenal komponen penyusun ekosistem perairan menggenang baik unsur biotik maupun abiotiknya serta mengetahui interaksi yang terjadi di dalamnya. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah penarikan sampel yang dilakukan di Danau Opi Jakabaring Pentingnya mengenali ekosistem perairan tergenang beserta interaksi antar komponennya sebagai salah satu ekosistem yang sangat peka terhadap adanya perubahan fisika, kimia, maupun biologi (Effendi, 2004). Danau atau situ merupakan satu dari tipe perairan darat dengan ciri utama tergenangdalam waktu tinggal yang lama, sehingga memungkinkan biota untuk hid up lebih lama dan berkembang. Perbedaan proses pembentukan dan ciri fisiknya, memungkinkan perairan inimemiliki parameter kimia yang beragam. Zonase perairan tergenang terbagimenjadi dua, yaitu zona benthos dan zona kolom air. Berdasarkan tingkat kesuburan nya, perairan tergenang dapat dibedakan menjadi oligotrofik (miskin hara), meso. trofik (haranya sedang), eutrofik (kaya unsur hara) (Lukman, 2007). Danau merupakan kumpulan air yang seolah-olah berda dalam suatu baskom dan tidak mempunyai hubungan dengan laut atau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Setiap perairan memiliki

karakteristik yang berbeda, baik secara fisik maupun kimiawi. Pada ekosistem perairan tergenang tidak terdapat arus atau bahkan cenderung stagnan. Residene time yang lama merupakan salah satu faktor pembeda antara perairan tergenag dan perairan mengalir.

1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengertian ekosistem perairan tergenang. Untuk mengetahui dan memahami faktor yang berpengaruh terhadap perairan tergenang dan mengetahui parameter fisika, kimia, kimia dan biologi.

1.3 Rumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah : 1. Faktor pembatas apa saja (faktor abiotik yang mempengaruhi perairan ekosistem sungai atau perairan tergenang) ? 2. Bagaimana cara menentukan kualitas fisika dan kimia pada suatu perairan? 3. Bagaimana pengaruh faktor abiotik terhadap kehidupan organisme sungai? 1.3 Diskripsi Observasi Lokasi yang kami amati pada praktikum perairan tergenang, pada hari Minggu tanggal 6 Mei 2012 dari pukul 08.00 WIB s/d, pengambilan sampel dikolam buatan jakabaring palembang. Keadaan lokasi yang dapat kami amati pada saat itu adalah, cuacanya cerah, udaranya lembab, sinar matahari yang panas. Warna air sungai pada saat itu adalah kebiruan. Parameter yang digunakan dalam pengambilan sampel pada praktikum ini adalah parameter fisika dan parameter kimia. Parameter Fisika terdiri dari warna perairan, tingkat kecerahan, suhu, kedalaman, tipe substrat, kecepatan arus, dan lebar sungai. Warna perairan dibagi menjadi dua yaitu warna tampak dan warna asli. Tingkat kecerahan dapat diukur dengan menggunakan sacche disk . Suhu diukur dengan menggunakan thermometer. Kedalaman perairan diukur dengan cara sacche disk dimasukkan sampai dasar perairan, lalu catat skalanya. Tipe substrat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang hidup di perairan tersebut. Kecepatan arus diukur menggunakan botol aqua yang diisi air sedikit dan waktunya dihitung menggunakan stopwatch. Parameter kimia dalam praktikum ini adalah pH. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH stick yang dicelupkan ke dalam permukaan air Sungai Musi di area transek, lalu cocokkan warna dengan warna yang ada pada kotak pH stick dan catat hasilnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekosistem Perairan Menggenang Perairan tergenang (lentik), khususnya danau, mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu. Selain itu, danau juga tidak memiliki arus, sehingga residence time-nya lebih lama. Perairan tergenang juga memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal yang tergantung pada kedalaman dan musim. Zonase perairan tergenang terbagi menjadi dua, yaitu zona benthos dan zona kolom air. Berdasarkan tingkat kesuburannya, perairan tergenang dapat dibedakan menjadi oligotrofik (miskin hara), meso. trofik (haranya sedang), eutrofik (kaya unsur hara). (Effendi,2003). Ciri-ciri ekosistem lentik antara lain arusnya stagnan (hampir tidak ada arus), organismenya tidak terlalu membutuhkan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu, substrat dasar berupa lumpur halus, residence time-nya relatif lebih lama. Selain itu juga pada ekosistem tergenang kadar oksigen yang terlarut tidak terlalu besar karena keadaan arusnya yang tenang. Organisme yang mendiami perairan tergenang cenderung beragam dan pH perairannya berkisar antara 6,0-7,0 (Odum, 1971). Ekosistem perairan lotik atau perairan mengalir adalah suatu ekosistem perairaan yang di dalamnya terdapat adanya arus, Perairan pada danau Opi Jakabaring termasuk kedalam perairan lentik, karena tidak mengalir. Parameter fisika yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus dan kenduktivitas. Sedangkan parameter kimia yang digunakan yaitu pH yang diukur dengan menggunakan pH meter. Suhu dengan pengukuran menggunakan thermometer sebesar, kedalaman yang diukur dengan menggunakan sech dish, kecerahan, dan konduktivitasnya. Halhal yang mempengaruhi ekosistem perairan adaah faktor fisika dan kimia, faktor kimia dan faktor fisika akan mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis, produktivitas dan keadaan fisiologis organisme di suatu perairan.

2.2. Parameter Kualitas Air A. Parameter Fisika a. Suhu Menurut Maire dalam Arfiati (1989), menyatakan bahwa suhu secara ekologi akan mempengaruhi penyebaran (distribusi) spesies. Karena organisme cenderung menempati lingkungan yang bersuhu sesuai bagi kehidupannya. Suhu secara fisiologi dapat mempengaruhi berbagai aktivitas biologi di dalam sel. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude) waktu dalam air, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran air, serta kedalaman badan air. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viscusitas, rekasi kimia, evaporasi dan volansisasi. Peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen melakukan proses metabolisme dan respirasi. Ikan akan mengalami kerentanan tehadap penyakit pada suhu yang kurang

optimal. Fluktuasi suhu yang terlalu beasr akan menyebabkan ikan stress yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan (Pratama, 2009) Menurut Wibawa (2010), menyatakan bahwa stratifikasi suhu pada kolam air dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Lapisan Epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu relatif kecil (dari 320 C menjadi 280 C). 2. Lapisan termokim yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28 0 C menjadi 210 C). 3. Lapisan lipolimnion yaitu lapisan paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil, relatif konstan. b. Kecepatan arus Menurut Hynes dalam Arfiati (1989), menyatakan bahwa kuat lemahnya arus dapat mempengaruhi komunitas perifoton dan berbagai komunitas hidrobiotik lainnya. Perairan berarus lemah, lebih banyak dihuni oleh perifeton dari pada perairan berarus kuat. Pada perairan berarus kuat, dengan kecepatan arus 1,21m/detik atau lebih sehingga hanya organisme-organisme yang dapat menempel dengan kuat saja yang dapat menetap karena tidak terbawa arus. Beda perairan berarus lemah dengan kecepatan arus 0,20 m/detik, algae perifeton akan lebih mudah berkembang, tetapi pada kecepatan arus kuat (1,00 m/detik) jumlah dan jenis alga perifeton akan menurun karena adanya tekanan mekanik arus (Liudstrom dan traen dalam Tesis, Arfiati, 1989). c. Kecerahan Menurut Pratama (2009), menyatakan bahwa kecerahan merupakan ukuran transportasi perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchidisk. Kecerahan adalah sebagian cahaya yang diteruskan ke dalam air dan dinyatakan dengan (0/00), dari beberapa panjang gelombang di daerah spectrum yanh terlihat cahaya yang melalui lapisan sekitar 1 meter, jatuh agak lurus pada permukaan air. Stratifikasi kolam air pada perairan tergenang yang disebabkan oleh intensitas cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu lapisan Eutrofik, lapisan Kompensasi dan lapisan Preufondal. Menurut Akrimi dan Subroto (2002),menyatakan bahwa kecerahan air berkisar antara 40-85 cm,tidak menunjukkan perbedaan yang besar.Kecerahan pada musim kemarau adalah 40-85 cm,dan pada musim hujan antara 60-80 cm,kecerahan air di bawah 100 cm tergolong tingkat kecerahan rendah. Berdasarkan intensitas cahaya perairan Bahari secara verttikial bibagi menjadi 3 wilayah,yaitu zona Eupoti, zona disfotik dan zona Afotik. d. Salinitas

Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida,semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik telah dioksida. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau promil (%). Nilai salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 5%. Perairan payau antara 0,50%-30%, dan perairan laut 30%-40%. Pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masuknya air tawar di sungai (Pratama, 2009). Menurut Agrifishery (2010), menyatakan bahawa salinitas dapat dilakukan dengan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan refraktometer atau salinometer. Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (%). Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 6-89 ppt dan perairan laut berkisar antara 30-35 ppt. B. Parameter Kimia 1. pH pH adalah cerminan dari derajat keasaman yang diukur dari jumlah ion hydrogen menggunakan rumus umum pH=-log(H+). Air murni terdiri dari ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga pH air murni biasanya 7. Makin banyak ion OH- dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi Ph. Cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya makin banyak ion H+ makin rendah Ph dan cairan tersebutbersifat masam. Sebagian besar danau ber pH 6-9. Danau sadah (soda lake)ber pH 11,5. Danau asam dapat disebabkan karena hujan asam akibat polustri industry sehingga kapasitas buffer menghilang. Danau di padang pasir Afrika Tengah (Danau Utan)=air yang masuk lebih kecil dan jumklah air yang keluar. Akibatnya menjadi danau yang alkali. Sehingga variasi tanaman dan hewan juga rendah (Arfiati, 2001). 2. DO Menurut Arfiati (2001),menyatakan bahwa air yang sangat dingin mengandung kurang dari 5% O2 dan akan menurun jika suhu air bertambah. Berkurangnya O2 karena respirasi dan dekomposisi. Perairan dengan O2 tinggi, keragaman organism biasanya tinggi. Jika O2 menurun,hanya organism yang toleran saja yang dapat hidup di tempat tersebut. Variasi O2 danau oligotroph biasanya rendah, sebaliknya danau eutroph tinggi. Sumber-sumber O2: Atmosfer : difusi, angin dan Fotosintesis. Menurut Sudaryati(1991), menyatakan bahwa di perairan alam konsentrasi oksigen terlarut dalam fungsi dari proses biologi seperti proses fotosintesa dan respirasi dan proses fisika seperti pergerakan air dan suhu. Di permukaan air konsentrasi oksigen rendah, dikedalaman tertentu di daerah fotik mencapai maksimum, dan di dasar perairan konsentrasinya menurun lagi, selama stratifikasi panas, konsentrasi oksigen terlarut di dasar perairan rendah karena pengambilan oleh mikroba untuk respirasi. 3. Karbondioksida

Menurut Arfiati (2001),menyatakan bahwa CO2 merupakan gas yang sangat diperlukan dalam proses fotosintesis, di udara sangat sedikit 0,033% dan di dalam air melimpah dapat mencapai 12mg/l. Sumber CO2 dalam air adalah : 1. Difusi dari udara 2. Proses dekomposisi bahan organic 3. Air hujan dan air bawah tanah tanah 4. Hasil respirasi organisme Karbondioksida dalam air dapat dijumpai dalam empat bentuk yaitu : CO2gas yang bebas, Asam karbonat HCO3, Bikarbonat HCO3-, Karbonat CO32- . Perairan tawar yang dikelilingi batu kapur cenderung mengandung CO2 yang lebih tinggi karena kapur lebih lunak daripada batu beku. Daur karbon dapat diketahui apabila kita mengetahui daur CO2,CO3, ataupun HCO3-. CO2 yang terdapat di atmosfer mengalami difusi dan agitasi kedalam air. CO2 terlarut dalam air dibutuhkan oleh tanaman air berklorofil serta fitoplankton untuk berfotosintesis. Kemudian semua komponen biotic di alam apabila telah mati akan mengalami dekomposisi oleh decomposer (pengurai) perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5 mg/l Tapi sebagian besar organisme aquatic dapat bertahan hidup hingga CO2bebas mencapai 60 mg/l. Pada dasarnya, keberadaan karbondioksida di perairan terdapat dalam bentuk gas karbondioksida bebas (CO2) ion bikarbonat (HCO3-) ion karbon tersebut berkaitan dengan nilai pH (Pratama,2009). 4. Alkalinitas Menurut Pratama(2009) menyatakan bahwa total alkalinitas untuk perairan alami berkisar kurang dari 5 mg/l sampai lebih dari 500 mg/l. Perairan dengan total alkalinitas yang tinggi telah berkaitan dengan endapan batu kapur tanah. Nilai alkalinitas yang tinggi biasanya terdapat pada perairan daerah terang dimana penguapan konsentrasi ion diperairan lebih banyak terjadi dengan alkalinitas rendah ditemukan pada tanah berpasir dan tanah yang mengandung banyak bahan organic. Sebagian perairan yang tercemar bahan organikakan memiliki kadar alkalinitasnya yang rendah basa umumnya rasanya seperti sabun. Suatu zat yang dapat mengandumg gugusan hidroksit (OH) yang dalam larutan melepas ion H+. 5. Amonium Nitrogen Menurut Arfiai (2001), menyatakan bahwa sifat ammonium : 1. Lebih reaktif daripada AlO32. Mudah berkaitan dengan lumpur 3. Tidak beracun jika jumlah sangat banyak

Jumlah NH4+ diperairan tergantung pada ekskresi hewan. Pengambilan oleh tanaman dan oksidasi bakteri NH3 bila masuk dalam air akan terlarut, terdisosiasi membentuk NH4+, semua dalam bentuk NH3. Pada pH=7, reaksi bergeser ke kanan. Jika gas Al2 sangat banyak di dalam air akan masuk ke dalam darah ikan atau organism dan menyebabkan kematian. Konsentrasi Al juga mengikuti musim. Musim semi dan panas, konsentrasi rendah, terutama di zona photic, Musim gugur dan musim dingin, konsentrasinya lebih besar. Kadar ammonium bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,02 mg/l perairan bersifat toksin bagi beberapa jenis ikan. Beberapa organism akuatik dapat memanfaatkan nitrogen dalam bentuk gas, akan tetapi sumber utama nitrogen diperairan tidak terdapat dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan (tumbuhan dan biota akuatik yang mati) oleh miroba dan jamur. Kadar ammonia pada perairan tawar biasanya kurang dari 0,1 mg/l (Pratama, 2009). 6. Orthofosfat Menurut Arfiati (2001) menyatakan bahwa unsure fosfor merupakan salah satu esensial bagi pembentukan protein metabolosme untuk organisme. Pospor merupakan kunci metabolic nutrient dan ketersediannya elemen ini sering bias mengatur produktivitasnya suatu perairan alami. Pospor dalam air berada dalam berbagai bentuk : 1. Pospor yang dapat larut (p terlarut) adalah dalam bentuk pospat sering disebut orthofosfat. 2. Pospor organic yaitu yang terdapat dalam organisme-organisme plankton dan bahan-bahan organic lainnya dalam air. Orthopospat adalah senyawa pospat yang berbentuk anorganik dan larut dalam air. Orthopospat terlarut merupakan bentuk sederhana pospor di dalam air dan orthopospat yang terlarut ini bisa digunakan langsung oleh tanaman. Konsentrasi pospor di dalam air relatif rendah. Kandungan orthopospat terlarut jarang sekali mencapai 0,1 mg/liter. Kandungan orthopospat di dalam air dari beberapa danau adalah 0,003 mg/liter. Perairan dengan kadar orthopospat kurang dari 0,001 mg/liter merupakan perairan kurang subur (oligotropik), 0,01 0,05 mg/liter merupakan perairan agak subur (mesotropik) dan lebih dari 0,1 mg/liter termasuk dalam perairan yang subur (eutropik). Orthopospat yang terlarut dengan tersedia bagi tanaman tetapi ketersediaan bentuk bentuk lain ditentukan dengan pasti. Konsentrasi pospor dalam air sangat rendah. Konsentrasi yang biasanya tidah lebih dari 5 20 mg/literdan jarang melebihi 1000 mg/liter . meskipun pospor merupakan unsur minor dalam air, manfaat biologinya dapat dipertimbangkan sebagai elemen yang sering kali membatas produktifitas dan ekosistem air (Pratama, 2009). 7. TOM Menurut Sudaryanti (1991), menyatakan bahwa sumber bahan organik berasal dari kolam perairan itu sendiri (autoditonous) atau berasal dari luas perairan (alloditonous), unsur utama penyusun

bahan organik adalah karbon. Bahan organik yang terlarut dan tersuspensi penting untuk makanan organisme heterotrof. Konsentrasi dan komponen mikroba. Kandungan bahan organic terlarut di perairan alami sekitar 50 mg/liter . Dekomposisi bahan organik di perairan dilakukan oleh mikroba. Untuk mengurangi bahan organik di perairan dapat dilakukan aerasi untuk mempertahankan dekomposer yang aerobik.

Nutrisi minyak (karbohidrat, protein, lemak dan vitamin). Beberapa digunakan jasad itu sendiri. Jasad mati merupakan sumber nutrisi jasad keterotropik buangan berbentuk CO2, H2O, alkhohol, NH3 dan sebagainya. 8. Nitrat Nitrogen Menurut Arfiati (2001), menyatakan bahwa nitrogen merupakan salah satu unsur penting bagi pertumbuhan organisme dan merupakan salah satu unsur utama pembentuk protein. Nitrogen banyak terdapat dalam elemen sel hidup seperti hanya C, H dan O bentuk bentuk nitrogen di danau : 1. Gas, akibat kontak dengan udara yang mengandung 80% Al2.

2. fiksasi nitrogen yaitu yang diikat oleh bakteri dan BGA dengan enzim nitrogenasi untuk tumbuhan darat oleh leguminocae. 3. 4. 5. NH3- dan NO2- yang merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi dan ada dalam air. NH3 dan NH4+ DON (Dissolved Organic Nitrogen

Menurut Sudaryanti (1991), menyatakan bahwa sumber nitrogen dapat berasal dari presipitasi, fiksasi, difusi, aliran permukaan dan air tanah. Penurunan kandungan nitrogen terjadi karena proses denitrifikasi. Nitrogen selalu ditemukan di ekosistem perairan terutama dalam bentuk gas dan sebagian kecil ditemukan dalm persenyawaan organik terlarut. Laju nitrifikasi dipengaruhi oleh pH, pada pH 7 oksidasi ammonia menjadi nitrit meningkat, sedangkan oksidasi nitrit lebih cepat datri pH asam. Karakteristik dari perairan tawar dapat dilihat dari suhu, kedalaman air, kecerahan, dan konduktivitas. Hubungan antara kedalaman terhadap suhu dan intensitas cahaya adalah berbanding terbalik, yaitu jika kondisi perairan semakin dalam maka intensitas cahaya akan semakin rendah dan mengakibatkan suhu air tersebut rendah pula. Intensitas cahaya dan kecerahan air adalah berbanding lurus, yaitu jika intensitas cahaya naik maka kecerahan air juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Kecerahan pada lokasi pengukuran termasuk dalam kategori perairan berkecerahan baik. Konduktivitas dipengaruhi oleh komposisi, jumlah ion terlarut, salinitas dan suhu. Hasil pengukuran menunjukkan ratarata konduktivitas perairan adalah 0,3388 S/cm. Beberapa karakteristik kimia dapat dilihat dari pengukuran pH, salinitas, kadar oksigen terlarut (DO), kadar karbon dioksida bebas terlarut, BOD (Biochemical Oxygen demand), dan TOM (Total Organic Matter). pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Kondisi

oksigen terlarut pada zona bersih berada pada 8 ppm, yang merupakan konsentrasi normal DO di perairan dan BOD pada kondisi yang rendah. Kadar karbon dioksida tinggi menunjukkan lingkungan air yang asam meskipun demikian karbon dioksida diperlukan dalam proses pem-buffer-an. TOM dapat berupa autochthonous, yang berasal dari perairan itu sendiri seperti pembusukan organisme mati oleh detritus, aktifitas perifiton, makrofita dan fitoplankton. Organisme di Perairan Menggenang (Lentic) Menurut Ravera (1997) Perairan menggenang (lentik) adalah suatu bentuk ekosistem perairan yang di dalamnya aliran atau arus air tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air tidak begitu besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di dalamnya. Pada perairan ini faktor yang amat penting diperhatikan adalah pembagian wilayah air secara vertikal yang memiliki perbedaan sifat untuk tiap lapisannya, contoh dan jenis perairan ini adalah danau, rawa, situ, kolam dan perairan menggenang lainnya. Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama yang didasari oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral, limnetik dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan hipolimnion. Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche utama dalam kedudukan rantai makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer (heterotrof) dan mikrokonsumer (dekomposer). Kelompok organisme yang ada di perairan menggenang berdasarkan cara hidupnya meliputi: benthos, plankton, perifiton, nekton dan neuston. Distribusi Organisme di Perairan Menggenang Pada zona litoral, produser utamanya adalah tanaman yang berakar (anggota spermatophyta) dan tanaman yang tidak berakar (fitoplankton, ganggang dan tanaman hijau yang mengapung). Sedangkan konsumernya meliputi beberapa larva serangga air seperti, platyhelminthes, rotifer, oligochaeta, moluska, amphibi, ikan, penyu, ular dan lain sebagainya. Pada zone limnetik, produsernya terutama fitoplankton dan tumbuhan air yang terapung bebas seperti, water hyacinth (Eichornia crassipes), Cerratophyllum spp, Utricularia spp, Hydrilla verticillata, duckweed (Lemna spp); dan vascular plants, seperti: Equisetum spp; Ioetes spp dan Azolla spp. Sedangkan konsumernya meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan beberapa jenis ikan. Pada zona profundal, banyak dihuni oleh jenis-jenis bakteri dan fungi, cacing darah, yang meliputi larva chironomidae, dan annelida yang banyak mengandung haemoglobin, jenis-jenis kerang kecil seperti anggota famili sphaeridae dan larva "phantom" atau Chaoboras (corethra). Rantai makanan adalah suatu transfer energi dari tumbuhan melalui serangkaian organisme dengan jalan makan-memakan. Pada tiap transfer ada 80-90% energi potensial yang hilang sebagai panas. Oleh karena itu rantai makanan dalam satu deretan jumlahnya terbatas, biasanya 4 - 5 tingkat. Makin pendek rantai makanan, maka lebih banyak tersedia energi yang dapat dimanfaatkan (Irwan,1990).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu Dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 6 Mei 2012, pada pukul 08.00 WIB s/d dengan lebar sungai 8 m. Praktikum perairan menggenang Kolam buatan Jakabaring Palembang, provinsi Sumatera Selatan.

3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu erlenmeyer, meteran, gelas ukur,LUP (larutan Na2 S2 O3 0,01 N dan larutan H2 SO4 0,01 N), tali plastik, botol aqua, pemberat, kertas lakmus/ph meter, thermometer, seccal disk, dan pipet tetes. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah indicator pp, larutan Na2 CO3 0,01 N dan metal orange.

3.3 Cara Kerja Adapun cara kerja pada praktikum ini antara lain yaitu : 1. Kedalaman Kedalaman perairan (kolam) diukur dengan sechi disk dengan mencelupkan sechi disk yang telah diikat dengan tali yang berada tepat diatas permukaan air. 2. Suhu Pengukuran suhu air dilakukan dengan thermometer. 3. Penetrasi cahaya / kecerahan Dilakukan dengan cara mencelupkan secchi disk sampai batu warna hitam putih tidak kelihatan lagi dan dilihat berapa kedalaman penetrasi cahaya pada skala dan dicatat hasilnya. 4. Substrat dasar Substrat dasar kolam diambil dan diamati apa substratnya.

5. Pengukuran oksigen terlarut

Diambil sampel 100 ml, tambahkan 7 10 tetes indicator amilum lalu ditetrasi dengan larutan Na2 S2 O3 0,01 N sampai tetap jernih. Hitung kadar O2 dengan rumus. Kadar O2 terlarut = x p x q x 8 ml/l

Dimana = P : jumlah ml Na2 S2 O3 yang terpakai Q : Normalitas larutan Na2 S2 O3 8 : Bobot setara O2 6. Pengukuran karbondioksida terlarut Diambil sampel air 100 ml tambahkan indicator pp lalu tetrasi dengan larutan Na2 CO3 0,01 N sampel berwarna merah jambu jumlah Na2 CO3 yang terpakai dicatat dan dihitung kadar CO2 terlarut dengan rumus. Kadar CO3 terlarut = x p x q x 22 m/l

Dimana = P : jumlah ml Na2 CO3 yang terpakai Q : Normalitas larutan Na2 CO3 22 : Bobot setara CO2 7. Pengukuran alkalinitas Ambil 100 ml air sampel, tambahkan 10 tetes metal orange dihomogenkan kemudian ditetrasi dengan H2 SO4 0,01 N sampai larutan berwarna merah bata. Hitung alkalinitas dengan rumus. Kadar sanilitas = x p x q ml/l

Dimana = P : jumlah ml H2 SO4 yang terpakai Q : Normalitas larutan H2 SO4 8. Identifikasi bentos Memakai plankton net, identifikasi biota yang tertangkap jarring dengan menggunakan lup.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS 4.1 Hasil Pengamatan Dari hasil perairan tergenang pada air kolam buatan jakabaring di dapatkan suhu sebesar 32C, sedangkan kecerahan 3,35 cm, kedalaman 335 m, serta pH sebesar 4,0 dan substratnya adalah lumpur. Grafik hasil praktikum 1. Suhu air

2. Kedalaman

3. pH

4. Kecerahan

4.2 Analisis Analisis dari hasil yang diperoleh dari praktikum perairan tergenang yang dilakukan menunjukkan bahwa Kolam buatan Jakabaring memiliki pH 4,0 yang berada dipinggir sungai. Warna perairan secara visual adalah kebiruan dan tipe substratnya adalah lumpur. Selain itu memiliki suhu 32 C. Perbedaan suhu tidak terlalu jauh karena kedalamannya relatif dangkal. Berdasarkan pengamatan menggunakan secchi disk, kecerahan air sungai 3,35 cm ditengah dan termasuk perairan kecerahan kurang baik. Kedalaman Sungai 3,35 m yang berada ditengah. Sedangkan

pada identifikasi plankton / bentos pada penangkapan dengan menggunakan jarring yang dimodifikasi menjadi plankton net, tidak dilakukan pada praktikum ini karena alatnya dan bentos yang berada dalam kolam ini kurang tersedia. Menurut Krebs (1978) Faktor fisika kimia yaitu faktor yang menentukan distribusi dari biota air adalah sifat fisika-kimia perairan. Organisme yang dapat disesuaikan dengan kondisi sifat fisika-kimia yang akan mampu hidup. Penyebaran jenis dan hewan akkuatik ditentukan oleh kualitas lingkungan yang ada seperti sifat fisika, kimia, biologisnya menambahkan bahwa kehidupan biota perairan dipengaruhi oleh volume air mengalir, kecepatan arus, temperatur, pH dan konsentrasi oksigen terlarut. Perairan pada kolam buatan Jakabaring termasuk kedalam perairan lentik, karena tidak mengalir. Data pengamatan terlihat bahwa suhu bergantung terhadap intentitas cahaya. Karena semakin besar intentitas berarti semakin besar pula suhunya. Sedang intentitas cahaya bergantung pada kedalaman yaitu semakin dalam maka itentitas cahaya semakin rendah karena cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam perairan. Kercerahan juga berperngaruh terhadap kedalaman semakin dalam suatu perairan maka tingkat kecerahan semakin rendah, hal ini dikarenakan cahaya matahari sulit tertembus pada dasar perairan. Konduktivitasdi pengaruhi oleh kecerahan yaitu semakin besar nilai konduktivitas maka semakin tinggi pula tingkat kecerahan. Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dankuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas biologis. Denganadanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisikadan kimia suatu perairan sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor abiotik yang sesuai dengan kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat mengaplikasikan hal tersebut di bidang perikanan dan konsevasi alam. Pada praktikum yang kami lakukan didapatkan suhu 32c. Pengukuran suhu akan berbeda dengan factor waktu yang mempengaruhinya. Suhu merupakan factor dalam kehidupan flora dan fauna akuatis. Suhu air mempunyai pengaruh yang universal dan sangat berperan dalam kehidupan organisme. Temperature suatu badan perairan dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman dari badan air. Peningkatan temperatur akan diikuti dengan menurunnya kadar oksigen terlarut di perairan, Suhu adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu perairan untuk mengukur temperatur lingkungan tersebut. pH yang dapatkan adalah 4,0 Menurut Effendi (2003) Derajat keasaman berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air serta mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Nilai pH dapat dipengaruhi anatara lain buangan industri dan rumah tangga. Derajat krasaman (pH) berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas, semakin tinggi pH, semakin tinggi alkalinitas dan semakin rendah kadar kandungan dioksida bebas. pH merupakan tingkat derajat keasaman yang

dimiliki setiap unsur, pH juga berpengaruh terhadap setiap organisme, karena setiap organisme atau individu memiliki ketentuan pada derajat keasaman (pH) berapa mereka dapat hidup (Mahidda, 1984). Kecerahan air yang kami lakukan termasuk pada kecerahan kurang baik yaitu 3,35 cm. Kecerahan adalah besarnya intensitas cahaya di dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan tersuspensi seperti lumpur, pasir, bahan organik dan mikroorganisme termasuk plankton. Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perairan, maka semakin tinggi pula kecerahan yang masuk ke dalam air, sehingga lapisan air yang produktif akan menjadi lebih stabil (Kembarawati, 2000). Kedalaman air yang kami dapatkan adalah 3,35 m yang berada ditengah sungai, karena sungai yang kami amati dbagian hilir yang masih dangkal. Menurut Odum (1988) Pada sungai dapat dijumpai tingkat yang lebih tua dari hulu ke hilir, perubahan lebih terlihat pada bagian atas aliran air, dan komposisi kimia berubah dengan cepat. Dan komposisi komunitas berubah sewajarnya yang lebih jelas pada kilometer pertama dibanding lima puluh (50) kilometer terakhir. Kedalaman juga dipengaruhi oleh zona yaitu zona hulu, zona hilir dan zona tengah. Interaksi antara komponen abiotik dengan biotic. Tingkat kedalaman perairan mempengaruhi jumlah organisme di dalamnya. Organisme masih terdapat dalam jumlah melimpah pada permukaan perairan dan kolam perairan. Jumlah intensitas cahaya yang menembus permukaan perairan dan kolam, mempengaruhi kelimpahan organisme terutama yang dapat melakukan proses fotosisntesis. Pada kedalaman dasar, maka dapat dioastikan jumlah organisme yang melimpah adalah organisme yang tidak dapat melakukan proses fotosisntesis, seperti bentos. Kecerahan air dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya kepadatan tersuspensi dan waktu pengamatan. Semakin tinggi jumlah padatan yang tersuspensi maka tingkat kecerahan semakin rendah yang menyebabkan sedikitnya cahaya matahari yang masuk ke perairan sehingga jumlah organismeyang terbatas pada jenis zooplankton.Waktu pengamatan juga mempengaruhi kelimpahan plankton. Ketika suhuh tinggi, plankton akan begerak mencari tempat yang lebih optimal untuk proses pertumbuhannya. Adanya keterkaitan yang kompleks, perubahan lingkungan yang terjadi dalam komunitas akan menyebabkan perubahan satu atau lebih populasi yang ada di dalamnya. Hal ini memungkinkan terjadinya pergantian populasi oleh kelompok organisme lain yang dapat dibedakan sebagai sebuah komunitas lain yang baru. Sehingga organisme suatu populasi dapat menjadi indicator bagi perubahan lingkungan (Ravera, 1978). Interaksi antara komponen biotik penyusun ekosistem perairan Pada daerah sekitar banyak terdapat pepohonan. Daun-daunan yang terjatuh ke perairan akan tenggelam ke dasar dan selanjutnya akan mengalami pembusukan. Penguraian tersebut akan menghasilkan nutrisi sebagai sumber unsur hara yang akan dimanfaatkan oleh organisme perairan lainnya, seperti bentos dan fitoplankton sebagai produsen primer merupakan sumber makanan bagi zooplankton. Selanjutnya zooplankton merupakan makanan bagi organisme pada tingkat trofik yang lebih tinggi, seperti nekton. Interaksi komponen biotic yang terdapat di Situ Gede merupakan tipe grassing food chain, yaitu perpindahan energi makanan

terjadi dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme (tumbuhan herbivore karnivora ) (Odum 1993). Menurut Efendi (2003) Hubungan faktor biotik dan abiotik perairan, biotik merupakan organisme yang hidup pada suatu ekosistem tertentu yang hidupnya bergantung pada kondisi alam sekitarnya atau lingkungannya. Sedangkan, abiotik merupakan lingkungan tempat tinggal organisme yang meliputi semua benda mati yang ada. Kedua faktor diatas saling mempengaruhi karena antara faktor mengalami interaksi dalam perjalanan waktu. Faktor abiotik menyediakan wadah hidup serta unsur hara dalam tanah maupun air yang digunakan oleh tumbuhan hijau, tumbuhan air untuk bahan baku proses fotosintesis. Proses rantai makanan terjadi dari jatuhnya daun kering ke permukaan air kemudian daun terurai oleh detritus menjadi bahan non-organik (Nitrogen dan Fosfor).

BAB V KESIMPULAN Perairan pada Kolam buatan Jakabaring termasuk kedalam perairan lentik , karena tidak mengalir. Parameter fisika yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus dan konduktivitas. Sedangkan parameter kimia yang digunakan yaitu pH yang diukur dengan menggunakan pH meter. Suhu yang didapatkan dengan pengukuran menggunakan thermometer sebesar 32C, kedalaman yang diukur dengan menggunakan sechi disk didapatkan sebesar 3,35 m, kecerahan 3,35 cm. Hal-hal yang mempengaruhi ekosistem perairan adalah faktor fisika dan kimia, faktor kimia dan faktor fisikaakan mempengaruhi jumlah, komposisi, keanekaragaman jenis, produktivitas dan keadaan fisiologis organisme di suatu perairan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi.

2003. Pengaruh factor biotic-abiotik organism sungai. Online.http://id.shvoong.com/exactsciences/earth-sciences/2074023-pengukuran-parameter-kualitas-dengan-bentos. Diakses 10 April 2012.

Irwan.

1992. Ekosistem Perairan. Online.http://rainadpa.blogspot.com/2010/01/pola-longitudinal-ekosistemsungai.html. Diakses 10 April 2012.

Kembarawati. 2000. Penentuan Faktor Biotik-abiotik lingkungan perairan.Online. http://id.shvoong.com/exactsciences/biology/2149486-ekosistem-faktor-biotik-dan-faktor. Diakses 10 April 2012.

Purba, Michael. Sains Kimia .1994.Erlangga. Jakarta

Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. 4rd ed. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Suwigyo, Sugiarti. Widigdo, Bambang. Wardiatno, Yusli. dan Krisanti, Majariana. 2005 Penebar Swadaya. Jakarta

Avertebrata Air. 1st ed.

Diposkan oleh Erna Pristiyo Wati di 06:36 1 komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Entri (Atom)

ARSIP BLOG 2012 (13) o Juli (2) o Juni (2) o Mei (3) PERAIRAN TERGENANG laporan analisis vegetasi Photo Collage Maker o April (1) o Maret (5)

MENGENAI SAYA

ENTRI POPULER

KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK PEKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pek sekitar perumahan, kebanya...

Erna Pristiyo Wati jadikanlah hidup lebih berarti dan bermakna Lihat profil lengkapku

MANFAAT DAUN MIMBA (Azadirachta

NABATI BAB I PENDAHULUAN 1.1 masih merupakan satu-...

Latar Belakang Sam

SISTEM OTOT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang G oleh kontraksi otot yang menghasilkan gaya un

laporan analisis vegetasi

BAB I PEN

PERAIRAN TERGENANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekolo mempelajari hubungan-hubungan...

Penentuan Komponen Biotik dan Abio BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pera perairan terbuka yang dicir...

Keanekaragaman Arthropoda Pada Per Perkebunan Sawit Provinsi Jambi Sumsel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kel guineensis) adalah tumbuhan in...

Tugas Ekologi 2 Nama Kelompok 3 : Erna Pristiyo Wati (2009411047) Sinta...

(2009

FOTO Q

Putih, tp sayang orgnya item, hehehe Hanya ad cantik Engak jg tu, tp lw Manis kyaknya ada sic

(tanpa judul) PRAKTIKUM I Judul : PENGARUH PENGGUNA KEMANGI UNTUK PENGENDALIAN KUMBANG

Maret 2012 ...

Template Picture Window. Gambar template oleh merrymoonmary. Diberdayakan oleh Blogger.

Please read: a personal appeal from Wikipedia founder Jimmy Wales


Baca sekarang

Selamat datang di Wikipedia bahasa Indonesia

[tutup]

Gulma
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.

Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagungdapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang. Ilmu yang mempelajari gulma, perilakunya, dan pengendaliannya dikenal sebagai ilmu gulma.
Daftar isi
[sembunyikan]

1 Macam-macam gulma

o o o

1.1 Gulma teki-tekian 1.2 Gulma 1.3 Gulma daun lebar

2 Daftar Gulma yang hidup pada hutan DIPTEROKARPA Indonesia 3 Pengendalian gulma 4 Lihat pula

[sunting]Macam-macam

gulma

Biasanya orang membedakan gulma ke dalam tiga kelompok:

teki-tekian rumput-rumputan gulma daun lebar.

Ketiga kelompok gulma memiliki karakteristik tersendiri yang memerlukan strategi khusus untuk mengendalikannya.

[sunting]Gulma

teki-tekian

Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat. Ciricirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segitiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini gila sekali

mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus. [sunting]Gulma
Gulma adalah sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf). Golongan gulma rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun., contoh gulama rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi. Golongan teki-tekian kebanykan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum odorotum. Berdaarkan habita tunbuhanya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidu didarat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).

[sunting]Gulma

daun lebar

Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas padanodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.),sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).

[sunting]Daftar

Gulma yang hidup pada hutan DIPTEROKARPA Indonesia

Alocasia longiloba (Araceae) sejenis tanaman keladi hutan. Alpinia sp. (Zingiberaceae). Bauhinia lingua DC (Caesalpiniaceae) seperti tanaman merambat, daunya berbentuk hati simetris dan dapat menutup pada malam hari.

Clidemia hirta (L) D.Don (Melastomataceae). Calathea sp. (Marantaceae). Ageratum conyzoides L. (Asteraceae). Eupatorium odoratum L. (Asteraceae) memiliki bentuk dan struktur yang sama dengan Ageratum c.L. Melastoma malabatricum L (Melastomataceae). Hyptis capitata jacq (Lamiaceae). Sesbania sesban L. (Leguminosae). Merremia umbellata L. Hallier f. (Convolvulaceae). Nephrolepis falcata (Cav.) C.Chr. (Oleandraceae). Stenochlaena palutris (Burm.f.) Bedd. (Blechnaceae). Lycopodium cernuum L. (Lycopodiaceae). Gleichenia linearis (Burm.) Clarke (Gleicheniaceae). Lygodium circinatum (Burm.f.) Sw. (Schizaeaceae). Lygodium microphyllum (Cav.) R.Br. (Schizaeaceae). Selaginella willdenovii (Selaginellaceae). Blechnum orientale L. (Blechnaceae). Piper aduncum L. (piperaceae). Selaginella sp. (Selaginellaceae). Piper betle L. (Piperaceae) atau sirih. Mimosa pudica L. (Fabaceae) atau putri malu. Scleria puspurascens Benth. (Cyperaceae) sejenis rerumputan. Imperata cylindrica (L.) Beauv. (Poaceae) sejenis alang-alang. Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae) atau rumput liar. Solanum torvum Swartz (Solanaceae). Echinocloa colonum (L.) Link (Poaceae) sejenis rerumputan. Erechtites valerianifolia (Spreng.) DC. (Asteraceae). Toxocarpus longipetalus Merr. (Lauraceae).

[sunting]Pengendalian

gulma

Pengendalian gulma merupakan subjek yang sangat dinamis dan perlu strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal perlu dipertimbangkan sebelum pengendalian gulma dilakukan:

jenis gulma dominan tumbuhan budidaya utama alternatif pengendalian yang tersedia dampak ekonomi dan ekologi

Kalangan pertanian sepakat dalam mengadopsi strategi pengendalian gulma terpadu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma. Agensi pengendali gulma dinamakan herbisida (herbicide).

[sunting]Lihat

pula

sistem budidaya tanaman

Artikel bertopik tumbuhan ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Kategori:

Gulma Pertanian Agronomi


Buat akun baru Masuk log

Halaman Pembicaraan Baca Sunting Versi terdahulu

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa terkini Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan

Wikipedia Cetak/ekspor Peralatan Bahasa lain

Afrikaans Azrbaycanca Catal esky Dansk Deutsch English Esperanto Espaol Eesti Euskara Suomi Franais Galego Avae' Hrvatski Magyar Ido Italiano Basa Jawa Lietuvi Bahasa Melayu Plattdtsch Nedersaksisch Nederlands norsk nynorsk norsk okm l Polski Portugus Sicilianu Simple English / srpski Svenska

Walon Zeuws
Halaman ini terakhir diubah pada 11.51, 27 September 2012. Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Kebijakan privasi Tentang Wikipedia Penyangkalan Tampilan seluler

Online Blog
INDONESIAN ONLINE BL OG

ABOUT

CONTACT US

LINKS SITEMAP

Search

Emoticon Rahasia Plurk Tersembunyi LengkapAdd On Firefox Mempercepat Download

Gulma
BY A H M A D J A K F A R ON A P R I L 2 2 , 2 0 1 1 L E A V E A C O M M E N T

Gulma. Apa itu Gulma? Anda mungkin pernah mendengar kataGulma, tapi tidak tahu apa artinya :p Gulma adalah segala tanaman yang tumbuh pada tempat yang tidak diinginkan. Bunga mawar pun, jika tumbuh di tengah sayuran juga termasuk Gulma. Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan sejumlah besar biji dalam waktu singkat. Biasanya bijinya mudah tersebar, misalnya bunga dandelion dengan buahnya yang bisa tersebar hanya dengan angin kecil. Beberapa gulma akan terus menebarkan bijinya walaupun pohonnya telah dicabut. Di atas tanah, dari gulma kebun biasa, bunga-bunganya akan membuat setumpuk biji berambut pada timbunan kompos jika ditaruh disitu dan tidak dihancurkan. Gulma lain seperti tumbuhan rambat bunga kuning menghasilkan puncuk yang berakar setiap kali menyentuh tanah. Dengan ini, tanaman menjalar dengan cepat. Ada Gulma yang seperti konvolvulus, harus diangkat sepenuhnya dari tanah. Sisa tangkai yang tercecer akan tumbuh sebagai tanaman baru. Cara Mengendalikan Gulma Cara terbaik untuk mengendalikan gulma adalah dengan menggalinya dan membunuhnya sebelum mempunyai waktu untuk menyebar. Itulah salah satu sebabnya tukang kebun mencangkul tanah diantara tanaman. Beberapa gulma dicabut sampai ke akar atau dipotong bersama tanah dengan menggunakan bagian tajam pacul. Dulu anak-anak dibayar untuk mencabut gulma liar ini di ladang jagung. Gulma juga bisa dimusnahkan dengan

menggunakan bahan kimia yang disebut herbisida. Pemusnah gulma pilihan hanya akan memusnahkan gulma dan bukan tanaman. Kini ada keprihatinan tentang dampak yang membahayakan yang dapat disebabkan oleh bahan kimia tersebut, terhadap tanaman liar bahkan binatang. Sumber : Oxford Ensiklopedia Pelajar
Tagged with: Gulma

If you enjoyed this article, please consider sharing it!


RECENT POSTS

Mengapa Masyarakat Dukung KPK? Pemain Muda Bagus Master League PES 2012 Spesifikasi Komputer PES 2012 NASA Membenarkan Matahari Akan Terbit dari Barat Computer Festival (COMPFEST) 2012
RECENT COMMENTS

ALDY on Cheat Tips Trik Drag Racing Android lili on Sejarah Perang Dunia 2 zzz on Cheat Tips Trik Drag Racing Android rayandy sanluis tarigan on Sejarah Perang Dunia 2 kevin on Sejarah Perang Dunia 2
TAGS
2011 Urat

2012 About Akun Alam Alasan AlergiAmazing

Android Angry Birds Asam

Blog Blogging Cara CheatCipaganti Compfest Download FacebookGame Goal Indonesia InstagramInternet Jaringan KesehatanKomputer Mencari Kerja PC PES PES 2012Rokok Sejarah SEO SIMAK UI TipsTips Trik Tips Trik
SEO TopologiTopologi

Jaringan Travel TrikTwitter UI Wordpress

Stadesenligne.com Experience Travel and Living

All About Samarinda Blog Indonesia Pemain Muda Bagus Master League PES 2012 "Numpang promo tulisan :)) http://t.co/4xE2qslx #saveKPK" @ahmadjakfar

Skip to Skip to Skip to Skip to Skip to

navigation main content primary sidebar secondary sidebar footer

NEWBIE TORA
Takkan ada perubahan tanpa ada perbuatan

HOME TUTOR HUMOR GALERI PERTANIAN TUKAR LINK KATA BIJAK DAFTAR ISI PROFIL LOGIN
TwitterFacebookPengumpan RSS
Pengendalian Gulma Secara Kimiawi Perubahan WordPress 2.1 Untuk Android

Pengendalian Gulma
MEI 19 Posted by Newbie Tora

PENGENDALIAN GULMA

Pengertian dari pengendalian gulma (control) harus dibedakan dengan pemberantasan (eradication). Pengendalian gulma (weed control) dapat didefinisikan sebagai proses membatasi infestasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien.

Dalam pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma, melainkan cukup menekan pertumbuhan dan atau mengurangi populasinya sampai pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau keuntungan yang diperoleh dari penekanan gulma sedapat mungkin seimbang dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomik (economic threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai nol. Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol. Pemberantasan gulma mungkin baik bila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring, sebab pada areal yang luas cara ini merupakan sesuatu yang mahal dan pada tanah miring kemungkinan besar menimbulkan erosi. Eradikasi pada umumnya hanya dilakukan terhadap gulmagulma yang sangat merugikan dan pada tempat-tempat tertentu. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok.

Pelaksanaan pengendalian gulma hendaknya didasari dengan pengetahuan yang cukup mengenai gulma yang bersangkutan. Apakah gulma tersebut bersiklus hidup annual, biennial ataupun perennial, bagaimana berkembang biaknya, bagaimana sistem penyebarannya, bagaimana dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dimana saja distribusinya, bagaimana bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan bagaimana tanggapannya terhadap perlakuan-perlakuan tertentu termasuk penggunaan zatzat kimia berupa herbisida. Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanannya di lapangan (faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis) dan kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya. Terdapat beberapa metode/cara pengendalian gulma yang dapat dipraktekkan di lapangan. Sebelum melakukan tindakan pengendalian gulma sangat penting mengetahui cara-cara pengendalian guna memilih cara yang paling tepat untuk suatu jenis tanaman budidaya dan gulma yang tumbuh disuatu daerah. Teknik pengendalian yang tersedia adalah : 1. Pengendalian dengan upaya preventif (pembuatan peraturan/perundangan, karantina, sanitasi dan peniadaan sumber invasi). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 2. Pengendalian secara mekanis/fisik (pengerjaan tanah, penyiangan, pencabutan, pembabatan, penggenangan dan pembakaran). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 3. Pengendalian secara kulturteknis (penggunaan jenis unggul terhadap gulma, pemilihan saat tanam, cara tanam-perapatan jarak tanam/heavy seeding, tanaman sela, rotasi tanaman dan penggunaan mulsa). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 4. Pengendalian secara hayati (pengadaan musuh alami, manipulasi musuh alami dan pengolahan musuh alami yang ada disuatu daerah). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 5. Pengendalian secara kimiawi (herbisida dengan berbagai formulasi, surfaktan, alat aflikasi dsb). Untuk lebih jelas nya KLIK DISINI 6. Pengendalian dengan upaya memamfaatkannya (untuk berbagai keperluan seperti sayur, bumbu, bahan obat, penyegar, bahan kertas/karton, biogas pupuk, bahan kerajinan dan makanan ternak).
Rate this:

Rate This Share this:

Surat elektronik Cetak

Like this: Suka One blogger likes this.

Tentang Newbie Tora


"Orang lain bisa kenapa saya tidak...............!!, Belajar untuk mencapai suatu perubahan yang lebih baik, Karna tak ada yang tak mungkin, Dimana ada kemauan pasti jalan, Trust Me"

Lihat semua tulisan oleh Newbie Tora


Posted on 19 Mei 2012, in Dunia Pertanian and tagged gulma, jenis-jenis gulma, karakteristik gulma,karantina, pengendalian gulma, rumput teki, tanaman pengganggu. Bookmark the permalink. Tinggalkan Sebuah Komentar. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi Perubahan WordPress 2.1 Untuk Android

TINGGALKAN SEBUAH KOMENTAR

KOMENTAR (1)

Tinggalkan Komentar Sahabat

Pencarian untuk:
Go

o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

TULISAN TERKINI
Memasang Clustrmaps Pada Blog WordPress Cara Memasang Feedjit.com Untuk Blog WordPress Humor ~ Kata-kata Lucu Kocak Membuat Rating Bintang (Vote) Untuk Blog WordPress Kata-kata Bijak ~ Inspirasi dan Motivasi Memasang Alexa.com Pada Blog WordPress Membuat Jadwal Penerbitan Artikel Pada Blog WordPress Kata-kata Bijakku Hari Ini Membuat Kategori Di Sidebar Pada Blog WordPress Cara Membuat Kontak Pesan Keren Pada Blog WordPress Sekarang Saja Kota Medan Sudah Macet Bagaimana 10 Tahun Kedepan Cara membuat Group Di Facebook Kata-kata Bijak Untuk Kita Semua Cerita dan Harapanku Untuk PLN Cara Mengaktifkan Widget Khusus untuk Blog Baru

PALING BANYAK DICARI


Kata-kata lucu bin kocak banget Kumpulan Kata-kata Lucu & Ngakak Animasi Gerak Kumpulan status facebook bijak Kumpulan kata-kata Lucu Terbaru Di Bulan Puasa Kata-kata gombal yang menyakitkan Cerita kocak bin lucu banget Cara Mudah Membuat Animasi Di Blog Wordpress Part 2 Fakta Unik 100 Film terlaris Sepanjang Masa Penetapan Bulk Density, Porositas Tanah dan Partikel Density Kelebihan dan kelemahan Perbanyakan Tanaman Secara Generatif dan vegetatif Gambar lucu dan unik banget

STATISTIK BLOG
106,104 Kunjungan Orang Keren

ARSIP NEWBIE TORA


Juli 2011

o o o o o o

GABUNG DI FACEBOOK KATEGORI TULISAN


Agama Cinta dan Inspirasi Coretan Ceritaku Dunia Pertanian Fakta Unik dan Menarik Ilmu Tanah

o o o o o o o o o o

kata-kata Bijak Kata-kata Gombal Kata-kata Mutiara Kumpulan Cerita Lucu dan Humor Kumpulan Pantun Tips Bloging dan Internet Tips dan Trik Android Tips dan Trik Komputer Tips Kesehatan Umum

BLOG SAHABAT
Newbie Tora Blog Herbet H Onnie S Sandi SE Armymanshurin Bagas ramadhan7 Moo Moo Blogs Yudha Qirana Yisha Ufikmuckraker blogs Akimlinovsisas Blog Blog Rama Naufal Hisyam Blog Degoesdegoedegu JunJunG-CreaTor* Microtech Nusantara Boneka Hantu Bumi Cuek : Fokal Wepe Blogs Berbagi Ilmu IoKanda Blog Rizqyprima Satya

Clasfashion Anna Puri Irfan handi Bang Vandawablog Rahman History Cuma Kata-kata

KUNJUNGI BENER DIBAWAH INI

FOLLOW BLOG VIA EMAIL

Ikuti Melalui Email untuk pemberitahuan dan update terbaru Bergabunglah dengan 97 pengikut lainnya.

Daftar!

Tips Android Tips Blogging Pasang Animasi pada Wordpress KomputerForum Komunitas IT IndonesiaBlogspotku My Facebook My Twitter Umum

Mari Bertukar Link Satistik and Free Back Link Forum Resmi Wordpress Nonton TV Online Maen Game Bliar Online Artikel Pertanian Nama Latin Tumbuhan Ilmu Tanah Ceritaku Kata-kata bijak Kata-kata Bijak 2012 Kata-kata Gombal Kata-kata gombal 2012 humor 2012 Kata-kata Mutiara

Blog pada WordPress.com. Tema: Mystique oleh digitalnature. Ikuti

Follow Newbie Tora


Get every new post delivered to your Inbox.
Bergabunglah dengan 97 pengikut lainnya.
Sign me up

Powered by WordPress.com

Skip to Skip to Skip to Skip to Skip to

navigation main content primary sidebar secondary sidebar footer

Takkan ada perubahan tanpa ada perbuatan


NEWBIE TORA

HOME TUTOR HUMOR GALERI PERTANIAN TUKAR LINK KATA BIJAK DAFTAR ISI PROFIL LOGIN
TwitterFacebookPengumpan RSS
Pengendalian Gulma Secara Kimiawi Perubahan WordPress 2.1 Untuk Android

Pengendalian Gulma
MEI 19 Posted by Newbie Tora

PENGENDALIAN GULMA Pengertian dari pengendalian gulma (control) harus dibedakan dengan pemberantasan (eradication). Pengendalian gulma (weed control) dapat didefinisikan sebagai proses membatasi infestasi gulma sedemikian rupa sehingga tanaman dapat dibudidayakan secara produktif dan efisien.

Dalam pengendalian gulma tidak ada keharusan untuk membunuh seluruh gulma, melainkan cukup menekan pertumbuhan dan atau mengurangi populasinya sampai pada tingkat dimana penurunan produksi yang terjadi tidak berarti atau keuntungan yang diperoleh dari penekanan gulma sedapat mungkin seimbang dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain pengendalian bertujuan hanya menekan populasi gulma sampai tingkat populasi yang tidak merugikan secara ekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomik (economic threshold), sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai nol. Sedangkan pemberantasan merupakan usaha mematikan seluruh gulma yang ada baik yang sedang tumbuh maupun alat-alat reproduksinya, sehingga populasi gulma sedapat mungkin ditekan sampai nol. Pemberantasan gulma mungkin baik bila dilakukan pada areal yang sempit dan tidak miring, sebab pada areal yang luas cara ini merupakan sesuatu yang mahal dan pada tanah miring kemungkinan besar menimbulkan erosi. Eradikasi pada umumnya hanya dilakukan terhadap gulmagulma yang sangat merugikan dan pada tempat-tempat tertentu. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus menjadi sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan tanaman pokok. Pelaksanaan pengendalian gulma hendaknya didasari dengan pengetahuan yang cukup mengenai gulma yang bersangkutan. Apakah gulma tersebut bersiklus hidup annual, biennial ataupun perennial, bagaimana berkembang biaknya, bagaimana sistem penyebarannya, bagaimana dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dimana saja distribusinya, bagaimana bereaksi terhadap

perubahan lingkungan dan bagaimana tanggapannya terhadap perlakuan-perlakuan tertentu termasuk penggunaan zatzat kimia berupa herbisida. Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanannya di lapangan (faktor teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis) dan kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya. Terdapat beberapa metode/cara pengendalian gulma yang dapat dipraktekkan di lapangan. Sebelum melakukan tindakan pengendalian gulma sangat penting mengetahui cara-cara pengendalian guna memilih cara yang paling tepat untuk suatu jenis tanaman budidaya dan gulma yang tumbuh disuatu daerah. Teknik pengendalian yang tersedia adalah : 1. Pengendalian dengan upaya preventif (pembuatan peraturan/perundangan, karantina, sanitasi dan peniadaan sumber invasi). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 2. Pengendalian secara mekanis/fisik (pengerjaan tanah, penyiangan, pencabutan, pembabatan, penggenangan dan pembakaran). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 3. Pengendalian secara kulturteknis (penggunaan jenis unggul terhadap gulma, pemilihan saat tanam, cara tanam-perapatan jarak tanam/heavy seeding, tanaman sela, rotasi tanaman dan penggunaan mulsa). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 4. Pengendalian secara hayati (pengadaan musuh alami, manipulasi musuh alami dan pengolahan musuh alami yang ada disuatu daerah). Untuk lebih jelasnya KLIK DISINI 5. Pengendalian secara kimiawi (herbisida dengan berbagai formulasi, surfaktan, alat aflikasi dsb). Untuk lebih jelas nya KLIK DISINI 6. Pengendalian dengan upaya memamfaatkannya (untuk berbagai keperluan seperti sayur, bumbu, bahan obat, penyegar, bahan kertas/karton, biogas pupuk, bahan kerajinan dan makanan ternak).
Rate this:

Rate This Share this:

Surat elektronik Cetak

Like this: Suka One blogger likes this.

Tentang Newbie Tora


"Orang lain bisa kenapa saya tidak...............!!, Belajar untuk mencapai suatu perubahan yang lebih baik, Karna tak ada yang tak mungkin, Dimana ada kemauan pasti jalan, Trust Me"

Lihat semua tulisan oleh Newbie Tora


Posted on 19 Mei 2012, in Dunia Pertanian and tagged gulma, jenis-jenis gulma, karakteristik gulma,karantina, pengendalian gulma, rumput teki, tanaman pengganggu. Bookmark the permalink. Tinggalkan Sebuah Komentar. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi Perubahan WordPress 2.1 Untuk Android

TINGGALKAN SEBUAH KOMENTAR

KOMENTAR (1)

Tinggalkan Komentar Sahabat

Pencarian untuk: o o o o
Go

TULISAN TERKINI
Memasang Clustrmaps Pada Blog WordPress Cara Memasang Feedjit.com Untuk Blog WordPress Humor ~ Kata-kata Lucu Kocak Membuat Rating Bintang (Vote) Untuk Blog WordPress

o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

Kata-kata Bijak ~ Inspirasi dan Motivasi Memasang Alexa.com Pada Blog WordPress Membuat Jadwal Penerbitan Artikel Pada Blog WordPress Kata-kata Bijakku Hari Ini Membuat Kategori Di Sidebar Pada Blog WordPress Cara Membuat Kontak Pesan Keren Pada Blog WordPress Sekarang Saja Kota Medan Sudah Macet Bagaimana 10 Tahun Kedepan Cara membuat Group Di Facebook Kata-kata Bijak Untuk Kita Semua Cerita dan Harapanku Untuk PLN Cara Mengaktifkan Widget Khusus untuk Blog Baru

PALING BANYAK DICARI


Kata-kata lucu bin kocak banget Kumpulan Kata-kata Lucu & Ngakak Animasi Gerak Kumpulan status facebook bijak Kumpulan kata-kata Lucu Terbaru Di Bulan Puasa Kata-kata gombal yang menyakitkan Cerita kocak bin lucu banget Cara Mudah Membuat Animasi Di Blog Wordpress Part 2 Fakta Unik 100 Film terlaris Sepanjang Masa Penetapan Bulk Density, Porositas Tanah dan Partikel Density Kelebihan dan kelemahan Perbanyakan Tanaman Secara Generatif dan vegetatif Gambar lucu dan unik banget

STATISTIK BLOG
106,104 Kunjungan Orang Keren

ARSIP NEWBIE TORA

o o o o o o o o o o o o o

GABUNG DI FACEBOOK KATEGORI TULISAN


Agama Cinta dan Inspirasi Coretan Ceritaku Dunia Pertanian Fakta Unik dan Menarik Ilmu Tanah kata-kata Bijak Kata-kata Gombal Kata-kata Mutiara Kumpulan Cerita Lucu dan Humor Kumpulan Pantun Tips Bloging dan Internet Tips dan Trik Android

o o o

Tips dan Trik Komputer Tips Kesehatan Umum

BLOG SAHABAT
Newbie Tora Blog Herbet H Onnie S Sandi SE Armymanshurin Bagas ramadhan7 Moo Moo Blogs Yudha Qirana Yisha Ufikmuckraker blogs Akimlinovsisas Blog Blog Rama Naufal Hisyam Blog Degoesdegoedegu JunJunG-CreaTor* Microtech Nusantara Boneka Hantu Bumi Cuek : Fokal Wepe Blogs Berbagi Ilmu IoKanda Blog Rizqyprima Satya Clasfashion Anna Puri Irfan handi Bang Vandawablog

Rahman History Cuma Kata-kata

KUNJUNGI BENER DIBAWAH INI

FOLLOW BLOG VIA EMAIL


Ikuti Melalui Email untuk pemberitahuan dan update terbaru Bergabunglah dengan 97 pengikut lainnya.

Daftar!

Tips Android Tips Blogging Pasang Animasi pada Wordpress KomputerForum Komunitas IT IndonesiaBlogspotku My Facebook My Twitter Umum

Mari Bertukar Link Satistik and Free Back Link Forum Resmi Wordpress Nonton TV Online Maen Game Bliar Online Artikel Pertanian Nama Latin Tumbuhan Ilmu Tanah Ceritaku Kata-kata bijak Kata-kata Bijak 2012 Kata-kata Gombal Kata-kata gombal 2012 humor 2012 Kata-kata Mutiara

Blog pada WordPress.com. Tema: Mystique oleh digitalnature. Ikuti

Follow Newbie Tora


Get every new post delivered to your Inbox.
Bergabunglah dengan 97 pengikut lainnya.
Sign me up

Powered by WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai