Anda di halaman 1dari 1

Rasional..? pandangan stereotipe..? Budaya patriarki..?

Sikap perempuan dalam memimpin masih sangat komunal dan tertutup dibandingkan jika
dipimpin oleh laki-laki. Jadi, pada prinsipnya kepemimpinan perempuan adalah realitas nyata
dan keberhasilannya tidak lepas dari peranan laki-laki
Kontroversi perempuan
1. Pasca reformasi di Indonesia sendiri pernah bu Megawati tetapi kepemimpinan beliau
tidak sampai 1 periode karena posisinya menggantikan bpk Kh Abdurahman wahid
bahkan smpai skrng baru 1 kali kesempatan untuk perempuan mjd pemimpin
2. Cara berfikir Perempuan tidak rasional terhadap kepemimpinan karena yang posisinya
sebagai ibu rumah tangga namun ditambah dengan menjadi pemimpin suatu negara
atuapu yang lainya pasalnya bahwa dalam rumah tangga saja masih kurang maksimal
3. Meskipun salah seorang perempuan terpilih menjadi pemimpin namun apakah
kepemimpinannya akan membawa dampak yang baik? Apakah yang tugasnya
menjadi seorang ibu untuk mendidik anaknya dan mengurus rumah tangganya juga
sudah terselesaikan? Maka yang utama yang mana antara menjadi pemimpin ataukah
tugasnya sebagai seorang istri dan ibu?
4. Perempuan itu mempunyai masa msa menstruasi pada setiap bulan sehingga karena
hal ini terkadang mereka tidak bisa mengontrol emosi maupun tidak bisa berffikir
jernih. (di korea bahwa seorang perempuan itu tidak sejajar dengan laki laki)
5. Jika seorang perempuan dikatakan lebih bisa menghargai. Bagaimana dengan Ibu
puan mematikan mic jelas bahwa seorang perempuan lebih mengedepankan emosi
dan individu padahal RUU CIpta kerja adalah hak semua elemen masyrakata agar dia
bisa ngomong dari pada mendengarkan perkataan orang lain. Dalam podcast boy
bahwa Berjalanya suatu rapat bisa dijalankan karena harus dimatikan mik nya soalnya
kalo gak gitu dia gak bisa ngomong

Anda mungkin juga menyukai