Anda di halaman 1dari 167

PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA BERBASIS

EDUTAINMENT UNTUK MENGEMBANGKAN


KREATIVITAS SISWA (STUDY KASUS di SMP NEGERI 1
WARU SIDOARJO)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama
Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Nur Chamidah

Nim : 201605010016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI
SURABAYA 2020

i
ii

Skripsi

PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA BERBASIS


EDUTAINMENT UNTUK MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS SISWA (STUDY KASUS di SMP NEGERI 1
WARU SIDOARJO)

Oleh:

Nur Chamidah

NIM: 201605010016

Telah Disetujui oleh:

Tanggal: 04 Agustus 2020


ii

Skripsi

PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA BERBASIS


EDUTAINMENT UNTUK MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS SISWA (STUDY KASUS di SMP NEGERI 1
WARU SIDOARJO)

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Nur Chamidah
NIM: 201605010016

Telah dipertahankan di depan Dewan


Penguji Pada Tanggal 11 Agustus 2020
dan dinyatakan memenuhi syarat

.
i

HALAMAN PERSEMBAHAN
Tidak ada suatu halpun yang terjadi secara kebetulan dalam hidup ini.
Dia selalu punya maksud yang indah bagi kita, karena setelah
kesukaran maka ada kemudahan. Usaha tidak akan membohongi
hasil, dan perlu kita ingat bahwasannya ini semua tidak akan berhasil
tanpa campur tanganNya. Jadi, selain ikhtiyar (berusaha) lebih
baiknya kita berdoa yang terbaik, itulah suatu pertanyaan sekaligus
jawaban dari suatu permasalahan.

Salam SUKSES untuk kita semua.

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Yang pertama ku bersykur kepada Allah SWT, untuk Ayahanda


Djupri dan Ibuku Chalimah Al-Rochmani, Kakak-kakak ku dan
seluruh saudaraku yang telah mendukungku selama hidupku dan studi
pendidikanku dan senantiasa mengiringi dengan doa.

Semua sahabatku (Farda, Neng Evi, Fida, Dicky), tim diskusi (Syiam
dan Uswa), teman-teman seperjuangan PAI PAGI 2020 yang banyak
membantuku untuk menyeleaikan skripsi ini.

DIA my best partner yang memberikan semangat dan banyak


membantu dalam penyelesaian skripsi ini, dan seluruh orang terkasih
yang tak bisa saya sebutkan satu persatu yang sudah banyak
membantuku dalam penyelesaian skripsi ini.

Terkhusus Almamater tercinta Universitas Sunan Giri Surabaya


v

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Agama Islam Universitas Sunan Giri Surabaya.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan


dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Bapak H. Sudja`i, S.H., M.H. Selaku Rektor Universitas Sunan Giri Surabaya
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Bapak Azmil Mukarrom, MHI. Selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Sunan Giri Surabaya.
3. Ibu Asma Naily Fauziyah, M.Pd.I Selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam
serta Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan dukungan dalam
penyelesaian skripsi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Bapak Drs. Sugeng Pamudji, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Waru Sidoarjo
5. Bapak, Ibu Guru serta Staf Karyawan SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo yang
telah banyak membantu dalam menyiapkan data yang dibutuhkan.
6. Ibu Nur Heruiskam S.Pd.,M.Pd.selaku Ketua Adiwiyata SMP Negeri 1 Waru
Sidoarjo yang telah membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak – Ibu Staf Fakultas Agama Islam Unsuri Surabaya beserta rekan-rekan
mahasiswa dan pihak lain yang ikut membantu terselesainya penulisan karya
ilmiah ini.

Atas jasa baik dan bantuan yang telah Bapak Ibu berikan, semogalah Allah
SWT melimpahkan balasan tiada terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Akhirnya, penulis menyadari walaupun dengan keterbatasan kemampuan


yang ada, berkat rahmat Allah karya ilmiah ini dapat penulis selesaikan, dan
v

memohon kepada Nya mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis, para


mahasiswa maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Sidoarjo, 04 Agustus 2020

Penulis
v

UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA BERBASIS EDUTAINEMNT
UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA (STUDY KASUS di
SMP NEGERI 1 WARU SIDOARJO)dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 24
Agustus 2020 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak
sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai
hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh
universitas batal saya terima.
v

DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................i
Halaman Persetujuan Pembimbing.................................................................ii
Halaman Pengesahan.........................................................................................iii
Halaman Persembahan......................................................................................iv
Halaman Kata Pengantar..................................................................................v
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis....................................................vii
Halaman Daftar Isi............................................................................................viii
Halaman Daftar Tabel.......................................................................................xi
Halaman Motto...................................................................................................xii
Halaman Abstraksi Skripsi...............................................................................xiii
Bab I. Pendahuluan...........................................................................................1
A. Konteks Penelitian...................................................................................1
B. Fokus Penelitian.......................................................................................5
C. Batasan Masalah.......................................................................................5
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................7
E. Manfaat Penelitian...................................................................................7
F. Sistematika Penulisan...............................................................................8
Bab II. Kajian Pustaka.......................................................................................10
A. Kajian Teori.............................................................................................10
1. Konsep Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment....................10
a. Pengertian Program Adiwiyata....................................................10
b. Prinsip-primsip Dasar Program Adiwiyata.................................12
c. Komponen dan Standart Program Adiwiyata..............................13
d. Keuntungan Mengikuti Program Adiwiyata...............................14
e. Pelaksanaan Program Adiwiyata................................................15
f. Pelaksanaan Program Kerja Adiwiyata.......................................16
g. Manfaat dan Tujuan Program Adiwiyata....................................20
h. Pengertian Edutainment..............................................................21
i. Bentuk dan Penerapan Edutainment...........................................22
j. Pendekatan Pembelajaran Edutainment......................................25
i

2. Konsep Pengembangan Kreativitas.........................................................26


1. Pengertian Pengembangan Kreativitas.........................................26
2. Ciri-Ciri Kreativitas.....................................................................28
3. Bentuk-Bentuk Kreativitas...........................................................29
4. Tahap-Tahap Pengembangan Kreativitas....................................34
5. Faktor Pengembangan Kreativitas..............................................35
6. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas
.....................................................................................................38
B. Review Penelitian Terdahulu..................................................................42
Bab III. Metode Penelitian...................................................................................46
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................46
B. Lokasi Penelitian.......................................................................................47
C. Kehadiran Peneliti.....................................................................................47
D. Sumber Data.............................................................................................48
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................48
F. Teknik Analisis Data.................................................................................51
G. Keabsahan Data.........................................................................................53
Bab IV. Hasil dan Pembahasan Penelitian........................................................56
A. Profil Sekolah............................................................................................56
1. Sejarah SMP Negeri 1 Waru Sidaorjo...............................................56
2. Profil SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo.................................................56
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo......................57
B. Paparan Data.............................................................................................66
1. Paparan Tentang Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainemnt
di SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo.........................................................66
2. Paparan Tentang Pengembangan Kreativita Siswa di SMP Negeri 1
Waru Sidoarjo.....................................................................................75
3. Paparan Tentang Faktor Pendukung dan Pengehambat Penerapan
Program Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan
Kreativitas Siswa di SMP Negeri 1 Waru Sidaorjo............................86
C. Temuan Data.............................................................................................91

1. Temuan Tentang Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainemnt


x

di SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo.........................................................91


2. Temuan Tentang Pengembangan Kreativita Siswa di SMP Negeri 1
Waru Sidoarjo.....................................................................................94
3. Temuan Tentang Faktor Pendukung dan Pengehambat Penerapan
Program Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan
Kreativitas Siswa di SMP Negeri 1 Waru Sidaorjo............................98
D. Analisis Data.............................................................................................101
1. Analisis Tentang Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainemnt
di SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo.........................................................101
2. Analisis Tentang Pengembangan Kreativita Siswa di SMP Negeri 1
Waru Sidoarjo.....................................................................................114
3. Analisis Tentang Faktor Pendukung dan Pengehambat Penerapan
Program Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan
Kreativitas Siswa di SMP Negeri 1 Waru Sidaorjo............................129
Bab V. Penutup..................................................................................................132
A. Kesimpulan 132
B. Saran 134

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


LAMPIRAN.......................................................................................................
x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Profil Pendidik dan Kependidikan SMP Negeri 1 Waru...............62


Tabel 2 Penerapan Program Adiwiyat Berbasis Edutainemnt...................93
Tabel 3 Pengembangan Kreativitas Siswa.................................................97
Tabel 4 Faktor Pendukung dan Penghambat..............................................99
Tabel 5 Triangulasi data dalam penelitian Penerapan Program Adiwiyata
Berbasis Edutainment.................................................................110
Tabel 6 Triangulasi data dalam penelitian Pengembangkan Kreativitas Siswa
....................................................................................................123
x

MOTTO

‫و ما‬
‫صد‬ ُ‫ما م ْنه‬ ‫كان‬ ‫ما من مسِ لٍ م ي غر غرسا‬
‫َقة‬ ‫َله‬ ‫أُكل‬ ّ‫ال‬ ‫س‬
‫رزؤه‬
ُ ‫صد و‬ ‫سرق م ْنهُ صدََقة ما أَ كلَت الط ر َفهو‬
‫َقة ال‬ ‫َله‬ ‫ْي‬ ‫و‬ ‫َله‬
ً‫أَحد ال كان صدََقة‬
‫َله‬

“Tidaklah seorang muslim menanam suatu pohon


melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu sebagai
sedekah baginya, dan apa yang dicuri dari tanaman
tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah
kepunyaan seorang itu dikurangi melainkan menjadi
sedekah baginya.” (HR. Imam Muslim Hadits
x

ABSTRAK

PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA BERBASIS


EDUTAINMNET UNTUK MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS SISWA
Nur Chamidah
NIM : 201605010016
Universitas Sunan Giri Surabaya
2020

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Penerapan program adiwiyata


berbasis Edutaiment untuk mengembangkan kreativitas siswa di SMPN 1 Waru
Sidoarjo. Latar belakang penelitian ini karena dengan penerapan program
adiwiyata bukan hanya mengembangkan kreativitas siswa tetapi juga membantu
siswa untuk peduli dengan lingkungan sekitar khususnya lingkungan sekolah.
terbukti program tersebut banyak memberikan informasi atau wawasan bagi
seluruh peserta didik dan warga SMPN 1 Waru tentang Adiwiyata sendiri,
terutama dalam menjaga lingkungan hidup. Tak hanya membekali tentang
lingkungan hidup sebagai teori tetapi mereka melakukan kegiatan yang
terprogram di sekolah mealalui pembiasaan menjaga lingkungan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan meliputi teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah reduksi data,
display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data
menggunakan ketekunan pengamatan dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan program adiwiyata berbasis
edutainment di SMP Negeri 1 Waru memberikan penerapan berupa program
kerja, strategi penerapan dengan partisipatif, metode penerapan berupa
(penyusunan RPP, kantin sehat, Biopori, Hidroponik, Pasukan Semut,
pemanfaatan air wudhu untuk membudidayakan ikan lele dll). Untuk
pengembangan kreativitas siswa sendiri memeliki lima aspek yang meliputi
Berpikir kreatif, Memecahkan masalah (problem solving), Men ciptakan karya,
strategi pengembangan kreativitas dengan menggunakan metode diskusi dan
inquiry discovery, dan proses pengembangan kreativitas yang memiliki 4 tahap
(preparasi, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi). Faktor pendukung Penerapan
program adiwiyata berbasis Edutaiment untuk mengembangkan kreativitas siswa,
yaitu adanya program kurikulum tentang penerapan program adiwiyata, visi misi
sekolah yang mendukung,lingkungan yang kondusif, dukungan dari orang tua.
Faktor penghambat, yaitu kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan.
Kata Kunci : Program Adiwiyata, Metode Edutainment, Pengembangkan
Kreativitas,Kreativitas
x

ABSTRACT
APPLICATION OF EDUTAINMNET BASED ADIWIYATA
PROGRAMS TO DEVELOP STUDENT CREATIVITY
Nur Chamidah
NIM: 201605010016
Sunan Giri University Surabaya
2020
This study aims to describe the application of the Edutaiment-based Adiwiyata
program to develop student creativity at SMPN 1 Waru Sidoarjo. The background
of this research is because the application of the Adiwiyata program not only
develops students' creativity but also helps students to care about the surrounding
environment, especially the school environment. it is proven that the program
provides a lot of information or insight for all students and residents of SMPN 1
Waru about Adiwiyata himself, especially in protecting the environment. Not only
equip the environment as a theory but they carry out activities that are
programmed in the school through the habit of protecting the environment.
The method used in this research is descriptive qualitative. Data collection
techniques used include interview techniques, observation, and documentation.
Data were analyzed using data reduction steps, data display, and drawing
conclusions. The technique of checking the validity of the data used observation
persistence and technique triangulation.
The results showed that the application of the edutainment-based Adiwiyata
program at SMP Negeri 1 Waru provides application in the form of work
programs, participatory implementation strategies, application methods in the
form of (RPP preparation, healthy canteen, Biopori, Hydroponics, Ant Troops,
utilization of ablution water to cultivate catfish, etc. ). For the development of
creativity students themselves have five aspects which include creative thinking,
problem solving, creating works, creativity development strategies using the
discussion and inquiry discovery method, and the creativity development process
which has 4 stages (preparation, incubation, illumination, and verification).
Supporting factors The application of the Edutaiment-based Adiwiyata program to
develop student creativity, namely the existence of a curriculum program on the
implementation of the Adiwiyata program, a supportive school vision and
mission, a conducive environment, support from parents. Inhibiting factors,
namely the lack of awareness of students in maintaining a clean environment.
Keywords: Adiwiyata Program, Edutainment Method, Creativity Development,
Creativity
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Masalah

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara

Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan

kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program ini

diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju

lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik sekolah untuk

menjadi tempat pembelajaran penyadaran warga sekolah, sehingga kemudian hari

warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya

penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama

program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang ped uli dan

berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah.

Menurut Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan hidup. Dalam Undang-undang tersebut dinyatakan

bahwa setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. sehingga diatur bagaimana setiap orang berperan dalam

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan diwajibkan untuk

memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta mengendalikan

pnecemaran dan kerusakan lngkungan hidup.

1
2

Tidak cukup dengan diadakannya program adiwiyata pada lingkup sekolah

atau madrasah, akan tetapi penerapan program adiwiyata juga perlu didukung

dengan adanya inovasi baru agar siswa lebih giat, antusias, dan kreatif dalam

mengikuti pembelajaran penerapan program adiwiyata tersebut. Inovasi tersebut

yaitu dengan memberikan konsep Edutainment. Konsep edutainment yaitu suatu

rangkaian pendekatan dalam pembelajaran untuk menjembatani jurang yang

memisahkan antara proses belajar, sehingga diharapkan bisa meningkatkan hasil

belajar (Hamruni, 2013).

Konsep edutainment berupaya agar pembelajaran yang terjadi berlangsung

dalam suasana kondusif dan menyenangkan. Sesuai dengan suatu hadits

Rasulullah bersabda: ( Bahreisj : 163 )

‫وس ِّ وَ َل ُتنَِّ ف ُروا‬ ‫ُ ر وَ َل ت ُ ر‬ َّ


‫وسل‬ َ‫صَّلى َّللُ عل‬ ‫قَا ل النَّبِّي‬
‫كُنوا‬ ‫َع وا‬ ‫وا‬ ‫ْيه َم‬ ‫ا‬
‫س‬ ‫س‬

(‫) ومس ==لم البخ ==اري رواه‬


“Mudahkanlah mereka jangan dipersulit, gembirakanlah dan jangat berbuat

sesuatu yang menyebabkan mereka lari menjauhi kamu” (HR. Bukhari).

Hadits tersebut sesuai dengan firman Allah:

‫ر و ُي ِر يد ُ ِب ك ُم ُ ال ْ ع ُ س ْ ر‬ ُ ‫َّلل ُ ِب ك ُ م‬ ‫ُي ِر يد ُ ا‬
‫َل‬ ‫ال ْ ي‬

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran” Q.S

al-Baqarah:185 ( Kementerian Agama RI, 2013 : 50 )

Memberikan kemudahan dan memunculkan suasana gembira merupakan

salah satu prinsip utama dalam pendidikan Islam(Hamruni, 2013:10). Rasulullah


3

banyak memberikan contoh tentang hal ini, misalnya beliau senantiasa

memperhatikan waktu dan kondisi yang tepat dalam menyampaikan

pengajarannya, yakni disesuaikan dengan waktu dan kondisi pembelajar, agar

mereka tidak merasa bosan. Selain itu, beliau juga sangat memperhatikan kondisi

kejiwaan anak- anak dalam mengajarkan mereka. Dengan itu diberikannya konsep

edutainment diharapkan siswa dapat lebih semangat dan kreativ dalam proses

pembelajaran.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

yaitu berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang bertaqwa dan

beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab

(UU R.I, 20 : 2003).

Mencetak anak kreatif ibaratanya melakukan perbuatan yang bertentangan.

Aktivitas “mencetak” mengandung makna peran aktif orang tua dalam

mengarahkan dan membentuk segala prilaku anak. Padahal, menjadi “kreatif”

menuntut kesempatan untuk memilih dan berekspresi secara bebas. Kebebasan

tanpa batas justru bisa menjadi bomerang dan tidak menunjang kreativitas.

Kegiatan pembelajaran juga merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa

terpisahkan dengan pendidikan. Di mana ada pendidikan di situlah terdapat

pembelajaran. Pendidikan akan tercapai apabila kegiatan pembelajaran dapat

berlangsung dengan baik dan maksimal ( Fadhillah. M, 2014 ).


4

Setelah hasil pra research di SMPN 1 Waru Sidoarjo selama 6 Minggu, di

sana saya menemukan suatu permasalahan yang bisa diambil pada sekolahan ini

dan dikatakan unik untuk saya teliti, judul permasalahan diantaranya adalah

Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan

Kreativitas Siswa. Alasan mengapa saya katakan unik karena lembaga ini

menerapkan program adiwiyata berbasis edutainment yang dapat mengembangkan

kreativitas siswa siswi di SMPN 1 Waru Sidoarjo.

Program adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru menjadi

penting dikaji dikarenakan melalui program tersebut banyak memberikan

informasi atau wawasan bagi seluruh siswa dan warga SMPN 1 Waru tentang

Adiwiyata sendiri, terutama dalam menjaga lingkungan hidup. Tak hanya

membekali tentang lingkungan hidup sebagai teori tetapi mereka melakuakan

kegiatan yang terprogram di sekolah mealalui pembiasaan menjaga lingkungan.

Dengan adanya program adiwiyata berbasis edutainment sangatlah berperan

penting dalam hal mengembangkan kreativitas siswa di SMPN 1 Waru Sidoarjo.

Semua rangkaian pembiasaan tersebut semata-mata untuk

mengembangkan kretaivitas peserta siswa yang telah diimpikan oleh kepala

sekolah dan bapak ibu guru yang ada di SMPN 1 Waru, karena dengan penerapan

program adiwiyata bukan hanya meningkatklan kreativitas siswa tetapi juga

membantu siswa untuk peduli dengan lingkungan sekitar khususnya lingkungan

sekolah.
5

Bedasarkan kajian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

penelitian tentang “ Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa (Study Kasus di SMPN 1 Waru

Sidoarjo)”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment di

SMPN 1 Waru Sidoarjo?

2. Bagaimana Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Program Adiwiyata

Berbasis Edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo?

3. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat Penerapan Program

Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas di

SMPN 1 Waru Sidoarjo?

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalah pahaman dan

kekeliruan dalam menginterpretasikan judul ini, yaitu “ Penerapan Program

Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa

(Study Kasus di SMPN 1 Waru Sidoarjo)” serta untuk memberikan kesamaan

persepsi antara penulis dan pembaca dalam memahami proposal ini maka penulis

perlu memberikan batasan operasional proposal ini sebagai berikut:


6

1. Program Adiwiyata berbasis Edutainment

Program adiwiyata salah satu program kementrian lingkungan hidup

dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesdaran warga sekolah

dalam upaya pelestarian lingkungan hidup melalui proses pembelajaran yang

menghibur atau menyenangkan didesain sedemikian rupa, sehingga memuat

pendidikan yang harmonis. Domain yang akan saya munculkan dalam proposal

ini adalah:

a) Penerapan program adiwiyata berbasis edutainment

b) Strategi penerapan program adiwiyata berbasis edutainment

c) Penerapan metode program adiwiyata berbasis edutainment

2. Kreativitas Siswa

Kreativitas merupakan suatu proses atau kemampuan umum siswa dalam

menciptakan sesuatu hal yang baru, kemampuan untuk memebrikan gagasan-

gagasan baru yang dapat pemecahan masalah dan kemampuan untuk melihat

hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

Domain yang akan saya ambil dalam proposal ini adalah:

a) Berpikir kreatif

b) Memecahkan masalah (problem solving)

c) Menciptakan karya

d) Strategi pengembangan kreativitas

e) Proses pengembangan kreativitas

.
7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment di

SMPN 1 Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui Kreativitas Siswa Melalui Program Adiwiyata Berbasis

Edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Penerapan Program

adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas

Siswa di SMPN 1 Waru Sidoarjo

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat antara lain :

a. Secara teoritis, penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan

peneliti khususnya tentang Penerapan Program Adiwiyata Berbasis

Edutainment Untuk Menigembangkan Kreativitas Siswa.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

kepada pihak-pihak tertentu, antara lain :

1) Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan

Penanaman Program Adiwiyata Berbasis Edutainment.

2) Bagi kepala sekolah SMPN 1 Waru Sidoarjo sebagai bahan

masukan bagi instansi pendidikan terkait khususnya bagi SMPN 1

Waru Sidoarjo.

3) Bagi siswa, diharapkan dapat lebih mengembangkan Kreativatas

melalui Program Adiwiyata Berbasis Edutainment.


8

F. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan skripsi ini, maka

penulis membagi menjadi lima bab yang susunan operasionalnya berdasarkan

sistematika pembahasan sebagai berikut:

Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang konteks penelitian, fokus

masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menerangkan tentang penerpan program adiwiyata berbasis

edutainemnt untuk mengembangkan kreativitas siswa serta review hasil

penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menulis tentang metode penelitian yang terdiri dari Jenis

Penelitian dan Pendekatan, Kehadiran Peneliti, Data dan Sumber Data,

Prosedur Pengumpulan/ Perekaman Data, Teknik Analisa Data, Pengecekan

Keabsahan Temuan.

BAB IV : Hasil Dan Pembahasan Penelitian

Pada bab ini merupakan pemaparan tentang penelitian meliputi Profil SMP

Negeri 1 Waru, hasil wawancara dengan ketua pelaksana adiwiyata, guru,


9

siswa dan tentang kajian empiris yang berupa laporan hasil penelitian yaitu

penyajian data dan analisis data yang berkaitan dengan Penerapan Program

Adiwiyata Berbasis Edutainemnt Untuk Mnegembangkan kreativitas Siswa

(Study Kasus di SMP Negeri 1 Waru Sidaorjo)

BAB V : PENUTUP

Merupakan kesimpulan dan saran-saran dari peneliti guna mengembangkan

konsep Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainemnt Untuk

Mnegembangkan kreativitas Siswa (Study Kasus di SMP Negeri 1 Waru

Sidaorjo)
1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

a. Pengertian Program Adiwiyata

Kata adiwiyata berasal dari 2 (dua) kata “Adi” dan “Wiyata”. Adi

memiliki makna besar, agung, baik, ideal dan sempurna. Wiyata

memiliki makna dimana seorang mendapat ilmu pengetahuan, norma,

dan etika dalam berkehidupan sosial. Jika secara keseluruhan

“Adiwiyata” mempunyai pengertian tempat yang baik dan ideal dimana

dapat diperoleh secara ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika

yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan

hidup kita menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan

(Kemenag LH dan Kemdikbud, 2012 : 3)

Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bermula di IKIP

Jakarta tahun 1975. Selanjutnya pada tahun 1997, Garis-garis besar

program pengajaran lingkungan hidup dirintis dan kemudian

dikoordinasikan pada tahun 1979-2010 di bawah Kementerian Negara

Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup yang direalisasikan

dengan pembentukan 101 Pusat Studi Lingkungan di berbagai perguruan

tinggi negeri dan swasta untuk pengembangan analisis dampak


1

lingkungan. Berdasarkan Undang-undang yang mengatur program

Adiwiyata adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

02 Tahun 2009 tentang pedoman pelaksanaan program adiwiyata pasal 1

ayat 2, yang dimaksut Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal

sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai

norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya

kesejahteraan hidup kita menuju kepada cita-cita pembangunan

berkelanjutan. Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja

berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan

Hidup dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan

hidup (UUD Kemeneg LH : 2009).

Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup

nasional yang dikelola oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup

dalam rangka mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup

Permendiknas. ( Kemeneg LH dan Kebudayaan, 2013). Program

Adiwiyata terbukti menciptakan sekolah nyaman, aman dan harmonis,

khususnya untuk kebutuhan belajar peserta didik. secara otodidak peserta

didik perlahan menjadi generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan,

sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya disekitar sekolah

terdidik melek terhadap perkembangan otonomi ekonomi sosial, dan

lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan (Hidayah,

Nihayatul dkk, 2017 : 99).


1

Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan Program Adiwiyata

adalah program kerja berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementrian

Negara Lingkungan Hidup yang dalam program ini diharapkan setiap

warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan

yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

b. Prinsip-primsip Dasar Program Adiwiyata

Adiwiyata diterapkan dalam dunia pendidikan dikarenakan dalam

dunia pendidikan lebih mudah untuk menerapkan segala ilmu

pengetahuan dan berbagai norma serta etika untuk mencapai cita-cita

pembangunan berkelanjutan. Menurut Buku Panduan Adiwiyata

pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar

sebagai berikut:

1) Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah

yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.

2) Berkelanjutan: seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan

terus menerus secara komprehensif (Kemenag LH dan Kemdikbud,

2012 : 3 ).

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya

lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang

mendukung dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh

semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar program


1

adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan

sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan sekolah peduli lingkungan

tersebut adalah:

1) Visi dan misi sekolah yang pe duli dan berbudaya lingkungan

2) Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan

lingkungan hidup

3) Kebijakan peningkatan SDM (tenaga kependidikan dan non

kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup

4) Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam

5) Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah

yang bersih dan sehat

6) Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi

kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup (Kemenag

LH, 2011: 5)

c. Komponen dan Standart Program Adiwiyata

Didalam pelaksanaan program adiwiyata terdapat pula

komponen-komponen sekolah Adiwiyata yang terdiri dari:

1) Kebijakan berwawasan lingkungan, dengan standart sebagai berikut:

a) Mengikutsertakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup (PPLH) di dalam kurikulum sekolah.

b) Mencantumkan program PPLH di dalam Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah (RKAS).


1

c) Pelaksanaan Kurikulum berbasis limgkungan, dengan standart

sebagai berikut:

d) Tenaga didik memiliki kompetensi dalam mengembangkan

kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.

e) Murid melakukan kegiatan pembelajaran mengenai PPLH.

2) Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dengan standart sebagai

berikut:

a) Warga sekolah melaksanakan kegiatan PPLH yang terencana.

b) Menjalin kemitraan dalam kegiatan berkonsep PPLH dengan

berbagai pihak (masyarakat, pemerintahan, swasta, media, dan

sekolah lain).

c) Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan, dengan

standart sebagai berikut:

d) Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang ramah

lingkungan.

e) Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah

lingkungan di sekolah. (Drs. Endang Haris dkk. 2018: 7).

d. Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata

1) Mendukung pencapaian standart kompetensi/komoetensi dasar dan

standart kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menegah.

2) Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional melalui

pengehematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya

dan energi.
1

3) Menciptakan kebersamaan warga madrasah dan kondusif belajar

mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.

4) Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan

pengelolaan lingkungan hidup yang baik danbenar bagi warga

madrasah dan masyarakat sekitar.

5) Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

melalui kegiatan pengendala pencemaran, pengendalian kerusakan

dan pelestarian fungsi lingkungan di madrasah (Hidayah, Nihayatul

dkk, 2017: 99).

e. Pelaksanaan Program Adiwiyata

Pelaksanaan program Adiwiyata terdiri dari tim nasional,

propinsi, kabupaten/kota juga di sekolah. Unsur dari masing-masing tim

yaitu sebagai berikut:

1. Tim Nasional

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Kementrian

Lingkungan Hidup (Koordinator), Kementerian Pendidikan Nasional,

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, LSM pendidikan

lingkungan, perguruan tinggi, media serta swasta. Tim tingkat

Nasioanl ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup.
1

2. Tim Propinsi

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Badan Lingkungan

Hidup Propinsi (Koordinator), Dinas Pendidikan, Kanwil Agama,

LSm pendidikan lingkungan, media massa, perguruan tinggi serta

swasts. Tim propinsi ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur.

3. Tim Kabupaten/Kota

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Badan Lingkungan

Kabupaten/Kota (Koordinator), Dinas Pendidikan, Kantor Agama,

LSM Pendidikan Lingkungan, media perguruan tinggi, swasta,

sekolah ADIWIYATA mandiri. Tim kabupaten ditetapkan melalui

Surat Keputusan Bupati/Walikota.

4. Tim Sekolah

Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: guru, iswa dan

komite sekolah. Tim sekolah ditetapkan melalui SK Kepala Sekolah

(Kemenag LH dan Kemdikbud, 2012 : 5-6 ).

f. Program Kerja Adiwiyata

Perencanaan dan penyusunan program kerja adiwiyata dibuat oleh

Tim Sekolah Adiwiyata yang bertanggung jawab atas tugas dan

kewenangan yang diberikan oleh kepala sekolah. Tugas dan kewenangan

tersebut mencakup mengidentifikasi, mengkaji, dan menganalisis kondisi


1

sekolah berdasarkan fakta yang objektif dan rasional untuk

mengembangkan sekolah adiwiyata. Dalam merencanakan program kerja

adiwiyata, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan tim sekolah

adiwiyata, yaitu:

a) Perencanaan Program Kerja

Dalam proses penyusunan program kerja, Tim Sekolah

Adiwiyata dan semua pihak yang terkait perlu memerhatikan berbagai

hal agar keberlangsungan program kerja dapat terjaga mulai dari tahap

perencanaan hingga tahap praktik. Ada beberapa aspek yang harus

dipertimbangkan dalam penyusunan program kerja.

1) Kondisi lingkungan sekolah , terdiri dari ketersediaan SDM dan

keadaan fisik sekolah.

2) Sasaran pencapaian program.

3) Kebijakan kepala sekolah, terdiri dari visi, misi dan aturan

kebijakan berbasis lingkungan.

4) Fleksibilitas dan pemahaman kerja yang bersinergi antarseksi

bidang kegiatan sekolah adiwiyata.

5) Berbagai pihak yang dilibatkan dalam penyusunan program ,

terjadi dari guru, murid, staf, dan persatuan orang tua dan guru

(POMG)
1

b) Identifikasi Program Kerja

Dari banyak seksi bidang kegiatan dalam merencanakan

program sekolah adiwiyata, sebaiknya tim sekolah adiwiyata terlebih

dulu mengidentifikasi tahapan berdasarkan pada bidang kegiatan, jenis

kegiatan, dan bentuk kegiatan.

1) Bidang kegiatan, disesuaikan dengan pembagian tim kerja.

2) Jenis kegiatan, disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab tim.

3) Bentuk kegiatan, disesuaikan dengan jenis kegiatan.

c) Langkah Penyusunan Rencana Program

Tahap yang harus dilakukan oleh tim bidang kegiatan sekolah

adiwiyata dalam penyusunan rencana program adalah:

1) Menetapkan sasaran dan target pencapaian

2) Mengumpulkan dan mengidentifikasi data dan target pencapaian

3) Mengkaji dan menganalisis permasalahan lingkungan yang terjadi

di sekolah dan lingkungan sekitar.

4) Mengidentifikasi potensi dan kekurangan sumber daya yang ada di

sekolah dan sekitarnya

5) Menyusun rencan program dengan mempertimbangkan waktu,

dana, pelaksanaan, an lain-lain.

d) Penetapan Jadwal Pelaksanaan Program

1) Penetapan priorotas
1

2) Keterlambatan penanggung jawab, pelaksana, dan berbagai pihak

yang ikut serta yang ikut serta dalam setiap kegiatan.

3) Sumber daya pendukung dan alokasi dana

4) Rincian kegiatan

5) Waktu dan durasi waktu pelaksanaan kegiatan, dan

6) Sistem pengawasan kegiatan dan evaluasi program

e) Unit Kegiatan Siswa

Unit kegiatan siswa merupakan salah satu komponen yang

sangat berperan menunjang keberhasilan sekolah adiwiyata.

Penerapan fungsi manajemen dalam unit kegiatan murid

dikembangkan berdasarkan prinsip dasar, yaitu:

1) Melibatkan peserta didik pengambilan keputusan sehubungan

kegiatan PPLH di sekolah dan lingkungan sekitarnya.

2) Sekolah mendorong, mengarah, dan berbasis lingkungan dengan

memperhatikan kondisi fisik, kemampuan intelektual kemampuan

sosial ekonomi, minat, bakat, dan ;ain-lain sehingga tiap peserta

didik memiliki wahana perkembangan optimal.

3) Kegiatan pembelajaran membangun gairah belajar dan memotivasi

murid dalam membangun wawasan, sikap, dan kepedulian menjaga

dan memelihara lingkungan

Kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan

dapat mengambangkan kompetensi murid dengan tujuan agar unit


2

kegiatan tersebut dapat berdampak positif terhadap pemeliharaan

lingkungan sekolah dan sekitarnya. (Drs. Endang Haris dkk. 2018: 21-

23)

g. Manfaat dan Tujuan Program Adiwiyata

Menurut Ilyas, Assad, 2011 sekolah adiwiyata memliki manfaat

yang sangat besar dan luas. Berikut ini berbagai manfaat sekolah

adiwiyata:

1) Mendukung pencapaian standar kompetensi dasar dan kompetensi

lulusan pendidikan dasarbdan menegah

2) Meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui

pengehmatan dan pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan

energi

3) Menciptakan kondisi belajar-mengajar yang nyaman dan kondusif

bagi warga sekolah

4) menjadikan tempat pembelajaran nilai-nilai PLH yang baik dan benar

bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar

5) Meningkatkan upaya berkonsep PLH melalui kegiatan pengendalian

pencemaran dan pengendalian kerusakan lingkungan serta melalui

kegiatan pelestarian fungsi lingkungan sekolah. (Endang Haris dkk,

2018 : 9)
2

h. Pengertian Edutainment

Edutainment berasal dari kata education dan entertainment.

Education berarti pendidikan, entertainment berarti hiburan. Jadi, dari

segi bahasa, edutainment adalah pendidikan yang menghibur atau

menyenangkan. Sementara itu, dari segi terminologi, edutainment adalah

suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga

muatan pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis

untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. (Moh. Sholeh

Hamid, 2014: 17).

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa edutainment

merupakan suatu kegiatan pembelajaran di mana dalam pelaksanaannya

lebih mengedepankan kesenangan dan kebahagiaan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, belajar dilakukan

dengan cara menyenangkan, bukan sebaliknya membosankan dan dalam

kondisi tertekan (M. Fadhillah, 2014: 3).

Edutainment merupakan upaya untuk mengajarkan satu atau lebih

mata pelajaran khusus atau berupaya mengubah perilaku dengan

melahirkaan perilaku-perilaku sosiokultural tertentu. Salah satu ciri

keberhasilan edutainment adalah adanya fakta bahwa pembelajaran itu

menyenangkan dan guru dapat mendidik dengan suatu cara yang

menyenangkan(Moh. Sholeh Hamid, 2014: 18). Adapun menurut

Hamruni Edutainment adalah proses pembelajaran yanng didesain


2

dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara

harmonis (Hamruni, 2008: 125).

Jadi dapat disimpulkan bahwa Edutainment merupakan metode

yang memadukan pendidikan dengan muatan hiburan dan didesain untuk

mendidik dan menhibur siswa agar tidak bosan dalam proses

pembelajaran berlangsung agar mencapai tujuan pembelajaran.

i. Bentuk dan Penerapan Edutaintment

Edutainment pada dasarnya dapat diterapkan dalam pola

pendidikan apa saja dan menjelma dalam berbagai model seperti

Humanizing the classroom, active learning, the accelerated learning,

quantum learning, dan quantum teaching. Adapun konsep dasar dari

masing-masing metode ini yaitu:

1. Humanizing The Classroom

Humanizing artinya memanusiakan, sedangkan the classroom

berarti ruang kelas. Jadi Hmanizing The Classroom secara harfiah

bermakna memanusiakan ruang kelas. Yang dimaksut disini adalah

bahwa proses pembeajaran guru hendaknya memperlakukan siswanya

sesuai dengan dengan kondisi dan karakteristik mereka msing-masing.

Sementara ruang kelas berfungsi sebagai ruang pembelajaran,

sehingga dimana pembelaja ran berlangsung baik di dalam, luar,

maupun di dalam alam bebas, pembelajaran masih bisa tetap

berlangsung.
2

2. Active Learning (Pemebelajaran Aktif)

Active berarti aktif sedangkan Learning adalah pembelajaran.

Jadi, Active Learning adalah pembelajaran aktif. Belajar aktif adalah

segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan para siswa berperan

secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk

interaksi antarsiswa dengan pengajar. Dapat disimpulakna belajar

membutuhkan keterlibatan dan tindakan sekaligus pada saat kegiatan

belajar itu aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan belajar.

Mereka menggunakan otak-otak mereka, mempelajari gagasan-

gagasan, memecah berbagai masalah dan menerapkan apa saja mereka

pelajari.

3. The Accelerated Learning

Accelerated artinya dipercepat, sedangkan Learning berarti

pembelajaran. Jadi, Accelerated Learning adalah pembelajaran yang

dipercepat. Dalam Artian Accelerated Learning cara belajar cepat dan

alamiah, yang merupakan gerakan modern yang mendobrak cara

belajar dalam pendidikan dan pelatihan yang terstruktur. Konsep dasar

dari pembelajaran ini adalah pembelajaran berlangsung secara cepat,

menyenangkan, dan memuaskan.

4. Quantum Learning

Menurut Bobby DePorter dan Mike Henacki, 2000: 16 kata

quantum sebenarnya merupakan istilahyang dipinjam dari istilah


2

fisika yang berarti paket energi yang dipancarkan oleh benda panas.

Dengan kata lain, quantum didefinisikan sebagai interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya. Sebab, pada hakikatnya semua

kediupan adalah energi.

Jadi, quantum learning yaitu cara pengubahan berbagai

macam-macam interaksi, hubungan dan inspirasi yang ada di dalam

dan sekitar momen belajar.

5. Quantum Teaching

Quantum Teaching adalah interaksi yang mengubah energi

menjadi cahaya, yang mencakup beberapa hal, seperti pengubahan

bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar proses

belajar, menguraiaka cara-cara baru yang memudahkan proses belajar

melalui perpaduan unsur-unsur seni dan pencapaian-pencapaian

terarah, serta fokus pada hubungan yang dinamis di dalam kelas. Jadi,

quantum learning berusaha mengubah suasana belajar yang monoton

dan membosankan ke dalam suasana belajar yang meriahndan

gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis dan emosi (Moh.

Sholeh Hamid, 2014: 37-98).

Secara keseluruhan, konsep dasar Edutainment adalah bahwa

pembelajaran berlangsung menyenangkan, mengasyikkan dan cepat,

serta hasilnya memuaskan dan mengagumkan. Hal inilah yang

menjadikan alasan mengapa belajar menggunakan “Edutainment” itu


2

amat penting, dikarenakan ketika anak belajar dalam situasi atau

kondisi yang menyenangkan (belajar melalui bermain) maka mereka

bisa belajar dengan sebenar-benarnya belajar.

j. Pendekatan pembelajaran edutainment

Dalam metode pembelajaran Edutainment, terdapat beberapa

pendekatan belajar yaitu Somatik, Auditori, Visual dan Intelektual atau

lebih dikenal dengan istilah SAVI. Ke empat cara belajar ini harus ada

agar berlangsung optimal. Karena unsur-unsur ini semuanya terpadu,

belajar yang paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan

secara simultan. Adapun dalam pengelolaan dengan menggunakan cara

belajar SAVI ini, yaitu:

1. Somatic dimaksutkan sebagai learning by moving and doing (belajar

dengan bergerak dan berbuat).

2. Auditory yaitu sebagai learning by talking and bearing (belajar

dengan berbicara dan mendnegarkan).

3. Visual yaitu sebagai learning by observing and picturing (belajar

dengan pemecahan maslah dan melakuakn refleksi)

4. Intellectual yaitu sebagai learning by problem solving (belajar dengan

pemecahan masalah dan melakukan refleksi (Moh. Sholeh Hamid,

2014: 60).

Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal jika

keempat unsut SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Kita tahu
2

bahwa peserta didik dalam satu kelas memiliki kecenderungan tipe

belajar yang berbeda-beda seperti yang telah djelaskan sebelumnya. Ada

peserta didik didik yang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan

presentasi (V), tetapi mungkin dapat belajar jauh lebih banyak dengan

melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlansgung (S),

membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dan memikirkan

cara menerapkan informasi (I). Dengan berbekal pemahaman tersebut,

guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif karena peserta

didik dapat belajar sesuai dengan karakter dan kebutuhan mereka. (Erwin

Widiasworo, 2018: 64)

Untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar, pengaturan

tanaman dan tumbuh-tumbuhan juga sangat penting. Disadari atau tidak,

tanaman dan tumbuh-tumbuhan memberikan manfaat yang penting bagi

terlaksungnya proses pembelajaran di dalam kelas. Pengaturan tanaman

dan tumbuha-tumbuhan di lingkungan sekolah atau di lingkungan kelas

harus direncanakan dan diwujudkan sedemikian rupa agar suasana

nelajar mengajar bisa berlangung dengan nyaman dan sejuk. (Sholeh

Hamid, 2014 : 147)

2. Konsep Pengembangan Kreativitas

a. Pengertian Pengembangan Kreativitas

Semiawan (1997) mengemukakan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam

pemecahan masalah. Sedangkan menurut James J. Gallagher (1985)


2

mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by which an

individual crreates new idea or products, or recombines exisiting ideas

and product, in fashion taht is novel to him or her” (kreativitas

merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan

ataupun produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada

akhirnya akan melekat pada dirinya).

Menurut Munandar kreativitas adalah proses merasakan dan

mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan

masalah, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian

mengubah dan mengujinya lagi dan akhirnya menyampaikan hasilnya.

(dalam Ngalimun dan Fadillah dkk, 2013:96)

“Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa


kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan
gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang
imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan
diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan
suatu masalah.” (Yeni Rahmawati dan Euis Kurniatai, 2011: 14).

Dapat ditarik kesimpulan dari beberapa teori yang diatas

kreativitas yaitu suatu proses yang melahirkan gagasan, komposisi,

proses, produk yang berbeda dan sebelumnya tidak dikenal

pembuatannya.

Kreatif bukan merupakan suatu sifat atau sikap yang statis, atau

tidak dapat kita rubah, tetapi dapat berkembang. Seperti halnya dalam

pendidikan, bahwa setiap manusia dalam hidupnya butuh belajar, dengan

melakukan atau mengalaminya.bahkan belajar tersebut dapat dilakukan


2

seumur hidupnya. Oleh karena itu, kemampuan kreatif juga

membutuhkan suatu usaha untuk dapat mengembangkannya dalam diri

kita masing-masing. (Soesilo, 2014:85)

b. Ciri Kreativitas

Salah satu aspek dalam keberhasilan meningkatkan kreativita

yaitu dengan mengetahui ciri-cirinya. Menurut Supriyadi (1994)

menatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dau

kategori, kognitif, dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya:

1. Orisinalitas yaitu kemampuan untuk menelorkan ide, gagasan,

pemecahan, cara kerja yang tak lazim (meski tak selalu baik), yang

jarang bahkan “mengejutkan”.

2. Fleksibilitas yaitu kemampuan untuk secara spontan menganti cara

memandang, pendekatan, kerja tak jalan.

3. Kelancaran yaitu kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan

gagasan, mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai

hal serta mencari banyak kemungkinan alternatif jawaban dan

penyelesaian masalah.

4. Elaborasi yaitu kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan

suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci

suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih

baik tetapi menjadi lebih menarik (Yeni Rahmawati dan Euis

Kurniatai, 2011: 15).


2

c. Bentuk-Bentuk Kreativitas

1. Kemampuan Berfikir Kreatif

Secara umum kreatif merupakan sikap yang dimiliki seseorang

dalam menciptakan daya cipta. Chaplin menyatakan bahwa kreatifitas

berkenaan dengan atau upaya memfungsikan kemampuan mental

produktif dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah, atau

upaya pengembangan bentuk-bentuk artistik dan mekanis biasanya

dengan maksud agar orang mampu menggunakan informasi yang

tidak berasal dari pengalaman atau proses belajar secara langsung,

akan tetapi berasal dari perluasan konseptual dari sumber-sumber

informasi tadi. (Danny Soesilo, 2014: 15-16)

Individu yang kreatif adalah individu yang memiliki

kemampuan yang sangat luar biasa dalam mengadaptasi berbagai

macam situasi dan melakukan berbagai aktifitas untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. (Ngalimun dkk, 2013: 104)

Gary K Himes mengutip dari Timpe yang mengemukaan

bahwa ada 5 sifat khas orang kreatif, yaitu:

a) Sensitif dengan lingkungan, dengan ciri-ciri:

1. mampu melihat segala sesuatu

2. Gemar memperhatikan masalah-masalah atau bidang-bidang

kebutuhan.

3. Cepat menyadari keadaan-keadaan yang menjanjikan.

4. Gemar melakukan pengamatan secara tajam dan rinci.


3

b) Fleksibel, ingin tau, terbuka dan selektif dengan ciri-ciri:

1. Mampu melakukan penyesuaian dengan setiap perkembangan

serta perubahan yang terjadi begitu cepat.

2. Mampu memecah-mecah setiap persoalan dengan cara yang

unik.

3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatu.

c) Penilaian bebas, dengan ciri-ciri:

1. Memiliki keinginan untuk melakukan/menghasilkan sesuatu

yang lain dari yang lain.

2. Berani menyimpang dari praktek-praktek masa lampau

meskipun mengandung resiko dan menghadapi tekanan dari

pihak lain.

3. Melihat kesalahn/kegagalan sebagai keadaan darimana gagasan-

gagasan yang lebih kemungkinan bisa muncul.

d) Toleransi terhadap kesamaran, dengan ciri-ciri:

Mentolelir ketidakpastian, kerumitan dan ketidakteraturan

karena menyadari bahwa keadaan atau situasi seperti ini bisa

mendatangkan jawaban yang diinginkan.

e) Fleksibel mental, dengan ciri-ciri:

1. Memperhatikan mobilitas kerja yang tinggi ketika data dan

gagasan yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan

diatur kembali, dimodifikasi.


3

2. Menghentikan suatu pekerjaan jika tidak terjadi perubahan yang

diharapkan (berani gagal). (Danny Soesilo. 2014 : 32-33)

Ada 4 langkah yang dilalui dalam berpikir kreatif seperti

yang dikemukakan oleh Wallas dan Petrick yaitu (Hamalik, 2014:

146-147):

a. Preparasi (persiapan): terdiri atas perbuatan menelaah,

mempertanyakan, mengalami dan menyerap informasi yang

akan mengisi kekosongan-kekosongan yang diamati oleh

individu. Persiapan ini membutuhkan waktu karena kreativitas

membutuhkan kombinasi baru, hubungan-hubungan baru,

pengerjaan baru secara teliti, dan penerapan baru.

b. Inkubasi: Individu yang kreatif bebas dari tekanan pengumpulan

fakta dan pengolahan informasi. ia menunggu idenya menjadi

matang. Proses inkubasi ini meliputi:

1) waktu untuk beristirahat dan menghilangkan ketegangan.

2) waktu utnuk mengasimilasikan ide-ide ke dalam proses

berfikir

3) waktu untuk menyusun kembali informasi ke dalam urutan-

urutan

4) waktu untuk masuknya berbagai ide ke dalam pusat pikiran.

c. Iluminasi: Tahap dimana waktu dipusatkan untuk penelitian,

studi, dan inkunasi sehingga terjadi konsepsi yang jelas untuk


3

memecahkan masalah. Pada saat ini dicapai pemahaman yang

jelas tentang masalah yang dihadapi.

d. Verifikasi/ Revisi: Verifikasi berupa pemikiran kembali untuk

memperbaiki pemecahan yang telah dilakukan.

2. Kemampuan Memecahkan Masalah (Problem Solving)

Salah satu untuk mengembangan kemampuan peserta didik

dalam memecahkan masalah adalah melalui penyediaan pengalaman

pemecahan masalah yang memerlukan strategi yang berbeda-beda dari

suatu masalah ke masalah lainnya. Pembelajaran pemecahan masalah

tidak sama dengan pembelajaran soal-soal yang telah diselesaikan

(solved problems). Dalam pemecahan masalah ini melibatkan

aktivitas peserta didik dan juga kreativitas mereka dalam proses

pembelajaran. (Irfan Taufan dan Syarif, 2018: 27)

Menurut pendapat Meer dan Stein menyatakan bahwa

kreatifitas adalah proses yang mengandung pengetahuan terperinci

tentang bidang dan pengetahuan asa yang terkandung didalamnya,

meletakkan hipotesa, menguji hipotesa-hipotesa ini dan

menyampaikan hasilnya kepada orang lain. Diperkuat oleh Terrance

kreativitas adalah proses yang mengandung kepekaan terhadap

masalah-masalah dan kesenjangan-kesenjangan di bidang tertentu,

kemudian membentuk beberapa fikiran atau hipotesa untuk

menyelesaikam masalah ini, menguji keshalihan hipotesis-hipotesis

ini dan menyampaikan kepada orang lain. (Hasan, 1991: 176)


3

Hal diatas menunjukan bahwa proses kreativitas tidak jauh dari

kemampuan memecahkan masalah atau problem solving.

Memecahkan masalah atau problem solving bukan sekedar

kemampuan menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu saja.

Problem Solving adalah sebuah mindset yang membawa seseorang

berfikir positif untuk mencari jalan keluar dari permasalahan.

3. Kemampuan Menciptakan Karya

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu gagasan baru maupun karya nyata baru atau

kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga realatif berbeda

dengan yang telah ada sebelumnya, baik dalam ciri-ciri optitude

maupun non aptitude.

Mengenai penemuan bersifat baru dikemukakan oleh Michael

A. West, yang menyatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan

pengetahuan berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk

menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik. (Danny Soesilo, 2014: 17)

Perlu dipahami bahwa produk hasil kreativitas tidak hanya terbatas

dalam bentuk benda atau barang. tetapi biasa berwujud gagasan,

manajerial, atau organisasi. Menurut Stein (dalam Basuki, 2010),

produk baru dapat disebut dengan karya kreatif jika

mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu

tertentu. Namun pandangan Stein tersebut berbeda dengan pandangan

ahli lainnya, kreativitas yang terpenting suatu karya kreatif bukan


3

bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri. (Danny

Soesilo, 2014: 18)

Menurut Munandar, 1999 : 93, kreativitas adalah proses

merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dan menguji

dugaan tentang kekurangan masalah, menilai dan menguji dugaan atau

hipotesis kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya

menyampaikan hasilnya. (Ngalimun dkk, 2013 : 96)

d. Tahap-tahap Perkembangan Kreativitas

Menurut Munandar (2012: 39-40) teori Wallas yang

dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya “The Art of Thought”

Piirto, yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap,

yaitu: (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, (4) verifikasi.

“Tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk


memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban,
bertanya kepada orang lain, dan sebagainya. Persiapan juga terdiri atas
perbuatan menelaah, mempertanyakan, mengalami dan menyerap
informasi yang akan mengisi kekosongan-kekosongan yang diamati
oleh individu. Persiapan ini membutuhkan waktu karena kreativitas
membutuhkan kombinasi baru, hubungan-hubungan baru, pengerjaan
baru secara teliti, dan penerapan baru.” (Hamalik, 2014: 146)

Tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data /

informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi adalah tahap dimana

individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah

tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar

tetapi “mengeramnya” dalam alam pra sadar. Individu yang kreatif


3

bebas dari tekanan pengumpulan fakta dan pengolahan informasi. ia

menunggu idenya menjadi matang.

Tahap iluminasi adalah tahap timbulnya “insight” atau “Aba-

Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-

proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi

atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau evaluasi adalah tahap dimana

ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Di sini

diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan kata lain, proses

divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi

(pemikiran kritis).

Menurut Kurikulum Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia


Dini “terdapat tahap perkembangan kreativitas yang tertuang dalam
indikator dari aspek fisik motorik halus:
a) Mewarnai bentuk gambar sederhana dengan rapi
b) Menggambar orang dengan lengkap dan proporsional
c) Membuat gambar dengan tehnik mozaik dengan memakai
berbagaibentuk
d) Membuat bentuk dari media plastisin, lempung, dll “(Depdiknas,
2004).

Dapat disimpulkan dari Beberapa pendapat di atas bahwa

pengembangan kreaivitas anak memiliki proses yang sesuai dengan

tingkat kematangan atau perkembangan kemampuan anak usia dini.

e. Faktor Pengembangan Kreativitas

Berkaitan dengan pengembangan kreativitas, menurut David

(1973) menyatakan bahwa terdapat 3 faktor yang perlu diperhatikan

dalam pengembangan kreativitas yaitu :


3

a) Sikap Individu

Sikap individu ini mencakup tujuan untuk menemukan

gagasan-gagasan serta produk-produk dan pemecahan baru.

Pengembangan sikap individu ini dapat dilakukan dengan

memperhatikan:

a. Perhatian khusus bagi pengembangan kepercayaan diri anak

Kepercayaan diri sebagai sumber perasaan aman dalam diri

anak. Jika anak-anak telah memiliki kepercayaan diri yang tinggi

maka akan mendukung pada keberhasilan setiap kegiatan yang

dilakukannya. Yang perlu diperhatikan oleh para pendidik terhadap

peserta didiknya adalah :

1) Membantu kesadaran diri yang positif pada peserta didik bahwa

ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

2) Menanamkan rasa percaya diri pada peserta didik sedini

mungkin agar pengembangan gagasan, produk serta pemecahan

baru dapat terwujud.

b. Membangkitkan rasa ingin tahu anak

Rasa ingin tahu merupakan kapasitas untuk menemukan

masalah-masalah teknis serta usaha untuk memecahkannya melalui

beragam metode pembelajaran yang bersifat mengaktifkan peserta

didik.

b) Kamampuan Dasar
3

Upaya pengembangan kreatif pada peserta didik dapat

dilakukan melalui pemanfaatan dan pelatihan kemampuan dasar yang

telah dimiliki. Menurut Osborn (1963) ada beberapa tahap yang perlu

dilatihkan secara sistematis, dengan menghadapkan diri anak pada

suatu permasalahan (Problem Solving), sebagai berikut:

a. Memikirkan seluruh tahap dari masalah

b. Memilih bagian masalah yang perlu dipecahkan

c. Memikirkan informasi yang kiranya dapat membantu.

d. Memilih sumber-sumber data yang paling memungkinkan.

e. Memikirkan segala kemungkinan pemecahan masalah.

f. Memilih gagasan-gagasan yang paling memungkinkan bagi

pemecahan.

g. Memikirkan segala kemungkinan cara pengujian.

h. Memilih cara yang paling dapat dipercaya untuk menguji

i. Membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi

j. Mengambil keputusan.

c) Teknik Pengembangan Kreativitas

Setiap pendidik hendaknya memahami bagaimana dapat

mengembangkan kreativitas peserta didiknya. Sebaiknya setiap

pendidik menggunakan suatu metode pembelajaran yang

mengakomodasi pengembangan kreativitas peserta didiknya tersebut.

Misalnya penggunaan metode brain storming, diskusi untuk

memecahkan suatu masalah (problem solving), inquiry discovery, dan


3

masih banyak lagi beragam model pembelajaran lainnya. Beragam

metode dan model pembelajaran tersebut menekankan pemberian

kesempatan pada peserta didik agar dapat mengeksplor potensi dan

talentanya, sesuai materi pembelajaran yang dipelajari. (Danny

Soesilo,2014 :87-88)

f. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang anak yang

mendapat rangsangan (dengan melihat, mendengar, dan bergerak) akan

lebih berpeluang lebih cerdas dibanding dengan sebaliknya. Salah satu

bentuk rangsangan yang sangat penting adalah kasih sayang. Dengan

kasih sayang anak akan memiliki kemampuan untuk menyatukan

berbagai pengalaman emosional dan mengolahnya dengan baik.

Gede Raka, dkk mengatakan bahwa karakter bersifat

memancar dari dalam ke luar. Artinya, kebiasaan baik tersebut

dilakukan bukan atas permintaan atau tekanan dari orang lain,

melainkan atas kesadaran dan kemauan sendiri. (Raka, dkk, 2011:37).

Empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan

kreativitas yaitu:

1. Memberikan rangsangan mental baik pada aspek kognitif maupun

kepribadiannya serta suasana psikologis.

2. Menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak

untuk mengakses apa pun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan

dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan


3

mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti

halnya kerja simultan otak kiri dan kanan.

3. Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika

kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru

yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat

pada anak.

4. Peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak.

1) Rangsangan Mental

Suatu karya kreatif dapat muncul jika anak mendapatkan

rangsangan mental yang mendukung. Pada aspek kognitif anak

distimulasi agar mampu memberikan berbagi alternatif pada setiap

stimulan yang muncul. Pada aspek kepribadian anak distimulasi

untuk mengembangkan berbagai macam potensi pribadi kreatif

seperti percaya diri, keberanian, ketahanan diri, dan lain sebagainya.

Pada aspek suasana psikologis distimulan agar anak memiliki rasa

aman, kasih sayang, dan penerimaan.

2) Iklim dan Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh

besar dalam menumbuhkankembangkan akan terasa muram, tidak

bersemangat dan mengumpulkan ide cemerlang. Kreativitas dengan

sendirinya akan mati dan tidak berkembang dengan kondisi

lingkungan yang tidak mendukung.

3) Peran Guru
4

Guru adalah toko bermakna dalam kehidupan anak. Guru

memegang peranan lebih dari sekadar pengajar, melainkan pendidik

dalam arti yang sesungguhnya. Kepada guru siswa melakukan

proses identifikasi peluang untuk munculnya siswa yang kreatif

akan lebih besar dari guru yang kreatif pula. Guru yang kreatif

adalah guru yang secara kreatif mampu menggunakan berbagai

pendekatan dalam proses kegiatan belajar dan membimbing

siswanya. Ia juga figur yang senang melakukan kegiatan kreatif

dalam hidupnya.

Menurut Daryanto bahwa menjadi kepala sekolah profesional

yaitu: 1) Memiliki wawasan jauh ke depan (visi) dan tahu tindakan

apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara

yang ditempuh (strategi), 2) Memiliki kemampuan

mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumber daya terbatas

yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan

sekolah, 3) Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan

terampil. (Daryanto, 2011: 7).

4) Peran Oran Tua

Faktor pendukung dan penghambat dari pengembangan

kreatifitas tak lepas dari peran orang tua menurut Ahmadi dan

Supriyono menambahkan bahwa faktor ekstern belajar yaitu: 1)

hubungan orang tua dengan anak saling pengertian, 2) hubungan


4

rumah tangga yang harmonis, 3) kondisi gedung sekolah yang

nyaman (Ahmadi dan Supriyono 2008 : 85-91).

Utami munandar (1999) menjelaskan beberapa sikap orang

tua yang menunjang tumbuhnya kreativitas, sebagai berikut:

a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk

mengungkapkan.

b. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung dan

berkhayal.

c. Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri.

d. Mendorong anak untuk menjajaki dan mempertaanyakan hal-hal.

e. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin

dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkaan.

f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.

g. Menikmati keberadaanya bersama anak.

h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak

i. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.

j. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak.

Adapun sikap orang tua yang tidak menunjang kreativitas

adalah :

a. Mengatakan pada anak bahwa ia di hukum jika melakukan

kesalahan.

b. Tidak membolehkan anak marah kepada orang tua

c. Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orang tua.


4

d. Tidak membolehkan anak bermain dengan anak dan keluarga

yang berbeda pandangan.

e. Anak tidak boleh ribut

f. Orang tua ketat mengawasi kegiatan anak

g. Orang tua memberi saran spesifik tentang penyelesaian tugas.

h. Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak

i. Orang tua tidak sabar terhadap anak.

j. Orang tua dan anak adu kekuasaan

k. Orang tua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan

tugas

G. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengkaji tentang Penerapan Program Adiwiyata

Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa (Study Kasus

di SMPN 1Waru Sidoarjo). Untuk melihat secara jelas posisi penelitian ini dan

basis teori yang mengiringinya, maka perlu disertakan penelitia terdahulu yang

mempunyai sinergitas dan signifikasi yang sama dengan penelitian ini.

Hal tersebut dilakukan peneliti untuk menjadikan penelitian terdahulu

tersebut sebagai salah satu media perbandingan bagi peneliti, disamping

berfungsi juga sebagai tindakan preventif bagi kemungkinan terjadinya karya

tulis plagiat ataupun repetisi/ pengulangan penelitian. Peneliti tidak menampik

jika beberapa penelitian mempunyai tema yang sama dengan penelitian ini,

namun review hasil penelitian terdahulu justru membantu peneliti untuk


4

menjelaskan titik persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu.

1. “Pelaksanaan Program Adiwiyata dan Tingkat Partisipasi Siswa di SMKN 1

Semarang” skripsi yang ditulis oleh Onny Setyowati dari Universitas Negeri

Semarang. Menjelaskan hasil penelitiannya bahwa program adiwiyata dapat

meningkatkan psrtisiapsi siswa dalam kriteria yang tinggi. Pada Skripsi ini

terdapat persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah sama- sama membahas tentang pelaksanaan

Program Adiwaya pada ruang lingkup sekolah yang sesuai dengan buku

panduan adiwiyata yang memfokuskan pada kreativitas siswa dan

pengelolaan dari sarana pendukung program adiwiyata. Perbedaan dari

penelitian ini memfokuskan pengembangan kreativitas siswa melalui adanya

program adiwiyata berbasis edutainment. Sedangkan pada penelititan ini

Peneliti menjelaskan hasil penelitiannya bahwa program adiwiyata dapat

meningkatkan partisipasi siswa dalam kriteria yang tinggi.

2. “Pelaksanaan Program Adiwiyata Untuk Membina Akhlaq Siswa Terhadap

Lingkungan di SMPN 45 Palembang” skripsi yang ditulis oleh Mela Yuniar

(2018) dari Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Menjelaskan

hasil penelitiannya bahwa dengan adanya pelaksanaan prtogram adiwiyata

menjadikan warga sekolah aktif dalam pemecahan permasalahan lingkungan

seperti mengelola sampah agar tidak terjadi penumpukan sampah yang

berlebihan dan gemar dalam menjaga kelestarian dan kebersihan

lingkungan. Pada Skripsi ini terdapat persamaan antara penelitian terdahulu


4

dan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama- sama membahas

tentang pelaksanaan Program Adiwaya pada ruang lingkup sekolah yang

sesuai dengan buku panduan adiwiyata yang memfokuskan pada kreativitas

siswa dan pengelolaan dari sarana pendukung program adiwiyata.

Perbedaan dari penelitian ini memfokuskan pengembangan kreativitas siswa

melalui adanya program adiwiyata berbasis edutainment. Sedangkan pada

penelititan ini Peneliti menjelaskan hasil penelitiannya bahwa program

adiwiyata dapat menjadikan warga sekolah aktif dalam pemecahan

permasalahan lingkungan.

3. Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Proram

Adiwiyata (study kasus pada siswa SMPN 9 Surakarta) skripsi yang ditulis

oleh Dwi Agung Prasetyo (2019) dari Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Menjelaskan hasil penelitiannya bahwa implementasi pendidikan

karakter melalui program adiwiyata terlihat dari kebijakan sekolah yang

berawawasan lingkungan seta adanya pendidikan lingkungan hidup yang

diberikan kepada siswa melalui kegiatan berbasis partisipasif. Pada Skripsi

ini terdapat persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang

dilakukan oleh penulis adalah sama- sama membahas tentang pelaksanaan

Program Adiwayata pada ruang lingkup sekolah yang sesuai dengan buku

panduan adiwiyata yang memfokuskan pada kreativitas siswa dan

pengelolaan dari sarana pendukung program adiwiyata. Perbedaan dari

penelitian ini memfokuskan pengembangan kreativitas siswa melalui adanya

program adiwiyata berbasis edutainment. Sedangkan pada penelititan ini


4

Peneliti menjelaskan hasil penelitiannya bahwa program adiwiyata yang

berawawasan lingkungan serta adanya pendidikan lingkungan hidup yang

diberikan kepada siswa melalui kegiatan berbasis partisipasif.


4

BAB III

Metode Penelitian

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pada

kondisi alamiyah/ obyek alamiyah. Dimana obyek yang berkembang apa

adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak

mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian ini

instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu

sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan adanya si peneliti mengetahui

keadaan yang ada dilapangan. Dimana peneliti mengamati apa yang ada di

lapangan dan bagaimana pelaksanaan dalam peningkatannya. Dengan

menggunakan logika-logika dan teori-teori Fenomenologis yang

menggambarkan fenomena sosial. (Lexy J. Meleong, 2002: 183)

Adapun jenis dalam penelitian ini menggunakan penelitian jenis

penelitian lapangan (field research) yang bersifat Kualitatif Diskriptif

Yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukkan

untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena

alamiah maupun fenomena buatan manusia.(Sugoyono, 2013: 31)


4

Jenis penelitian ini adalah kualitatif lapangan, dan dalam penelitian

ini pendekatan yang digunakan adalah fenomenologi. Dengan demikian

laporan penelitian penulis berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporannya. Data yang diperoleh berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, foto, video, tape, dokumen, catatan atau

memo dan dokumen resmi lainya.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang “Penrapan Program Adiwiyata Berbasis

Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa (Study Kasus di

SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo)” dilakukan di SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo

yang terletak di Jln. Kepuh Kiriman, Kecamatan Waru, Kabupaten

Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.

C. Kehadiran Peneliti

Dalam hal ini perlu di sebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai

instrumen sekaligus mengumpulkan data. Instrumen selain manusia dapat

pula di gunakan fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti

sebagai instrumen.

Dalam hal ini peneliti berperan sebagai pengamat penuh,

sedangkan kehadiran peneliti di ketahui statusnya secara formal sebagai

peneliti oleh subyek atau informan untuk mendapatkan data yang otentik.
4

D. Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta

ataupun angka. Pada istilah lain data adalah segala fakta dan angka yang

dapat di jadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan

informasi adalah hasil pengolahan data yang di pakai untuk suatu

keperluan. Data ini digunakan untuk mencari data tentang Program

Adiwiyata Berbasis Edutainment dan Peningkatan Kreativitas Siswa.

Menurut Nasution dalam Sugiono(2013:306) bahwa dalam

penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia

sebagai instrumen penelitian utama.

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dengan mengambil

beberapa data dari sumber data penelitian ini antara lain:

1. Ketua Pelaksana Program Adiwiyata di SMPN 1 Waru Sidoarjo

2. Waka Kurikulum

3. Guru

4. Siswa

5. Dokumen (file) tentang program adiwiyata dan kreativitas siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid di perlukan suatu metode yang

dapat di gunakan secara tepat dan sesuai dengan masalah yang di teliti
4

dengan metode tersebut di harapkan akan dapat di cari dan di peroleh data

yang di perlukan sesuai dengan tujuan peneliti.

Dalam hal ini teknik pengumpulan data yang di lakukan peneliti

adalah metode pengumpulan data secara tepat dan relevan merupakan

langkah yang penting dalam suatu kegiatan penelitian. Pengumpulan data

dalam penelitian kualitatif ini menggunakan metode observasi

(pengamatan), interview (wawancara), dan dokumentasi.

1. Observasi

Nasution menyatakan yang di kutip oleh Sugiyono bahwa :

“observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yang di peroleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering

dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-

benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh

(benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.(Sugiyono, 2013:

310)

Berdasarkan uraian di atas maka, dapat disimpilkan bahwa

observasi adalah kegiatan pemutusan perhatian terhadap suatu obyek

dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode observasi yang

dilakukan ini untuk mengambil data tentang penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment berbentuk kreativitas siswa.


5

2. Wawancara

Esterberg, dalam Sugiyono mendefinisikan interview sebagai

berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea

through question and responses, resulting in communication and joint

construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Esterberg.( Sugiyono, 2013: 317)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

penerapan program adiwiyata berbasis edutainment, upaya peningkatan

kreativitas siswa, bentuk kreativitas siswa, hasil program adiwiyata, dan

hasil kreativitas siswa. Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada

beberapa narasumber sebagai berikut:

1) Ketua Pelaksana Program Adiwiyata Ibu Nur Heru mencari data

tentang bagaiman penerapan program adiwiyata berbasis

edutainemnt.

2) Guru, untuk mencari data tentang adanya program adiwiyata

berbasis edutainemnt di SMP Negeri 1 Waru

3) Peserta didik, untuk mencari data tentang adanya kreativitas

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono, mengemukakan pendapatnya mengenai

dokumen, dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.


5

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. (Sugiyono. 2013: 329)

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

sekunder manakala dokumen tersebut memiliki nilai. Metode

dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Catatan

2) Hasil kreativitas siswa,

3) Profil sekolah,

4) Data tentang kreativitas siswa,

5) Gambar hasil kreativitas siswa

6) Data tentang agenda program adiwiyata, dan

F. Teknik Analisa Data

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data

tersebut, selanjtnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga

selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau

ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasrkan data yang dapat

dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata

hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

(Sugiyono, 2016: 333)

1. Analisis sebelum dilapangan


5

Analisa dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan

atau data skunder, yang akan digunakan untuk menentukan

fokus penelitian.

2. Analisis selama dilapangan

Dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan

setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data

pada penelitian secara induktif, maksudnya menganalisa data

secara spesifik dari lapangan kerja menjadi unit-unit kemudian

dilanjutkan dengan kategorisasi. Semua data dikelompokkan

dengan menggunakan acuan analisis non statistic yang konkrit.

Analisis data ini bertujuan menyederhanakan hasil olahan

data kualitatif yang disusun secara terinci, sistematis dan terus-

menerus melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.(

Sugiyono, 2016: 338)

b. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya

mendisplaykan data, penyajian data bisa dilakukan dalam


5

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2016: 339)

c. Verifikasi (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisa data kualitatif

menurut miles hunberman adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi, yaitu penarikan kesimpulan ini dilakukan

sejak awal penelitian sampai penelitian berakhir agar

kesimpulan yang diperoleh terjamin kredibilitas dan

objektifitasnya.(Sugiyono, 2016: 343)

G. Pengecekan Keabsahan Data

Temuan yang ditemukan oleh peneliti perlu keabsahan agar

laporan penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan untuk

menguji apakah data yang diperoleh dalam penelitian itu adalah sah dan

benar. Sehubungan dengan itu teknik pengujian keabsahan temuan yaitu

dengan cara Kredibilitas. Kredibilitas bisa disebut juga dengan derajat

kepercayaan yang meliputi perpanjangan keikutsertaan, ketekunan

pengamatan, trianggulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensi.

Moleong berpendapat bahwa dalam penelitian diperlukan suatu

tehnik pemeriksaan keabsahan data. (Lexy J. Moleong, 2002:173) Namun,

untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan

menggunakan tehnik sebagai berikut :

a. Ketekunan pengamatan(Persistent Observation)


5

Untuk memperoleh derajat keabsahan yang tinggi, maka jalan

penting lainnya adalah dengan meningkatkan ketekunan dalam

pengamatan di lapangan. (ketekunan pengamatan) yaitu mengadakan

observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna

memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang

sedang berlangsung dilokasi penelitian. (Lexy J. Moleong, 2002:177)

Dalam hal ini yang berkaitan dengan Penerapan Program Adiwiyata

Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa

(Study Kasus di SMPN 1 Waru Sidoarjo)

b. Trianggulasi

Trianggulasi yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap data itu. (Lexy J. Moleong,

2002:178)

Teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu

menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/

stimultan. Analisi data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan

fakta-fakta yang ditemukan dilapangan dan kemudian dikontruksikan

menjadi hipotesis atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk

mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang

merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam
5

penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih

menekankan pada makna.(Sugiyono, 2013:330)

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi sumber data dengan cara membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Sehingga perbandingan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment untuk mengembangkan kreativitas

siswa di SMPN 1 Waru Sidoarjo (pada hasil observasi) dengan hasil

wawancara oleh beberapa informan atau responden.


BAB IV

PEMBAHASA

A. Gambaran Umum

1. Sejarah SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo

SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo berdiri sejak tahun 1980. Ketika

itu, sekolah yang terletak diujung perbatasan sebelah Utara Kabupaten

Sidoarjo dengan ujung sebelah Selatan Kota Madya Surabaya merupakan

satu-satunya sekolah lanjutan tingkat pertama negeri di kecamatan Waru

berinisial SMP Negeri Waru yang mula-mula hanya memiliki tiga

rombongan belajar (rombel) dengan 114 siswa dan merupakan sekolah

vilial dari SMP Negeri Taman yang telah ada terlebih dahulu sehingga

proses pembelajaran untuk angkatan I dilaksanakan di SMP Negeri

Taman dan diasuh oleh para guru SMP Negeri Taman.

Satu tahun kemudian tepatnya bulan Januari 1981 gedung SMP

Negeri Waru yang terletak di Desa Kepuh Kiriman, Kecamatan Waru

Sidoarjo. Maka proses pembelajaran sejak tahun 1981 mulai

dilaksanakan di SMP Negeri Waru yang diasuh oleh kurang lebih 30

orang guru terdiri dari GTT (Guru Tidak Tetap).

2. Profil SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo

Alamat : Jln. Kepuh Kiriman, Kecamatan Waru

Kabupaten : Sidoarjo

Provinsi : Jawa Timur

56
5

Kode Pos : 61256

NPSN : 20501736

Jenjang Pendidikan : SMP

Status : Negeri

Status Kepemilikan : Negara

Waktu Penyelenggaraan : Pagi/ 6 hari

3. Visi Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo

“Berwawasan global, unggul dalam prestasi, peduli

lingkungan, bersiaga melestarikan lingkungan, serta

berupaya mencegah kerusakan dan pencemaran,

berdasarkan iman dan takwa”

Indikator dari visi tersebut antara lain:

1. Memiliki kualitas iman, takwa, dan berakhlak mulia.

2. Memiliki kecerdasan, keterampilan yang prima baik akademis

maupun non akademis.

3. Memiliki kedisiplinan dan ketertiban di segala bidang.

4. Menguasai teknologi informasi dan mampu mengembangkan

bakat dan minat serta vokasional.

5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

6. Memiliki budaya terhadap kebersihan, kerindangan, keindahan,

dan kesehatan.
5

7. Memiliki sikap siaga untuk melestarikan lingkungan.

8. Memiliki sikap siaga untuk menjaga lingkungan.

9. Memiliki sikap siaga untuk mencegah pencemaran di lingkungan

sekolah.

10. Memiliki budaya sapa, salam, senyum, dan santun.

b. Misi SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo

1. Mewujudkan peserta didik yang bertaqwaa, disiplin, berkualitas,

berkepribadian berorientasi global dan berakhlak mulia.

2. Melaksanakan sistem pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan (PAIKEM)

3. Melaksanakan pembelajaran sesuai SOP (Standart Operasional

Prosedur).

4. Melaksanakan pembelajaran berbasis IT dengan mengembangkan

bakat dan minta berdasarkan multi intelegensi yang dimiliki.

5. Melaksanakan pembelajaran cinta lingkungan untuk mewujudkan

warga sekolah yang peduli lingkungan.

6. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam upaya perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup.

7. Menumbuhkan budaya hidup bersih, sehat, sehingga terwujud

lingkungan sekolah yang sehat.

8. Menumbuhkan sikap siaga menjaga kebersihan.

9. Melaksanakan program cinta lingkungan.


5

10. Menumbuhkan sikap siaga mencegah terjadinya pencemaran dii

lingkungan sekitar.

11. Menumbuhkan sikap siaga mengatasi terjadinya pencemaran di

lingkungan sekitar.

12. Menumbuhkan budaya untuk saling sapa, salam, senyum, dan

santun terhadap semua warga sekolah.

c. Tujuan Sekolah

1. Terlaksananya jadwal kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan iman dan taqwa semua komponen sekolah

(Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, dan Siswa).

2. Terwujudnya penerapan Kurikulum mengacu Standar Nasional

Pendidikan untuk semua tingkatan kelas pada awal Tahun

Pelajaran 2019/2020

3. Terlaksananya proses pembelajaran yang berkualitas dan

kondusif dengan penerapan berbagai strategi pembelajaran yang

inovatif untuk mencapai standar pembelajaran tuntas dengan

pendekatan ilmiah tematik terpadu, berbasis penemuan untuk

mengahasilkan karya kontekstual.

4. Terlaksananya peraturan dan tata tertib sesuai SOP dengan

segala ketentuannya untuk mengatur operasional sekolah.


6

5. Terwujudnya mata pelajaran muatan lokal di SMP Negeri 1

Waru Sidoarjo dlaam konteks penerapan kurikulum pada Tahun

Pelajaran 2019/2020.

6. Tercapainya GSA (Gain Score Achievement) minimal 0,5 setiap

tahunnya dalam perolehan rata-rata nilai UNAS.

7. Terwujudnya kegiatan pengembangan mutu (kualitas) pendidik

melalui kegiatan MGMPS.

8. Terwujudnya kegiatan pengembangan diri yang optimal dan

kondusif sesuai dengan bakat dan minat peserta didik yang

sudah dikelompokkan dalam 8 multi kecerdasan.

9. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi guru dalam upaya

peningkatan profesionalisme.

10. Memiliki tim 4 cabang olahraga (Bola Basket, Karate, Kapuera,

dan Futsal) yang mampu meraih prestasi, minimal di tingkat

kabupaten.

11. Memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara setingkat

kabupaten (Seni Tari, Seni Musik, Seni Lukis, Seni Vokal/

Paduan Suara).

12. Memilii kegiatan Pramuka, PMR, dan Kelompok Pasukan

Pengibar Bendera (PASKIBRA) yang mampu bersaing minimal

di tingkat Kabupaten.

13. Meningkatkan jiwa kepemimpinan dan rasa cinta tanah air pada

siswa pada profil OSIS dan Pramuka.


6

14. Terwujudnya sekolah bersih, sehat, nyaman, dan kondusif

dalam kerangka manajemen partisipatif yang berbasis sekolah.

15. Terwujudnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

sesuai program adiwiyata.

16. Terwujudnya sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

17. Terwujudnya pemanfaatan pembuangan limbah air wudhu

untuk media pemeliharaan ikan, sehingga mencegah terjadinya

pencemaran.

18. Terlaksananya pemilahan sampah pada tempat sampah.

19. Terwujudnya sekolah yang kondusif, kekeluargaan dengan

budaya sapa, salam, senyum, dan santun.

d. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo

1. Kepala Sekolah : Drs. Sugeng Pamudji, M.Pd.

2. Waka Humas : 1. Nur Heruiskam S.Pd.,M.Pd.

2. Sutjiningrum, S.Pd.

3. Waka Kurikulum : 1. Dra. Endang Widiastuti, M.Pd.

2. Lilik Isnawangsih, S.Ag., M.Pd.I.

4. Waka Kesiswaan : 1. Sunaryo, S.Pd.

2. Sundariasih, S.Pd.

5. Waka Sarana Prasarana : 1. M. Harun, S.Pd.

2. Drs. Winoto.
6

6. Pengembangan Mutu : 1. Sumiyati, S.Pd.

2. Reni Sajekti, S.Pd., M.Pd.

d. Profil Pendidik dan Kependidikan

Tabel 1.

No Nama NIP Gol. TMT

1 Drs. Sugeng Pamudji, M.Pd 19630906 199703 1 001 IV/b 01-10-2018

Dra. Endang Widiastuti,


2 M.Pd 19630905 198903 2 007 IV/c 01-04-2014

3 Murti, S.Pd 19590922 197903 2 001 IV/b 01-04-2012

4 Ratnawaty Utamy, S.Pd 19600129 198103 2 002 IV/b 01-04-2010

5 Ernawati, S.Pd 19601111 198303 2 014 IV/b 01-04-2010

6 Any Maswati, S.Pd, M.Pd 19620810 198403 2 017 IV/b 01-10-2012

7 Wahyu Suharti, S.Pd 19601104 198103 2 003 IV/b 01-04-2015

8 Sutjiningrum, S.Pd 19601221 198111 2 003 IV/b 01-10-2010

9 Pudji Rahasianita, S.Pd 19620324 198301 2 001 IV/b 01-04-2012

10 Dra. Anifah 19620815 198803 2 006 IV/b 01-04-2012

11 Wahyu Widarti, S.Pd, M.Pd 19611010 198303 2 022 IV/b 01-10-2012

Endah Sulistyowati, S.Pd,


12 M.Pd 19611121 198202 2 003 IV/b 01-10-2012
6

13 Ida Amalia, S.Pd 19641217 198512 2 001 IV/b 01-10-2012

14 Jajuk Lismawati, S.Pd 19620521 198301 2 003 IV/b 01-04-2014

15 Sunaryo, S.Pd 19631010 198512 1 003 IV/b 01-04-2014

16 Lilik Nurlaili, S.Pd 19610803 198202 2 004 IV/b 01-10-2014

17 Dijah Sampirjati 19631009 198303 2 007 IV/b 01-10-2014

18 Drs. Winoto 19610825 198403 1 005 IV/b 01-04-2010

19 Dra. Dwi Wahyuni R. D 19630429 198703 2 006 IV/b 01-04-2012

20 Achmadi, S.Pd 19611213 198703 1 015 IV/b 01-04-2013

21 Siti Purwati, S.Pd, M.Pd 19591212 198603 2 017 IV/b 01-04-2012

22 Yullita Ernawati, S.Pd 19680523 198903 2 004 IV/b 01-10-2012

Nur Heruiskam H, S.Pd,


23 M.Pd 19660508 198811 2 002 IV/b 01-04-2014

24 Sumiyati, S.Pd 19640421 198901 2 002 IV/b 01-10-2014

25 Dra. Susi Meidini 19610508 198503 2 006 IV/a 01-03-2003

26 Shofiyah, SPd 19620324 198512 2 001 IV/a 01-04-2013

27 Lifa Nur Wijayanti, SE, M.Pd 19641217 199412 2 002 IV/a 01-04-2012

28 Mashlihan, M.Pd.I 19711222 1998702 1 001 IV/a 01-10-2010

Rosdalena Novriani, S.Pd,


29 M.Pd 19701122 199802 2 003 IV/a 01-04-2013

30 Dra. Ninik Ambarwati 19660113 200012 2 001 III/d 01-04-2012


6

Lilik Isnawangsih, S.Ag,


31 M.Pd 19760630 200801 2 015 III/c 01-10-2018

32 Reni Sajekti, S.Pd, M.Pd 19700219 200801 2 009 III/c 01-10-2018

33 Ma'afi, S.Pd 19690806 200701 1 028 III/b 01-10-2011

34 Muhammad Harun, S.Pd 19671014 200801 1 008 III/b 01-04-2012

35 Toto Lumaksono, SS,M.Pd 19790704 200801 1 011 III/b 01-04-2012

36 Demy Ilmiawan, S.Pd 19810515 200902 1 003 III/b 01-10-2015

37 Sundariasih, S.Pd 19620404 200604 2 002 III/b 01-04-2018

38 Anissa Parmawati, S.Pd 19830421 201001 1 029 III/b 01-10-2016

39 Bayu Haendrayana, S.Kom. 19730311 200801 1 014 III/a 01-10-2015

40 M. Jacob Syafi'I, S. Kom. 19730413 200801 1 015 III/a 01-10-2015

GURU GTT – HONDA NIK TMT

1 Hepiyanto, S.Hi, M.Hi 3578022205790000 - 01-08-2017

2 Vina Astarina, S.Pd 3515154205880001 - 01-07-2017

3 M. Avan Arif, S.Pd 3515140510920002 - 01-12-2017

4 Desi Kristanti, S.Pd 3578123007960001 - 01-09-2018

5 Rudi, S.Pd 3520066512940002 - 01-09-2018

6 Galant Irma Julandi, S.Pd 3314064707960002 - 17-07-2019


6

No GURU GTT NIK TMT

1 Inmudjiati, S.Th 3515175103600001 - 01-04-2018

2 Iwan Fadhli, S.Pd 3328033010850001 - 01-02-2018

3 Nur Zubaidah, M.Pd 3515184203710004 - 03-07-2017

4 Nurlailah, S.Ag 3515184408890006 - 03-07-2017

5 M. Nadzir 3578252211700002 - 03-07-2017

6 Dra.Tatik Kusdariyati - - 01-09-2019

STAF TU / PENJAGA
KEAMANAN NIP GOL. TMT

1 Dwi Susilaningsih, SE 19680927 198903 2 005 III/d 01-04-2019

2 Sampini 19630215 198602 2 002 III/b 01-04-2005

3 Levita Adi Laksana, SE 19790710 200801 2 028 II/c 01-04-2016

4 Juremi 19720605 200701 1 031 II/b 01-04-2019

5 Sucipto 19721010 200801 1 023 I/c 01-04-2016

6 Ipung Purwanto 19780510 200902 1 003 I/c 01-04-2017

PTT NIK TMT

1 Irawati - 14-07-2008

2 Finna Drianna, SE - 13-07-2009


6

Hayu Maulani Mahardika,


3 A.Md - 01-02-2017

4 Hari Rubiamsyah - 01-07-2000

5 Suprayitno - 02-03-2018

Dokumen SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo.

B. Paparan Data

Setelah Peneliti mengadakan penelitian di SMP Negeri 1 Waru

Sidoarjo, dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan

dokumentasi secara mendalam, ditemukan data-data hasil observasi.

Dalam sub-bab paparan data ini akan penulis deskripsikan tentang tiga hal

yaitu: 1. penerapan prorgam adiwiyata berbasis edutainment, 2.

peningkatan kreativitas siswa, 3. dampak dari penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment, 4.faktor penghambat dan pendukung

penerapan program adiwiyata berbasis edutainment untuk

mengembangkan kreativitas siswa (study kasus di SMPN 1 Waru

Sidaorjo).

1. Program Adiwiyata Berbasis Edutainment di SMPN 1 Waru.

SMPN 1 Waru Sidaorjo merupakan salah satu sekolah yang

mendapat predikat sekolah ramah lingkungan. Mengacu pada misi smpn 1

waru sidoaro, yaitu Melaksanakan pembelajaran cinta lingkungan untuk

mewujudkan warga sekolah yang peduli lingkungan, menumbuhkan rasa

\tanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan


6

hidup. Sebelum membahas tentang penerapan program adiwiyata berbasis

edutainment maka peneliti akan menjelaskan tentang penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo adalah program

ramah lingkungan yang memuatan pendidikan dan hiburan secara

harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat Ibu Nur Heruiskam H, S.Pd,

M.Pd selaku ketua Adiwiyata, bahwa:

“Program Adiwiyata sendiri menurut saya yaitu program dimana siswa


di ajarkan untuk menjaga lingkungan sekitar atau bisa dikatakan dengan
ramah lingkungan ketika seorang siswa, mulai tumbuh rasa memiliki
terhadap lingkungan maka akan tercipta suasana baik di kelas, sekolah
maupun lingkungan sekolah, yang bersih indah dan nyaman. saat
seorang siswa dan seorang guru mulai nyaman di situ akan terbentuk
pembelajaran yang efektif dan dan efisien. (Wawancara dengan Ibu Nur
Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru pada
hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Dra. Endang Widiastuti, M.Pd selaku waka kurikulum SMPN 1

Waru :

“Program adiwiyata disini memberikan pendidikan sedini mungkin


terhadap siswa tentang mengelola dan menjaga lingkungan hidup
dengan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa terpacu
untuk menciptakan karya dan kreatifitas. Program adiwiyata sendiri
yang ada disini salah satunya pengembangan kantin sehat, pemanfaatan
sampah organik dan non organik untuk taman dan green house.”
(Wawancara dengan Ibu tuti selaku waka kurikulum SMPN 1 Waru
pada tanggal 18 juni 2020)
Diperkuat pula oleh Pak Iwan selaku guru PAI di SMP Negeri 1

Waru yang mengatakan bahwa:


6

“Program adiwiyata yang ada di SMP Negeri 1 Waru yaitu pemanfaatan


air wudhu untuk kolam lele, program penghijauan seperti biopori
(resapan air) untuk menghindari dari genangan air.”. (Wawancara
dengan bapak iwan fadhli selaku guru PAI di SMPN 1 Waru pada
tanggal 18 juni 2020)
Jadi kesimpulan dari paparan di atas bahwa, program adiwiyata

yang diadakan ada di SMP Negeri 1 Waru dimana siswa di ajarkan untuk

menjaga lingkungan sekitar atau bisa dikatakan dengan peduli lingkungan

seperti program pengembangan kantin sehat, pemanfaatan bekas air wudhu

untuk kolam lele, program penghijauan seperti biopori (resapan air) untuk

menghindari dari genangan air, pengolahan rempah-rempah-, perawatan

jamur, pembentukan pasukan semut, dan hidroponik. Dengan adanya

program tersebut dapat menciptakan sekolah nyaman, aman dan harmonis,

khususnya untuk kebutuhan belajar siswa. sehingga terciptanya suasana

pembelajaran yang menyenangkan, efektif, dan efisien.

Di bawah ini akan peneliti jelaskan penerapan program adiwiyata

berbasi edutainment sebagai berikut:

1) Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

Penerapan program adiwiyata berbasis edutainment yang ada di

SMPN 1 Waru menerapkan pendidikan program peduli lingkungan

dengan mengkombinasikan pendidikan secara harmonis untuk

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Menuju keberhasilan

program adiwiyata berbasis edutainment sekolah juga memberikan

penerapan agar tujuan dari diadakannya program adiwiyata berbasis


6

edutainment dapat berjalan dengan baik seperti dibentuknya pokja-

pokja yang ada di smpn waru sidoarjo.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat Ibu Nur Heru selaku ketua

adiwiyata di SMPN 1 Waru:

“Untuk menuju keberhasilan program adiwiyata di SMP Negeri 1


Waru sekolah juga memberikan penerapan yang didalamnya
terdapat perencanaan dan penyusunan pokja (program kerja) seperti
pengembangan kantin sehat yang dimana penerapan dari program
tersebut mengganti uang kertas dengan voucher dan tidak
diperbolehkan bagi siswa untuk makan dan minum menggunakan
piring dan gelas plastik tapi kita alihkan dengan membawa tempat
makan dan minum dari rumah masing-masing.” (Wawancara
dengan Ibu Nur Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata
SMPN 1 Waru pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Tutik bahwa :

“penerapan program adiwiyata yang ada disini yaitu dengan


menyusun beberapa pokja. Setiap penyusunan pokja tetap kita
pertimbangkan agar pokja yang kita buat akan berjalan dengan
lancar seperti sasaran pencapaian program, penyusunan RPP,
pehamanan kerja pada setiap bidang kegiatan adiwiyata dll.”
(Wawancara dengan Ibu tuti selaku waka kurikulum SMPN 1 Waru
pada tanggal 18 juni 2020)

Diperkuat pula oleh pendapat Bapak Iwan Fadhli selaku guru PAI

di SMP Negeri 1Waru:

“saya selaku guru prakarya ikut terlibat dalam penyusunan dan


perencanaan pokja-pokja dalam penerapan program adiwiyata yang
ada di sekolah. Tidak hanya saya tetapi seluruh warga sekolah
terutama siswa juga ikut terlibat didalam pokja ini, seperti
merencanakan program kerja untuk kegiatan pengelolaan sampah,
membentuk pasukan semut, penerapan kantin sehat dll.”
(Wawancara dengan bapak iwan fadhli selaku guru PAI di SMPN
1 Waru pada tanggal 18 juni 2020)
7

Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa penerapan

program adiwiyata berbasis edutainment tang ada di SMP Negeri 1

Waru menerapkan pendidikan program peduli lingkungan dengan

mengkombinasikan pendidikan secara harmonis untuk menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan. Dengan menyusun dan

merencanakan program kerja yang didalamnya seluruh warga sekolah

ikut terlibat dalam penyusunan RPP inovasi penerapan program

adiwiyata melalui penerapan pembelajaran dan perencanaan program

kerja seperti membentuk bidang kegiatan dan jenis kegiatan. Pokja

(program kerja) yang ada di SMP Negeri 1 Waru yaitu seperti

pembentukan pasukan semut, penerapan kantin sehat, pemanfaatan

bekas air wudhu untuk kolam lele, biopori (resapan air), hidroponik,

perawatan jamur, pengelolahan rempah-rempah dan lidah buaya,

pemanfaatan sampah organik dan non organik. Kegiatan program

adiwiyata yang ada di SMP Negeri 1 Waru dilaksnakan setiap hari

sabtu.

Dari hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa penerapan program adiwiyata berbasi edutainment
yang ada di SMP Negeri 1 Waru terbukti terlaksana dengan adanya
penyusunan dan perencanaan pokja seperti adanya kantin sehat,
pemanfaatan air wudhu untuk kolam lele, dan penyusunan RPP yang
dimana sebagian dari mapel yang ada disana ada penerapan program
adiwiyata.(Observasi Peneliti pada tanggal 24-25 Oktober 2019 SMP
Negeri 1 Waru).

Diperkuat juga dengan hasil dokumentasi oleh peneliti berupa

dokumentasi penyusunan RPP salah satu mata pelajaran pai dan


7

pemanfaatan bekas air wudhu untuk kolam lele.(Lihat lampiran pada

gambar 1.1).

2) Strategi Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

Strategi yang diterapkan kedalam program adiwiyata berbasis

edutainment yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Waru, yaitu dengan

menerapkan prinsip partisipatif dan kegiatan cinta lingkungan.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Ibu Nur Heru selaku

ketua adiwiyata di SMP Negeri 1 Waru:

“dalam program adiwiyata berbasis edutainment yang dilakukan di


sekolah ini, kami juga mempunyai strategi agar program adiwiyata
berbasis edutainment kegiatan dapat berjalan lancar serta
menghasilkan potensi yang baik untuk siswa.” (Wawancara dengan
Ibu Nur Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1
Waru pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)
Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Tutik bahwa :

“strategi kami dalam menerapkan program adiwiyata berbasis


edutainment yaitu menerapkan prinsip prtisipatif dimana seluruh
warga sekolah terlibat langsung kedalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan persiapan program adiwiyata dengan kegiatan-
kegiatan lingkungan hidup.” (Wawancara dengan Ibu tuti selaku
waka kurikulum SMPN 1 Waru pada tanggal 18 juni 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang di ungkapkan

oleh bapak Harun selaku guru seni budaya:

“strategi yang diterapkan untuk program adiwiyata berbasis


edutainment di SMP Negeri 1 Waru dengan mengadakan kegiatan
yang memfokuskan ke lingkungan sekitar sekolah seperti contoh
pengaturan tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar
kelas.” (Wawancara dengan Bapak Muhammad Harun, S.Pd selaku
guru seni budaya di SMPN 1 Waru pada tanggal 20 Juni 2020)
7

Jadi dapat disimpulkan strategi yang diterapkan di SMP Negeri 1

Waru yaitu dengan menerapkan prinsip partisipatif, yaitu seluruh

warga sekolah saling berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan

lingkungan hijau tersebut seperti halnya, dalam merawat tanaman dan

tumbuh-tumbuhan, pemberian pupuk secara rutin yang semua itu

berperan penting dalam proses pembelajaran dan kelancaran kegiatan

bealajar mengajar.

Dari hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa strategi penerapan program adiwiyata berbasis
edutainment yang ada di SMP Negeri 1 Waru terubukti terlaksana
dengan terlibatnya seluruh warga sekolah termasuk siswa dalam
proses perencanaan, pelaksaan program adiwiyata dengan
diadakannya kegiatan penanaman tumbuhan disekitar kelas (Observasi
Peneliti pada tanggal 4-8 November 2019 SMP Negeri 1 Waru).

Diperkuat juga dengan hasil dokumentasi oleh peneliti berupa foto

siswa melakukan kegiatan lingkungan disekitar kelas . (Lihat lampiran

pada gambar 1.2).

3) Penerapan metode program adiwiyata berbasis edutainment

Penerapan metode program adiwiyata berbasis edutainment yang

ada di SMPN 1 Waru dilaksanakan dengan memiliki pendekatan

belajar, yang diharapkan dengan adanya pendekatan belajar tersebut

program adiwiyata berbasis edutainment dapat berlangsung dengan

optimal dan memberikan hasil yang maksimal pada siswa.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ibu Nur Heru selaku ketua

adiwiyata di SMPN 1 Waru:


7

“Di sekolah ini, kami menerapkan program adiwiyata berbasis


edutainment. Agar program ini berjalan lancar, kami memberikan
metode yang efektif sehingga dapat memberikan hasil yang baik
dan maksimal. Misal dengan cara somatic atau belajar dengan
bergerak d an berbuat, jadi siswa diuntut untuk aktif. Yang kedua
auditori, belajar dengan berbicara dan mendengarkan, kita
memberikan edukasi-edukasi dengan cara memberikan penjelasan
kepada siswa tentang keuntungan-keuntungan program ini. Yang
ketiga yaitu visual atau mengamati, siswa diharuskan untuk dapat
mengamati lingkungan. Dan yang terakhir yaitu intelektual atau
belajar dengan pemecahan masalah. Kami juga memberikan
pengarahan untuk setiap metode yang kami terapkan.”
(Wawancara dengan Ibu Nur Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku
ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru pada hari kamis tanggal 07 mei
2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Tutik bahwa :

“Program adiwiyata yang dilaksanakan di SMPN 1 Waru ini


menggunakan metode pembelajaran berbasis edutainment.
Beberapa pendekatannya yaitu somatic, auditori, visual, dan
intelektual. Semua kami lakukan juga dengan bantuan dan suport
dari semua guru. Semua siswa juga turut mengikuti metode yang
kita berikan. Kami berharap metode ini bisa memberikan hasil yang
maksimal pada program adiwiyata di sekolah ini. Karena dengan
metode ini, siswa dituntut untuk berperan aktif pada setiap kegiatan
adiwiyata.” (Wawancara dengan Ibu tuti selaku waka kurikulum
SMPN 1 Waru pada tanggal 18 juni 2020)

Diperkuat pula oleh pak Iwan selaku guru PAI di SMP Negeri 1

Waru yang mengatakan bahwa:

“Kami sebagai guru agama ikut berperan serta dalam pelaksanaan


program adiwiyata di sekolah ini. Kami juga memberikan edukasi
sesuai dengan tujuan dari program adiwiyata. Hanya saja tidak
terlalu mendalam. Kami juga memberikan arahan kepada siswa
agar mereka menerapkan nilai adiwiyata dalam kehidupan sehari-
hari khususnya pada metode edutainemnt ini, guru agama berperan
serta dalam aspek somatic. Misalnya siswa diarahkan untuk
membuang sampah pada tempatnya. Itu adalah hal kecil, namun
merupakan suatu bentuk metode edutainment pada program
7

adiwiyata yang harus dilaksanakan dengan rutin.” (Wawancara


dengan bapak iwan fadhli selaku guru PAI di SMPN 1 Waru pada
tanggal 18 juni 2020)

Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pendekatan

dari penerapan metode program adiwiyata berbasis edutainment di

SMPN 1 Waru berperan penting dan aktif bagi siswa dalam untuk

lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Dari penerapan tersebut terdapat beberapa

pendekatan belajar. Diantaranya adalah somatic atau belajar dengan

bergerak dan berbuat disini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam

mengeskpresikan diri. Bentuk dari metode tersebut semua siswa ikut

merawat dan membersihkan tanaman, kedua yaitu auditori belajar

dengan berbicara dan mendengarkan, kita mengadakan penyuluhan

dari luar dan memberikan edukasi-edukasi dengan cara memberikan

penjelasan kepada siswa tentang keuntungan-keuntungan program ini,

ketiga yaitu visual atau mengamati, siswa diharuskan untuk dapat

mengamati lingkungan bentuk dari metode ini yaitu mengevaluasi

pertumbuhan tanaman dan kebersihannya, dan terakhir yaitu

intelektual atau belajar dengan pemecahan masalah bentuk dari

metode ini yaitu siswa berdiskusi memunculkan ide ketika

menemukan problem pada program adiwiyata tersebut. Keempat

metode ini dilaksanakan agar program adiwiyata berbasis edutainment

berlangsung optimal dan memberikan hasil yang maksimal pada

siswa.
7

“Dari hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa adanya pendekatan yang diterapkan dalam program
adiwiyata di SMPN 1 Waru dapat memberikan edukasi terhadap
siswa. Seperti halnya pembelajaran berbasis lingkungan di luar kelas.”
(Observasi Peneliti pada tanggal 04-08 November 2019 pukul 12.25
WIB di SMP Negeri 1 Waru).

Diperkuat juga dengan hasil dokumentasi oleh peneliti berupa

dokumentasi foto siswa yang melakukan pembelajaran berbasis

lingkungan di luar kelas. (Lihat lampiran pada gambar 1.3)

2. Pengembangan Kreativitas Siswa

Pengembangan kreativitas siswa merupakan bagian dari hasil

belajar dan memiliki peran penting. Untuk mencapai hasil yang optimal,

guru berusaha untuk memberikan pembelajaran dan pengalaman bagi

siswa.

Dalam hal ini Ibu Heru selaku Ketua Adiwiyata yang ada di SMPN

1 Waru menyatakan:

“pada peningkatan kreativitas siswa yang ada di SMP Negeri 1 Waru


ini terdapat tiga aspek, ada berpikir kreatif, memecahkan masalah
(problem solving), dan menciptakan karya.” (Wawancara dengan Ibu
Nur Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru
pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan


oleh Ibu Tutik bahwa :
“terjadinya peningkatan kreativitas siswa pasti berhubungan dengan
berpikir kreatif para siswa, bagaimana siswa memecahkan sebuah
masalah dengan berbagai alternatif, dan menciptakan bermacam-macam
karya. kami berharap dengan meningkatnya kreativitas siswa
menjadikan siswa senang dengan kegiatan belajar di sekolah”
(Wawancara dengan Ibu tuti selaku waka kurikulum SMPN 1 Waru
pada tanggal 18 juni 2020)

Diperkuat pula oleh pak Iwan selaku guru PAI di SMP Negeri 1
Waru yang mengatakan bahwa:
7

“peningkatan kreativitas siswa yang ada di sekolah ini dapat dilihat dari
siswa memecahkan persoalan dengan mudah, menuangkan ide-ide
kreatif dan juga menghasilkan karya dari ide-ide tersebut. Peningkatan
kreativitas terjadi dikarenakan usaha para guru dalam merangsang
kreativitas siswa dengan pembelajaran yang menyenangkan dan
menghibur.” (Wawancara dengan bapak iwan fadhli selaku guru PAI di
SMPN 1 Waru pada tanggal 18 juni 2020)
Jadi simpulan dari pemaparan di atas, pengembangan kreatifitas

siswa di SMPN 1 Waru memeliki tiga aspek yang meliputi Berpikir

kreatif, Memecahkan masalah (problem solving), Menciptakan karya,

strategi pengembangan kreativitas, dan proses pengembangan kreativitas

yang dapat merangsang siswa untuk menciptakan sebuah karya.

Di bawah ini akan peneliti jelaskan, tiga aspek dalam

meningkatkan kreatifitas siswa sebagai berikut:

1) Kemampuan Berpikir Kreatif

Kreativ merupakan sikap yang dimiliki seseorang dalam

menciptakan suatu karya.Individu yang kreativ memiliki kemampuan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. di SMPN 1 Waru

kemampuan berfikir kreatif siswa memliki cara berfikir yang berbeda-

beda.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat dari Ibu Nur Heru selaku

ketua adiwiyata di SMPN 1 Waru:

“Pada dasarnya kemapuan berfikir kreatif siswa berbeda-beda, itu


semua dapat dilihat dan kita tingkatkan atau kembangkan dari
bakat alami siswa masing-masing. Seperti contoh cara berfikir
siswa untuk menjaga lingkungan dengan mengikuti kegiatan
bercocok tanam.” (Wawancara dengan Ibu Nur Heruiskam H, S.Pd,
M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru pada hari kamis
tanggal 07 mei 2020)
7

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang di ungkapkan

oleh bapak Harun selaku guru prakarya:

“Untuk hasil dari kemampuan berfikir siswa alhamdulillah selama


ini bagus-bagus bahkan ada yang berbeda. Setiap anak punya
kreativitas masing-masing. Ada yang seperti kemaren kita
memberikan tugas reproduksi untuk tumbuhan disini siswa
mencoba untuk menyangkok, menyetek tumbuhan yanga ada disitu
setelah itu akan dimasukkan ke dalam green house.” (Wawancara
dengan Bapak Muhammad Harun, S.Pd selaku guru prakarya di
SMPN 1 Waru pada tanggal 20 Juni 2020)
Diperkuat dengan pendapat dari Afandi siswa kelas VII-E di

SMPN 1 Waru yang mengatakan bahwa:

“Kita dibebaskan dalam berkreasi seperti dengan bahan daur ulang


dari bekas sisa makanan, botol ataupun daun-daun yang kering.
Dari situ kita bisa memanfaatkan barang-barang yang sudah
terpakai menjadi sebuah karya.” (Wawancara dengan Afandi.,
siswa kelas VIII E di SMP Negeri 1 Waru pada hari Senin tanggal
09 Maret 2020 pukul 09.35 WIB).

Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa kemampuan

berfikir siswa SMP Negeri 1 Waru bebeda dan memiliki kemampuan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti halnya dengan cara

berfikir siswa untuk menjaga lingkungan tampungan air hujan dicampur

dengan daun daun kering yang bisa menjadi pupuk (Biopori) dan

pengelolaan rempah-rempah yang ditanaman untuk dijadikan wedang

poka . Dari banyak perbedaan yang dimiliki siswa dalam berfikir kreatif

guru menyimpulkan bahwa terdapat ciri khas siswa dalam berfikir

kreatif. Pemberian penilaian kebebasan dalam berkarya seperti halnya

siswa dibebaskan dalam berkreasi seperti dengan menggunakan bahan

bekas seperti pipa bekas, maupun daun daun kering yang diolah

menjadi alat pendukung bercocok tanam seperti pupuk organik,


7

sehingga siswa bisa memahami fungsi dan manfaat penerapan biopori

dalam merawat tanaman di lingkungan sekolah.

Dari hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa kemampuan berfikir siswa di SMPN 1 Waru berbeda-
beda sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Seperti halnya
yang dilakukan guru dengan memberikan tugas tentang penerapan
program adiwiyata yang mewajibkan siswa untuk terampil dan cekatan.
(Observasi Peneliti pada tanggal 04-08 November 2019 di SMP Negeri
1 Waru)

Diperkuat juga dengan hasil dokumentasi siswa membuat biopori

(serapan air). (Lihat lampiran pada gambar 1.4)

2) Kemampuan Memecahkan Masalah

Pemecahan masalah merupakan salah satu cara untuk mendorong

kreativitas siswa sebagai produk berfikir. Peningkatan kreativitas

siswa tidak hanya kemampuan berfikir kreatif saja namun siswa juga

harus terbiasa mandiri yakni mampu untuk memecahkan masalah

yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan siswa

mampu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat dari Ibu Nur Heru selaku

ketua adiwiyata di SMPN 1 Waru:

“ untuk mengurangi masalah dan mengantisipasi adanya masalah,


tentu kami ajarkan kepada siswa belajar memecahkan masalah dari
beberapa cara dan strategi. Hal ini bertujuan agar siswa mampu
berfikir positif terhadap suatu masalah dan mampu memecahkannya
dengan cara yang positif juga.” (Wawancara dengan Ibu Nur
Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru
pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh bapak Harun selaku guru prakarya:


7

“dari program pemecahan masalah pokoknya siswa diajarkan


bagaimana mereka mampu mengatasi masalah dengan ide dan
gagasan positif mereka sendiri, tanpa membuat efek samping
maupun kerusakan lain akibat pemecahan masalah yang mereka
terapkan disini siswa juga dituntut aktif dalam merumuskan masalah
” (Wawancara dengan Bapak Muhammad Harun, S.Pd selaku guru
prakarya di SMPN 1 Waru pada tanggal 20 Juni 2020).

Diperkuat dengan pendapat dari Ahmad Afandi siswa kelas VII-E

di SMPN 1 Waru yang mengatakan bahwa:

“ kita selaku siswa SMPN 1 Waru menanggapi, bahwa program


pemecahan masalah ini sangatlah penting bagi semua kalangan
pelajar. dan ini memang perlu kita pelajari dan kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam upaya untuk membentuk karakter siswa
yang mudah dalam mengatasi masalah, mengurangi masalah, dan
mencegah masalah itu datang, terutama di lingkungan sekolah dan
kampung halaman kita” (Wawancara dengan Afandi., siswa kelas
VIII E di SMP Negeri 1 Waru pada hari Senin tanggal 09 Maret
2020 pukul 09.35 WIB).

Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa kemampuan

memecahkan masalah yang ada di SMP Negeri 1 Waru memiliki cara

sendiri dalam memecahkan masalah seperti penerapan program

adiwiyata yang telah diterapkan ternyata belum menjamin nilai

maksimal peduli lingkungan warga sekolah. siswa membentuk

kelompok musyawarah secara berkala dengan didampingi oleh guru

dan pengurus osis, untuk menyampaikan ide dan pendapat perbaikan

masalah lingkungan di sekolah.

Dari hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa di SMPN 1
Waru, dengan diperlihatkannya peserta didik mampu
memusyawarahkan masalah dengan teman kelompok ataupun teman
kelas lain , jika masalah tersebut belum teratasi siswa bisa
mengkonsultasikannya kepada bapak/ibu guru (Observasi Peneliti
pada tanggal 04-08 November 2019 di masjid SMP Negeri 1 Waru).
8

Diperkuat juga dengan hasil dokumentasi siswa sedang konsultasi

dengan ibu guru tentang tanaman hias di sekitar sekolah banyak yang

rusak akibat sering terkena bola. (Lihat lampiran pada gambar 1.5)

3) Kemampuan Menciptakan Karya

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan

sesuatu gagasan baru maupun karya nyata baru. Kreativitas juga

penyatuan pengetahuan berbagai bidang pengalaman yang berlainan

untuk menghasilkan ide-ide baru yang lebih baik. Dengan adanya

kemampuan menciptakan karya di MPN 1 Waru diharapkan agar

siswa mampu menghasilkan produk atau karya.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat dari Ibu Nur Heru selaku

ketua adiwiyata di SMPN 1 Waru:

“untuk kemampuan menciptakan karya disini siswa di beri


tantangan untuk menciptakan suatau ide atau gagasan dari bahan-
bahan yang tidak terpakai contohnya seperti daun yang kering,
botol bekas dan lain-lain yang nantinya dari bahan-bahan tersebut
siswa dapat menciptakan suatu kreasi atau karya. Harapan kami
dengan adanya tantangan dalam menciptakan karya dapat
menjadikan bekal bagi siswa untuk lebih meningkatkan kreativitas
yang tidak hanya menjadi nilai tambah saja.” (Wawancara dengan
Ibu Nur Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1
Waru pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh bapak Harun selaku guru prakarya:

“ berdasarkan perkembangan dan perubahan kurikulum dari tahun


ke tahun peserta didik mulai diharuskan bagaimana siswa dapat
menciptakan karya kreatifitas berdasarkan ide masing-masing
siswa pada beberapa mata pelajaran yang sudah diajarkan oleh
bapak/ibu guru untuk menjadi nilai tambah praktikum dalam mata
8

pelajaran tersebut. adapun tujuan dan manfaat diterapkannya karya


tersebut, agar siswa mampu memahami secara teori dan praktikum,
mampu mencipatakan ide baru dari karya yang sudah pernah
diciptakan sebelumnya.” (Wawancara dengan Bapak Muhammad
Harun, S.Pd selaku guru prakarya di SMPN 1 Waru pada tanggal
20 Juni 2020).
Diperkuat dengan pendapat dari Berlin kelas VII-G di SMPN 1

Waru yang mengatakan bahwa:

“ dengan adanya tugas berkarya, kita dapat memahami, mencerna,


meneliti, apa saja yang perlu kita pelajari dari materi mata
pelajaran yang sudah k ita dapat dari bapak/ibu guru . Hasil dari
karya itu, kita akan lebih mudah dalam mengembangkan
pemahaman tersebut melalui karya yang sudah kita ciptakan”
(Wawancara dengan Berlin., siswa kelas VII G di SMP Negeri 1
Waru pada hari Senin tanggal 12 Maret 2020).

Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa kemampuan

menciptakan karya yang ada di SMP Negeri 1 Waru, merupakan

kewajiban yang harus dikerjakan oleh siswa di SMP Negeri 1 Waru,

bahwa hasil kreativitas mereka tidak hanya terbatas dalam bentuk

benda atau barang, seperti lukisan, ukiran, tetapi juga bisa berwujud

kegiatan yang menopang adanya hasil kreatifitas yang telah dibuat

seperti, membiasakan menanam tanaman hidroponik, perawatan jamur

juga biopori (resapan air) . Sehingga siswa dapat lebih mudah

mengembangkan hasil kreativitasnya melalui proses merasakan dan

mengamati adanya masalah mencari kekurangan, menilai dan menguji

kemudian mengubah dan menyampaikan hasil akhir.

Dari hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa kemampuan berkarya peserta didik di SMPN 1 Waru
sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Seperti halnya yang
dilakukan guru dengan memberikan tugas tentang penerapan program
adiwiyata yang mewajibkan siswa untuk terampil dan kreativ dalam
8

membuat karya. (Observasi Peneliti pada tanggal 04-08 November


2019 di masjid SMP Negeri 1 Waru).

Diperkuat juga dengan dokumentasi hasil karya siswa menanam

tanaman hidroponik (Lihat lampiran pada gambar 1.6)

4) Strategi Pengembangan Kreativitas

Strategi pengembangan kreativitas adalah teknik yang dipakai guru

dalam mengembangan kreativitas siswa di SMP Negeri 1 Waru. Dengan

menggunakan beberapa metode pembelajaran seperti menggunaan

metode diskusi dan inquiry discovery.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ibu Nur Heru selaku ketua

adiwiyata di SMPN 1 Waru:

“Sekolah ini mempunyai strategi tersendiri dalam pelaksanaan


pengembangan kreatifitas siswa. Kami menggunakan beberapa
metode, yakni metode diskusi dan inquiry discovery. Hal ini bertujuan
agar siswa dapat berfikir mandiri terhadap sebuah permasalahan
lingkungan yang akan dihadapi.(Wawancara dengan Ibu Nur
Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru
pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Tutik bahwa :

"Demi tercapainya tujuan pengembangan kreatifitas siswa secara


maksimal, maka kami memiliki strategi khusus yang dilakukan guru
kepada siswa. Strategi ini berupa metode diskusi dan inquiry
discovery. Siswa harus bisa belajar berdiskusi dan juga memecahkan
masalah yang dihadapi melalui metode yang kami
terapkan."(Wawancara dengan Ibu tuti selaku waka kurikulum SMPN
1 Waru pada tanggal 18 juni 2020)

Diperkuat pula oleh pak Iwan selaku guru PAI di SMP Negeri 1

Waru yang mengatakan bahwa:


8

"Sebagai guru PAI, tentunya saya melakukan kebijakan-kebijakan


yang ditentukan oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Salah
satunya tentang strategi yang digunakan saat pembelajaran. Kami
menerapkan metode diskusi dan inquiry discovery, agar siswa terbiasa
dalam menghadapi kesulitan-kesulitan, atau menghadapi sebuah
permasalahan sehari-hari." (Wawancara dengan bapak iwan fadhli
selaku guru PAI di SMPN 1 Waru pada tanggal 18 juni 2020)

Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa strategi

pengembangan kreatifitas siswa pada penerapan metode program

adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru menggunakan metode

diskusi dan inquiry discovery seperti mendiskusikan permasalahan yang

ada di lingkungan sekolah dan cara penanganannya, bentuk dari inquiry

discovery yaitu siswa dilatih untuk menitik beratkan pada proses

pemecahan masalah yang terjadi. Dengan adanya metode ini, siswa

diharapakan dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi, serta

dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan.

Dari hasil wawancara diatas diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa strategi diskusi dan inquiry discovery dilakukan oleh guru
dalam rangka mengembangkan kreativitas siswa di SMP Negeri 1 Waru.
(Observasi Peneliti pada tanggal 04 – 08 November 2019 pukul di SMP
Negeri 1 Waru).

Diperkuat juga dengan hasil dokumentasi oleh peneliti berupa

dokumentasi foto siswa yang berdiskusi.(Lihat lampiran pada gambar 1.7)

5) Proses Pengembangan Kreativitas

Proses pengembangan kreativitas yang ada di SMP Negeri 1 Waru

merupakan sebuah proses yang harus dilalui seluruh siswa. Proses dari

pengembangan kreativitas tersebut berlangsung mengikuti tahap-tahap

tertentu.
8

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ibu Nur Heru selaku ketua

adiwiyata di SMPN 1 Waru:

"Sebuah hasil pasti didahului proses dengan tahapan-tahapan yang


harus dilalui. Proses pengembangan kreatifitas siswa di sini melalui
beberapa tahapan, yakni pertama preparasi siswa mulai mengkaji atau
mempersiapkan apa saja yang perlu dilakuakan ketika akan memulai
membuat kreativitas, kedua inkubasi siswa masuk dalam proses
pembuatan produk kreativitas sesuai dengan bahan bahan dan langkah
yang siap dijalankan, ketiga iluminasi siswa mengevaluasi dan
meneliti kekurangan dari pembuatan kreativitasnya, dan terakhir
verifikasi pada tahap ini siswa memperbaiki semua kekurangan dan
kesalahan yang terdapat pada tahap preparasi, inkubasi, dan verifikasi.
Dimana tahapan-tahapan tersebut pastilah atas bimbingan para guru
agar dapat dilalui dengan baik oleh siswa." (Wawancara dengan Ibu
Nur Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru
pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut di dukung sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu Tutik bahwa :

"Proses pengembangan kreatifitas siswa harus dijalani dengan baik


dan runtut. Kami pun juga telah menyusun persiapan sedemikian rupa
agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain persiapan,
tahapan yang harus dilalui lainnya adalah inkubasi , iluminasi, dan
verifikasi. Semua itu merupakan sebuah proses yang tak terpisahkan
untuk pengembangan kreatifitas siswa di SMP Negeri 1 Waru.”
(Wawancara dengan Ibu tuti selaku waka kurikulum SMPN 1 Waru
pada tanggal 18 juni 2020)

Diperkuat pula oleh pak Iwan selaku guru PAI di SMP Negeri 1

Waru yang mengatakan bahwa:

"Bukan hanya wakil kepala sekolah yang mendampingi proses


pengembangan kreatifitas siswa di sekolah ini, namun semua guru pun
ikut andil dalam kegiatan ini, sehingga siswa dapat mencapai tingkat
kreativitas yang diinginkan. Pastinya kami diberi wawasan juga oleh
wakil kepala sekolah agar dapat mendampingi setiap tahapan dari
proses pengembangan kreatifitas siswa.” (Wawancara dengan bapak
iwan fadhli selaku guru PAI di SMPN 1 Waru pada tanggal 18 juni
2020)
8

Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa proses

pengembangan kreatifitas siswa di SMP Negeri 1 Waru memiliki beberapa

tahapan, yakni preparasi peserta didik mulai mengkaji, dan

mempersiapkan bahan apa saja yang diperlukan dan langkah apa saja yang

perlu dipelajari sebelum memulai pelaksanaan kreativitas, inkubasi

peserta didik sudah masuk dalam proses pembuatan produk kreativitas

sesuai dengan bahan bahan dan langkah yang siap dijalankan dalam

memulai proses pembuatan kreativitas, iluminasi di tahap ini, peserta

didik diharuskan untuk mengevaluasi dan meneliti kekurangan dan

kesalahan apa saja yang perlu diperbaiki dari tahap preparasi dan inkubasi,

verifikasi di tahap ke empat ini, peserta didik memperbaiki semua

kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada tahap preparasi, inkubasi,

dan verifikasi, sampai hasil kreativitas peserta didik siap untuk

dipresentasikan. Dan dari semua tahapan diatas harus dilalui oleh siswa

agar tercapainya tujuan yang diinginkan. Bentuk kegiatan melalui 4 tahap

tersebut adalah membuat piring dari anyaman yang pertama preparasi

siswa mempersiapkan bahan apa saja yang akan dibuat, inkubasi siswa

mulai untuk proses pembuatan piring dari anyaman rotan, setalah proses

pembuatan selesai siswa mengevaluasi atau meneliti apakah ada

kekurangan dari hasil kreativitas tersbeut, tahap akhir setelah siswa

memperbaiki semua kekurangan sampai hasil akhir kreativitas sisiwa siap

untuk di tampilkan atau dipresentasikan.


8

Dari hasil wawancara di atas, diperkuat juga dengan hasil observasi


peneliti bahwa setiap tahapan proses pengembangan kreatifitas siswa
memang dilakukan di SMP Negeri 1 Waru dengan beberapa tahap dan
penyelesaian” (Observasi Peneliti pada tanggal 04 – 08 November 2019 di
SMP Negeri 1 Waru).
Diperkuat juga dengan hasil dokumentasi oleh peneliti berupa

dokumentasi foto siswa mempersiapkan hasil kreativitasnya yang akan

ditampilkan di pameran Sieducex (Sidoarjo Education Expo). (Lihat

lampiran pada gambar 1.8)

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Program Adiwiyata

Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang mendorong sesuatu pekerjaan

agar berjalan lancar dan stabil. Faktor pendukung dibagi menjadi dua,

yakni internal dan eksternal. Berikut faktor pendukung penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment untuk mengembangkan kreativitas yang

pertama yaitu:

1). Faktor internal yang ada di SMP Negeri 1 Waru.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat dari Ibu Nur Heru selaku

ketua adiwiyata di SMPN 1 Waru:

“ untuk faktor pendukung dr program ini terdorong dengan adanya visi


dan misi sekolah yang mengarah ke program cinta lindungan seperti
halnya salah satu visi dan misi sekolah Memiliki kepedulian terhadap
lingkungan sekitar, melaksanakan pembelajaran PAIKEM dan
melaksanakan pembelajaran cinta lingkungan untuk mewujudkan warga
yang peduli lingkungan.” (Wawancara dengan Ibu Nur Heruiskam H,
S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru pada hari kamis
tanggal 07 mei 2020)
8

Wawancara tersebut didukung pula dengan peandapat Ibu Tutik

selaku waka kurikulum:

“Faktor pendukung tidak hanya dari visi misi sekolah tetapi juga
penerapan yg sudah tercantum kedalam kurikulum sekolah, bahwa
seluruh mata pelajaran ada pembelajaran yang mencangkup tentang
program cinta lingkungan.” (Wawancara dengan Ibu tuti selaku waka
kurikulum SMPN 1 Waru pada tanggal 18 juni 2020)

Diperkuat pula oleh pak Harun selaku guru prakarya di SMP

Negeri 1 Waru:

“ faktor pendukung itu sendiri salah satunya yaitu lingkungan sekitar


mulai dari kelas, kantin, kamar mandi, taman sekolah dll. Dengan
terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, indah, hijau dari situ
peserta didik lebih terpacu untuk lebih menjaga lingkungan sekitar dan
proses belajar pun lebih kondusif.” (Wawancara dengan Bapak
Muhammad Harun, S.Pd selaku guru prakarya di SMPN 1 Waru pada
tanggal 20 Juni 2020).

` Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor

internal yang ada di SMP Negeri 1 Waru mencakup tentang: 1). adanya

program kurikulum tentang penerapan program adiwiyata, 2). Adanya visi

dan misi sekolah yang mendukung program adiwiyata, 3). Lingkungan

sekolah yang kondusif yang memudahkan anak untuk mengakses apapun

yang dilihat, dan 4). Dukungan guru atau warga sekolah.

Data tersebut didukung dengan Observasi mengenai faktor


pendukung internal penerapan prpgram adiwiyata berbasis edutainment
untuk mengembengkan kreativitas, yaitu siswa memang saling mendukung
antar siswa untuk melakukan penerapan program peduli lingkungan..
(Observasi Peneliti pada tanggal pada tanggal 04 -08 November 2019 di
SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo)
2) Faktor Eksternal

Faktor pendukung kedua yaitu faktor eksternal yang ada di SMP

Negeri 1 Waru
8

Data tersebut diperkuat oleh Ibu Nur Heru selaku ketua adiwiyata

di SMPN 1 Waru:

“dalam hal ini orang tidak hanya dukungan dari bapak dan ibu guru saja
akan tetapi para wali murid atau orang tua peserta didik juga sangat
mendukung dengan adanya program ini. Dengan harapan peserta didik
lebih aktif dan kreativ serta lebih menghargai lingkunga skitar. tidak
hanya dukungan dari orang tua akan tetapi bantuan dana dari
pemerintah untuk kelancaran dalam pelaksanaan program adiwiyata
ini.” (Wawancara dengan Ibu Nur Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku
ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru pada hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut didukung pula dengan peandapat Bapak

Harun selaku guru prakarya:

“Semua guru sangat mendukung adanya penerapan program adiwiyata


ini, karena semua guru juga memang dihimbau oleh kepala sekolah
untuk ikut andil. Selain itu, pad penerapan program ini bapak ibu guru
bisa mentau langsung kegiatan siswa dan dapat menjadikan anak lebih
peduli dengan lingkungan peserta didik juga lebih kreativ dalam
memanfaatkan barang-barang bekas ataupun membuat kreativitas dr
mapel-mapel yang sudah di ajarkan bapak ibu guru di sekolah.”
(Wawancara dengan Bapak Muhammad Harun, S.Pd selaku guru
prakarya di SMPN 1 Waru pada tanggal 20 Juni 2020).

Diperkuat pula oleh Berlin VII-G, siswi dari SMP Negeri 1 Waru:

“ setip hari sabtu sekolah dimulai dengan senam bersama, setelah itu
kita diberi waktu untuk istirahat setelah istirahat bapak ibu guru
menghimbau untuk bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah.
tidak hanya lingkungan sekolah ruang kelas pun kita bersihkan dengan
didampingi walikelas masing-masing.” (Wawancara dengan Berlin.,
siswa kelas VII G di SMP Negeri 1 Waru pada hari Senin tanggal 12
Maret 2020).

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor

eksternal yang ada di SMP Negeri 1 Waru mencakup tentang: 1). Adanya

dukungan dari orang tua siswa , 2). bantuan dana dari pemerintah.

Data tersebut didukung dengan Observasi mengenai faktor


pendukung eksternal penerapan program adiwiyata berbasis edutainment
8

untuk mengembangka kreativitas, yaitu dengan kegiatan siswa yang setiap


hari sabtu melaksnakan bersih-bersih lingkungan sekolah dan ruang kelas
dengan didampingi oleh bapak dan ibu guru. (Observasi Peneliti pada
tanggal pada tanggal 04 -08 November 2019 di SMP Negeri 1 Waru
Sidoarjo)
b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah faktor yang menghalangi atau menjadi

penghambat suatu pekerjaan hingga menjadi tidak lancar atau tidak

berjalan normal. Faktor penghambat juga dibagi menjadi dua, yakni

internal dan eksternal. Berikut faktor internal penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment untuk mengembangkan kreativitas siswa

di SMP Negeri 1 Waru yaitu: Kurangnya kesadaran dari diri siswa dalam

melakukan menjaga kebersihan lingkungan

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu Nur Heru selaku ketua

adiwiyata di SMPN 1 Waru:

“ biasanya dari siswa sendiri yang masih ada yang menghindar ketika
dia dapat jadwal untuk membersihkan kamar mandi kebanyakan di
jadwal itu peserta didik banyak yang lari.” (Wawancara dengan Ibu Nur
Heruiskam H, S.Pd, M.Pd selaku ketua Adiwiyata SMPN 1 Waru pada
hari kamis tanggal 07 mei 2020)

Wawancara tersebut didukung pula dengan peandapat Bapak

Harun selaku guru prakarya:

“dari banyaknya peserta didik tidak semua patuh, ada juga yang
kukurang sadar didir atau nyeleweng dari kegiatan yang sedang
berlangsung.” (Wawancara dengan Bapak Muhammad Harun, S.Pd
selaku guru prakarya di SMPN 1 Waru pada tanggal 20 Juni 2020).

Diperkuat pula oleh Berlin VII-G, siswi dari SMP Negeri 1 Waru:

“memang masih ada beberapa dari teman-teman yang tidak mau


melaksanakan tugas dari bapak dan ibu guru, tetapi itu semua akan ada
hukuman sendiri yang diberikan kepada kita yang tidak patuh.”
9

(Wawancara dengan Berlin., siswa kelas VII G di SMP Negeri 1 Waru


pada hari Senin tanggal 12 Maret 2020).

Dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat internal adalah

Kurangnya kesadaran dari diri siswa dalam melakukan menjaga

kebersihan lingkungan

Data tersebut didukung dengan Observasi mengenai faktor


penghambat internal penerapan program adiwiyata berbais edutainemnt
untuk mengembangkan kreativitas, yaitu masih adanya peserta didik yang
tidak mau melaksnakan kegiatan kebersihan lingkungan. (Observasi
Peneliti pada tanggal pada tanggal 04 -08 November 2019 di SMP Negeri
1 Waru Sidoarjo)
9

C. Temuan Data

a) Program Adiwiyata Berbasis Edutainment di SMPN 1 Waru.

Program adiwiyata yang diadakan ada di SMP Negeri 1 Waru

dimana siswa di ajarkan untuk menjaga lingkungan sekitar atau bisa

dikatakan dengan peduli lingkungan seperti program pengembangan

kantin sehat, pemanfaatan bekas air wudhu untuk kolam lele, program

penghijauan seperti biopori (resapan air) untuk menghindari dari genangan

air, pengolahan rempah-rempah-, perawatan jamur, pembentukan pasukan

semut, dan hidroponik. Dengan adanya program tersebut dapat

menciptakan sekolah nyaman, aman dan harmonis, khususnya untuk

kebutuhan belajar siswa. sehingga terciptanya suasana pembelajaran yang

menyenangkan, efektif, dan efisien.

1. Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

Penerapan program adiwiyata berbasis edutainment tang ada di

SMP Negeri 1 Waru menerapkan pendidikan program peduli

lingkungan dengan mengkombinasikan pendidikan secara harmonis

untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan

menyusun dan merencanakan program kerja yang didalamnya seluruh

warga sekolah ikut terlibat dalam penyusunan RPP inovasi penerapan

program adiwiyata melalui penerapan pembelajaran dan perencanaan

program kerja seperti membentuk bidang kegiatan dan jenis kegiatan.

Pokja (program kerja) yang ada di SMP Negeri 1 Waru yaitu seperti

pembentukan pasukan semut, penerapan kantin sehat, pemanfaatan


9

bekas air wudhu untuk kolam lele, biopori (resapan air), hidroponik,

perawatan jamur, pengelolahan rempah-rempah dan lidah buaya,

pemanfaatan sampah organik dan non organik. Kegiatan program

adiwiyata yang ada di SMP Negeri 1 Waru dilaksnakan setiap hari

sabtu.

2. Strategi Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

Strategi yang diterapkan di SMP Negeri 1 Waru yaitu dengan

menerapkan prinsip partisipatif, yaitu seluruh warga sekolah saling

berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan lingkungan hijau tersebut

seperti halnya, dalam merawat tanaman dan tumbuh-tumbuhan,

pemberian pupuk secara rutin yang semua itu berperan penting dalam

proses pembelajaran dan kelancaran kegiatan bealajar mengajar.

3. Penerapan Metode Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

Pendekatan dari penerapan metode program adiwiyata berbasis

edutainment di SMPN 1 Waru berperan penting dan aktif bagi siswa

dalam untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari penerapan tersebut

terdapat beberapa pendekatan belajar. Diantaranya adalah somatic atau

belajar dengan bergerak dan berbuat disini siswa dituntut untuk lebih

aktif dalam mengeskpresikan diri. Bentuk dari metode tersebut semua

siswa ikut merawat dan membersihkan tanaman, kedua yaitu auditori

belajar dengan berbicara dan mendengarkan, kita mengadakan

penyuluhan dari luar dan memberikan edukasi-edukasi dengan cara


9

memberikan penjelasan kepada siswa tentang keuntungan-keuntungan

program ini, ketiga yaitu visual atau mengamati, siswa diharuskan

untuk dapat mengamati lingkungan bentuk dari metode ini yaitu

mengevaluasi pertumbuhan tanaman dan kebersihannya, dan terakhir

yaitu intelektual atau belajar dengan pemecahan masalah bentuk dari

metode ini yaitu siswa berdiskusi memunculkan ide ketika menemukan

problem pada program adiwiyata tersebut. Keempat metode ini

dilaksanakan agar program adiwiyata berbasis edutainment berlangsung

optimal dan memberikan hasil yang maksimal pada siswa.

Tabel 2.

Program Adiwiyata Berbasis Edutainment di SMPN 1 Waru.

Penerapan Program Adiwiyata Strategi Penerapan Program


Berbasis Edutainmen Adiwiyata Berbasis Penerapan Metode Program
Adiwiyata Berbasis Edutainment
Edutainment

penerapan tersebut
terdapat beberapa
menerapkan prinsip
pendekatan belajar.
pendidikan program partisipatif dan
Diantaranya adalah
peduli lingkungan kegiatan lingkungan,
simpatik, auditori,
dengan fungsi kegiatan
visual, dan
mengkombinasikan lingkungan seperti
intelektual. Keempat
pendidikan secara pengaturan tanaman
metode ini
harmonis untuk dan tumbuhan
dilaksanakan agar
berperan penting
menciptakan program adiwiyata
dalam proses
pembelajaran yang pembelajaran dan berbasis edutainment
menyenangkan. berlangsung optimal
kelancaran kegiatan
dan memberikan hasil
bealajar mengajar.
yang maksimal pada
peserta didik.
9

b) Pengembangan Kreativitas Siswa di SMPN 1 Waru.

Pengembangan kreatifitas siswa di SMPN 1 Waru memiliki tiga

aspek yang meliputi Berpikir kreatif, Memecahkan masalah (problem

solving), Menciptakan karya, strategi pengembangan kreativitas, dan

proses pengembangan kreativitas yang dapat merangsang peserta didik

untuk menciptakan sebuah karya.

1. Kemampuan Berfikir Kreativ

Kemampuan berfikir siswa SMP Negeri 1 Waru bebeda dan

memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti

halnya dengan cara berfikir siswa untuk menjaga lingkungan

tampungan air hujan dicampur dengan daun daun kering yang bisa

menjadi pupuk (biopori) dan pengelolaan rempah-rempah yang

ditanaman untuk dijadikan wedang poka . Dari banyak perbedaan

yang dimiliki siswa dalam berfikir kreatif guru menyimpulkan bahwa

terdapat ciri khas siswa dalam berfikir kreatif. Pemberian penilaian

kebebasan dalam berkarya seperti halnya siswa dibebaskan dalam

berkreasi seperti dengan menggunakan bahan bekas seperti pipa

bekas, maupun daun daun kering yang diolah menjadi alat pendukung

bercocok tanam seperti pupuk organik, sehingga siswa bisa

memahami fungsi dan manfaat penerapan biopori dalam merawat

tanaman di lingkungan sekolah.


9

2. Kemampuan Memecahkan Masalah (Problem Solving)

Kemampuan memecahkan masalah yang ada di SMP Negeri 1

Waru memiliki cara sendiri dalam memecahkan masalah seperti

penerapan program adiwiyata yang telah diterapkan ternyata belum

menjamin nilai maksimal peduli lingkungan warga sekolah. siswa

membentuk kelompok musyawarah secara berkala dengan didampingi

oleh guru dan pengurus osis, untuk menyampaikan ide dan pendapat

perbaikan masalah lingkungan di sekolah.

3. Kemampuan Menciptakan Karya

Kemampuan menciptakan karya yang ada di SMP Negeri 1 Waru,

merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh siswa di SMP

Negeri 1 Waru, bahwa hasil kreativitas mereka tidak hanya terbatas

dalam bentuk benda atau barang, seperti lukisan, ukiran, tetapi juga

bisa berwujud kegiatan yang menopang adanya hasil kreatifitas yang

telah dibuat seperti, membiasakan menanam tanaman hidroponik,

perawatan jamur juga biopori (resapan air) . Sehingga siswa dapat

lebih mudah mengembangkan hasil kreativitasnya melalui proses

merasakan dan mengamati adanya masalah mencari kekurangan,

menilai dan menguji kemudian mengubah dan menyampaikan hasil

akhir.

4. Strategi Pengembangan Kreativitas

Strategi pengembangan kreatifitas siswa pada penerapan metode

program adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru


9

menggunakan metode diskusi dan inquiry discovery seperti

mendiskusikan permasalahan yang ada di lingkungan sekolah dan cara

penanganannya, bentuk dari inquiry discovery yaitu siswa dilatih

untuk menitik beratkan pada proses pemecahan masalah yang terjadi.

Dengan adanya metode ini, siswa diharapakan dapat menyelesaikan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi, serta dapat menyelesaikan

permasalahan lingkungan.

5. Proses Pengembangan Kreatvitas

Proses pengembangan kreatifitas siswa di SMP Negeri 1 Waru

memiliki beberapa tahapan, yakni preparasi peserta didik mulai

mengkaji, dan mempersiapkan bahan apa saja yang diperlukan dan

langkah apa saja yang perlu dipelajari sebelum memulai pelaksanaan

kreativitas, inkubasi peserta didik sudah masuk dalam proses

pembuatan produk kreativitas sesuai dengan bahan bahan dan langkah

yang siap dijalankan dalam memulai proses pembuatan kreativitas,

iluminasi di tahap ini, peserta didik diharuskan untuk mengevaluasi

dan meneliti kekurangan dan kesalahan apa saja yang perlu diperbaiki

dari tahap preparasi dan inkubasi, verifikasi di tahap ke empat ini,

peserta didik memperbaiki semua kekurangan dan kesalahan yang

terdapat pada tahap preparasi, inkubasi, dan verifikasi, sampai hasil

kreativitas peserta didik siap untuk dipresentasikan. Dan dari semua

tahapan diatas harus dilalui oleh siswa agar tercapainya tujuan yang

diinginkan. Bentuk kegiatan melalui 4 tahap tersebut adalah membuat


9

piring dari anyaman yang pertama preparasi siswa mempersiapkan

bahan apa saja yang akan dibuat, inkubasi siswa mulai untuk proses

pembuatan piring dari anyaman rotan, setalah proses pembuatan

selesai siswa mengevaluasi atau meneliti apakah ada kekurangan dari

hasil kreativitas tersbeut, tahap akhir setelah siswa memperbaiki

semua kekurangan sampai hasil akhir kreativitas sisiwa siap untuk di

tampilkan atau dipresentasikan.

Tabel. 3

Pengembangan Kreativitas Siswa di SMPN 1 Waru.

Kemampuan Kemampuan Strategi Proses


Kemampuan Menciptakan Pengembangan
Memecahkan Pengembangan
Berfikir Kreativ Karya Kreativitas
Masalah Kreatvitas

peserta didik Proses


dapat lebih metode diskusi pengembangan
Pemberian proses mudah dan inquiry kreatifitas siswa
penilaian kreativitas tidak mengembangka discovery. di SMP Negeri 1
kebebasan hanya dari n hasil Dengan adanya Waru memiliki
dalam kemampuan kreativitasnya metode ini, beberapa
melakukan atau memecahkan melalui proses siswa tahapan, yakni
menghasilkan masalah atau merasakan dan diharapakan persiapan,
karya yang akan problem solving, mengamati dapat inkubasi,
menjadikan tetapi adanya masalah menyelesaikan iluminasi, dan
peserta didik membawa mencari kesulitan- verifikasi. Dan
lebih terbuka peserta didik kekurangan, kesulitan yang setiap tahapan
dan ingin tahu lebih berfikir menilai dan dihadapi, serta harus dilalui
terhadap hal positif untuk menguji dapat oleh siswa agar
sesuatu yang mencari jalan kemudian menyelesaikan tercapainya
baru. keluar dari mengubah dan permasalahan tujuan yang
permasalahan. menyampaikan lingkungan. diinginkan.
hasil akhir.
9

1. Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Program Adiwiyata

Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa di

SMPN 1 Waru.

a) Faktor Pendukung

1. Faktor Internal

Faktor internal yang ada di SMP Negeri 1 Waru mencakup tentang:

1). adanya program kurikulum tentang penerapan program adiwiyata,

2). Adanya visi dan misi sekolah yang mendukung program adiwiyata,

3). Lingkungan sekolah yang kondusif yang memudahkan anak untuk

mengakses apapun yang dilihat, dan

4). Dukungan guru atau warga sekolah.

2. Faktor Eksternal

faktor eksternal yang ada di SMP Negeri 1 Waru mencakup

tentang: 1). Adanya dukungan dari orang tua siswa , 2). bantuan dana

dari pemerintah.
9

Tabel 4.

Faktor Pendukung Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk


Mengembangkan Kreativitas Siswa di SMPN 1 Waru.

Faktor Internal
Faktor Eksternal

1). adanya program kurikulum tentang


penerapan program adiwiyata,
2). Adanya visi dan misi sekolah 1) adanya bantuan darinpemerintah
yang mendukung program adiwiyata, untuk pelaksanaan program adiwiyata
3). Lingkungan sekolah yang kondusif yang 2) adanya dukungan dari orang tua
memudahkan anak untuk mengakses
apapun yang dilihat
4) dukungan guru dan warga sekolah

b) Faktor Penghambat

1. Faktor Internal

Faktor internal yang ada di SMP Negeri 1 Waru yaitu: 1). Kurangnya

kesadaran dari diri siswa dalam melakukan menjaga kebersihan

lingkungan
1

Faktor Penghambat Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment


Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa di SMPN 1 Waru.

Faktor Internal

1). Kurangnya kesadaran dari


diri siswa dalam melakukan menjaga kebersihan lingkungan
1

D. Analisi Data

Pada temuan data di atas, akan dianalisis dan didiskusikan secara

analisis domain. Analisis domain adalah memperoleh gambaran umum dan

menyeluruh dari objek atau penelitian atau situasi sosial. Peneliti menetapkan

domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya, kemudian

tahapan yang kedua adalah analisis taksonomi yaitu domain yang dipilih

tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur

internalnya dilakukan dengan observasi terfokus.

A. Program Adiwiyata Berbasis Edutainment di SMPN 1 Waru.

Dalam konteks ini, Program adiwiyata yang diadakan ada di SMP

Negeri 1 Waru dimana siswa di ajarkan untuk menjaga lingkungan sekitar

atau bisa dikatakan dengan peduli lingkungan seperti program

pengembangan kantin sehat, pemanfaatan bekas air wudhu untuk kolam

lele, program penghijauan seperti biopori (resapan air) untuk menghindari

dari genangan air, pengolahan rempah-rempah, perawatan jamur,

pembentukan pasukan semut, dan hidroponik. Dengan adanya program

tersebut dapat menciptakan sekolah nyaman, aman dan harmonis,

khususnya untuk kebutuhan belajar siswa. sehingga terciptanya suasana

pembelajaran yang menyenangkan, efektif, dan efisien.

Hal ini sesuai dengan pendapat, UUD Kemeneg LH bahwa

program adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup nasional

yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka


1

mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup (UUD

Kemeneg LH : 2009).

Disebutkan pula oleh Nihyatul Hidayah, dkk bahwa Program

Adiwiyata terbukti menciptakan sekolah nyaman, aman dan harmonis,

khususnya untuk kebutuhan belajar peserta didik. secara otodidak peserta

didik perlahan menjadi generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan,

sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya disekitar sekolah

terdidik melek terhadap perkembangan otonomi ekonomi sosial, dan

lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan (Hidayah,

Nihayatul dkk, 2017 : 99).

Hal ini sesuai dengan pendapat, M. Fadhillah bahwa edutainment

merupakan suatu kegiatan pembelajaran di mana dalam pelaksanaannya

lebih mengedepankan kesenangan dan kebahagiaan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, belajar dilakukan dengan

cara menyenangkan, bukan sebaliknya membosankan dan dalam kondisi

tertekan. (M. Fadhillah, 2014: 3).

Hal ini sesuai dengan pendapat, Moh. Sholeh Hamid bahwa

edutainment merupakan upaya untuk mengajarkan satu atau lebih mata

pelajaran khusus atau berupaya mengubah perilaku dengan melahirkaan

perilaku-perilaku sosiokultural tertentu. Salah satu ciri keberhasilan

edutainment adalah adanya fakta bahwa pembelajaran itu menyenangkan

dan guru dapat mendidik dengan suatu cara yang menyenangkan. (Moh.

Sholeh Hamid, 2014: 18).


1

Sebagaimana paparan yang telah dijelaskan, bahwa Penerapan

Program Adiwiyata Berbasis Edutainment di SMPN 1 Wari meliputi:

1) Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainemnt

Penerapan program adiwiyata berbasis edutainment tang ada di

SMP Negeri 1 Waru menerapkan pendidikan program peduli

lingkungan dengan mengkombinasikan pendidikan secara harmonis

untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Dengan

menyusun dan merencanakan program kerja yang didalamnya seluruh

warga sekolah ikut terlibat dalam penyusunan RPP inovasi penerapan

program adiwiyata melalui penerapan pembelajaran dan perencanaan

program kerja seperti membentuk bidang kegiatan dan jenis kegiatan.

Pokja (program kerja) yang ada di SMP Negeri 1 Waru yaitu seperti

pembentukan pasukan semut, penerapan kantin sehat, pemanfaatan air

wudhu untuk kolam lele, biopori (resapan air), hidroponik, perawatan

jamur, pengelolahan rempah-rempah dan lidah buaya, pemanfaatan

sampah organik dan non organik. Kegiatan program adiwiyata yang ada

di SMP Negeri 1 Waru dilaksnakan setiap hari sabtu.

Hal ini sesuai dengan pendapat, M. Sholeh bahwa pembelajaran

edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain

sedemikian rupa, sehingga muatan pendidikan dan hiburan bisa

dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan. (Moh. Sholeh Hamid, 2014: 17)


1

Untuk dapat menuju program adiwiyata berbasis edutainemnt

dapat berjalan dengan lancar perlu diadakannya penyusunan dan

perencanaan program kerja yang didalamnya seluruh warga sekolah

ikut terlibat dalam penyusunan dan perencanaan program kerja seperti

membentuk bidang kegiatan dan jenis kegiatan.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat Drs. Endang Haris dkk

bahwa, Perencanaan dan penyusunan program kerja adiwiyata dibuat

oleh Tim Sekolah Adiwiyata yang bertanggung jawab atas tugas dan

kewenangan yang diberikan oleh kepala sekolah. Tugas dan

kewenangan tersebut mencakup mengidentifikasi, mengkaji, dan

menganalisis kondisi sekolah berdasarkan fakta yang objektif dan

rasional untuk mengembangkan sekolah adiwiyata. Dalam

merencanakan program kerja adiwiyata, ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan tim sekolah adiwiyata, yaitu:

a. Perencanaan Program Kerja

Dalam proses penyusunan program kerja, Tim Sekolah

Adiwiyata dan semua pihak yang terkait perlu memerhatikan

berbagai hal agar keberlangsungan program kerja dapat terjaga

mulai dari tahap perencanaan hingga tahap praktik. Ada beberapa

aspek yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan program

kerja.
1

1. Kondisi lingkungan sekolah , terdiri dari ketersediaan SDM dan

keadaan fisik sekolah.

2. Sasaran pencapaian program.

3. Kebijakan kepala sekolah, terdiri dari visi, misi dan aturan

kebijakan berbasis lingkungan.

4. Fleksibilitas dan pemahaman kerja yang bersinergi antarseksi

bidang kegiatan sekolah adiwiyata.

5. Berbagai pihak yang dilibatkan dalam penyusunan program ,

terjadi dari guru, murid, staf, dan persatuan orang tua dan guru

(POMG)

b. Identifikasi Program Kerja

Dari banyak seksi bidang kegiatan dalam merencanakan

program sekolah adiwiyata, sebaiknya tim sekolah adiwiyata terlebih

dulu mengidentifikasi tahapan berdasarkan pada bidang kegiatan,

jenis kegiatan, dan bentuk kegiatan.

1. Bidang kegiatan, disesuaikan dengan pembagian tim kerja.

2. Jenis kegiatan, disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab

tim.Bentuk kegiatan, disesuaikan dengan jenis kegiatan. (Drs.

Endang Haris dkk. 2018: 21-23)

2) Strategi Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainemnt

Strategi yang diterapkan di SMP Negeri 1 Waru yaitu dengan

menerapkan prinsip partisipatif, yaitu seluruh warga sekolah saling


1

berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan lingkungan hijau tersebut

seperti halnya, dalam merawat tanaman dan tumbuh-tumbuhan,

pemberian pupuk secara rutin yang semua itu berperan penting dalam

proses pembelajaran dan kelancaran kegiatan bealajar mengajar.

Hal ini sesuai dengan pendapat dari, Kemenag LH dan

Kemdikbud 2012 Adiwiyata diterapkan dalam dunia pendidikan

dikarenakan dalam dunia pendidikan lebih mudah untuk menerapkan

segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika untuk

mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan. Menurut Buku Panduan

Adiwiyata pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip

dasar sebagai berikut:

a. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah

yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.

b. Berkelanjutan: seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana

dan terus menerus secara komprehensif. (Kemenag LH dan

Kemdikbud, 2012 : 3 ).

Penjelasan diatas sesuai juga dengan paparan Kemenag LH,

2011 untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya

lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang

mendukung dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan hidup

oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar program


1

adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan

sekolah yang diperlukan untuk mewujudkan sekolah peduli lingkungan

tersebut adalah:

1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan

lingkungan hidup

3. Kebijakan peningkatan SDM (tenaga kependidikan dan non

kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup

4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam

5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah

yang bersih dan sehat

6. Kebijakan Sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi

kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. (Kemenag LH

dan Kemdikbud, 2011 : 5 ).

Selaras juga dengan pendapat Moh. Sholeh Hamid, bahwa untuk

membantu kelancaran proses belajar mengajar, pengaturan tanaman dan

tumbuh-tumbuhan juga sangat penting. Disadari atau tidak, tanaman

dan tumbuh-tumbuhan memberikan manfaat yang penting bagi

terlaksungnya proses pembelajaran di dalam kelas. Pengaturan tanaman

dan tumbuha-tumbuhan di lingkungan sekolah atau di lingkungan kelas

harus direncanakan dan diwujudkan sedemikian rupa agar suasana

nelajar mengajar bisa berlangung dengan nyaman dan sejuk. (Sholeh

Hamid, 2014 : 147)


1

3) Penerapan Metode Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

Pendekatan dari penerapan metode program adiwiyata berbasis

edutainment di SMPN 1 Waru berperan penting dan aktif bagi siswa

dalam untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari penerapan tersebut

terdapat beberapa pendekatan belajar. Diantaranya adalah somatic atau

belajar dengan bergerak dan berbuat disini siswa dituntut untuk lebih

aktif dalam mengeskpresikan diri. Bentuk dari metode tersebut semua

siswa ikut merawat dan membersihkan tanaman, kedua yaitu auditori

belajar dengan berbicara dan mendengarkan, kita mengadakan

penyuluhan dari luar dan memberikan edukasi-edukasi dengan cara

memberikan penjelasan kepada siswa tentang keuntungan-keuntungan

program ini, ketiga yaitu visual atau mengamati, siswa diharuskan

untuk dapat mengamati lingkungan bentuk dari metode ini yaitu

mengevaluasi pertumbuhan tanaman dan kebersihannya, dan terakhir

yaitu intelektual atau belajar dengan pemecahan masalah bentuk dari

metode ini yaitu siswa berdiskusi memunculkan ide ketika menemukan

problem pada program adiwiyata tersebut. Keempat metode ini

dilaksanakan agar program adiwiyata berbasis edutainment berlangsung

optimal dan memberikan hasil yang maksimal pada siswa.

Paparan diatas sesuai dengan pendapat Moh. Sholeh Hamid

bahwa alam metode pembelajaran Edutainment, terdapat beberapa

pendekatan belajar yaitu Somatik, Auditori, Visual dan Intelektual atau


1

lebih dikenal dengan istilah SAVI. Ke empat cara belajar ini harus ada

agar berlangsung optimal. Karena unsur-unsur ini semuanya terpadu,

belajar yang paling baik bisa berlangsung jika semuanya itu digunakan

secara simultan. Adapun dalam pengelolaan dengan menggunakan cara

belajar SAVI ini, yaitu:

1. Somatic dimaksutkan sebagai learning by moving and doing (belajar

dengan bergerak dan berbuat).

2. Auditory yaitu sebagai learning by talking and bearing (belajar

dengan berbicara dan mendnegarkan).

3. Visual yaitu sebagai learning by observing and picturing (belajar

dengan pemecahan maslah dan melakuakn refleksi)

4. Intellectual yaitu sebagai learning by problem solving (belajar

dengan pemecahan masalah dan melakukan refleksi. (Moh. Sholeh

Hamid, 2014: 60).

Selaras juga dengan pendapat Erwin Widiasworo, bahwa

Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal jika keempat

unsut SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Kita tahu bahwa

peserta didik dalam satu kelas memiliki kecenderungan tipe belajar

yang berbeda-beda seperti yang telah djelaskan sebelumnya. Ada

peserta didik didik yang dapat belajar sedikit dengan menyaksikan

presentasi (V), tetapi mungkin dapat belajar jauh lebih banyak dengan

melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlansgung (S),

membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dan memikirkan


1

cara menerapkan informasi (I). Dengan berbekal pemahaman tersebut,

guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif karena peserta

didik dapat belajar sesuai dengan karakter dan kebutuhan mereka.

(Erwin Widiasworo, 2018: 64)

Tabel 5. trianggulasi data dalam penelitian tentang Penerapan Program

Adiwiyata Berbasis Edutainment (Study Kasus di SMP Negeri 1 Waru

Sidoarjo)

No. Domain Hasil Wawancara Hasil Observasi Dokumentasi


1. Penerapan Penerapan program Penerapan program Diperkuat juga
adiwiyata berbasis adiwiyata berbasis dengan hasil
edutainment yang ada di edutainment yang ada di dokumentasi oleh
SMP Negeri 1 Waru SMP Negeri 1 Waru peneliti berupa
menerapkan pendidikan terbukti terlaksana dokumentasi
program peduli dengan adanya penyusunan RPP
lingkungan dengan penyusunan dan salah satu mata
mengkombinasikan perencanaan pokja pelajaran pai dan
pendidikan secara seperti adanya kantin pemanfaatan air
harmonis untuk sehat, pemanfaatan air wudhu untuk kolam
menciptakan wudhu untuk kolam lele, lele. (Lihat lampiran
pembelajaran yang dan penyusunan RPP pada gambar 1.1).
menyenangkan dengan yang dimana sebagian
melibatkan seluruh dari mapel yang ada
warga sekolah dalam disana ada penerapan
penyusunan RPP. Pokja program adiwiyata.
(program kerja) yang
ada di SMP Negeri 1
Waru yaitu seperti
pembentukan pasukan
semut, penerapan kantin
1

sehat, pemanfaatan
bekas air wudhu untuk
kolam lele, biopori
(resapan air),
hidroponik, perawatan
jamur, pengelolahan
rempah-rempah dan
lidah buaya,
pemanfaatan sampah
organik dan non organik
yang dilaksanakan
setiap hari sabtu.
2. Strategi strategi yang diterapkan hasil observasi peneliti Diperkuat juga
di SMP Negeri 1 Waru bahwa strategi dengan hasil
yaitu dengan penerapan program dokumentasi oleh
menerapkan prinsip adiwiyata berbasis peneliti berupa foto
partisipatif, yaitu edutainment yang ada di siswa melakukan
seluruh warga sekolah SMP Negeri 1 Waru kegiatan lingkungan
saling berpartisipasi terubukti terlaksana disekitar kelas .
dalam melaksanakan dengan terlibatnya (Lihat lampiran pada
kegiatan lingkungan seluruh warga sekolah gambar 1.2).
hijau tersebut seperti termasuk siswa dalam
halnya, dalam merawat proses perencanaan,
tanaman dan tumbuh- pelaksaan program
tumbuhan, pemberian adiwiyata dengan
pupuk secara rutin yang diadakannya kegiatan
semua itu berperan penanaman tumbuhan
penting dalam proses disekitar kelas
pembelajaran dan
kelancaran kegiatan
bealajar mengajar.
1

3. Metode pendekatan dari adanya pendekatan yang Diperkuat juga


penerapan metode diterapkan dalam dengan hasil
program adiwiyata program adiwiyata di dokumentasi oleh
berbasis edutainment di SMPN 1 Waru dapat peneliti berupa
SMPN 1 Waru berperan memberikan edukasi dokumentasi foto
penting dan aktif bagi terhadap siswa. Seperti siswa yang
siswa dalam untuk lebih halnya pembelajaran melakukan
peduli terhadap berbasis lingkungan di pembelajaran
lingkungan sekitar dan luar kelas. berbasis lingkungan
dapat diterapkan dalam di luar kelas. (Lihat
kehidupan sehari-hari. lampiran pada
Dari penerapan tersebut gambar 1.3)
terdapat beberapa
pendekatan belajar.
Diantaranya adalah
somatic atau belajar
dengan bergerak dan
berbuat disini siswa
dituntut untuk lebih aktif
dalam mengeskpresikan
diri. Bentuk dari metode
tersebut semua siswa
ikut merawat dan
membersihkan tanaman,
kedua yaitu auditori
belajar dengan berbicara
dan mendengarkan, kita
mengadakan penyuluhan
dari luar dan
memberikan edukasi-
edukasi dengan cara
1

memberikan penjelasan
kepada siswa tentang
keuntungan-keuntungan
program ini, ketiga yaitu
visual atau mengamati,
siswa diharuskan untuk
dapat mengamati
lingkungan bentuk dari
metode ini yaitu
mengevaluasi
pertumbuhan tanaman
dan kebersihannya, dan
terakhir yaitu intelektual
atau belajar dengan
pemecahan masalah
bentuk dari metode ini
yaitu siswa berdiskusi
memunculkan ide ketika
menemukan problem
pada program adiwiyata
tersebut. Keempat
metode ini dilaksanakan
agar program adiwiyata
berbasis edutainment
berlangsung optimal dan
memberikan hasil yang
maksimal pada siswa.

Kesimpulan:
1

Tabel triangulasi data diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan

program adiwiyata berbais edutainment yang ada di SMP Negeri 1 Waru

menerapkan pendidikan program peduli lingkungan yang terbukti

terlaksana dengan adanya penyusunan RPP dan Pokja (program kerja),

seperti pemanfaatan bekas air wudhu untuk kolam lele. Dalam strategi

penerapan program adiwiyata berbasis edutainment di SMP Negeri 1 Waru

menerapkan prinsip partisipatif yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah

dalam melaksanakan kegiatan lingkungan hijau, seperti kegiatan

lingkungan disekitar kelas. Adapun metode yang digunakan yaitu

somatic¸auditory, visual dan intelektual yang dapat memberikan edukasi

terhadap siswa, seperti melakukan pembelajaran berbasis lingkungan di

luar kelas.

B. Pengembangan Kreativitas Siswa

Pengembangan kreatifitas siswa di SMPN 1 Waru memiliki tiga

aspek yang meliputi Berpikir kreatif, Memecahkan masalah (problem

solving), Menciptakan karya, strategi pengembangan kreativitas, dan

proses pengembangan kreativitas yang dapat merangsang peserta didik

untuk menciptakan sebuah karya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yeni Rahmawati dan Euis

Kurniatai, bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu

yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang

efektif yang imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas,

dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk


1

pemecahan suatu masalah. (Yeni Rahmawati dan Euis Kurniatai, 2011:

14).

Sesuai dengan pendapat Munandar dalam buku Ngalimun dan

Fadillah dkk, bahwa kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati

adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan masalah, menilai,

dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya

lagi dan akhirnya menyampaikan hasilnya. (dalam Ngalimun dan Fadillah

dkk, 2013:96)

Untuk mencapai hasil yang optimal, guru dalam merancang

program pembelajaran dan pengalaman belajar peserta didik harus

memperhatikan beberapa bentuk kreativitas yaitu Berpikir kreatif,

Memecahkan masalah (problem solving), Menciptakan karya, Strategi

pengembangan kreativitas, dan Proses pengembangan kreativitas.

Hal ini sesuai dengan pendapat Tritjahjo Danny Soesilo

mengemukakan, terdapat tiga bentuk kreativitas yaitu Berpikir kreatif,

Memecahkan masalah (problem solving), Menciptakan karya, Strategi

pengembangan kreativitas, dan Proses pengembangan kreativitas.

Sebagaimana paparan yang telah dijelaskan, bahwa bentuk

kreativitas siswa di SMP Negeri 1 Waru meliputi:

1) Kemampuan Berfikir Kreatif

Kemampuan berfikir siswa SMP Negeri 1 Waru bebeda dan

memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti

halnya dengan cara berfikir siswa untuk menjaga lingkungan


1

tampungan air hujan dicampur dengan daun daun kering yang bisa

menjadi pupuk (biopori) dan pengelolaan rempah-rempah yang

ditanaman untuk dijadikan wedang poka . Dari banyak perbedaan yang

dimiliki siswa dalam berfikir kreatif guru menyimpulkan bahwa

terdapat ciri khas siswa dalam berfikir kreatif. Pemberian penilaian

kebebasan dalam berkarya seperti halnya siswa dibebaskan dalam

berkreasi seperti dengan menggunakan bahan bekas seperti pipa bekas,

maupun daun daun kering yang diolah menjadi alat pendukung

bercocok tanam seperti pupuk organik, sehingga siswa bisa memahami

fungsi dan manfaat penerapan biopori dalam merawat tanaman di

lingkungan sekolah.

Paparan diatas didukung dengan teori Ngalimun dkk, bahwa

Individu yang kreatif adalah individu yang memiliki kemampuan yang

sangat luar biasa dalam mengadaptasi berbagai macam situasi dan

melakukan berbagai aktifitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(Ngalimun dkk, 2013: 104)

Sesuai dengan pendapat Danny Soesilo Bahwa, Gary K Himes

mengutip dari Timpe yang mengemukaan bahwa ada 5 sifat khas orang

kreatif, yaitu:

a. Sensitif dengan lingkungan, dengan ciri-ciri:

b. mampu melihat segala sesuatu

c. Gemar memperhatikan masalah-masalah atau bidang-bidang

kebutuhan.
1

d. Cepat menyadari keadaan-keadaan yang menjanjikan.

e. Gemar melakukan pengamatan secara tajam dan rinci.

a) Fleksibel, ingin tau, terbuka dan selektif dengan ciri-ciri:

1. Mampu melakukan penyesuaian dengan setiap perkembangan

serta perubahan yang terjadi begitu cepat.

2. Mampu memecah-mecah setiap persoalan dengan cara yang unik.

3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatu.

b) Penilaian bebas, dengan ciri-ciri:

1. Memiliki keinginan untuk melakukan/menghasilkan sesuatu yang

lain dari yang lain.

2. Berani menyimpang dari praktek-praktek masa lampau meskipun

mengandung resiko dan menghadapi tekanan dari pihak lain.

3. Melihat kesalahn/kegagalan sebagai keadaan darimana gagasan-

gagasan yang lebih kemungkinan bisa muncul. (Danny Soesilo.

2014 : 32-33)

2) Kemampuan Memecahkan Masalah

Kemampuan memecahkan masalah yang ada di SMP Negeri 1

Waru memiliki cara sendiri dalam memecahkan masalah seperti

penerapan program adiwiyata yang telah diterapkan ternyata belum

menjamin nilai maksimal peduli lingkungan warga sekolah. siswa

membentuk kelompok musyawarah secara berkala dengan didampingi

oleh guru dan pengurus osis, untuk menyampaikan ide dan pendapat

perbaikan masalah lingkungan di sekolah.


1

Paparan diatas didukung dengan teori Irfan Taufan dan Syarif,

bahwa salah satu untuk mengembangan kemampuan peserta didik

dalam memecahkan masalah adalah melalui penyediaan pengalaman

pemecahan masalah yang memerlukan strategi yang berbeda-beda dari

suatu masalah ke masalah lainnya. Pembelajaran pemecahan masalah

tidak sama dengan pembelajaran soal-soal yang telah diselesaikan

(solved problems). Dalam pemecahan masalah ini melibatkan aktivitas

peserta didik dan juga kreativitas mereka dalam proses pembelajaran.

(Irfan Taufan dan Syarif, 2018: 27)

Sesuai dengan pendapat pendapat Meer dan Stein dalam buku

Hasan, menyatakan bahwa kreatifitas adalah proses yang mengandung

pengetahuan terperinci tentang bidang dan pengetahuan asa yang

terkandung didalamnya, meletakkan hipotesa, menguji hipotesa-

hipotesa ini dan menyampaikan hasilnya kepada orang lain. Diperkuat

oleh Terrance kreativitas adalah proses yang mengandung kepekaan

terhadap masalah-masalah dan kesenjangan-kesenjangan di bidang

tertentu, kemudian membentuk beberapa fikiran atau hipotesa untuk

menyelesaikam masalah ini, menguji keshalihan hipotesis-hipotesis ini

dan menyampaikan kepada orang lain. (Hasan, 1991: 176)

3) Kemampuan Menciptakan Karya

Kemampuan menciptakan karya yang ada di SMP Negeri 1

Waru, merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh siswa di SMP

Negeri 1 Waru, bahwa hasil kreativitas mereka tidak hanya terbatas


1

dalam bentuk benda atau barang, seperti lukisan, ukiran, tetapi juga bisa

berwujud kegiatan yang menopang adanya hasil kreatifitas yang telah

dibuat seperti, membiasakan menanam tanaman hidroponik, perawatan

jamur juga biopori (resapan air) . Sehingga siswa dapat lebih mudah

mengembangkan hasil kreativitasnya melalui proses merasakan dan

mengamati adanya masalah mencari kekurangan, menilai dan menguji

kemudian mengubah dan menyampaikan hasil akhir.

Paparan diatas didukung dengan adanya teori dari Danny

Soesilo bahwa produk hasil kreativitas tidak hanya terbatas dalam

bentuk benda atau barang. tetapi biasa berwujud gagasan, manajerial,

atau organisasi. Menurut Stein (dalam Basuki, 2010), produk baru dapat

disebut dengan karya kreatif jika mendapatkan pengakuan

(penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu. Namun pandangan

Stein tersebut berbeda dengan pandangan ahli lainnya, kreativitas yang

terpenting suatu karya kreatif bukan bermakna bagi umum, tetapi

terutama bagi si pencipta sendiri. (Danny Soesilo, 2014: 18)

Sesuai dengan pendapat Munandar, 1999 : 93 dalam buku

Ngalimun dkk bahwa, kreativitas adalah proses merasakan dan

mengamati adanya masalah, membuat dan menguji dugaan tentang

kekurangan masalah, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis

kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan

hasilnya. (Ngalimun dkk, 2013 : 96)


1

4) Strategi Pengembangan Kreativitas

Strategi pengembangan kreatifitas siswa pada penerapan metode

program adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru

menggunakan metode diskusi dan inquiry discovery seperti

mendiskusikan permasalahan yang ada di lingkungan sekolah dan cara

penanganannya, bentuk dari inquiry discovery yaitu siswa dilatih untuk

menitik beratkan pada proses pemecahan masalah yang terjadi. Dengan

adanya metode ini, siswa diharapakan dapat menyelesaikan kesulitan-

kesulitan yang dihadapi, serta dapat menyelesaikan permasalahan

lingkungan.

Paparan diatas sesuai dengan teori Danny Soesilo, bahwa setiap

pendidik hendaknya memahami bagaimana dapat mengembangkan

kreativitas peserta didiknya. Sebaiknya setiap pendidik menggunakan

suatu metode pembelajaran yang mengakomodasi pengembangan

kreativitas peserta didiknya tersebut. Misalnya penggunaan metode

brain storming, diskusi untuk memecahkan suatu masalah (problem

solving), inquiry discovery, dan masih banyak lagi beragam model

pembelajaran lainnya. Beragam metode dan model pembelajaran

tersebut menekankan pemberian kesempatan pada peserta didik agar

dapat mengeksplor potensi dan talentanya, sesuai materi pembelajaran

yang dipelajari. (Danny Soesilo,2014 :87-88)


1

5) Proses Pengembangan

Proses pengembangan kreatifitas siswa di SMP Negeri 1 Waru

memiliki beberapa tahapan, yakni preparasi peserta didik mulai

mengkaji, dan mempersiapkan bahan apa saja yang diperlukan dan

langkah apa saja yang perlu dipelajari sebelum memulai pelaksanaan

kreativitas, inkubasi peserta didik sudah masuk dalam proses

pembuatan produk kreativitas sesuai dengan bahan bahan dan langkah

yang siap dijalankan dalam memulai proses pembuatan kreativitas,

iluminasi di tahap ini, peserta didik diharuskan untuk mengevaluasi

dan meneliti kekurangan dan kesalahan apa saja yang perlu diperbaiki

dari tahap preparasi dan inkubasi, verifikasi di tahap ke empat ini,

peserta didik memperbaiki semua kekurangan dan kesalahan yang

terdapat pada tahap preparasi, inkubasi, dan verifikasi, sampai hasil

kreativitas peserta didik siap untuk dipresentasikan. Dan dari semua

tahapan diatas harus dilalui oleh siswa agar tercapainya tujuan yang

diinginkan. Bentuk kegiatan melalui 4 tahap tersebut adalah membuat

piring dari anyaman yang pertama preparasi siswa mempersiapkan

bahan apa saja yang akan dibuat, inkubasi siswa mulai untuk proses

pembuatan piring dari anyaman rotan, setalah proses pembuatan selesai

siswa mengevaluasi atau meneliti apakah ada kekurangan dari hasil

kreativitas tersbeut, tahap akhir setelah siswa memperbaiki semua

kekurangan sampai hasil akhir kreativitas sisiwa siap untuk di

tampilkan atau dipresentasikan.


1

Paparan diatas sesuai dengan pendapat Munandar, bahwa teori

Wallas yang dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya “The Art of

Thought” Piirto, yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat

tahap, yaitu: (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, (4) verifikasi.(

Munandar 2012: 39-40).

Sesuai dengan pendapat Hamalik, bahwa ada 4 langkah yang

dilalui dalam berpikir kreatif seperti yang dikemukakan oleh Wallas

dan Petrick yaitu:

a. Preparasi (persiapan): terdiri atas perbuatan menelaah,

mempertanyakan, mengalami dan menyerap informasi yang akan

mengisi kekosongan-kekosongan yang diamati oleh individu.

Persiapan ini membutuhkan waktu karena kreativitas membutuhkan

kombinasi baru, hubungan-hubungan baru, pengerjaan baru secara

teliti, dan penerapan baru.

b. Inkubasi: Individu yang kreatif bebas dari tekanan pengumpulan

fakta dan pengolahan informasi. ia menunggu idenya menjadi

matang.

c. Iluminasi: Tahap dimana waktu dipusatkan untuk penelitian, studi,

dan inkunasi sehingga terjadi konsepsi yang jelas untuk

memecahkan masalah. Pada saat ini dicapai pemahaman yang jelas

tentang masalah yang dihadapi.


1

d. Verifikasi/ Revisi: Verifikasi berupa pemikiran kembali untuk

memperbaiki pemecahan yang telah dilakukan. (Hamalik, 2014: 146-

147)

Tabel 6. trianggulasi data dalam penelitian tentang Pengembangkan

Kreativitas Siswa (Study Kasus di SMP Negeri 1 Waru Sidoarjo)

No. Domain Hasil Wawancara Hasil Observasi Hasil Dokumentasi


1. Kemampuan kemampuan berfikir kemampuan berfikir Diperkuat juga
Berfikir siswa SMP Negeri 1 siswa di SMPN 1 dengan hasil
Kreatif Waru bebeda dan Waru berbeda-beda dokumentasi siswa
memiliki kemampuan sesuai dengan membuat biopori
untuk mencapai tujuan kemampuan siswa (serapan air). (Lihat
yang diinginkan. Seperti masing-masing. lampiran pada
halnya dengan cara Seperti halnya yang gambar 1.4)
berfikir siswa untuk dilakukan guru dengan
menjaga lingkungan memberikan tugas
tampungan air hujan tentang penerapan
dicampur dengan daun program adiwiyata
daun kering yang bisa yang mewajibkan
menjadi pupuk (biopori) siswa untuk terampil
dan pengelolaan rempah- dan cekatan
rempah yang ditanaman
untuk dijadikan wedang
poka . Dari banyak
perbedaan yang dimiliki
siswa dalam berfikir
kreatif guru
menyimpulkan bahwa
terdapat ciri khas siswa
dalam berfikir kreatif.
1

Pemberian penilaian
kebebasan dalam
berkarya seperti halnya
siswa dibebaskan dalam
berkreasi seperti dengan
menggunakan bahan
bekas seperti pipa bekas,
maupun daun daun kering
yang diolah menjadi alat
pendukung bercocok
tanam seperti pupuk
organik, sehingga siswa
bisa memahami fungsi
dan manfaat penerapan
biopori dalam merawat
tanaman di lingkungan
sekolah.
2. Kemampuan kemampuan memecahkan kemampuan dokumentasi siswa
Memecahkan masalah yang ada di SMP pemecahan masalah sedang konsultasi
Masalah Negeri 1 Waru memiliki siswa di SMPN 1 dengan ibu guru
cara sendiri dalam Waru, dengan tentang tanaman
memecahkan masalah diperlihatkannya hias di sekitar
seperti penerapan peserta didik mampu sekolah banyak
program adiwiyata yang memusyawarahkan yang rusak akibat
telah diterapkan ternyata masalah dengan teman sering terkena bola.
belum menjamin nilai kelompok ataupun (Lihat lampiran
maksimal peduli teman kelas lain , jika pada gambar 1.5)
lingkungan warga masalah tersebut
sekolah. siswa belum teratasi siswa
membentuk kelompok bisa
musyawarah secara mengkonsultasikannya
1

berkala dengan kepada bapak/ibu guru


didampingi oleh guru dan
pengurus osis, untuk
menyampaikan ide dan
pendapat perbaikan
masalah lingkungan di
sekolah.
3. Kemampuan kemampuan menciptakan kemampuan berkarya Diperkuat juga
Menciptaka karya yang ada di SMP peserta didik di SMPN dengan dokumentasi
n Karya Negeri 1 Waru, 1 Waru sesuai dengan hasil karya siswa
merupakan kewajiban kemampuan siswa menanam tanaman
yang harus dikerjakan masing-masing. hidroponik (Lihat
oleh siswa di SMP Negeri Seperti halnya yang lampiran pada
1 Waru, bahwa hasil dilakukan guru dengan gambar 1.6)
kreativitas mereka tidak memberikan tugas
hanya terbatas dalam tentang penerapan
bentuk benda atau barang, program adiwiyata
seperti lukisan, ukiran, yang mewajibkan
tetapi juga bisa berwujud siswa untuk terampil
kegiatan yang menopang dan kreativ dalam
adanya hasil kreatifitas membuat karya.
yang telah dibuat seperti,
membiasakan menanam
tanaman hidroponik,
perawatan jamur juga
biopori (resapan air) .
Sehingga siswa dapat
lebih mudah
mengembangkan hasil
kreativitasnya melalui
proses merasakan dan
1

mengamati adanya
masalah mencari
kekurangan, menilai dan
menguji kemudian
mengubah dan
menyampaikan hasil
akhir.
4. Strategi strategi pengembangan strategi diskusi dan Diperkuat juga
pengembangan kreatifitas siswa pada inquiry discovery dengan hasil
Kreativitas penerapan metode dilakukan oleh guru dokumentasi oleh
program adiwiyata dalam rangka peneliti berupa
berbasis edutainment di mengembangkan dokumentasi foto
SMPN 1 Waru kreativitas siswa di siswa yang
menggunakan metode SMP Negeri 1 Waru. berdiskusi.(Lihat
diskusi dan inquiry lampiran pada
discovery seperti gambar 1.7)
mendiskusikan
permasalahan yang ada di
lingkungan sekolah dan
cara penanganannya,
bentuk dari inquiry
discovery yaitu siswa
dilatih untuk menitik
beratkan pada proses
pemecahan masalah yang
terjadi. Dengan adanya
metode ini, siswa
diharapakan dapat
menyelesaikan kesulitan-
kesulitan yang dihadapi,
serta dapat menyelesaikan
1

permasalahan lingkungan.
5. Proses proses pengembangan hasil wawancara di hasil dokumentasi
kreatifitas siswa di SMP atas, diperkuat juga oleh peneliti berupa
Negeri 1 Waru memiliki dengan hasil observasi dokumentasi foto
beberapa tahapan, yakni peneliti bahwa setiap siswa
preparasi peserta didik tahapan proses mempersiapkan
mulai mengkaji, dan pengembangan hasil kreativitasnya
mempersiapkan bahan kreatifitas siswa yang akan
apa saja yang diperlukan memang dilakukan di ditampilkan di
dan langkah apa saja yang SMP Negeri 1 Waru pameran Sieducex
perlu dipelajari sebelum dengan beberapa tahap (Sidoarjo Education
memulai pelaksanaan dan penyelesaian Expo). (Lihat
kreativitas, inkubasi lampiran pada
peserta didik sudah gambar 1.8)
masuk dalam proses
pembuatan produk
kreativitas sesuai dengan
bahan bahan dan langkah
yang siap dijalankan
dalam memulai proses
pembuatan kreativitas,
iluminasi di tahap ini,
peserta didik diharuskan
untuk mengevaluasi dan
meneliti kekurangan dan
kesalahan apa saja yang
perlu diperbaiki dari
tahap preparasi dan
inkubasi, verifikasi di
tahap ke empat ini,
peserta didik
1

memperbaiki semua
kekurangan dan kesalahan
yang terdapat pada tahap
preparasi, inkubasi, dan
verifikasi, sampai hasil
kreativitas peserta didik
siap untuk
dipresentasikan.

Kesimpulan:

Hasil tabel triangulasi data pengembangan kreativitas siswa yakni

kemampuan berfikir yang dimiliki siswa SMp Negeri 1 Waru sangat

kreatif, contohnya seperti pembuatan biopori (resapan air hujan). Adapun

kemampuan memecahkan masalah oleh siswa di SMP Negeri 1 Waru

memiliki cara tersendiri, seperti melakukan musyawarah secara berkala

kepada bapak dan ibu guru. Kemampuan siswa dalam menciptakan karya

tidak hanya terbatas dalam bentuk benda dan ataupun barang namun juga

bisa berwujud dalam kegiatan yang menopang adanya hasil kreativitas,

seperti hasil karya siswa yang menanam tanaman hidroponik. Sedangkan

strategi pengembangan kreativtas siswa pada penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment di SMP Negeri 1 Waru menggunakan

metode diskusi dan inquiry discovery, seperti mendiskusikan permasalahn

lingkunagn disekitar sekolah dan mencari solusi penanganannya. Adapun

proses pengembangan kreativitas siswa di SMP Negeri 1 Waru melalui

empat tahap, yaitu preparasi, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi seperti


1

memeprsiapkan hasil kreativitas siswa untuk ditampilkan di pameran

Sieducex.

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Penerapan Program Adiwiyata

Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor yang mendorong sesuatu

pekerjaan agar berjalan lancar dan stabil. Faktor pendukung dibagi

menjadi dua, yakni internal dan eksternal. Berikut faktor pendukung

penerapan program adiwiyata berbasis edutainment untuk

mengembangkan kreativitas:

a) Faktor Internal

Faktor internal yang ada di SMP Negeri 1 Waru mencakup

tentang:

1) adanya program kurikulum tentang penerapan program

adiwiyata,

2) Adanya visi dan misi sekolah yang mendukung program

adiwiyata,

3) Lingkungan sekolah yang kondusif yang memudahkan anak

untuk mengakses apapun yang dilihat

4) Dukungan guru atau warga sekolah.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang ada di SMP Negeri 1 Waru mencakup

tentang:
1

1) Adanya dukungan dari orang tua siswa, seperti

2) Bantuan dari pemerintah berupa sumbangan dana untuk

pelaksanaan program adiwiyata

Hal tersebut diatas sesuai dengan teori menurut Daryanto

yang mengatakan bahwa menjadi kepala sekolah profesional yaitu:

1) Memiliki wawasan jauh ke depan (visi) dan tahu tindakan apa

yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang

ditempuh (strategi), 2) Memiliki kemampuan mengkoordinasikan

dan menyerasikan seluruh sumber daya terbatas yang ada untuk

mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan sekolah, 3)

Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil.

(Daryanto, 2011: 7).

Ahmadi dan Supriyono menambahkan dari teori diatas

bahwa faktor ekstern belajar yaitu: 1) hubungan orang tua dengan

anak saling pengertian, 2) hubungan rumah tangga yang harmonis,

3) kondisi gedung sekolah yang nyaman (Ahmadi dan Supriyono

2008 : 85-91).

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah faktor yang menghalangi atau

menjadi penghambat suatu pekerjaan hingga menjadi tidak lancar atau

tidak berjalan normal. Faktor penghambat juga dibagi menjadi dua,

yakni internal dan eksternal. Berikut faktor internal penerapan


1

program adiwiyata berbasis edutainment untuk mengembangkan

kreativitas siswa:

a) Faktor Internal

Faktor penghambat internal adalah Kurangnya kesadaran

dari diri siswa dalam melakukan menjaga kebersihan lingkungan.

Data diatas sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Gede

Raka, dkk bahwa karakter bersifat memancar dari dalam ke luar.

Artinya, kebiasaan baik tersebut dilakukan bukan atas permintaan

atau tekanan dari orang lain, melainkan atas kesadaran dan

kemauan sendiri. (Raka, dkk, 2011:37).


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Sebagai akhir skripsi ini, maka penulis akan memberikan simpulan dari

paparan data diatas dan simpulan ini nantinya akan menjadi jawaban dari

permasalahan yang diteliti oleh penulis. Simpulannya adalah sebagai berikut:

1. Penerapan program adiwiyata berbasis edutainment di SMP Negeri 1 Waru

adalah adanya program kerja yang terdiri dari penyusunan dan pelaksanakaan

program kerja seperti (Biopori ) resapan air, hidroponik, pemanfaatan bekas

air wudhu untuk kolam lele, pemanfaatan sampah orgnin dan non organik,

pengolahan rempah-rempah, pengolahan lidah buaya, pasukan semut,

perwatan jamur), dan memasukkan nilai-nilai program adiwiyata kedalam

RPP kegiatan belajar mengajar. Sedangkan strategi penerapan program

adiwiyata berbasis edutainment adalah dengan menggunakan metode

partisipatif dengan pemberian pupuk secara rutin dan merawat tanaman dan

tumbuhan, sedangkan metode dari penerapan program adiwiyata berbasis

edutainment adalah SAVI (somatic, auditory, verifikasi, dan intelektual).

2. Pengembangan kreativitas siswa di SMP Negeri 1 Waru adalah berfikir

kreativ seperti halnya dengan cara menjaga lingkungan sekitar, dan bercocok

tanam seperti pemberian pupuk. Memecahkan masalah (problem solving)

seperti halnya siswa membentuk kelompok secara berkala dengan didampingi

oleh guru dan pengurus osis, untuk menyampaikan ide dan pendapat

132
1

perbaikan masalah lingkungan di sekolah. Menciptakan karya seperti halnya

membiasakan menanamn tanaman hidroponik, perawatan jamur dan resapan

air hujan yang nantinya akan dijadikan pupuk organik (Biopori). Strategi

pengembangan kreativitas yang menggunakan metode diskusi dan inquiry

discovery seperti mendiskusikan permasalahan yang ada di lingkungan

sekolah dan cara penangannya. Sedangkan proses pengembangan kreativitas

yang melalui empat tahap (preparasi, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi)

Bentuk kegiatan melalui 4 tahap tersebut adalah membuat piring dari

anyaman yang pertama preparasi siswa mempersiapkan bahan apa saja yang

akan dibuat, inkubasi siswa mulai untuk proses pembuatan piring dari

anyaman rotan, setalah proses pembuatan selesai siswa mengevaluasi atau

meneliti apakah ada kekurangan dari hasil kreativitas tersbeut, tahap akhir

setelah siswa memperbaiki semua kekurangan sampai hasil akhir kreativitas

sisiwa siap untuk di tampilkan atau dipresentasikan.

3. Faktor pendukung dari penerapan program adiwiyata berbasis edutainment

untuk mengembangkan kreativitas siswa yang ada di SMP Negeri 1 Waru

yaitu adanya program kurikulum tentag penerapan program adiwiyata, visi

dan misi yang mendukung program adiwiyata, lingkungan sekolah yang

kondusif, dukungan dari warga sekolah, dukungan dari orang tua siswa, dan

bantuan dari pemerintah untuk pelaksanaan program adiwayata. Faktor

penghambat dari penerapan program adiwiyata berbasis edutainment untuk

mengembangkan kreativitas siswa yaitu kurangnya kesadaran siswa dalam

menjaga kebersihan lingkungan.


1

B. Saran

Merujuk pada simpulan dari hasil penelitian, maka penulis memberikan

saran sebagai berikut:

1. Sekolah hendaknya berupaya untuk tetap meningkatkan kemampuan siswa

dalam memelihara lingkungan sekolah agar tetap bersih dan nyaman.

2. Guru harus selalu memantau dan bersikap dalam mendidik satu persatu siswa

dalam upaya membing untuk lebih peduli lingkungan, sehingga apa yang

diterapkan di sekolah dapat diaplikasikan kembali di rumah.

3. Siswa dalam proses pembelajaran hendaknya berusaha untuk terus

meningkatkan kualitas yang sekiranya dapat menumbuhkan lebih mencintai

dan menjaga lingkungan sekolah dan mengembangkan kreativitas.

4. Perlu adanya dukungan dari keluarga, lingkungan sekolah maupun

masyarakat sekitar, sehingga dapat berpengaruh baik terhadap kepribadian

siswa.

5. Penulis juga berharap ada peneliti lagi yang meneliti tentang permasalahn ini

agar penelitian ini dapat lebih sempurna dan dapat menambah wawasan kita

semua.
1

Daftar Pustaka

Aqib Zainal. 2013. Model-Model Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual.

Bandung: Yrama Widya

Bahreijs Hussein. Hadits Shahih Al-Jami’ush Shahih Bukhori Muslim. Surabaya:

CV Karya Utama.

Depdiknas.2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia

Fadhillah, M. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenamedia


Group, 2014

Haris, Endang, dkk. 2018. Sekolah Adiwiyata. Jakarta: Erlangga Group.

Hamruni. 2008. Konsep Edutainment dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta:


Sukses Iffet.

Hidayah, Nihayatul dkk. 2017. Madrasah Peraih Adiwiyata. Sidoarjo.: Nizarmia

Learning Center

Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli


Lingkungan. Semarang: Pemerintahan Provinsi jawa tengah Badan
Lingkungan Hidup

Kementerian Agama RI. 2013. Al-Qur’an Tafsir Jalalain Per Kata. Jakarta
Timur: PT. Suara Agung Jakarta

Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung: Remaja


Rosdakarya

Moh, Hamid, Sholeh. 2014. Metode Edutainment. Jogjakarta: DIVA Press.

Nasution. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito


1

Ngalimun, Fadhillah dkk. 2013. Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.


Jogjakarta: Aswaja Pressindo

Rahmawati, Yeni dan Kurniati Euis. 2011. Strategi Pengembangan Kreativitas

Pada anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana.

Raka Gede, dkk. 2011. Pendidikan Karakter di sekolah: Dari Gagasan ke

Tindakan. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. .

Soesilo Danny. 2014. Pengembangan Kreativitas Melalui Pembelajaran.


Jogjakarta: Penerbit Ombak
1

Lampiran 1

Lampiran-Lampiran Dokumentasi

1.1 Dokumentasi RPP PAI yang masuk kedalam program adiwiyata dan Program

kerja tertulis

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMP NEGERI 1 WARU


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti
Kelas/ Semester : VII/Gasal
Materi : Bersuci dari hadas kecil dan
hadas besar
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 1.7 Menghayati ajaran 1.7.1 Membiasakan bersuci dari hadas kecil dan hadas
bersuci dari hadas besar berdasarkan syari’at Islam.
kecil dan hadas 1.7.2 Senantiasa menjaga kesucian badan dari hadas kecil
besar berdasarkan dan hadas besar setiap waktu
syari’at Islam
2 2.7 Menunjukkan 2.7.1 Membiasakan berperilaku hidup bersih di sekolah
perilaku hidup sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar
1

bersih sebagai berdasarkan ketentuan syari’at Islam.


wujud ketentuan 2.7.2 Membiasakan berperilaku hidup bersih di rumah
bersuci dari hadas sebagai wujud ketentuan bersuci dari hadas besar
besar berdasarkan berdasarkan ketentuan syari’at Islam.
ketentuan syari’at
Islam
3 3.7 Memahami 3.7.1 Menjelaskan pengertian bersuci dari hadas kecil dan
ketentuan bersuci hadas besar.
dari hadas kecil dan 3.7.2 Menerangkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan
besar berdasarkan hadas besar.
ketentuan syari’at 3.7.3 Menunjukkan contoh bersuci dari hadas kecil dan
Islam hadas besar.
4 4.7 Menyajikan cara 4.7.1 Membuat paparan tata cara bersuci dari hadas kecil
bersuci dari hadas dan hadas besar dalam bentuk power point.
kecil dan besar 4.7.2 Mempresentasikan wudhu, tayamum, dan mandi
wajib melalui paparan dan video pendek.

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertama:
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
KD 1.7 :

1.7.1 Mengikuti ajaran bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
berdasarkan syari’at Islam dengan tepat .
KD 2.7 :
2.7.1 Membiasakan perilaku hidup bersih di sekolah sebagai wujud
ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at
Islam.
2.7.2 Membiasakan berperilaku hidup bersih di rumah sebagai wujud
ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at
Islam.
KD 3.7
3.7.1 Menjelaskan ketentuan bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
3.7.4 Menunjukkan contoh bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.

Pertemuan Kedua:
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
KD 1.7 :

1.7.1 Mengikuti ajaran bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
berdasarkan syari’at Islam.
1.7.2 Mematuhi ajaran bersuci dari hadas kecil dan hadas besar berdasarkan
syari’at Islam.
1

KD 2.7 :

2.7.1 Membiasakan perilaku hidup bersih di sekolah sebagai wujud


ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at
Islam.
2.7.2 Membiasakan berperilaku hidup bersih di rumah sebagai wujud ketentuan
bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam.

KD 3.7 :

3.7.2 Menerangkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.
3.7.3 Menunjukkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar
berdasarkan syariat Islam.

KD 4.7 :

4.7.1 Mendemontrasikan contoh bersuci dari hadas kecil.


4.7.2 Mendemontrasikan contoh bersuci dari hadas besar.
4.7.3 Mempresentasikan ketentuan wudhu, tayammum, dan mandi besar melalui
paparan dan video pendek.
1

Program Kegiatan Adiwiyata


di SMP Negeri 1 Waru
Sidaorjo

No Jenis Kegiatan Waktu Penanggung Jawab


Pelaksanaan
1. Pembuatan biopori (resapan air)
1 tahun Nur Heruiskam
untuk resapan air.
S.Pd.,M.Pd.
2. Pemanfaatan air wudhu untuk
Setiap bulan M. Harun, S.Pd.
pembudidayaan ikan lele.
3. Pengelolaan Rempah-Rempah Setiap bulan Dra. Endang
minggu ke 1 Widiastuti, M.Pd.
4. Perawatan Jamur Dua Bulan Lilik Isnawangsih,
Sekali S.Ag., M.Pd.I.
5. Pengelolaan Tanaman Lidah Setiap bulan Lilik Isnawangsih,
Minggu ke 2 S.Ag., M.Pd.I.
Buaya
6. Pembentukan Pasukan Semut
Setiap Minggu Nur Heruiskam
(Pungut Sampah)
S.Pd.,M.Pd.
7. Pengembangan Kantin Sehat Setiap Bulan
Iwan Fadhli, S.Pd
1

1.2 Dokumentasi foto siswa melakukan kegiatan lingkungan disekitar kelas.

1.3 Dokumentasi foto siswa yang melakukan pembelajaran berbasis lingkungan di luar

kelas.
1

1.4 Dokumentasi siswa membuat biopori (serapan air).

1.5 dokumentasi siswa sedang konsultasi dengan ibu guru tentang tanaman hias di

sekitar sekolah
1

1.6 Dokumentasi hasil karya siswa menanam tanaman hidroponik

1.7 Dokumentasi foto siswa yang berdiskusi.


1

1.8 Dokumentasi foto siswa mempersiapkan hasil kreativitasnya untuk ditampilkan di

pameran Sieducex (Sidoarjo Education Expo).


Lampiran 2

MATRIKS PENELITIAN KUALITATIF

Nama : Nur Chamidah

NPM 201605010016

DOSEN PEMBIMBING : Asma Naily Fauziyah, M.Pd.I

Penelitian Kualitatif

Judul Konteks Fokus Masalah Tujuan Penelitian Metode Penelitian Referensi


Penelitian
Penerapan Melalui program 1. Bagaimana 1. Untuk Mengetahui 1. Jenis Penelitian 1. Buku Panduan Adiwiyata
Program adiwiyata berbasis Penerapan Penerapan Kualitatif Sekolah Peduli Lingkungan
Adiwiyata edutaunment yang Program Program 2. Pendekatan (Tim Adiwiyata Tingkat
Berbasis ada di SMPN 1 Adiwiyata Adiwiyata Fenomenologis (Studi Nasional)
Edutainment Waru Sidoarjo Berbasis Berbasis Kasus) 2. Sekolah Adiwiyata (Endang
untuk memberikan Edutainment di Edutainment di 3. Teknik Pengumpulan Haris)
Mengembangkan banyak informasi SMPN 1 Waru SMPN 1 Waru Data : 3. Buu Panduan Adiwiyata
Kreativitas bagi seluruh Sidoarjo ? Sidoarjo a. Metode Observasi Sekolah Peduli dan
Siswa (Study warga sekolah 2. Bagaimana 2. Untuk Mengetahui b. Metode Wawancara Berwawasan Lingkungan
Kasus di SMPN terutama dalam Kreativitas Siswa Kreativitas Siswa d. Metode Dokumentasi (Kementerian Lingkungan
1 Waru Sidoarjo) menjaga melalui Program melalui Program 4. Teknik Hidup
lingkungan hidup. Adiwiyata Adiwiyata Analisis 4. Edutainment Pendidikan Anak
Tak hanya Berbasis Berbasis Data dilakukan dengan Usia Dini (M. Fadhillah)
membekali Edutainment di Edutainment di Metode Non Statistic 5. Metode Edutainment (Moh.

145
1

pengetahuan SMPN 1 Waru SMPN 1 Waru dengan cara Sholeh Hamid)


tentang lingkngan Sidoarjo ? Sidoarjo melaporkan data yang 6.Pengembangan Kreativitas
hidup sebagai 3. Bagaimana 3. Untuk Mengetahui diperoleh dalam Siswa (Munandar)
teori tetapi Faktor Faktor Pendukung penelitian secara apa 7. Indikator Perilaku Peduli
mereka Pendukung dan dan Penghambat adanya dengan Lingkungan Hidup 2014
melakukan Penghambat Penerapan Program memperhatikan: ( Badan Statistik Pusat
kegiatan yang Penerapan Adiwiyata Berbasis a. Analisis Statistik)
terprogram di Program Edutainment untuk sebelum di lapangan
sekolah melalui Adiwiyata Meningktakan b. Analisis selama di
pembiasaan Berbasis Kreativitas Siswa lapangan:
menjaga Edutainment di SMPN 1 Waru 1.)Redukasi Data
lingkungan untuk Sidoarjo 2.)Penyajian Data
sekitar. Dengan Mengembangkan 4. Untuk Mengetahui 3.)Penarikan
adanya Kreativitas Siswa dampak dari Kesimpulan Data
pembiasaan dalam di SMPN 1 Waru Penerapan Program (Verifikasi)
menjaga Sidoarjo ? Adiwiyata Berbasis
lingkungan sekitar 4. Apa saja dampak Eutainment Untuk
guru juga dari Penerapan Mengembangkan
membekali siswa Program Kreativitas di
untuk dapat Adiwiyata SMPN 1 Waru
mengembangkan Berbasis Sidoarjo
kreativitas siswa Eutainment
melalui Untuk
pembiasaan Mengembangkan
tersebut Kreativitas di
SMPN 1 Waru
Sidoarjo?
1

Mengetahui Surabaya, 16 Januari 2020


Mahasiswa

Asma’ Naily Fauziyah, M.Pd.I Nur Chamidah


1

PEDOMAN WAWANCARA, OBSERVASI


DAN DOKUMENTASI

Judul Skripsi: Penerapan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan


Kreativitas Siswa ( Study Kasus di SMPN 1 Waru Sidoarjo )
Oleh: Nur Chamidah

I. PEDOMAN WAWANCARA:
A. Program Adiwiyata Berbasis Edutainment:
Pelaksanaan Program Adiwiyata Berbasis Edutainment dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu: penerapan program adiwiyata, strategi penerapan program adiwiyata, dan
penerapan metode orogram adiwiyata. Beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1) Bagaimana penerapan program adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru


Sidoarjo?
2) Strategi apa saja yang diterapkan dalam program adiwiyata berbasis edutaiment yang
ada di SMPN 1 Waru Sidoarjo?
3) Bagaimana penerapan metode program adiwiyata berbasis edutaiment di SMPN 1
Waru Sidoarjo?
B. Kreativitas Siswa:
Bentuk dari hasil kreativitas peserta didik yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah, bentuk peningkatan kreativitas siswa, strategi dalam mengembangkan kreativitas
siswa, dan proses pengembangan kreativitas siswa.
1) Bagaimana bentuk dari peningkatan kreativitas siswa di SMPN 1 Waru Sidoarjo?
a) Bagaimana kemampuan siswa dalam berfikir kreatif pada penerapan program
adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo? ?
b) Bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada penerapan
program adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo ?
c) Bagaimana kemampuan siswa dalam menciptakan karya pada penerapan
program adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo?
3) Apa saja strategi yang digunakan dalam program adiwiyata berbasis edutainment untuk
mengembangkan kreativitas siswa di SMPN 1 Waru Sidoarjo?
4) Bagaimana proses pengembangan kreativitas siswa melalui program adiwiyata
berbasis edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo?
1

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Program Adiwiyata


Berbasis Edutainment Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa:
1) Faktor Pendukung :
a. Unsur Internal: Pimpinan Sekolah, ketua Pelaksana Program Adiwiyata, Para
Guru Bidang Studi, Peserta didik
b. Unsur Eksternal: Masyarakat sekitar
2) Faktor penghambat:
a. Unsur Internal: Pimpinan Sekolah, Para guru Bidang Studi, Ketua Pelaksana
Program Adiwiuata, peserta didik
b. Unsur Eksternal: Masyarakat sekitar
1

Judul: Penerapan Program Adiwiayata Berbasis Edutainemnt Untuk Mengembangkan


Kreativitas Siswa

I. PEDOMAN OBSERVASI

No Uraian Ya Tidak

1 Mengamati adanya Program Adiwiyata Berbasis Edutainment

1) Adanya penerapan program adiwiyata di SMPN 1 Waru Sdoarjo

2) Adanya strategi yang diterapkan dalam program adiwiyata di


SMPN 1 Waru Sidoarjo
3) Adanya penerapan metodei program adiwiyata di SMPN 1 Waru
Sidoarjo
2. 1) Bentuk Pengembangan kreativitas siswa
1. Adanya kemampuan siswa dalam berfikir kreatif pada
penerapan program adiwiyata berbasis edutainment di
SMPN 1 Waru Sidoarjo
2. Adanya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
pada penerapan program adiwiyata berbasis edutainment di
SMPN 1 Waru Sidoarjo
3. Adanya kemampuan siswa dalam menciptakan karya pada
penerapan program adiwiyata berbasis edutainment di
SMPN 1 Waru Sidoarjo
2) Adanya strategi yang digunakan dalam program adiwiyata berbasis
edutainment untuk mengembangkan kreativitas siswa di SMPN 1
Waru Sidoarjo
3) Adanya proses pengembangan kreativitas siswa melalui program
adiwiyata berbasis edutainment di SMPN 1 Waru Sidoarjo

II. PEDOMAN DOKUMENTASI LEMBAGA

NO Uraian Dokumen
1 Profil SMPN 1 Waru Sidoarjo
2
Visi dan Misi Sekolah
1

3
Visi dan Misi Program Adiwiyata
4
Transkip Nilai hasil program adiwiyata dan
hasil kreativitas siswa
5
Dokumentasi hasil kreativitas siswa
6
Data tentang agenda program adiwiyata
7
Dokumentasi kegiatan siswa

Anda mungkin juga menyukai