Anda di halaman 1dari 1

Mikrotia/kongenital atresia dapat terjadi sebagai kelainan kongenital.

Dalam kebanyakan
kasus penyebabnya tidak diketahui, tetapi 15% penyebab genetik atau lingkungan. Beberapa
studi kasus kontrol dan studi cross sectional berdasarkan populasi secara ekstensif menyelidiki
kemungkinan faktor risiko yang terkait dengan mikrotia/anotia. Faktor-faktor risiko yang ditinjau
umumnya penyakit ibu karena infeksi intrauterin (rubella, sifilis), cedera iskemik (mikrosia
hemifacial) atau paparan obat-obatan tertentu selama kehamilan. Usia ibu atau ayah yang
tinggi, kelahiran kembar, dan diabetes tipe 1 pada ibu merupakan faktor risiko. Studi di Jepang
oleh Okami et al. pada 592 pasien dengan mikrotia menunjukkan hubungan yang signifikan
antara mikrotia dan gestosis, demam saat hamil, aborsi spontan, dan anemia. Berat lahir
rendah juga dikaitkan dengan mikrotia, tetapi tidak ada hubungan kausal yang ditemukan
4,5,10,12
antara keduanya. Sesuai pada kasus, diawal kehamilan ibu pasien mengalami mual
muntah hebat dan saat memeriksakan kandungan di bidan, diberikan obat anti muntah ( tidak
ingat nama obat ) dan dikonsumsi sejak awal kehamilan sampai usia kehamilan 4 bulan. Saat
usia kehamilan 5 bulan, ibu pasien memeriksakan kandungan ke dokter spesialis kandungan
karena demam, dilakukan USG dan dinyatakan bahwa janin kecil dan tidak berkembang,
kemudian ibu pasien melanjutkan pemeriksaan kandungan di bidan. Pasien lahir prematur
dengan persalinan secara caesar, saat baru lahir pasien dengan berat badan rendah.

Anda mungkin juga menyukai