Anda di halaman 1dari 4

MEDIASI

NO KETERANGAN WAKTU
1 Para Pihak wajib menghadiri
secara langsung pertemuan
Mediasi dengan atau tanpa
didampingi oleh kuasa hukum.
Pasal 6 ayat (1)

2 Salah satu pihak atau Para Pihak


dan/atau kuasa hukumnya dapat
dinyatakan tidak beriktikad baik
oleh Mediator dalam hal yang
bersangkutan:
a. tidak hadir setelah dipanggil
secara patut 2 (dua) kali
berturut-turut dalam
pertemuan Mediasi tanpa
alasan sah;
b. menghadiri pertemuan Mediasi
pertama, tetapi tidak pernah
hadir pada pertemuan
berikutnya meskipun telah
dipanggil secara patut 2 (dua)
kali berturutturut tanpa alasan
sah;
c. ketidakhadiran berulang-ulang
yang mengganggu jadwal
pertemuan Mediasi tanpa
alasan sah;
d. menghadiri pertemuan
Mediasi, tetapi tidak
mengajukan dan/atau tidak
menanggapi Resume Perkara
pihak lain; dan/atau
e. tidak menandatangani konsep
Kesepakatan Perdamaian yang
telah disepakati tanpa alasan
sah
Pasal 7 ayat (2)

Jika Para Pihak telah memilih


Mediator sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) atau ketua majelis
Hakim Pemeriksa Perkara
menunjuk Mediator sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) atau ayat
(4), ketua majelis Hakim
Pemeriksa Perkara menerbitkan
penetapan yang memuat perintah
untuk melakukan Mediasi dan
menunjuk Mediator.
Pasal 20 ayat (5)

Dalam waktu paling lama 5 (lima)


hari terhitung sejak penetapan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (5), Para Pihak dapat
menyerahkan Resume Perkara
kepada pihak lain dan Mediator.
Pasal 24 ayat (1)

Proses Mediasi berlangsung


paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak penetapan
perintah melakukan Mediasi.
Atas dasar kesepakatan Para
Pihak, jangka waktu Mediasi
dapat diperpanjang paling lama
30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak berakhir jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).

Pasal 24 ayat (2) dan (3)

Mediator wajib menyatakan


Mediasi tidak berhasil mencapai
kesepakatan dan
memberitahukannya secara
tertulis kepada Hakim Pemeriksa
Perkara, dalam hal:
a. Para Pihak tidak menghasilkan
kesepakatan sampai batas
waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari berikut
perpanjangannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(2) dan ayat (3); atau
b. Para Pihak dinyatakan tidak
beriktikad baik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
huruf d dan huruf e.
Pasal 32 ayat (1)

Setelah menerima pemberitahuan


sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2), Hakim Pemeriksa
Perkara segera menerbitkan
penetapan untuk melanjutkan
pemeriksaan perkara sesuai
dengan ketentuan hukum acara
yang berlaku.
Pasal 32 ayat (3)

Anda mungkin juga menyukai