Anda di halaman 1dari 3

Nama : Naufal Ramadhan

NIM : 210200018

Kelas :A

Mata Kuliah : Hukum Acara Perdata

Persidangan Acara Perdata

A. Proses Persidangan Acara Perdata

1) Melakukan pengajuan gugatan dan kemudian diajukan kepada ketua pengadilan negeri
yang berwenang;
2) Menentukan hari sidang dan pemanggilan para pihak yang bersangkutan yaitu penggugat
dan tergugat
3) Melakukan sidang pertama. Dua hal yang harus diperhatikan:
(a) Jika penggugat tidak hadir, tetapi tergugat hadir, maka majelis dapat memanggil
sekali pihak yang tidak hadir agar hadir pada sidang berikutnya (Pasal 126 HIR/150
RBg).
(b) Jika penggugat hadir, tetapi tergugat tidak hadir. Maka berlakulah Pasal 126 HIR/150
RBg). Akan tetapi hal ini akan berakibat verstek.

Verstek merupakan putusan tidak hadirnya tergugat dalam suatu perkara setelah
dipanggil oleh pengadilan dengan patut tidak pernah hadir dalam persidangan dan
tidak menyuruh kuasa hukumnya untuk menghadiri dalam persidangan.1

Pasal 125 ayat (1) HIR menyatakan, apabila pada hari yang telah di tentukan, tergugat
tidak hadir dan tidak pula menyuruh orang lain untuk hadir, padahal ia telah di
panggil dengan patut maka gugatan itu diterima dengan putusan diluar hadir

1
Yulia, Yulia. "Hukum Acara Perdata." (2018), hlm 40.
(Verstek), kecuali kalau nyata-nyata bahwa gugatan tersebut melawan hak atau tidak
beralasan.

(c) Melakukan Perdamaian antara penggugat dan tergugat;


(d) Pembacaan gugatan;
(e) Jawaban tergugat:
 Mengakui menyelesaikan perkara dan tidak ada pembuktian
 Membantah dengan alasan yang tepat
 Referte tidak mengakui dan tidak membantah.
Pasal 118 HIR, jika tergugat dipanggil menghadap pengadilan negeri ia dapat
mengajukan eksepsi/tangkisan supaya pengadilan negeri itu menyatakan tidak
berwenang untuk mengadilinya, dengan ketentuan bahwa eksepsi itu harus diajukan
segera pada sidang pertama, pernyataan itu tidak akan diperhatikan lagi, kalau
tergugat telah mengemukakan jawaban atas pokok perkara.
(f) Melakukan rekonvensi. Pasal 244 Rv menyatakan Gugatan Rekonvensi adalah
gugatan balik yang diajukan tergugat terhadap penggugat dalam suatu proses perkara
yang sedang berjalan.
(g) Melakukan replik dan duplik;
(h) Intervensi: masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara perdata yang sedang
berlangsung bila ia juga mempunyai kepentingan.
(i) Melakukan pembuktian;
(j) Kesimpulan
(k) Putusan hakim
B. Replik
Replik adalah jawaban penggugat terhadap jawaban tergugat atas gugatannya. 2 Replik
diajukan oleh penggugat untuk meneguhkan gugatannya, dengan mematahkan alasan-alasan
penolakan yang dikemukakan tergugat dalam jawabannya.3

C. Duplik
Setelah penggugat mengajukan Replik, tahapan pemeriksaan selanjutnya ialah Duplik,
yaitu jawaban tergugat terhadap Replik yang diajukan penggugat. Duplik Tergugat berisi dalil-
dalil yang mempertahankan jawaban dari pihak tergugat, dan menyatakan bahwa dalil-dalil
dalam Replik Penggugat adalah salah.4 Setelah Duplik diserahkan kepada Majelis Hakim pada
persidangan berikutnya maka Hakim akan meminta pihak Penggugat dan Tergugat untuk
menyerahkan alat-alat bukti tertulis kepada majelis hakim.5

2
Yulia, Op. Cit., hlm 48.
3
Ida Mursidah, S. H., and MH MM. "PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DAN JAWAB MENJAWAB DI
PERSIDANGAN.", hlm 9.
4
Febriany, Tri Atika, and Heru Yudi Kurniawan. "Efektivitas Penggunaan Video sebagai Media Pembelajaran pada
Perguruan Tinggi (Studi Kasus pada Mata Kuliah Hukum Acara Perdata)." Res Judicata 2.1 (2019): 243-258, hlm
251.
5
Ibid.

Anda mungkin juga menyukai