Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 3

Hukum Dagang
Anggota Kelompok
:
1.Titania Yolanda 210200006
Pakpahan 210200018
2.Naufal Ramadhan 8111421476
3.M Riski Amin Muminin ( PMM )
Berita: Perusahaan E-
Commerce dan
Sistem Didalamnya
Bisnis e-commerce di Indonesia semakin menjanjikan. Dimana di tengah pandemic, bisnis
dagang berbasis digital ini bahkan di proyeksikan tumbuh sebesar 33, 2 % dari tahun 2020.
Satu laporan yang pernah di rilis pada Oktober 2020 oleh Google, Temasek dan Bain &
Company soal e-conomy 2020 menyebutkan, waktu yang disediakan orang untuk masuk ke
platform dagang online sepanjang terjadinya pandemic terus mengalami kenaikan dari semua
3,7 jam/hari menjadi 4,7 jam/hari ketika terjadi lockdown dan menjadi 4,2 jam/hari setelah
lockdown berakhir. Peningkatan jumlah transaksi lewat e – commerce tidak terlepas dari
kebijakan pemerintah dalam mendorong akseptasi digital kepada masyarakat, serta terus
mengakselerasi perkembangan fintech dan digital banking. Sementara itu jika melihat dari
perkembangannya selama satu decade terakhir, platform e-commerce mampu berperan
menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Keberhasilan e-comerce turut
mempopulerkan berbagai layanan digital lainnya seperti layanan teknologi finansial, logistic
pintar, tata kelola bisnis digital, hingga berhasil memberdayakan bisnis tradisional seperti
warung dengan pendekatan kemitraan.
Pokok
P embahasa
n
A. B. C.
Subjek Kontrak Perlindunga
Hukum n
Dagang Dagan Konsumen
g
A. Subjek Hukum Dagang
Dalam transaksi e – commerce lingkup subjek hukumnya begitu luas. Dimana
secara praktis kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa terkecuali,
termasuk anak
– anak yang secara hukum tergolong sebagai subjek hukum dibawah umur pun
dapat melakukan kegiatan transaksi jual beli e-commerce. Tidak ada batasan usia
bagi pihak yang akan melakukan transaksi e-commerce. Mereka pun memiliki
kedudukan yang setara baik sebagai konsumen maupun pelaku usaha. Sehingga
jika kia kaitkan dengan pasal 1320 KUHPerdata maka ketika seorang melakukan
perjanjian dengan seseorang yang belum cakap hukum hal ini akan berakibat
hukum sebuah perjanjian itu dapat dibatalkan sehingga akan menimbulkan
kerugian bagi salah satu pihak.
B. Kontrak Dagang
Dalam e-commerce atau perdagangan elektronik, suatu kontrak yang timbul
bukan hanya sebatas diatas kertas melainkan dilakukan secarar digital atau
yang dikenal dengan e-contact. Perdagangan elektronik yakni sebagai seluruh
informasi dimuat dan dibentuk seluruh data yang para pihak dengan
berkenaan tersebut pada perjanjian. E-contract timbul karena teknologi
dengan ditawarkan jasa atau barang yang digunakan sebagai media.
Sehingga pada hakekatnya kontrak elektronik ini sebagai perjanjian yang
disepakatai para pihak yang membuatnya hanya medium atau saranya
sangat berbeda, menggunakan sistem elektronik. Dimana kontrak elektronik
sebagai suatu bentuk transaksi elektronik yang sudah diatur dalam pasal 17
ayat ( 1 ) jo. Pasal 18 ayat ( 1 ) Bab V UU ITE.
C. Perlindungan Konsumen
Transaksi jual beli melalui e-commerce saat ini dan terutama di wilayah
hukum Indonesia telah berkembang dengan pesat. Indonesia telah memiliki
landasan hukum mengenai perlindungan terhadap konsumen yakni dalam
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
disamping masih adanya peraturan perundang – undangan yang lainnya
yang mengatur hal yang serupa. Konsumen dalam hal ini harus diberikan
berbagai perlindungan khusus yang mana sangat rentan dengan berbagai
kemungkinan yang akan merugikan pihak konsumen itu sendiri dari para
pelaku usaha yang tidak beritikad baik dalam melakukan transaksi jual beli
melalui e-commerce. Dimana dalam transaksi e-commerce baik kedua belah
pihak harus memiliki itikad baik dari awal.
K esimpula
n
Dalam mata hukum, khususnya hukum yang mengatur dalam dunia perdagangan masih
banyak persoalan dan persepsi serta kebijakan yang harus dibenahi. Yang pertama
berkaitan dengan subjek hukum manusia pribadi dalam aktivitas jual beli e-commerce.
Walaupun sudah ada aturan hukum yang mengaturnya, namun masih ada pelanggaran
yakni anak – anak yang masih dibawah umur yang melakuakn aktivitas jual beli di e-
commerce. Memang dalam e-commerce tidak ada batasan umur, namun jika berkaitan
dengan hukum, perjanjian maka harus tunduk pada hukum yang berlaku. Sehingga dalam
aktivitas jual beli e-commerce ini seseorang haruslah memiliki kecakapan seperti cakap
hukum dan cakap bertindak sebagai syarat subjektif dalam melakukan suatu perjanjian
dalam perdagangan. Dan jika subjek hukumnya anak – anakk maka perjanjian dagan
tersebutt akibat hukumnya dapat dibatalkan.

Anda mungkin juga menyukai