Anda di halaman 1dari 3

Nama : Naufal Ramadhan

NIM : 210200018
Kelas :A

Soal

1. a) Jelaskan pengertian Hukum Pidana dalam arti subjekif dan objektif.


b) Hukum Pidana bersifat Hukum Publik, jelaskan sifat Hukum Pidana sebagai Hukum
publik.

2. a) Hukum Pidana dan Kriminologi mempunyai hubungan timbal balik. Jelaskan!


b) Jelaskan pengaruh Kriminologi terhadap perkembangan Hukum Pidana.

3. Tulisan Cesare Beccaria merupakan awal perkembangan Hukum Pidana modern.


Jelaskan!

4. Penafsiran-penafsiran Hukum Pidana ada yang dibenarkan dan ada yang dilarang.
Jelaskan!

5. a) Bedakan pentingnya waktu dan tempat dalam Hukum Pidana dan Hukum Pidana
Acara.
b) Jelaskan hubungan pasal 1 ayat 1 dengan pasal 1ayat 2 KUHP.

Jawaban

1. a) Hukum Pidana dalam arti objektif yaitu perintah dan larangan yang pelanggarannya
diancam dengan sanksi pidana oleh badan yang berhak. Dalam arti subjektif yaitu hak
negara menuntut hukum untuk menuntut pelanggaran delik dan untuk menjatuhkan serta
melaksanakan pidana.
b) Hukum Pidana sebagai hukum publik karena berfungsi untuk mengatur hubungan
antara kepentingan negara atau masyarakat dengan orang perorang untuk menertibkan
masyarakatnya.
2. a) Hukum Pidana memfokuskan perhatiannya terhadap pembuktian suatu kejahatan
sedangkan kriminologi memfokuskan factor-faktor penyebab terjadinya kejahatan.
b) Kriminologi dengan perkembangan Hukum Pidana sangat erat hubungannya.
Kriminologi dapat membantu memberikan pendapat terhadap Hukum Pidana mengenai
alas an seseorang melakukan kejahatan, memberikan informasi mengenai faktor-faktor
yang dapat menjadi penyebab dari suatu tindak kejahatan serta memberikan arahan
mengenai Tindakan apa yang harus di ambil para penegak hukum agar tidak melawan
hukum. Dalam Hukum Pidana disinilah yang akan menentukan penjatuhan hukuman
sanksi pidana sesuai tindak kejahatannya.

3. Dalam perkembangan Hukum Pidana Modern,dimulai dari terciptanya asas legalitas dari
sejarah pengalaman manusia sendiri bahwa tanpa adanya pembatasan oleh undang-
undang tentang perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana, maka ada kecenderungan
terjadi kesewenang-wenangan oleh pengusa dan hakim. Oleh karena itu, jalan keluar
yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan wewenang kepada masing-masing
daerah untuk membuat peraturan daerah tentang delik-delik adat mereka sendiri.

4. Penafsiran Hukum Pidana ada yang dibenarkan dan ada yang dilarang, hal ini merupakan
penafsiran Analogi, yaiu apabila terhadap suatu perbuatan yang pada saat dilakukannya
tidak merupakan tindak pidana, diterapkan ketentuan Hukum Pidana yang berlaku untuk
tindak pidana lain yang mempunyai sifat yang sama dengan perbuatan tersebut, sehingga
kedua perbuatan tersebut dipandang analog satu dengan lainnya. Menurut Prof. Andi
Hamzah, ada dua macam analogi, yaitu Gesetz analogi adakah analogi terhadap
perbuatan yang sama sekali tidak terdapat dalam ketentuan pidana dan recht analogi
yaitu analogi terhadap suatu perbuatan yang dilarang dalam ketentuan Hukum Pidana.

5. a) Menuru waktu, suatu perbuatan tidak dapat dapat dipidana atau tidak berlaku
peraturan itu jika undang-undang itu telah diubah, hal ini sudah dinyatakan dalam pasal 1
ayat 1 dan ayat 2 KUHP. Menurut tempat, berlakunya Hukum Pidana ditentukan dalam
pasal 2-9 KUHP, dimana ketentuan pidana dalam uu di Indonesia hanya berlaku di
wilayah Indonesia.
b) Hubungan Pasal 1 ayat 1 dan ayat 2 KUHP memiliki hubungan yang erat, karena
sudah dijelaskan apa yang dimaksud dengan perubahan dalam perundang-undangan dan
apa yang dimaksud dengan perubahan dalam perundang-undangan dan apa yang
dimaksud dengan ketentuan yang paling menguntungkan. Dimana pasal 1 ayat 1
seseorang tidak dapat dipidana jika undang-undang itu tidak adan ayat 2 menguntungkan
tersangka jika undang-undang sudah diubah.

Anda mungkin juga menyukai