Anda di halaman 1dari 4

Putusan Verstek Jika Salah Satu Tergugat

Tidak Hadir
Putusan verstek dijatuhkan jika tergugat tidak hadir pada sidang pertama. Lantas bagaimana
jika kondisinya tergugat lebih dari satu, dan hanya salah satu yang tidak hadir dalam sidang
pertama sedangkan tergugat lainnya hadir apakah hakim tetap menjatuhkan verstek? Atau
tetap melanjutkan sidang dengan hanya berbekal keterangan dari tergugat yang hadir?

 
Putusan verstek adalah putusan yang dijatuhkan apabila tergugat tidak hadir atau tidak juga
mewakilkan kepada kuasanya untuk menghadap meskipun ia sudah dipanggil dengan patut.
Apabila tergugat tidak mengajukan upaya hukum verzet (perlawanan) terhadap putusan
verstek itu, maka putusan tersebut dianggap sebagai putusan yang berkekuatan hukum tetap.
 
Jika tergugat lebih dari satu orang, kemudian salah satu dari mereka tidak hadir memenuhi
panggilan sidang, maka yang dilakukan oleh hakim adalah mengundursidang
 
Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.
 
 
Ulasan: 
Berdasarkan Pasal 125 Herzien Indlandsch Reglement (HIR) (S.1941-44) hakim dapat
menjatuhkan putusan verstek.
Putusan verstek adalah putusan yang dijatuhkan apabila tergugat tidak hadir atau tidak juga
mewakilkan kepada kuasanya untuk menghadap meskipun ia sudah dipanggil dengan patut.
Apabila tergugat tidak mengajukan upaya hukum verzet (perlawanan) terhadap putusan
verstek itu, maka putusan tersebut dianggap sebagai putusan yang berkekuatan hukum tetap.
Penjelasan lebih lanjut mengenai putusan ini dapat Anda simak dalam artikel Putusan
Verstek dan Uang Panjar Pengadilan.
Jadi putusan verstek ini adalah putusan yang dijatuhkan oleh hakim apabila tergugat tidak
hadir atau tidak juga mewakilkan kepada kuasanya untuk menghadap meskipun ia sudah
dipanggil dengan patut.
Penerapan Verstek Apabila Tergugat Lebih Dari Satu
Rujukan penerapan verstek dalam perkara tergugat lebih dari satu orang (dua atau lebih)
dapat merujuk pada Pasal 127 HIR:
Jika seorang atau lebih dari tergugat tidak datang atau tidak menyuruh orang lain
menghadap mewakilinya, maka pemeriksaan perkara itu diundurkan sampai pada hari
persidangan lain, yang paling dekat. Hal mengundurkan itu diberi tahukan pada waktu
persidangan kepada pihak yang hadir, bagi mereka pemberitahuan itu sama dengan
panggilan, sedang tergugat yang tidak datang, disuruh panggil oleh ketua sekali lagi
menghadap hari persidangan yang lain. Ketika itu perkara diperiksa, dan kemudian
diputuskan bagi sekalian pihak dalam satu keputusan, atas mana tidak diperkenankan
perlawanan (verzet).
Menurut Yahya Harahap, dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang: Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Hakim (hal. 391-394), ada empat kondisi
apabila tergugat lebih dari satu orang:
1. Pada sidang pertama semua tegugat tidak hadir, maka langsung dapat diterapkan acara
verstek;
2. Apabila hakim mengundurkan persidangan karena semua tergugat tidak hadir pada
sidang pertama, kemudian pada sidang berikutnya semua tergugat tetap tidak hadir,
dapat diterapkan acara verstek;
3. Salah seorang tergugat tidak hadir, sidang wajib diundurkan;

4. Salah seorang atau semua tergugat yang hadir pada sidang pertama tidak hadir pada
hari sidang berikut, tetapi tergugat yang dahulu tidak hadir, sekarang hadir.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari Anda yang mengatakan bahwa tergugat lebih
dari satu, dan hanya salah satu yang tidak hadir dalam sidang pertama sedangkan tergugat
lainnya hadir, maka sebagaimana disebutkan di atas, sidang wajib diundur.
Apabila tergugat lebih dari satu orang, lantas salah satu dari mereka tidak hadir memenuhi
panggilan sidang, tanpa mempersoalkan apakah ketidakhadiran itu berdasarkan alasan sah
atau tidak, menurut Pasal 127 HIR, harus ditegakkan tata cara berikut:[1]
a. Secara Imperatif, Pemeriksaan Diundurkan[2]
Misalnya, tergugat terdiri dari 5 orang. Pada hari sidang yang ditentukan, satu atau
dua orang tidak datang menghadiri pemeriksaan sidang. Dalam hal yang demikian,
tidak ada pilihan lain bagi hakim selain daripada:
o mengundurkan persidangan ke hari lain;

o memerintahkan untuk memanggil tergugat yang tidak hadir, agar hadir pada
sidang berikutnya;
o sedangkan kepada tergugat yang hadir, pengunduran cukup diberitahukan
pada persidangan itu.
b. Tidak Boleh Memeriksaan Tergugat yang Hadir dan Tidak Boleh Menjatuhkan
Verstek Kepada yang Tidak Hadir[3]
Seperti telah dikatakan di atas, berdasarkan Pasal 127 HIR, pengunduran sidang
pertama ke hari lain apabila salah seorang tergugat tidak hadir adalah bersifat
imperatif, yaitu hakim wajib mengundur sidang, dan berbarengan dengan itu,
memerintahkan sekali lagi untuk memanggil tergugat yang bersangkutan. Dengan
demikian:
o hakim dilarang atau tidak dibolehkan memeriksa para tergugat yang hadir,

o Yang mesti dilakukan hakim adalah:

a. Mengundurkan sidang, dan

b. Memanggil sekali lagi tergugat yang tidak hadir.

o Juga tidak boleh menerapkan acara verstek kepada tergugat yang tidak hadir.
Jadi tindakan yang dapat dilakukan hakim menghadapi kasus seperti ini, hanya
mengundur hari persidangan.
c. Tetap Tidak Hadir Pada Sidang Berikutnya, Proses Pemeriksaan Dilangsungkan
Secara Kontradiktor[4]
Jika ternyata pada sidang berikutnya tergugat dimaksud tetap tidak hadir tanpa alasan
yang sah, hakim dapat memilih tindakan berikut:
1. Mengundurkan sidang untuk kedua kalinya

a. Hukum membenarkan hakim mengundurkan sekali lagi persidangan


untuk yang kedua kali;
b. Berbarengan dengan itu, memerintahkan untuk memanggil tergugat
tersebut menghadiri sidang yang akan datang.
Meskipun hukum memperbolehkan, penerapan seperti ini dianggap kurang
tepat dan tidak profesional. Sehingga ada baiknya jika dihindari.
2. Melangsungkan pemeriksaan secara kontradiktor
Tindakan yang efektif dan efisien:
a. Melangsungkan proses pemeriksaan terhadap para tergugat yang hadir
dengan penggugat secara kontradiktor (contradictoir) atau op
tegenspraak
b. Sedangkan bagi tergugat yang tidak hadir, pemeriksaan berlaku
baginya tanpa bantahan terhadap dalil penggugat, yang berakibat,
tergugat tersebut dianggap mengakui dalil penggugat.

Akan tetapi, meskipun proses pemeriksaan dianggap berlaku kepada tergugat yang
tidak hadir:
o Hakim wajib memerintahkan untuk memanggilnya pada sidang berikutnya,
dan
o Pada sidang berikutnya itu, kepadanya terbuka kesempatan mengajukan
bantahan apabila dia menghadiri persidangan.
jika tergugat lebih dari satu orang, kemudian salah satu dari mereka tidak hadir memenuhi
panggilan sidang, maka sidang wajib diundur.
Dasar hukum:
Herzien Inlandsch Reglement (H.I.R) (S. 1941-44) tentang Reglemen Indonesia yang
Diperbaharui (R.I.B.).
Referensi:
Yahya Harahap. 2016. Hukum Acara Perdata: tentang Gugatan, Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan. Jakarta: Sinar Grafik.
 [1] Yahya Harahap, hal. 391-392
 [2] Yahya Harahap, hal. 392
 [3] Yahya Harahap, hal. 392
 [4] Yahya Harahap, hal 392-393
Salam
IR.SA.Wiraguna SH.MH.MM

Anda mungkin juga menyukai