Catatan 2
Catatan 2
Untuk mengetahui letak sebaran skor pada 1 simpangan baku, maka rumusnya : µ - 1 σ dan µ + 1 σ , sehingga diperoleh 450 – 50 dan 450 +
50, jadinya letak skor pada 1 simpangan baku berada pada rentang skor 400 – 500
Kemudian, letak sebaran skor pada 2 simpangan baku, maka rumusnya : µ - 2 σ dan µ + 2 σ , sehingga diperoleh 450 – 100 dan 450 + 100,
jadinya letak skor pada 2 simpangan baku berada pada rentang skor 350 – 550
Begitu juga, letak sebaran skor pada 3 simpangan baku, maka rumusnya : µ - 3 σ dan µ + 3 σ , sehingga diperoleh 450 – 150 dan 450 + 150,
jadinya letak skor pada 3 simpangan baku berada pada rentang skor 300 – 600
Sisanya pada ekor kiri dan ekor kanan, luasnya masing-masing 0,15 %, diperoleh dari pembagian sisa luas area 0,3 % (100 %- 99,7 %)
Dalam pengujian hipotesis, sisa-sisa proporsi ini menjadi area pengujian hipotesis. Disebut Hukum Kekekalan Luas
Jawab Soal:
1. Berapakah banyaknya siswa yang skornya 500 atau lebih ?
Jawab : Melihat pada kurva normal di atas, khususnya ekor kanan (karena nilainya 500 ke atas), maka diketahui skor 500
terletak di atas 1 simpangan baku di atas rata-rata, artinya proporsi banyaknya siswa yang skornya 500 atau lebih adalah
16 %. Dengan demikian, dilakukan perhitungan 16 % dari 200 siswa = 16 x 200 : 100 = 32
Kesimpulannya, banyaknya siswa yang skornya 500 atau lebih adalah sekitar 32 orang.
Catatan : digunakan kata sekitar karena hasil perhitungan hanya bersifat sebuah perkiraan atau estimasi sehingga tidak
ada jumlah yang pasti.
Dalam bentuk kurva, bagian yang diarsir merupakan daerah yang dicari
Dalam bentuk kurva, bagian yang diarsir merupakan daerah yang dicari
Perhatikan kurva di atas, pembagiannya berada di area skor 450 – 500 atau pada nilai 1 simpangan baku di atas rata-
rata, namun karena dicari hanya skor 450 hingga 475, maka dibagi menjadi dua, dan tampak jelas sekali luas area
kemiringannya berbeda dari dua pembagian tersebut.
6. Bila dinyatakan sebanyak 20 % siswa lulus, maka berapakah skor terkecil yang menjadi standar kelulusan ?
Jawab :
Dari soal di atas, sama maksudnya berapa skor terkecil siswa sehingga menjadi batas bisa dikategorikan lulus. Dari
deskripsi ini jelaslah bahwa skor/nilai siswa yang dinyatakan lulus berada di bagian atas sehingga kurva mengarah ke arah
kanan atau positif.
Langkah berikutnya, mencari batas skor terkecil (X) sehingga dikategorikan bisa lulus. Untuk itu sebelumnya kita harus
mengetahui skor Z-nya.
Untuk itu, pada area 20 % (letaknya di ekor kanan) rubah persentase menjadi desimal berbentuk ribuan ( karena tabel z
bentuknya desimal ribuan), sehingga jumlahnya yaitu 0,2000. Selanjutnya, pada tabel Z (hal.553), pada area beyond kita
mencari nilai yang persis atau mendekati 0,2000. Dari hasil membaca tabel Z diketahui skor Z nya adalah 0,84. Ini artinya
skor X yang dicari memiliki skor Z = 1,84 simpangan baku di atas nilai rata-rata.
Proses perhitungan berikutnya yaitu menghitung Skor Z dengan nilai rata-rata dan simpangan bakunya, yaitu 450 + 0,84
(50) = 492. Kesimpulannya, skor Z terkecil yang membatasi area 20 % (ekor kanan) atau siswa yang dinyatakan lulus
adalah siswa yang memiliki nilai terkecil sekitar 492. Dari sini jelas bahwa yang dikategorikan lulus nilainya pasti di atas
450 (nilai rata-rata)
Dalam bentuk kurva, bagian yang diarsir merupakan daerah batas nilai terkecil sebesar 492 yang sedang kita cari.
7. Jika dinyatakan sebanyak 15 % siswa melaksanakan remedial, maka berapakah nilai terbesarnya yang menjadi batas atau
standar siswa harus mengikuti remedial ?
Jawab :
Umumnya yang mengikuti remedial adalah siswa-siswa dengan skor nilai yang rendah, sehingga arah kurva ke arah kiri
atau negatif.
Langkah berikutnya, mencari batas skor terbesar (X) yang boleh mengikuti remedial. Untuk itu sebelumnya kita harus
mengetahui skor Z-nya.
Untuk itu, pada area 15 % (letaknya di ekor kiri) rubah persentase menjadi desimal berbentuk ribuan ( karena tabel z
bentuknya desimal ribuan), sehingga jumlahnya yaitu 0,1500. Selanjutnya, pada tabel Z (hal.554), pada area beyond kita
mencari nilai yang persis atau mendekati 0,1500. Dari hasil membaca tabel Z diketahui skor Z nya adalah 1,04. Ini artinya
skor X terbesar yang dicari berada pada 1,04 simpangan baku di bawah nilai rata-rata. Proses perhitungan berikutnya
menghitung Skor Z dengan nilai rata-rata dan simpangan bakunya, yaitu X = 450-1,04 (50) = 398. Kesimpulannya, siswa
yang boleh mengikuti remedial memiliki skor terbesar sekitar nilai 398
Dalam bentuk kurva, bagian yang diarsir merupakan daerah batas nilai terbesar sebesar 398 yang sedang kita cari.