Anda di halaman 1dari 14

DOSEN :

MATA KULIAH :

\
“KORELASI PHI”

Oleh :
KELAS C NON REG.

MAYA SARI (21806086)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


rahmat, karunia serta kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “KORELASI PHI” dalam waktu yang
telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai salah satu tugas dalam mata
kuliah Riset keperawatan dan Metodologi Penelitian. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi tercapainya
kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
dan perkembangan dunia kesehatan.

Makassar, Juni 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kata korelasi berasal dari bahasa Inggris correlation yang artinya

hubungan, saling hubungan, hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistic

korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih, hubungan antara dua

variabel dikenal dengan istilah Bivariate correlation sedangkan hubungan

antar lebih dari dua variable disebut Multivariate correlation.

Hubungan antara dua variable misalnya hubungan atau korelasi antara

prestasi studi (variable X) dan kerajinan kuliah (variable Y) maksudnnya:

prestasi studi ada hubungannya dengan kerajinan kuliah. Sedangkan hubungan

antar lebih dari dua variable, misalnya hubungan antara prestasi studi

(variable) dengan kerajinan kuliah (variable), keaktifan mengunjungi

perpustakaan (variabel ) dan keaktifan berdiskusi (variabel).

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg dan Gall bukunya Educational

Research, terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi, diantaranya teknik

korelasi Phi (Phi Coefecient cerrelation) dalam pembahasan makalah ini.

B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian

Tekhnik korelasi Phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang

dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar

dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam); dengan istilah lain :

variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni, misalnya: Laki-

laki-Perempuan, Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus, dsb. Apabila variabelnya

bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisis data tersebut

dengan menggunakan teknik ini, maka variabel tersebut harus diubah lebih

dulu menjadi variabel diskrit.

2. Lambang

Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variabel

yang kita selidiki korelasinya pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukkan oleh

besar kecilnya angka indeks korelasi yang dilambangkan dengan

huruf φ (Phi). Phi besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan ±1,00.

3. Rumus

a. Rumus Pertama :

φ =(ad-bc)a+ba+cb+d(c+d)

Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung atau

mencari φ kita mendasarkan diri pada frekuensi dari masing-masing

sel yang terdapat pada Tabel Kerja (Tabel Perhitungan)

b. Rumus Kedua :

φ = αδ-βγpqp'(q')
Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung φ kita mendasarkan

diri pada proporsinya.

c. Rumus Ketiga :

φ = x2N

rumus ketiga ini kita pergunakan apabila dalam mencari ∅ kita terlebih

dahulu menghitung harga Kai Kuadrat ( X2); Kai Kuadrat itu dapat

diperoleh dengan rumus :

X2=(fo-ft)2ft

fᴑ = frekuensi yang diobservasi atau observed frequency, atau frekuensi

yang diperoleh dalam penelitian.

ft = frekuensi teoretik atau theoretical frequency, atau frekuensi secara

teoretik.

4. Cara Memberikan Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi Phi (φ)

Pada dasarnya, Phi merupakan Product Moment Correlation. Rumus untuk

menghitung Phi merupakan variasi dari rumus dasar Pearson yaitu :

rxy=xyx2(y2)

Berhubung dengan itu, maka Phi Coeffecient itu dapat diinterpretasikan

dengan cara yang sama dengan “r” Product Moment dari Pearson.

5. Contoh Cara Mencari (Menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi

a. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada

frekuensi masing-masing sel yang terdapat dalam Tabel Kerja (Tabel

Perhitungan)
Misalnya dalam suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui apakah secara signifikan terdapat korelasi antara kegiatan

mengikuti bimbingan tes yang dilakukan oleh para siswa lulusan SMA dan

prestasi mereka dalam Tes SPMB, yang telah ditetapkan jumlah

pesertanya 100 orang. Berikut adalah datanya :

Status Mengikuti Tidak Jumlah

Prestasi Bimbingan Mengikuti

Tes Bimbingan

Tes

Lulus Tes SPMB 20 20 40

Tidak Lulus Tes


25 35 60
SPMB

Jumlah 45 55 100 = N

Penerimaan calon mahasiswa baru (SPMB), dalam penelitian mana telah

diterapkan sampel sejumlah 100 orang lulusan SMTA berhasil diperoleh

data sebagaimana tertera pada table diatas.

Kita rumuskan terlebih dahulu Ha dan Ho nya :

Ha : ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan

SMTAdalam bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SPMB

Ho : tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan

SMTA dalam bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SPMB
Karena Phi disini akan dihitung berlandaskan pada frekuensi selnya, maka

masing-masing sel yang terdapat pada table diatas itu kita persiapkan lebih

dahulu menjadi tabel perhitungan.

Disini kita lihat: frekuensi sel a=20; b=20; c=25; dan d=35.

Rumus yang kita perguanakan adalah

φ = (ad-bc)a+ba+cb+d(c+d)

Status Mengikuti Tidak Mengikuti Jumlah


Prestasi Bimbingan Tes Bimbingan Tes
Lulus Tes 20 20 40
SPMB a b
Tidak Lulus 25 35 60
Tes SPMB c d
Jumlah 45 55 100 = N
φ = (20 X 35 -20 X 2520+2020+2520+35(25+35)

= 700 - 5005940000 = 2002437,212 = 0,082

interprestasi; ∅ disini di anggap sebagai rxy

df = N-nr = 100-2 = 98 ( konsultasi tabel nilai “r”) dalam tabel tidak

dijumpai df sebesar 98 karena itu kita pergunakan df sebesar 100.dengan

df sebesar 100, di peroleh r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,195,

sedangkan pada taraf signifikan 1%= 0,254. dengan demikian ∅ yang di

peroleh(yaitu: 0,082) adalah lebih kecil jika di bandingkan dengan

r tabel (yaitu: 0,195 dan 0,254). dengan demikian hipotesis Nol

diterima/disetujui. berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara

keikutsertaan siswa lulusan SMA dengan kegiatan bimbingan tes dan

prestasi yang mereka. Jadi dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa

keberhasilan para siswa lulusan SMA dalam tes SPMB itu secara
signifikan tidak ada hubungannya(tidak di pengaruhi) oleh ikut tidaknya

mereka dalam kegiatan Bimbingan Tes Masuk Perguruan Tinggi.

b. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada

Nilai Proporsinya.

Status Mengikuti Tidak Jumlah

Prestasi Bimbingan Tes Mengikuti

Bimbingan Tes

Lulus Tes 20 20 40

SPMB α =20100=0,200 β p = 0,400

=20100=0,200

Tidak Lulus 25 35 60

Tes SPMB γ =25100=0,250 δ q = 0,600

= 35100=0,350

Jumlah 45 55 100 = 1,000

p’ = 0,450 q’ = 0,550

Rumus yang digunakan adalah : φ = αδ-βγpqp'(q')

Dengan menggunakan contoh sebelumnya, maka tabel yang diperlukan

adalah :

Diketahui : (α) = 0,200 ; (β) = 0,200 ; (γ) = 0,250 ; (δ) = 0,350


Kita masukkan dalam rumus:

φ = αδ-βγpqp'(q')

= 0,2000,350-0,200(0,250)0,4000,6000,450(0,550)

= 0,07-0,050,0594 = 0,020,244

= 0,082

c. Cara Mencari (Menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi dengan

memperhitungkan Kai Kuadrat

Kai Kuadrat di sini sekedar diperkenalkan sebagai suatu proses

perhitungan atau pengolahan data. Jika perhitungan φ didasarkan pada

harga Kai Kuadrat maka menggunakan rumus sebagai berikut : φ = x2N

Dengan menggunakan contoh awal, maka untuk memperoleh harga Phi

dengan menggunakan Kai Kuadrat, Tabel dan Proses perhitungannya

adalah sebagai berikut :

Status Mengikuti Tidak Mengikuti Jumlah

Prestasi Bimbingan Tes Bimbingan Tes

Lulus Tes 20 20 40 = rN

SPMB

Tidak Lulus 25 35 60 = rN

Tes SPMB

Jumlah 45 = cN 55 = cN 100 = N

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, maka rumus untuk mencari Kai

Kuadrat adalah: X2=(fo-ft)2ft


Cara menghitungnya :

Dengan demikian, φ dapat kita peroleh dengan jalan mensubstitusikan

harga Kai

Kuadrat ke dalam rumus Phi :

φ =x2N=0,6733100=0,006733 = 0,082

Sel fo ft=CN X rNN (fO-ft) (fO-ft)2 (fo - ft2)ft

1 20 45 X 40100=18 +2 4 0,2222

2 20 55 X 60100=22 -2 4 0,1818

3 25 45 X 60100=27 -2 4 1,1481

4 35 55 X 60100=22 +2 4 0,1212

0,6733 =
Jumlah 100 = N 100 = N 0 -
(fo-ft)2ft
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tekhnik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang

dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar

dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam); dengan istilah lain :

variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni, misalnya: Laki-

laki-Perempuan, Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus, dsb. Apabila variabelnya

bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisis data tersebut

dengan menggunakan teknik ini, maka variabel tersebut harus diubah lebih

dulu menjadi variabel diskrit.

Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variabel

yang kita selidiki korelasinya pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukkan oleh

besar kecilnya angka indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf φ

(Phi). Phi besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan ±1,00.

B. SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu bagi para pembaca

untuk menambah pengetahuan Dan wawasan. namun masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan serta banyak yang belum sesuai

dengan apa yang kita harapkan. Demi kesempunaan makalah ini, kami

mengharapkan kritik dan saran serta dukungan yang bersifat membangun

agar dalam pembuatan makalah berikutnya lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Sudiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Amudi Pasaribu, Dr., Pengantar Statistik, Medan: Imballo, 1965.

Hananto Sigit B.St., Statistik suatu pengantar, Jakarta: Ikhtiar, 1960.

Oppusunggu, Statistik, Jakarta: PT. Pradnjaparamita, 1962.

Anda mungkin juga menyukai