1. Return total dari tahun 2014 sampai dengan 2021 dari saham PT XYZ yang membayar dividen
tahunan ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Hitunglah Capital Gain (Loss), Dividend Yield
dan Return tahun 2015 sampai 2021 !
2014 2000 -
2. Harga dari suatu saham pada periode ke-0 (periode awal) adalah Rp 850. Pada periode
selanjutnya (periode ke-1), harga saham ini meningkat menjadi Rp 1000 dan turun di periode
ke 2 menjadi Rp 900 . Hitunglah Return untuk masing-masing periode dengan metode rata-
rata arithmatika dan metode rata-rata geometrik . Jelaskan hasil perhitungannya !
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550.
Telp. (+6221) 27806189. pmb@unsia.ac.id. https://unsia.ac.id
Return (Ri) Probabilitas (pri) (1) x (2) Ri – E(R) [(Ri – E(R)]2 [(Ri – E(R)]2 pri
0,08 0,2
0,02 0,2
0,09 0,3
0,11 0,1
0,16 0,2
Deviasi standar = = ?
Jawaban
1. Perhitungan
Capital Gain = (Pt - Pt-1)/Pt-1
Dividdent Yield = Dt/Pt-1
Return = Capital Gain + Dividend Yield
Periode Harga Saham (Pt) Deviden (Dt) Capital Gain Dividend Yield Return
2014 2000 - - - -
2015 2050 140 2.5% 7% 9.5%
2016 2150 180 4.9% 8.8% 13.7%
2017 2200 200 2.3% 9.3% 11.6%
2018 2180 200 -0.9% 9.1% 8.2%
2019 2050 160 -6% 7.3% 1.3%
2020 2100 160 2.4% 7.8% 10.2%
2021 2120 160 1% 7.6% 8.6%
b) Rata-rata Geometrik:
Perhitungan: (1+0.1765)×(1−0.1)−1=0.0290(1+0.1765)×(1−0.1)−1
=0.0290 (atau 2.90%)
1 2 3 4 5 6
Probabilitas [(Ri - E(R))] 2
Return (Ri) (1) x (2) Ri - E(R) [(Ri - E(R)]2
(pri) pri
0.08 0.2 0.016 -0.01 0.0001 0.00002
0.02 0.2 0.004 -0.07 0.0049 0.00098
0.09 0.3 0.027 0.00 0.0000 0.00000
0.11 0.1 0.011 0.02 0.0004 0.00004
0.16 0.2 0.032 0.07 0.0049 0.00098
Total probabilitas adalah 1.0, E(R) adalah 0.09 atau 9%, dan varians adalah 0.00202. Jika varians menjadi
0.002, maka deviasi standar akan menjadi:
Besar koefisien variasi dari data return saham ABC adalah 0.4969 atau 49.69%.
4. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal adalah konsep yang berasal dari teori portofolio modern, yang
dikembangkan oleh Harry Markowitz pada tahun 1952. Portofolio efisien adalah konsep teknis yang
berhubungan dengan kombinasi aset untuk mencapai efisiensi dalam hal risiko dan return, sementara portofolio
optimal adalah konsep yang lebih subjektif yang memperhitungkan preferensi individu. Berikut ini
penjelasannya:
Portofolio Efisien
Portofolio efisien adalah set portofolio yang memberikan return maksimum untuk setiap tingkat risiko tertentu,
atau secara alternatif, memiliki risiko minimum untuk setiap tingkat return tertentu. Dalam konteks diversifikasi
portofolio, konsep efisiensi ini berarti bahwa tidak ada portofolio lain dengan tingkat return yang sama yang
memiliki risiko yang lebih rendah, dan tidak ada portofolio dengan risiko yang sama yang memiliki return yang
lebih tinggi.
Portofolio efisien terletak pada batas efisien (efficient frontier) dalam grafik risiko-return, yang juga dikenal
sebagai kurva Markowitz. Setiap titik pada batas efisien menunjukkan portofolio yang tidak dapat di-dominasi
dalam hal risiko dan return oleh portofolio lainnya.
Portofolio Optimal:
Portofolio optimal adalah portofolio efisien yang paling sesuai dengan preferensi risiko-return individu investor.
Portofolio ini ditemukan dengan menambahkan garis pasar modal, yang merupakan representasi dari hubungan
antara risiko dan return yang diharapkan dalam pasar yang efisien, ke set portofolio efisien. Titik di mana garis
pasar modal bersinggungan dengan batas efisien adalah portofolio pasar, yang merupakan portofolio optimal
bagi sebagian besar investor.
Portofolio optimal secara khusus dipersonalisasi sesuai dengan kecenderungan risiko investor dan harapan
return. Misalnya, investor yang tidak ingin mengambil banyak risiko mungkin akan memilih portofolio dengan
volatilitas yang lebih rendah, meskipun hal itu mungkin berarti mengorbankan potensi return yang lebih tinggi.
Sebaliknya, investor yang bersedia mengambil risiko yang lebih tinggi mungkin akan memilih portofolio
dengan return yang diharapkan lebih tinggi, meskipun dengan risiko yang lebih besar.
5. Analisis top-down adalah pendekatan yang digunakan dalam ekonomi dan keuangan untuk analisis
makroekonomi, sektoral, dan perusahaan. Proses analisis ini melibatkan beberapa langkah yang dimulai dari
tingkat paling luas dan bergerak ke tingkat yang lebih rinci dan spesifik. Pendekatan top-down dimulai dengan
memeriksa kondisi ekonomi secara keseluruhan. Analis akan melihat indikator ekonomi makro seperti PDB,
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pengangguran, dan kebijakan moneter atau fiskal pemerintah. Tujuannya
adalah untuk menilai iklim ekonomi saat ini dan memproyeksikan tren ekonomi masa depan. Setelah
mendapatkan pemahaman tentang kondisi makroekonomi, analisis berpindah ke tingkat sektor atau industri.
Analis akan mengevaluasi industri yang mungkin berkembang atau menyusut berdasarkan kondisi ekonomi
yang ada. Hal ini melibatkan mempelajari struktur pasar, siklus bisnis, kekuatan dan kelemahan sektor, serta
faktor-faktor seperti inovasi teknologi, regulasi pemerintah, dan perubahan dalam preferensi konsumen.
Langkah selanjutnya adalah memilih perusahaan individu dalam sektor yang telah diidentifikasi sebagai
prospektif. Analis akan melihat laporan keuangan perusahaan, model bisnis, manajemen, posisi
kompetitif, dan strategi pertumbuhan. Ini melibatkan penggunaan rasio keuangan, seperti rasio harga-
keuntungan (P/E), return on equity (ROE), dan banyak lagi, untuk menilai kesehatan dan prospek
pertumbuhan perusahaan. Pada tahap akhir, setelah menentukan perusahaan yang prospektif, analis akan
melihat lebih dekat pada instrumen investasi yang tersedia, seperti saham, obligasi, atau derivatif
perusahaan tersebut. Ini termasuk mengevaluasi nilai pasar, likuiditas, dan profil risiko terkait dengan
instrumen tersebut. erdasarkan analisis pada semua tingkatan tersebut, investor atau analis membuat
keputusan tentang di mana menempatkan modal. Keputusan ini akan bergantung pada tujuan investasi,
toleransi risiko, dan cakupan waktu investasi investor.
6. Variabel ekonomi makro adalah indikator yang mencerminkan kondisi ekonomi suatu negara secara
keseluruhan, dan dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berikut adalah beberapa
variabel ekonomi makro utama dan contoh pengaruhnya terhadap perusahaan:
a. Produk Domestik Bruto (PDB): PDB mengukur nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam
ekonomi. Pertumbuhan PDB yang kuat sering kali menunjukkan ekonomi yang sehat, yang dapat
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550.
Telp. (+6221) 27806189. pmb@unsia.ac.id. https://unsia.ac.id
meningkatkan pendapatan konsumen dan permintaan terhadap produk perusahaan. Sebaliknya, PDB yang
menurun dapat mengindikasikan resesi, yang bisa menurunkan penjualan dan keuntungan perusahaan.
b. Tingkat Suku Bunga: Suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral mempengaruhi biaya pinjaman untuk
individu dan bisnis. Suku bunga yang rendah dapat merangsang investasi dan pengeluaran oleh bisnis, yang
positif untuk kinerja perusahaan. Namun, suku bunga yang tinggi dapat meningkatkan biaya pinjaman,
mengurangi investasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
c. Tingkat Inflasi: Inflasi mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Inflasi
yang moderat dapat menandakan ekonomi yang tumbuh, tetapi inflasi yang tinggi dapat mengikis daya beli
konsumen dan meningkatkan biaya bahan baku, yang bisa merugikan margin keuntungan perusahaan.
d. Tingkat Pengangguran: Tingkat pengangguran yang tinggi mengindikasikan bahwa lebih sedikit orang
yang bekerja dan memiliki pendapatan untuk dibelanjakan, yang dapat berdampak negatif pada penjualan
perusahaan. Tingkat pengangguran yang rendah umumnya menggambarkan ekonomi yang kuat, yang
positif untuk konsumsi dan oleh karena itu untuk pendapatan perusahaan.
e. Nilai Tukar Mata Uang: Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi biaya impor dan keuntungan ekspor.
Misalnya, perusahaan yang banyak melakukan ekspor akan mendapat keuntungan dari nilai tukar mata
uang domestik yang lemah, yang membuat produk mereka lebih kompetitif di pasar global. Sebaliknya,
mata uang domestik yang kuat dapat membuat impor lebih murah tapi ekspor menjadi kurang bersaing.
f. Kebijakan Fiskal dan Moneter: Kebijakan pemerintah, termasuk pengeluaran pemerintah dan
perpajakan, dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi. Kebijakan fiskal yang ekspansif (seperti pengurangan
pajak atau peningkatan pengeluaran pemerintah) biasanya dirancang untuk merangsang pertumbuhan, yang
dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Kebijakan moneter dapat menyesuaikan likuiditas di pasar dan
mempengaruhi suku bunga.
g. Stabilitas Politik dan Ekonomi: Stabilitas politik dan kepastian hukum penting untuk kepercayaan
investor. Kekacauan politik atau kebijakan yang tidak menentu dapat menyebabkan ketidakpastian
ekonomi, yang bisa mengurangi investasi dan pertumbuhan.
7. Diversifikasi adalah strategi investasi yang bertujuan untuk menyeimbangkan risiko dan reward dengan
menyebarkan eksposur investasi di berbagai aset, sektor, industri, atau geografi. Dalam praktiknya, diversifikasi
melibatkan pemilihan aset yang berbeda-beda yang diharapkan tidak akan bergerak dalam pola yang sama.
Sebagai contoh, ketika pasar saham sedang suram, obligasi mungkin berkinerja lebih baik, dan sebaliknya.
Dengan memiliki keduanya dalam portofolio, seorang investor dapat mengurangi potensi kerugian dari
penurunan nilai saham karena kinerja yang lebih baik dari obligasi dapat menyeimbangkannya.
Selain itu, diversifikasi tidak hanya terbatas pada pembagian investasi antara saham dan obligasi. Seorang
investor mungkin juga memilih untuk menyebarkan investasi mereka di antara berbagai sektor ekonomi,
seperti teknologi, kesehatan, dan energi, yang masing-masing mungkin bereaksi secara berbeda terhadap
perubahan ekonomi. Lebih jauh lagi, dengan melihat ke pasar di luar negara asal, diversifikasi geografis
dapat mengurangi risiko yang terkait dengan volatilitas pasar atau kebijakan politik domestik. Meskipun
diversifikasi dapat mengurangi risiko tertentu, seperti risiko yang spesifik untuk perusahaan atau sektor,
penting untuk diingat bahwa risiko sistematis yang mempengaruhi seluruh pasar, seperti resesi ekonomi
atau krisis global, tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dengan diversifikasi.
Cash Ratio Cash Ratio = Kas dan Setara Kas / Kewajiban Lancar
= 351,613 / 1,412,507
= 0,25x
Hasil Cash Ratio sebesar 0,25x menunjukkan bahwa kas dan setara kas hanya mampu menutupi sekitar
25% total kewajiban lancar. Hal ini berarti perusahaan masih sangat bergantung pada aset lancar selain kas
dan setara kas.
Hitunglah Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR)) serta jelaskan
hasilnya!
Rasio Solvabilitas:
Debt to Equity Ratio (DER) DER = Total Kewajiban / Total Ekuitas
= 2,640,302 / 5,237,438
= 0,50x
Hasil DER 0,50x menunjukkan bahwa sekitar 50% dari total aset perusahaan dibiayai melalui utang. Semakin
rendah DER maka semakin baik.
Hitunglah Rasio Profitabilitas (Gross Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Profit
Margin (NPM), Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA)) serta jelaskan hasilnya!
Rasio Profitabilitas:
Gross Profit Margin (GPM)
GPM = Laba Kotor / Penjualan Bersih
= 2,811,859 / 6,324,256
= 0,44x = 44%
GPM sebesar 44% menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari setiap penjualan
sebesar 44%. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik.
Nurhayati
Abdu Rahman, S.E., M.Ak Murdhaningsih, S.E.,M.Ak Murdhaningsih, S.E.,M.Ak
Siregar,S.E.,M.Ak.,CSRS
Dibuat Tanggal :
Disahkan Tanggal : 01/12/2023