TINJAUAN PUSTAKA
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haeti Ici Sumarlin (2012) dari Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga dengan judul “ Konflik Peran Ganda Pada Istri
mengetahui apa saja konflik peran ganda yang muncul pada istri yang menjadi
pencari nafkah dalam keluarga (female breadwinner). Konflik peran ganda dalam
penelitian ini adalah konflik yang muncul dalam pekerjaan dan keluarga yang
seseorang untuk memenuhi tuntutan pada peran tersebut karena peran-peran tersebut
intrinsik terhadap tiga subjek yang mengalami konflik peran ganda dalam pekerjaan
analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis tematik dengan
lapangan.
pencari nafkah utama (female breadwinner )yang banyak muncul adalah konflik
dalam keluarga yang berpengaruh terhadap pekerjaan. Hal ini dikarenakan masalah
5
6
yang banyak dialami oleh female breadwinner adalah masalah yang muncul dalam
rumah tangga sehingga masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap keluarga dan
tempat penelitian, yang mana penelitian ini dilakukan di Perguruan Sriwijaya dengan
subjek penelitian adalah karyawati bagian tata usaha yang sudah berumah tangga.
penting yang harus dikelola dengan baik guna mencapai tujuan perusahaan, karena
Jika manusia menjalankan tugasnya dengan baik, maka akan baik pula hasil yang
peran,tugas dan tanggung jawab yang dituntut dari manusia. Oleh karena suatu
perusahaan dalam hal ini harus dapat mengelola sumber daya manusia secara efektif
dan efesien, dan perusahaan harus dapat memberikan perhatian khusus terhada
penelolahan sumber daya tersebut agar dapat memberikan sumbangan yang optimal
bagi perusahaan.
Oleh Karena itu, Manajemen sumber daya merupakan salah satu bidang manajemen
7
yang menitik beratkan pada aktivitasnya dalam mengelolah manusia sebagai sumber
manusaia agar tecapai berbagai tujuan hidup individu, perusahaan dan masyarakat”.
sumber daya manusia adalah proses mengatur dan mengelola sumber daya manusia
perusahaan.
a) Perencanaan
keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif
b) Pengorganisasian
c) Pengarahan
sehingga dapat bekerja sama dan bekerja secara selektif serta efesien dalam
d) Pengendalian
penyempurnaan.
e) Pengadaan
organisasi.
f) Pengembangan
dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan datang.
9
g) Kompensasi
berupa uang atau barang kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang
h) Pengintegrasian
organisasi dan kebutuhan pegawai agar tercipta kerja sama yang serasi dan
pekerjaannya.
i) Pemeliharaan
meningkatkan kondisi fisik mental dan loyalitas para pegawai agar meraka
tetap mau bekerja sampai masanya pension. Pemeliharaan yang baik dapat
konsistensi.
j) Kedisiplinan
manusia yang penting dan merupakan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa
adannya tujuan dan dan tanpa adanya disiplin maka sulit untuk mewujudkan
k) Pemberhentian
organisasi.
penyeimbang terhadap tantangan yang dihadapi oleh organisasi yang meliputi fungsi-
organisasi.
2.2.3 Konflik
Konflik merupakan hal yang akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia.
Robbins (2002) menyatakan bahwa konflik adalah suatu proses yang mulai bila suatu
pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan
segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama.
Yukl (1998) menyatakan bahwa konflik terjadi bila satu atau kedua belah pihak
sasaran. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa konflik akan timbul jika ada
11
suatu pihak yang merasakan adanya pengaruh negatif yang ditimbulkan dari
dalam komunikasi, kerjasama yang dikurangi, dan pengalihan waktu dan energi dari
saling curiga antara dua orang, saling tidak menyukai. Konflik juga bisa
organisasional.
Proses konflik pada dasarnya terdiri atas lima tahap (Robbins, 2002), yaitu :
mesti mengarah langsung ke konflik, tetapi salah satu darinya diperlukan jika
konflik hendak muncul, secara sederhana hal ini dapat disebabkan oleh
Kesadaran oleh satu atau lebih pihak akan adanya kondisi-kondisi yang
3. Maksud.
perilaku luaran mereka. Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara
Banyak konflik bertambah parah karena salah satu pihak salah dalam memahami
4. Perilaku.
Tahap prilaku meliputi pernyataan, tindakan dan reaksi yang ditunjukkan oleh pihak-
pihak yang berkonflik. Perilaku ini biasanya merupakan upaya kasat mata untuk
5. Akibat.
Konflik dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern (Juanita, 2002).
mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu
menyelesaikannya.
2. Sistem nilai, meliputi landasan maksud dan cara berinteraksi suatu organisasi.
karyawan untuk menghindari konflik antar individu. Untuk mengatasi konflik dapat
dilakukan dengan kompromi yaitu mencari jalan tengah antara dua ekstreem. Selain
hal yang berbeda, namun secara konseptual merupakan bentuk konflik peran (Frone
et al, 1992 dan Netemayer et al, 1996 dalam Yavas, Babakus dan Karatepe, 2008).
tuntutan umum, waktu yang ditujukan untuk pekerjaan, dan ketegangan yang
peran dimana tuntutan umum, waktu yang ditujukan untuk keluarga, dan ketegangan
dengan pekerjaan.
15
Yavas, Babakus dan Karatepe (2008) menyatakan bahwa terdapat tiga konsekuensi
emosional, kinerja yang buruk serta niat yang tinggi untuk keluar dari pekerjaannya.
Menurut Greenhause dan Beutell (1985) dalam Judge, Ilies, dan Scott
dimanapermintaan dari satu domain (pekerjaan atau keluarga) tidak sesuai dengan
partisipasi lain,
secara efektif.
seseorang membawa pekerjaan dan stress kerja ke rumah, yang akan mempengaruhi
krisis dalam keluarga mempengaruhi kinerja dan perilaku dalam bekerja. Konflik
peran yang digunakan pada penelitian ini meliputi konflik keluarga pekerjaan dan
16
oleh Netemeyer et al., (1996); Boles et al.(2001) yang digunakan dalam penelitian
Menurut Greenhause dan Beutell (dalam David, 2003) konflik peran ganda itu
konflik antar peran dimana secara umum permintaan, waktu dan ketegangan yang
secara umum permintaan waktu dan ketegangan yang diakibatkan oleh pekerjaan
konflik antar peran dimana secara umum permintaan, waktu dan ketegangan dalam
work conflict adalah konflik yang muncul dikarenakan tanggung jawab terhadap
pekerjaan.
17
direction dimana antara keduanya baik itu work-family conflict maupun family-work
Greenhaus dan Beutell (dalam Hennessy, 2005) mendefinisikan tiga dimensi dari
1. Time-based conflict, yaitu konflik yang terjadi karena waktu yang digunakan
untuk memenuhi satu peran tidak dapat digunakan untuk memenuhi peran lainnya
artinya pada saat yang bersamaan seorang yang mengalami konflik peran ganda tidak
2. Strain-based conflict, yaitu ketegangan yang dihasilkan oleh salah satu peran
membuat seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan perannya yang lain. Sebagai
contoh, seorang ibu yang seharian bekerja, ia akan merasa lelah, dan hal itu
pekerjaan rumahnya. Ketegangan peran ini bisa termasuk stres, tekanan darah
suatu perilaku yang berbeda dengan pengharapan dari perilaku peran lainnya.
Sebagai contoh, seorang wanita yang merupakan manajer eksekutif dari suatu
perusahaan mungkin diharapkan untuk agresif dan objektif terhadap pekerjaan, tetapi
dengan yang diharapkan ketika berada di kantor dan ketika berinteraksi di rumah
dengan keluarganya dia juga harus berperilaku sesuai dengan yang diharapkan juga.
18
1. Time pressure, semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja maka
2. Family size dan support, semakin banyak anggota keluarga maka semakin
sedikit konflik.
3. Kepuasan kerja, semakin tinggi kepuasan kerja maka konflik yang dirasakan
semakin sedikit.
4. Marital and life satisfaction, ada asumsi bahwa wanita bekerja memiliki
depresi, perasaan stres, bersalah, agresi, iri, dan malu (Hammen et al. dalam Simon,
2002). Perasaan depresi ditemukan lebih bersifat kronis dan berulang pada wanita
dibanding pria, dengan waktu yang dihabiskan wanita mengalami depresi rata-rata 21
% seumur hidup. Beberapa peneliti menemukan bahwa ada hubungan antara konflik
mengarah pada perbedaan gender dan penelitian terbaru menemukan bahwa wanita
menunjukkan level distres yang lebih tinggi yang berhubungan dengan peran ganda.
19
Dari teori yang telah di jelaskan di atas maka dapat disimpulkan sebuah
kerangka pikir dimana konflik peran ganda memiliki 2 tipe yaitu Konflik Pekerjaan-
Konflik Pekerjaan-keluarga
work-family conflict
Gambar 2.1
Kerangka Pikir