Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kurniawan

Nim : 231017400075
Kelas/Semester/Reg : 01S2HM001 / 1 / B
Mata Kuliah : Teori dan Sejarah Perkembangan Hukum
Dosen : Dr. Yoyon M Darusman.,S.H.,M.M

Tugas :
istilah “Progresive Law”, pendapat dari Satjipto Rahardjo. Silahkan anda jelaskan apa
pengertiannya dan bagaimana hubungan dengan penerapan sistem hukum dalam negara.
Pembahasan :
Dengan teori hukum progresif, tidak lepas dari gagasan Satjipto Rahardjo yang galau dengan
cara penyelenggaraan hukum di Indonesia. Meski setiap kali persoalan-persoalan hukum muncul
dalam nuansa transisi, namun penyelenggaraan hukum terus saja dijalankan layaknya kondisi
normal. Hampir tidak ada terobosan yang cerdas menghadapi kemelut transisi pasca orde baru.
Yang lebih memprihatinkan, hukum tidak saja dijalankan sebagai rutinitas biasa (business as
usual), tetapi juga dipermainkan sebagai barang dagangan (business-like). Akibatnya, hukum
terdorong ke jalur lambat dan mengalami kemacetan yang cukup serius. Di sinilah Satjipto
Rahardjo menyuarakan hukum progresif. Pemikiran hukum perlu kembali pada filosofi dasarnya,
yaitu hukum untuk manusia. Dengan filosofi tersebut, maka manusia menjadi penentu dan titik
orientasi hukum. Hukum bertugas melayani manusia, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, hukum
itu bukan merupakan institusi yang lepas dari kepentingan manusia. Mutu hukum, ditentukan
oleh kemampuannya untuk mengabdi pada kesejahteraan manusia. 1
Subyek Hukum Progresif dan Konsep yang Melampaui Anthroposentrisme :
Hukum progresif merupakan pemikiran perkembangan hukum yang digagas oleh Prof. Satjipto
Rahardjo, berpandangan bahwa hukum dibentuk untuk manusia bukan manusia untuk hukum.
Dasar pemikiran beliau bahwa kajian hukum saat ini telah mencapai ekologi dalam yang
mendasar pada pemikiran antroposentrisme. Suatu faham yang berpusat pada manusia sehingga
manusia dianggap memiliki kemampuan cipta, rasa, bahasa, karya, dan karsa sebatas diizinkan
oleh Sang Kholiq. Sehingga hukum tidak memutus maunya sendiri tanpa belajar dari lingkungan
hidup. Pandangan manusia sebagai Kholifah fil ardh menjadi dasar bahwa Tuhan sangat
memuliakan ciptaan-Nya dengan kemuliaan dan hormat. Sehingga hukum buatan manusia
seharusnya tidak mereduksi kemuliaan dan hormat sebatas yang dikatakan dalam undang-
undang. Hukum progresif memahami konsep keadilan sebagai hukum yang benar-benar

1
1 Yoyon M Darusman dan Bambang Wiyono, Teori dan Sejarah Perkembangan Hukum, Unpam Press,
Cet. 1, Tangerang Selatan, 2019, hal. 173-174.
memperhatikan sumber-sumber hukum yang baru untuk tercapainya keadilan. Sehingga tidak
lagi mendasar bahwa wanita dan anak adalah subyek hukum yang paling lemah.
Penegakan Hukum Progresif; Konteks produk perundang-undangan yang perlu diperhatikan
bahwa tidak dilihat sebagai hasil kerja profesional, namun sebagai objek ilmu. Perkembangan
bantuan hukum probono bagi si miskin dirumuskan sejak era 80-an mendasari ICCPR sebagai
landasan perlindungan hak asasi manusia. Probono bagi si miskin menjadi persoalan apakah
diskriminatif atau suatu kesetiaan hukum. Yang sejatinya tidak diperuntukan bagi seluruh warga
Indonesia. Hukum progresif mengarah pada aspek moral, sehingga dalam pembentukan hukum
berinkorporasi dengan nilai dasar/prinsip moral. Maka probono bagi si miskin sering kali
dianggap sebagai langkah progresif sebagai kewajiban pemerintah melindungi segenap bangsa
dalam merengkuh keadilan di hadapan hukum. 2
Membaca hukum adalah menafsirkan hukum, karenanya penafsiran hukum merupakan jantung
hukum. Sehingga hukum yang sudah berwujud lex scripta harus menjaga kepastian hukum, bagi
para penegak hukum harus berpandangan bahwa hukum bukan sebatas gugusan norma dan
logika. Tapi memandang hati nurani melalui empati, kejujuran, dan keberanian. Sehingga
prophetic Intelegence merupakan pilar progresif dengan kemampuan manusia
mentransformasikan diri dalam interaksi, sosialisasi, dan adaptasi. 3

2
https://pa-semarang.go.id/ (diakses 11 Desember 2023)
3
Ibid.

Anda mungkin juga menyukai