Anda di halaman 1dari 1

Fungsi Konsumsi Dan

Tabungan

Diunggah oleh Riki Darman

60% (5) · 22K tayangan · 36 halaman


Informasi Dokumen

Hak Cipta
Unduh
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)

Format Tersedia
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini


Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Seorang ahli ilmu ekonomi JM. Keynes, mengatakan bahwa Pengeluaran seseorang
untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya.
Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat
konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. dan
sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh
Facebook Twitter
pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol.

Menerut JM. Keynes, pendatan suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu : (1).
Pendapatan Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I).

Karena pembahasan kita kali ini berkaitan dengan fungsi konsumsi dan tabungan,
maka pokok bahasan kita kali berkaitan dengan pendapatan perseorangan (Y=C+S)
dan kaitannya dengan fungsi konsumsi dan tabungan.

Email
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap
konsumsi dan tabungan
Perbandingan antara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan
pertambahan pendapatan disposible (∆Yd) yang diperoleh disebut kecondongan
mengkonsumsi marjinal (MPC = Marginal Propensity to Consume). Perbandingan
antara pertambahan tabungan (∆S) dengan pertambahan pendapatan disposibel (∆Yd)
Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?
yang diperoleh disebut kecondongan menabung marjinal (MPS = Marginal
Propensity to Save).

untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :


===> MPC = ∆C / ∆Y dan APC = C / Y
dan untuk mengetahui perubahan tingkat konsumsi, maka dapat digunakan rumus :

===> MPC = ∆S / ∆Y dan APC = S / Y

Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat
konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian.
Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini
Sedangkan fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan
antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian.
Persamaan antara hubungan itu adalah :
Fungsi Konsumsi : C = a + bY
Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b)Y
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.

untuk lebih jelasnya tentang fungsi konsumsi dan tabungan, mari kita bahas soal-soal
Olimpiade Sains Ekonomi yang ada kaitannya dengan fungsi konsumsi dan tabungan
:

Soal pertama : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009).

Sebelum bekerja pengeluaran Daniel sebesar Rp. 1.500.000,00 sebulan. setelah


bekerja dengan penghasilan sebesar Rp. 5.000.000,00 pengeluarannya sebesar Rp.
4.500.000,00. Fungsi konsumsi Daniel adalah....

Pembahasan :
dik :
- a = 1.500.000 (Konsumsi pada saat y=0)
- ∆C = C1 - C0 = 4.500.000 - 1.500.000 = 3.000.000
- Y = Y1 - Y0 = 5.000.000
- ∆Y = 5.000.000 - 0 = 5.000.000
dit : Fungsi Konsumsi ?
jawab :
Fungsi konsumsi dinyatakan dengan :
C = a + bY atau C a + mpcY
pada soal diatas sudah diketahui nilai a, Y, ∆Y, dan ∆C, jadi langkah selanjutnya kita
mencari MPC
MPC = ∆C / ∆Y
MPC = 3.000.000 / 5.000.000 = 3/6
MPC = 0,6
setelah MPC kita ketahui, maka fungsi konsumsi untuk Daniel dapat kita tentukan
sebagai berikut :
C = a + mpcY,
================
C = 1.500.000 + 0,6Y
================= Cari
Soal Kedua : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2009).

Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukan oleh persamaan C = 30 + 0,8Y. bila


tabungan sebesar Rp.20,00 maka besarnya konsumsi adalah ....

Unduh
Pembahasan :
dik : - fungsi konsumsi C = 30 + 0,8Y
- tabungan S = 20
dit : Besar Konsumsi (C) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya konsumsi, maka langkah yang paling pertama adalah kita
harus mencari terlebih dahulu berapakah nilai Pendapatan (Y) dari fungsi tersebut.

untuk mencari nilai Y maka kita bisa menggunakan fungsi tabungan dan nilai
tabungannya,
C = 30 + 0,8Y maka fungsi tabungannya adalah S = -a + (1 - MPC)Y==>
S = -30 + 0,2Y diketahui nilai S = 20, lalu kita masukan kedalam fungsi tabungan (S)
untuk memperoleh nilai Y
S = -30 + 0,2Y
20 = -30 + 0,2Y
0,2Y = 20 + 30
0,2Y = 50
Y = 50 / 0,2
Y = 250
Langkah selanjutnya untuk mencari besarnya konsumsi (C) adalah kita memasukan
nilai Y kedalam fungsi konsumsi.
C = 30 + 0,8Y
C = 30 + 0,8(250)
C = 30 + 200
C = 230
=======
Jadi besarnya konsumsi (C) adalah 230.

Soal Ketiga : (Soal Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) Ekonomi 2008).

Keluarga Ibu Tutik mempunyai penghasilan Rp. 8.000.000,00 sebulan, dengan


pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.500.000 + 0,70Y. Berdasarkan
data tersebut maka besarnya tabungan keluarga ibu Tutik adalah ....

Pembahasan:
Diketahui :
- Y = 8.000.000
- Fungsi Konsumsi ==> C = 1.500.000 + 0,70Y
Ditanya :
- besarnya tabungan (S) ?
Jawab :
untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah merubah fungsi konsumsi kedalam fungsi tabungan kemudian
memasukan nilai pendapatan (Y) kedalam fungsi tabungan.
C = 1.500.000 + 0,70Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = - 1.500.000 + 0,30Y
untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam
fungsi konsumsi:
S = -1.500.000 + 0,30(8.000.000)
S = -1.500.000 + 2.400.000
S = 900.000

============
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00

Soal Keempat : (Soal Olimpiade Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2008)

Bila diketahui fungsi tabungan : S = -50 + 0,15Yd, maka besarnya Marginal


Propensity to Consume (MPC) adalah.....

Pembahasan :
untuk menjawab pertanyaan diatas, kita hanya memerlukan waktu 30detik,
diketahui MPS = 0,15 maka
MPC = 1 - MPS
MPC = 1 - 0,15
MPC = 0,85
===========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah 0,85
soal selanjutnya : (Soal Olimpiade Sains Propinsi (OSP) Ekonomi 2007)

Bila diketahui, Fungsi konsumsi C = 200 + 0,8Y, maka besarnya Marginal


Propensity to Save (MPS) adalah....

Pembahasan:
Sama dengan soal sebelumnya, untuk membahas soal ini kita hanya membutuhkan
waktu 30 detik.
Diketahui MPC = 0,8 Maka
MPS = 1 - MPC
MPS = 1 - 0,8
MPS = 0,2
========
Jadi besarnya Marginal Propensity to Save (MPS) adalah 0,2
===========================================

Demkian saja pembahasan mengenai fungsi konsumsi dan tabungan mudah-mudahan


bermanfaat, dan jika ada pertanyaan seputar soal-soal olimpiade Eknomi dan Soal-
soal UN ekonomi, silahkan diposkan pada bagian komentar dibawah ini. Insyaallah
jika ada waktu luang saya akan menjawabnya dengan senang hati. terimakasih. saya
tunggu petanyaannya.

PENDAPATAN NASIONAL
a. Pengertian
Dalam suatu negara terdapat percaturan ekonomi yang dilakoni oleh pelaku di
masing-masing sektor. Keistimewaannya terletak ketika terjadi sebuah tolok ukur
antara kegiatan ekonomi dan identitas ekonomi. Selain itu, dapat mengetahui
perkembangan kemakmuran masyarakat negara secara keseluruhan dan menjadi nilai
sebagai cermin untuk lebih memperbaiki sistem perekonomian. Style tersebut dapat
diketahui corak serta bentuk penghasilannya bila kita dapat mengkaji masalah
“pendapatan nasional”.
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh seluruh rumah tangga keluarga di suatu negara karena ia telah melakukan
kegitan pelaksanaan atau penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu priode,
biasanya dilaksanakan selama satu tahun.

b. Sejarah
Asal mula konsep pendapatan nasional dicetuskan oleh Sir William Petty, berasal dari
Inggris, ia berusaha menaksir atau mengkaji pendapatan nasional negaranya (Inggris)
pada tahun 1665. Dalam penghitungannya, ia beranggapan bahwa pendaptan nasional
dapat diperoleh dengan menjumlahkan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Akan
tetapi, pendapat ilmuan inggris tersebut tidak disepakati oleh ahli ekonomi modern,
sebab menurut pandangan ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur
dalam menghitung pendaptan nasional. Menurut mereka, alat utama pengukur
kegiatan perekonomian adalah produk nasional bruto (gross national product, GNP),
yaitu seluruh jumlah produk baik berupa barang atau jasa yang dihasilkan setiap
tahun oleh negara yang bersangkutan, diukur menurut harga pasar pada suatu negara.

c. Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional:
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Gross Domestic Product adalah jumlah produksi berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit produksi dalam batas wilayah suatu negara (domestic) selama
satu tahun. Dalam menghitung GDP termasuk juga di dalamnya hasil produksi barang
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang beroperasi di wilayah
negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal
yang belum diperhitungkan penyusutannya, karena jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto atau kotor. PDB/GDP dihitung berdasarkan harga berlaku dan
harga tetap. Pendapatan nasional harga berlaku (pendapatan nasional nominal) adalah
nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara selama satu tahun dan dinilai
berdasarkan harga yang berlaku pada tahun tersebut. Dan pendapatan nasional pada
harga tetap (pendapatan nasional riil) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu negara dalam satu tahun berdasarkan harga yang berlaku pada tahun
tertentu yang dapat digunakan seterusnya untuk menilai barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun lainnya.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)

Gross National Product diperoleh melalui nilai produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warganegara yang berada di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di
wilayah negara tersebut. Seperti pengusaha Jepang yang ada di Indonesia tidak akan
dihitung hasil produksinya, tapi orang Indonesia yang ada di luar negeri akan
dihitung jumlah penghasilannya baik berupa barang dan jasa.

3. Produk Nasional Netto (NNP)


Net National Product diperoleh dengan cara GNP dikurangi depresiasi atau
penyusutan barang modal (sering disebut pula replacement). Replacement adaalah
penggantian barang modal atau penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai
dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran atau estimasi sehingga mungkin
saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

4. Pendapatan Nasional Neto ((NNI)


Net National Income adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak
langsung adalah pajak yang besarnya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak
penjualan, pajak hadiah, dll.

5. Pendapatan Perorangan (PI)


Personal Income adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh pembayaran dana pensiun, tunjangan sosial bagi penganggguran, bekas
pejuang, bunga utang pemerintah, dsb. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan
peseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar
setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang
tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan
perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga
kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja.

6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)


Disposable Income adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli
barang dan jasa konsumsi dan selebihknya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. (DI) ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan
pajak langsung, pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak,
contohnya pajak pendapatan.

Untuk lebih memperjelas uraian di atas, di sini kami gambarkan cara penghitungan
pendapatan nasional seperti di bawah ini.
(miliar rupiah)
GDP Rp 156.000,00
Produk yang dihasilkan masyarakat asing di dalam negeri Rp 26.000,00
Rp 130.000,00
Produk yang dihasilkan masyarakat nasional di luar negeri Rp 10.000,00
GNP Rp 140.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 15.000,00
NNP Rp 125.000,00
Pajak tidak langsung Rp 22.000,00
NNI Rp 103.000,00

Dana sosial Rp 3.000,00


Laba yang ditahan Rp 6.000,00
Pajak perusahaan / perseroan Rp 12.000,00
Rp 21.000,00
Rp 82.000,00
Transfer payment Rp 8.000,00
PI Rp 90.000,00
Pajak langsung Rp 4.000,00
DI Rp 86.000,00
Tabungan (saving) Rp 15.000,00
Pengeluaran konsumsi perorangan Rp 71.000,00

d. Faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional


a. Permintaan dan Penawaran agregat
Permintaan agregat merupakan hubungan antara seluruh permintaaan barang dan jasa
sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah daftar dari keseluruhan
barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antar semua penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan tingkat harga
tertentu. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan
tersebut akan menimbulkan perubahan pula pada tingkat harga, tingkat pengangguran
dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan
agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional
(pendapatan nasional) yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran.
Penurunan pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan out put nasional dan menambah pengangguran.
b. Konsumsi dan Tabungan, artinya pendapatan yang diterima oleh konsumen,
dikeluarkan untuk membeli barang dan jasa, sisanya untuk ditabung. sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
Y = Pendapatan atau yield

C = Konsumsi atau consumtion


S = Tabungan atau saving
Rumus di atas merupakan pendapat dari John Maynard Keynes untuk mengukur
pendapatan suatu negara ditinjau dari segi perorangan.
Ada lima faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi rumah tangga:
1. Pendapatan
Pendapatan seseorang berpengaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin
tinggi pendapatan konsumen, konsumsi cenderung meningkat pula. Sebaliknya, jika
pendapatan menurun pengeluaran konsumsi juga akan turun.
2. Selera
Masing-masing individu mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih
berbagai jenis barang atau jasa. Ini juga berpengaruh terhadap pola konsumsi.
Misalnya, meskipun sesama remaja antara seorang yang satu dengan lainnya akan
memiliki selera yang berbeda dalam memilih barang atau jasa konsumsi.

3. Kekayaan
Orang yang memiliki aset kekayaan berupa tabungan atau saham tidak terlalu
memperhatikan pengeluaran konsumsi mereka daripada orang yang tidak memiliki
kekayaan.
4. Komposisi anggota rumah tangga
Jumlah anggota rumah tangga juga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi. Jika
dalam suatu keluarga terdapat anggota yang banyak maka tingkat konsumsi juga akan
banyak. Sebaliknya, jika hanya terdapat sedikit anggota dalam keluarga maka jumlah
konsumsi relatif kecil.
5. Motivasi
Setiap orang memiliki motivasi tersendiri dalam menentukan kegiatan konsumsinya.
Ada yang melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar
diperlukan. Namun, ada pula yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang
lain, padahal sebenarnya ia tidak membutuhkannya. Sebagian lain mengkonsumsi
barang atau jasa tertentu demi memperhatikan status sosial atau gengsi. Misalnya,
seorang remaja membeli HP terbaru agar dianggap keren oleh temannya.
6. Sikap dan Kepribadian
Sikap dan kepribadian seseorang menjadi tolok ukur perilaku konsumen. Orang yang
hemat hanya akan membeli barang-barang yang dibutuhkan saja. Sementara orang
yang boros seringkali membeli barang-barang diluar kepentingannya
(perhitungannya).
7. Ramalan peruahan harga
Jika masyarakat memperkirakan akan terjadi perubahan harga yang cenderung lebih
tinggi, maka mereka akan segera membeli barang tersebut untuk antisipasi dan
menghindari kenaikan harga.

► Untuk lebih memperjelas pernyataan di atas, kami mencoba mendukung


pernyataan tersebut dengan fungsi konsumsi. Dalam pengertiannya, fungsi konsumsi
adalah hubungan antara pengeluaran untuk konsumsi (consumption expenditure) dan
pendapatan. Hubungan pendapatan dan konsumsi dirumuskan sebagai berikut:

C adalah konsumsi dan Y sebagai pendapatan bersih. Sedangkan a merupakan tingkat


minimum pengeluaran konsumsi pada tingkat pendapatan sebesar nol. Sedangkan b
adalah tambahan keinginan mengkonsumsi karena tambahan pendapatan. Selisih
tingkat konsumsi sekarang dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan
sekarang dan sebelumnya. Misalnya, seseorang sebelum bekerja (berarti Y = 0),
pengeluaran seseorang minimal sebesar Rp 500.000 (jadi a = 500.000), maka
C=500.000 (konsumsi untuk kebutuhan pokok). Saat sudah bekerja dengan
pendapatan bersih Rp 1.500.000 per bulan. Pengeluaran konsumsinya menjadi Rp
1.000.000 sebulan (ada konsumsi tambahan untuk kebutuhan bukan pokok), maka
konsumsi orang tersebut:
C = a + bY
= 500.000 + 500.000
= 1.000.000
Model di atas merupakan formula sederhana fungsi konsumsi. Seorang ilmuan Simon
Kuznets, dia adalah ahli ekonomi terkenal Amerika Serikat yang mencoba mengolah
statistik negaranya untuk mengetahui hubungan antara pengeluaran konsumsi dengan
tingkat pendapannya. Ada dua kesimpulan penting dalam penelitiannya bahwa :
Pertama, ada perbedaan antara konsumsi jangka panjang dan konsumsi jangka pendek
karena keduanya memiliki bentuk yang beda. Kedua, dalam bentuk persamaan
standar persamaan fungsi konsumsi dengan C = C0 + cY dengan C0 sebagai tendensi
yang meningkat dari waktu ke waktu.
Beda halnya dengan analisis Keynes bahwa fungsi konsumsi adalah relasi antara
pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya menggunakan
tingkat harga konstan. Jadi bukan disebabkan oleh pendapatan nasional nominal dan
konsumsi nominal. Lebih jelasnya tabel di bawah merupakan konsumsi dan PDB
Indonesia tahun 2000-2004 (dalam hitungan triliun rupiah):
Tahun Konsumsi PDB
2000
2001
2002
2003
2004 884
1.340
1.264
1.372
1.532 1.389
1.684
1.898
2.045
2.302
Data dari tabel di atas dapat diestimasikan fungsi konsumsinya seperti dibawah ini:
C = 100 + 0,63Y
100 adalah konsumsi autonomous dan 0,63Y sebagai konsumsi bujuk disebut juga
MPC = 0,63. Fungsi ini dapat diperoleh dengan menggunakan regresi linier, stagraf,
dan Excel. Angka MPC sebesar 0,63 menunjukkan bahwa setiap PDB naik sebesar

100 triliun maka konsumsi juga akan otomatis naik sebesar 63 triliun. Setelah itu
untuk mengetahui MPS hanya mengurangi 1-0,63, jadi MPS hasilnya 0,37.
Dari tabel di atas, kita dapat menganalisa besar konsumsi bujuk (induced), konsumsi,
dan tabungan. Sebagai contoh pembahasan di tahun 2003 PDB Indonesia sebesar Rp
2.045 triliun, maka konsumsi, konsumsi bujuk (induced), dan tabungannya adalah?:
Jawab : kita dapat menggunakan estimasi rumus konsumsi yang ada di atas. Adapun
proses penyelesainnya sebagai berikut.
C = 100 + 0,63Y
C = 100 + 0,63 (2.045) angka 2.045 adalah PDB tahun 2003
C = 100 + 1.288, angka 1.288 merupakan jumlah konsumsi bujuk
C = 1.388
Dari pekerjaan di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat PDB Indonesia sebesar
1.388 triliun. Setelah itu kita jabarkan tabungannya.
Diketahui : 1- 0,63 (MPC) = 0,37 (MPS)
Jadi S = -100 + 0,37Y
= -100 + 0,37 (2.045)
= -100 + 757
= 657

Lebih sederhananya, kami sajikan dalam bentuk tabel hasil penghitungan di atas,
sebagai berikut:
Tahun PDB Autonomous Induced
Konsumsi Tabungan
2003
2.045 100
1.288 1.388 657

Kita telah mengetahui bagaimana kegiatan konsumsi dilakukan, jika bicara tentang
konsumsi maka kita juga harus memikirkan tabungan (saving). Tabungan itu terjadi
seiring dengan kelebihan konsumsi. Seperti yang kita ketahui bahwa konsumsi lebih
besar dibandingkan dengan tabungan.
Sebagai contoh, diketahui fungsi konsumsi C = 10 + 0,75Y. carilah persamaan fungsi
tabungannya, berapa besarnya konsumsi pada saat tabungan = 0?
Jawab :
Dari rumus dasarY = C + S
S=Y–S
= Y – ( 10 + 0,75Y)
= Y – 10 – 0,75Y
= 0,25 Y – 10
Pada saat tabungan = 0, maka besar pendapatan:
0 = 0,25Y – 10
-0,25Y = -10
Y = -10 / - 0,25
Y = 40
Jadi, besarnya konsumsi pada saat tabungan = 0 adalah

C = 10 + 0,75Y
= 10 + 0,75 (40)
= 40

►Adanya hubungan positif antara konsumsi dan pendapatan di atas akan


menyebabkan kecenderungan mengkonsumsi marjinal atau marginal propensity to
consume (MPC). Meskipun masalah MPC sedikit dibahas di atas, namun masih akan
diuraikan lebih jauh mengenai kecenderungan mengkonsumsi. Arti marjinal sendiri
adalah „tambahan‟ atau „ekstra‟. Jadi hal tersebut terjadi karena adanya kenaikan
pendapatan dan berakibatt kenaikan pada kegiatan konsumsi. Secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut:
MPC adalah tambahan mengkonsumsi seseorang (tambahan), ▲C sebagai perubahan
konsumsi, dan ▲Y sebagai perubahan pendapatan.
Contoh : Jika pendapatan seseorang naik dari Rp 2 juta menjadi Rp 2,5 juta dan
konsumsinya naik dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 1,7 juta, maka konsumsi marjinalnya
adalah: MPC = ▲C / ▲Y
▲C = C2 - C1 1,7 – 1,5
▲Y = Y2 - Y1 2,5 – 2
Hasilnya = 0,4
Anggka MPC sebesar 0,40 menunjukkan bahwa setiap pendapatan naik sebesar 1%
maka konsumsi juga akan naik sebesar 0,40%. Dan juga sebaliknya jika pendapatan
turun sebesar 1% maka konsumsi juga akan turun sebesar 0,40%.
Berdasarkan rumus MPC di atas, jika mengkonsumsi sebesari 0,4 maka tabungan
atau saving (MPS / marginal prospensity to saving) akan menjadi 0,6. angka ini
diperoleh sebab, MPC + MPS = 1, maka apabila ditanya MPS dan MPC sudah
diketahui maka tinggal mengurangi saja. 1 – MPC = MPS atau sebaliknya 1 – MPS =
MPC. Angka MPS sebesar 0,6 menunjukkan apabila pendapatan naik sebesar 1%
maka tabungan akan naik sebesar 0,60%. Sebaliknya jika pendapatan turun sebesar 1
% maka tabungan juga akan turun sebesar 0,60%.
Selain MPC dan MPS yang merupakan marjinal “tambahan”. Kita juga dihadapkan
dengan masalah APC yaitu Average Prospensity to Consume yaitu hasrat untuk
mengkonsumsi rata-rata. Artinya APC merupakan hubungan perbandingan (rasio)
konsumsi dan pendapatan dapat dikatakan tingkat konsumsi.
Adapun formulanya sebagai berikut, APC = C/Y. dan perlu diketahui bahwa APC
selalu bernilai positif. Selanjutnya APS (Average prospensity to saving). Adalah
hubungan antara pengeluaran tabungan dan pendapatan disebut pula tingkat
tabungan. Rumusnya, APS = S/Y.
Keterangan :

Tabel di bawah ini merupakan nilai rasio antara MPC, MPS, APC, dan APS.

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk


mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

3. Investasi, artinya barang-barang yang dihasilkan terdiri dari barang-barang


konsumsi dan barang-barang modal, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
Y = income atau pendapatan
C = condumtion atau konsumsi
I = investment atau investasi
Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tingkat investasi suatu perusahaan yaitu
suku bunga dan prospek keuntungan. Suku bunga yang rendah akan mendorong
pelaku usaha untuk memperluas investasi mereka, sebaliknaya suku bunga yang
tinggi akan melemahkan investasi mereka. Selain itu, optimisme terhadap prospek
keuntungan akan merangsang perluasan dunia usaha, saat seseorang yakin akan
meraih keuntungan yang banyak maka ia akan terus menambah investasinya. Namun
sebaliknya, psimisme terhadap prospek keuntungan akan menyurutkan usaha.
Investasi yang dipengaruhi oleh suku bunga disebut investasi autonomous atau
autonomous investment, sedangkan investasi yang bergantung pada pertumbuhan
ekonomi disebut investasi bujuk atau induced investment.

Contoh :
Jika diketahui fungsi konsumsi C = 20 + 0,75Y, carilahpersamaan fungsi investasi
dan berapakah besarnya konsumsi pada saat investasi =10 ?
Jawab :
Dari persamaan Y = C + I dapat dicari persamaan fungsi investasi
I=Y–C
10 = Y – (20 + 0,75Y)
10 = Y – 20 – 0,75Y
10 = 0,25Y – 20
30 = 0,25Y
Y = 30 / 0.25
= 120
Jadi, besarnya konsumsi pada saat investasi = 10 adalah
C = 20 + 0,75Y
= 20 + 0,75 (120)
= 20 + 90
= 110
Keterangan, jika pendapatan berubah maka konsumsi dan investasi juga akan berubah
sesuai dengan prinsip “marjinal” seperti yang dijelaskan di atas.

e. Metode pengukuran pendapatan nasional


Pendapatan negara dapat diukur dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah,
sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara
selama satu priode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang
diberikan kepada perusahaan.
Contoh soal, (sumber : soal olimpiade ekonomi se-kabuparen tahun 2008)
Di bawah ini merupakan jumlah pendapatan nasional.
Dalam satuan dolar
- Government exspenditure 110.500
- Wages 85.000
- Society exspenditure 240.000
- Interest 75.200
- Export 45.200
- Import 40.000
- Rent 90.000
- Profit 90.800
dari data tersebut carilah pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan
pendapatan.
Jawab : Y = r + w + i + p
= 90.000 + 85.000 + 72.200 90.800
= 341.000
Jadi dengan menggunakan metode pendekatan pendapatan dapat diperoleh
pendapatan nasional sebesar 341.000 dollar.

2. Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang


dihasilkan suatu negara dari bidang industri, agraris, ekstratktif, jasa, dan niaga
selama satu priode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan adalah
nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi)
Adapun pembagian sektor ekonomi sebagai berikut:
- sektor pertanian : peternakan, kehutanan, dan perikanan
- sektor pertambangan dan galian
- sektor industri pengelolahan
- sektor listrik, gas, dan air bersih
- sektor bangunan
- sektor perdagangan, hotel, dan restoran
- sektor pengangkutan dan komunikasi
- sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
- sektor jasa-jasa
Jenis-jenis barang dalam sektor perekonomian bermacam-macam antara yang satu
dengan lainnya, maka digunakan satuan yang sama yaitu harga atau uang.
↔ Contoh soal, Diketahui:
a. Nilai Tambah Semua Sektor = 900 satuan
b. Penyusutan Barang Modal = 90 satuan
c. Upah dan Gaji = 600 satuan

d. Ekspor = 360 satuan


e. Peng. Pemerintah Untuk Pembelian Barang dan Jasa = 200 satuan
f. Laba Perusahaan = 300 satuan
g. Pajak Tidak Langsung = 150 satuan
h. Investasi Domestik Bruto = 250 satuan
I. NI Terhadap Luar Negeri dan Faktor Produksi = -40 satuan
j. Pengeluaran Konsumsi Sektor Rumah Tangga = 500 satuan
k. Impor = 170 satuan
l. Pengeluaran Subsidi Pemerintah = 75 satuan
Ditanya:
1. Hitung PDB atas dasar harga produksi
2. Hitung PNB atas dasar harga pasar
3. Hitung besarnya Pendapatan Nasional
Jawab:
1. PDB/PDP = C + G + I + ( X – M )
= 500 + 200 + 160 + (360 – 170)
= 9 25

2. PNB = PDP + NI Terhadap Luar Negeri dan Faktor Produksi


= 925 + (-40)
= 885

3. PNN = PNB – Penyusutan/Depresiasi


= 885 – 90
= 795
PN = PNN – PTL + S
= 795 – 150 + 75
= 645 + 75
= 720

3. Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran


untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu
priode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara RT
(konsumsi) pemerintah (government), pengeluaran investasi (investment), dan selisih
antara nilai ekspor dikurangi impor (X-M).
Contoh (sumber : soal olimpiade sains propinsi OSP ekonomi tahun 2006)
National Income data (in billion rupiah) from a country are as follow :
- Househould consumtion Rp 1.500
- Investment Rp 2.500
- Government expenditure Rp 4.000
- Revenue Rp 1.050
- Wages Rp 700
- Rent Rp 100
- Saving Rp 2.500

- Company profit Rp 4.450


- Export netto Rp 1.200
The amount of national income interm of expenditure approach are……
Jawab :
Yang ditanya dari soal di atas adalah pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran.
Y = C + I + G + (X-M)
= 1.500 + 2.500 + 4000 + 1.200
= 9.200
Jadi besar pendapatan nasional dengan menggunakan metode pendekatan
pengeluaran sebesar Rp 9.200 milyar.

f. Keterbatasan menghitung pendapatan nasional


Ada beberapa keterbatasan saat menghitung pendapatan nasional :
Pertama, penghitungan pendapatan nasional hanya mencatat harga barang dan jasa
yang terjadi di pasar. Padahal, masih banyak transaksi produktif lainnya yang
dihasilkan tanpa melalui pasar. Misalnya : kerja bakti untuk memperbaiki selokan.
Kedua, dilihat dari PDB yang tidak dapat membedakan komposisi barang dan jasa
yang diproduksi, apakah termasuk barang militer, atau barang ekonomi. Contohnya :
produksi barang konsumsi yang lebih banyak dibanding barang militer akan
mencerminkan kesejahteraan masyarakat.
Ketiga, perbaikan mutu barang dan menikmati waktu santai yang meningkatkan
kualitas hidup masyarakat tidak tercermin dalam menghitung pendapatan nasional.
Keempat, PDB tidak menghitung pencemaran udara oleh pabrik yang dapat
menurunkan kualitas kesehatan hidup masyarakat sekitar pabrik.
Kelima, GDP tidak mencermminkan pembagian pendapatan yang lebih merata dalam
masyarakat.

g. Manfaat
Selain untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan mendapatkan data-data
terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu
priode, perhitungan pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain,
diantaranya untuk menentukan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara
setiap tahun. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut : g = PNriil1 – PNriil0
PNriil0
Keterangan :
g = Pertumbuhan ekonomi (%)
PNriil1 = pendapatan nasional untuk tahun dimana pertumbuhan ekonomi dihitung.
PNriil0 = pendapatan nasional untuk tahun sebelumnya.
Pendapatan nasional juga mengkaji struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara
industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan
nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,
Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sector
jasa, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai