Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa atas kelimpahan berkat,
penyertaan serta tuntunan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Walaupun tidak sedikit hambatan yang saya hadapi dalam proses
pengerjaan makalah, namun oleh daya dan kebesaran kuasa Tuhan segalanya dapat
saya lalui dan akhirnya makalah ini telah selesai saya kerjakan. Saya menyadari
dengan sungguh bahwa makalah ini tidak pernah akan mencapai kebenaran sejati,
sebab kebenaran yang hakiki tetap ada pada-Nya, oleh karena itu kritik dan saran
dari pembaca sangat dibutuhkan dalam mecapai hasil yang lebih baik kedepannya.
Harapan saya, makalah ini dapat memberi manfaat ataupun pengetahuan
tambahan bagi siapapun yang membacanya, Terimakasih.

Penulis
ABSTRAK

Ruko adalah bangunan yang berfungsi ganda yaitu sebagai tempat tinggal sekaligus
sebagai tempat untuk melakukan/menjalankan suatu usaha (toko).Tujuan
dibangunnya Ruko ini sederhana saja, yakni untuk memudahkan
pemakai/pemiliknya melakukan aktifvitas sehari-hari baik dalam urusan bisnis
maupun keperluan harian lainnya di satu tempat, selain itu juga dapat menghemat
biya waktu dan tenaga.Sebagai salah satu daerah perkotaan yang berkembang
dengan begitu banyak ruko, kota Kupang menjadi pilihan utama penulis dalam
melakukan observasi bentuk desain ruko itu sendiri. Permasalahan utama yang di
temukan peneliti dalam hal desain bangunan ruko adalah kirang tampaknya warna
budaya di dalamnya, yang sebenarnya NTT sendiri sebagai daerah yang kaya akan
budaya khususnya motif-motif pada tenunan adat daerah di NTT yang beragam
akan sangat baik apabila di terapkan terhadap fasad ruko sebagai wajah baru dari
kota kupang. Solusi yang ditawarkan oleh peneliti adalah membuat tamppilan ruko
dengan menggunakan secondary skin dan memakai material ACP menghadirkan
motif-motif khas yang berasal dari daerah NTT
Kata Kunci : Ruko, Fasad, Kupang, NTT, dan Tenunan Lokal
ABSTRACT
hop). The purpose of building this shophouse is simple, namely to make it easier for
the user/owner to carry out daily activities both in business matters and other daily
needs in one place. place, besides that it can also save time and energy. As one of
the growing urban areas with so many shophouses, the city of Kupang is the
author's first choice in observing the shape of the shophouse design itself. The main
problem that researchers found in terms of shop building design is that it doesn't
seem to have a cultural color in it, which actually is NTT itself as an area rich in
culture, especially the motifs on the various regional customary weaves in NTT
which would be very good if applied to shop facades as the new face of the city of
Kupang. The solution offered by the researchers is to make the appearance of the
shophouse using secondary skin and using ACP material to present distinctive motifs
originating from the NTT region.

Keywords: Shophpuse,Facade,Kupang NTT, and Local Wovem


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ruko adalah bangunan yang berfungsi ganda yaitu sebagai tempat tinggal
sekaligus sebagai tempat untuk melakukan/menjalankan suatu usaha (toko).
Jadi ruko di bangun dengan tujuan untuk memudahkan pemakailpemilik ruko
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari . Dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan tuntutan ekonomi maka kebutuhan ekonomi akan ruko pun
akan meningkat. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut
dibangunlah ruko dalam jumlah banyak dengan berbagai tipe, bentuk dan
tingkatanan. Umumnya di dalam suatu kompleks perumahan pun
membutuhkan ruko karena ruko dianggap sebagai salah satu sarana
penunjang bagi perumahan itu sendiri. Namun tidak selalu ruko harus dalam
kompleks perumahan karena ruko juga dibutuhkan di tempat perdagangan
yang strategis di kota. Keberadaan Ruko di kota kupang yang berjejer di
tengah kota tampaknya memberi kesan romol terhadap pemandangan kota,
bagian bangunan dan arsitektur yang paling mudah untuk dilihat adalah
bagian wajah bangunan atau yang lebih dikenal dengan sebutan fasad
bangunan. Bagian fasad bangunan ini juga sering disebut tampak, kulit luar
ataupun tampang bangunan, karena fasad bangunan ini merupakan yang
paling sering diberi penilaian oleh para pengamat tanpa memeriksa terlebih
dahulu keseluruhan bangunan baik di keseluruhan sisi luar bangunan,
maupun pada bagian dalam bangunan. Penilaian tersebut tidak hanya
dilakukan oleh para arsitek tetapi juga masyarakat awam. Pada jaman
modern dengan kemajuan teknolgi fasad bangunan hadir berupa secondary
yangmemiliki dua fungsi, yaitu memperindah tampilan dari bangunan dan
mereduksi cahaya dan udara kotor yang masuk kedalam bangunan.
Keunggulan menggunakan fasad secondary skin iyalah kita bisa
menggunakan motif yang kita inginkan termasuk motif tenunaan tradisonal
dari suatu daerah. Oleh karena itu fasad secondary adalah pilihan yang paling
cocok untuk menjadikan tampilan ruko di kota kupang menjadi lebih menarik
dan bernuansa budaya.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang hingga tujuan yang dijelaskan maka rumusah


masalah pada tulisan ini, yakni:
1. Apakah persoalan yang terjadi pada fasar ruko di Kota Kupang, sehingga
menimbulkan kesan romol pada tampilan ruko?
2. Bagaimanakah cara mengatasi persoalan fasad ruko di Kota Kupang?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini di buat dengan mengedepankan dua tujuan, yakni tujuan umum
dan tujuan khusus
Tujuan Umum
Tentu saja makalah ini di buat untuk memenuhi persyaratan mata kulian
sebagai salah satu elemen dalam penilaian terhadap mata kuliah ini,
sedangkan
Tujuan Khusus
Tujuan khususnya, antara lain:
1.Menganalisis masalah pada fasad Ruko di kota Kupang
2.Menemukan Solusi untuk mengatasi persolan yang terjadi pada tampilan
ruko di kota Kupang dengan mengedepankan nilai budaya

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui permasalahan pada fasad ruko Kota Kupang
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi permasalah pada fasad ruko
kota Kupang
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Arsitektur

Defenisi Umum
Arsitektur berasal dari bahasa Yunani, yaitu arkhi dan tektoon. Arkhi yang
artinya pertama, awal, memimpin, atau ditopang (balok); sedangkan, tektoon
artinya segala sesuatu yang stabil, kukuh, teratur, tidak mudah roboh, dapat
di andalkan atau menopang (kolom). Istilah arsitektur mulai dikenalkan pada
awal abad 1 SM. Marcus Vitruvius Pollio (88 SM-26 SM) yang kemudian di
julikii dengan Bapak arsitektur memperkenalkan arsitektur di bukunya yanh
berjudul de’ arcquitectura. (Wikipedia.co.id)

Pendapat Para Ahli


J. C. Snyder, diungkapkannya bahwa Arsitektur dimulai sebagai tempat
bernaung (shelter) setelah itu, bangunan pertama yang dikenal adalah berupa
tempat tinggal, dimana orang-orang memerlukan tempat bernaung untuk
kelangsungan hidupnya.Meskipun demikian, tempat bernaung bukanlah satu-
satunya ataupun yang paling utama berfungsi sebagai perumahan
(Catanese & Snyder.1991).
Le Corbushier; Arsitektur adalah penataan beberapa masa yang dengan
baik, tepat, dan hebat sekalidigabungkan dengan cahayaMata kita diciptakan
untuk melihat bentuk dalam cahaya. Cahaya dan bayanganmengungkapkan
bentuk-bentuk seperti kubus, kerucut, bola, silinder, atau piramida.
Citra benda ini tegas dan nyata tanpa kesimpangsiuran, maka dengan alas an
itulah bentuk- bentuk tersebut adalah bentuk-bent.uk yang indah atau
bahkan bentuk yang paling indah
Romo Mangunwijaya (1987), arsitek sebagai vastuvidya atau wastuwidya
yang berarti ilmu bangunan. Dalam pengertian Wastu terhitung pula tata
bumi, tata gedung, tata lalu lintas ( dara, harsya, yana).
Sementara menurut ahli, Amos Rappoport berpendapat bahwa arsitektur
adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari sekedar fisik, tetapi juga
menyangkut pranata-pranata bu Amos daya dasar (Rappoport.1981).
2. Sejarah Arsitektur dan Perkembangannya di Indonesia

Sejarah arsitektur memiliki perjalanan yang cukup panjang dalam peradaban


manusia. Di masa pra peradaban, manusia mengenalnya sebagai tempat
untuk melindungi dirinya dari alam. Baik dari perubahan cuaca dan iklim,
serangan binatang, hingga serangan manusia dari kelompok lainnya. Seiring
berjalannya waktu, arsitektur pun mulai berkembang pesat, utamanya di
masa Yunani dan Romawi kuno. Bangunan-bangunan yang tercipta pada
masa tersebut menjadi ujung tombak perkembangan bangunan Eropa yang
sedikit banyak memberikan pengaruh yang cukup besar bagi
perkembangannya di dunia. Sejarah arsitektur klasik berakar dari Yunani dan
Romawi kuno bertahan hingga beberapa abad, hingga akhirnya runtuh saat
revolusi industri yang merupakan momentum awal modernisme. Di masa ini,
para arsitek mulai menekankan bahwa rancangan yang dibuat harus
dipertanggungjawabkan secara fungsi maupun asas gunanya.(Stiadi
Soepandi.Sejarah Arsitektur Sebuah Pengantar Ilmu
Arsitektur.2013)
Di Indonesia sendiri, dunia arsitektur berkembang dengan cukup pesat.
Perkembangan tersebut dibagi dalam lima periode yakni: vernakular
(tradisional), zaman Hindu-Buddha, zaman islam, kolonial, dan kontemporer.
Di masa arsitektur vernakular atau tradisional, gaya bangunannya
menggambarkan tradisi dan budaya dari daerah tersebut, sehingga
terciptalah ciri khas unik pada masing-masing daerah. Di zaman Hindu-
Buddha, arsitektur paling banyak dimanfaatkan untuk membangun candi atau
tempat ibadah. Salah satu karya yang paling menakjubkan adalah Candi
Borobudur yang menjadi candi Buddha terbesar di dunia. Pemanfaatannya
untuk tempat ibadah dan keagamaan juga dilakukan pada zaman
perkembangan Islam di Indonesia. Saat Belanda menduduki Tanah Air, lahir
arsitektur kolonial yang dipengaruhi gaya Eropa namun tetap disesuaikan
dengan iklim di Indonesia. Hingga akhirnya, pasca kemerdekaan sampai saat
ini arsitektur terus berkembang mengikuti tren populer dan zaman yang
dikenal dengan istilah kontemporer ( Dr. Dhani Mutiarani.Sejarah
Arsitektur.2020)

Perkembangan arsitektur di Indonesia memiliki beberapa aliran yang


mempengaruhi perkembangan arsitektur kolonial di Indonesia seperti :
indische empire style (Abad 18-19), Arsitektur Transisi (1890-1915) dan
Arsitektur kolonial modern (1915-1940). (Handinoto 2012).
Menurut Gustami (2000), dianut dan mengadopsi dari gaya sebelumnya,
diaplikasikan sesuai dengan kemampuan diri sehingga melahirkan gaya
baru.Pada masa penjajahan kolonial, Indonesia juga mengalami pengaruh
occidental (barat) dalam berbagai segi kehidupan termasuk kebudayaan dan

hal lain yang dapat dilihat dalam tata kota dan bangunan (Gustami.Sejarah
Arsitektur Indonesia.2000)

Pada dasarnya sejak generasi pertama manusia sudah berarsitektur, dalam


batas pengertian bahwa arsitektur berkaitan dengan perencanaan dan
perencanaan lingkungan binaan, jejak-jejak peninggalan arsitektur dari masa
lampau, yang dapat dilacak pada saat ini Menunjukan bahwa manusia telah
berarsitektur (menghasilkan lingkungan binaan) sejak ribuan tahun sebelum
masa kehidupan Vitruvius, antara lain hasil arsitektur Cina, Jepang, Idia,
Mesopitamia, dan Mesir (Nuryanto.M.T.Arsitektur Nusantara.2019)

3. Arsitektur Vernakular

Arsitektir Vernakular digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk yang


menerapkan unsur budaya, lingkungan, termasuk iklim setempat,
diungkapkannya dalam bentuk fisik arsitektural ( tata letak denah, struktur,
detil bagian ornamen).
Bruce Allsopp, mendefenisikan bahwa (arsitektur) Vernakular adalah bahasa
umum merancang dalam konteks bangunan hasil (karya) Rakyat dengan
segenap keterampilan dalam membangun dan menerapkannya. (Burce
Allsopp. Arsitektur Vernakular.1977)
Menurut Rapoport, Vernakular lebih mudah dipahami sebagai proses desain,
yaitu bagaimana bangunan di rancang dan dibangun. Proses desain
vernakular adalah suatu model dan aturan atau variasi model indivudual yang
di modifikasi jadi bukan sutu tipe. (Rapoport.1969)
Menurut Romo Mangunwijaya, arsitektur vernakular adalah pengejawantahan
jujur dari tata cara kehidupan masyarakat yang merupakan cermin sejarah
dari suatu tempat.
Turan menyatakan arsitektur Vernakular tumbuh dan berkembang dari
arsitektur yang lahir dari masyarakat etnik dan berkjangkar pada tradisi etnik,
dibangunt oleh tukang berdasarkan trial and error, menggunakan teknik dan
material lokal merupakan jawaban atas seting lingkungan tempat bangunan
tersebut berada, dan selalu membuka untuk terjadinya transformasi. (A book
vernacular arsitecture, edited by Mete Turan).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa arsitektur
Vernakular mempunyai unsur kelokalan yanh kuat, penerapan iklim lokal,
teknik dan material lokal, Menggunakan unsur sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat setempat.

4. Pengertian Dan Sejarah Bangunan Ruko (Rumah Toko)

Pengertian Fasad Ruko


Bangunan adalah satu tempat kita untuk berlindung dari teriknya matahari
dan derasnya hujan. Semakin berkembang jaman, bangunan bukan hanya di
peruntukkan sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari dan juga deras
nya air hujan, akan tetapi juga dapat difungsikan sebagai tempat jual beli
barang. Tempat ini biasa di sebut Rumah Toko atau orang indonesia biasa
menyebutnya Ruko.(Wikipedia.co.id)
Rumah Toko atau Ruko ini adalah bangunan-bangunan yang umumnya
bertingkat dua atau lebih, dan dimana lantai terbawah biasa di pergunakan
untuk tempat usaha, dan di lantai-lantai berikutnya biasanya di fungsikan
sebagai tempat tinggal. Bukan hanya di manfaatkan untuk tempat usaha saja,
biasanya ada beberapa kantor yang bertempat diruko juga. Ruko ini sendiri
biasanya memiliki desain bangunan yang hanya sederhana dan pada
umumnya berdempetan juga dengan bangunan ruko lainnya yang memiliki
desain bangunan yang sama dan biasanya di sebut Kompleks Pertokoan. Di
Indonesia sendiri, biasanya ruko-ruko ini berada di kota-kota besar dan
berkembang yang di huni oleh warga-warga menengah keatas.
Menurut kutipan J.D Benyamin "Rumah toko adalah bangunan yang di
gunakan untuk berusaha (berdagang) barang dan jasa, dan juga sebagai
tempat tinggal pemilik toko tersebut,"(Kutipan dari J.D Benyamin (1996)
Menurut Andi A.Wicaksono "Rumah Toko atau lebih sering disebut sebagai
ruko adalah sebutan bagi bangunan-bangunan di Indonesia yang umumnya
dibuat bertingkat antara dua hingga lima lantai, dimana fungsi hunian dan
komersial. Lantai bawahnya digunakan sebagai tempat usaha atau kantor,
sedangkan lantai atasnya di gunakan sebagai tempat tinggal" (Andi
A.Wicaksono 2007).
Sedangkan Fasad merupakan istilah dari bahasa Indonesia tentang bagian
terluar dari sebuah rumah.(wikipedia)
Fasad merupakan eksterior sebuah bangunan, biasanya fasad yang dimaksud
adalah bagian depan, tetapi fasad juga dikatakan bagian samping dan
belakang bangunan. Istilah fasad bermula dari bahasa Perancis, yang secara
harfiah diartikan "depan" atau "muka".Kita semua tahu bahwa kesan pertama
dalam melihat rumah cukup diperhitungkan, itulah sebabnya memilih desain
fasad adalah salah satu keputusan terpenting yang akan Anda buat dalam
perjalanan Anda membangun rumah. Selain memberikan sambutan hangat di
rumah Anda, fasad menentukan warna untuk bagian rumah lainnya, dan akan
membantu menentukan tata letak, desain, dan dekorasi interior Fasad
merupakan wajah utama yang mencerminkan hunian seseorang. Oleh karena

itu saat memilih sebuah hunian tidak boleh sembarang .(Tim Arsitektur
Binus University.Ragam.Desain Fasad Rumah Modern
Minimalis.2009)
5. Sejarah Singkat Rumah Toko

Usaha jual-beli ruko pada dasarnya termasuk usaha di bidang properti.


Pendirian sebuah ruko hendaknya dimulai dari pemikiran tentang konsep ruko
tersebut. Proses desain sejak awal perancangan hingga akhir proses
konstruksi selalu didasarkan pada ketetapan antara kestrategisan pemilihan
lokasi, bentuk desain fascade, masa bangunan yang tepat dan juga ketetapan
dalam penentuan harga jual atau sewa dari properti ruko tersebut.
Fenomena ruko menjadi sebuah subjek penelitian dalam kerangka proses
pencarian jati diri budaya arsitektur lokal maupun regional (di era globalisasi).
Ruko memiliki ruang-ruang yang relatif tipikal, yang dapat secara mudah
dimanfaatkan untuk bermacam fungsi. Umumnya bagian depan digunakan
sebagai tempat untuk berusaha. Dalam budaya bermukim kota di Indonesia,
pada awalnya kita mengenal “toko” sebagai sebuah konsep tradisional yang
berbeda dengan konsep toko yang ditawarkan oleh konsep pertokoan
modern. Menurut Denys Lombard, “toko” (yang berasal dari “tu ku” ( 土 庫 ),
kata yang dalam bahasa Mandarin maupun Hokkian berarti serupa; di Bahasa
Melayu digunakan istilah (kedai) dikenal di sebagai sembarang ruangan
tempat barang dagangan ditumpuk tanpa aturan jelas, tempat di mana sang
pemilik atau penjaga toko melewati harinya, sebelum etalase atau meja
pajang diperkenalkan. Ruko-ruko abad ke-19, dalam kehidupan perkotaan
masa itu, membentuk aktivitas di jalan dan menciptakan pusat-pusat
keramaian yang secara khas hanya dapat dijumpai di pecinan. Ruko-ruko
awal abad 20 juga merupakan bukti-bukti pergeseran sosial budaya
penghuninya, namun diperkenalkannya konsep-konsep bermukim baru, yang
tidak serta merta meninggalkan tradisi dan konsep-konsep lama.
Penghormatan pada leluhur yang merupakan tradisi masyarakat Cina tetap
ditampilkan lewat altar dan ritual sembahyang meski dalam bentuk yang
disederhanakan. Pada dasawarsa 1970 dan 1980, seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang pesat, ruko-ruko dengan konsep yang sama
sekali baru bermunculan di berbagai sentra-sentra ekonomi kota dengan tidak
lagi dihalangi oleh kebijakan zone etnis.
Setelah melalui salah satu krisis terburuk dalam sejarah modern Indonesia,
politik asimilasi Orde Baru secara efektif melarang segala bentuk ekspresi „ke-
Cina-an‟ di muka publik sehingga mengakibatkan banyak pecinan mengalami
krisis identitas. Banyak klenteng „berubah‟ menjadi vihara, banyak yang
mengalami penurunan kualitas fisik karena posisinya terjepit oleh kemunculan
bangunan-bangunan baru dan penataan fisik yang tidak mendukung.
Hilangnya

elemen-elemen pembentuk identitas kawasan juga menyebabkan hilangnya


identitas etnis pada ruko-ruko, yang sekaligus memperkuat fungsinya sebagai
bangunan komersial. Fungsi hunian juga lambat laun tidak lagi dapat
diakomodasi oleh pecinan karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung
dan persepsi yang berubah Ruko-ruko ini akhirnya muncul sebagai usaha
spekulasi properti. Banyak pengembang lebih memilih untuk mengembangkan
sebuah lahan untuk satu deret ruko daripada mengembangkannya untuk
sebuah rumah tinggal. Ruko-ruko ini, meski masih memakai istilah „ruko‟,
tidak lagi berfungsi dominan sebagai tempat tinggal tetapi lebih diperuntukan
sebagai tempat usaha yang fleksibel, mudah dibangun, dan murah. Dengan
sendirinya ruko-ruko ini juga mengabaikan konsep konsep tradisional yang
dulu vital bagi sebuah hunian dan kehilangan kualitas individualitas.
Hasilnya adalah ruko-ruko seragam monoton yang tersebar di berbagai
pelosok kota menggeser fungsi-fungsi hunian ke pinggiran kota. Diabaikannya
konsep „chimcay‟ juga mengakibatkan ruko-ruko jenis baru ini tidak sesuai
dengan iklim tropis yang panas dan lembab. Selain itu, keberadaan ruko-ruko
ini pada skala lingkungan telah merubah karakter fisik kota secara drastis.
Karena ruko-ruko lama sudah tidak lagi diminati orang, banyak ruko-ruko
baru menggantikan ruko-ruko lama yang termakan usia. Akselerasi
perubahan karakter ruko-ruko di pecinan juga dipacu oleh kebijakan
perencanaan kota modern Indonesia yang mendorong dibangunnya tipologi-
tipologi baru seperti pada kasus Bogor maupun Bandung. Namun
kecenderungan yang bertolak belakang terjadi (misalnya) di Padang dan
Palembang, pemindahan aktivitas ekonomi (pasar) dari kawasan kota lama ke
sentra ekonomi baru menjadikan matinya kehidupan pecinan dan kawasan
kota lama. Ruko-ruko lama rusak dan tidak lagi diperbaharui menjadikan
kawasan pecinan ditinggal penghuni dan dibiarkan menjadi kawasan hitam
yang rawan.
Ruko sebagai sebuah sosok arsitektur di Indonesia memiliki sejarah panjang
dan berperan penting dalam memberi bentuk dan warna terhadap
perkembangan kota-kota di Indonesia. Akan tetapi, belakangan ini tipologi
ruko dibangun dengan citra yang “asal” dan “semrawut”. Ruko juga dianggap
sebagai salah satu penyebab rusaknya arsitetur kota-kota di Indonesia.
6. Jenis-jenis Ruko (Rumah Tokoh)

Ruko dalam pembagian jenis desain terbagi menjadi beberapa, yaitu :


1. Pavilliun sebagai sanggar seni
2. Rumah warisan sebagai tempat kost mahasiswa
3. Carport atau garasi sebagai tempat warung internet

4. Loteng rumah dengan plafon tinggi sebagai studio desain


5. Garasi dijadikan distro, dan sebagainya.

(Tim Arsitektur Binus University.2009), Ruko dalam kenyataannya


dibagi menjadi beberapa desain atau bentuk ruko, antara lain :
1) Ruko Dua Unit
Ruko ini menyesuaikan ketinggian dan sebisa mungkin mengoptimalkan
ukuran (space) ruang-ruang yang ada. Ruko ini terletak di kawasan
perbukitan di tengah-tengah kota. Pemilik menginginkan agar tercipta sebuah
perbedaan yang jelas antara fungsi publik dan fungsi privat sehingga kavling
tanah dipisahkan menjadi dua bagian. Area depan digunakan untuk usaha,
sedangkan area belakang murni digunakan sebagai rumah tinggal. Kondisi
lahan terletak di perbukitan dengan kontur berlereng-lereng dan luas
terbatas. Dengan kondisi tersebut bangunan dibuat menyesuaikan ketinggian
dan sebisa mungkin mengoptimalkan ukuran (space) ruang-ruang yang ada.
Oleh karena itu, bangunan dibuat berlantai satu pada bagian depan (tempat
usaha) dan tiga lantai pada area belakang (hunian).
2) Ruko Kawasan Kampus
Ruko ini berdekatan dengan kawasan kampus perguruan tinggi. Oleh karena
itu, jenis usahanya harus yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa yang
tinggal di sekitar lingkungan ruko, baik menyangkut kebutuhan penunjangan
aktivitas perkuliahan maupun kebutuhan seharian mahasiswa. Kompleks ruko
tersebut dirikan pada lahan berkontur dengan topografi ruko lebih tinggi 50
cm dari atas jalan. Diupayakan seminimal mungkin dilakukan pemotongan
atau penambahan kontur tanah (cut and fill). Selain itu, bentuk lahan tidak
beraturan (mengarah ke bentuk segitiga), untuk meminimaliskan terjadinya
lahan yang tidak berguna (lost of space), pengolahan fungsi ruang dilakukan
seoptimal mungkin.
3) Ruko Klasik
Pengolahan massa bangunan menggunakan system proposi untuk
memberikan rasio estetika terhadap ornamen bangunannya. Ruko ini terletak
di kawasan kota lama, yaitu sebuah area yang dahulunya digunakan sebagai
pusat perdagangan. Di kawasan ini banyak ditemukan bangunan-bangunan
kuno bergaya arsitektur klasik kolonial. Bangunan-bangunan tua juga telah

dimasukkan sebagai bangunan konservasi sehingga dapat disebut sebagai


cagar budaya.

4) Ruko Tropis di Perumahan


Ciri-ciri dari gaya arsitektur tropis dapat dilihat pada atap bangunan yang
menggunakan kisi-kisi untuk sirkulasi udara sehingga ruang-ruang di
bawahnya tidak terasa panas. Bangunan ruko ini terletak di depan kompleks
perumahan.
5) Ruko Minimalis
Penerapan gaya modern minimalis di dalam ruko ini data dilihat pada material
yang digunakan untuk bahan bangunannya, seperti kaca, dinding plester
halus, aluminium, bentuk dasar ruko yang sedikit hiasan, serta pewarnaan
yang minim. Ruko ini terletak di kawasan Central Building District (CBD) area
di jantung di kota. Sebagai pusat dan magnet kegiatan, kawasan ini
memegang peranan.penting terhadap berjalannya aktivitas perdagangan dan
perekonomian di kota tersebut. Terdapat banyak gedung-gedung bertingkat
megah di sepanjang jalan di kawasan ini.
6) Ruko Kontemporer
Kontemporer berasal dari temporer atau sesuatu yang sifatnya sementara.
Kontemporer dapat juga disebut gabungan antara dua atau lebih gaya yang
menghasilkan gaya baru. Ruko di tepi jalan arteri primer merupakan akses
utama menuju kota lainnya ini juga dapat digunakan sebagai area transit
sementara. Letaknya yang cukup strategis dijadikan sebagai tempat usaha
dengan mengadopsi gaya adopsi campuran antar kota satu dengan kota yang
lain. Gaya arsitektur ini sering disebut dengan gaya arsitektur kontemporer.
7) Ruko High Tech
Bangunan ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi modern di dalamnya
seperti penggunaan koneksi internet, sistem pemindai (Scanning),
pengeksposan tempat utilitas seperti Shaft Ac, listrik serta telepon, serta
telepon maupun jaringan air. Ruko ini terletak di sebuah area sentra industri
otomotif yang di dalamnya berisikan tempat pembuatan dan perakitan suku
cadang kendaraan, showroom, dan layanan purna jual. Pada siang hari
kawasan ini dipadati oleh aktivitas perdagangan dan industri, sedangkan
malam harinya tidak begitu ramai pada aktivitas. Dalam pemilihan aktivitas
usaha yang cocok yang dapat dilakukan hingga malam hari di tempat ini
hanyalah usaha entertainment atau hiburan malam.
8) Ruko Vernakuler
Gaya vernakuler adalah gaya yang mengadopsi kekhasan unsur-unsur
kebudayaan lokal di tempat tersebut. Ruko ini terletak di kawasan wisata
yang ramai dikunjungi wisatawan asing maupun lokal. Atraksi yang
ditawarkan di tempat tersebut antara lain wisata air seperti rekreasi pantai
dan selancar di malam hari tempat ini ramai dengan hiburan malam seperti
kafe, night club, restoran dalan lain-lain. Oleh karena letaknya di daerah
pantai, kawasan ini
berkembang secara organik dengan simpul-simpul kegiatan di tempat yang
sering dikunjungi oleh wisatawan.
9) Ruko Futuristik
Futuristik adalah suatu gaya penataan sebuah objek bangunan sehingga
tampak seolah-olah berasal dari masa depan. Ruko ini dinamakan dengan
ruko futuristik karen bentuknya terkesan tidak biasa bahkan biasa disebut
sebagai model dari bangunan masa depan. Ruko seperti ini cocok untuk
diaplikasikan pada kawasan perkotaan yang sudah memiliki banyak bangunan
modern.
10) Ruko Postmodern
Gaya postmodern berusaha untuk mengubah citra modern yang statis dengan
penambahan lengkung yang dinamis, serta elemen-elemen tambahan
fungsional untuk menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar. Ruko postmodern
terletak di kawasan perbatasan kota atau kawasan urban yang penduduknya
merupakan asli dan pendatang
Sedangakan dalam hal mendesain ( rumah toko ) atau ruko terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
a) Kenyamanan.
Menggabungkan 2 fungsi rumah tempat tinggal dan toko dalam satu wadah
sehingga tidak mengganggu sinergis fungsi ruang masing - masing sehingga
tercipta kenyamanan.
b) Ketepatan.
Mencipta desain rumah toko adalah hal yang mesti dipertimbangkan dari
sebelum awal membangun sebuah rumah.Atur ruangan supaya efisien dan
tidak ada yang kosong. Sedangkan dalam pembagian ruang pada ruko, jika
memakai rumah tinggal yang dialih fungsikan juga untuk toko maka dapat
memakai ruangan yang sering tidak dipakai misal : teras,halaman
rumah,carport,pavilion atau lantai loteng rumah. Apabila direncanakan dari
awal untuk dipakai rumah dan toko itu akan lebih efektif. Dalam pengaturan
ruang pada ruko mengunakan desain dan konsep gambar serta pembagian
ruang dan perencanaan gambar.
Dalam memahami hal ini tidak akan membangun rumah dengan sia - sia dan tidak
menghambur-hamburkan material beserta uang anda karena terjadi
kesalahan desain. Beberapa hal konsekwensi rumah took, yaitu :
(a) Pembagian waktu efektif antara urusan pribadi dan usaha.
(b) Pembagian ruang secara konsekwen tanpa mencampur adukan fungsi ruang.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Fasad Ruko Kota Kupang


Penelitian ini di lakukan di kota lama Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
yang mengacu pada pembahasan tengang beberapa permasalahan yang terdapat
pada ruko yang ada di kota kupang yakni sebagai berikut:
Tapilan yang acak dan random sehingga memiliki kesan romol dari suatu wajah
perkotaan
Pemilik ruko menutupi tampilan ruko dengan spanduk iklan
Tidak memiliki space di tampilan depan ruko yang berfunsi untuk memasang poster
atau iklan barang.
Dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan ibu Filomena yang
menyatakan bahwa; tampilan ruko yang ada sekarang memiliki kesan yang belum
menarik di mata masyarakat? Beliau juga menambahkan bahwa tampilan ruko yang
menarik bisa membuat kesan kota indah dan mampu menarik peminat Pelangggan
untuk berbelanja, Demikian pula ketika ditanyakan mengenai ruko yg menutup
fasadnya dengan iklan dari barang barang yg di jual di toko tersebut. Apakah
itu mengganggu pandangan atau bahkan memperkuat daya tari pembeli?
Jawabannya adalah kalau sebagai media informasi pasti itu dibutuhkan, namun
dari aspek keindahan itu sangat mengganggu ya, karena menghalangi tampilan
ruko yang seharusnya lebih baik lagi tanpa adanya papan iklan tersebut. Tidak
berbeda jauh dengan yang disampaikan informan pertama, sebagai seorang dosen
dan arsitek Ir. Pilipus Jeraman, M.T (Arsitek – arsitek Vernacular) sebagai
informan/narasumber dalam penelitian ini juga memberikan pendapat sebagai
berikut: Ketika ditanyakan bagaimana menurut pendapat Bapak megenaai Ruko g
terdapat di kota lama dari segi tampilan? Jawabannya adalah : “romol dan tidak
tidak teratur. karena hadirnya banyak langgam arsitektur yg diterapakan pada
bangunan”. Pertanyaan lain lagi tentang bagaimana tanggapan Bapak mengenai
ruko yang menutup fasadnya dengan iklan dari barang barang yg di jual di toko
tersebut?“Jawabannya bahwa itu berakar dari kesalahan pada arsitek yang tidak
peka saat merancang bangunan ruko tersebut.yakni tidak mengadirkan ruang untuk
iklan,poster dan lain sebagainya”
Maka Strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah menggunkan maerial
secondary skin denagn
otif tenunan asli daerah NTT untuk memperindah tampilan bangunan Menggunakan
kipas fisual 3d untuk iklan atau lcd iklan.

Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang
digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang
diteliti sehingga memudahkan mendapatkan data yang objektif. Sugiyono (2015: p
209) menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif digunakan peneliti pada
kondisi objek yang alamiah.
(Menurut Moleong.2009), Penelitian kualitatif adalah “penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”. Berdasarkan
pengertian di atas dapat diketahui bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang bersifat alamiah dan data yang dihasilkan berupa deskriptif. Pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian
ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya
sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan. Subjek penelitian merupakan sumber data yang dapat memberikan
informasi terkait dengan permasalahan penelitian yang diteliti. Teknik pengambilan
subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling yakni dipilih dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2015: p 216).
Adapun keriteria yang ditentukan oleh peneliti sebagai subjek penelitian adalah
mereka yang terlibat pada kegiatan yang diteliti, mengetahui dan memahami
informasi terkait penelitian. Berdasarkan hal tersebut, subjek dalam penelitian ini
dipilih dengan kriteria sebagai berikut:
 Masyarakat yang di wakilkan oleh ibu Filomena
 Arsitek dan dosen ( Philipus Jerama S.T.M.T)

Kedua narasumber ini dipilih dan memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda,
didasarkan pada acuan bahwa penelitian kualitatif lebih mengutamakan informasi
dari yang banyak dari pada jumlah informannya maka dari itu penetapan informan
menggunakan teknik purposive atau sesuai dengan Kroteria popilasi penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1 Wawancara
Wawancara menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Wawancara merupakan komunikasi dua arah untuk memperoleh
informasi dari informan yang terkait. Menurut Yusuf (2014:372) Wawancara
adalah suatu kejadian atau proses interaksi antara pewawancara dan sumber
informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi secara langsung atau
bertanya secara langsung mengenai suatu objek yang diteliti. Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan secara terpimpin, dimana tetap mengikuti arahan atau
panduan yang dibuat peneliti sesuai kebutuhan penelitian.
2.Observasi
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah
laku non verbal yakni dengan menggunakan teknik observasi. Menurut Sugiyono
(2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak
terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan
observasi peneliti dapat belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya di Ruko Kota Lama, Kota
Kupang.
3.Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2018:476) dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka
dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
atau wawancara akan lebih dapat dipercaya atau mempunyai kredibilitas yang tinggi
jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis yang sudah ada. Dokumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran

Ruko di kota kupang yang berjejer di tengah kota tampaknya memberi kesan
romol terhadap pemandangan kota, bagian bangunan dan arsitektur yang paling
mudah untuk dilihat adalah bagian wajah bangunan atau yang lebih dikenal dengan
sebutan fasad bangunan. Bagian fasad bangunan ini juga sering disebut tampak,
kulit luar ataupun tampang bangunan, karena fasad bangunan ini merupakan yang
paling sering diberi penilaian oleh para pengamat tanpa memeriksa terlebih dahulu
keseluruhan bangunan baik di keseluruhan sisi luar bangunan, maupun pada bagian
dalam bangunan. Penilaian tersebut tidak hanya dilakukan oleh para arsitek tetapi
juga masyarakat awam. Pada jaman modern dengan kemajuan teknolgi fasad
bangunan hadir berupa secondary yangmemiliki dua fungsi, yaitu memperindah
tampilan dari bangunan dan mereduksi cahaya dan udara kotor yang masuk
kedalam bangunan. Keunggulan menggunakan fasad secondary skin iyalah kita bisa
menggunakan motif yang kita inginkan termasuk motif tenunaan tradisonal dari
suatu daerah. Oleh karena itu fasad secondary adalah pilihan yang paling cocok
untuk menjadikan tampilan ruko di kota kupang menjadi lebih menarik dan
bernuansa budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku

Ching Arsitektur Bentuk,Ruang,Dan Tatanan.2008:PT.Erlangga,Jakarta

Gustami.Sejarah Arsitektur Indonesia.2000:Gremedia Pustaka Utama.Jakarta

Imelda Akmal. 22 Desain Arie Bakrie Rumah,Vila,Ruko,dan Cluster.2020.Gramedia


Pustaka Utama,Jakarta

Nuryanto.M.T.Arsitektur Nusantara Pengantar Pemahaman Arsitektur


Tradisional.2019:PT.Remaja Rosdakarya,Bandung

Soepandi Stiadi. Sejarah Arsitektur Sebagai Pengantar Ilmu Arsitektur.


2013:gramedia pustaka utama.Jakarta

Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan


R&D.2016:Alfabeta,Bandung

Tim Arsitektur Binus University.Ragam Desain Fasad Rumah Modern


Minimalis.2009:PT.Niaga Swaday,Jakarta
Internet
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Budaya
https://www.pinhome.id/kamus-istilah-properti/ruko/
http://eprints.undip.ac.id/12880/1/2005MTPWK4231.pdf
http://repository.stei.ac.id/2172/4/BAB%20III.pdf
https://adoc.pub/queue/bab-ii-tinjauan-umum-mengenai-rumah-toko-ruko.html
http://bangunandasar.blogspot.com/2016/10/pengertian-ruko-dan-fungsinya.html?
m=1
http://repository.upi.edu/21527/4/S_TB_0905933_Chapter1.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/
196002051987031-R._IRAWAN_SURASETJA/Hand_Out/
TEORI_DAN_TEORI_ARSITEKTUR.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/9068/5/4TA13867.pdf
https://www.gramedia.com/best-seller/arsitektur-vernakular/
https://fathoniarief.com/perkembangan-arsitektur-vernakular/
http://eprints.undip.ac.id/59777/3/BAB_II_LANDASAN_TEORI.pdf
https://www.builder.id/fasad-bangunan/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ruko

Anda mungkin juga menyukai