Anda di halaman 1dari 3

Nama saya Azhari Akbar dan akrab dipanggil Pak Ari oleh siswa saya.

Saya seorang guru seni budaya


yang saat ini bertugas pada SMA Negeri 1 Lhoknga Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. saya telah
mengajar selama 12 tahun dan merasakan pahit manisnya pengalaman dalam mengajar. Semua
pengalaman tersebut memberikan saya motivasi untuk menjadi lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

Beberapa kelebihan saya adalah mampu melihat peluang, berani mengambil resiko, mandiri, pekerja
keras dan bertanggungjawab. Sebagai contoh, ketika saya menempuh Pendidikan sarjana pada
Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padangpanjang. Walaupun saya terlahir dari keluarga dengan
keterbatasan ekonomi, di mana Ayah saya hanya seorang tukang las yang diupah harian sementara
ibu saya hanya ibu rumah tangga, tetapi saya tetap berniat melanjutkan Pendidikan saya setelah lulus
SMA. Orang tua saya memberi izin untuk berangkat dengan syarat harus menyelesaikan kuliah
meskipun dengan kemungkinan mereka tidak dapat membantu biaya kuliah saya, mengingat mereka
masih harus membiayai sekolah adik-adik saya. Saya memutuskan untuk tetap berangkat dengan
keyakinan bahwa kedepannya pasti akan ada jalan keluar yang dapat saya usahakan. Keputusan untuk
kuliah ini adalah keputusan berani, namun saya berkomitmen untuk tetap melanjutkan dan harus
menyelesaikan Pendidikan ini dengan cara apapun yang mampu saya usahakan. Alhamdulillah, saya
berhasil mendapatkan beasiswa PPA untuk menutupi biaya spp, sementara untuk makan dan tempat
tinggal tertutupi dengan pekerjaan saya sebagai penjaga mushala di kampung Jambak Kecamatan
Padangpanjang Timur Kota Padang Panjang Sumatera Barat, dan sesekali bekerja sebagai kuli
bangunan. Kegiatan ini terus saya lakukan sampai akhirnya saya berhasil menyelesaikan kuliah saya
dengan IPK 3,16. Saya juga memiliki kemampuan diplomasi yang cukup bagus sebagai buktinya saya
pernah diminta oleh ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Musik untuk mengaktifkan kembali kegiatan
Music Camp pada tahun 2015. Tugas utama saya adalah menjalin kerjasama dengan seniman-seniman
tradisional dalam kegiatan Music Camp. Contoh lainnya adalah saya berhasil meyakinkan teman-
teman saya untuk ikut kegiatan volunteer dengan membentuk komunitas English Fun Club pada tahun
2019 yang bertujuan untuk mengajarkan Bahasa Inggris buat anak-anak secara gratis. Saya juga suka
belajar hal-hal baru, seperti pada tahun 2020 hingga 2021 ketika pandemi melanda Indonesia
termasuk Aceh, saya meningkatkan kemampuan diri dengan menjadi guru yang memiliki kemampuan
dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi dan untuk mencapai kemampuan ini saya telah
menyelesaikan 37 pelatihan daring dalam waktu enam bulan. Saya juga telah mendiseminasikan hasil
pelatihan tersebut pada guru-guru di sekolah sayadan juga sekolah terdekat dari sekolah saya,
sehingga saat ini guru-guru di SMA Negeri 1 Lhoknga dapat membuat soal ujian online minimal dengan
menggunakan google form. Saya juga termasuk orang yang memiliki semangat belajar yang tinggi. Hal
ini saya buktikan dengan berhasil meningkatkan score TOEFL saya yang semula 450 menjadi 520 dalam
waktu tiga bulan ketika saya menjadi awardee program LTAPT (Language Training for Academic
Purpose Test) tahun 2019 yang diselenggarakan oleh BPSDM Aceh. Untuk menghadapi test TOEFL final
pada program ini, Saya dan beberapa teman memutuskan mengambil jam belajar tambahan untuk
berlatih simulasi TOEFL diluar jam program. Kegiatan ini kami lakukan selama hampir tiga bulan juga,
setiap malam selesai sesi belajar pada program LTAPT tersebut. Saya juga memiliki sikap konsisten,
dibuktikan dengan saya masih tetap belajar Bahasa Inggris sampai saat ini dengan teman-teman
alumni LTAPT walaupun saat ini tidak serutin dulu dikarenakan kesibukan pada pekerjaan masing-
masing.

Disamping kelebihan-kelebihan tersebut sebagai manusia biasa saya juga memiliki kekurangan yang
banyak dan hingga saat ini saya masih selalu berusaha untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
tersebut agar saya bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya. Di antara kekurangan saya yang terbesar
adalah ketika ingin meraih sesuatu saya terlalu fokus. Hal ini membuat saya kehilangan kesempatan
lain yang harusnya bisa saya raih pada saat yang sama. Contohnya adalah pada saat saya kuliah Seni
Musik pada Sekolah Tinggi Seni Indonesia Padangpanjang, saya terlalu fokus pada latihan individual
mayor hingga 12 jam seharinya karena impian saya untuk menjadi pemain gitar klasik hebat seperti
John Wiliam dan bisa bermain untuk Royal Philharmonic Orchestra atau yang selevel dengan itu.
Namun ketika saya memasuki dunia kerja dan berhadapan dengan realita, saya dituntut untuk menjadi
guru seni yang harus menguasai semua bidang ilmu seni. Belajar dari pengalaman ini, saya
menanamkan pemahaman peribahasa “Harapkan burung terbang tinggi, punai ditangan dilepaskan”
untuk dihindari dalam hidup saya, dan berjanji jika mendapatkan kesempatan yang sama tidak akan
mengulang kesalahan yang sama lagi. Kekurangan saya yang lainnya adalah saya termasuk Workaholic
dan ambisius, ketika bekerja saya sering lupa waktu. Contohnya pada tahun 2019-2021 saya dipercaya
sebagai Waka Sarpras, Pembina OSIS dan Pengampu Ekstra Kurikuler di SMA Negeri 1 Lhoknga pada
saat bersamaan sehingga saya sering pulang kerumah setelah maghrib, jadwal makan siang dan pagi
saya tidak teratur dan berujung saya dirawat di rumah sakit karena penyakit magh. Untuk mengatasi
hal ini saya mulai membatasi diri dari kegiatan yang berlebihan dengan mengundurkan diri dari
jabatan Waka Sarpras dan Pembina OSIS sehingga saya dapat berkonsentrasi pada kegiatan Ekstra
Kurikuler saja, selain itu saya juga menerapkan pola hidup sehat dengan makan dan olahraga teratur.

Selama berkiprah sebagai guru alhamdulillah saya telah mendapatkan beberapa pencapaian, di
antaranya adalah saya pernah mengantarkan siswa SMAS Sukma Bangsa Lhokseumawe meraih tiga
penghargaan pada ajang Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia tahun 2013 untuk kategori
Sutradara terbaik, Aktor Terbaik dan Penyaji/Penampil Terbaik. Pada tahun 2017 Saya pernah
membimbing siswa SMP dari Kabupaten Gayo Lues sampai ke tingkat nasional dalam ajang FLS2N SMP
cabang Gitar Solo di Surabaya. Pada tahun yang sama saya juga membimbing siswa SMA Negeri 1 Tripe
Jaya mewakili Provinsi Aceh dalam ajang Konser Karawitan Muda Indonesia di Cilegon, pada
kesempatan ini saya membuat komposisi musik dengan menggunakan instrument musik tradisional
Gayo Lues “Kecapi Gayo” sebagai bentuk kepedulian saya terhadap kelestarian musik tradisional. Saya
juga pernah menjadi narasumber pada acara Focus Grup Discusion tentang Kesenian Biola Aceh/Mop
Mop karena terkait dengan skripsi saya tentang Kesenian Biola Aceh. Dan pencapaian pribadi saya
sendiri adalah sebagai The Best Participant pada kegiatan LTAPT (Language Training for Academic
Purpose Test) BPSDM tahun 2019. Pencapaian ini diukur berdasarkan absen kehadiran dan disiplin
dalam mengikuti kegiatan program LTAPT. Saya juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai Guru
Terbaik dalam Presentasi Lembar Kerja Tahun 2022, yang didasarkan pada penilaian Kepala Sekolah
terhadap presentasi lembar kerja yang dilakukan dihadapan Pengawas Sekolah.

Saya pernah menjadi tutor bagi para guru seni budaya dan pelatih sanggar se-Aceh pada tahun 2012
dan tahun 2021 dalam kegiatan pelatihan membaca notasi musik bagi guru dan pelatih sanggar seni
se - Aceh. Selama 12 tahun berinteraksi dengan dunia Pendidikan, saya berkesimpulan bahwa
pembelajaran seni budaya jarang sekali memuat unsur muatan lokal yang tersedia disekitarnya
sehingga peserta didik kehilangan identitas budaya lokal. Maka, diperlukan adanya penyampaian
pemahaman agar alienasi terhadap budaya lokal tidak sampai merusak nilai-nilai dan norma-norma
yang ada dalam kesenian tersebut, yang kemudian sangat berpengaruh terhadap kelestarian kekayaan
budaya non benda Indonesia. Disamping itu, pada 25 Agustus 2021, Direktorat Perfilman, Musik dan
Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengadakan sidang kelima
pra-kongres yang bertajuk “Musik Tradisi Nusantara dan Kebutuhan Pendidikan”. Sidang prakongres
yang dihadiri oleh tujuh pakar musik nusantara Indonesia ini menyepakati di antaranya bahwa sangat
penting pembuatan dan penyediaan materi pembelajaran musik tradisi nusantara dalam pendidikan
formal dan informal. Saya menjawab tantangan ini dengan menerapkan musik tradisi yang ada di Aceh
sebagai materi pelajaran melalui buku yang saya tulis berjudul “Memainkan Alat Musik Barat, Belajar
Piano dari Awal dengan Metode Membaca Partitur”. Saya menggunakan materi musik tradisi sebagai
implementasi dari teknik-teknik bermain piano yang saya adaptasi dari teknik-teknik fingering yang
sudah baku. Namun demikian, saya masih belum puas dengan pencapaian ini karena masih berupa
materi ajar. Kedepannya saya bercita-cita ingin menjadi guru dan pelopor bagi guru lain yang mampu
menyediakan materi musik tradisi sebagai bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
berlaku dan mampu menyajikannya di dalam kelas dengan mengadaptasi teknologi sehingga bisa
menarik minat siswa. Penerapan musik tradisi dalam materi ajar seni budaya relevan dengan proyek
penguatan profil pelajar Pancasila berbasis budaya.

Sebagai upaya dalam menghadapi tantangan yang saya uraikan sebelumnya, saya bermaksud untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang magister di kampus pendidikan seni terbaik yaitu Universitas
Negeri Yogyakarta. Karena pada jenjang S2 Prodi Pendidikan Seni UNY, memiliki mata kuliah yang
dapat membantu saya mewujudkan cita-cita tersebut. Saya memilih UNY karena saya pernah belajar
dikampus ini selama 3 bulan pada saat mengikuti PPG dalam Jabatan tahun 2018. Dari pengalaman
belajar dan diskusi-diskusi yang saya lakukan diluar jam belajar dengan dosen-dosen seperti Bu Kun
(Dr. Kun Setyaning Astuti, M. Pd.) yang menurut saya ahlinya dalam bidang metode belajar musik serta
didukung oleh penelitian beliau terkait metode belajar musik di negara-negara maju, membuat saya
sangat terkesan dengan wawasan yang beliau miliki mengenai metode belajar musik dan saya jadi
memiliki keinginan untuk belajar langsung dari beliau mengenai metode belajar musik yang relevan
buat siswa di sekolah saya. UNY memiliki akreditasi Unggul, lingkungan belajar yang kondusif dan
suportif sebagaimana yang telah saya saksikan sendiri, saya berkesimpulan UNY merupakan salah satu
kampus terbaik dalam Pendidikan. Jika saya diberi kesempatan mendapatkan beasiswa dan belajar
pada Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi S2 Pendidikan Seni ini, saya akan belajar dengan
sungguh-sungguh untuk menambah skill dan pengetahuan yang saya perlukan dalam dunia
pendidikan sebanyak-banyaknya. Saya berharap dengan menambah kemampuan tersebut, saya akan
menjadi guru yang memiliki kompetensi pedagogi dan kompetensi professional yang lebih baik dan
bisa membantu rekan-rekan guru yang lain, sehingga saya dapat melayani kebutuhan dunia
pendidikan dengan lebih sempurna dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah
saya (Aceh) sebagai bentuk dari kontribusi saya terhadap bangsa dan negara Indonesia yang saya
cintai ini.

Anda mungkin juga menyukai