Winning Story
Winning Story
Saya adalah guru mata pelajaran Seni Budaya SLB Negeri 1 Padang.
Meskipun saya sudah tidak baru lagi memasuki dunia pendidikan khusus
sejak SK CPNS terhitung mulai tanggal 1 Maret 2014, namun karena
background pendidikan saya bukan Pendidikan luar Biasa (PLB) maka saya
merasa ilmu yang saya punya untuk menangani siswa berkebutuhan khusus
di dalam kelas musik belum cukup. Berbagai cara saya lakukan agar dapat
mengenal lebih dekat siswa berkebutuhan khusus sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Saya tidak ingin belajar dari
pengalaman mengajar saja tanpa dibekali teori ilmu menghadapi siswa
berkebutuhan khusus dari sumber yang jelas. Itulah sebabnya saya memacu
diri saya untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai guru SLB melalui
berbagai cara, mulai dari membaca informasi dari berbagai sumber,
mengikuti berbagai seminar, BIMTEK, dan Workshop mengenai pendidikan
khusus. Sayangnya seminar itu selalu berbayar, jarang sekali yang gratis.
Sedangkan BIMTEK dan Workshop biasanya juga pesertanya dtunjuk dan
ditugaskan langsung oleh Kepala Sekolah. Hal ini membuat saya harus lebih
jeli lagi membaca peluang dalam meningkatkan kompetensi secara mandiri.
Alasan saya memilih cabang Developing Music Class for Special Nees
Students karena saya sendiri merupakan guru Mata Pelajaran Seni Budaya
tamatan Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri padang Program Studi
Musik. Saya merasa percaya diri karena saya telah memiliki bekal di bangku
perguruan tinggi. Hanya saja di bangku perguruan tinggi saya tidak
mendapatkan ilmu untuk menangani siswa berkebutuhan khusus. Itulah
sebabnya saya ingin mengikuti kursus online Seacamp ini agar dapat
berdiskusi dengan narasumber dan rekan-rekan guru lainnya guna
mendapatkan tips-tips sukses membangun kelas musik bagi siswa
berkebutuhan khusus.
Kedua bidang ini dapat saya selesaikan dengan baik karena jadwal
video conferencenya tidak sama. Hanya saja di bidang Disaster
Preparadness, saya didiskualifikasi oleh panitia karena sudah menjadi
pemenang pertama di kegiatan lomba kebencanaan yang diadakan oleh
Direktorat Pembinaan Guru Dikmensus di tahun yang sama. Awal mengikuti
kegiatan ini sebenarnya saya juga khawatir apa saya boleh ikut, tapi dari
juknis yang saya baca ternyata tidak ada aturan yang melarang. Meski
mulanya kecewa namun perasaan saya berubah seketika ketika diumumkan
saya menjadi pemenang pertama di bidang Developing Music Class for
Special Need Students. Ternyata setiap peserta hanya berhak menjuarai satu
bidang lomba saja di Sea Creative Camp, seandainya final projeknya sama-
sama bagus dan menduduki peringkat di masing-masing bidangnya, maka
panitia akan memutuskan pemenang berdasarkan rangking tertinggi dari
beberapa bidang lomba yang diikuti. Dengan demikian, selanjutnya dalam
tulisan saya ini saya akan mengulas lebih banyak bidang yang saya Juarai
yaitu bidang Developing Music Class for Special Need Students.
Gambar 1. Siswa belajar memainkan melodi musik iringan tari kreasi Tak Tun
Tuang dengan alat musik daerah Provinsi Sumatera Barat yaitu
Talempong
Para pemain alat musik perkusi (gandang, tasa, indang dan tamborin)
akan belajar bentuk pukulan yang sesuai dengan lagu-lagu pilihan
mereka. Motif pukulan diajarkan dengan demonstrasi guru yang
kemudian motif pukulannya dikembangkan oleh peserta didik sendiri,
dari lagu yang satu dengan lagu lainnya sebisanya dibuat motif pukulan
yang berbeda.
d. Guru menggiring siswa mengaransemen lagu yang mereka pilih mulai
dari intro lagu hingga endingnya.
Setelah semua pemusik dianggap sudah menguasai materi mereka
masing-masing maka kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah
mengaransemen lagu-lagu tersebut menjadi musik medley secara
bersama didampingi oleh guru sebagai fasilitator. Aransemen dilakukan
sejalan dengan latihan langsung/praktik tanpa partitur panduan karena
keterbatasan siswa dalam hal membaca. Guru dan siswa akan merekam
hasil aransemen yang telah disepakati untuk pedoman pembelajaran
selanjutnya. Siswa yang memiliki telepon pintar akan dikirimkan
videonya agar mereka bisa memutarnya rekaman tersebut di rumah dan
dimanapun mereka berada agar aransemen musik medley ini benar-
benar melekat di ingatan mereka.
Keterlibatan siswa dalam proses aransemen musik ini dimulai dari
menyepakati urutan lagu, durasi maksimal, bentuk aransemen dan
teknis lainnya.
e. Latihan bersama (berkelompok) memainkan alat musik tradisional
Minangkabau (ansambel sederhana) Medley Musik Instrumental
Minangkabau berdasarkan aransemen yang telah disepakati.
Setelah bentuk aransemen disepakati dan dikuasai oleh masing-masing
peserta didik sesuai perannya, maka selanjutnya adalah latihan musik
secara bersama (berkelompok) yang dilakukan terus menerus dan
kontiniu karena siswa tunagrahita memiliki karakteristik pelupa, putus
latihan satu pertemuan saja bisa mengurangi kualitas permainan musik
mereka.
Gambar 2. Siswa bersama-sama memainkan alat musik mereka masing-
masing sesuai dengan aransemen yang telah disepakati bersama
dipandu oleh guru sebagai conductnya.
f. Pemusik berkolaborasi dengan penari Tari Minang Tak Tun Tuang untuk
lebih menguasai peran mereka masing-masing dalam karya musik yang
dimaksud.
Setelah ansambel Medley Musik Instrumental Minangkabau dikuasai
pemusik dengan baik, maka perlu dilakukan uji coba latihan bersama
penari. Kali ini pemusik dilatih emosi musikalnya agar benar-benar
mampu memainkan musik yang sesuai dengan tarian.
Semua proses penciptaan karya ini dapat dilalui oleh siswa dan guru
dengan baik tanpa kendala yang begitu berarti. Saya selaku guru merasa
puas karena tujuan pembelajaran yang saya targetkan kepada siswa
melebihi ekspektasi yang saya inginkan. Setidaknya saya dapat
menyelesaikan Final Project ini dengan usaha yang maksimal. Siswapun
bersemangat dalam menggarap karya ini. Meski karya akhir ini bagi
beberapa orang mungkin terlihat sederhana namun memiliki nilai tersendiri
bagi saya yang tahu prosesnya. Dan saya bersyukur pada akhirnya ternyata
karya ini diapresiasi oleh dewan juri sehingga saya dinobatkan sebagai
pemenang pertama pada Kursus Online Developing Music Class for Special
Need Students, Sea Creative Camps Tahun 2019.
Tidak hanya sebatas karya di dalam kelas saja, guru dengan bantuan
Kepala Sekolah melobi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat agar karya
ini diberi kesempatan tampil dalam kegiatan Gebyar Pendidikan Khusus SLB
se Sumatera Barat yang diadakan oleh Bidang Pembinaan Sekolah Luar
Biasa Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat di halaman kantor Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat pada hari Kamis, 14 November 2019.
Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh keluarga besar SLB se Sumatera Barat,
melainkan juga siswa dan guru SMA yang datang atas instruksi Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Suatera Barat serta tamu undangan dan masyarakat
sekitar yang hadir. Penampilan siswa tunagrahita dalam bermain musik
ansambel diiringi tarian Tak Tun Tuang sangat menghibur dan mendapat
apresiasi positif dari berbagai pihak, salah satunya dengan pemberian honor
siswa yang terlibat dalam karya inovatif Medley Musik Tradisional
Minangkabau dan Tari Tak Tun Tuang oleh Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Barat.
L. Harapan ke Depan
Harapan saya ke depan Semoga Kegiatan Sea Creative Camp ini
pelaksanaannya semakin baik dan pesertanya semakin banyak dari
berbagai negara ASEAN. Reward kegiatan ini pun hendaknya disamakan
dengan lomba lainnya yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Guru
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus agar menjadi motivasi lebih
bagi para peserta di masa mendatang.
Saran saya untuk waktu pelaksanaan video conference di masa
mendatang agar dapat di setting lebih baik lagi, kesiapan narasumber
terhadap jaringan harus lebih siap agar tidak mengganggu jalannya
kursus online.
Pemenang kegiatan ini dilibatkan untuk memberikan semacam
motivasi dalam satu sesi video conference karena pemenang tidak dapat
mengikuti kegiatan yang sama dengan ruang lingkup yang sama pula
kecuali untuk tingkat yang lebih luas.