NAMA KELOMPOK:
1. VIKRY AGUNG PRASETYO (210301111)
2. DEVANDRA RADYA PUTRA H (210301115)
3. KRISNA ISLAMEY ARIFIN (210301120)
4. AINUR RIFQI AZIZI (210301130)
5. M BAGUS ARDIANSYAH (210301135)
6. ZAKARIA ARIZONDA (210301141)
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan kita
mengenai mata kuliah sistem informasi manajemen, khususnya mengenai materi “membangun
sistem informasi”. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini
sebaik mungkin, namun tidak ada gading yang tak retak. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa adanya sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya,
sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi siapa
pun yang membacanya. Akhir kata, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata
yang kurang berkenan kami mohon maaf.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
A. Ringkasan Pendahuluan .................................................................................................... 33
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 33
C. Strategi atau Pendektan Solusi .......................................................................................... 33
D. Implementasi ...................................................................................................................... 33
E. Hasil.................................................................................................................................... 33
F. Kesimpulan ........................................................................................................................ 34
BAB IV .......................................................................................................................................... 35
PENUTUP...................................................................................................................................... 35
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 35
3.2 Saran................................................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 37
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa makalah yang telah kami
buat ini adalah sah dan hasil diskusi yang kami kerjakan sebaik baiknya. Dengan ini kami
kelompok 2 kelas Manajemen 5C – pagi angkatan 2021menyerahkan makalah ini pada:
Hari/tanggal : Senin, 11 Desember 2023
Oleh : Bapak Abi Hanif Dzulquarnain, S.KM.,M.SM
Gresik, 11 desember 2023
Mengetahui dan menyetujui,
Dosen mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen
Anggota I Anggota II
Anggota V Anggota VI
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari
perubahan organisasional yang direncanakan. Pengenalan diri suatu sistem informasi yang
baru melibatkan jauh lebih banyak dari pada perangkat keras dan perangkat lunak yang
baru. Ini juga meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi.
Ketika kita merancang suatu sistem informasi yang baru, maka kita akan merancang ulang
organisasi. Para pembangun sistem harus memahami bagaimana suatu sistem akan
mempengaruhi proses bisnis yang spesifik dan organisasi sebagai suatu keseluruhan.
Bentuk yang paling umum dari perubahan organisasional yang dimungkinkan dengan
TI adalah otomatisasi (automotion). Suatu bentuk yang lebih mendalam dari perubahan
organisasional - salah satu yang mengikuti dengan cepat dari otomatisasi awal-adalah
rasionalisasi prosedur (rationalization of producers). Tipe perubahan organisasional yang
lebih ampuh adalah merancang ulang proses bisnis (business process redesign) yang mana
proses bisnis akan dianalisis, disederhanakan, dan dirancang ulang. Pergeseran paradigma
dan rekayasa teknik sering kali mengalami kegagalan karena perubahan organisasional
secara ekstensif sangat sulit untuk mengaturnya.
vi
1.2.2.5 Pengukuran terus menerus
1.2.3 Bagaimana Proses pengembangan sistem?
1.2.3.1 Analisa sistem
1.2.3.2 Desain sistem
1.2.3.3 Proses pengembangan sistem
1.2.3.4 Pengujian
1.2.3.5 Konversi
1.2.3.6 Produksi dan pemeliharaan
1.2.4 Pemodelan dan sistem perancangan
1.2.4.1 Metodologi terstruktur
1.2.4.2 Pengembangan berorientasi objek
1.2.4.3 Rekayasa ulang menggunakan bantuan komputer
vii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan sistem dan perubahan organisasional
Suatu sistem yang baik harus mempunyai tujuan dan sasaran yang tepat karena
hal ini akan menentukan dalam mendefinisikan masukan yang dibutuhkan sistem
dan juga keluaran yang dihasilkan. Dengan Sistem Informasi berbasis komputer
dapat mempermudah dalam pengelolaan data atau informasi yang dibutuhkan,
sehingga informasi yang dihasilkan lebih cepat dan lebih baik daripada informasi
yang dihasilkan sistem informasi yang dikelola secara manual.
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari
perubahan organisasional yang direncanakan. Pengenalan diri suatu sistem
informasi yang baru melibatkan jauh lebih banyak dari pada perangkat keras dan
perangkat lunak yang baru. Ini juga meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian,
manajemen, dan organisasi. Ketika kita merancang suatu sistem informasi yang
baru, maka kita akan merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem harus
memahami bagaimana suatu sistem akan mempengaruhi proses bisnis yang spesifik
dan organisasi sebagai suatu keseluruhan.
1
b. Rasionalisasi
c. Merancang ulang proses bisnis
d. Pergeseran paradigma
2
prosedur (rationalization of producers). Otomatisasi sering kali
mengungkapkan kemacetan-kemacetan yang baru dalam produksi dan
membuat pengaturan prosedur dan struktur yang telah ada menjadi semakin
merepotkan. Rasionalisasi prosedur adalah pelurusan prosedur operasional
yang standar. Sebagai contoh, sistem MoneyGram untuk menangani
pengiriman uang secara global yang efektif bukan hanya karena mengunakan
teknologi komputer semata, tetapi juga karena perusahaan menyederhanakan
proses bisnis bagi kegiatan operasional administrasinya. Langkah-langkah
secara manual yang semakin sedikit diperlukan.
3
Contoh yang paling banyak dikutip mengenai merancang ulang proses
bisnis adalah pemrosesan tanpa faktur pada Ford Motor Company, yang mana
mengurangi jumlah karyawan dalam organisasi North American Accounts
Payable Ford yang terdiri atas 500 orang menjadi sebesar 75%. Para pegawai
bagian utang terbiasa menghabiskan sebagian besar dari waktu mereka untuk
menyelesaikan kesenjangan di antara order pembelian, penerimaan dokumen,
dan faktur tagihan.
4
yang mengagumkan, begitu besarnya dalam tingkat pengembalian atas
investasi (atau produktivitas). Beberapa dari kisah keberhasilan tersebut, dan
beberapa kisah kegagalan, dimasukkan dalam keseluruhan buku ini.
5
Para manajer perlu menentukan proses bisnis apakah yang paling penting dan
bagaimana meningkatkan proses ini akan membantu kinerja bisnis.
Jika buku tidak tersedia di toko buku tersebut, maka petugas akan
bertanya mengenai memesan buku tersebut untuk konsumen, dari gudang toko
buku atau dari distributor buku atau penerbit. Ketika buku yang dipesan telah
sampai di toko buku, maka karyawan toko buku akan menelepon konsumen
untuk memberitahukan informasi tersebut. Kemudian konsumen akan datang
ke toko buku lagi untuk mengambil buku dan membayarnya. Jika toko buku
tidak dapat memesankan buku tersebut untuk konsumen, maka konsumen
akan mencoba pergi ke toko buku lainnya. Anda dapat mellihat bahwa proses
ini memiliki banyak langkah dan konsumen akan memerlukan banyak
perjalanan ke toko buku.
6
Gambar 2. 2proses bisnis apa adanya ketika membeli buku dari toko fisik
Jika toko buku online tidak memiliki buku yang diinginkan, maka
konsumen dapat memilih toko buku online lainnya dan mencari buku tersebut
kembali. Proses ini memiliki jauh lebih sedikit langkah daripada membeli
7
buku tersebut di toko buku fisik, yang memerlukan lebih sedikit upaya dari
pihak konsumen, dan memerlukan sedikit staf penjualan pada layanan
konsumen. Proses baru ini, oleh karenanya jauh lebih efisien dan menghemat
waktu.
Dalam contoh kami, waktu yang diperlukan untuk membeli sebuah buku
dari toko buku fisik akan berkisar dari 15 menit (jika konsumen dengan segera
menemukan apa yang dia inginkan) hingga 30 menit jika buku masih memiliki
persediaan, tetapi harus dibantu mencari oleh staf penjualan. Jika buku harus
dipesan dari sumber lainnya, maka proses akan mengambil satu atau dua
minggu dan perjalanan lainnya ke toko buku bagi konsumen. Jika konsumen
bertempat tinggal agak jauh dari toko buku, maka waktu untuk perjalanan ke
toko buku harus dipertimbangkan. Toko buku harus membayar biaya untuk
memelihara kondisi fisik toko dan tetap mempertahankan ketersediaan buku,
untuk menyiagakan staf penjualan di tempatnya, dan untuk biaya pengiriman
jika buku. harus diperoleh dari lokasi lainnya.
8
Proses yang baru untuk membeli sebuah buku secara online hanya
memerlukan waktu beberapa menit, meskipun konsumen harus menunggu
beberapa hari atau minggu untuk menerima buku yang telah dipesannya dan
harus membayar ongkos pengiriman. Namun, konsumen dapat menghemat
waktu dan uang dengan tidak harus bepergian ke toko buku atau melakukan
kunjungan tambahan untuk mengambil buku. Biaya bagi para penjual buku
juga menjadi lebih rendah karena mereka tidak perlu membayar untuk lokasi
fisik toko atau untuk persediaan setempat.
Contoh kami mengenai toko buku fisik yang merancang ulang proses
pembelian buku sehingga dapat dilaksanakan secara online merupakan contoh
9
dari tipe perubahan yang radikal, dan besar pengaruhnya. Ketika
diimplementasikan dengan tepat, maka perancangan ulang proses bisnis akan
menghasilkan keuntungan yang dramatis dalam produktivitas dan efisiensi,
dan bahkan mengubah cara dalam menjalankan bisnisnya. Dalam beberapa
contoh, hal ini mendorong "pergeseran paradigma" yang mengubah sifat
bisnis itu sendiri.
Alat Bantu bagi Manajemen Proses Bisnis, Lebih dari 100 perusahaan
perangkat lunak yang menyediakan alat bantu bagi aspek BPM yang
bervariasi, meliputi IBM, Oracle, dan TIBCO.
10
kinerja dari proses telah ditingkatkan dan untuk mengukur dampak dari
perubahan proses terhadap indikator-indikator kunci dari kinerja bisnis.
11
Perangkat lunak BPM mendokumentasikan bagaimana setiap maskapai
penerbangan akan memproses informasi penerbangan rutin untuk membantu
para manajer maskapai penerbangan membuat model suatu proses bisnis yang
baru yang menunjukkan bagaimana membagi data di antara sistem-sistem
yang bervariasi.
Dan tahun ketahun sistem informasi semakin besar kamu, semakin modern
dan semakin uas cakupannya informasinya. Pengembangan sistem informasi
dimulai dari tingkat kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya kebutuhan
masyarakat akan menginformasikan maka akan semakin cepat pula sistem
12
informasi mengalami Pengembangan, Informasi yang disampaikan pun
berkembang. Dari sekedar menggambarkan keadaan sampai taktik berperang.
Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses pemecahan
permasalahan organisasional. Suatu sistem informasi yang baru dibangun sebagai
suatu pemecahan bagi beberapa tipe permasalahan atau serangkaian permasalahan
yang organisasi pandang sedang mereka hadapi. Permasalahan dapat merupakan
salah satu yang mana para manajer dan para karyawan menyadari bahwa organisasi
tidak berjalan sebaik yang diharapkan, atau bahwa organisasi harus memanfaatkan
keuntungan dari peluang yang baru untuk dapat mengerjakan dengan lebih berhasil.
13
Gambar 13.4 mengilustrasikan proses pengembangan sistem. Aktivitas-
aktivitas pengembangan sistem yang digambarkan biasanya dilakukan dalam order
yang berurutan. Namun, beberapa aktivitas perlu diulang atau beberapa akan
dilakukan secara bersamaan, bergantung pada pendekatan pada membangun sistem
yang sedang dikerjakan (lihat Bagian 13.4).
6. produksi dan
1 analisa sistem
pemeliharaan
3 proses
4 pengujian pengembangan
sistem
14
dimiliki. Analis sistem kemudian memerinci permasalahan dari sistem yang
telah ada. Dengan memeriksa dokumen-dokumen, kertas kerja, dan prosedur,
mengamati operasional sistem, dan mewawancarai para pengguna sistem yang
utama, maka analis dapat mengidentifikasi area permasalahan dan tujuan solusi
yang akan dicapai. Sering kali, solusi tersebut memerlukan pembangunan suatu
sistem informasi yang baru atau meningkatkan sistem yang telah ada.
15
Analisis kebutuhan yang gagal merupakan sumber penyebab dari
kegagalan sistem dan biaya pengembangan sistem yang besar (lihat Bab 14).
Suatu sistem yang dirancang di sekitar penetapan kebutuhan yang salah maka
harus dibuang karena kinerja yang buruk atau yang memerlukan untuk
menjalani modifikasi yang besar. Bagian 13.3 menggambarkan alternatif
pendekatan untuk memperoleh kebutuhan yang dapat membantu dalam
meminimalkan permasalahan tersebut.
16
penggunanya di dalam suatu rangkaian kendala teknikal, organisasional,
finansial, dan waktu yang spesifik.
Pemrograman
Dalam tahap pemrograman (programming) spesifikasi sistem
dipersiapkan, selama tahap perancangan diterjemahkan ke dalam perangkat
lunak kode program. Saat ini, banyak organisasi yang tidak lagi mengerjakan
pemrogaman mereka sendiri untuk sistem-sistem yang baru. Malahan, mereka
membeli perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan akan suatu sistem yang
baru dari sumber-sumber eksternal seperti misalnya paket perangkat lunak dari
pemasok perangkat lunak komersial, layanan perangkat lunak dari penyedia
17
layanan aplikasi, atau melakukan perusahaan alih daya yang mengembangkan
aplikasi perangkat lunak khusus bagi para klien mereka (lihat Bagian 13.3).
2.3.4 Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk
memastikan apakah sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian
akan menjawab pertanyaan-pertanyaan, "Akankah sistem memberikan hasil
yang diinginkan berdasarkan kondisi-kondisi yang diketahui"? Seperti yang
dicatat dalam Bab 5, beberapa perusahaan mulai menggunakan layanan cloud
computing untuk pekerjaan ini.
18
Pengujian sistem informasi dapat dibagi ke dalam 3 tipe aktivitas:
pengujian unit, pengujian sistem, dan pengujian penerimaan. Pengujian unit
(unit testing) atau pengujian program, terdiri atas menguji tiap-tiap program
secara terpisah dalam sistem. Sangat diyakini bahwa tujuan dari pengujian
seperti ini adalah untuk menjamin bahwa program-program telah bebas dari
kesalahan, tetapi tujuan ini secara realistis adalah mustahil. Pengujian harus
dipandang bukannya sebagai sarana untuk menempatkan kesalahan-kesalahan
dalam program-program, tetapi menitikberatkan pada menemukan semua cara
untuk membuat suatu program gagal. Ketika mereka menunjuk dengan tepat,
maka permasalahan dapat diperbaiki.
19
terdiri atas serangkaian rencana pengujian layar yang dipelihara dalam suatu
database (barangkali suatu database PC) yang sangat ideal disesuaikan dengan
jenis aplikasi ini.
2.3.5 Konversi
Konversi (conversion) merupakan suatu proses perubahan dari sistem
yang lama menuju sistem yang baru. Empat strategi utama konversi yang dapat
dilakukan: strategi paralel, strategi pemangkasan langsung, strategi penelitian
percobaan, dan strategi pendekatan secara bertahap.
Dalam suatu strategi paralel (parallel strategy) baik sistem yang lama
maupun penggantiannya yang potensial dijalankan bersama-sama pada suatu
waktu hingga setiap orang meyakini salah satu fungsi yang baru dengan benar.
Hal ini merupakan pendekatan konversi yang paling aman karena, dalam hal
terjadinya kesalahan atau gangguan dalam pemrosesan, maka sistem yang lama
masih dapat digunakan sebagai cadangan. Namun, pendekatan ini sangat
mahal, dan staf tambahan atau sumber daya akan diperlukan untuk
menjalankan sistem tambahan.
20
Gambar 2. 6 sampel rencana pengujian untuk menguji perubahan pencatatan
21
pusat korporat yang terlebih dahulu akan diubah, diikuti dengan unit
operasional terkecil 4 bulan kemudian.
Berpindah dari suatu sistem yang lama menjadi suatu sistem yang baru
mensyaratkan para pengguna akhir dilatih untuk menggunakan sistem yang
baru. Dokumentasi (documentation) yang terperinci memperlihatkan
bagaimana sistem bekerja baik dari sud (laudon & laudon, 2014)ut pandang
teknikal maupun pengguna akhir yang diselesaikan selama masa konversi
untuk digunakan dalam pelatihan dan kegiatan operasional setiap hari.
Kurangnya pelatihan yang layak dan dokumentasi memberikan kontribusi
terhadap kegagalan sistem sehingga bagian dari proses pengembangan sistem
ini sangat penting.
22
pemeliharaan terdiri atas melakukan perbaikan terhadap pengguna,
meningkatkan dokumentasi, dan pengodean ulang komponen sistem untuk
efisiensi pemrosesan yang lebih tinggi. Jumlah pekerjaan dalam kategori yang
ketiga dari permasalahan pemeliharaan dapat diturunkan secara signifikan
melalui analisis sistem yang lebih baik dan pelaksanaan desain. Tabel 13.2.
meringkas aktivitas-aktivitas dalam pengembangan sistem.
23
suatu sistem. Metode-metode ini memisahkan data dari proses-proses. Prosedur
pemrograman yang tersendiri harus ditulis setiap kali seseorang ingin
melakukan tindakan atas data tertentu. Prosedur-prosedurnya bertindak pada
data yang disanıpaikan oleh program. Perangkat utama untuk
merepresentasikan proses dari komponen data dan alur data di antara mereka
adalah diagram alur data (data flow diagram-DFD).
Diagram alur data menawarkan suatu model grafik logis atas alur
informasi, membagi-bagi sistem ke dalam modul-modul yang menunjukkan
level rincian yang dapat dikendalikan. Ini menentukan dengan ketat proses atau
transformasi yang terjadi di dalam tiap-tiap modul dan antar muka yang terjadi
di antara mereka.
Gambar 13.6 menunjukkan suatu diagram alur data yang sederhana bagi
sistem pendaftaran program universitas dalam bentuk mail. Kotak yang
berbentuk lingkaran merepresetansikan proses, yang mana menggambarkan
transformasi data. Kotak yang berbentuk persegi merepresentasikan. suatu
entitas eksternal, yang mana merupakan pencetus atau penerima informasi yang
ditempatkan di luar cakupan sistem yang dibuat model. Persegi panjang yang
terbuka merepresentasikan penyimpanan data, yang mana baik persediaan data
secara manual atau otomatisasi. Anak panah merepresentasikan alur data, yang
mana menunjukkan pergerakan di antara proses, entitas eksternal, dan
penyimpanan data. Mereka terdiri atas paket data dengan nama atau konten dari
tiap-tiap alur data yang terdaftar di samping anak panah.
24
Proses ini memperbarui file kuliah universitas tersebut dengan nama mahasiswa
dan nomor identifikasi dan menghitung ulang jumlah anggota setiap mata
kuliah. Jika jumlahnya telah mencapai maksimum, mata kuliah tersebut ditutup.
Proses 2.0 juga memperbarui file master mahasiswa milik universitas dengan
informasi mahasiswa baru atau perubahan alamat mahasiswa. Proses 3.0
mengirimkan surat konfirmasi pendaftaran yang menyertakan daftar mata
kuliah yang telah diambil oleh mahasiswa tersebut, dan memberitahukan pilihan
mata kuliah yang tidak dapat diambilnya. Diagram ini dapat digunakan untuk
menggambarkan proses tingkat tinggi dan juga tingkat rendah.
Melalui diagram alur data yang bertingkat, proses yang rumit dapat
dipecah-pecah menjadi tingkatan-tingkatan perincian yang lebih lanjut. Seluruh
sistem dapat dibagi ke dalam beberapa subsistem dengan diagram alur data
tingkat tinggi. Setiap subsistem selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi subsistem
tambahan dengan diagram alur data tingkat dua, dan subsistem di tingkat ini
dapat dipecah-pecah lagi sampai ke tingkatan perincian yang paling rendah.
25
Alat bantu lainnya bagi analisis terstruktur adalah kamus data (data
dictionary), yang mana berisi informasi mengenai bagian data individual dan
pengelompokan data di dalam suatu sistem (lihat Bab 6). Kamus data
merupakan konten alur data dan penyimpanan data sehingga para pembangun
sistem memahami dengan tepat bagian dari data yang mereka isi. Spesifikasi
proses (process specifications) menggambarkan transformasi yang terjadi di
dalam level diagram alur data yang terendah. Mereka mengekspresikan logika
bagi tiap-tiap proses.
26
Gambar 2. 8 diagram alur data bagi sistem pendaftaran universitas bentuk mail
27
dengan objek tersebut. Ketimbang melewatkan data pada prosedur, program
akan mengirimkan suatu pesan bagi objek untuk mengerjakan operasional yang
telah tertanam di dalamnya. Sistem dimodelkan sebagai suatu kumpulan dari
objek-objek dan hubungan di antara mereka. Karena pemrosesan yang logis
yang terletak di dalam objek daripada dalam perangkat lunak program yang
terpisah, maka objek harus bekerja sama satu sama lain untuk membuat sistem
dapat bekerja.
28
Kita dapat melihat bagaimana kelas dan turunan pekerjaan dalam
Gambar 13.8, yang mana mengilustrasikan hubungan di antara kelas-kelas
mengenai para karyawan dan bagaimana mereka dibayar. Karyawan merupakan
common ancestor, atau super kelas, bagi 3 kelas lainnya. Bergaji, Per Jam, dan
Sementara merupakan subkelas dari Karyawan. Nama kelas berada pada bagian
atas dari kotak, atribut untuk tiap-tiap kelas berada di bagian tengah dari tiap-
tiap kotak, dan daftar kegiatan operasional berada pada bagian bawah dari
masing-masing kotak.
29
Pengembangan berorientasi objek lebih berulang dan bertahap daripada
pengembangan terstruktur tradisional. Selama analisis, para pembangun sistem
akan mendokumentasikan persyaratan fungsional dari sistem, menentukan sifat-
sifatnya yang paling penting dan apakah yang harus dilakukan oleh sistem yang
diusulkan. Interaksi di antara sistem dan penggunanya dianalisis untuk
mengidentifikasi objek-objek, yang mana meliputi data dan proses.
30
Gambar 2. 10 kelas dan satuan
31
Perangkat CASE menyediakan fasilitas grafik otomatis untuk membuat
grafik dan diagram, layar dan pembuat laporan, kamus data, fasilitas pelaporan
yang ekstensif, perangkat analisis dan pemeriksaan, pembuat kode, dan pembuat
dokumentasi. Umumnya, perangkat CASE mencoba meningkatkan
produktivitas dan kualitas dengan melakukan hal-hal berikut:
Menerapkan metodologi pengembangan dan disiplin perancangan yang
standar
Meningkatkan komunikasi di antara para pengguna dengan para
spesialis teknis
Mengorganisasi dan menghubungkan komponen desain dan
menyediakan akses yang cepat kepada mereka dengan menggunakan
tempat penyimpanan desain
Mengotomatisasi bagian analisis dan desain yang membosankan dan
rentan terhadap kesalahan
Mengotomatisasi pembuatan kode dan pengujian dan mengendalikan
proses implementasi
32
BAB III
STUDI KASUS DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN XYZ
A. Ringkasan Pendahuluan
Perkembangan dunia bisnis pendidikan yang sangat pesat mendorong para
pengelola Lembaga pendidikan berjuan untuk membuktikan, mempertahankan atau
bahkan meningkatkan nilai organisasi yang kompetitif. Dalam kondisi ini, ICT muncul
sebagai sebuah disiplin penting untuk menyelesaikan masalah, menjadi solusi sekaligus
media pengembangan bisnis. Sejalan dengan dinamika perubahan yang terjadi sekarang,
model pemanfaatan I.C.T. telah menjadi kebutuhan bahkan tuntutan bagi setiap
organisasi untuk tetap mampu bertahan dan berkompetisi. Perushaan XTZ sebuah
perusahaan manufaktur besar mengalami tantangan dalam manajemen inventaris dan
produksi yang tidak efisisen. Mereka memutuskan untuk mengembangkan system
informasi manajemen untuk meningkatkan pengelolaan invenaris memperbaiki proses
produks, dan meningkatkaan efisiensi operasional. Perusahaan XYZ menghadapi esulitan
inventaris secara real time memerkiranakan kebutuhan bahan baku serta mengoptimalisasi
proses produksi. Hal ini menyebabkan keterlambatan pengiriman biaya produksi yang
meningkat.
B. Identifikasi Masalah
1. System manajemen inventaris yang manual menyebabkan ketidakakurata dat
inventaris.
2. Tidak adanya prediksi yang tepat untuk kebutuhan bahan baku dan pengelolaan
stok.
3. Proses produksi yang tidak terkoodinir dan sering mengalami gangguan.
C. Strategi atau Pendektan Solusi
Perusahaan memutuskan untuk mengembangkan sisstem informasi terpadu yang
mencakup modul manajemen inventaris, peramalan permintaan, dan pemantauan
produksi realtie. Mereka memilih untuk menggunakan perangkat lunak terkini dan
mengintegrasikannya dengan system yang sudah ada.
D. Implementasi
Tim pengembang bekerja sama dengan departemen terakit untuk merancang dan
mengimplementasikan SIM. Proses ini mencakup pengumpulan kebutuhan user,
pemodelan basis data, pengembangan antar muka pengguna yang intuitif, serta integrasi
dengan perangkat keras produksi.
E. Hasil
1. Akurasi data inventaris meningkat sebesar 30% mengurangi kekurangan bahan
baku.
2. Prediksi permintaan yyang lebih akurat menghasilkan pengolahan stok yang
lebih efisien, mengurangi biaya penyimpanan sebesar 20%..
33
3. Proses produksi menjadi lebih terkoordinir, mengurangi waktu tunggu dan
meningkatkan output sebesar 25%
F. Kesimpulan
Pengembangan SIM membuktikan bahwqa integrasi teknologi dala manajemen
operasional dapat memberikan keuntungan signifikan dalam manjemen operasional
produksi yang lebih efisien , dan pengurangan biaya opperasional. Pembelajaran dari
implemenasi adalah pentingnya melibatkan pemangk kepentingan dan pemahaman
mendalam tentang proses bisnis dalam pengembangan informasi manajemen
34
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari
perubahan organisasional yang direncanakan. Pengenalan diri suatu sistem informasi
yang baru melibatkan jauh lebih banyak dari pada perangkat keras dan perangkat lunak
yang baru. Ini juga meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan
organisasi. Ketika kita merancang suatu sistem informasi yang baru, maka kita akan
merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem harus memahami bagaimana suatu
sistem akan mempengaruhi proses bisnis yang spesifik dan organisasi sebagai suatu
keseluruhan.
3.2 Saran
35
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan
kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
36
DAFTAR PUSTAKA
laudon, k. c., & laudon, j. p. (2014). sistem informasi manajemen mengelola perusahaan digital edisi
13. jl raya lentang jakarta selatan 12610: salemba empat.
37