Disusun Oleh :
Firdaus Dien Istighfar (H05219007)
Merry Adina Susilo (H05219009)
Achmad Sulaiman (H75219017)
Tri Sunan Agung (H75219033)
Nur Afifah (H95219049)
Dosen Pengampu :
Shinfi Wazna Auvaria, M.T.
Yusrianti, M.T.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai
seluruh alam semesta dan memberikan perlindungan kepada seluruh umat-Nya,
maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan dokumen ini dengan judul “Dokumen
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) PT. Growpure Agro”.
Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati dan rasa
hormat yang sangat dalam maka penulis menghaturkan terima kasih, kepada :
1. Kepada Ibu Shinfi Wazna Auvaria, M.T. dan Ibu Yusrianti, M.T., selaku
dosen pengampu dalam mata kuliah “SPBPAM”.
2. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penulisan dan
perancangan dalam membuat laporan ini.
Dokumen ini ditulis berdasarkan bimbingan, masukan, dan saran dari
masyarakat, tim ahli, maupun pemerintah Kota Surabaya. Atas bimbingan dan
arahan serta pengajaran beliau-beliau tersebut, maka penulis memperoleh
pengetahuan yang sangat berharga. Sehingga, penulis sangat berterima kasih, serta
semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Bapak, Ibu, dan teman-teman
sekalian
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.3. Tujuan dan Sasaran Manajemen Lingkungan ........................................ 24
4.4. Program Manajemen Lingkungan .......................................................... 25
BAB V................................................................................................................... 27
PENERAPAN DAN OPERASI ............................................................................ 27
5.1. Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab, dan Kewarganegaraan ............ 27
5.2. Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran .................................................. 31
5.3. Komunikasi ............................................................................................ 32
5.3.1. Komunikasi Internal ........................................................................ 33
5.3.2. Komunikasi Eksternal ..................................................................... 34
5.4. Dokumentasi ........................................................................................... 35
5.5. Pengendalian Dokumen .......................................................................... 35
5.6. Pengendalian Operasi ............................................................................. 36
5.7. Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat ............................................. 37
5.8. Perencanaan Risiko ................................................................................ 38
BAB VI ................................................................................................................. 40
PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN........................................... 40
6.1. Pemantauan dan Pengukuran Lingkungan Hidup .................................. 40
6.1.1. Pemantauan ..................................................................................... 40
6.1.2. Pengukuran ...................................................................................... 41
6.2. Evaluasi Penataan ................................................................................... 41
6.3. Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan Tindakan Pencegahan ........ 42
6.3.1. Ketidaksesuaian............................................................................... 42
6.3.2. Tindakan Perbaikan ......................................................................... 42
6.3.3. Tindakan Pencegahan...................................................................... 43
6.4. Pencatatan, Dokumentasi, dan Pengendalian Rekaman ......................... 43
6.4.1. Pencatatan dan Dokumentasi .......................................................... 43
6.4.2. Pengendalian Rekaman ................................................................... 44
6.5. Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan ..................................... 45
6.6. Perbaikan Berkelanjutan ......................................................................... 47
BAB VII ................................................................................................................ 48
TINJAUAN ULANG MANAJEMEN .................................................................. 48
7.1. Manajemen Puncak ................................................................................ 49
v
7.2. Tindakan Lanjut Hasil Audit .................................................................. 50
7.3. Rekomendasi Sistem Manajemen Lingkungan Berikutnya ................... 51
LAMPIRAN .......................................................................................................... 53
Lampiran 1. Logo Perusahaan............................................................................... 53
Lampiran 2. Situasi Keadaan PT. Growpure Agro ............................................... 54
Lampiran 3. SOP Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia PT. Growpure Agro
Berdasarkan Pemerintah Daerah ........................................................................... 55
Lampiran 4. Sertifikat PT. Growpure Agro .......................................................... 56
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1
1.2. Filosofi Logo
1.3.1. Visi
Menjadi perusahaan yang mengupayakan pertanian dengan
senantiasa menjunjung tinggi kemurnian dalam menciptakan,
menyediakan, dan memasarkan produk beras berkualitas.
2
1.3.2. Misi
1. Menyediakan dan melakukan penjualan beras untuk memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, Asia, dan Manca Negara.
2. Menyediakan produk beras yang Bermutu Tinggi, Sehat dan
Higienis.
3. Mengembangkan sistem produksi yang teruji, modern dan efektif.
4. Mengembangkan sistem distribusi produk yang efisien agar mitra
bisnis/konsumen dapat menerima produk beras dalam kondisi
sempurna dan tepat waktu.
5. Mengutamakan kepuasan mitra bisnis/konsumen terhadap produk
dan layanan yang diberikan.
6. Menciptakan sistem manajemen usaha yang efektif dan profesional
Menjadi perusahaan yang membudayakan produk-produk hasil
pertanian Tanah Air untuk membantu mensejahterakan petani
Indonesia.
3
pertanian sampai ketenaga listrikan maupan bahan bakar,
dengan demikian memiliki tingkat efisiensi tinggi.
d. Pada faktor biaya operasioanal: PT. Growpure Agro termasuk
perusahaan berbiaya rendah dengan rekam jejak pertumbuhan
produksi yang baik.
e. Pada faktor strategi keberlanjutan: PT. Growpure Agro berfokus
pada integrasi dan pencarian cadangan baru.
f. Pada faktor dukungan pemegang saham: Pemegang saham PT.
Growpure Agro yang mendukung dan tim manajemen yang
solid.
g. Pada faktor kualitas sumberdaya manusia: PT. Growpure Agro
memiliki kualitas sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan integritas tinggi.
h. Pada faktor fundamental industri: PT. Growpure Agro dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk, dan meningkatnya
tarap kehidupan, maka kebutuhan terhadap energy listrik akan
terus meningkat. Untuk itu inustri ini akan terus berkembang
dan semakin kokoh.
i. Pada faktor kondisi keuangan: PT. Growpure Agro memegang
landasan keuangan yang kokoh.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Pada faktor kinerja operasi: Keterbatasan sarana transportasi
akan menjadi faktor pembatas.
b. Pada faktor kualitas dan candangan beras: Produksi beras saat
ini hanya ditopang oleh satu perusahaan, serta infrastruktur
tunggal sehingga sangat rawan jika ada masalah di satu
perusahaan tersebut.
c. Pada faktor efisiensi dan integrasi perusahaan: Pertanian beras
merupakan bisnis jangka panjang yang beresiko tinggi dengan
tingkat pengembalian investasi yang lama.
d. Pada faktor biaya operasioanal: Pengembangan pertanian
bersifat padat modal dan memerlukan keahlian khusus.
4
e. Pada faktor strategi keberlanjutan: Lini produksi yang terbatas,
PT. Growpure Agro diversifikasi ke ketenaga listrikan maupun
bakan bakar.
f. Pada faktor kualitas sumberdaya manusia: Perlu pemeliharaan
yang tinggi agar tidak terjadi turn over.
g. Pada faktor fundamental industri: Harga minyak dan sumber
energi alternative akan menjadi akan tetap diperhatikan.
3. Opportunity (Peluang)
a. Pada faktor keadaan alam: Kelangkaan beras peringkat tinggi
yang mengakibatkan perubahan struktur di industri pertanian.
b. Pada faktor politik dan hukum: Stadar lingkungan yang ketat
dan mendukung pemakaian envirocoal yang memiliki
karakteristik ramah lingkungan.
c. Pada faktor perekonomian: Pertumbuhan ekonomi pada wilayah
asia pasifik yang akan meningkatkan permintaan energi.
d. Pada faktor kependudukan: Pertumbuhan jumlah penduduk akan
diikuti dengan kebutuhan akan energi, maka permintaan akan
beras juga akan meningkat.
e. Pada faktor hubungan internasional: Kebijakan Indonesia yang
bebas aktif, memungkinkan Indonesia bisa diterima oleh semua
negara, termasuk dalam hal beras.
f. Pada faktor teknologi: Teknologi modern terbarukan
meungkinkan penggunaan dan penghasilan produk beras lebih
baik.
4. Threat (Ancaman)
a. Pada faktor keadaan alam: Lokasi sumberdaya yang berada di
pelosok, meimbulkan biaya mahal.
b. Pada faktor politik dan hukum: Para pemerhati lingkungan akan
selalu mengawasi kondisi di lapangan.
c. Pada faktor perekonomian: Penurunan ekonomi global, akan
menurunkan permintaan beras.
5
d. Pada faktor pendidikan dan kebudayaan: Adanya kekhawatiran
yang semakin berkembang terhadap emisi carbon.
e. Pada faktor kependudukan: Pertumbuhan penduduk akan
semakin memerlukan ruang untuk tempat tinggal dan berusaha,
hal ini akan semakin mempersempit pertanian beras.
f. Pada faktor hubungan internasional: Konflik di suatu Negara,
dapat berpengaruh negative terhadap pengiriman beras.
g. Pada faktor teknologi: Perkembangan teknologi, bisa menggeser
sumber energi ke energi lainnya.
RUPS
Dewan Komisaris
Komisaris
Dewan Direksi
Unit Bisnis
6
1. Sertifikat ISO 14001:2015
ISO 14001 adalah standar yang disepakati secara internasional dalam
menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan. Sistem
manajemen lingkungan membantu organisasi memperbaiki kinerja
lingkungan melalui penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan
pengurangan limbah, sehingga mendapatkan keunggal kompetitif dan
kepercayaan pemangku kepentingan. ISO 14001:2015 mewajibkan
organisasi untuk mengidentifikasi seluruh aktivitas baik produksi
maupun non-produksi dan melakukan evaluasi mengenai dampak
lingkungan sehingga dapat menghasilkan adanya target peningkatan
kinerja lingkungan dan pengurangan dampak terhadap lingkungan.
Penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 pada industri
menjamin konsumen dan masyarakat luas akan komitmen industri
untuk melindungi dan menjaga lingkungannya. Kebijakan dan
komitmen lingkungan merupakan prinsip utama yang menjadi dasar
untuk diterapkannya sistem manajemen lingkungan.
2. Sertifikat ISO 9001:2015
ISO 9001:2015 merupakan standar yang disepakati secara internasional
dalam menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu atau
kualitas untuk menjaga supaya tetap layak digunakan oleh industri dan
menyesuaikan kondisi perkembangan industri. Penerapan sistem
manajemen mutu adalah suatu keputusan strategis bagi suatu organisasi
yang dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerjanya secara
keseluruhan dan menyediakan dasar yang kuat untuk inisiatif
pembangunan berkelanjutan. Dalam penerapannya ISO 9001:2015 juga
dinilai mampu menjadi salah satu faktor peningkatan produktivitas,
serta peningkatan efisiensi proses, biaya, kepuasan konsumen
meningkat dan mampu menjadi jaminan kepercayaan terhadap kualitas
produk yang dihasilkan.
3. Sertifikat OHSAS 18001:2007
OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang menyediakan
7
kereangka bagi efektifitas manajemen k3 termasuk kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan yang diterapkan pada aktivitas –
aktivitas organisasi dan mengenali adanya bahaya-bahaya yang timbul.
Standar tersebut dapat diterapkan pada setiap organisasi yang
berkemauan untuk menghapuskan atau meminimalkan resiko bagi para
karyawan dan pemegang kepentingan lainnya yang berhubungan
langsung dengan resiko K3 menyertai aktivitas – aktivitas yang ada.
Tujuan dari OHSAS 18001 yaitu perlindungan terhadap para pekerja
dari hal-hal yang tidak diinginkan yang timbul dari lingkungan kerja,
ataupun aktifitas pekerjaan itu sendiri, yang berdampak terhadap
keselamatan dan kesehatan para pekerja.
8
1.8. Proses Produksi
Proses produksi beras nampaknya bukan hal yang mudah. Alasannya,
dari mulai proses penanaman padinya sendiri pun bukan suatu hal yang
mudah. Proses penanaman bibit padi sampai panen memerlukan waktu 3
hingga 4 bulan. Proses penanaman padi dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Penghasilan padi yang berkualitas pun tidak mudah. Misalnya saja pada saat
kondisi angin kencang, benang sari dari padi yang sedang berbunga dapat
jatuh tertiup keluar putik hingga menyebabkan padi tidak terisi penuh. Selain
itu, angin bisa merobohkan tanaman padi. Sementara itu, pada musim
kemarau, sawah yang kurang mendapatkan pengairan akan menghasilkan
padi yang terhambat pertumbuhannya sehingga menghasilkan buah yang
terbatas. Setelah dipanen, gabah akan dibawa ke pabrik untuk diproses pada
proses selanjutnya. Proses di pabrik meliputi:
1. Persiapan bahan baku
9
lapisan luar sehingga gabah disebut beras awal. Kemudian, beras awal
dibersihkan dari benda lainnya seperti tangkai¸ ranting, dan dedaunan
yang tertinggal. Selain itu, dengan menggunakan mesin pemisah, beras
dibersihkan dari sisa gabah. Sementara, batu dan kerikil dipisahkan dari
beras menggunakan mesin destoner.
Proses kedua adalah pemolesan dan grading, beras yang sudah dipisahkan
dari sekam akan masuk kedalam mesin poles untuk mendapatkan warna
putih alami. Setelah itu mesin akan melakukan grading untuk
memisahkan beras yang berwarna coklat atau broken (patah).
3. Mixing
10
Sebelum dikemas, beras akan melalui proses mixing, yaitu penyatuan
beras, semakin baik kualitas beras, semakin sedikit potongan yang rusak.
4. Pengemasan
11
BAB II
KAJIAN LINGKUNGAN AWAL
12
penggunaan teknologi dalam upaya mengatasi masalah pencemaran
lingkungan.
13
Tabel 2.2. Identifikasi Dampak Lingkungan PT. Growpure Agro
No. Aktivitas Aspek Lingkungan Dampak Lingkungan
1. Persiapan 1. Penggunaan alat traktor 1. Pencemaran tanah
Media untuk mempersiapkan
Tanam tanah/media tanam
2. Ceceran BBM/oli dari 2. Gangguan kesehatan
traktor pekerja
3. Suara mesin traktor 3. Kebisingan meningkat
4. Gas buang mesin traktor 4. Polusi udara
5. Penggunaan air untuk 5. Penurunan sumber
menggenangi media tanam daya air
2. Pemilihan 1. Pengujian kualitas bibit 1. Penurunan sumber
Bibit dengan menggunakan air daya air
(direndam)
3. Persemaian 1. Penggunaan pupuk urea 1. Pencemaran Tanah
dan pupuk TSP 2. Pencemaran air
14
Skor 5 = Jarang terjadi dampak (kemungkinan terjadi dalam 5 tahun ke
depan) Skor 9 = Sering terjadi dampak (kondisi kritis yang dapat terjadi
dalam 1 tahun ke depan)
2. Konsekuensi Dampak
Skor 1 = Tidak ada kerusakan terhadap lingkungan dan tidak ada
gangguan Kesehatan manusia
Skor 5 = Terdapat resiko kerusakan terhadap lingkungan dan berdampak
kepada kesehatan manusia
Skor 9 = Terdapat resiko kerusakan permanen terhadap lingkungan dan
berdampak akut pada Kesehatan manusia
3. Dampak Kemasyarakatan
Skor 1 = Tidak pernah ada keluhan dari masyarakat, karyawan dan
pemerintah Skor 5 = Ada keluhan dari masyarakat, karyawan dan
pemerintah
Skor 9 = Ada keluhan hingga dilaporkan kepada media massa dan
pengadilan
4. Metode Pengendalian
Skor 1 = Ada prosedur dan ada aktivitas pengendalian terhadap dampak
Skor 5 = Ada prosedur pengendalian dampak namun tidak dijalankan
Skor 9 = Tidak ada prosedur dan aktivitas pengendalian terhadap dampak
5. Derajat Kepulihan Dampak
Skor 1 = Cepat pulih (1 tahun – 10 tahun)
Skor 5 = Lama pulih (> 10 tahun)
Skor 9 = Tidak pulih
Aspek dan dampak lingkungan kemudian dinilai secara kuantitatif
berdasarkan kriteria penilaian yang ada. Setelah dilakukan penilaian dengan
metode scoring, nilai aspek diklasifikasikan dampak yang ditimbulkan dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
15
Tabel 2.3. Nilai Aspek Secara Kualitatif
No Rentang Nilai Kriteria Tindakan
Dianjurkan adanya
1 <10 Tidak Penting
pengurangan risiko
Dilaksanakannya
2 10 - 19 Cukup Penting
pengurangan risiko
Dilaksanakan pengurangan
3 20 - 29 Penting risiko dan pengevaluasian
lebih lanjut
Wajib dilaksanakan
pengurangan risiko dan
4 30 - 45 Sangat Penting
pengevaluasian lebih
lanjut
Tabel 2.4. Penilaian Aspek dan Dampak Lingkungan PT. Growpure Agro
Aspek Dampak Kriteria
No Aktivitas Jumlah Status
Lingkungan Lingkungan 1 2 3 4 5
Penggunaan alat
traktor untuk
mempersiapkan Pencemaran Cukup
5 1 1 5 1 13
tanah/media tanah penting
Persiapan
tanam
1 Media
Tanam
Ceceran
BBM/oli dari Pencemaran Cukup
5 1 1 1 5 13
traktor tanah Penting
16
Kebisingan
meningkat
Suara mesin
dan Tidak
traktor 1 5 1 1 1 9
gangguan Penting
kesehatan
pekerja
Polusi udara
Gas buang dan
Cukup
mesin traktor gangguan 1 5 1 5 1 13
Penting
kesehatan
pekerja
Penggunaan
Penurunan
air untuk Cukup
sumber 1 1 5 9 1 17
menggenangi Penting
daya air
media tanam
Pengujian
kualitas bibit Penurunan
Pemilihan Tidak
2 dengan sumber 1 1 1 1 1 5
Bibit Penting
menggunakan daya air
air
Pencemaran
Penggunaan
tanah dan
3 Persemaian pupuk urea dan 9 5 1 5 5 25 Penting
pencemaran
pupuk TSP
air
Penggunaan
Tidak
4 Penanaman alat tanam - 1 1 1 1 1 5
Penting
benih
Penurunan
Penggunaan Cukup
sumber 1 1 5 5 1 13
Perawatan air Penting
5 daya air
Lahan
Penggunaan Pencemaran
9 5 1 9 5 29 Penting
pupuk urea dan tanah dan
17
pupuk phonska pencemaran
air
Pencemaran
Pencegahan
Penggunaan tanah dan
6 Hama dan 9 5 1 5 5 25 Penting
pestisida pencemaran
Penyakit
air
Penggunaan Pencemaran Tidak
5 1 1 1 1 9
alat berat tanah Penting
Kebisingan
meningkan
dan Tidak
Suara mesin 1 5 1 1 1 9
gangguan Penting
7 Pemanenan kesehatan
pekerja
Penggunaan
Pencemaran Cukup
bahan bakar 5 1 1 5 1 13
tanah Penting
solar
Gas buang Tidak
Polusi udara 1 5 1 1 1 9
mesin Penting
Penguranga
Konsumsi Tidak
n bahan 1 1 1 1 1 5
bahan bakar penting
bakar
Limbah padat
Transportasi Peningkatan
dari produk
8 dan timbulan 5 1 1 5 9 21 Penting
yang rusak saat
distribusi sampah
distrbusi
Emisi gas oleh
Pencemaran Sangat
truk 9 5 5 5 9 33
udara Penting
pengangkut
Pengolahan Penampungan
Peningkatan
9 limbah sementara timbulan 5 5 1 5 5 21 Penting
padat limbah padat sampah
18
Pencemaran Sangat
9 5 9 9 5 37
Pengolahan Effluent dari air Penting
10
limbah cair IPAL Pencemaran
5 5 1 5 5 21 Penting
tanah
Peningkatan
Limbah padat timbulan Cukup
5 1 1 5 5 17
dan B3 ATK sampah dan Penting
limbah B3
11 perkantoran
Limbah cair
domestic dari Pencemaran Cukup
9 5 1 1 1 17
aktivitas air Penting
perkantora
Sumber: Publikasi PT. Growpure Agro, 2022
19
padat
6 Pengolahan limbah cair Effluent dari IPAL
Sumber: Publikasi PT. Growpure Agro, 2022
20
11. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
21
BAB III
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
22
BAB IV
PERENCANAAN
23
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Holtikuktura.
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara
Perizinan Berusaha Sektor Pertanian.
5. Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 2019 Sistem Budi Daya
Pertanian Berkelanjutan.
6. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2019
Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Di Bidang Pertanian.
7. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Hayati dan Ekosistemnya.
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
10. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
11. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
24
1. Memenuhi baku mutu kualitas air limbah pertanian sesuai peraturan
yang berlaku.
2. Memenuhi baku mutu udara ambien sesuai peraturan yang berlaku.
3. Meminimalisir timbulan sampah pertanian.
4. Meminimalisir penggunaan bahan kimia.
Sedangkan sasaran dari tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Growpure
Agro sebagai berikut:
1. Menurunkan kadar limbah cair yang dihasilkan.
2. Mengurangi emisi yang dihasilkan oleh kendaraan penunjang untuk
memastikan emisi gas buang tidak melebihi baku mutu.
3. Mengurangi timbulan sampah tanaman pertanian.
4. Mengurangi penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pertanian hingga
30%.
25
Tabel 4.1. Tujuan, Sasaran, dan Program Manajemen Lingkungan
No. Tujuan Sasaran Program
1. Memenuhi baku mutu Menurunkan kadar Melakukan tes untuk
kualitas air limbah limbah cair yang mengontrol kualitas
pertanian sesuai dihasilkan limbah cair pertanian
peraturan yang setiap tiga bulan
berlaku sekali
2. Memenuhi baku mutu Mengurangi emisi Melakukan uji emisi
udara ambien sesuai yang dihasilkan oleh setahun sekali
peraturan yang kendaraan Melakukan
berlaku penunjang untuk pengecekan dan sevis
memastikan emisi mesin secara berkala
gas buang tidak
melebihi baku mutu
3. Meminimalisir Mengurangi Melakukan
timbulan sampah timbulan sampah pengomposan pada
pertanian tanaman pertanian sampah pertanian
yang dihasilkan
4. Meminimalisir Mengurangi Menggunakan
penggunaan bahan penggunaan bahan kompos dari
kimia kimia dalam pengomposan
kegiatan pertanian sampah pertanian
hingga 30%
Sumber: Publikasi PT. Growpure Agro, 2022
26
BAB V
PENERAPAN DAN OPERASI
RUPS
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Unit Bisnis
27
Sedangkan tugas dan wewenangnya dalam berinteraksi dengan direksi
dan RUPS maka:
a. Komisaris yang bertugas mengawasi kebijakan Direksi dan
memberikan nasehat wajib didasari dengan pemahaman yang cukup,
itikad baik dan penuh tanggung jawab demi kepentingan usaha dan
perseroan.
b. Dalam melaksanakan tugasnya, komisaris harus mematuhi Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Komisaris harus ikut serta dalam menciptakan efektifitas praktek
Good Coorporate Governance yang diterapkan perusahaan.
3. Dewan Direksi
Direksi adalah organ yang bertugas melaksanakan pengurusan untuk
kepentingan dan tujuan perusahaan, termasuk pelaksanaan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja, dan Anggaran Perusahaan, ketentuan
Anggaran Dasar, Ketentuan perundangan-undangan yan berlaku, serta
mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam
berinteraksi dengan komisaris dan RUPS maka:
a. Anggota direksi wajib melaporkan kepada komisaris mengenai
kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada perseroan tersebut
dan perseroan lain.
b. Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta wajib mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
c. Direksi harus sebesar-besarnya meningkatkan produktivitas asset
yang dikelolanya.
d. Direksi harus melakukan tanggung jawab sosialnya serta
memperhatikan kepentingan dari berbagai stockholders sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Direksi harus memperkerjakan, menetapkan besarnya gaji,
memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta menentukan
persyaratan kerja lainnya tanpa memperhatikan latar belakang etnik
seseorang, agama, jenis kelamin, usia, caca tubuh yang dipunyai
28
seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh
peraturan perundang-undangan.
f. Direksi dapat memberikan insentif ke semua jajaran perusahaan
sebagai imbalan tercapainya tingkat keberhasilan tertentu.
g. Direksi wajib memastikan bahwa semua asset, fasilitas dan lokasi
usaha memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
berkenaan dengan pelestarian lingkungan, kesehatan dan keselamatan
kerja. Pengelolaan perusahaan secara langsung dijalankan oleh
Presiden Direktur (direksi) yang membawahi tujuh departemen, yaitu:
1) Reserch and Development (R & D)
Departemen ini bertugas melakukan penelitian dan
pengembangan produk baru dan peningkatan efisiensi pengolahan
produk yang telah diproduksi yang membantu memajukan dan
mengembangkan perusahaan.
2) Departemen Administrasi (Administration Departement)
Departemen ini dipimpin oleh seorang administrasi yang
bertugas mengawasi pelaksanaan administrasi, menyusun
anggaran pembelanjaan perusahaan, melindungi harta perusahaan,
mengelola data produksi, administrasi pengadaan bahan baku dan
keperluan pabrik. Serta membuat laporan-laporan yang
dibutuhkan oleh lembaga pemerintah. Departemen ini membawahi
bagian:
a) Administrasi umum (general accounting), bertanggungjawab
terhadap pengadaan barang dan jasa untuk korporasi,
kearsipan, dan kerumahtanggaan serta hubungan masyarakat
yang mencakup tapi tidak terbatas pada pembangunan citra
perusahaan dan kebijakan promosi.
b) Administrasi keuangan (cost accounting), bertanggungjawab
terhadap urusan akuntansi, laporan manajemen, anggaran dan
verifikasi, serta pengembangan sistem akuntansi dan keuangan.
29
c) Bagian pajak (tax), bertanggungjawab terhadap perhitungan
besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan sampai dengan
pembayaran dan pelaporannya.
3) Departemen Pabrik (Plant Departement)
Departemen ini dipimpin oleh seorang manajer pabrik (plant
manajer). Manajer pabrik bertangungjawab atas kelangsungan
kegiatan produksi secara keseluruhan dan mengatur keseimbangan
antara investasi dan produksi.
4) Departemen Proyek (Project Departement)
Departemen ini bertugas untuk merencanakan pengembangan
atau ekspansi perusahaan di masa mendatang.
5) Departemen Umum (General Affair Departement)
Depertemen umum membawahi bagian:
a) Personalia, bertanggung jawab terhadap urusan
ketenagakerjaan, kebersihan.
b) Keamanan, bertanggung jawab terhadap keamanan di
lingkungan pabrik. Departemen ini juga bertugas mengatur
hubungan perusahaan dengan pihak luar, seperti perjanjian
dan pemberian sumbangan melalui public relation.
6) Departemen Pemasaran (Marketing Departement)
Departemen ini dipimpin oleh manajer pemasaran (marketing
manajer) yang bertugas menentukan kebijaksanaan dan strategi
pemasaran, monitor penjualan, mengevaluasi kebutuhan pasar,
mengevaluasi kebutuhan pasar, mengatur pemasaran produk serta
membuat laporan administrasi pemasaran.
7) Departemen Keuangan (Treasury Departement)
Departemen keuangan dipimpin oleh seorang manajer
keuangan. Manajer keuangan bertugas mengelola dana
perusahaan, melakukan pembayaran, dan melakukan penagihan
dengan perusahaan lain diluar dan dalam negeri.
30
5.2. Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran
…. Untuk menjamin semua tugas atau pekerjaan dalam suatu perusahaan
dapat terselesaikan dengan baik guna mencapai tujuan atau target
perusahaan, kompetensi para pekerja harus dipastikan memadai. Oleh karena
itu, perusahaan harus dapat mengidentifikasi keperluan kompetensi para
pekerjanya dan menyediakan pelatihannya, termasuk dalam hal kompetensi
sistem manajemen lingkungan. Perusahaan harus menetapkan, menerapkan,
dan memelihara prosedur-prosedur untuk memastikan pekerjanya paham
mengenai:
a. Pentingnya kesesuaian antara kebijakan lingkungan dan prosedur dengan
persyaratan sistem manajemen lingkungan;
b. Aspek lingkungan yang penting dan dampak potensial yang terjadi
terkait dengan pekerjaannya dan manfaat peningkatan kinerja
perorangan terhadap lingkungan;
c. Peran dan tanggungjawab pekerja dalam mencapai pemenuhan
persyaratan sistem manajemen lingkungan; dan
d. Akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan.
31
e. Mendokumentasikan dan memonitor hasil pelatihan yang diterima; dan
f. Mengevalusi pelatihan yang diterima terhadap kebutuhan dan
persyaratan pelatihan yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan pelatihan merupakan tanggungjawab Departemen Research
and Development yang berada di bawah Dewan Direksi. Jenis pelatihan yang
diadakan oleh PT Growpure Agro dapat pada Tabel 5.1.
5.3. Komunikasi
Komunikasi dengan karyawan, perusahaan atau masyarakat sekitar dan
dengan pihak lainnya dari masyarakat yang terkait merupakan aspek kunci
32
dari manajemen lingkungan. Komunikasi antar elemen dalam perusahaan
(komunikasi internal) maupun dengan pihak-pihak terkait di luar perusahaan
(komunikasi eksternal) sangat diperlukan. Prosedur komunikasi Sistem
Manajemen Lingkungan pada PT Growpure Agro dibagai menjadi dua yaitu
komunikasi terhadap pihak internal dan eksternal. PT Growpure Agro telah
menetapkan prosedur komunikasi dengan pihak internal, yaitu para pekerja,
sedangkan dengan pihak eksternal yaitu pihak-pihak yang terkait dengan PT
Growpure Agro.
33
a. Pertemuan semua karyawan yang dilakukan setiap minimal dua
sekali.
b. Pertemuan staf dalam satu departemen yang dilakukan selama
sebulan sekali.
c. Papan pengumuman dan poster bila ada pengumuman yang akan
disampaikan, dan juga SOP yang tertera disetiap ruangan dan juga
alat yang digunakan.
d. Majalah mengenai kegiatan perusahaan untuk semua karyawan yang
diberikan selama sebulan sekali.
e. Pihak perusahaan untuk menyampaikan pengumuman secara
menyeluruh kepada karyawan.
34
1. Semua pertanyaan, kritik, dan saran dari pihak luar mengenai SML
perusahaan atau kinerja lingkungannya akan diusahakan
dipertimbangkan dan dikaji ulang oleh PT Growpure Agro.
Penerimaan komunikasi tersebut akan dibawahi oleh departemen
umum.
2. Pendokumentasian permasalahan lingkungan dikelola oleh direktur
utama, sedangkan komunikasi dari pihak luar yang tidak tertulis
didokumentasikan lewat rekaman.
3. Komunikasi dengan badan perundang-undangan akan dilakukan oleh
departemen administrasi yang memiliki rekaman dan data-data
kinerja lingkungan perusahaan. Hal ini dilakukan selama enam bulan
sekali.
4. Rekaman dari tanggapan semua komunikasi eksternal dikelola oleh
direktur utama. Hal ini dilakukan selama enam bulan sekali
5.4. Dokumentasi
PT. Growpure Agro menerangkan unsur-unsur inti sistem manajemen dan
interaksinya serta memberikan petunjuk dokumentasi yang terkait, PT
Growpure Agro membuat dan memelihara informasi dalam media cetak atau
elektronik. Tujuan pendokumentasian ini adalah untuk menyediakan
informasi penting bagi para pegawai dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Hal tersebut dilakukan untuk menjalankan salah satu prosedur dalam Sistem
Manajemen Lingkungan.
Proses pendokumentasian dari Sistem Manajemen Lingkungan PT
Growpure Agro meliputi: kebijakan lingkungan, tujuan dan target,
penjabaran ruang lingkup Sistem Manajemen Lingkungan. Dokumen-
dokumen PT Gropure Agro disimpan dalam beberapa bentuk media (kertas,
elektronik, foto-foto, poster) yang informatif serta mudah diakses oleh semua
orang yang memerlukan informasi yang terkandung di dalamnya
35
Pengendalian dokumen ditujukan untuk memudahkan perusahaan
dalam menyusun dan memelihara dokumen dalam rangka menerapkan sistem
manajemen lingkungan. PT Growpure Agro membuat dan memelihara
prosedur pengendalian dokumen ini untuk menjamin bahwa :
1. Memudahkan dalam pengecekan dokumen sebelum disetujui.
2. Dokumen telah disetujui sebelum diterbitkan.
3. Telah dilakukan kajian dan revisi terhadap dokumen secara berkala bila
diperlukan dan disetujui oleh pihak yang diberi wewenang.
4. Identifikasi terhadap perubahan dan status revisi dokumen dilakukan
terlebih dahulu.
5. Dokumen telah sah dan mudah diidentifikasi.
6. Dokumen mutakhir yang relevan tersedia di seluruh lokasi operasi yang
sangat penting agar tercipta sistem manajemen lingkungan yang efektif.
7. Dokumen yang kadaluwarsa segera ditarik dari seluruh penerbitan dan
penggunaan.
8. Setiap dokumen kadaluwarsa disimpan untuk keperluan perundang-
undangan dan atau keperluan pemeliharaan pengetahuan yang
didefinisikan secara tepat.
36
5.7. Prosedur Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Kesiagaan dan tanggap darurat merupakan tanggung jawab setiap
perusahaan. Dalam penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Pada PT Growpure Agro terdapat pertimbangan-pertimbangan dalam
penetapan prosedur kesiagaan dan tanggap darurat yaitu sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di lapangan
b. Mengidentifikasi situasi darurat yang yang mungkin terjadi
c. Mengidentifikasi situasi darurat pada fasilitas yang berdekatan
d. Menentukan metode yang tepat dalam menangani situasi darurat
e. Menentukan tindakan untuk mengurangi kerusakan pada lingkungan
f. Mengadakan pelatihan personil tanggap darurat
g. Membuat jalur evakuasi dan menentukan tempat berkumpul yang aman
h. Perencanaan komunikasi internal dan eksternal
i. Melakukan pengujian secara berkala terhadap prosedur tanggap darurat
j. Mengevaluasi jika setelah terjadi kecelakaan untuk menentukan tindakan
perbaikan dan pencegahan
k. Memberikan informasi mengenai bahan berbahaya dan beracun, serta
dampak setiap bahan tersebut terhadap lingkungan dan tindakan yang
dilakukan setiap ada kecelakaan yang tejadi
l. Mengadakan tindakan koreksi dan pencegahan setelah terjadi kecelakaan
PT Growpure Agro mempunyai persiapan-persiapan dalam menangani
kejadian yang tidak direncanakan. Penetapan prosedur dalam
mengidentifikasi situasi yang mengakibatkan dampak lingkungan serta
tindakan dalam menangani situasi darurat sesuai elemen-elemen dalam SML
ISO 14001.
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam menangani situasi sebagai berikut:
a. Perusahaan wajib memiliki prosedur dalam mengidentifikasi keadaan
darurat, untuk menangani dan mencegah, serta menghilangkan dampak
lingkungan yang akan ditimbulkan
b. Menguji prosedur-prosedur tersebut yang bertujuan untuk mengetahui
kelengkapan dan kebenaran prosedur
37
Kesiagaan terhadap situasi darurat hanya dapat dilakukan dengan cara
pelatihan tanggap darurat secara terus menerus, menguji alat-alat tanggap
darurat secara periodik, simulasi-simulasi tanggap darurat di lapangan, dan
memelihara alat-alat tanggap darurat. Latihan dilakukan secara berkala untuk
memastikan prosedur yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan kebutuhan
terhadap penanggulangan situasi darurat yang mungkin akan terjadi. Pelatihan
mencakup tindakan dalam mencegah pencemaran yang berdampak buruk
pada lingkungan. Pelatihan ini juga akan ditinjau ulang dan diperbaiki secara
berkala serta diuji dengan cara mempraktikkannya. Perbaikan pelatihan
dilakukan setelah situasi darurat yang sesungguhnya terjadi menimpa
perusahaan:
a. Dalam penanggulangan situasi darurat, penanggung jawab situasi darurat
memberikan petunjuk instruksi jenis situasi darurat yang akan diambil
termasuk evakuasi jika diperlukan.
b. Jika situasi darurat terjadi di tempat kerja, karyawan yang mengetahui
kejadian tersebut membunyikan alarm sebagai isyarat agar orang yang
bekerja di lokasi tersebut mengetahui dan menghubungi petugas keadaan
darurat yang sesuai dengan jenis situasi darurat yang terjadi.
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Tanggap Darurat pasca situasi darurat
terjadi sebelum melakukan pemulihan.
d. Melakukan pemulihan pasca situasi darurat terjadi apabila pemulihan
tersebut telah disetujui.
38
3. Dalam rangka mewujudkan komitmen seperti yang terulang dalam
kebijakan lingkungan tersebut, maka perusahaan melakukan identifikasi
aspek lingkungan.
4. Setiap aspek lingkungan dievaluasi untuk menentukan aspek-aspek
lingkungan yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan.
5. Kegiatan identifikasi dan evaluasi dampak lingkungan harus dilakukan
secara rutin minimal sekali dalam setahun.
Tindakan pencegahan untuk mengantisipasi risiko yang ada sebagai berikut:
1. Perusahaan harus menetapkan peluang untuk perbaikan dan
melaksanakan tindakan yang diperlukan
2. Sistem ini bertujuan menetapkan, menerapkan dan memelihara
prosedur untuk menentukan tanggung jawab dan otorisasi dalam
penanganan ketidaksesuaian, mengambil tindakan untuk mengatasi
dampak yang timbul dan memprakarsai dan menyelesaikan tindakan
perbaikan dan pencegahan.
3. Setiap tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan untuk
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian harus memadai dan
sebanding dengan besarnya dampak yang ditimbulkan
39
BAB VI
PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN
6.1.1. Pemantauan
Perusahaan melakukan pemantauan dengan 2 metode pemantauan
yaitu sebagai berikut:
1. Pemantauan Secara Langsung
Pemantauan secara langsung dilakukan oleh manajer atau
pemimpin terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung
pada perusahaan. Pengawasan secara langsung ini dapat berbentuk
inspeksi langsung dan laporan dari tempat.
2. Pemantauan Tidak Langsung
Pemantauan secara tidak langsung merupakan pemantauan yang
dilakukan dari jarak jauh melalui sebuah laporan yang berbentuk
tertulis maupun lisan. Dalam laporan tersebut berisi mengenai
keadaan dan penilaian mengenai kondisi dilapangan selama
kegiatan berlangsung yang nantinya dapat dilakukan evaluasi
supaya pada kegiatan berikutnya tidak terulang kembali.
40
6.1.2. Pengukuran
Pengukuran yang dilakukan oleh perusahaan terletak pada aspek
lingkungan yang berdampak penting selama proses pertanian yaitu
sebagai berikut:
1. Pengukuran kualitas air yang digunakan serta perubahan iklim yang
terjadi dalam proses pertanian.
2. Pengukuran terhadap dosis peptisida yang aman digunakan dalam
pertanian dan tidak mencemari lingkungan.
3. Pengukuran terhadap dampak lingkungan yang akan timbul secara
berkelanjutan dalam proses pertanian.
41
6.3. Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan Tindakan Pencegahan
Pada PT Growpure Agro proses pemantauan dan pengukuran
memberikan hasil yang berkaitan mengenai ketidaksesuaian terhadap sistem
manajemen lingkungan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sistem manajemen
lingkungan. Prosedur penerapan pengelolaan lingkungan perusahaan telah
dibuat sedemikian rupa dengan tujuan untuk meminimalisir kecelakaan kerja
dan pencemaran lingkungan di lapangan. Setiap langkah perbaikan yang
diambil harus sesuai dengan permasalahan dan resiko yang terjadi sehingga
tindakan yang diambil efektif.
6.3.1. Ketidaksesuaian
Apabila terdapat ketidaksesuaian pada saat setelah dilakukan
proses pemantauan dan pengukuran maka perlu dilakukan identifikasi
terkait permasalahan utama dari ketidaksesuaian pelaksanaan sistem
manajemen lingkungan. Pengidentifikasian masalah juga difokuskan
pada usaha pengurangan sumber-sumber pencemar yang berdampak bagi
lingkungan.
42
6.3.3. Tindakan Pencegahan
Pada perusahaan yang terdapat ketidaksesuaian bukan hanya
dilakukan tindakan perbaikan saja, akan tetapi juga perlu dilakukan
tindakan pencegahan. Dalam hal ini PT Growpure Agro melakukan
tindakan pencegahan sebagai berikut:
1. Melakukan pemeriksaan dalam proses produksi tanaman dari
pertanian yang dilakukan oleh seluruh karyawan dan staff dengan
penanggung jawab utama para stakeholder yang dilaporkan dalam
bentuk laporan tertulis secara berkala mengenai prosedur kerja,
hasil produksi dan pengolahan hasil samping produksi.
2. Menjaga dan mengembangkan perusahaan dengan mengikuti
sertifikasi bidang manajemen lingkungan bagi para karyawan dan
staff.
3. Menerapkan SOP yang jelas, tegas dan bertanggung jawab
terhadap seluruh staff dan karyawan.
4. Melakukan tindakan pengendalian terhadap keberlanjutan
lingkungan dengan pembangunan fasilitias pengolahan limbah,
serta tempat penyimpanan limbah B3 maupun non B3, dan
melakukan penghijauan di area sekitar pabrik dan pemberian
fasilitas tempat sampah di dalam area pabrik.
43
1. Dokumen harus disimpan adalah dokumentasi yang menjadi bukti
dari pelaksanaan sistem manajemen lingkungan yang efektif. Bukti
dokumentasi harus ditunjukkan pada pihak registrasi atau auditor
untuk mengonfirmasikan bahwa sistem manajemen lingkungan
perusahaan memenuhi ISO 14001.
2. Menggunakan metode penyimpanan dokumentasi dalam bentuk
kertas ataupun elektronik. Dalam bentuk kertas, ditetapkan
langkah-langkah untuk melindungi dokumentasi ini seperti
menyimpan dokumen yang bersifat rahasia ke dalam lemari api.
Daftar utama dari dokumen yang disimpan memenuhi: nama
dokumen, alasan penyimpanan, tempat penyimpanan, format
penyimpanan (kertas atau elektronik), masa berlaku, dan tanggal
pemusnahan dokumen. Sedangkan untuk dokumen bentuk
elektronik, daftar file yang disimpan, mempertimbangkan format
dokumentasi dan batasan masa berlaku dokumen.
44
2. Rekaman dapat dikelola seperti pengelolaan dokumen, yaitu dapat
disimpan dalam bentuk kertas ataupun elektronik. Dalam bentuk
elektronik, daftar file yang disimpan, mempertimbangkan format
rekaman dan batasan masa berlaku rekaman. Bagi rekaman dalam
bentuk kertas, ditetapkan langkah-langkah untuk melindungi
rekaman misalnya memasukkan rekaman kedalam lemari api.
Daftar utama dari rekaman yang disimpan memenuhi: nama
rekaman, alasan penyimpanan, tempat penyimpanan, format
penyimpanan (kertas atau elektronik), masa berlaku, dan tanggal
pemusnahan rekaman. Keseluruhan rekaman yang dimusnahkan
harus berada di bawah pengawasan dan tanggung jawab seseorang.
45
Pemimpin tim audit memastikan bahwa tim audit telah siap untuk
melaksanakan audit. Tim audit harus meninjau ulang kebijakan
lingkungan yang telah dibuat oleh perusahaan, prosedur-prosedur
operasional, standar pelaksanaan, peraturan perundangan dan laporan
audit sebelumnya.
3. Rencana Audit
Pemimpin audit bertanggung jawab untuk memastikan persiapan
rencana audit secara tertulis. Daftar pelayanan audit internal SML dapat
digunakan sebagai panduan pelaksanaan.
4. Batas Waktu Penginformasian
Unit atau fungsi waktu yang akan diaudit harus diinformasikan dalam
batas waktu yang memungkinkan sebelum dilaksanakannya audit.
5. Pelaksanaan Audit
a. Rapat sebelum audit dilaksanakan, rapat diselenggarakan oleh
personil yang telah ditetapkan untuk meninjau ulang ruang lingkup
rencana dan jadwal audit.
b. Auditor diperbolehkan mengubah ruang lingkup dan rencana audit
apabila kondisi memungkinkan.
c. Tujuan pembuktian adalah untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan kesesuaian perusahaan dengan persyaratan
SML, termasuk prosedur pengoperasian. Semua hasil audit harus
didokumentasikan.
d. Perhatian khusus diberikan pada tindakan perbaikan dan hasil audit
sebelumnya.
e. Rapat setelah audit dilakukan untuk memperlihatkan hasil-hasil
audit, mengklarifikasi kesalahpahaman, dan ringkasan hasil audit.
6. Laporan Hasil Audit
a. Pemimpin tim menyiapkan laporan audit, yang berisi ringkasan
ruang lingkup audit, identifikasi tim audit, menjelaskan sumber-
sumber bukti yang digunakan dan ringkasan hasil audit.
46
b. Hasil tindakan perbaikan yang telah dilakukan dimasukkan ke
dalam database tindakan perbaikan. Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi pengulangan tindakan perbaikan yang tidak efektif.
7. Distribusi Laporan Audit
a. Manajemen Representatif ISO bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan hasil audit, duplikat dari laporan audit
disisahkan oleh Manajemen Representatif ISO.
b. Manajemen Representatif ISO bertanggung jawab untuk
memastikan ketersediaan laporan audit yang akan digunakan dalam
pengkajian ulang manajemen setiap tahun.
8. Audit Tindak Lanjut
a. Manajemen pada area atau fungsi yang diaudit bertanggung jawab
untuk melakukan tindakan lanjutan yang dibutuhkan sesuai dengan
hasil audit.
b. Manajemen Representatif ISO bertanggung jawab untuk
memeriksa penyelesaian dan keefektifan tindakan perbaikan.
9. Penyimpanan Rekaman
Laporan audit disimpan dalam kurun waktu 2 tahun terhitung dari
tanggal audit dilaksanakan. Manajemen Representatif ISO bertanggung
jawab untuk memelihara rekaman ini.
47
BAB VII
TINJAUAN ULANG MANAJEMEN
48
2. Environmental aspects (aspek lingkungan).
3. Legal and Other requirement (persyaratan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya).
4. Objective and targets (tujuan dan sasaran).
5. Environmental management program (program manajemen lingkungan).
6. Structure and responsibility (struktur dan tanggung jawab)
7. Training awareness and competence (pelatihan, kepedulian, dan
kompetensi).
8. Communication (komunikasi).
9. EMS Documentation (dokumentasi SML).
10. Document Controll (pengendalian dokumen).
11. Operational Control (pengendalian operasional).
12. Emergency Preparedness and response (kesiagaan dan tanggap darurat).
13. Monitoring and measurement (pemantauan dan pengukuran).
14. Non conformance and corrective and preventive action (ketidaksesuaian dan
tindakan koreksi dan pencegahan).
15. Record (rekaman).
16. EMS audits (audit SML).
17. Management Review (pengkajian manajemen).
49
bahwa informasi yang diperlukan terkumpul, sehingga memungkinkan
manajemen melakukan evaluasi tersebut. Bagian ini menunjukkan suatu
persyaratan tentang pentingnya pembuatan agenda yang baik sehingga
evaluasi atau pertemuan tersebut didukung oleh informasi yang cukup bagi
pengambilan keputusan yang baik. Agenda dapat mencakup, sebagaimana
disebut di atas, kinerja terhadap kepatuhan peraturan lingkungan, pencapaian
tujuan/sasaran dan bentuk-bentuk pencegahan pencemaran yang telah
dilakukan. Informasi lain dalam agenda termasuk juga antara lain: hasil audit
internal, laporan ketidaksesuaian, komunikasi dengan pihak eksternal
khususnya terhadap keluhan-keluhan lingkungan dan masalah-masalah dari
tinjauan manajemen sebelumnya.
Tinjauan manajemen ini harus didokumentasikan, dokumen-dokumen
yang terkait dengan hasil tinjauan manajemen adalah undangan pertemuan,
daftar hadir peserta, dan risalah rapat. Tinjauan manajemen harus membahas
keperluan yang mungkin untuk mengubah kebijakan, tujuan dan elemen-
elemen lain sistem manajemen lingkungan, berdasarkan hasil-hasil audit
sistem manajemen lingkungan, perubahan keadaan dan komitmen terhadap
peningkatan berkelanjutan.
50
Tindakan perbaikan dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian, sedangkan tindakan perbaikan dilakukan untuk mencegah
terulangnya ketidaksesuaian. Tindakan pencegahan yang dilakukan meliputi
pengkajian ulang prosedur operasional, analisis data, analisis kecenderungan
dan analisis risiko serta hasil uji banding. Dengan demikian dapat diketahui
ketidaksesuaian yang akan terjadi, sehingga dapat dilakukan rencana tindakan
pencegahan pada bagian yang memiliki kecenderungan terjadinya
ketidaksesuaian. Berdasarkan temuan ketidaksesuaian dari hasil audit, maka
perlu dilakukan tindakan perbaikan guna memulihkan kesesuaian. Tindakan
perbaikan dilakukan tidak hanya efektif untuk mengatasi masalah, tetapi juga
untuk menyelaraskan sistem manajemen secara keseluruhan dan tidak
menciptakan masalah baru.
Pembuatan agenda yang baik merupakan persyaratan yang penting
karena evaluasi yang dilakukan dengan adanya informasi berdasarkan hasil
audit menjadi lebih terjamin dalam pengambilan keputusan yang baik.
Agenda tersebut dapat mencakup mengenai evaluasi ketaatan peraturan dan
perundangan tentang lingkungan yang berlaku, penerapan tindakan perbaikan
dan pencegahan pencemaran, dan pelaksanaan peningkatan berkelanjutan
mengenai pencapaian tujuan sasaran yang ditanggapi oleh manajemen puncak
yang dimuat dalam agenda antara lain hasil audit internal, laporan
ketidaksesuaian, komunikasi dengan pihak eksternal khususnya terhadap
keluhan-keluhan lingkungan dan masalah dari Tinjauan Manajemen
sebelumnya. Penerapan standar ISO 14001:2015 pada PT. Growpure Agro
tidak ada pengaduan dan tidak ada sanksi berupa denda akibat ketidakpatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan mengenai lingkungan.
51
pencapaian kinerja lingkungan sistem manajemen sehingga mendapatkan
indormasi yang akurat.
PT. Growpure Agro menjadikan persyaratan lingkungan dari pihak
eksternal sebagai dasar dalam penetapan ulang kebijakan lingkungan,
orientasi Sistem Manajemen Lingkungan dan sejauh mana upaya peningkatan
yang dapat dilakukan PT. Growpure Agro. Apabila ditemukan permasalahan,
maka diperlukan usaha penekanan untuk perbaikan dan pencegahan pada
tahun yang berjalan, sehingga tinjauan manajemen memberikan suatu
pertimbangan secara mendalam terhadap permasalahan yang sejalan dengan
kebijakan lingkungan yang diterapkan dan menentukan sasaran lingkungan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam periode
berikutnya.
PT. Growpure Agro perlu mengupayakan minimisasi penggunaan
bahan kimia dalam proses pertanian guna menurunkan pencemaran
lingkungan. Upaya tersebut dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan
pemanfaatan kompos dari sampah pertanian yang dihasilkan sebagai pupuk
organik. Perkembangan teknologi yang mengakibatkan banyak digunakan
mesin-mesin yang dapat menunjang kegiatan pertanian perlu diperhatikan.
Mengingat emisi gas buangan yang dihasilkan dapat mengakibatkan
pencemaran udara. Penggunaan teknologi penunjang harus diimbangi dengan
penggunaan bahan bakar yang aman bagi lingkungan, atau paling tidak dapat
dilakukan perbaikan dan pemantauan kondisi mesin untuk dapat dilakukan
servis secara berkala.
52
LAMPIRAN
53
Lampiran 2. Dokumentasi Produksi PT. Growpure Agro
54
Lampiran 3. SOP Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia PT. Growpure
Agro Berdasarkan Pemerintah Daerah
55
Lampiran 4. Sertifikat PT. Growpure Agro
56